askep cholitis ulseratif dan peritonitis

38
ASKEP KMB ASKEP KMB ‘PADA KLIEN DENGAN ‘PADA KLIEN DENGAN COLITIS ULSERATIF dan COLITIS ULSERATIF dan PERITONITIS’ PERITONITIS’ 1. IKHA HARIYATI 2. RUT APRILIA KARTINI 3. SYAHRIL MUSTHOFA

Upload: kampus-sakinah

Post on 30-Jun-2015

3.439 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

ASKEP KMB ASKEP KMB ‘PADA KLIEN DENGAN COLITIS ‘PADA KLIEN DENGAN COLITIS ULSERATIF dan PERITONITIS’ULSERATIF dan PERITONITIS’

1. IKHA HARIYATI2. RUT APRILIA KARTINI3. SYAHRIL MUSTHOFA

Page 2: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFINISI Kolitis ulseratif adalah penyakit yang menyebabkan peradangan dan luka, di lapisan rektum dan usus besar, kemudian perdarahan dan menghasilkan nanah dan peradangan pada usus besar.

Page 3: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

ETIOLOGI

Beberapa fakor yang dicurigai menjadi penyebab terjadinya colitis ulseratif diantaranya adalah : hipersensitifitas terhadap factor lingkungan dan makanan, interaksi imun tubuh dan bakteri yang tidak berhasil (awal dari terbentuknya ulkus), dan stress pada peningkatan asam lambung.

Page 4: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

FAKTOR PENCETUS TERJADINYA COLITIS ULCERATIVE

1. Faktor-faktor genetik

Agregasi dari kolitis ulserativa dalam keluarga.

Penanda genetik dan keterkaitan

Page 5: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

2. Faktor-faktor lingkungan

Banyak hipotesis telah dibesarkan contributants lingkungan ke patogenesis ulseratif kolitis yang meliputi:

a) Diet: Sebagai usus besar terkena banyak zat-zat makanan yang dapat mendorong peradangan, faktor-faktor diet yang telah dihipotesiskan untuk memainkan peran dalam patogenesis dari kedua ulcerative colitis dan penyakit Crohn. Ada beberapa studi untuk menyelidiki seperti asosiasi, tetapi satu studi menunjukkan tidak ada asosiasi olahan gula pada prevalensi kolitis ulserativa.

Page 6: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

b) Diet: Sebuah beragi diet rendah serat makanan dapat mempengaruhi insiden kolitis ulserativa.

c) Menyusui: Ada laporan yang saling bertentangan perlindungan menyusui dalam perkembangan penyakit inflamasi usus

Page 7: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

MANIFESTASI KLINIKKebanyakan gejala Colitis ulserativa pada awalnya adalah berupa

buang air besar yang lebih sering. Gejala yang paling umum dari kolitis ulseratif adalah sakit perut dan diare berdarah. Pasien juga dapat mengalami:• Anemia• Fatigue/ Kelelahan• Berat badan menurun• Hilangnya nafsu makan• Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi• Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)• Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.• Perdarahan rektum (anus).• Rasa tidak enak di bagian perut.• Mendadak perut terasa mulas.• Kram perut.• Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum• Anoreksia• Dorongan untuk defekasi• Hipokalsemia

Page 8: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

ASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIAN1. Anamnesaa) Identitas PasienMeliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, alamat, dll.

b) Identitas Penanggung JawabMeliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, alamat, dll.

c) Riwayat Penyakit SekarangDO : Fatigue (+), anoreksia(+), weakness (+)DS : Klien mengatakan sudah diare selama 2 minggu, 5 hari terakhir terdapat darah dan lendir pada feses, perut terasa nyeri di kuadran kiri bawah.

Page 9: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

d) Riwayat Penyakit Dahulu;Klien mengatakan pernah mengalami penyakit seperti ini setengah tahun yang lalu.

2. Pemeriksaan Fisik• Inspeksi• Auskultasi• Palpasi• Perkusi

Page 10: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

3. Diagnosa Keperawatan

a) Diare berhubungan dengan proses inflamasi, iritasi atau malabsopsi .

b) Nyeri abdomen di quadran kiri bawah berhubungan dengan iritasi pada colon.

c) Feses berlendir dan bercampur darah berhubungan dengan terjadinya infeksi dan iritasi pada kolon

d) Kurangnya nafsu makan berhubungan dengan rasa mual.e) Nyeri abdomen, berhubungan dengan peningkatan

peristatik dan inflamasi.f) Kurang volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

anoreksia, mual, dan diare.g) Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan pembatasan diet dan mual.

Page 11: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

4. Implementasi

Tujuan utama mencakup mendapatkan eliminasi usus normal, hilangnya nyeri abdomen, dan keram, mencegah kekurangan volume cairan, mempertahankan nutrisi dan berat badan optimal, menghindari keletihan, penurunan anxietas, mencegah kerusakan kulit, mendapatkan pengetahuan dan pembahasan tentang proses penyakit dan program terapeutik dan tidak adanya komplikasi.

Page 12: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

5. Intervensi§ Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau metebolisme usus, dan adanya toksin.Intervensi:1. Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus.Rasional: membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya episode.2. Buang feses dengan cepat, berikan pengharum ruangan.Rasional: menurunkan bau tak sedap untuk menghindari rasa malu pasien.3. Identifikasi makanan dan cairan yang mencetus diare, mis sayuran segar dan buah, sereal, bumbu, minuman karbonat, produk susu.Rasional: menghindari iritan meningkatkan istrahat usus.4. Observasi demam, takikardia, letargi, leukositosis, penurunan protein serum, ansietas, dan kelesuan.Rasional: tanda bahwa toksik megakolon atau perforasi dan peritonitis akan terjadi/ telah terjadi memerlukan intervensi medik segera.

Page 13: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

§ Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemasukan terbatas (mual).Intervensi:1. Awasi masukan dan pengeluaran, karakter dan jumlah feses; perkiraan kehilangan yang terlihat, misalanya berkeringat, ukur berat jenis urine, observasi oliguria.Rasional: memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal, kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan.2. Observasi TTV(TD, nadi, suhu)Rasional: hipotensi, takikardia, demam dapat menunjukkan respon terhadap dan atau efek kehilangan cairan.3. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan tugor kulit, pengisian kapiler lambatRasional: menunjukan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi.4. Ukur BB tiap hariRasional: indikator cairan dan status nutrisi5. Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk melihat adanya darah samar.Rasional: diet tak adekuat dan penurunan obsorpsi dapat menimbulkan defisiensi vitamin K dan merusak koagulasi, potensial resiko perdarahan.

Page 14: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

§ Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ganguan absorbsi nutrien.Intervensi:1. Timbang berat badan tiap hari.Rasional: memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan terapi.2. Dorong tirang baring dan/atau pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.Rasional: menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.3. Anjurkan istrahat sebelum makan.Rasional: menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.4. Berikan kebersihan oral.Rasional: mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan.

Page 15: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

§ Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis, dan ancaman terhadap perubahan status kesehatan.Intervensi:1. Dorong menyatakan perasaan. Berikan umpan balikRasional: membuat hubungan terapeutik. Membantu pasien/ orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stres2. Akui bahwa ansietas dan masalah mirip dengan yang diekspresikan orang lain. Tingkatkan perhatian mendengar pasien.Rasional: validasi bahwa perasaan normal dapat membantu menurunkan stres/isolasi dan menyakini bahwa “ saya satu-satunya.3. Berikan lingkungan tenang dan istrahat.Rasional: memindahkan pasien dari stres luar meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan ansietas.

Page 16: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

§ Nyeri berhubungan dengan diare lama, dan iritasi kulit/jaringan.Intervensi:1. Dorong pasien untuk melaporkan nyeri.Rasional: mencoba untuk mentoleransi nyeri, daripada meminta analgesik.2. Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau menghindarkan nyeri.Rasional: dapat menunjukkan dengan tepat pencetus atau faktor pemberat (seperti kejadian stres, tidak toleran terhadap makanan) atau mengidentifikasi terjadinya komplikasi3. Berikan tindakan nyaman (misal : pijatan punggung, ubah posisi) dan aktivitas senggangRasional: meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian, dan meningkatkan kemampuan koping.

Page 17: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

EvaluasiPada diagnosis kolitis ulserative kronis, pemeriksaan feses yang cermat dilakukan untuk membedakannya dengan disentri yang di sebabkan oleh organisme usus umum, khususnya entamoeba histolityca. Feses positif terhadap darah. Tes laboratorium akan menunjukkan hematokrik dan hemoglobin yang rendah, peningkatan hitung darah lengkap, albumin rendah, dan ketidakseimbangna elektrorit.

Sigmoidoskopi dan enemabarium dapat membedakan kondisi ini dari penyakit kolon yang lain dengan gejala yang serupa. Enema barium akan menunjukkan iregularitas mukosal, pemendekkan kolon, dan dilatasi lengkung usus.

Page 18: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PERITONITIS PERITONITIS

Page 19: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Definisi Peritonitis Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut ( peritoneum ). Selain itu Peritonitis merupakan peradangan membrane serosa rongga abdomen dan organ-organ yang terkandung di dalamnya.Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam.

Page 20: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Penyebab PeritonitisPenyebab utama peritonitis adalah spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hati yang kronik. Peritonitis bisa terjadi karena proses infeksi atau proses steril dalam abdomen melalui perforasi dinding perut, misalnya pada rupture apendiks atau divertikulum colon. Penyakit ini juga terjadi karena adanya iritasi bahan kimia, misalnya asam lambung dari perforasi ulkus gastrikum atau kandung empedu dari kantong yang pecah atau hepar yang mengalami laserasi. Pada wanita, peritonitis juga terjadi terutama karena terdapat infeksi tuba falopi atau rupture kista ovarium. Penyebab lain dari peritonitis adalah penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi. Yang sering menyebabkan peritonitis adalah perforasi lambung, usus, kandung empedu atau usus buntu.

Page 21: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Tanda dan Gejala Peritonitis Tanda dan gejala peritonitis tergantung pada jenis dan

penyebaran infeksinya. Infeksi dapat meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan (perlengketan, adhesi) yang akhirnya bisa menyumbat usus. Gejalanya bisa berupa: muntah darah, mengeluarkan tinja yang kehitaman, mengeluarkan darah dari rectum. Tinja yang kehitaman biasanya merupakan akibat dari perdarahan di saluran pencernaan bagian atas, misalnya lambung atau usus dua belas jari. Warna hitam terjadi karena darah tercemar oleh asam lambung dan oleh pencernaan kuman selama beberapa jam sebelum keluar dari tubuh. Penderita dengan perdarahan jangka panjang, bisa menunjukkan gejala-gejala anemia, seperti mudah lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing.

Page 22: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Terapi Peritonitis Prinsip umum terapi adalah pengganti cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravena, pemberian antibiotika yang sesuai, dekompresi saluran cerna dengan penghisapan nasogastrik dan intestinal, pembuangan focus septic (apendiks, dsb) atau penyebab radang lainnya, bila mungkin mengalirkan nanah keluar dan tindakan-tindakan menghilangkan nyeri. Laparatomi Laparatomi merupakan operasi yang dilakukan untuk membuka abdomem (bagian perut). Laparatomi dilakukan untuk memeriksa beberapa organ di abdomen sebelah bawah dan pelvis (rongga panggul). Operasi ini juga dilakukan sebelum melakukan operasi pembedahan mikro pada tuba falopi. Pembukaan rongga perut lewat irisan dibagian depan perut untuk visualisasi isi rongga perut, puntiran usus, kebocoran usus, maupun untuk memperbaiki keadaan-keadaan tertentu di rongga perut.

Page 23: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

A. ASUHAN KEPERAWATAN PERITONITIS

1. Pemeriksaan Fisika. Tanda-Tanda VitalSuhu : hipertermi ( >37,5 ºC)Nadi : takikardi ( >100x/menit)Tekanan Darah : hipotensi ( < 109/69 mmHg)Pernafasan : takipneu ( > 24x/menit)

Page 24: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

b. Keadaan Umum Keadaan umum baik. Kesadaran komposmentis. Penampilan pasien sesuai dengan umurnya. Bentuk badan sedang, bicara jelas, namun terkadang disertai dengan merintih. Pasien berbaring dan bergerak terbatas. Penampilan pasien terlihat kumuh dan kotor. Pasien terlihat pucat dan berkeringat.

Page 25: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

c. Kulit, Kuku, Rambut Warna kulit normal. Tidak terdapat lesi. Warna kuku kemerahan. Jumlah rambut banyak dan merata. Suhu tubuh teraba hangat, membrane mukosa kering, turgor kulit jelek.

Page 26: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

d. Kepala Muka simetris, tidak ada kelainan bentuk pada tengkorak.rambut kuat, berwarna hitam, dan distribusinya merata. Kulit kepala kotor dan terdapat ketombe. Tidak ada nyeri tekan maupun massa pada kepala.

e. Mata Reflek pupil (+), konjungtiva berwarna merah muda, sclera berwarna kemerahan, iris berwarna coklat.

Page 27: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

f. Telinga Daun telinga sewarna dengan bagian tubuh lain. Terdapat serumen pada liang telinga, telinga kotor. Catilago pada daun telinga bersifat elastis, tidak terdapat nyeri tekan pada prosesus mastoideus. Pendengaran normal/tidak tuli.

g. Hidung Hidung simetris, tidak terdapat secret, perdarahan, maupun sumbatan. Hidung sewarna dengan bagian tubuh lain.Tidak terdapat massa, nyeri tekan, maupun krepitasi.

h. Mulut Bibir tidak sianosis. Terdapat plaque dan caries pada gigi. Membrane mukosa kering dan lidah bengkak. Mulut kotor dan berbau.

Page 28: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

i. Leher Leher simetris dan sewarna dengan bagian tubuh lain. Tidak ada pembengkakan, gerakan bebas. Tidak terdapat massa dan nyeri tekan.

j. Dada Terdapat peninggian diafragma, dada sewarna dengan bagian tubuh lain. Tidak ada massa maupun nyeri tekan. Payudara simetris, bentuk normal, dan sewarna dengan bagian tubuh lain. Tidak terdapat lesi maupun keluaran.

k. Abdomen Bentuk abdomen normal dan simetris, sewarna dengan bagian tubuh lainnya. Terdapat luka bekas operasi laparatomi. Abdomen teraba agak kaku (distensi abdomen). Pada perkusi terdengar bunyi timpani/hiperesonan. Terdapat nyeri tekan pada abdomen. Terjadi penurunan peristaltic usus.

Page 29: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

l. Anus dan RektumTidak terdapat nyeri tekan, massa, maupun hemoroid.

2. Pemeriksaan Penunjanga.Pemeriksaan protein/albumin

Protein/albumin menurun karena perpindahan cairan.

b. Pemeriksaan amylase Amilase mengalami peningkatan.c. Pemeriksaan elektrolit

Hipokalemia.

Page 30: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

d. Kultur Organisme penyebab peritonitis teridentifikasi dari darah, eksudat/secret, dan cairan asites.

e. Pemeriksaan foto abdominalDistensi usus.

f. Foto dadaPeninggian diafragma.

Page 31: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

DIAGNOSA

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi : rangsangan peritoneum oleh asam lambung empedu dan enzim pacreas 2.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan dalam mekanisme pengaturan 3.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampuan memasukkan makanan karena factor biologi 4.Gangguan pola tidur berhubungan dengan hal yang mengakibatkan terjaga : nyeri 5.Kurang perawatan diri mandi / higyen berhubungan dengan nyeri dan kelemahan 6.Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif : tindakan laparatomi

Page 32: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Diagnosa No.1 :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam. Diharapkan nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil :

Intervensi Rasional

Lakukan pengkjian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi

Perubahan dalam lokasi/intensitas tidak umum tetapi dapat menunjukkkan terjadinya komplikasi

Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

Agar dapat melakukan tindakan pencegahan nyeri

Ajarkan tentang tehnik non farmakologi ( relaksasi dan distraksi)

Meningkatkan oksigenasi ke otak dan mengalihkan perhatian klien

Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian dan dosis optimal

Mengurangi nyeri yang dirasakan

Evaluasi aktifitas analgetik tanda dan gejala (efek samping)

Memantau apakah pemberian analgetik perlu diteruskan

Page 33: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Diagnosa No.2:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam. Diharapkan kebutuhan akan cairan dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :

Intervensi Rasional

Monitor tanda-tanda vital Tanda yang membantu mengidentifikasi fluktasi volume intravascular

Monitor status dehidrasi Menunjukkan status hidrasi dan perubahan pada fungsi ginjal, yang mewaspadakan terjadinya gagal ginjal.

Monitor intake dan output Mempertahankan volume sirkulasi dan keseimbangan elektrolit

Monitor hasil laboratorium berhubungan dengan retensi cairan (peningkatan BUN, penurunan hematokrit)

Memberikan informasi berbagai gangguan dengan konsekuensi tertentu pada fungsi sistemik sebagai akibat dari perpindahan cairan

Page 34: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Diagnosa No.3 :Setelah dilkukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam, diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :

Intervensi Rasional

Ajarkan dan tanamkan konsep nutrisi sehat kepada pasien.

Mempengaruhi pasien untuk meningkatkan nafsu makan.

Catat intake dan output cairan. Memastikan keseimbangan intake dan output.

Catat intake kalori dalam makanan sehari-hari. Memastikan pasien mendapat cukup kalori untuk menunjang aktivitas.

Berikan pilihan makanan. Meningkatkan nafsu makan dengan memberikan makanan yang disukai.

Berikan makanan berprotein tinggi, kalori tinggi, bergizi, dan minum.

Menjaga asupan nutrisi untuk sumber energi.

Berikan perawatan mulut sebelum makan. Menghilangkan ketidaknyamanan pada mulut.

Page 35: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Diagnosa No.4 :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam, pola tidur lebih baik dari sebelumnya dengan criteria hasil :

Intervensi Rasional

Pantau pola tidur dan lamanya tidur pasien. Mengetahui pola tidur dan lamanya tidur pasien.

Ciptakan lingkungan untuk mendukung tidur pasien.

Menciptakan kenyamanan.

Berikan pijatan nyaman. Memberikan kenyamanan.

Anjurkan peningkatan lamanya tidur. Agar kebutuhan tidur terpenuhi.

Berikan obat tidur. Memudahkan pasien untuk tidur.

Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai kenyamanan, teknik peningkatan tidur, dan perubahan gaya hidup yang dapat mengoptimalkan tidur.

Memberikan tindakan yang tepat dalam hal peningkatan tidur.

Page 36: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Diagnosa No.5 :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, penampilan lebih baik dan bersih dari sebelumnya dengan criteria :

Intervensi Rasional

Bantu mandi di tempat tidur. Mempertahankan kebersihan diri pasien.

Mandikan dengan air dengan suhu yang nyaman.

Meningkatkan kenyamanan pada pasien.

Pantau kondisi kulit ketika mandi Memantau apakah ada infeksi/luka pada kulit.

Pantau kemampuan fungsi tubuh ketika mandi.

Untuk menunjang aktivitas pasien

Bantu pasien sampai benar-benar mampu melakukan perawatan diri.

Mempertahankan kebersihan diri pasien.

Page 37: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

Diagnosa No.6 :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam, diharapkan klien tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil :

Intervensi Rasional

Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor, dan adanya fungsiolaisa.

Agar dapat melakukan tindakan yang tepat sesuai kondisi klien

Kaji warna kulit, kelembaban tekstur, turgor, cuci kulit dengan hati-hati, gunakan hidrasi dan pelembab seluruh muka

Untuk menentukan rencana keperawatan selanjutnya

Gunakan setandar precaution dan gunakan srung tangan selama kontak dengan darah, membrane mukosa yang tidak utuh

Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial

Ajari pasien dan keluarga tentang tanda-tanda gejala infeksi dan kalau terjadi untuk melapor kepada perawat

Agar keluarga mengetahui factor penyebab infeksi

Berikan terapi antibiotic sesuai instruksi Untuk mencegah infeksI

Page 38: Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis

THANK YOUTHANK YOU