laporan pengawasan mutu
DESCRIPTION
Pembanding jamak dan gandaTRANSCRIPT
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
1/12
1
I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produk yang beredar di pasaran memiliki banyak keanekaragaman dalam hal merekdagang, namun seringkali tidak ada perbedaan bentuk, rasa, warna, serta aroma, walaupun
biasanya setiap produk memiliki ciri khas tertentu. Selain itu, produk yang memiliki
kesamaan harus mengikuti persyaratan standar minimal yang sudah ditetapkan, tetapi harus
lebih baik dari produk yang sejenis lainnya.
Cara untuk membedakan produk tersebut memerlukan uji organoleptik, diantaranya
adalah uji pembanding ganda dan uji pembanding jamak. Dengan begitu, mutu suatu produk
dapat diketahui. Selain itu kedua uji pembanding ini juga dapat digunakan untuk
membandingkan mutu suatu produk dengan produk lain serta mengetahui keaslian produk
dengan cara membandingkannya. uji pembanding ganda menyerupai uji duo trio hanya saja
pada uji pembanding ganda menggunakan dua buah contoh baku. Umumnya uji pembanding
ganda digunakan untuk menguji bau serta sifat fisik dari komoditi yang diuji. Uji ini jugadapat digunakan dalam menentukan mutu serta keaslian dari sampel yang diuji dengan
membandingkannya pada baku mutu yang ada. Uji pembanding jamak sedikit berbeda
dengan uji pembanding ganda, hal tersebut karena pada uji pembanding jamak memiliki
contoh baku tiga bahkan lebih. Uji pembanding jamak membandingkan sampel dengan
dengan baku mutu yang ada. Pada umumnya uji ini dilakukan dengan menggunakan indera
penciuman serta pengelihatan, bukan dengan menggunakan indera perasa (dicicipi).
Praktikan diharapkan mampu memiliki sensitifitas yang lebih baik dalam
mengidentifikasi suatu sampel dan membandingkan sampel dengan contoh baku terutama
bila contoh baku ataupun sampel yang tersedia lebih dari satu. Selain itu uji ini perlu
dilakukan karena dalam industri pangan kedua uji pembanding ini umum digunakan untuk
membandingkan suatu produk dengan produk lain yang memiliki kesamaan. Kedua ujipembanding ini juga umum digunakan untuk mengetahui keaslian suatu produk dengan cepat,
walaupun tingkat keakuratannya sangat bergantung pada panelis.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pengujian dari dua atau lebih contoh
produk untuk dinilai ada atau tidaknya perbedaan antara produk tersebut. Uji pembedaan ini
dibagi atas dua macam yaitu, uji pembedaan ganda, dan uji pembedaan jamak.
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
2/12
2
II METODOLOGI
Alat dan Bahan
Bahanbahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 2 jenis keripik kentang denganmerek yang berbeda untuk uji pembanding ganda dan beberapa macam keripik kentang untuk
uji pembanding jamak. Alat-alat yang digunakan yaitu gelas plastik, label, kertas dan label.
Metode
a.
Pembanding Ganda
Mulai
Gelas plastik dan bahan (dua jenis
keripik kentang yang berbeda merek)
Disajikan beberapajenis sampel dari dua jenis
keripik kentang yang akan diuji
Setiap sampel keripik kentang dinilai oleh panelis dengan cara
menghirup aroma dan mendengar kerenyahan lalu ditulis penilaian
organoleptik pada lembar penilaian yang telah diberikan
Selesai
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
3/12
3
b.Pembanding Jamak
Mulai
Panelis dihadapkan pada 6 contoh baku dan 1 sampel
dari keripik kentang yang ada)
Aroma dari 6 contoh baku terlebih dahulu
dicium dan dihirup lalu kerenyahan didengar
oleh panelis
Aroma dan kerenyahan dari sampel keripik
kentang dibandingkan dengan keenam contoh baku
sebelumnya, contoh baku mana yang memiliki aroma
dan kerenyahan yang sama dengan sampel keripik
kentang yang ada. Lalu ditulis penilaian organoleptik
pada lembar penilaian yang telah diberikan
Selesai
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
4/12
4
III HASIL PEMBAHASAN
Hasil
(Terlampir)
Pembahasan
Uji pembanding ganda disebut juga dual standard. Uji pembanding ganda merupakan
metode uji pembedaan dengan menggunakan dua contoh baku. Tujuan dari uji ini adalah
memasukkan atau menentukan contoh uji ke golongan contoh baku misalnya A atau B. Uji
pembanding ganda memiliki beberapa manfaat antara lain digunakan untuk membedakan
bau-bauan atau sifat bau komoditi serta baik digunakan untuk memilih satu tim panelis
terbaik yang akan digunakan sebagai panel penguji pembedaan. Jumlah contoh yang dinilai
pada uji ini ada dua, maka peluang secara acak adalah 1/2 atau 50% (Setyaningsih et al2010)
Cara pengujian pcmbanding ganda atau cara penyajian contohnya menyerupai ujiduo-trio. Jika pada uji duo- trio digunakan satu contoh baku sebagai pembanding maka pada
uji pembanding ganda digunakan dua contoh baku sebagai pembanding yaitu A dan B. Kedua
contoh pembanding itu disajikan bersamaan sebelum contoh-contoh yang akan diuji
disajikan. Panelis diwajibkan mengenali dan mengingat sifat-sifat sensonik kedua contoh
pembanding yang diujikan, misalnya jika bau tengik yang diujikan maka panelis harus sudah
betul-betul mengenali dan hafal bau tengik itu. Setelah semua panelis yang akan
melaksanakan uji bau itu betul-betul mengetahui bau tengik pada contoh pembanding,
barulah dua contoh uji disajikan secara acak. Dalam pengujian ini panelis diminta menyebut
yang mana dari kedua contoh yang diujikan sama dengan pembanding A dan yang mana yang
sama dengan pembanding B (Soewarno 1985).
Contoh kasus yang dapat menggunakan uji pembanding ganda adalah sebagai berikut.PT Agro Asin adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit dan juga
memproduksi produk produk turunan minyak kelapa sawit seperti minyak goreng,
shorthening, dan margarin. Dalam rangka meningkatkan mutu produk minyak goreng, divisi
R n D perusahaan melakukan pengujian sensori terhadap atribut mutu ketengikan yang
merupakan atribut indikator kerusakan minyak goreng. Maka perusahan ini akan melakukan
uji pembanding ganda terhadap ketengikan dari minyak goreng. Uji ini akan dilakukan
dengan terlebih dahulu disajikan kepada panelis dua contoh baku minyak goreng dari merek
yang sudah terkenal, yaitu minyak A dan minyak B. Panelis akan diminta untuk mengenal
dan mengingat dengan bak sifat sifatnya sedangkan atribut yang harus dinilai adalah
ketengikan. Kemudian disajikan dua contoh minyak goreng dari hasil perusahaan untuk
dinilai contoh mana yang sesuai dengan contoh baku A dan contoh baku B. Peluang panelisuntuk mengenali dengan benar adalah 0,5 (Setyaningsih et al2010).
Uji pembanding jamak disebut juga multiple standard. Uji pembanding jamak
merupakan metode uji pembedaan dengan menggunakan tiga atau lebih contoh baku. Tujuan
dari uji ini adalah menetukan besarnya perbedaan antara contoh baku dan contoh uji. Uji
pembanding jamak memiliki beberapa manfaat antara lain digunakan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan diantara satu atau lebih contoh uji dengan contoh baku (kontrol) dan
digunakan untuk memperkirakan besarnya perbedaan yang ada antara contoh uji dan contoh
baku Cara pengujian pcmbanding jamak atau cara penyajian contohnya adalah panelis akan
disajikan beberapa contoh baku sebagai kontrol. Setelah itu, sebuah contoh uji dinilai mana
yang paling mendekati dengan salah satu contoh baku. Metode ini baik digunakan untuk uji
bau dan uji warna (Setyaningsih et al2010).
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
5/12
5
Contoh kasus yang dapat menggunakan uji pembanding jamak adalah sebagai berikut.
Suatu perusahaan ingin melakukan peningkatan mutu terhadap produk biskuit yang dibuat.
Maka dilakukan uji pembanding jamak terhadap biskuit di perusahaan. Indikator yang ingin
diuji adala aroma vanila pasta. Sehingga disediakan lima contoh baku biskuit dari lima merek
terkenal yaitu A, B, C, D. Lalu panelis diminta menguji atau membandingkan contoh uji
dengan contoh baku sehingga dapat ditentukan yang berbeda nyata.Terdapat beberapa perbedaan antara uji pembanding ganda dan uji pembanding
jamak. Perbedaan tersebut antara lain adalah pada uji pembanding ganda digunakan dua
contoh baku sedangkan pada uji pembanding jamak digunakan tiga tau lebih contoh baku. Uji
pembanding ganda bertujuan mengelompokkan contoh uji dari salah satu contoh baku
sedangkan uji pembanding jamak bertujuan memperkirakan besar perbedaan yang ada dan
telah dapat diketahui oleh panelis.
Uji pembanding ganda menggunakan dua contoh baku sebagai pembanding yaitu A
dan B. Uji pembanding ganda terutama digunakan untuk menguji warna dan aroma komoditi.
Uji ini dapat ditujukan untuk penentuan golongan contoh apakah termasuk mutu A atau mutu
B, sesuai dengan penggolongan yang ada. Artinya apabila tidak sama dengan contoh baku
yang ada, misalnya mutu A maka contoh tersebut akan termasuk mutu B.Uji pembanding jamak atau uji baku jamak merupakan salah satu uji pembedaan yang
menggunakan contoh baku hingga tiga atau lebih. Sifat dari bahan yang akan diuji
ditunjukkan dari banyaknya contoh pembanding yang menunjukkan bahwa perbedaan sifat
antar pembanding atau baku tersesebut tidak terlalu mencolok. Karena banyaknya
pembanding yang disediakan, maka uji dilakukan dengan menggunakan indera pembauan
dan penglihatan, tidak dengan indera pengecapan (Handayani, 1994). Pada uji ini, contoh-
contoh pembanding tidak perlu dikenali dahulu, karena penyajiannya dilakukan bersama-
sama dengan contoh yang akan dinilai.
Cara penilaian uji pembanding jamak pada praktikum yang dilakukan ialah panelis
diberi lima buah sampel baku dan sebuah produk yang akan diuji. Setiap panelis harus
memberi respon mengenai aroma dan kerenyahan sampel yang akan diuji dengan kelima
sampel baku, apakah sama atau tidak. Sedangkan cara analisisnya yaitu respon dari panelis
yang menilai bahwa aroma dan kerenyahan sampel yang diuji sama atau tidak dengan kelima
sampel baku.
Pada praktikum uji pembanding ganda, praktikan sebagai panelis menguji dua jenis
keripik kentang yang akan dibandingkan dengan dua buah sampel baku. Keripik kentang
pertama diberi kode 119 dan keripik yang kedua diberi kode 777. Sedangkan sampel baku
yang digunakan diberikan kode PA1 dan PA2. Teknis pengujian diagi menjadi dua buah
kelompok yang masing-masing berjumlah 14 panelis. Pada pengujian aroma kelompok
pertama memberikan hasil bahwa 13 panelis memberikan respon yang berbeda nyata pada
sampel dengan kode 777 dengan sampel baku A. Selain itu, semua panelis memberikanrespon bahwa sampel dengan kode 119 tidak berbeda nyata dengan sampel baku A. Semua
panelis memberikan respon pada sampel 119 bahwa sampel tersebut berbeda nyata dengan
sampel baku B dan semua panelis juga memberikan responbahwa sampel 777 tidak berbeda
nyata pada sampel baku B. Pada pengujian, didapatkan data bahwa jumlah panelis yang
menyatakan berbeda nyata antara sampel 777 dengan sampel baku A sebanyak 13 orang dan
masuk pada selang tingkat 1%. Sedangkan untuk sampel 119, 14 panelis menyatakan berbeda
nyata dengan sampel baku B dan termasuk dalam tingkat 0.1%.
Kelompok kedua memberikan respon bahwa 13 orang menyatakan sampel 777
berbeda nyata dengan sampel baku A dan 12 panelis menyatakan bahwa aroma sampel 119
tidak berbeda nyata dengan sampel baku A. Untuk sampel baku B, sebanyak 13 panelis
menyatakan bahwa sampel dengan kode 119 tidak berbeda nyata dan 3 orang panelis yangmenyatakan tidak berbeda nyata pada aroma sampel 777 dengan sampel baku B. Dari hasil
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
6/12
6
pengujian yang dilakukan kedua kelompok didapatkan hasil bahwa kelompok pertama lebih
baik datanya karena hanya satu panelisyang tidak sesuai dengan data yang seharusnya. Pada
pengujian ganda ini sampel kode 119 merupakan jenis keripik kentang yang sama dengan
sampel baku PA1. Sedangkan, sampel kode 777 merupakan jenis keripik kentang yang sama
dengan sampel baku PB2. Sampel 119 dan sampel baku PA1 merupakan keripik kentang
dengan jenis Pringless Original. Sampel 777 dan sampelbaku PA2 merupakan keripikkentang jenis Jacker Original. Dari pengujian, didapatkan hasil bahwa sampel 777 dan 119
dinilai 13 panelis dengan sampel baku A dan B. Tingkat untuk kelompok dua ini yaitu
sebesar 1%. Secara keseluruhan, pengujian pembanding ganda pertama ini kelompok satu
memiliki data yang lebih bagus karena tingkat yang didapatkan yaitu sebesar 0,1%. Semakin
kecil tingkat persen yang didapat, berarti jumlah panelis yang menilai sampel dengan sampel
baku tidak berbeda nyata semakin kecil.
Pengujian pembanding ganda kedua yaitu untuk menguji kerenyahan keripik kentang.
Kerenyahan keripik ini diuji dengan mematahkan keripik kentang tersebut. Sampel yang
digunakan diberi kode 777 dan 119 dengan sampel baku PA1 dan PB2. Pada sampel baku
PA1, kelompok pertama memberikan respon bahwa 13 panelis memberikan penilaian bahwa
sampel kode 777 berbeda nyata dan semua panelis menilai sampel 119 tidak berbeda nyatadengan sampel baku. Sampel 777 dinilai 13 panelis berbeda nyata dengan sampel baku A.
Data tersebut masuk ke tingkat 1%. Dan untuk sampel 119, sebanyak 12 panelis menyatakan
berbeda nyata dengan sampel baku B. Selang tersebut masuk ketingkat 5%.
Pada kelompok kedua, 12 panelis menilai sampel 777 berbeda nyata dengan sampel
baku PA1, selain itu 12 panelis juga menilai bahwa sampel 119 tidak berbeda nyata dengan
sampel baku PA1. Untuk sampel baku PB1, sebanyak 12 panelis menilai bahwa sampel uji
777 tidak berbeda nyata dengan sampel baku. Sedangkan untuk sampel 119, sebanyak 11
panelis menyatakan bahwa tidak berbeda nyata dengan sampel baku PB2. Dari data yang
didapat, kelompok pertama memiliki data yang lebih baik daripada kelompok dua. Hal
tersebut karena, jumlah panelis yang memberikan penilaian yang sesuai dengan sampel baku
lebih banyak daripada kelompok kedua. Pada sampel 777, didapatkan bahwa tingkat
kesalahan sebesar 5%. Dan untuk sampel 119, didapatkan nilai kesalahan yang lebih besar
dari 5% karena nilai panelis yang menyatakan berbeda nyata dengan sampel baku lebih besar
dari 12 panelis.
Pada uji pembanding jamak, kode sampel yang digunakan yaitu 102 dengan lima
buah sampel baku yang diberi kode A, B, C, D, dan E. Parameter pertama yang diuji dengan
uji pembanding jamak yaitu aroma. Metode pengujian yang dilakukan sama dengan uji
pembanding ganda dengan parameter aroma, yaitu sampel yang akan diuji dicium aromanya
dan dibandingkan dengan sampel baku. Pada kelompok pertama, semua panelis memberikan
respon bahwa sampel yang diuji tidak berbeda nyata dengan sampel baku D. Selain sampel
baku D, semua panelis memberikan respon berbeda nyata untuk sampel yang diuji dengansampel baku A, B, C, dan E. Untuk sampel baku A dan B, tingkat kesalahan yang terjadi
yaitu 0,1% sedangkan untuk sampel baku C dan E, tingkat kesalahan yang didapatkan yaitu
sebesar 1%. Tingkat kesalahan tersebut didapatkan dari perbandingan sampel 102 dengan
masing-masing sampel baku.
Pada kelompok kedua, 13 panelis menilai sampel yang diuji tidak berbeda nyata
dengan sampel baku D dan hanya satu panelis yang menyatakan sampel berbeda nyata
dengan sampel D. Pada sampel baku A dan E, 13 panelis menyatakan bahwa sampel yang
diuji berbeda nyata dengan sampel baku. Pada sampel baku B, semua panelis menyatakan
bahwa sampel yang diuji berbeda nyata dengan sampel baku B. Sedangkan 11 panelis
menyatakan bahwa sampel yang diuji berbeda nyata dengan sampel C. Dari data kedua
kelompok, data yang didapatkan lebih baik data yang didapatkan kelompok pertama. Haltersebut karena data yang didapatkan kelompok satu sesuai dengan produk. Sampel yang
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
7/12
7
digunakan dengan kode 102 yaitu jenis keripik kentang Mr. Potato yang sama dengan sampel
baku D. Sedangkan untuk sampel baku A, B, C, dan E secara berurutan yaitu Jacker Original,
Pringles Original, Lays, dan Jack n Jill. Data yang seharusnya, aroma sampel 102 sama
dengan sampel baku D. Tingkat kesalahan yang didapatkan dari perbandingan sampel dengan
sampel baku A dan E yaitu sebesar 1%. Sedangkan untuk sampel baku B, tingkat kesalahan
yang didapatkan yaitu sebesar 0,1%. Dan untuk sampel baku C, tingkat kesalahan yangdidapatkan yaitu lebih besar daripada 5%.
Parameter kedua yang diuji pada uji pembanding jamak yaitu kerenyahan. Seperti uji
sebelumnya, panelis dibagi menjadi dua kelompok. Semua panelis kelompok pertama
memberikan respon bahwa sampel 102 tidak berbeda nyata dengan sampel baku D. Selain
itu, semua panelis menilai bahwa sampel berbeda nyata dengan sampel baku C. Sampel baku
B dan E semuanya dinilai berbeda dengan sampel 102 yang diuji oleh 13 panelis. Sedangkan
untuk sampel baku A dinilai berbeda nyata oleh 12 panelis. Tingkat kesalahan yang
didapatkan dari percobaan yaitu sebesar 1% untuk sampel baku B dan E. Sedangkan untuk
sampel A dan sampel C memiliki tingkat kesalahan sebesar 5% dan 0,1%.
Kelompok panelis kedua, sebanyak 11 panelis menilai bahwa sampel 102 tidak
berbeda nyata dengan sampel baku D. Sebanyak 11 panelis menilai bahwa kerenyahansampel 102 berbeda nyata dengan sampel baku B dan C. Selain itu, 13 panelis menilai sampel
yang diuji berbeda nyata dengan sampel baku E. Untuk sampel baku A, sebanyak 8 panelis
menilai bahwa sampel memiliki kerenyahan yang berbeda nyata. Secara keseluruhan, data
yang didapatkan kelompok satu lebih sesuai dengan sampel baku yang digunakan. Semua
panelis di kelompok pertama dapat memberikan penilaian bahwa sampel yang diuji sama atau
tidak berbeda nyata dengan sampel baku D. Sampel 102 dan sampel baku D merupakan jenis
keripik kentang yang sama, yaitu Mr. Potato. Pada sampel baku E, didapatkan nilai bahwa
tingkat kesalahan yang didapatkan sebesar 1%. Sedangkan untuk sampel A, B, dan C
memiliki tingkat kesalahan yang lebih besar daripada 5%. Secara keseluruhan, data yang
didapatkan dari kelompok satu lebih sesuai karena tingkat kesalahan yang didapatkan relatif
lebih kecil daripada tingkat kesalahan kelompok dua.
IV PENUTUP
Kesimpulan
Uji pembanding digunakan untuk menetapkan adanya perbedaan sifat sensorik atau
organoleptik antara dua sampel. Uji pembedaan adalah uji yang digunakan untuk menilai
adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk atau lebih yang komoditasnya sama. Uji
pembanding ganda menggunakan dua contoh baku sebagai pembanding yaitu A dan B. ujipembandingan jamak (multiple comparision) adalah suatu uji organoleptik yang prinsipnya
hampir sama dengan uji perbandingan pasangan. Perbedaannya pada uji perbandingan
pasangan hanya dua sampel yang disajikan, tetapi pada uji perbandingan jamak tiga atau
lebih sampel disajikan secara bersamaan.
Pada praktikum uji pembanding ganda, pengujian aroma kelompok pertama
memberikan hasil bahwa 13 panelis memberikan respon yang berbeda nyata pada sampel
dengan kode 777 dengan sampel baku A. Selain itu, semua panelis memberikan respon
bahwa sampel dengan kode 119 tidak berbeda nyata dengan sampel baku A. Semua panelis
memberikan respon pada sampel 119 bahwa sampel tersebut berbeda nyata dengan sampel
baku B dan semua panelis juga memberikan respon bahwa sampel 777 tidak berbeda nyata
pada sampel baku B. Sedangkan kelompok kedua memberikan respon bahwa 13 orang
menyatakan sampel 777 berbeda nyata dengan sampel baku A dan 12 panelis menyatakan
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
8/12
8
bahwa aroma sampel 119 tidak berbeda nyata dengan sampel baku A. Untuk sampel baku B,
sebanyak 13 panelis menyatakan bahwa sampel dengan kode 119 tidak berbeda nyata dan 3
orang panelis yang menyatakan tidak berbeda nyata pada aroma sampel 777 dengan sampel
baku B.
Pengujian pembanding ganda kedua, uji kerenyahan keripik kentang. Pada sampel
baku PA1, kelompok pertama memberikan respon bahwa 13 panelis memberikan penilaianbahwa sampel kode 777 berbeda nyata dan semua panelis menilai sampel 119 tidak berbeda
nyata dengan sampel baku. Sedangkan pada kelompok kedua, 12 panelis menilai sampel 777
berbeda nyata dengan sampel baku PA1, selain itu 12 panelis juga menilai bahwa sampel 119
tidak berbeda nyata dengan sampel baku PA1. Untuk sampel baku PB1, sebanyak 12 panelis
menilai bahwa sampel uji 777 tidak berbeda nyata dengan sampel baku.
Pada uji pembanding jamak dengan parameter aroma. Kelompok pertama, semua
panelis memberikan respon bahwa sampel yang diuji tidak berbeda nyata dengan sampel
baku D. Selain sampel baku D, semua panelis memberikan respon berbeda nyata untuk
sampel yang diuji dengan sampel baku A, B, C, dan E. Sedangkan kelompok kedua, 13
panelis menilai sampel yang diuji tidak berbeda nyata dengan sampel baku D dan hanya satu
panelis yang menyatakan sampel berbeda nyata dengan sampel D.Pengujian pembanding jamak kedua dengan parameter kerenyahan. Semua panelis
kelompok pertama memberikan respon bahwa sampel 102 tidak berbeda nyata dengan
sampel baku D. Selain itu, semua panelis menilai bahwa sampel berbeda nyata dengan
sampel baku C. Sampel baku B dan E semuanya dinilai berbeda dengan sampel 102 yang
diuji oleh 13 panelis. Sedangkan untuk sampel baku A dinilai berbeda nyata oleh 12 panelis.
Sedangkan kelompok panelis kedua, sebanyak 11 panelis menilai bahwa sampel 102 tidak
berbeda nyata dengan sampel baku D. Sebanyak 11 panelis menilai bahwa kerenyahan
sampel 102 berbeda nyata dengan sampel baku B dan C. Selain itu, 13 panelis menilai sampel
yang diuji berbeda nyata dengan sampel baku E. Untuk sampel baku A, sebanyak 8 panelis
menilai bahwa sampel memiliki kerenyahan yang berbeda nyata
SARAN
Sebaiknya pada praktikum kali ini uji sensori yang dilakukan panelis harus
berdasarkan dari indera penciuman dan pendengaran panelis, antar panelis dilarang
berdiskusi mengenai aroma yang mereka cium agar panelis dapat menentukan kuisioner
dengan tepat tanpa pengaruh dari panelis lain.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Asti. 1994.Keamanan Pangan. Yogyakarta (ID) : Bentang
Setyaningsih Dwi, Apriyantono Anton, Sari Puspita Maya. 2010. Analisis Sensori untuk
Industri Pangan dan Agro. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Press
Soewarno ST. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Jakarta (ID): Bhratara Karya Aksara
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
9/12
9
LAMPIRAN
UJI PEMBANDING GANDA (AROMA)
No Panelis(I)
Aroma No Panelis(II)
AromaA B A B
777 119 777 119 777 119 777 119
1 Norma 1 0 0 1 1 Kusman 1 0 0 1
2 Kharisma 0 0 0 1 2 Fiona 1 0 0 1
3 Cica 1 0 0 1 3 Novita 1 0 0 1
4 Raras 1 0 0 1 4 Ghofur 1 1 1 1
5 Yoyok 1 0 0 1 5 Fitriani 1 0 0 1
6 Novika 1 0 0 1 6 Herti 1 0 0 1
7 Bagas 1 0 0 1 7 Ilham 0 1 1 0
8 Desita 1 0 0 1 8 Heri 1 0 0 19 Krisna 1 0 0 1 9 Aisyah 1 0 0 1
10 Riyadi 1 0 0 1 10 Kartika 1 0 0 1
11 Rifky 1 0 0 1 11 Endah 1 0 0 1
12 Alvanza 1 0 0 1 12 Rizki 1 0 0 1
13 Amelia 1 0 0 1 13 Septian 1 0 0 1
14 Sidik 1 0 0 1 14 Dillan 1 0 1 1
Jumlah 13 0 0 14 Jumlah 13 2 3 13
UJI PEMBANDING GANDA (KERENYAHAN)
No Panelis
(I)
Kerenyahan No Panelis
(II)
Kerenyahan
A B A B
777 119 777 119 777 119 777 119
1 Norma 1 0 0 1 1 Kusman 1 0 0 1
2 Kharisma 1 0 0 1 2 Fiona 1 0 0 1
3 Cica 1 0 0 1 3 Novita 0 0 0 0
4 Raras 1 0 0 1 4 Ghofur 1 1 1 1
5 Yoyok 1 0 0 0 5 Fitriani 1 0 0 1
6 Novika 1 0 0 1 6 Herti 1 1 0 07 Bagas 1 0 0 1 7 Ilham 1 0 0 1
8 Desita 1 0 0 1 8 Heri 1 0 0 1
9 Krisna 1 0 0 1 9 Aisyah 1 0 0 1
10 Riyadi 1 0 0 1 10 Kartika 0 0 0 0
11 Rifky 0 0 0 0 11 Endah 1 0 0 1
12 Alvanza 1 0 0 1 12 Rizki 1 0 0 1
13 Amelia 1 0 0 1 13 Septian 1 0 0 1
14 Sidik 1 0 0 1 14 Dillan 1 0 1 1
Jumlah 13 0 0 12 Jumlah 12 2 2 11
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
10/12
10
UJI PEMBANDING JAMAK (AROMA)
No Panelis
(I)
Kode Aroma
A B C D E1 Norma 102 1 1 1 0 1
2 Kharisma 1 1 1 0 1
3 Cica 1 1 1 0 1
4 Raras 1 1 1 0 1
5 Yoyok 1 1 1 0 1
6 Novika 1 1 1 0 1
7 Bagas 1 1 1 0 1
8 Desita 1 1 1 0 1
9 Krisna 1 1 1 0 1
10 Riyadi 1 1 1 0 1
11 Rifky 1 1 0 0 0
12 Alvanza 1 1 1 0 1
13 Amelia 1 1 1 0 1
14 Sidik 1 1 1 0 1
Jumlah 14 14 13 0 13
No Panelis
(II)
Kode Aroma
A B C D E
1 Kusman 102 0 1 1 0 12 Fiona 1 1 1 0 1
3 Novita 1 1 1 0 1
4 Ghofur 1 1 0 1 0
5 Fitriani 1 1 1 0 1
6 Herti 1 1 1 0 1
7 Ilham 1 1 0 0 1
8 Heri 1 1 1 0 1
9 Aisyah 1 1 1 0 1
10 Kartika 1 1 0 0 1
11 Endah 1 1 1 0 112 Rizki 1 1 1 0 1
13 Septian 1 1 1 0 1
14 Dillan 1 1 1 0 1
Jumlah 13 14 11 1 13
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
11/12
11
UJI PEMBANDING JAMAK (KERENYAHAN)
No Panelis
(I)
Kode Kerenyahan
A B C D E1 Norma 102 1 1 1 0 1
2 Kharisma 1 1 1 0 1
3 Cica 1 1 1 0 1
4 Raras 1 1 1 0 1
5 Yoyok 0 1 1 0 1
6 Novika 1 1 1 0 1
7 Bagas 1 1 1 0 1
8 Desita 1 1 1 0 1
9 Krisna 0 0 1 0 1
10 Riyadi 1 1 1 0 1
11 Rifky 1 0 1 0 0
12 Alvanza 1 1 1 0 1
13 Amelia 1 1 1 0 1
14 Sidik 1 1 1 0 1
Jumlah 12 13 14 0 13
No Panelis
(II)
Kode Kerenyahan
A B C D E
1 Kusman 102 1 0 1 1 12 Fiona 0 1 1 0 1
3 Novita 0 1 0 1 1
4 Ghofur 0 0 0 1 1
5 Fitriani 0 0 1 0 1
6 Herti 0 1 1 0 0
7 Ilham 0 1 0 0 1
8 Heri 1 1 1 0 1
9 Aisyah 1 1 1 0 1
10 Kartika 1 1 1 0 1
11 Endah 1 1 1 0 112 Rizki 1 1 1 0 1
13 Septian 1 1 1 0 1
14 Dillan 1 1 1 0 1
Jumlah 8 11 11 3 13
-
5/19/2018 Laporan Pengawasan Mutu
12/12
12