askep bbl.doc
DESCRIPTION
asdfTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
Pengertian
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya
dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2.500-4.000
gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas
pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (prawiroharjo, S, 2002).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada
bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri
kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.
B. Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
5
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta. Setelah bayi lahir
pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan
pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir,
penurunan tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah
menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi
surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya pernapasan
diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x /
menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam
tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus
dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa
pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan demikian paru-paru
akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian
duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi
karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air
ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh
saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat
yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan
dalam 24 jam pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat arang, dan
glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai,
vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum matang).
Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah
dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT
(Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase)
yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energi
berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama
sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120
mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan
NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang
memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui
konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin.
Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin
tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi
jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-
kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang
menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai
berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar
daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum
sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan
antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah
ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin
tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada
kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna.
Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7
bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan baru banyak
ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai
dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua
setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum
tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif
dari kolostrum dan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua struktur kulit ada pada saat
lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik
keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi
berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari nilai normal orang
dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit
sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin
menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Kepala bayi
cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.
Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat.
Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga
tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak
kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan
sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
C. Penatalaksanaan Medis
1. Tes Diagnostik
a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3,
hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis
berlebihan).
c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal).
d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl
pada 3-5 hari.
e. Golongan darah RH.
(Marllyn. E, Doenges, 2001).
2. Terapi
a. Non Farmakologi
1) Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima setelah dilahirkan)
2) Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
3) Penimbangan BB setiap hari
4) Jadwal menyusui
5) Higiene dan perawatan tali pusat
b. Farmakologi
1) Suction dan oksigen
2) Vitamin K
3) Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral atau neosporin).
4) Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa dipakai untuk
menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis.
(Bobak, M Irene, 2005)
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat tidur ; meringis
atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi dalam
kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score.
Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur)
sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh
tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-
rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah
sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu tubuh dapat
dilakukan pada aksila atau pada rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan,
terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak
berwarna putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali
pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan
jenis kelamin.
f. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat harus kering, tidak
ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
g. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan terjadi refleks
lengan dan tangan terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan memberi reaksi
seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau diangkat akan
bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi yang
disentuh itu mencari puting susu.
5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi akan membuat
gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus waspada jangan
sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000
gram.
i. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam kehijauan dan
lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
j. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan panjang badan dengan
menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika
32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11
cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
k. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen dapat terlihat,
rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis
turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap
tidak adekuat.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar
rahim, keterbatasan jumlah lemak.
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali
pusat masih basah.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap
tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10 menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian makanan (tersedak, menolak
makanan, produksi mukosa meningkat).
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar
rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan: perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria:
1) Suhu tubuh normal 36-370 C.
2) Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.
Rencana tindakan:
1) Pertahankan suhu lingkungan.
2) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
3) Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk menjaga air bayi tidak
kedinginan.
4) Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan distress pernapasan( tremor, pucat, kulit dingin).
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali
pusat masih basah.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR: 40-60x/menit
3) Tali pusat mengering
Rencana tindakan :
1) Pertahankan teknik septic dan aseptic.
2) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari.
3) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
4) Infeksi kulit setiap hati terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit.
5) Ukur TTV setiap 4 jam.
6) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.
Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan output kurang dari 1-
3ml/kg/jam.
2) Membran mukosa normal.
3) Ubun-ubun tidak cekung.
4) Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :
1) Pertahankan intake sesuai jadwal
2) Berikan minum sesuai jadwal
3) Monitor intake dan output
4) Berikan infuse sesuai program
5) Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata
6) Monitor temperatur setiap 2 jam
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.
Tujuan : orang tua mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi
Kriteria hasil:
1) Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi.
2) Oaring tua berpartisipasi dalam perawatan bayi.
Rencana tindakan:
1) Ajarkan orang tua untuk diskusi dengan diskusi fisiologi, alasan perawatan dan pengobatan.
2) Diskusikan perilaku bayi baru lahir setelah periode pertama.
3) Lakukan pemeriksaaan bayi baru lahir saat orang tua ada.
4) Berikan informasi tentang kemampuan interaksi bayi baru lahir.
5) Libatkan dan ajarkan orang tua dalam perawatan bayi.
6) Jelaskan komplikasi dengan mengenai tanda-tanda hiperbilirubin
askep BBL
2.1 Pengertian
- Bayi baru lahir adalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan
lahir 2500 gr sampai dengan 4.000 gram.
- Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir
normal atau dengan bantuan dengan alat tertentu.
- Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine kehidupan ekstra uterine.
(Nelson, 1999 : 535)
2.2 Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah :
2.2.1 Berat badan 2500 – 4000 gram.
2.2.2 Panjang badan lahir 48 – 52 gram.
2.2.3 Lingkar dada 30 – 38 cm.
2.2.4 Lingkar kepala 33 – 35 cm.
2.2.5 Bunyi jantung pada menit-menit pertama kecepatan kira-kira 80 x/mnt kemudian menurun
sampai ± 120 – 140 x/mnt.
2.2.6 Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/mnt kemudian menurun
setelah tenang ± 40 x/mnt.
2.2.7 Kulit kemerahan dan licin karena jaringan sub cutan cukup terbentuk dan diliputi
vernicaseosa.
2.2.8 Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepada telah sempurna.
2.2.9 Kuku telah agak panjang dan lemah.
2.2.10 Genetalia, labia mayora sudah menutup labia minora (pada perempuan) testis sudah turun
(pada laki-laki).
2.2.11 Refleks isap dan menelan terbentuk dengan baik.
4
2.2.12 Refleks moro sudah baik, bayi bila dikagetkan memperlihatkan gerak seperti memeluk.
2.2.13 Gerakan reflek sudah baik apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi
akan menggenggam atau adanya gerak reflek.
2.2.14 Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama mekonium
berwarna coklat kehitaman.
2.3 Pada neonatus terjadi perubahan-perubahan antara lain :
2.2.6 Sistem pernafasan
Perkembangan system pulmoner pada usia kehamilan 34 – 36 minggu paru-paru sudah
maturasi struktur. Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui placema,
setelah bayi lahir pertularan gas terjadi di paru-paru (setelah tali pusat dipotong). Ransangan untuk
menggerakan pernafasan pertama adanya :
1. Tekanan mekanis pada thorax melalui jalan lahir.
2. Pertukaran O2 dan kenaikan CO2 merangsang komoreseptor pada sinus karoti.
3. Rangsangan dinding di daerah muka.
4. Usahakan bayi pertama kali untuk mempertahankan alvoli selain adanya surfaktan adalah
menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan menjerit sehingga O2 bertahan di dalam.
2.2.7 Jantung dan sirkulasi darah
Di dalam rahim darah kaya O2 dan nutrisi berasal dari placenta masuk kedalam tubuh janin,
melalui vena umbikali. Sebagian besar ke vena cara inferior melalui ductus arrantii. Darah yang
sel-sel miskin O2 serta penuh dengan pembakaran akan dialirkan ke placenta melalui arteri
umbilikalis, demikian seterusnya. Paru-paru janin ketika dilahirkan segera menghisap udara dan
menangis kuat, tekanan paru kecil dan darah mengalir ke paru-paru maka ductus botali berfungsi
lagi dan foramen ovale tertutup.
2.2.8 Saluran pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, cukup terbentuk dan janin tidak dapat menelan air ketuban dalam jumlah
yang cukup banyak. Absorbsi air terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan. Janin minum
air ketuban dibuktikan dengan adanya mekonium, frekwensi pengeluaran tinja pada neonatus erat
hubungannya dengan frekwensi pemberian minuman/ makan.
2.2.9 Hepar
Hepar pada janin kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme HA dan Glicogen
mulai tersimpan dalam hepar. Setelah bayi lahir simpanan glycogen tetap terpakai. Vitamin A dan
D tersimpan dalam hepar janin dalam kandungan dan setelah lahir masih dalam keadaan imatur.
2.2.10 Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya luas permukaan tubuh neonatus lebih besar dari pada
orang dewasa, sehingga metabolisme perkembangan BB-nya lebih besar. Pada jam-jam pertama
energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua berasal dari pembakaran
lemak.
2.2.11 Produksi panas
Pada neonatus akan mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama cara NSC
yaitu cara pembakaran cadangan lemak yang memberikan lebih banyak energi pada lemak biasa.
Tidak semua neonatus memiliki ketahanan suhu tubuh yang sama, karena dipengaruhi oleh suhu
bayi, umur kehamilan dalam BB bayi.
2.2.12 Kelenjar endokrin
Pada neonatus kadang-kadang hormone didapatkan dari ibu yang masih berfungsi pengaruhnya,
masih dapat dilihat misalnya :
1. Pembesaran kelenjar ASI pada bayi laki-laki atau perempuan, kadang-kadang pengeluaran
darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh neonatus mengandung air dan kadar natrium lebih besar dari pada kalium. Bayi berumur 3
hari ginjalnya belum dipengaruhi air minum, setelah 5 hari barulah ginjal memproses air
yang didapatkan setelah lahir.
Susunan syaraf
Pada tribulan terakhir hubungan syaraf dan fungsi otot-otot menjadilebih sempurna, sehingga
janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan.
Imunoglobulin
Pada neonatus hanya terjadi immunoglobulin G pada janin berasal dari ibunya melalui placenta.
2.3 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus, maka bayi menerima rangsangan yang bersifat
kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akanmengalami perubahan
metabolic, pernafasan, sirkulasi dan lain-lain.
2.3.6 Gangguan metabolisme karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/ 100 ml akanmenurun menjadi 50 mg/ 100 ml
dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam
pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak, sehingga kadar gula dapat
mencapai 120 mg/ 100 ml. Bila oleh karena sesuatu hal perubahan glucose menjadi glycogen
meningkat atau adanya gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi dapat memenuhi hipogikemla, misalnya
terdapat pada bayi BBLR, bayi dari ibu menderita Diabetus Militus dan lain-lain.
2.3.7 Gangguan umum
Sesaat sesudah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari pada dalam
kandungan dan dalam keadaan basah. Bila dibiarkan saja dalam suhu kamar 25ºC maka bayi
akankehilangan panas melalui evaporasi, konversi, radiasi sebanyak 200 kalori/ kg BB/ menit.
Sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya 1/10 dari pada yang tersebut diatas,
dalam waktu yang bersamaa. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu badan sebanyak 2ºC
dalam wkatu 15 menit. Kejadian ini sangat berbahaya untuk neonatus terutama bayi berat lahir
rendah, dan bayi asfiksia oleh karena mereka tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu
tersebut dengan vasokontriksi, insulasi dan produksi panas yang dibuat sendiri. Akibatnya suhu
tubuh yang rendah metabolisme jaringan akan meninggi dan asidosis metabolic yang ada (terdapat
pada semua neonatus) akan bertambah berat sehingga kebutuhan O2 pun meningkat. Hipotermia
ini juga menyebabkan hipoglikemia. Kehilangan panas dapat dikurangi denganmengatur suhu
lingkungan (mengeringkan, membungkus badan dan kepala dan kemudian letakkan di tempat
yang hangat seperti pangkuan ibu, tempat tidur dengan botol-botol hangat sekitar bayi atau dalam
incubator dan dapat pula dibawa sorotan lampu).
2.3.8 Perubahan sistem pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan
ini timbul sebagai akibat aktifitas normal susunan syaraf dan perifer yang dibantu oleh beberapa
rangsangan lainnya, seperti kemoreseptor carotid yang sangat peka terhadap kekurangan O2 :
rangsang hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu di dalam uterus dan diluar uterus.
Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan
tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya.
Tekanan rongga pada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan
bahwa paru-paru yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 sampai 100 ml
cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini.
Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara. Paru-paru berkembang, sehingga
rongga dada kembali pada bentuk semula.
2.3.9 Perubahan sistem sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan O2 di dalam alveoli meningkat. Sebaliknya tekanan
karbohidrat turun. Hal-hal tersebut mengakibatkan turunnya retensi pembuluh darah paru,
sehingga aliran darah kea lat tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah pada ateri pilmonalis
mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus menutup. Dengan menciutnya ateri dan vena
umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali pusat, aliran darah dari placenta melalui vena kava
interior dan varomen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi yang
hidup diluarbadan ibu.
2.3.10 Perubahan lain
Perubahan lainnya yang terjadi pada bayi baru lahir selain perubahan diatas yaitu, mulai
berfungsinya alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lainnya.
(Sarwono, 1999; 253 – 255)
2.4 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal
Pengkajian data dilakukan dalam upaya menegakkan masalah yang terjadi pada pasien. Agar
tindakan yang dilakukan sesuai dengan permasalahan pasien. Tehnik-tehnik yang digunakan
dalam pengkajian diantaranya : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, melihat catatan medis.
Tehnik wawancara dapat dilakukan pada orang tua, keluarga selain pada pasien itu sendiri.
Pengkajian bayi baru lahir meliputi :
2.4.6 Biodata
2.4.7 Keluhan utama
2.4.8 Riwayat
2.4.8.1 Antenatal
Bayi baru lahir normal dilahirkan oleh ibu dengan usia kehamilan 37 sampai 42 minggu
(Pusdiknakes, 1993; 2 – 4).
Keadaan ibu selama hamil baik, status gizi baik tidak terkena trauma mekanis, zat kimia/ toksin,
tidak terkena radiasi. (Soetjiningsih, 1995; 2 – 4).
2.4.8.2 Natal
Biasanya bayi baru lahir normal dilahirkan dari ibu dengan persalinan normal atau section sesaria,
dengan BB lahir 2500 – 4000 gram dan tidak mengalami aspeksla. Karena bayi yang baru lahir
dari persalinan dengan ektraksi cunam atau extractor vacuum biasanya bisa menimbulkan
komplikasi pada janin. (Sarwono, 1999).
2.4.9 Kedaan Menangis
Bayi mengeluarkab aktifitas motorik yang tidak jelas dan aktif menangis. Menangis disebabkan
oleh letih, kolik, rasa tidak nyaman, lapar dan kesepian. Tangis yang normal adalah kuat dank eras
tidak lemah atau nyaring.
(Mary Hamilton, 1995 ; 217)
2.4.10 Kulit
Pada saat lahir kulit sangat halus terlihat kemerahan karena tipis dan lapisan lemah sub cutan
belum melapasi kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat pada kulit dengan lapisan pigmen yang
banyak sekalipun.
(Mary Hamilton, 1995 ; 220)
2.4.11 Keadaan dan kelengkapan ekstermitas
Apabila ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk dan jumlah pada 2 tangan dan 2 kaki.
a. Apakah keadaan fisik lengkap dan sempurna.
b. Lubang anus ada/ tidak, diperiksa menggunakan thermometer rectal.
c. Jenis kelamin bayi (laki-laki atau perempuan).
2.4.12 Tali pusat
1. Terdapat 2 arteri dan satu vena.
2. Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
2.4.13 Reflek
Bayi lahir dilengkapi reflek dengan sejumlah reflek-reflek yaitu :
1. Reflek pelindung
a. Maro : ransangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat ke atas dank e bawah,
terkejut dan rileksasi dengan lambat.
b. Tonus leher : respon “Fencing” postural, kepala, lengan dan tungkai mengarah ke salah satu
sisi, relaksasi dengan lambat.
c. Menggenggam : bayi menggenggam setiap benda yang diletakkan ke dalam tangannya yang
cukup kuat sehingga dapat menyebabkan tubuhnya terangkat relaks.
d. Mata berkedip : kelopak mata menutup dan membuka ketika dirangsang dengan cahaya atau
sentuhan.
2. Reflek makan
a. Menghisap : bibir monyong, lidah melipat, menarik kedalam atau menghisap disebabkan
karena lapar, rangsangan bibir.
b. Rooting : sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh pada sentuhan.
c. Menelan : otot-otot tenggorokan menutup arachea dan memuka esophagus ketika makanan
berada dalam mulut.
d. Gangguan : pada rangsangan vulva, esophagus terbuka, terjadi peristatik balik
3. Reflek bernafas
a. Gerakan pernafasan : otot-otot dada dan abdomen menyebabkan gerakan otot inspirasi
ekspitasi.
b. Bersin : aliran udara yang keras melalui hidung dan tenggorokan.
c. Bentuk : aliran udara yang kuat melalui tenggorokan dan paru-paru.
(Mary Hamilton, 1995 ; 225)
4. Berat badan
a. Pertimbangan saat lahir adalah penting.
b. Pada hari ke 2 dan ke 3 bayi mengalami penurunan BB yang fisiologis, namun harus
waspada jangan melampaui 10% dari BB lahir. Kehilangan ini karena gangguan kalori, kehilangan
cairan tubuh keluarnya mekonium.
c. Bayi mencapai BB normalnya kembali setelah umur 2 minggu.
(Mary Hamilton, 1995 ; 213)
5. Mekonium
a. Merupakan fases bayi yang pertama yang berwarna hitam kehijauan, tidak berbau dan
lengket.
b. Mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama dan akan berlangsung hari ke 2 dan ke 3.
c. Mekonium dikaji untuk menentukan faal alat pencernan lubang anus ada atau tidak.
(Mary Hamilton, 1995 ; 223)
6. Antropometri
Pengukuran ini dibuat untuk mengevaluasi maturasi fisik dan untuk memenuhi standar
perbandingan.
(Mary Hamilton, 1995 ; 213)
a. Lingkar kepala (31 – 35,5 cm)
- Sirkulasi ferensia fronto brekmatika : 34 cm.
- Mento occipital : 35 cm.
- Sirkum forensia sub occipitobrekmatika : 32 cm.
- Sirkum forensia sub mento – brekmatika : 32 cm.
b. Lingkar dada : 30,5 – 33 cm.
c. Panjang badan : 48 – 53 cm.
d. Berat badan : 2700 gram – 4000 gram
(Mary Hamilton, 1995 ; 217)
2.4.14 Pemeriksaan diagnostic
PH tali pusat tingkat 7,20 – 7,24 menunjukkan asfiksia bermakna.
Hemoglobin/ hermatokrit (Hb/ Ht) kadar Hb. 15 20 gram dan Ht. 43% - 61%. Tes comb langsung
pada darah tali pusat, menentukan adanya kompleks antigen – antibody pada membrane sel darah
merah menunjukkan kondisi hemolotik.
(Doenges, 2001 ; 558)
2.4.15 Riwayat singkat kehamilan dan persalinan
Yang perlu diketahui dan didata antara lain mengenai usia kehamilan, penyakit yang pernah di
derita ibu dan pengobatannya, apakah pernah mengalami trauma fisik, fisiologi, waktu kelahiran
(hari, tanggal, jam, tempat lahir, panjang dan BB bayi, keadaan laktasi dll). Setelah terkumpul
kemudian analisa data dengan cara :
1. Data dikelompokkan menurut kecenderungannya dalam menunjuk suatu masalah misalnya.
a. Neonatus
b. Bayi menangis
c. Bayi biru
d. Suhu tubuh per-aksila 35ºC
2. Interprestasi data
Masing-masing kelompok data di interprestasi sebagai masalah.
3. Menegakkan diagnosa
Masing-masing masalah tersebut dirumuskan sebagai suatu diagnosa keperawatan dengan
memperhatikan 3 komponen yaitu : masalah, penyebab dan tanda/ gejala.
Pada bayi baru lahir normal, kemungkinan masalah-masalah yang timbul antara lain :
- Resiko tinggi terhadap kerusakan, pertukaran gas.
- Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh.
- Resiko keluarga, perubahan ikatan.
- Resiko tinggi terhadap cedera, factor-faktor multiple.
(Doenges, 2001 ; 566)
2.5 Perencanaan
2.6.1 Resiko tinggi terhadap kerusakan, pertukaran gas
1. Ukur agar score pada menit dank e 5 setelah kelahiran.
Rasional
:
Membantu menentukan kebutuhan terhadap intervensi segera (missal : penghisapan lender, O2)
skor 0 – 3 asfiksia berat, skor 4 – 6 menandakan kesulitan beradaptasi terhadap kehidupan ekstra
uteri, skor 7 – 10 menandakan tidak ada kesulitan beradaptasi terhadap kehidupan ekstra uteri.
2. Perhatikan komplikasi prenatal yang mempengaruhi placenta dan janin (misal : kelainan
jantung, ginjal, hipertensi atau diabetes).
Rasional
:
Komplikasi ini dapat mengakibatkan hipoksia kronis dan asidosis.
3. Perhatikan durasi persalinan dan tipe kelahiran.
Rasional
:
Kompresi torakal selama lewatnya janin melalui jalan lahir membantu dalam pembersihan paru-
paru kira-kira 80 – 110 ml cairan. Bayi lahir terlalu cepat (<3 jam) atau lahir dengan SC
mempunyai mucus berkelebihan karena ketidak adekuatan kompresi thorakal.
4. Kaji frekwensi dan upaya pernafasan awal
Rasional
:
Pernafasan pertama, merupakan yang paling sulit, menetapkan kapasitas residu fungsional (KRF).
Sehingga 30% - 40% jaringan paru tetap mengembang penuh asalkan ada kadar surfaktan yang
adekuat.
5. Bersihkan jalan nafas, hisap nasofaring
Rasional
:
Membantu menghilangkan akumulasi cairan, memudahkan upaya pernafasan dan membantu
mencegah aspirasi (bila cairan mengandung mekonium)
6. Keringkan bayi dengan selimut hangat, kepala ditutupi, tempatkan di ketiak ibu.
Rasional
:
Menurunkan efek stress dingin dan berhubungan dengan hipoksia yang selanjutnya dapat
menekan upaya pernafasan dan mengakibatkan osidosis.
7. Tempatkan bayi pada posisi Trendelen Burg
Rasional
:
Memudahkan drainage mucus dari nofofaring dan trakea dengan gravitasi.
8. Perhatikan nada dan intensitas menangis
Rasional
:
Pada awalnya sehat, menangis kuat meningkatkan PO2 alveolas dan menghasilkan perubahan
kimia yang diperlukan untuk mengubah sirkulasi janin menjadi sirkulasi bayi.
9. Perhatikan nada optikal
Rasional
:
Frekwensi jantung < 100 x/menit menandakan asfiksia baru. Takikardi (frekwensi > 160 x/menit)
menandakan asfiksia baru atau respon normal periode pertama reaktivitas.
10. Berikan rangsangan taktil
Rasional
:
Merangsang upaya pernafasan dan dapat meningkatkan inspirasi O2.
11. Observasi warna kulit terhadap lokasi dan luasnya synosis, kajitonus otot
Rasional
:
Akrosianosis menunjukkan lambatnya sirkulasi perifer, terjadi 85% bayi baru lahir selama jam
pertama, namun synosis umum dan fleksiditas menunjukkan ketidak adekuatan oksigenasi
jaringan.
2.6.2 Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh
1. Pastikan obat-obat yang diminum ibu selama hamil dan persalinan.
Rasional
:
Pemakai Demerol oleh ibu menyebabkan penurunan suhu tubuh sangat berarti. Magnesium sulfat
dapat menyebabkan vasodilatasi dan mempengaruhi kemampuan bayi untuk menyerap panas.
2. Keringkan tubuh bayi dengan selimut, kepala ditutupi.
Rasional
:
Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi, melindungi kelembaban bayi dari
aliran udara dan membatasi stress akibat perpindahan lingkungan.
3. Tempatkan bayi pada tempat yang hangat, hangatkan obyek yang kontak dengan bayi
Rasional
:
Mencegah kehilangan panas melalui konduksi.
4. Perhatikan suhu lingkungan panas melalui konduksi.
Rasional
:
Penurunan suhu lingkungan 20ºC cukup untuk mengandalkan konsumen O2 neonatal cukup
bulan.
5. Kaji suhu inti neonatus, pantau suhu kulit secara kontinyu.
Rasional
:
Suhu kulit dipertahankan mendekati 36,5ºC suhu inti (rectal) 0,5ºC kali lebih tinggi dari suhu
kulit.
6. Observasi bayi terhadap tanda-tanda stress dingin (yaitu penurunan suhu inti, peningkatan
aktifitas ekstremitas, fleksi, belang-belang atau pucat dan kulit tangan/ kaki).
Rasional
:
Bila suhu lingkugan turun, bagi meningkatkan tingkat aktifitas (metabolisme dan konsumsi O2),
ekstremitas menurunkan besar permukaan tubuh akan melepaskan ketekolanin adrenal, yang
meningkatkan pelepasan vasokosntruksi, selanjutnya mendinginkan kulit.
2.6.3 Proses keluarga, perubahan ikatan
1. Informasikan kepada orang tua tentang kebutuhan neonatus segera dan perawatan yang
diberikan.
Rasional
:
Menghilangkan kecemasan orang tua berkenaan dengan kordinasi bayi mereka, membantu orang
tua untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan dari bayinya.
2. Berikan bayi kepada ibu/ ayah setelah kondisi bayi yang memungkinkan.
Rasional
:
Jam pertama kehidupan adalah masa yang paling bermakna untuk interaksi keluarga dan
meningkatkan kedekatan antara bayi dengan orang tuanya.
3. Ajakan ibu untuk segera meneteki bayi sambil dielus-elus.
Rasional
:
Memberikan kesempatan orang tua dan bayi memulai pengenalan dan proses kedekatan.
2.6.4 Resiko tinggi terhadap cedera, factor-faktor multipel