acara1 mutu

17
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu proses yang terjadi selama pamasakan buah (komoditi hortikultura) setelah panen adalah penurunan kekerasan buha atau buah semakin lunak. Proses tersebut disebabkan oleh degradasi komponen- komponen penyusun dinding sel. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh petani adalah memanen buah terlalu awal ketika mereka belum matang dan belum menghasilkan rasa yang enak. Beberapa sayuran, jika dibiarkan untuk tumbuh besar, akan menjadi terlalu berserat atau terlalu banyak biji untuk bisa dimakan enak. Pada kebanyakan tanaman hortikultura, jika anda memanennya bersamaan maka anda dipastikan mendapat banyak produk yang belum matang atau terlalu matang. Dengan menggunakan indeks kematangan sebagai standard panen maka akan sangat mengurangi susut saat pre- sortasi. Untuk beberapa hasil panen ini dapat melibatkan penggunaan refraktometer untuk mengukur kadar gula atau sebuah alat penetrometer untuk mengukur kekerasan.

Upload: dewi

Post on 17-Dec-2015

265 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

mutu

TRANSCRIPT

I.PENDAHULUANA. Latar BelakangSalah satu proses yang terjadi selama pamasakan buah (komoditi hortikultura) setelah panen adalah penurunan kekerasan buha atau buah semakin lunak. Proses tersebut disebabkan oleh degradasi komponen-komponen penyusun dinding sel. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh petani adalah memanen buah terlalu awal ketika mereka belum matang dan belum menghasilkan rasa yang enak. Beberapa sayuran, jika dibiarkan untuk tumbuh besar, akan menjadi terlalu berserat atau terlalu banyak biji untuk bisa dimakan enak. Pada kebanyakan tanaman hortikultura, jika anda memanennya bersamaan maka anda dipastikan mendapat banyak produk yang belum matang atau terlalu matang. Dengan menggunakan indeks kematangan sebagai standard panen maka akan sangat mengurangi susut saat pre-sortasi. Untuk beberapa hasil panen ini dapat melibatkan penggunaan refraktometer untuk mengukur kadar gula atau sebuah alat penetrometer untuk mengukur kekerasan.Pengukuran kekerasan/kelunakan buah dapat dilakukan secara kualitatif dengan cara menekan dengan jari atau secara kuantitatif menggunakan penetrometer.

B. TujuanTujuan praktikum ini adalah1. Mengetahui cara penggunaan penetrometer untuk evaluasi buah.2. Mengetahui nilai kekerasan bermacam-macam buah.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Ciri-ciri fisik produk pertanianBentuk, ukuran, volume, luas permukaan, porositas, warna dan lain-lain penting dalam hal perancangan alsin atau analisis perilaku produk dalam proses penanganannya. Sebagai contohnya pada proses:1. Heating dan Cooling.2. Pneumatic Separation perlu informasi tentang bentuk dan dimensi serta density dan luas permukaan bahan hasil pertanian.3. Analisis heat transfer4. Pneumatic transport5. Separation (sedimentation) Settling Velocity6. Selective harvesting, grading dan sortasi warna permukaan produkB. Sifat-sifat mekanik1. Hardness bijian Untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimiawi, karakteristik pada proses milling dan size reduction.2. Kuat tekan, ketahanan terhadap gaya geser dan impact size reduction, cutting modulus elastisitass, poisson ratio.

Vcr = Kecp. Impact kritis untuk pemecahan dalam size reductionC. Sifat-sifat thermis Panas spesifik, konduktivitas panas, surface heat transfer coef,emissivity Heating, Cooling, evaporation, freezingD. Sifat-sifat elektrisConductance, Capasitance, Dielectric Resistance penentuan MC, electrostatic separation, heating.Conductance = kebalikan dari Resistan penentuan MCCapasitance = Kemampuan menampung muatan listrik separationDilectric Constant = Ratio Capasitance bahan terhadap Capasitance udara untuk heatingE. Sifat-sifat optis1. Warna, pemantulan & penerusan cahaya sortasi, evaluasi kualitas2. Warna & pemantulan cahay evaluasi external properties3. Penerusan cahaya evaluasi internal properties.

III. METODOLOGIA. Alat dan Bahan1. Alat yang digunakan pada praktikum, antara lain:a. Penetrometerb. Pisauc. Indra manusia (mulut, hidung, mata).2. Bahan yang digunakan dalam praktikum, antara lain:a. Apelb. Sawoc. Strawberryd. Timune. ManggaB. Prosedur Kerja1. Menyiapkan buah-buahan tampa mengupasnya terlebih dahulu.2. Menekan jarum penetrometer secara perlahan-lahan, tegak lurus pada tiga titik permukaan buah, kemudian hasilnya dirata-ratakan.3. Penekanan penetrometer dihentikan ketika jarum pointer berhenti. Jarum penunjuk pada penetrometer akan berhenti saat daging buah pecah atau daging buah mulai berdeformasi.4. Mencatat nilai tekanan yang ditunjukkan pada saat pointer berhenti.5. Memberikan deskripsi sensoris (warna, rasa dan aroma) dari setiap buah yang diuji.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilTerlampirB. PembahasanKekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).Mengapa diperlukan pengujian kekerasan?Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu.Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :1. Brinnel (HB / BHN)Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (spesimen). Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material yang memiliki permukaan yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan diplating ataupun terbuat dari bahan Karbida Tungsten.Uji kekerasan brinnel dirumuskan dengan :

2. Rockwell (HR / RHN)Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut.Besarnya minor load maupun major load tergantung dari jenis material yang akan di uji.Dibawah ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari besarnya kekerasan dengan metode Rockwell.HR = E - eDimana :F0 = Beban Minor(Minor Load) (kgf)F1 = Beban Mayor(Major Load) (kgf)F = Total beban (kgf)e = Jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan 0.002 mmE = Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line yang untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bias dilihat pada table 1HR = Besarnya nilai kekerasan dengan metode hardnessTabel dibawah ini merupakan skala yang dipakai dalam pengujian Rockwell skala dan range uji dalam skala Rockwell.3. Vikers (HV / VHN)Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid. Beban yang dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu antara 1 sampai 1000 gram.Angka kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban uji (F) dengan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) dari indentor(diagonalnya) (A) yang dikalikan dengan sin (136/2). 4. Micro Hardness (knoop hardness)Mikrohardness test tahu sering disebut dengan knoop hardness testing merupakan pengujian yang cocok untuk pengujian material yang nilai kekerasannya rendah. Knoop biasanya digunakan untuk mengukur material yang getas seperti keramik.Hasil PraktikumKekerasan Buah adalah ukuran yang diterima secara universal kematangan buah. Penetrometer buah akurat mengukur kekerasan buah dengan mengukur gaya yang dibutuhkan untuk mendorong ujung plunger (dengan ukuran tertentu) ke dalam buah dan sayuran.Seri GY dari Penetrometer ideal untuk menguji berbagai buah-buahan dan sayuran. Pengukuran gaya menyediakan informasi yang diperlukan bagi petani untuk menentukan waktu memilih yang terbaik, dan untuk memantau pematangan dan pelunakan buah selama penyimpanan.Secara alami, buah-buahan dan sayuran yang berbeda akan bervariasi: varietas, lokasi geografis dan iklim akan mempengaruhi semua ketegasan yang sesuai untuk memetik buah tertentu. Pengukuran Direkomendasikan digunakan sebagai panduan, petani menggunakan pengalaman dan keahlian mereka untuk membangun nilai ketegasan tepat berlaku untuk varietas tertentu dan lingkungan mereka.Penetrometer dapat dibagi menjadi 2macam: 1. Penetrometer statis. Ujungnya ditekan kedalam sampel pada kecepatan tertentu, dan gaya perlawanannya diukur (dalam kg/cm2 misalnya). 2. Penetrometer dinamis. Ujungnya dimasukkan kedalam sampel dengan pukulan yang dilakukan dengan menjatuhkan beban. Beban dijatuhkan dari tinggi jatuh tertentu,dan jumlah pukulan yang diperlukan untuk mendorong ujung tersebut menembus jarak tertentu diukur pula (misalnya dalam satuan pukulan meter).

Gambar 1. Penetrometer.Praktikum ini menggunakan bahan uji apel, sawo, strawberry, timun dan mangga dengan menggunakan penetrometer. Nilai yang ditunjukkan oleh penetrometer berupa nilai gaya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai tekanan, diperlukan nilai luas permukaan penetrometer sehingga menghasilkan nilai tekanan. Luas permukaan jarum penetrometer yang masuk ke buah, dimana diameter jarum 0,05mm. Luas permukaan yang dihasilkan 0,196 mm2. Satuan tekanan yang dihasilkan adalah N/mm2.Seiring dengan perubahan tingkat ketuaan dan kematangan, pada umumnya buah-buahan mengalami serangkaian perubahan komposisi kimia maupun fisiknya. Rangkaian perubahan tersebut mempunyai implikasi yang luas terhadap metabolismedalam jaringan tanaman tersebut. Diantaranya yaitu perubahan kandungan asam-asam organik, gula dan karbohidrat lainnya (Wills et al., 1981). Perubahan tingakat keasaman dalam jaringan juga akan mempengaruhi aktifitas beberapa enzim diantaranya adalah enzim-enzim pektinase yang mampu mengkatalis degradasi protopektinyang tidak larut menjadi substansi pectin yang larut. Perubahan komposisi substansi pektin ini akan mempengaruhi kekerasan buah-buahan.Perbedaan nilai dari kekerasan buah dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah tersebut. Nilai kekerasan buah cenderung menurun selama penyimpanan akibat proses pematangan. Beberapa hal yang menyebabkan penurunan kekerasan buah adalah suhu, tempat penyimpanan, respirasi dan transpirasi.Suhu dingin sangat mempengaruhi perubahan nilai kekerasan buah. Semakin rendah suhu penyimpanan semakin lambat penurunan nilai kekerasan buah. Salah satu bentuk penilaian bahwa suatu produk pertanian masih layak simpan untuk dikonsumsi adalah ketika tekstur buah masih cukup keras. Pada penyimpanan dengan suhu ruang, buah cepat menjadi lunak. Penurunan tingkat kekerasan ini terjadi akibat proses pematangan sehingga komposisi dinding sel berubah menyebabkan menurunnya tekanan turgor sel dan kekerasan buah menurun. Perubahan kekerasan ini dapat dijadikan indikator tingkat kematangan buah.Menurut Apandi (1984) perubahan tekstur yang terjadi pada buah yaitu dari keras menjadi lunak sebagai akibat terjadinya proses kelayuan akibat respirasi dan transpirasi. Proses kelayuan ini merupakan masa senescence atau penuaan yang disusul dengan kerusakan buah. Adanya proses respirasi dan transpirasi menyebabkan buah dan sayur kehilangan air akibat berkurangnya karbon dalam proses respirasi.Tekanan yang diukur ada pada tiga titik, yaitu pangkal, ujung dan tengah bahan. Nilai tekanan apel yaitu 2,55; 0,76 dan 1,02. Nilai tekanan sawo yaitu 0,51; 1,78 dan 2,55. Nilai tekanan strawberry yaitu 0,05; 0,255 dan 0,255. Nilai tekan timun yaitu 5,61; 2,55 dan 3,06. Dan nilai tekanan untuk mangga yaitu 6; 10 dan 10,5.Dapat kita lihat bahwa nilai tekanan untuk buah berbeda-beda, yang paling tinggi tekanan adalah buah mangga, hal tersebut menandakan bahwa tingkat deformasi buah mangga yang rendah, sehingga memerlukan gaya dan tekanan yang lebih besar untuk merusak bahan tersebut.Deskripsi sensoris bahan yang diuji bisa dilihat pada hasil yang terlampir. Untuk aroma, 4 buah diantaranya berbau harum namun untuk timun tidak berbau dan sedikit berbau getah. Sedangkan rasa, apel dan mangga berasa manis, timun hambar, strawbey asam dan sawo sepat bergetah.Warna yang kita lihat pada umumnya mnjadi parameter nilai sensorik yang kita berikan pada buah tersebut.

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan1. Tekanan yang diukur ada pada tiga titik, yaitu pangkal, ujung dan tengah bahan. Nilai tekanan apel yaitu 2,55; 0,76 dan 1,02. Nilai tekanan sawo yaitu 0,51; 1,78 dan 2,55. Nilai tekanan strawberry yaitu 0,05; 0,255 dan 0,255. Nilai tekan timun yaitu 5,61; 2,55 dan 3,06. Dan nilai tekanan untuk mangga yaitu 6; 10 dan 10,5.2. Deskripsi sensoris bahan yang diuji bisa dilihat pada hasil yang terlampir. Untuk aroma, 4 buah diantaranya berbau harum namun untuk timun tidak berbau dan sedikit berbau getah. Sedangkan rasa, apel dan mangga berasa manis, timun hambar, strawbey asam dan sawo sepat bergetah.

B. SaranSaran yang dapat saya berikan untuk praktikum ini adalah agar asisten lebih menguasai pemakaian alat hardness tester dan perbanyak sarana penunjang praktikum sehingga bahan yang diuji bisa lebih banyak tanpa hars terlalu lama menunggu.

DAFTAR PUSTAKAAnonim1. Kekerasan Bahan (On-line). http://mikolehi.wordpress.com/d-kuliah/ dialses tanggal 16 Juni 2012.

Anonim2. Hardness Tester (On-line). http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-#.T9vcdZDEnCM diakses tanggal 16 Juni 2012.

Anonim3. Fruit Penetrometer. http://www.industrysearch.com.au/Products/Fruit-Penetrometer-78984 diakses tanggal 22 Juni 2012.

Apandi, M. 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Penerbit Alumni. Bandung.

Hartanto R. dan C. Sianturi. 2008. Perubahan Kimia, Fisika Dan Lama Simpan Buah Pisang Muli dalam Penyimpanan Atmosfir Pasif. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

Kitinoja, L. dan A.A. Kader. 2002. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4) Juli 2002. Pen. Utama, I.M.S. Denpasar. Universitas Udayana.