askep gastritis

55
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A DI BANGSAL E DENGAN GASTRITIS Di susun oleh : Nama : Robert antharuri NIM : 712001S07104 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN 1

Upload: hanry-jp

Post on 22-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Gastritis

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Tn. A DI BANGSAL E DENGAN

GASTRITIS

Di susun oleh :

Nama : Robert antharuri

NIM : 712001S07104

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN

BANJARMASIN

2009

1

Page 2: Askep Gastritis

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Asuhan Keperawatan Tn. J dengan BPH (Benign Prostat Hipertropi) di bangsal F

telah diterima dan disetujui oleh pembimbing klinik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Banjarmasin pada hari tanggal bulan

tahun Dua Ribu Sembilan.

Pembimbing Klinik,

Meike Angelia,AMK

2

Page 3: Askep Gastritis

A. THEORITICAL BACKGROUND

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNCERNAAN

3

Page 4: Askep Gastritis

Saluran pencernaan

Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan

mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan.

( Pengunyahan, penelanan dan pencampuran ). Dengan enzim dan zat cair yang

terbentang dari mulut sampai anus.

A. Susunan saluran pencernaan terdiri dari :

1. Oris ( mulut ).

2. Faring ( tekak ).

3. Esofagus ( kerongkongan )

4. Ventrikulus ( lambung ).

5. Intestinum minor ( usus halus ).

Duodenum ( usus 12 jari ).

Jejenum.

Ileum.

6. Intestinum mayor ( usus besar ).

Sekum.

Colon assendens.

Colon transversum.

Colon desendens.

Colon sigmoid.

7. Rectum.

8. Anus.

B. Struktur Pencernaan

1. Mulut.

Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian :

1. Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan

pipi.

2. Bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya

oleh tulang maksilaris, platum dan mandibularis, disebelah belakang

bersambung dengan faring.

4

Page 5: Askep Gastritis

Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, dibawahnya terletak

kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini kaya akan pembuluh darah

juga memuat banyak ujung akhir saraf sensorik.

2. Faring

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dan esofagus. Didalam

faring terdapat tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit

dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak penyimpangan antara jalan

nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung didepan

ruas tulang belakang. Terdiri atas :

Bagian superior ( Nasofaring ) = Bagian yang sama tinggi dengan hidung.

Bagian media ( Orofaring ) = Bagian yang sama tinggi dengan mulut.

Bagian Inferior ( Laringofaring ) = Bagian yang sama tinggi dengan laring.

3. Esofagus

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung. Pnajangnya ±

25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung.

Lapisan selaput lendir ( mukosa ).

Lapisan submukosa.

Lapisan otot sirkular dan

Lapisan otot memanjanglongitudinal.

4. Lambung

Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama

di daerah epigaster. Terdiri bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus

melalui orifisium pilorik terletak dibawah diafragma didepan pankreas dan limpa,

menempel disebelah kiri fundus uteri.

Bagian lambung terdiri dari :

a. Fundus ventrikuli.

b. Korpus ventrikuli.

c. Antrum pilorus.

5

Page 6: Askep Gastritis

d. Kurvatura minor.

e. Kurvatura mayor.

f. Osteum kardiak.

5. Usus halus

Usus halus atau intestinum minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan

yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum, panjangnya ± 6 m, merupakan

saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan.

Duodenum

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm. Berbentuk sepatu kuda melengkung ke

kiri.

Jejenum dan Ileum

Mempunyai panjang ± 6 m, 2/5 bagian atas adalah jejenum dengan panjangnya ± 2-3 m,

ileum dengan panjang ± 4-5 m.

Fungsi usus halus :

a. Menerima zat-zat makanan yang sudah di cerna untuk diserap melalui kapiler-

kapiler darah dan saluran limfe.

b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

c. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.

6. Usus Besar

Usus besar atau intestinum mayor panjangnya ± 1 ½ m, lebarnya 5-6 cm, Fungsi

usus besar adalah menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri coli, tempat

feses.

Sekum

Dibawah sekum terdapat apendiks vesimformis yang berbentuk seperti cacing

sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm.

Colon assendens

Panjangnya 13 cm terletak dibawah abdomen sebelah kanan, membujur keatas

dari ileum ke bawah hati. Dibawah hati melengkung kekiri, lengkungan ini disebut

fleksura hepatika.

6

Page 7: Askep Gastritis

Colon transversum

Panjangnya kira-kira ± 38 cm, membujur dari colon assendens sampai ke colon

desendens berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan

sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.

Colon desendens

Panjangnya 25 cm, terletak dibawah abdomen bagian kiri, membujur dari atas

kebawah dan fleksura lienalis sampai kedepan ileum kiri, bersambung dengan colon

sigmoid.

Colon Sigmoid

Merupakan lanjutan dari colon desendens terletak miring dalam rongga pelvis

kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.

7. Rektum

Rektum terletak dibawah colon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor

dengan anus, terletak didalam rongga pelvis didepan os. Sakrum dan os.

Koksigis.

8. Anus

Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan

dunia luar ( udara luar ). Terletak didasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3

spingter :

Spingter ani infernus ( sebelah atas ), bekerja tidak menurut kehendak

Spingter lavitor ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.

Spingter ani eksternus, Bekerja menurut kehendak.

( Syaifuddin. 1997 : 75 )

7

Page 8: Askep Gastritis

2. DEFINISI

Gastritis adalah peradangan lambung, gastritis akut umumnya disebabkan zat

perangsang seperti keracunan makanan, infeksi seperti pada influenza dan pemakaian

alkohol berlebihan, sedangkan gastritis kronis istilah yang digunakan untuk

melukiskan gangguan pencernaan atau dispepsia yang berada pada orang setengah

umur dan lebih tua.

( Evelyn C. Pearce. 1988 : 185 )

Gastritis adalah peradangan pada mukosa gaster.

( Phipps Mary Baradero. 2006 : 29 )

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa usus.

( Arif Mansjoer. 1999 : 492 )

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau

lokal.

( Sylvia A. Price. 1995 : 376 )

3. ETIOLOGY

Penyebab penyakit ini antara lain :

- Obat-obatan seperti Aspirin, obat anti inflamasi nonsteroid ( NSAID )

- Alkohol

- Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti adanya trauma, luka bakar sepsis.

Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan

pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan oleh stress. Jika disebabkan karena obat-

obatan NSAID, terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh.

Sedangkan secara mikroskopik, terdapat erosi dengan regenerasi epitel, dan ditemukan

reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal.

8

Page 9: Askep Gastritis

4. EPIDEMIOLOGY

Gastritis merupakan salah satu peradangan di lambung yang banyak ditemukan di

dunia. Sering ditemukan penderita mengeluh nyeri ulu hati, penyakit lambung yang

banyak ditemukan di Indonesia hanya di beberapa daerah-daerah misalnya di Sumatra

Utara dan Sulawesi Utara. Kejadiannya lebih banyak daripada daerah lain. Kemungkinan

dipengaruhi oleh kebiasaan hidup masyarakat setempat.

5. NARASI PATHOFISIOLOGY DAN SKEMA

Faktor-faktor endogen dan eksogen menyebabkan rusaknya mukosa gaster. Sehingga

gaster kekurangan pelindungnya ( Barrier ) terhadap asam dan pepsin karena

meningkatnya produksi asam lambung sebagai akibat dari pengeluaran histamin dan

gastrin yang meningkat dirangsang oleh Nervus Vagus.

Karena pelindung gaster ( Barrier ) hilang maka asam dan pepsin bisa mengadakan

difusi ke dalam jaringan-jaringan gaster sehingga terjadi iritasi muosa gaster dan

mengakibatkan peradangan, apabila iritasi berlangsung terus dan menyangkut pembuluh

–pembuluh darah dari inflamasi tersebut juga mengakibatkan nekrosis jaringan-jaringan

gaster bisa mengakibatkan perdarahan, perforasi, dan peritonitis.

9

Page 10: Askep Gastritis

Skema :

Faktor-faktor penyebab

( Endogen dan Eksogen )

Dirangsng N. Vagus → Pengeluaran Histamin dan Gastrin meningkat

Produksi asam lambung meningkat

Pelindung mukosa lambung ( Barrier ) hilang

Pertahanan asam dan pepsin tidak ada

Difusi asam dan pepsin ke dalam jaringan-jaringan gaster

Iritasi mukosa lambung

Peradangan/ inflamasi

Iritasi berlangsung terus dan menyangkut

Tahap lanjut ← Pembuluh-pembuluh darah serta terjadi nekrosis jaringan gaster

Perdarahan, perforasi dan peritonitis

10

Page 11: Askep Gastritis

6. COLLABORATIVE CARE MANAGEMENT

a. Diagnostic Test

1) Pemeriksaan Kontras Ganda

Untuk mengetahui adanya lesi-lesi pada gaster.

2) Sinar X Barrium

Untuk mengetahui visualisasi superfisial gaster dengan menambah bayangan hitam

barrium.

3) Gastroskopi Fiberoptik Fleksibel

- Foto OMD

- Biopsy

Untuk mengetahui adanya malignancy

- Endoskopi

Untuk visualisasi secara langsung bagian-bagian GI sistem, untuk inspeksi lumen

traktus GI, mengangkat polip, batu atau menghentikan perdarahan.

b. Surgery

Bila terjadi komplikasi maka sebaiknya dilakukan :

1) Trinikal Vagotomy dan Pyloroplasty

yaitu pemotongan pada saraf Vagus ( cabangnya ) yang menuju ke lambung,

dengan pemotongan ini dapat mengurangi stimulasi pada parietal cell dan produksi

HCl bisa turun sampai 70 %.

2) Proximal Gastrio Vagotomy

yaitu bagian saraf Vagus yang dipotong hanya yang mempersarafi parietal cell.

3) Trinikal Vagotomy dan Aotrectomy

yaitu pengangkatan 50 % dari gaster bagian bawah termasuk antrum, sekum dan

lambung disambung pada duodenum atau bagian samping dari yeyunum.

c.Medication

11

Page 12: Askep Gastritis

Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung berupa Amagenis

reseptor H2, Anhibitor pompa proton, anti kolinergik dan antasid juga ditujukan sebagai

sitoprofektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.

d. Treatment

1) Penderita dianjurkan mengatasi atau menghindari penyebab dari gangguan lambung

2) Dianjurkan menghindari makanan-makanan tertentu yang mengiritasi seperti cuka,

merica.

3) Hindari pemakaian alkohol, kafein, rokok yang berlebihan.

4) Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit apabila terjadi mual-mual dan muntah,

selama ada muntah-muntah pasien tidak diberi makanan.

5) Anjurkan klien menghindari pemakaian alkohol bersama Aspirin karena

menimbulkan efek samping.

6) Jika nafsu makan kurang karena sakit atau mual berikan obat penghilang sakit dan

anti mual.

e. Diet

Fungsi utama dari diet adalah menghilangkan etiologi atau penyebabnya, jadi diet yang

harus dilakukan yaitu :

- Hindari makanan pedas, asam dan bumbu-bumbu yang merangsang seperti cabe, cuka,

merica dan makanan yang menyebabkan gangguan lambung.

- Hindari pemakaian alkohol, kafein dan rokok.

- Makan makanan cair sup ( tanpa bumbu ), acar, puding.

- Makan makanan yang lunak atau makanan glasa ( tanpa lemak dan bumbu ).

f. Activity

Hindari aktivitas berlebihan/ aktivitas yang mempercepat kelelahan dan mencegah

tegangan abdomen ( daerah epigastrik ) yang menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri.

Adanya pembatasan aktivitas yang keras diselingi waktu istirahat dengan interval yang

sesuai dengan proses penyakit.

g. Health Education

12

Page 13: Askep Gastritis

Fokus dari keperawatan adalah health teaching. Perawat perlu menjelaskan kepada

pasien kaitan makanan-makanan tertentu, rokok, alkohol, dan sebagainya terhadap

gastritis. Termasuk dalam health teaching adalah beberapa tindakan yang bisa mencegah

kontaminasi makanan :

- Cuci tangan dengan baik ( pakai sabun ) sebelum memegang makanan. Bakteri

Staphylococcus aureus, Salmonella, E. Coli dapat mengkontaminasi makanan yang

kurang bersih.

- Simpan daging dan ikan mentah di freezer.

- Simpan air susu, mayonniase, makanan yang sudah masak, tetapi belum mau dimakan

ke dalam lemari es.

- Masak air susu segar dengan cara pasteur karena bisa membunuh bakteri termasuk

Salmonella.

( Marilynn E. Doenges. 2000 )

13

Page 14: Askep Gastritis

14

Page 15: Askep Gastritis

7. KONSEP LANSIA

A. PENGERTIAN LANJUT USIA

Sudah sejak dulu manusia berusaha agar dapat mencapai umur panjang (lanjut

usia ). Berbagai obat macam pernah dipikirkan untuk memperpanjang umur dan banyak

orang mencarinya. Tetapi pada usia berapa atau kapankah orang itu disebut lanjut usia.

Menurut Undang-Undang Nomor 9 ahun 1960 tentang-pokok-pokok Kesehatan pasal 8

Ayat 2 berbunyi : Dalam istilah sakit termasuk cacat, kelemahan dan lanjut usia.

Berdasarkan pernyataan ini lanjut usia dianggap sebagai semacam penyakit. Hal

ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain, sebab lanjut usia bukan merupakan

penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia : bayi, kanak-kanak dewasa,

tua, usia lanjut. Orang mati tidak karena lanjut usia, tetapi karena sesuatu penyakit, atau

suatu kecelakaan, atau menurut orang beragama sebagai, contoh dikatakan, dicabut

nyawa seseorang oleh malaikat Izrail atas kehendak Allah.

B. BATASAN-BATASAN LANJUT USIA

Mengenai kapankah orang disebut lanjut nusia , sulit unutk dijawab secara memuaskan.

Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan-batasan umur.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO )

Lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan ( Middle Age ), ialah kelompok usia 45-59 tahun.

b. Usia lanjut ( Elderly ) = antara 60-70 tahun.

c. Usia lanjut tua ( Old ) = antara 75-90 tahun.

d. Usia setengah tua ( Very Old ) diatas 90 tahun

Menurut Prof. DR. NY. Sumiati Ahmad Mohamad

0-1 Tahun = Masa bayi

1-6 Tahun = Masa prasekolah

15

Page 16: Askep Gastritis

6-10 Tahun = Masa sekolah

10-20 Tahun = Masa pubertas

20-40 Tahun = Masa dewasa

40-65 Tahun = Masa setengah umur ( presenium )

65 Tahun keatas = masa lanjut usia ( senium )

Menurut DRA. NY. Jos Masdani ( Psikolog dari U.I )

Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan ini dapat dibagi

menjadi 4 bagian. Pertama = faseiuventus, natara 25-40 tahun. Kedua = fase

verilitasanatar 40-50 tahun. Ketiga fase presenium, antara 55 - 65 tahun. Keempat fase

senium, antara 65 tahun hingga tutup usia.

Menurut Prof DR. Koesemato Setyonegoro

Usia dewasa muda ( elderly adulhood ) : 18/20-25 tahun. Usia dewasa penuh

( Middle years ) atau maturitas : 25-60/65 tahun. Lanjut usia ( Geriatri Age ) lebih dari

65/70. Terbagi untuk umur 70-75 tahun ( Young Old ). 75-80 Tahun ( Old ) dan lenih

dari 80 Tahun ( Very Old ).

Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1965

Lanjut usia adalah merupakan prose salami yang tidak dapat ditentukan oleh

Tuhan Yang Maha Esa. Dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,

mental dan social sedikit- demi sedikit sampai tidak ada melakukan tugasnya sehari-hari

lagi.

Menurut Birren dan Jenner ( 1977 )

Usia biologis : yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada

dalam keadaan hidup tidak mati.

Usia Psikologis : yang menunjukkan kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan

penyesuaiaan kepada situasi yang dihadapinya.

Usia Sosial : peran-peran yang diharapkan / diberikan masyarakat kepada seseorang

sehubungan dengan usianya.

16

Page 17: Askep Gastritis

C. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA

1. Perubahan-Perubahan Fisik

Sel

1. Lebih sedikit jumlahnya

2. Lebih besar ukurannya

3. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intra cellular.

Sistem persyarafan

1. Cepatnya menurun hubungan persyarafan.

2. Lambat dalam respon dan waktu bereaksi, khususnya dengan stress.

3. Mengecilnya saraf panca indera.

Sistem pendengaran

1. Prebiakusis ( gangguan pada pendengaran )

2. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.

3. Terjadinya penggumpalan cerumen. Dapat mengeras karena meningkatnya keratin.

Sistem penglihatan

1. Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

2. Kornea lebih berbentuk sferis.

3. Lensa lebih suram.

4. Meningkatnya ambang pengamatan sinar.

5. Hilangnya daya akomodasi.

6. Menurunnya lapang pandang.

7. Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

Sistem kardiovaskuler

1. Katup jantung menebal dan menjadi kaku

2. Kemampuan darah memompa jantung menurun 1 % setiap tahun sesudah berumur 20

tahun.

17

Page 18: Askep Gastritis

3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

4. Tekanan darah meninggi. Akibat oleh resistensi dari pembuluh darah perifer.

Sistem respirasi

1. Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

2. Menurunnya aktivitas dari sillia.

3. Paru-paru kehilangan elastisitas.

4. Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya berkurang.

5. O2 pada arteri menurun hingga 75mmHg.

6. CO2 pada arteri tidak brganti.

7. Kemampuan untuk batuk berkurang.

Sistem gastrointestinal

1. Kehilangan gigi.

Penyebab utamanya adanya periodontal disease yang terjadi setelah berumur 30 tahun,

penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

2. Indera pengecap menurun.

3. Esofagus melebar.

4. Lambung

Rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.

5. Peristaltik melemah biasanya timbul konstipasi.

6. Fungsi absorpsi melemah.

7. Liver ( hati )

Makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

Sistem genito urinaria

1. Ginjal

Mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah keginjal menurun hingga 50 %,

fungsi tubulus berkurang akibat mengurangnya mengkonsentrasi urine, nilai mbang ginjal

terhadap glukos meningkat.

2. Vesika urinaria

18

Page 19: Askep Gastritis

Otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun mancapai 200 ml atau menyebabkan

frekuensi buang air kecil meningkat.

3. Pembesaran prostat 75 %, dialami oleh pria usia diatas 65 tahun.

4. Atrofi vulva

5. Vagina

Selaput lendir vagina menjadi kering dan elastisitas menurun.

6. Daya seksual

Orang-orang makin menua masih juga membutuhkannya, tidak ada batasan tertentu

tentang dimana fungsi seksual seseorang berhenti.

Sistem endokrin

1. Produksi dari hampir semua hormon menurun.

2. Fungsi paratyroid dan sekresinya tidak berubah

3. Pituitary

Berkurangnya produksi ACTH, TSH, FSH dan LH.

4. Menurunnya aktivitas tyroid.

5. Menurunnya produksi aldosteron

6. Menurunnya sekresi hormon kelamin.

Sistem Kulit

1. Kulit mengkerut dan keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

2. Kulit kepala dan rambut menjadi tipis dan berwarna kelabu.

3. Rambut dalam hidung dan telinga menjadi tebal.

4. Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi.

5. Persediaan membesar dan menjadi kaku.

6. Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.

7. Kelenjar keringan berkurang jumlahnya dan fungsinya.

Sistem muskuloskeletal

1. Tulang kehilangan density.

2. Kifosis

19

Page 20: Askep Gastritis

3. Pinggang, lutut dan jari-jari pergelngan terbatas.

4. Discursintervertebralis menipis dan menjadi pendek.

5. Persendian menjadi membesar dan menjadi kaku.

6. Tendon mengkerut dan menjadi sklerosis

7. Atropi selaput otot

2. Perubahan-Perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental.

1. Pertama-tama perubahan fisik

2. Kesehatan umum.

3. Tingkat pendidikan.

4. Keturunan ( hereditas )

5. Lingkungan.

Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi, sering berupa ungkapan

yang tulus dari perasaan seseorang. Kekakuan mungkin oleh karena factor lain seperti

penyakit.

Kenangan

Kenangan lama tidak berubah

1. Kenangan jangka panjang :

Berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan.

2, Kenangan jangka pendek atau seketika.

0-10 menit, kenangan buruk.

I.Q ( Intergentia Quation )

1. Tidak berubah tentang informasi matematika dan perkataan verbal.

2. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor

3. Perubahan-Perubahan Psikososial.

20

Page 21: Askep Gastritis

1. Pensiun.

2. Merasakan atau sadar akan kematian.

3. Perubahan dalam cara hidup.

4. Ekonomi akibat dari pemberhentian dari jabatan.

5. Penyakit kronis dan ketidak mampuan.

6. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungn sosial.

7. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.

8. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

9. Rangkaian dari kehilangan, yaitu hubungan dengan teman-teman dan family.

10. Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik

Perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.

( Wahyudi Nugroho. 1995 : 12 )

21

Page 22: Askep Gastritis

B. Nursing Care Plan

1. Anecdotal Record

Klien Ny. D berumur 70 tahun, beragama Kristen Protestan, pekerjaan ibu rumah

tangga, berkebangsaan Indonesia, status kawin, beralamat di Jl. S RT. xx no.xx

Banjarmasin, Kal-Sel, dengan nomor register 118xxx.

Pada tangal 12 Desember 2008 pukul 02.30 Pm, klien datang ke UGD RS xx

diantar oleh keluarga dengan keluhan ”sejak ± 2 jam yang lalu ada nyeri ulu hati, ada

mual, ada muntah 2 kali berupa makanan dan minuman, badan tidak panas, ada buang air

besar 1 kali tadi pagi, konsistensi feces lunak seperti biasa, tidak berlendir dan tidak

terdapat darah, buang air kecil normal dan lancar seperti biasa, buang air kecil terakhir 1

jam yang lalu, kepala pusing rasa berputar-putar, ada nyeri kepala, kadang-kadang batuk

tapi tidak ada pilek.” : Temperatur = 36,5 0C/ axila, Pulse = 93x/ menit, Respirasi = 23x/

menit, Bp = 120/ 80 mmHg. Kesadaran composmetis, GCS : 4,5,6. Di UGD klien

diperiksa oleh dokter EI dengan hasil pemeriksaan yaitu :

- Keadaan umum tampak lemah, gelisah, mual-mual, muntah ( makanan )

- Kulit : lembab, tidak ada ikterik, tidak ada petekie, turgor cepat kembali, keringat dingin

- Kepala : mata = conjungtiva pink, pupil isokor, sklera tidak ikterik

hidung = tidak ada sekret, tidak ada epistaxis

mulut = tidak ada cianosis, mukosa bibir lembab

leher = kelenjar getah bening tidak membesar, JVP ( Jugularis Vena Pressure )

tidak meningkat

- Thorax : tidak ada retraksi

- Cor : S1S2 tunggal, regular

- Pulmo : vesikuler, tidak ada wheezing, tidak ada rhonci

22

Page 23: Askep Gastritis

- Abdomen : suepel H/L/M tidak teraba, terdapat nyeri tekan epigastrium, tidak ada nyeri

lepas tekan, hypertimpani, bising usus normal

- Ekstremitas : akral teraba dingin, tidak ada parase, tidak ada edema

Pemeriksaan penunjang medik yaitu EKG Auto, GDS 174 mg/ dl. Kemudian dokter EI

mendiagnosa Ny. D yaitu Gastritis. Terapi yang diberikan dokter EI yaitu MRS, infus RL

20 tetes/ menit pada vena radialis sinistra, injeksi Acran 1 ampul intravena now sebagai

antacida, injeksi Tomit 1 ampul intravena now sebagai antiemesis, Buscopan 1 ampul

intravena now untuk gangguan kejang gastrointestinum. Kemudian klien diantar oleh

petugas UGD dengan tandu ke bangsal M, kamar xx dan di rawat oleh dokter AS.

Pada tanggal 12 Desember 2008 pukul 05:00 Pm dilakukan pengkajian dengan

hasil klien mengatakan “kepala terasa pusing, saat menarik nafas terasa sesak, 3 jam yang

lalu saya muntah-muntah makanan dan minuman sebanyak dua kali, perut terasa mual

dan kembung, ada rasa sakit di ulu hati seperti ditusuk-tusuk, kadang-kadang batuk dan

sedikit berdahak, tubuh rasa gemetar dan berkeringat dingin, saat ini saya tidak nafsu

makan karena perut saya masih terasa mual, saya sudah sering dirawat di rumah sakit

ini”. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil keadaan umum tampak lemah,

kesadaran composmetis, GCS 4,5,6. Tanda-tanda vital : Temperatur = 360 C/ axila, Pulse

= 80 x/ menit, Respirasi = 20 x/ menit, BP = 120/ 80 mmHg, Urine = 2x, Feces = tidak

ada. Pupil isokor, conjungtiva anemis, mukosa bibir lembab, turgor kulit baik bila dicubit

kembali kurang dari 2 detik, ekstremitas superior dan inferior tak tampak edema dan

tidak ada kelainan. Pemeriksaan dada inspeksi terlihat simetris, palpasi tidak ada nyeri

tekan, perkusi resonance, auskultasi paru vesikuler, ronchi tidak ada , wheezing tidak ada.

Pemeriksaan abdomen inspeksi terlihat simetris, auskultasi peristaltik usus 22 x/ menit

( normal 5-35 x/ menit ), perkusi hipertimpani, palpasi ada nyeri tekan pada daerah

epigastrium ( ulu hati ).P = peningkatan HCl di lambung, Q = seperti ditusuk-tusuk, R =

ulu hati, S = 2 ( 0-4 ), T = saat terlambat makan. Terpasang infus RL 20 tetes/ menit pada

vena radialis sinistra tidak ada tanda-tanda phlebitis pada area pemasangan infus, klien

termasuk kategori I ( mandiri ), klien hanya memakan 2 sendok makan makanan yang

telah disediakan oleh rumah sakit.

Selama masa perawatan obat-obatan yang diberikan adalah Acran 1 ampul

sebagai antacida, Tomit 1 ampul sebagai antiemesis, Buscopan 1 ampul untuk gangguan

23

Page 24: Askep Gastritis

kejang gastrointestinum, Narfoz 8 mg 1 x 1 tablet untuk mual muntah, Sanmag 2 x 1

tablet sebagai antacida, Strocain 3 x 1 tablet sebagai antacida , Bisolvon syrup 3 x 1 c

sebagai antitusif, Nislev 2 x 1 tablet sebagai antibiotik, Nutriflam 2 x 1 tablet.

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 13 Desember 2008 :

* Hb : 12,1 gms nilai normal 12-14 gms

* Leukosit : 7.100/ cu.mm nilai normal 5.000-10.000/ cu.mm

* Neutrophiles: 74 %

* Lymphocytes: 22 %

* Monocytes : 4 %

* Reticulocytes: 0,5 %

* Hematokrit : 36,0 vol % nilai normal 38,0 vol %

* Trombosit : 200.000/ cu.mm nilai normal 150.000-450.000/ cu.mm

* Sedimentation Rate ( Westergren ) : 55,0 mm/ hour

* Blood urea : 28,0 mg/ dl nilai normal 15,0-39,0 mg/dl

* Serum creatinin : 1,4 mg/dl nilai normal 0,9-1,3 mg/dl.

* SGOT : 19,0 U/L (37oC) nilai normal up to 37,0 U/L (37oC)

* SGPT : 17,0 U/L (37oC) nilai normal up to 40,0 U/L (37oC)

* Uric Acid : 5,0 mg/dl nilai normal 3,5-7,0 mg/dl

* Serum Total Cholesterol : 186,0 mg/dl nilai normal < 200,0 mg/dl

* LDH : 363,0 U/L (37°C) nilai normal up to 480,0 U/L (37oC)

* Serum Bilirubin direct : 0,24 mg/dl nilai normal ≤ 0,20 mg/dl

* Serum Bilirubin indirect : 0,20 mg/dl

* Serum Bilirubin Total : 0,44 mg/dl nilai normal 0,10-1,20 mg/dl

* Alkaline Phosphatase : 81,0 U/L (37oC) nilai normal up to 105,0 U/L (37oC)

* Gama gt : 12,0 U/L (37oC) nilai normal up to 38,0 U/L (37oC)

* Blood sugar fasting : 98,0 mg/dl nilai normal 70-150,0 mg/dl

24

Page 25: Askep Gastritis

2. Assesment

Data Subjektif : “kepala terasa pusing, saat menarik nafas terasa sesak, 3 jam yang lalu

saya muntah-muntah makanan dan minuman sebanyak dua kali, perut

terasa mual dan kembung, ada rasa sakit di ulu hati seperti ditusuk-

tusuk, kadang-kadang batuk dan sedikit berdahak, tubuh rasa gemetar

dan berkeringat dingin, saat ini saya tidak nafsu makan karena perut

saya masih terasa mual, saya sudah sering dirawat di rumah sakit ini”.

Data Objektif : : - Keadaan umum tampak lemah

- Pupil isokor, conjungtiva anemis

- Pemeriksaan Abdomen : perkusi hypertimpani

palpasi ada nyeri tekan pada daerah

epigastrium ( ulu hati )

P = peningkatan HCl di lambung

Q = seperti ditusuk-tusuk

R = ulu hati

S = 2 ( 0-4 )

T = saat terlambat makan

- Terpasang infus RL 20 tetes/ menit pada vena radialis sinistra tidak ada

tanda-tanda phlebitis pada area pemasangan infus.

- Klien hanya memakan 2 sendok makan makanan yang telah disediakan

oleh rumah sakit.

- Tanda-tanda vital : Temperatur = 360C/ axila

Pols = 80 x/ menit,

25

Page 26: Askep Gastritis

Respirasi = 20 x/menit

BP = 120/ 80 mmHg

U = 2 x

F = -

- Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 13 Desember 2008 :

* Hematokrit : 36,0 vol % nilai normal 38,0 vol %

* Serum creatinin : 1,4 mg/dl nilai normal 0,9-1,3 mg/dl.

* Serum Bilirubin direct : 0,24 mg/dl nilai normal ≤ 0,20 mg/dl

26

Page 27: Askep Gastritis

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama/ Umur : Ny. D umur 70 tahun

Kamar : VIP 33

Hari/ Tanggal : Jumat, 12 Desember 2008

Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan HCl di lambung ditandai

dengan klien mengatakan “perut terasa mual dan kembung, ada rasa sakit di ulu hati

seperti ditusuk-tusuk”, P = peningkatan HCl di lambung, Q = seperti ditusuk-tusuk, R =

ulu hati, S = 2 ( 0-4 ), T = saat terlambat makan.

Patient Outcomes Ng. Intervention Rationale Ng. Implementation Evaluation

± 1-2 jam setelah

diberikan tindakan

keperawatan rasa

nyeri hilang atau

berkurang dengan

kriteria :

- Vital sign dalam

batas normal

T = 36-37°C/ axila

P = 60-80 x/ menit

R = 16-24 x/ menit

BP = 120/80

mmHg

- Klien

1. Observasi vital sign

2. Beri posisi yang

nyaman

3. Anjurkan klien

tekhnik relaksasi dan

distraksi

4. Beri suasana yang

1. Untuk mengetahui

intervensi

selanjutnya

2. Membantu klien

untuk rileks

3. Meningkatkan

kemampuan

coping

4. Suasana gaduh

bisa

1. Mengobservasi vital

sign

2. Memberi posisi

yang nyaman

3. Menganjurkan klien

tekhnik relaksasi

( seperti menarik

nafas dalam ) dan

distraksi ( seperti

menonton TV )

4. Memberi suasana

yang nyaman dan

- Vital sign klien

dalam batas

normal :

T= 36°C/axila

P = 80x/menit

R = 20x/menit

BP=120/80mmHg

- Setelah

diberikan

tindakan

keperawatan,

klien

mengatakan

27

Page 28: Askep Gastritis

mengatakan nyeri

berkurang atau

hilang

- Skala nyeri 0

(0-4)

nyaman dan tenang

5. Anjurkan klien

makan tepat waktu

6. Beri obat antacida

dan antiemesis sesuai

order dokter

membangkitkan

nyeri secara

psikologis

5. Memenuhi nutrisi

yang adekuat

6. Menghilangkan

rasa nyeri

tenang

5. Menganjurkan klien

makan tepat waktu

agar perut tidak

kosong

6. Memberi obat

antacida (seperti

Acran 1 ampul,

Sanmag 2 x 1 tablet,

Strocain 3 x 1

tablet) dan

antiemesis (seperti

Tomit 1 ampul)

sesuai order dokter.

( jam 06.00 Pm )

“nyeri telah

berkurang

dengan skala 1

( 0-4 )”

( jam 06.30 Pm )

28

Page 29: Askep Gastritis

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama/ Umur : Ny. D umur 70 tahun

Kamar : VIP 33

Hari/ Tanggal : Jumat, 12 Desember 2008

Diagnosa II : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekuat

Patient Outcomes Ng. Intervention Rationale Ng. Implementation Evaluation

Selama 3 hari

perawatan resiko

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

tidak terjadi dengan

kriteria :

- Berat badan dalam

batas normal

- Nafsu makan baik

- Klien dapat

menghabiskan 1

porsi makanan

yang disediakan

rumah sakit

- Klien tidak

tampak lemas

- Tidak ada tanda-

tanda malnutrisi

1. Observasi intake

makanan

2. Kaji kebiasaan makan

klien sebelum sakit

3. Anjurkan klien makan

sedikit-sedikit tapi

sering

4. Anjurkan makan

makanan kesukaan

klien bila tanpa

1. Mengetahui ada

tidaknya

perbaikan

pemenuhan nutrisi

2. Mengidentifikasi

adanya defisiensi

dan

memungkinkan

variasi sediaan

makanan

3. Meningkatkan

intake makanan

yang adekuat

4. Meningkatkan

nafsu makan

1. Mengobservasi

intake makanan.

2. Mengkaji kebiasaan

makan klien sebelum

sakit

3. Menganjurkan klien

makan sedkit-sedikit

tapi sering

4. Menganjurkan

makan makanan

kesukaan klien bila

- Klien hanya

mau

memakan 2

sendok

makan

makanan

yang telah

disediakan

oleh rumah

sakit.

- Klien tidak

nafsu makan.

29

Page 30: Askep Gastritis

kontraindikasi

5. Atur suasana

senyaman mungkin saat

klien makan

6. Anjurkan klien untuk

sikat gigi sebelum

makan

7. Timbang berat badan

klien tiap pagi sebelum

makan

8. Berikan makanan yang

lunak.

5. Meningkatkan

nafsu makan

6. Bau mulut dapat

mengurangi nafsu

makan

7. Mengetahui

perkembangan

pemenuhan nutrisi

8. Mencegah iritasi

lambung

tanpa kotraindikasi.

5. Mengatur suasana

senyaman mungkin

saat klien makan.

6. Menganjurkan klien

untuk sikat gigi

sebelum makan

7. Memberikan

makanan yang lunak

seperti bubur.

( jam 07.00 Pm ) ( jam 07.15

Pm )

30

Page 31: Askep Gastritis

C. DOCUMENTING NURSING CARE

Hari /

Tanggal

Catatan Perkembangan ( SOAPIE ) TTD

Sabtu,

13 Desember

2008

jam

07.00 Am

S = Klien mengatakan “malam tadi saya tidur dengan

nyenyak tapi sering terbangun karena ingin kencing,

perut masih sedikit sakit, mual dan kembung, muntah

sudah tidak ada lagi, kepala sudah tidak terasa pusing,

nafas tidak sesak lagi, masih ada batuk sedikit-sedikit”

O = : - Keadaan umum tampak lemah

- Pupil isokor, conjungtiva anemis

- Pemeriksaan abdomen :

perkusi = hypertimpani

palpasi = ada nyeri tekan pada daerah epigastrium (

ulu hati )

P = peningkatan HCl di lambung

Q = seperti ditusuk-tusuk

R = ulu hati

S = 1 ( 0-4 )

T = saat terlambat makan

- Terpasang infus Dex 5% 20 tetes/ menit pada vena

radialis sinistra tidak ada tanda-tanda phlebitis pada

area pemasangan infus.

- Klien hanya menghabiskan ¼ dari porsi makanan

yang telah disediakan oleh rumah sakit

31

Page 32: Askep Gastritis

- Klien termasuk kategori I ( mandiri )

- Tanda-tanda vital : T = 36,2 0C/ axila

P = 68 x/ menit

R = 21 x/ menit

BP = 120/80 mmHg.

U = sering

F = 1x

A = 1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan HCl di

lambung teratasi sebagian

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh teratasi sebagian

P = Diagnosa 1 :

1. Observasi vital sign

2. Beri posisi yang nyaman

3. Anjurkan klien tekhnik relaksasi dan distraksi

4. Beri suasana yang nyaman dan tenang

5. Anjurkan klien makan tepat waktu

6. Beri obat antacida dan antiemesis sesuai order dokter

Diagnosa 2 :

1. Observasi intake makanan

2. Kaji kebiasaan makan klien sebelum sakit

3. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering

4. Anjurkan makan makanan kesukaan klien bila tanpa

kontraindikasi

5. Atur suasana senyaman mungkin saat klien makan

6. Anjurkan klien untuk sikat gigi sebelum makan

7. Timbang berat badan klien tiap pagi sebelum makan

8. Berikan makanan yang lunak

32

Page 33: Askep Gastritis

Jam

09.00 Am

I = Diagnosa 1 :

1. Mengobservasi vital sign

2. Memberi posisi yang nyaman

3. Menganjurkan klien tekhnik relaksasi ( seperti

menarik nafas dalam ) dan distraksi ( seperti

menonton TV )

4. Memberi suasana yang nyaman dan tenang

5. Menganjurkan klien makan tepat waktu agar perut

tidak kosong

6. Memberi obat antacida (seperti Acran 1 ampul,

Sanmag 2 x 1 tablet, Strocain 3 x 1 tablet) dan

antiemesis (seperti Tomit 1 ampul) sesuai order dokter

Diagnosa 2 :

1. Mengobservasi intake makanan

2. Mengkaji kebiasaan makan klien sebelum sakit

3. Menganjurkan klien makan sedkit-sedikit tapi sering

4. Menganjurkan makan makanan kesukaan klien bila

tanpa kotraindikasi

5. Mengatur suasana senyaman mungkin saat klien

makan

6. Menganjurkan klien untuk sikat gigi sebelum makan

7. Memberikan makanan yang lunak seperti bubur

E = - Klien masih merasa nyeri pada bagian ulu hatinya,

serta mual dan kembung.

- Klien tidak nafsu makan.

- Intake dan output masih belum seimbang.

33

Page 34: Askep Gastritis

Hari /

Tanggal

Catatan Perkembangan ( SOAPIE ) TTD

Minggu,

14 Desember

2008

jam

07.00 Am

S = Klien mengatakan “ulu hati masih terasa sedikit sakit,

mual dan muntah serta perut kembung sudah tidak lagi”.

O = : - Keadaan umum baik

- Pupil isokor, conjungtiva anemis.

- Pemeriksaan abdomen :

palpasi = ada nyeri tekan pada daerah epigastrium

( ulu hati )

P = peningkatan HCl di lambung

Q = seperti ditusuk-tusuk

R = ulu hati

S = 1 ( 0-4 )

T = saat terlambat makan

- Terpasang infus Dex 5% 20 tetes/ menit pada vena

radialis sinistra tidak ada tanda-tanda phlebitis pada

area pemasangan infus.

- Klien hanya menghabiskan ½ dari porsi makanan

yang telah disediakan oleh rumah sakit

- Klien termasuk kategori I ( mandiri )

- Tanda-tanda vital : T = 36,3 0C/ axila

P = 77 x/ menit

R = 24 x/ menit

BP = 120/80 mmHg.

U = sering

34

Page 35: Askep Gastritis

F = 1x

A = 1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan HCl di

lambung teratasi sebagian

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh teratasi sebagian

P = Diagnosa 1 :

1. Observasi vital sign

2. Beri posisi yang nyaman

3. Anjurkan klien tekhnik relaksasi dan distraksi

4. Beri suasana yang nyaman dan tenang

5. Anjurkan klien makan tepat waktu

6. Beri obat antacida dan antiemesis sesuai order dokter

Diagnosa 2 :

1. Observasi intake makanan

2. Kaji kebiasaan makan klien sebelum sakit

3. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering

4. Anjurkan makan makanan kesukaan klien bila tanpa

kontraindikasi

5. Atur suasana senyaman mungkin saat klien makan

6. Anjurkan klien untuk sikat gigi sebelum makan

7. Timbang berat badan klien tiap pagi sebelum makan

8. Berikan makanan yang lunak

I = Diagnosa 1 :

1. Mengobservasi vital sign

2. Memberi posisi yang nyaman

3. Menganjurkan klien tekhnik relaksasi ( seperti

menarik nafas dalam ) dan distraksi ( seperti

35

Page 36: Askep Gastritis

Jam

09.00 Am

menonton TV )

4. Memberi suasana yang nyaman dan tenang

5. Menganjurkan klien makan tepat waktu agar perut

tidak kosong

6. Memberi obat antacida (seperti Acran 1 ampul,

Sanmag 2 x 1 tablet, Strocain 3 x 1 tablet) dan

antiemesis (seperti Tomit 1 ampul) sesuai order dokter

Diagnosa 2 :

1. Mengobservasi intake makanan

2. Mengkaji kebiasaan makan klien sebelum sakit

3. Menganjurkan klien makan sedkit-sedikit tapi sering

4. Menganjurkan makan makanan kesukaan klien bila

tanpa kotraindikasi

5. Mengatur suasana senyaman mungkin saat klien

makan

6. Menganjurkan klien untuk sikat gigi sebelum makan

7. Memberikan makanan yang lunak seperti bubur

E = - Klien masih merasa nyeri pada bagian ulu hatinya

- Nafsu makan klien mulai meningkat dari hari yang

sebelumnya

- Intake dan output masih belum seimbang

36

Page 37: Askep Gastritis

Hari / Tanggal Catatan Perkembangan ( SOAP ) TTD

Senin,

15 Desember

2008

jam

08.00 Am

S = Klien mengatakan “malam tadi tidur dengan

nyenyak, kepala tidak pusing, batuk reda, sakit

pada bagian ulu hati sudah tidak lagi, perut sudah

tidak terasa mual dan kembung lagi”.

O = : - Keadaan umum baik

- Conjungtiva pink

- Klien dapat menghabiskan 1 porsi makanan

yang telah disediakan oleh rumah sakit

- Klien termasuk kategori I ( mandiri )

- Tanda-tanda vital : T = 36,2 0C/ axila

P = 74 x/ menit

R = 23 x/ menit

BP = 120/80 mmHg.

U = sering

F = 1x

A = 1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan

HCl di lambung teratasi

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh tidak terjadi

P = Intervensi di stop karena klien di izinkan pulang

oleh dokter yang merawat.

37

Page 38: Askep Gastritis

38