kumpulan baku mutu lingkungan.pdf

188

Click here to load reader

Upload: muhammadarmy-chairuddin

Post on 09-Jul-2016

376 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

Page 1: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH :

FITRI HADY AMRULLAH BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KABUPATEN KOTABARU – KALSEL

TAHUN 2015

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 1 3/26

Page 2: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

AIR

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 2 3/26

Page 3: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN I

Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990

Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 3 3/26

Page 4: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 4 3/26

Page 5: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 5 3/26

Page 6: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Keterangan :

mg = miligram

ml = milliliter

L = Liter

Bg = Beguerel

NTU = Nepnelometrik Turbidity Units

TCU = True Colour Units

Logam berat merupakan logam terlarut

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 6 3/26

Page 7: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

ttd

Dr. Adhyatma, MPH

LAMPIRAN II

Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990

Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 7 3/26

Page 8: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 8 3/26

Page 9: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 9 3/26

Page 10: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

ttd

Dr. Adhyatma, MPH

LAMPIRAN III

Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990

Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR KOLAM RENANG

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 10 3/26

Page 11: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Catatan :

Sumber air kolam renang adalah air bersih yang memenuhi persyaratan

sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan ini

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 11 3/26

Page 12: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

ttd

Dr. Adhyatma, MPH

LAMPIRAN IV

Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990

Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR PEMANDIAN UMUM

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 12 3/26

Page 13: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

ttd

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 13 3/26

Page 14: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 14 3/26

Page 15: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 15 3/26

Page 16: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 16 3/26

Page 17: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 17 3/26

Page 18: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

7

Lampiran I : Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor : 113 Tahun 2003 Tanggal : 10 Juli 2003

BAKU MUTU AIR LIMBAH KEGIATAN PENAMBANGAN BATU BARA

Kadar Maksimum Parameter Satuan

pH 6-9 Residu Tersuspensi mg/l 400 Besi (Fe) Total mg/l 7 Mangan (Mn) Total mg/l 4

Menteri NegaraLingkungan Hidup,

ttd

Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakaan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup,

Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 18 3/26

Page 19: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

8

Lampiran II : Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor : 113 Tahun 2003 Tanggal : 10 Juli 2003

BAKU MUTU AIR LIMBAH PENGOLAHAN/PENCUCIAN BATU BARA

Kadar Maksimum Parameter Satuan

pH 6-9 Residu Tersuspensi mg/l 200 Besi (Fe) Total mg/l 7 Mangan (Mn) Total mg/l 4 Volume air limbah maksimum 2m3 per ton produk batu bara

Menteri Negara

Lingkungan Hidup,

ttd

Nabiel Makarim, MPA., MSM. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup,

Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 19 3/26

Page 20: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 34 Tahun 2009 Tanggal : 05 Oktober 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN PENAMBANGAN BIJIH BAUKSIT

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

Metode Analisis

1. pH - 6 – 9 SNI 06-6989.11-2004 2. TSS mg/L 200 SNI 06-6989.3-2004

3. Fe Mg/L 5 SNI 06-6989.49-2005 4. Mn Mg/L 2 SNI 06-6989.41-2005

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 20 3/26

Page 21: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 34 Tahun 2009 Tanggal : 05 Oktober 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN PENCUCIAN BIJIH BAUKSIT

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

Metode Analisis

1 pH - 6 – 9 SNI 06-6989.11-2004

2. TSS mg/L 200 SNI 06-6989.3-2004

3. Fe mg/L 5 SNI 06-6989.49-2005 4. Cu mg/L 2 SNI 06-2514-1991

5. Ni mg/L 0,5 SNI 06-6989.47-2005 atau SNI 06-6989.48-2005

6. Mn mg/L 2 SNI 06-6989.41-2005

7. Pb mg/L 0,1 SNI 06-6989.45-2005

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP.

ttd

RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 21 3/26

Page 22: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 34 tahun 2009 Tanggal : 05 Oktober 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN PRODUKSI ALUMINA

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

Metode Analisis

1 pH - 6 – 9 SNI 06-6989.11-2004

2. TSS mg/L 50 SNI 06-6989.3-2004

3. COD mg/L 100 SNI 06-6989.2-2004 atau SNI 06-6989.15-2004 atau APHA 5220

4. Fe mg/L 5 SNI 06-6989.49-2005

5. Cu mg/L 2 SNI 06-2514-1991 6. Ni mg/L 0,5 SNI 06-6989.47-2005 atau

SNI 06-6989.48-2005

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 22 3/26

Page 23: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

1

Lampiran IV Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 34 tahun 2009 Tanggal : 05 Oktober 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN PENDUKUNG

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

Metode Analisis

1. pH 6-9 SNI 06-6989.11-2004

2. TSS mg/L 100 SNI 06-6989.3-2004

3. COD mg/L 100 SNI 06-6989.2-2004 atau SNI 06-6989.15-2004 atau APHA 5220

4. Minyak dan Lemak

mg/L 15 SNI 06-6989.10-2004

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 23 3/26

Page 24: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 21 Tahun 2009 Tanggal : 22 Mei 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN PENAMBANGAN BIJIH BESI

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

Metode Analisis

1. pH - 6 – 9 SNI 06-6989.11-2004 2. TSS mg/l 200 SNI 06-6989.3-2004 3. Fe mg/l 5 SNI 06-6989.49-2005 4. Mn mg/l 1 SNI 06-6989.41-2005 5. Zn mg/l 5 SNI 06-6989.49-2005 6. Cu mg/l 1 SNI 06-2514-1991 7. Pb mg/l 0,1 SNI 06-6989.45-2005 8. Ni mg/l 0,5 SNI 06-6989.47-2005

SNI 06-6989.48-2005 9. Cr(VI) mg/l 0,1 SNI 06-6989.53-2005

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 24 3/26

Page 25: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 21 Tahun 2009 Tanggal : 22 Mei 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN PENGOLAHAN BIJIH BESI

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

Metode Analisis

1. pH - 6 – 9 SNI 06-6989.11-2004 2. TSS mg/l 50 SNI 06-6989.3-2004 3. Fe mg/l 5 SNI 06-6989.49-2005 4. Mn mg/l 1 SNI 06-6989.41-2005 5. Zn mg/l 5 SNI 06-6989.49-2005 6. Cu mg/l 1 SNI 06-2514-1991 7. Pb mg/l 0,1 SNI 06-6989.45-2005 8. Ni mg/l 0,5 SNI 06-6989.47-2005

SNI 06-6989.48-2005 9. Cr(VI) mg/l 0,1 SNI 06-6989.53-2005

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 25 3/26

Page 26: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 21 Tahun 2009 Tanggal : 22 Mei 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN PENGOLAHAN PASIR BESI

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

Metode Analisis

1 pH - 6 – 9 SNI 06-6989.11-2004 2. TSS mg/l 50 SNI 06-6989.3-2004 3. Fe mg/l 5 SNI 06-6989.49-2005 4. Mn mg/l 1 SNI 06-6989.41-2005 5. Zn mg/l 5 SNI 06-6989.49-2005 6. Cu mg/l 1 SNI 06-2514-1991 7. Pb mg/l 0,1 SNI 06-6989.45-2005 8. Ni mg/l 0,5 SNI 06-6989.47-2005

SNI 06-6989.48-2005 9. Cr(VI) mg/l 0,1 SNI 06-6989.53-2005

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 26 3/26

Page 27: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran IV Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 21 Tahun 2009 Tanggal : 22 Mei 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN PENDUKUNG

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

Metode Analisis

1. TOC mg/L 110 SNI 06-6989.28-2005 atau APHA 5310

2. Minyak dan Lemak mg/L 15 SNI 06-6989.10-2004

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 27 3/26

Page 28: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

6

LampiranKeputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor : 112 Tahun 2003 Tanggal : 10 Juli 2003

BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK

Parameter Satuan Kadar Maksimum

pH - 6 - 9

BOD mg/l 100

TSS mg/l 100

Minyak dan Lemak mg/l 10

Menteri Negara Lingkungan Hidup,

ttd

Nabiel Makarim,MPA,MSM.Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan Dan Kelembagaan Lingkungan Hidup,

Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 28 3/26

Page 29: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 20

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 29 3/26

Page 30: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 21

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 30 3/26

Page 31: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 22

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 31 3/26

Page 32: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 23

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 32 3/26

Page 33: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 24

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 33 3/26

Page 34: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 25

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 34 3/26

Page 35: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 26

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 35 3/26

Page 36: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 27

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 36 3/26

Page 37: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 28

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 37 3/26

Page 38: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 29

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 38 3/26

Page 39: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 30

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 39 3/26

Page 40: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 31

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 40 3/26

Page 41: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 32

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 41 3/26

Page 42: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 33

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 42 3/26

Page 43: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 34

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 43 3/26

Page 44: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 35

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 44 3/26

Page 45: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 36

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 45 3/26

Page 46: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 37

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 46 3/26

Page 47: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 38

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 47 3/26

Page 48: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 39

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 48 3/26

Page 49: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 40

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 49 3/26

Page 50: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 41

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 50 3/26

Page 51: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 42

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 51 3/26

Page 52: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 43

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 52 3/26

Page 53: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 44

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 53 3/26

Page 54: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 45

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 54 3/26

Page 55: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 46

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 55 3/26

Page 56: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 47

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 56 3/26

Page 57: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 48

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 57 3/26

Page 58: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 49

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 58 3/26

Page 59: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 50

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 59 3/26

Page 60: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 51

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 60 3/26

Page 61: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 52

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 61 3/26

Page 62: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 53

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 62 3/26

Page 63: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 54

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 63 3/26

Page 64: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 55

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 64 3/26

Page 65: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 56

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 65 3/26

Page 66: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 57

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 66 3/26

Page 67: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 58

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 67 3/26

Page 68: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 59

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 68 3/26

Page 69: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 60

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 69 3/26

Page 70: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 61

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 70 3/26

Page 71: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 62

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 71 3/26

Page 72: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 63

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 72 3/26

Page 73: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 64

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 73 3/26

Page 74: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 65

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 74 3/26

Page 75: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 66

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 75 3/26

Page 76: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 67

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 76 3/26

Page 77: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 68

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 77 3/26

Page 78: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 69

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 78 3/26

Page 79: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 70

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 79 3/26

Page 80: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 71

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 80 3/26

Page 81: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 72

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 81 3/26

Page 82: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 73

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 82 3/26

Page 83: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 74

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 83 3/26

Page 84: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 75

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 84 3/26

Page 85: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 76

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 85 3/26

Page 86: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 77

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 86 3/26

Page 87: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 78

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 87 3/26

Page 88: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 79

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 88 3/26

Page 89: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 80

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 89 3/26

Page 90: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2014, No.1815 81

www.djpp.kemenkumham.go.id

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 90 3/26

Page 91: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 03 Tahun 2010 Tanggal : 18 Januari 2010

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI

No.

Parameter Satuan Kadar Maksimum

1 pH - 6 – 9 2 TSS mg/L 150 3 BOD mg/L 50 4 COD mg/L 100 5 Sulfida mg/L 1 6 Amonia (NH3-N) mg/L 20 7 Fenol mg/L 1 8 Minyak & Lemak mg/L 15 9 MBAS mg/L 10 10 Kadmium mg/L 0,1 11 Krom Heksavalen (Cr6+) mg/L 0,5 12 Krom total (Cr) mg/L 1 13 Tembaga (Cu) mg/L 2 14 Timbal (Pb) mg/L 1 15 Nikel (Ni) mg/L 0,5 16 Seng (Zn) mg/L 10 17 Kuantitas Air Limbah

Maksimum 0,8 L perdetik per Ha Lahan

Kawasan Terpakai

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, ttd PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan,

ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 91 3/26

Page 92: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

-7-

Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor : 09 Tahun 2006 Tanggal : 13 September 2006

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

Kadar Maksimum Parameter Satuan Penambangan Pengolahan Metode Analisis**

pH - 6-9 6-9 SNI 06-6989-11-2004 TSS mg/L 200 100 SNI 06-6989-3-2004 Cu* mg/L 2 2 SNI 06-6989-6-2004 Cd* mg/L 0,05 0,05 SNI 06-6989-18-2004 Zn* mg/L 5 5 SNI 06-6989-7-2004 Pb* mg/L 0,1 0,1 SNI 06-6989-8-2004 Ni* mg/L 0,5 0,5 SNI 06-6989-22-2004 Cr(6+)* mg/L 0,1 0,1 SNI 06-6989-53-2005 Cr total mg/L 0,5 0,5 SNI 06-6989-14-2004 Fe* mg/L 5 5 SNI 06-6989-4-2004 Co* mg/L 0,4 0,4 SNI 06-2471-1991

Keterangan : • * = Sebagai konsentrasi ion logam terlarut. • ** = Sesuai dengan SNI dan perubahannya. • Untuk memenuhi baku mutu air limbah tersebut, kadar parameter air limbah tidak

diperbolehkan dicapai dengan cara pengenceran dengan air secara langsung diambil dari sumber air.

Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd

Ir. Rachmat Witoelar.Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan,

ttd

Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 92 3/26

Page 93: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

7

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 10 Tahun 2009 Tanggal : 7 April 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI OLEOKIMIA DASAR UNTUK FATTY ACID DAN FATTY ALCOHOL MELALUI

JALUR FATTY ACID

Catatan : ton produk adalah penjumlahan ton produk fatty acid + ton produk fatty alcohol + ton produk alkyl ester + ton produk glycerin

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

Parameter Kadar Maksimum Satuan

BOD 70 mg/liter

COD 160 mg/liter

TSS 100 mg/liter

Minyak dan lemak 10 mg/liter

Fosfat 5 mg/liter

Amonia (NH3-N) 10 mg/liter

pH 6 – 9 -

Kuantitas air limbah maksimum

4 m3 / ton produk

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 93 3/26

Page 94: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

8

Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :10 Tahun 2009 Tanggal :7 April 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI OLEOKIMIA DASAR UNTUK FATTY ALCOHOL MELALUI JALUR ALKYL ESTER

Catatan : ton produk adalah penjumlahan ton produk fatty acid + ton produk fatty alcohol + ton produk alkyl ester + ton produk glycerin

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

Parameter Kadar Maksimum Satuan

BOD 125 mg/liter

COD 250 mg/liter

TSS 150 mg/liter

Minyak dan lemak 15 mg/liter

Fosfat 5 mg/liter

Amonia (NH3-N) 10 mg/liter

pH 6 - 9 -

Kuantitas air limbah maksimum

4 m3 / ton produk

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 94 3/26

Page 95: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

98

Pasal 3

(1) Persyaratan minimal yang wajib dipenuhi dalam hal pengajuan izin pemanfaatan air limbah industri sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit, yaitu: a. BOD tidak boleh melebihi 5000 mg/liter; b. nilai pH berkisar 6-9; c. dilakukan pada lahan selain lahan gambut; d. dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih besar 15 cm/jam; e. dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas kurang dari 1,5 cm/jam; f. tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2 meter; dan g. pembuatan sumur pantau.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat ditambah dengan persyaratan lain sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah yang bersangkutan.

(3) Pedoman tentang syarat dan tata cara perizinan pemanfaatan air limbah industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit adalah sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.

Pasal 4

Bupati/Walikota menerbitkan surat keputusan izin pemanfaatan air limbah industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak permohonan ijin diajukan oleh pemrakarsa.

Pasal 5

Surat Keputusan izin pemanfaatan air limbah industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit wajib mencantumkan ketentuan sekurang-kurangnya meliputi: a. hasil pemantauan terhadap air limbah, air tanah, tanah, tanaman, ikan, hewan dan kesehatan masyarakat; b. metode dan frekuensi pemantauan; c. pelaporan hasil pemantauan, dilakukan oleh pemrakarsa kepada Bupati/Walikota sekurang-kurangnya dilakukan 6

(enam) bulan sekali dengan tembusan disampaikan kepada Gubernur provinsi yang bersangkutan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup ;

d. larangan mengenai : 1) adanya air larian (run off) yang masuk ke sungai; 2) pengenceran air limbah yang dimanfaatkan; 3) membuang air limbah pada tanah di luar lokasi yang ditetapkan dalam Keputusan in; 4) membuang air limbah ke sungai bila air limbahnya melebihi ketentuan yang berlaku .

Pasal 6

Bupati/Walikota wajib melakukan pemantauan atas pelaksanaan pemanfaatan air limbah industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit.

Pasal 7

Izin pemanfaatan air limbah industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit akan dicabut apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap persyaratan perizinan pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah evaluasi dilakukan.

Pasal 8

(1) Bagi pemrakarsa yang telah mendapatkan izin pemanfaatan air limbah industri minyak sawit pada tanah perkebunan di perkebunan kelapa sawit, pada saat Keputusan ini ditetapkan izin tersebut dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Keputusan ini.

(2) Apabila persyaratan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertentangan dengan Keputusan ini, maka wajib disesuaikan dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah Keputusan ini ditetapkan.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 95 3/26

Page 96: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

8

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2009 Tanggal : 7 April 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL SUMBER PROSES UTAMA

A. Sumber Proses Utama

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

1. pH - 6 – 9

2. TSS mg/L 100 3. Minyak dan Lemak mg/L 10 4. Klorin Bebas (Cl2)* mg/L 0,5 5. Kromium Total (Cr) mg/L 0,5 6. Tembaga (Cu) mg/L 1 7. Besi (Fe) mg/L 3 8. Seng (Zn) mg/L 1 9. Phosphat (PO4-) ** mg/L 10

Catatan : * Apabila cooling tower blowdown dialirkan ke IPAL ** Apabila melakukan injeksi Phospat

B. Sumber Blowdown Boiler

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

1. pH - 6 – 9

2. Tembaga (Cu) mg/L 1 3. Besi (Fe) mg/L 3

Catatan : Apabila sumber air limbah blowdown boiler tidak dialirkan ke IPAL

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 96 3/26

Page 97: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

9

C. Sumber Blowdown Cooling Tower

Catatan : Apabila sumber air limbah blowdown cooling tower tidak dialirkan ke IPAL D. Sumber Demineralisasi/WTP

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum 1. pH - 6 - 9 2. TSS mg/L 100

Catatan : Apabila sumber air limbah demineralisasi/WTP tidak dialirkan ke IPAL

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd RACHMAT WITOELAR

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

1. pH - 6 – 9

2. Klorin Bebas (Cl2) mg/L 1 3. Zinc (Zn) mg/L 1 4. Phosphat (PO4-) mg/L 10

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 97 3/26

Page 98: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

10

Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2009 Tanggal : 7 April 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL SUMBER KEGIATAN PENDUKUNG

A. Sumber Pendingin (Air Bahang)

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

1. Temperatur oC 40* 2. Klorin Bebas (Cl2) mg/L 0,5

Catatan: Apabila sumber air bahang tidak dialirkan ke IPAL * Merupakan hasil pengukuran rata-rata bulanan di oulet kondensor B. Sumber Desalinasi

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

1. pH - 6 – 9 2. Salinitas o/oo Pada radius 30 m dari

lokasi pembuangan air limbah ke laut, kadar salinitas air limbah sudah harus sama dengan kadar salinitas alami.

Catatan : Apabila sumber air limbah desalinasi tidak dialirkan ke IPAL C. Sumber FGD Sistem Sea Water Wet Scrubber

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

1. pH - 6 – 9 2. SO4 (2-) % Kenaikan kadar

maksimum parameter Sulfat 4% dibanding kadar Sulfat titik penaatan

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 98 3/26

Page 99: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

11

Inlet air laut.

Catatan : Apabila sumber air limbah FGD Sistem Sea Water Wet Scrubber tidak dialirkan ke IPAL

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 99 3/26

Page 100: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

12

D. Sumber Coal Stockpile

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum 1. pH - 6 – 9 2. TSS mg/L 200 3. Fe mg/L 5 4. Mn mg/L 2

Catatan : Apabila sumber air limbah Coal Stockpile tidak dialirkan ke IPAL

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd RACHMAT WITOELAR

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 100 3/26

Page 101: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

13

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2009 Tanggal : 7 April 2009

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL

AIR LIMBAH MENGANDUNG MINYAK (OILY WATER)

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

1. COD* mg/L 300 2. TOC** mg/L 110 3. Minyak dan Lemak mg/L 15

Catatan: Apabila sumber air limbah mengandung minyak tidak dialirkan ke IPAL * Parameter COD hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2009

** Parameter Total Organic Carbon (TOC) mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 101 3/26

Page 102: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

-7-

S A L I N A N

Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 10 Tahun 2006 Tanggal : 2 Oktober 2006

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI

VINYL CHLORIDE MONOMER DAN POLY VINYL CHLORIDE Vinyl Chloride Monomer Poly Vinyl Chloride Vinyl Chloride Monomer

dan Poly Vinyl Chloride

Parameter Kadar Maksimum

(mg/L)

Beban Pencemaran Maksimum (gram/ton

produk)

Kadar Maksimum

(mg/L)

Beban Pencemaran Maksimum (gram/ton

produk)

Kadar Maksimum

(mg/L)

Beban Pencemaran Maksimum (gram/ton

produk) BOD 100 700 75 202,5 93 902,5 COD 250 1750 150 405 222 2155 TSS 100 700 100 270 100 970 TDS (-) (-) (*) (*) (*) (*) Tembaga (Cu) 2 14 (-) (-) 0,2 14 Klorin Bebas (Cl2) 1 7 (-) (-) 0,1 7 pH 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 Volume Air Limbah Maksimum

7 m3/ton produk 2,7 m3/ton produk 7 m3/ton produk VCM + 2, 7 m3/ton produk PVC

Keterangan : (*) Artinya TDS dalam air limbah tidak boleh lebih besar dari TDS sumber air tempat

pembuangan. (-) Artinya tidak dipersyaratkan.

Menteri Negara Lingkungan Hidup,

ttd

Ir. Rachmat Witoelar. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 102 3/26

Page 103: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran I.BAKU MUTU AIR LAUT Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupUNTUK PERAIRAN PELABUHAN Nomor: Tahun 2004

No. Parameter Satuan Baku Mutu

FISIKA1. Kecerahana m >32. Kebauan - tidak berbau3. Padatan tersuspensi totalb mg/l 804. Sampah - nihil 1(4)

5. Suhuc oC alami3( c)

6. Lapisan minyak 5 - nihil 1(5)

KIMIA1. pHd - 6,5 - 8,5( d)

2. Salinitase %o alami3( e)

3. Ammonia total (NH3-N) mg/l 0,34. Sulfida (H2S) mg/l 0,035. Hidrokarbon total mg/l 16. Senyawa Fenol total mg/l 0,0027. PCB (poliklor bifenil) µg/l 0,018. Surfaktan (deterjen) mg/l MBAS 19. Minyak dan Lemak mg/l 510. TBT (tri butil tin)6 µg/l 0,01

Logam terlarut:11. Raksa (Hg) mg/l 0,00312. Kadmium (Cd) mg/l 0,0113. Tembaga (Cu) mg/l 0,0514. Timbal (Pb) mg/l 0,0515. Seng (Zn) mg/l 0,1

BIOLOGI1. Coliform (total) f MPN/100 ml 1000 (f )

Keterangan:1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode yang digunakan)2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah ada, baik internasional

maupun nasional.3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim) 4. Pengamatan oleh manusia (visual). 5. Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah lapisan tipis (thin layer) dengan

ketebalan 0,01mm6. TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapala. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic b. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata musimanc. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2oC dari suhu alami

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 103 3/26

Page 104: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

d. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pHe. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata musimanf. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata musiman

Menteri NegaraLingkungan Hidup,

ttd

Nabiel Makarim,MPA.,MSM.

Salinan sesuai dengan aslinyaDeputi MENLH Bidang Kebijakan danKelembagaan Lingkungan Hidup,

Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 104 3/26

Page 105: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran IIBAKU MUTU AIR LAUT Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupUNTUK WISATA BAHARI Nomor : Tahun 2004

No. Parameter Satuan Baku Mutu

FISIKA1. Warna Pt. Co 302. Bau Tidak berbau3. Kecerahana m >64. Kekeruhana ntu 55. Padatan tersuspensi totalb mg/l 206. Suhuc oC alami3( c)

7. Sampah - nihil 1(4)

8. Lapisan minyak 5 - nihil 1(5)

KIMIA1. pHd - 7 - 8,5( d)

2. Salinitase %o alami3( e)

3. Oksigen Terlarut (DO) mg/l >54. BOD5 mg/l 105. Amoniak bebas (NH3-N) mg/l nihil1

6. Fosfat (PO4-P) mg/l 0,0157. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,0088. Sulfida (H2S) mg/l nihil1

9. Senyawa Fenol mg/l nihil1

10. PAH (Poliaromatik hidrokarbon) mg/l 0,00311. PCB (poliklor bifenil) µg/l nihil1

9. Surfaktan (detergen) mg/l MBAS 0,00110. Minyak & lemak mg/l 111. Pestisidaf µg/l nihil1( f)

Logam terlarut:12. Raksa (Hg) mg/l 0,002 13. Kromium heksavalen (Cr(VI)) mg/l 0,002 14. Arsen (As) mg/l 0,02515. Cadmium (Cd) mg/l 0,002 16. Tembaga (Cu) mg/l 0,05017. Timbal (Pb) mg/l 0,005 18. Seng (Zn) mg/l 0,09519. Nikel (Ni) mg/l 0,075

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 105 3/26

Page 106: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

No. Parameter Satuan Baku Mutu

BIOLOGI1. E Coliform (faecal )g MPN/100 ml 200( g)

2. Coliform (total)g MPN/100 ml 1000( g)

RADIO NUKLIDA1. Komposisi yang tidak Bq/l 4

diketahui

Keterangan:1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode yang digunakan)2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah ada, baik internasional

maupun nasional.3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim) 4. Pengamatan oleh manusia (visual). 5. Pengamatan oleh manusia (visual). Lapisan minyak yang diacu adalah lapisan tipis (thin layer) dengan

ketebalan 0,01mma. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic b. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata2 musimanc. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2oC dari suhu alamid. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pHe. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata musimanf. Berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin, Endosulfan dan Heptachlorg. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata musiman

Menteri NegaraLingkungan Hidup,

ttd

Nabiel Makarim, MPA., MSM.Salinan sesuai dengan aslinyaDeputi MENLH Bidang Kebijakan danKelembagaan Lingkungan Hidup,

Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 106 3/26

Page 107: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran III.BAKU MUTU AIR LAUT Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupUNTUK BIOTA LAUT Nomor: Tahun 2004

No. Parameter Satuan Baku mutu

FISIKA1. Kecerahana m coral: >5

mangrove: -lamun: >3

2. Kebauan - alami3

3. Kekeruhana NTU <54. Padatan tersuspensi totalb mg/l coral: 20

mangrove: 80lamun: 20

5. Sampah - nihil 1(4)

6. Suhuc oC alami3( c)

coral: 28-30( c)

mangrove: 28-32 ( c)

lamun: 28-30( c)

7. Lapisan minyak 5 - nihil 1(5)

KIMIA1. pHd - 7 - 8,5( d)

2. Salinitase %o alami3( e)

coral: 33-34( e)

mangrove: s/d 34 ( e)

lamun: 33-34( e)

3. Oksigen terlarut (DO) mg/l >54. BOD5 mg/l 205 Ammonia total (NH3-N) mg/l 0,36. Fosfat (PO4-P) mg/l 0,0157. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,0088. Sianida (CN-) mg/l 0,59. Sulfida (H2S) mg/l 0,0110. PAH (Poliaromatik hidrokarbon) mg/l 0,00311. Senyawa Fenol total mg/l 0,00212. PCB total (poliklor bifenil) µg/l 0,0113. Surfaktan (deterjen) mg/l MBAS 114 Minyak & lemak mg/l 115. Pestisidaf µg/l 0,0116. TBT (tributil tin)7 µg/l 0,01

Logam terlarut:17. Raksa (Hg) mg/l 0,00118. Kromium heksavalen (Cr(VI)) mg/l 0,00519. Arsen (As) mg/l 0,012No. Parameter Satuan Baku mutu

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 107 3/26

Page 108: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

20. Kadmium (Cd) mg/l 0,00121. Tembaga (Cu) mg/l 0,00822. Timbal (Pb) mg/l 0,00823. Seng (Zn) mg/l 0,0524. Nikel (Ni) mg/l 0,05

BIOLOGI1. Coliform (total)g MPN/100 ml 1000( g)

2. Patogen sel/100 ml nihil1

3. Plankton sel/100 ml tidak bloom 6

RADIO NUKLIDA1. Komposisi yang tidak diketahui Bq/l 4

Catatan:1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode yang digunakan)2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah ada, baik internasional

maupun nasional.3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim). 4. Pengamatan oleh manusia (visual ). 5. Pengamatan oleh manusia (visual ). Lapisan minyak yang diacu adalah lapisan tipis (thin layer ) dengan

ketebalan 0,01mm6. Tidak bloom adalah tidak terjadi pertumbuhan yang berlebihan yang dapat menyebabkan eutrofikasi.

Pertumbuhan plankton yang berlebihan dipengaruhi oleh nutrien, cahaya, suhu, kecepatan arus, dan kestabilan plankton itu sendiri.

7. TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapala. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic b. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata2 musimanc. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2oC dari suhu alamid. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pHe. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata musimanf. Berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin, Endosulfan dan Heptachlorg. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata musiman

Menteri NegaraLingkungan Hidup,

ttd

Nabiel Makarim, MPA., MSM.Salinan sesuai dengan aslinyaDeputi MENLH Bidang Kebijakan danKelembagaan Lingkungan Hidup,

Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 108 3/26

Page 109: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

<10% perubahan euphotic depth

<10% perubahan konsentrasi rata2 musiman

<0,2 satuan perubahan pH

>6 (>80-90% kejenuhan)

0.002

0.05Pestisida (acrolein) = 0.0002

0.0010.050.050.0020.0050.005

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 109 3/26

Page 110: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

0.015

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 110 3/26

Page 111: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

UDARA

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 111 3/26

Page 112: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA file:///D:/indek%20Himp.%20Peraturan%20lh/pp41tahun99.htm

14 of 17 6/27/2008 11:25 AM

tentang pengendalian pencemaran udara yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 59

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintahini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 26 Mei 1999PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Diundangkan di Jakartapada tanggal 26 Mei 1999MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA

ttd

PROF. DR. H. MULADI, S.H.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOMOR 86

LAMPIRANPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR : 41 TAHUN 1999TANGGAL : 26 MEI 1999

BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL

No. Parameter Waktu

Pengukuran

Baku Mutu Metode

Analisis

Peralatan

1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofotometer

(Sulfur Dioksida) 24 Jam 365 ug/Nm3

1 Thn 60 ug/Nm3

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 112 3/26

Page 113: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA file:///D:/indek%20Himp.%20Peraturan%20lh/pp41tahun99.htm

15 of 17 6/27/2008 11:25 AM

2 CO 1 Jam 30.000ug/Nm3

NDIR NDIR Analyzer

(KarbonMonoksida)

24 Jam 10.000ug/Nm3

1 Thn -

3 NO2 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofotometer

(NitrogenDioksida)

24 Jam 150 ug/Nm3

1 Thn 100 ug/Nm3

4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemiluminescent Spektrofotometer

(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3

5 HC 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization Gas

(Hidro Karbon) Chromatogarfi

6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol

(Partikel < 10 um)

PM2,5 (*) 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol

(Partikel < 2,5 um)

1 Thn 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol

7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol

(Debu) 1 Thn 90 ug/Nm3

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 113 3/26

Page 114: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA file:///D:/indek%20Himp.%20Peraturan%20lh/pp41tahun99.htm

16 of 17 6/27/2008 11:25 AM

8 Pb 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi – Vol

(Timah Hitam) 1 Thn 1 ug/Nm3 Ekstraktif

Pengabuan AAS

9. Dustfall 30 hari

(Debu Jatuh ) 10Ton/km2/Bulan

(Pemukiman)

Gravimetric Cannister

20 Ton/km2/Bulan

(Industri)

10 Total Fluorides (as F)

24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau

90 hari 0,5 ug/Nm3 Electrode CountinousAnalyzer

11. Fluor Indeks 30 hari 40 u g/100 cm2 dari

kertas limed filter

Colourimetric Limed Filter

Paper

12. Khlorine & 24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau

Khlorine Dioksida Electrode CountinousAnalyzer

13. Sulphat Indeks 30 hari 1 mg SO3/100

cm3Colourimetric Lead

Dari Lead Peroksida

Peroxida Candle

Catatan :

Nomor 10 s/d 13 Hanya di berlakukan untuk daerah/kawasan Industri Kimia Dasar

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 114 3/26

Page 115: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran I Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996

1. BAKU TINGKAT GETARAN UNTUK KENYAMANAN DAN KESEHATAN

Konversi : Percepatan = (2pf)2 x simpangan Kecepatan = 2pf x simpangan p = 3,14 2. Grafik baku tingkat Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 115 3/26

Page 116: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

No. 49 Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996

1. BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK BERDASRKAN DAMPAK KERUSAKAN

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 116 3/26

Page 117: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Keterangan : Kategori A : Tidak menimbulkan kerusakan Kategori B : Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding pemikul beban pada kasus khusus) Kategori C : Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban Kategori D : Rusak dinding pemikul beban 2. Grafik Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 117 3/26

Page 118: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran III Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996

BAKU TINGKAT GETARAN MEKENIK BERDASARKAN JENIS BANGUNAN

Untuk frekuensi > 100 Hz, sekurang-kurangnya nilai yang tersebut dalam kolom harus dipakai.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 118 3/26

Page 119: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran IV Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996

BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT

Lampiran V Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996

METODA PENGUKURAN DAN ANALISIS TINGKAT GETARAN a. Peralatan Pedoman yang dipakai ialah: 1) Alat penangkap getaran (Accelerometer atau seismometer) 2) Alat ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atau vibration analyzer) 3) Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau Narrow Band) 4) Pencatat tingkat getaran (Level atau X - Y recorder) 5) Alat analisis pengukur tingkat getaran (FFT Analyzer) b. Cara pengukuran 1. Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan;

a) Alat penangkap getaran dilelakkan pada lantai atau permukaan yang bergetar, dan disambungkan ke alat ukur getaran yang dilengkapi dengan filter.

b) Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Dalam hal alat: tidak dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat digunakan konversi besaran.

c) Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekwensi 4 - 63 Hz atau dengan sapuan oleh alat pencatat getaran.

d) Hasil pengukuran sebanyak 13 data digambarkan pada Grafik Lampiran 1.2.

2. Getaran untuk Keutuhan Bangunan

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 119 3/26

Page 120: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Cara pengukuran sama dengan pengukuran getaran untuk kenyamanan dan kesahatan manusia, hanya besaran yang dipakai ialah kecepatan getaran puncak (Peak velocity).

c. Cara Evaluasi

Ke-13 data yang digambarkan pada grafik Lampiran l.2 dan/atau 11.2 dibandingkan terhadap batas-batas baku tingkat getaran. Getaran disebut melampaui baku tingkat getaran apabila getaran pada salah satu frekuensi sudah melampaui nilai baku getaran yang ditetapkan. Baku tingkat Getaran dibagi dalam 4 kelas, yaitu a, b, c, dan d dengan batas seperti pada Grafik ll.2

Defnisi : 1. Struktur bangunan adalah bagian dari banguann yang direncanakan, diperhitungkan dan dimaksudkan untuk : a) mendukung segala macam beban (beban mati, beban hidup dan beban sementara) b) menjamin stabilitas bangunan secara keseluruhan dengan memperhatikan persyaratan kuat, kaku, dan andal. Misal : struktur kerangka kaku (frame), struktur dinding pemikul (Bearing wall) 2. Komponen srtuktur adalah bagian dari suatu struktur bangunan, yang menjamin fungsi struktur. Misal : balok, kolom dan slab dari frame. 3. Dinding pemikul adalah struktur bangunan berupa bidang tegak yang berfungsi mendukung beban diatasnya seperti slab lantai tingkat atau atap. 4. Non struktur adalah bagian dari bangunan yang tidak direncanakan atau difungsikan untuk mendukung beban. Misal : dinding partisi, kerangka jendela/pintu. Pengaruh kerusakan struktur dan non-struktur : 1. Kerusakan pada struktur, dapat mambahayakan stabilitas bangunan, atau roboh. (misalnya patok kolom bisa merobohkan bangunan). 2. Kerusakan pada non struktur, tidak membahayakan stabilitas bangunan, tetapi bisa membahayakan penghuni (misal: robohnya dinding partisi, tidak merobohkan bangunan, tetapi bisa mencederai penghuni). Derajat kerusakan srtuktur : 1. Rusak ringan adalah rusak yang tidak membahayakan stabilitas bangunan dan dapat diperbaiki tanpa mengurangi kekuatannya. 2. Rusak sedang adalah rusak yang dapat mengurangi kekuatan struktur untuk mengembalikan kepada kondisi semula, harus disertai dengan tambahan perkuatan. 3 Rusak berat adalah rusak yang membahayakan bangunan dan dapat merobohkan bangunan.

__________________________________

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 120 3/26

Page 121: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

7

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 18 Tahun 2008 Tanggal : 20 November 2008

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI INDUSTRI CARBON BLACK

No. Parameter Beban Emisi Maksimum

(kg/Ton Bahan Baku) 1. Sulfur Dioksida (SO2)

54

2. Nitrogen Oksida (NOx) sebagai NO2

12

3. Total Partikulat

2

Catatan : 1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1

atmosfer). 2. Pengukuran kadar setiap parameter dikoreksi terhadap oksigen (O2)

sebesar 7%.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd RACHMAT WITOELAR. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan,

ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 121 3/26

Page 122: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

8

Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 18 Tahun 2008 Tanggal : 20 November 2008

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI INDUSTRI CARBON BLACK

No. Parameter Beban Emisi Maksimum

(kg/Ton Bahan Baku) 1. Sulfur Dioksida (SO2)

45

2. Nitrogen Oksida (NOx) sebagai NO2

10

3. Total Partikulat

1,5

Catatan : 1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1

atmosfer). 2. Pengukuran kadar setiap parameter dikoreksi terhadap oksigen (O2)

sebesar 7%.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd RACHMAT WITOELAR. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 122 3/26

Page 123: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

9

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 18 Tahun 2008 Tanggal : 20 November 2008

PERHITUNGAN BEBAN EMISI MAKSIMUM Beban emisi dihitung untuk seluruh unit (total) dalam satu lokasi pabrik dengan persamaan sebagai berikut yang memiliki n unit : (Kp1xGd1x100/TR1)+(Kp2xGd2x +100/TR2)+ ... +(KpnxGdnx100/TRn) BETp = --------------------------------------------------------------------------- (LBB1)+(LBB2)+ ... +(LBBn) dimana : BETp = Beban emisi total untuk parameter p; Kp1 = Kadar parameter p pada cerobong Dryer unit 1, mg/Nm3; Kp2 = Kadar parameter p pada cerobong Dryer unit 2, mg/Nm3; Kpn = Kadar parameter p pada cerobong Dryer unit n, mg/Nm3; Gd1 = Laju alir emisi gas pada cerobong Dryer unit 1, m3/jam; Gd2 = Laju alir emisi gas pada cerobong Dryer unit 2, m3/jam; Gdn = Laju alir emisi gas pada cerobong Dryer unit n, m3/jam; TR1 = Perbandingan emisi gas yang masuk ke unit Dryer 1 terhadap emisi gas yang keluar dari Unit Filter Utama unit 1; TR2 = Perbandingan emisi gas yang masuk ke unit Dryer 2 terhadap emisi gas yang keluar dari Unit Filter Utama unit 2; TRn = Perbandingan emisi gas yang masuk ke unit Dryer n terhadap emisi gas yang keluar dari Unit Filter Utama unit n; LBB1 = Laju alir bahan baku pada unit 1, ton/jam; LBB2 = Laju alir bahan baku pada unit 2, ton/jam; LBBn = Laju alir bahan baku pada unit n, ton/jam; n = Jumlah unit produksi Carbon Black.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 123 3/26

Page 124: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

No. 50 Tahun 1996 tanggal 25 november 1996

A. Bau dari Odoran Tunggal

Catatan : ppm = satu bagian dalam satu juta B. Bau dari Odoran Campuran

Tingkat kebauan yang dihasilkan oleh campuran odoran dinyatakan sebagai ambang bau yang dapat dideteksi secara sensorik oleh lebih dari 50 % anggota penguji yang berjumlah minimal 8 (delapan) orang.

______________________________________

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 124 3/26

Page 125: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 48 TAHUN 1996 TANGGAL 25 NOPEMBER 1996

BAKU TINGKAT KEBISINGAN

Keterangan : disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 48 TAHUN 1996 TANGGAL 25 NOPEMBER 1996

METODA PENGUKURAN, PERHITUNGAN DAN EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN LINGKUNGAN

1. Metoda Pengukuran

Pengukuran tingkat kebisingan dapat diiakukan dengan dua cara : 1) Cara Sederhana

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 125 3/26

Page 126: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

6

Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 17 Tahun 2008 Tanggal : 20 November 2008

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA

DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI KERAMIK

No

Sumber

Parameter

Kadar/Beban Emisi

Maksimum

Satuan

1. Kiln Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Oksida (NOx) Total Partikulat Hidrogen Fluorida (HF)

400 600 150 10

mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3 mg/Nm3

2. Semua Sumber selain kiln dan utilitas (Crushing, Grinding, Finishing, dan Drying)

Total Partikulat

150

mg/Nm3

3. Semua sumber Opasitas 20 % Catatan : 1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1

atmosfer) 2. Nitrogen oksida (NOx) merupakan penjumlahan gas (NO2 + NO) dan

dinyatakan sebagai NO2. 3. Untuk gas Nitrogen Oksida dan Sulfur Dioksida pada proses

pembakaran di Kiln dikoreksi sebesar 10 % oksigen. 4. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan

dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, ttd

Salinan sesuai dengan aslinya RACHMAT WITOELAR. Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 126 3/26

Page 127: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran I Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA SERABUT DAN/ATAU

CANGKANG

No. Parameter Baku Mutu 1. Partikulat 300 mg/m3 2. Sulfur Dioksida (SO2) 600 mg/m3 3. Nitrogen Oksida (NO2) 800 mg/m3 4. Hidrogen Klorida (HCl) 5 mg/m3 5. Gas Klorin (Cl2) 5 mg/m3 6. Ammonia (NH3) 1 mg/m3 7. Hidrogen Florida (HF) 8 mg/m3 8. Opasitas 30 %

Catatan:

- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 6 % Oksigen. - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan

dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.

Menteri Negara Lingkungan Hidup,

ttd Ir. Rachmat Witoelar.

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 127 3/26

Page 128: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran II Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA AMPAS

DAN/ATAU DAUN TEBU KERING

No. Parameter Baku Mutu 1. Partikulat 250 mg/m3 2. Sulfur Dioksida (SO2) 600 mg/m3 3. Nitrogen Oksida (NO2) 800 mg/m3 4. Opasitas 30 %

Catatan:

- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 6 % Oksigen. - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan

dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.

Menteri Negara Lingkungan Hidup,

ttd Ir. Rachmat Witoelar. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 128 3/26

Page 129: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran III Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOMASSA SELAIN YANG

DIMAKSUD PADA HURUF a DAN HURUF b PASAL 3 AYAT (1) PERATURAN MENTERI INI

No. Parameter Baku Mutu

Bukan Logam 1. Partikulat 350 mg/m3 2. Sulfur Dioksida (SO2) 800 mg/m3 3. Nitrogen Oksida (NO2) 1000 mg/m3 4. Hidrogen Klorida (HCl) 5 mg/m3 5. Gas Klorin (Cl2) 10 mg/m3 6. Ammonia (NH3) 0,5 mg/m3 7. Hidrogen Florida (HF) 10 mg/m3 8. Opasitas 30 % 9. Total Sulfur Tereduksi (H2S) 35 mg/m3

Logam 1. Air Raksa (Hg) 5 mg/m3 2. Arsen (As) 8 mg/m3 3. Antimon (Sb) 8 mg/m3 4. Kadmium (Cd) 8 mg/m3 5. Seng (Zn) 50 mg/m3 6. Timah Hitam (Pb) 12 mg/m3

Catatan:

- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 6 % Oksigen. - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan

dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.

Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Salinan sesuai dengan aslinya Ir.Rachmat Witoelar. Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 129 3/26

Page 130: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran IV Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BATUBARA

Catatan:

- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 6 % Oksigen. - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan

dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.

Menteri Negara Lingkungan Hidup,

ttd Ir. Rachmat Witoelar. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, Hoetomo, MPA.

No. Parameter Baku Mutu 1. Partikulat 230 mg/m3 2. Sulfur Dioksida (SO2) 750 mg/m3 3. Nitrogen Oksida (NO2) 825 mg/m3 4. Opasitas 20 %

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 130 3/26

Page 131: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran V Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR MINYAK

No. Parameter Baku Mutu 1. Partikulat 200 mg/m3 2. Sulfur Dioksida (SO2) 700 mg/m3 3. Nitrogen Oksida (NO2) 700 mg/m3 4. Opasitas 15 %

Catatan:

- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 3 % Oksigen. - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan

dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.

Menteri Negara Lingkungan Hidup,

ttd Ir. Rachmat Witoelar. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 131 3/26

Page 132: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran VI Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS

No. Parameter Baku Mutu (mg/m3) 1. Sulfur Dioksida (SO2) 150 2. Nitrogen Oksida (NO2) 650

Catatan:

- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm).

Menteri Negara Lingkungan Hidup,

ttd Ir. Rachmat Witoelar. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 132 3/26

Page 133: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

1

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2009 Tanggal : 24 April 2009

BAKU MUTU EMISI KEGIATAN INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI

SUMBER EMISI PROSES PEMBAKARAN 1.a. Baku Mutu Emisi Proses Pembakaran dari Mesin Pembakaran

Dalam

No KAPASITAS

BAHAN BAKAR PARAMETER

KADAR MAKSIMUM (mg/Nm3)

METODE

1. < 570 KWth

Minyak Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

1000 SNI 19-7117.5-2005

Karbon Monoksida (CO)

600 SNI 19.7117.10-2005

Gas

Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

400 SNI 19-7117.5-2005

Karbon Monoksida (CO)

500 SNI 19.7117.10-2005

2. > 570 KWth

Minyak Total Partikulat 150 SNI 19-7117.12-2005

Sulfur Dioksida (SO2)

800 SNI 19-7117.3.1-2005 atau

Method 6, 6C USEPA

Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

1000 SNI 19-7117.5-2005 atau

Method 7 , 7E USEPA

Karbon Monoksida (CO)

600 SNI 19.7117.10-2005

atau Method 3, 3A dan 3B USEPA

Gas

Total Partikulat 50 SNI 19-7117.12-2005

Sulfur Dioksida (SO2)

150 SNI 19-7117.3.1-2005 atau

Method 6, 6C USEPA

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 133 3/26

Page 134: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2

No KAPASITAS

BAHAN BAKAR PARAMETER

KADAR MAKSIMUM (mg/Nm3)

METODE

Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

400 SNI 19-7117.5-2005 atau

Method 7 , 7E USEPA

Karbon Monoksida (CO)

500 SNI 19.7117.10-2005

atau Method 3, 3A dan 3B USEPA

Keterangan : Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer) dan semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 13%.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 134 3/26

Page 135: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

3

1.b. Baku Mutu Emisi Proses Pembakaran dari Turbin Gas

No BAHAN BAKAR PARAMETER

KADAR MAKSIMUM (mg/Nm3)

METODE

1. Minyak

Total Partikulat 100 SNI 19-7117.12-2005

Sulfur Dioksida (SO2) 650

SNI 19-7117.3.1-2005 atau Method 6,

6C USEPA

Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

450

SNI 19-7117.5-2005 atau Method 7 , 7E

USEPA

Opasitas 20 % SNI

19.7117.11-2005

2. Gas

Total Partikulat 50 SNI 19-7117.12-2005

Sulfur Dioksida (SO2) 150 SNI 19-7117.3.1-2005

atau Method 6, 6C

USEPA

Sulfur Dioksida (SO2) 150 SNI 19-7117.3.1-2005

Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

320

SNI 19-7117.5-2005 atau Method 7 , 7E

USEPA Keterangan : Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer) dan semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 15% dalam keadaan kering.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 135 3/26

Page 136: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

4

1.c. Baku Mutu Emisi Proses Pembakaran dari Ketel Uap (Boiler), Pembangkit Uap (Steam Generator), Pemanas Proses (Process Heater), Pengolahan Panas (Heater Treater)

No BAHAN

BAKAR PARAMETER KADAR

MAKSIMUM (mg/Nm3)

METODE

1. Minyak Total Partikulat 150 SNI 19-7117.12-2005

Sulfur Dioksida (SO2)

1200 SNI 19-7117.3.1-2005

atau Method 6, 6C

USEPA Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

800 SNI 19-7117.5-2005 atau Method 7 , 7E USEPA

Opasitas 20 % SNI 19.7117.11-2005

2. Gas Total Partikulat 50 SNI 19-7117.12-2005

Sulfur Dioksida (SO2)

150 SNI 19-7117.3.1-2005

atau Method 6, 6C

USEPA Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

400 SNI 19-7117.5-2005 atau Method 7 , 7E USEPA

Opasitas 20 % SNI 19.7117.11-2005

Keterangan : 1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1

atmosfer). 2. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 5% untuk bahan

bakar minyak dalam keadaan kering kecuali opasitas. 3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 3% untuk bahan

bakar gas dalam keadaan kering kecuali opasitas.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 136 3/26

Page 137: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

5

1.d. Baku Mutu Emisi Proses Pembakaran dari Unit Suar Bakar No PARAMETER KADAR

MAKSIMUM (%)

METODE

1. Opasitas 40 SNI 19.7117.11-2005

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 137 3/26

Page 138: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

1

Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2009 Tanggal : 24 April 2009

BAKU MUTU EMISI KEGIATAN INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI

SUMBER EMISI PROSES PRODUKSI 2.a. Baku Mutu Emisi Unit Penangkapan Sulfur No SULFUR FEED

RATE (TON/HARI)

MINIMUM SULFUR

RECOVERY (%)

METODE

1. <2 70 % Metode Pengukuran Sulfur Feed Rate dan Efisiensi Recovery menggunakan metode USEPA 40 CFR Part 60 subpart 60.644 atau metode setara yang disetujui Kementerian Negara Lingkungan Hidup

2. 2-10 85 % 3. 10-50 95 % 4. > 50 97 %

2.b. Baku Mutu Emisi Unit Oksidasi Thermal Sulfur

No PARAMETER

BAKU MUTU EMISI

(mg/Nm3)

METODE

1. Sulfur Dioksida (SO2) 2600 SNI 19-7117.3.1-2005 Keterangan : Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer), dan kondisi kering serta koreksi O2 sebesar 0%.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 138 3/26

Page 139: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2

2.c. Baku Mutu Emisi Unit Pelepasan Dehidrasi Glicol. No PARAMETER BAKU MUTU EMISI

METODE

1. VOC sebagai

Total Petroleum Hidrokarbon

Efisiensi pengolahan Emisi kandungan hidrokarbon

minimum 95 %, atau 0,8 kg VOC sebagai TPH per mscf gas terhidrasi dirata-

ratakan selama 24 jam

Perhitungan Neraca Massa

EPA Method 8260

Keterangan : Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer), dan kondisi kering serta koreksi O2 sebesar 0%. 2.d. Baku Mutu Emisi Regenator Katalis Unit Perengkahan Katalitik Alir

No PARAMETER BAKU MUTU

(mg/Nm3)

METODE (%)

1. Partikulat 400 SNI 19-7117.12-2005 2.

Sulfur Dioksida (SO2) 1500

SNI 19-7117.3.1-2005 atau

Method 6, 6C USEPA 3.

Nitrogen Oksida (NO2) 1000

SNI 19-7117.5-2005 atau

Method 7 , 7E USEPA 4. Hidrokarbon 200 - Keterangan : Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer), dan kondisi kering serta koreksi O2 sebesar 0 %.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 139 3/26

Page 140: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

3

2.e. Baku Mutu Emisi Unit Pengolahan Ulang Sulfur Sistem Claus untuk sistem yang tidak dilengkapi dengan Insinerator gas

No PARAMETER BAKU MUTU

(mg/Nm3) METODE

1. Partikulat 400 SNI 19-7117.12-2005 2. Kandungan Sulfur Tereduksi 450 SNI 19-7117.7-2005 3. Nitrogen Oksida (NO2) 1000 SNI 19-7117.5-2005

atau Method 7 , 7E USEPA

4. Hidrokarbon 200 - 5. Partikulat 400 SNI 19-7117.12-2005 Keterangan: 1. Hasil pengukuran dinyatakan dalam kondisi kering dan koreksi O2

sebesar 0%. 2. Kandungan Sulfur Tereduksi adalah hydrogen sulfide (H2S), karbonil

sulfide (COS) dan Karbon disulfide (CS2). 2.f. Baku Mutu Emisi Unit Pengolahan Ulang Sulfur Sistem Claus untuk

system yang dilengkapi dengan Insinerator gas

No PARAMETER BAKU MUTU

(mg/Nm3) METODE

1. Partikulat 400 SNI 19-7117.12-2005 2.

Sulfur Dioksida (SO2) 1500

SNI 19-7117.3.1-2005 atau

Method 6, 6C USEPA 3.

Nitrogen Oksida (NO2) 1000

SNI 19-7117.5-2005 atau

Method 7 , 7E USEPA 4. Hidrokarbon 200 Keterangan : Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer) dan semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 0%

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

Salinan sesuai dengan aslinya RACHMAT WITOELAR Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 140 3/26

Page 141: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

1

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2009 Tanggal : 24 April 2009

BAKU MUTU EMISI KEGIATAN FUEL BLENDING (PENCAMPURAN BAHAN BAKAR /MIX FUEL)

Contoh perhitungan : Kegiatan pengilangan minyak untuk unit ketel uap dengan kapasitas kurang dari 25 MW, menggunakan bahan bakar campuran antara gas (fuel 1=f1) dan oil (fuel 2=f2) dengan komposisi sebagai berikut :

Catatan : BME (x,m)

= Baku mutu emisi untuk parameter x, jika dilakukan pencampuran bahan bakar

BME(x,f1) = Baku mutu emisi parameter x, untuk bahan bakar f1

Q(f1) = Panas aktual dari bahan bakar f1 yang disuplai ke sistem

BME(x,f2) = Baku mutu emisi parameter x, untuk bahan bakar f2

Q(f2) = Panas aktual dari bahan bakar f2 yang disuplai ke sistem

Qt = Kebutuhan energi total

Kebutuhan Energi Total Qt : 5*106 KKal Suplai energi actual dari bahan bakar gas Q(f1) 2*106 KKal Suplai energi aktual dari bahan bakar oil Q(f2) : 3*106 KKal Baku Mutu emisi untuk boiler di kegiatan

Unit Pengolahan Minyak – parameter partikulat bahan bakar gas (lihat tabel Baku mutu emisi di kegiatan Minyak) BME(f1) : 0 mg/Nm3

Baku Mutu emisi untuk boiler di kegiatan Unit Pengolahan Minyak – parameter partikulat bahan bakar oil/minyak (lihat tabel Baku mutu emisi di kegiatan Minyak) BME(f2) 300 mg/Nm3

BME (x,m) = [(BME(x,f1) * Q(f1)) + (BME(x,f2) * Q(f2))] / Qt

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 141 3/26

Page 142: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2

BME(partikulat,m) = [0 * 2*106 ] + [ 300 * 3*106

] / 5*106 = 180 mg/Nm3

Cara Perhitungan yang sama dilakukan juga untuk parameter lain.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 142 3/26

Page 143: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN IA KEPUTUSAN MENTERI NEGARA

LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : TENTANG : BAKU MUTU EMISI PABRIK PUPUK AMONIUM

SULFAT (ZA) TANGGAL :

BAKU MUTU EMISI UNTUK PABRIK PUPUK AMONIUM SULFAT (ZA) No. Sumber Parameter Baku Mutu Emisi

Satuan : (mg/Nm3) 1. Drier Scrubber Total partikel

Amoniak (NH3)

500 500

2. Saturator Amoniak (NH3)

500

3. Exhaust Gas Scrubber Amoniak (NH3)

500

4. Unit Asam Sulfat Sulfur dioksida (SO2)

1700

5. Gas Turbine/Waste Heat

Boiler Nitrogen dioksida (NO2)

175

6. Semua Sumber Opasitas 40 %

7. Tenaga Ketel Uap (Power Boiler)

Total partikel Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Opasitas

230 800 1000 20 %

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm). - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen. - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh

hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikel. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi

normal selama tiga bulan Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Menteri Negara Lingkungan Hidup ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya, Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 143 3/26

Page 144: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN IB KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : TENTANG : BAKU MUTU EMISI PABRIK PUPUK AMONIUM SULFAT (ZA) TANGGAL :

BAKU MUTU EMISI UNTUK PABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) No. Sumber Parameter Baku Mutu Emisi

Satuan : (mg/Nm3) 1. Drier Scrubber Total partikel

Amoniak (NH3)

250 250

2. Saturator Amoniak (NH3)

300

3. Exhaust Gas Scrubber Amoniak (NH3)

250

4. Unit Asam Sulfat Sulfur dioksida (SO2)

1000

5. Gas Turbine/Waste

Heat Boiler Nitrogen dioksida (NO2)

125

6. Semua Sumber Opasitas 20 % 7. Tenaga Ketel Uap

(Power Boiler) Total partikel Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Opasitas

230 800

1000 20 %

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm). - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen. - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh

hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikel. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi

normal selama tiga bulan Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Menteri Negara Lingkungan Hidup ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya, Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 144 3/26

Page 145: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN IIA KEPUTUSAN MENTERI NEGARA

LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : TENTANG : BAKU MUTU EMISI PABRIK PUPUK UREA TANGGAL :

BAKU MUTU EMISI UNTUK PABRIK PUPUK UREA

No. Sumber Parameter Baku Mutu Emisi

Satuan : (mg/Nm3) 1. Primary reformer Nitrogen dioksida (NO2) 1400

2. Prilling Tower/ Granulasi Total partikel

Amoniak (NH3) 500 500

3. Gas Turbine/Waste Heat Boiler

Nitrogen dioksida (NO2) 175

4. Semua Sumber Opasitas 40%

5. Tenaga Ketel Uap (Power Boiler)

Total partikel Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Opasitas

230 800

1000 20 %

Catatan:

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm). - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh

hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikel. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi

normal selama tiga bulan

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya, Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 145 3/26

Page 146: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN II B KEPUTUSAN MENTERI NEGARA

LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : TENTANG : BAKU MUTU EMISI PABRIK PUPUK UREA TANGGAL :

BAKU MUTU EMISI UNTUK PABRIK PUPUK UREA No. Sumber Parameter Baku Mutu Emisi

Satuan : (mg/Nm3) 1. Primary Reformer Nitrogen dioksida (NO2) 700

2. Prilling Tower/Granulasi Total partikel

Amoniak (NH3) 250 300

3. Gas Turbine/Waste Heat Boiler Nitrogen dioksida (NO2) 125

5. Semua Sumber Opasitas 20%

7. Tenaga Ketel Uap (Power Boiler)

Total partikel Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Opasitas

230 800 1000 20 %

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm). - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh

hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikel. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi

normal selama tiga bulan Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Menteri Negara Lingkungan Hidup

ttd

Nabiel Makarim, MPA., MSM. Salinan sesuai dengan aslinya, Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 146 3/26

Page 147: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN III A KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : TENTANG : BAKU MUTU EMISI PABRIK

PUPUK FOSFAT (SP-36, TSP)

TANGGAL :

BAKU MUTU EMISI UNTUK PABRIK PUPUK FOSFAT (SP-36, TSP) No. Sumber Parameter Baku Mutu Emisi

Satuan : (mg/Nm3) 1. Penyimpanan

Bahan/Ball Mill Total partikel 400

2. Unit Reaksi Total partikel

Fluor 400 30

3. Unit Granulasi Total partikel

Fluor 400 30

4. Semua Sumber Opasitas 40%

5. Tenaga Ketel Uap

(Power Boiler) Total partikel Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Opasitas

230 800

1000 20 %

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm). - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh

hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikel. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi

normal selama tiga bulan Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd

Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya, Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 147 3/26

Page 148: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN III B KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : TENTANG : BAKU MUTU EMISI PABRIK

PUPUK FOSFAT (SP-36, TSP)

TANGGAL :

BAKU MUTU EMISI UNTUK PABRIK PUPUK FOSFAT (SP-36, TSP)

No. Sumber Parameter Baku Mutu Emisi

Satuan : (mg/Nm3) 1. Penyimpanan

Bahan/Ball Mill Total partikel 200

2. Unit Reaksi Total partikel

Fluor 200 10

3. Unit Granulasi Total partikel Fluor

200 10

5. Semua Sumber Opasitas 20%

4. Tenaga Ketel Uap (Power Boiler)

Total partikel Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Opasitas

230 800

1000 20 %

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm). - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh

hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikel. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi

normal selama tiga bulan Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd

Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya, Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 148 3/26

Page 149: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN IV A KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : TENTANG : BAKU MUTU EMISI PABRIK

PUPUK ASAM FOSFAT DAN HASIL SAMPING TANGGAL :

BAKU MUTU EMISI UNTUK PABRIK PUPUK ASAM FOSFAT DAN HASIL SAMPING No. Sumber Parameter Baku Mutu Emisi

Satuan : (mg/Nm3) 1. Penyimpanan Bahan/Ball

Mill Total partikel

400

2. Fume Scrubber (Asam Fosfat)

Fluor 30

3. Gas Scrubber (Aluminium Fluoride)

Total partikel Fluor

400 30

4. Unit Asam Sulfat Sulfur dioksida (SO2) 1700

5. Dust Scrubber (Cement Retarder)

Total partikel Fluor

400 30

6. Semua Sumber Opasitas 40 %

7. Tenaga Ketel Uap (Power Boiler)

Total partikel Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Opasitas

230 800

1000 20 %

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm). - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh

hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikel. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi

normal selama tiga bulan Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd

Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya, Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 149 3/26

Page 150: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN IV B KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : TENTANG : BAKU MUTU EMISI PABRIK

PUPUK ASAM FOSFAT DAN HASIL SAMPING TANGGAL :

BAKU MUTU EMISI UNTUK PABRIK PUPUK ASAM FOSFAT DAN HASIL SAMPING No. Sumber Parameter Baku Mutu Emisi

Satuan : (mg/Nm3) 1. Penyimpanan

Bahan/Ball Mill Total partikel

200

2. Fume Scrubber (Asam Fosfat)

Fluor 10

3. Gas Scrubber (Aluminium Fluoride)

Total partikel Fluor

200 10

4. Unit Asam Sulfat Sulfur dioksida (SO2) 1000

5. Dust Scrubber

(Cement Retarder) Total partikel Fluor

200 10

6. Semua Sumber Opasitas 20 % 7. Tenaga Ketel Uap

(Power Boiler) Total partikel Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Opasitas

230 800

1000 20 %

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm). - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh

hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikel. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi

normal selama tiga bulan Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya, Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 150 3/26

Page 151: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN V KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : TAHUN 2004 TENTANG : BAKU MUTU EMISI PABRIK

PUPUK MAJEMUK - NPK TANGGAL : 2004

BAKU MUTU EMISI UNTUK PABRIK PUPUK MAJEMUK – NPK No. Sumber Parameter Baku Mutu Emisi

Satuan : (mg/Nm3) 1. Scrubber Total partikel

Fluor Amoniak

200 10 250

2. Semua Sumber Opasitas 20 %

3. Tenaga Ketel Uap (Power Boiler)

Total partikel Sulfur dioksida (SO2) Nitrogen dioksida (NO2) Opasitas

230 800

1000 20 %

Catatan:

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2 - Volume gas dalam keadaan standar (25 0C dan tekanan 1 atm). - Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7 % oksigen - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh

hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikel. - Bagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95% waktu operasi

normal selama tiga bulan

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya, Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 151 3/26

Page 152: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 152 3/26

Page 153: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 153 3/26

Page 154: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 154 3/26

Page 155: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 155 3/26

Page 156: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 156 3/26

Page 157: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 157 3/26

Page 158: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 158 3/26

Page 159: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 159 3/26

Page 160: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

1

Lampiran I A Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 21 Tahun 2008 Tanggal : 1 Desember 2008

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK PLTU

No. Parameter

Kadar Maksimum

(mg/Nm3)

Batubara Minyak Gas

1. Sulfur Dioksida (SO2) 750 1500 150

2. Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

850 800 400

3. Total Partikulat 150 150 50

4. Opasitas 20 % 20 % -

Catatan : 1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer). 2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan. 3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 7% untuk bahan bakar batubara

dalam keadaan kering kecuali opasitas. 4. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 5% untuk bahan bakar minyak dalam

keadaan kering kecuali opasitas. 5. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 3% untuk bahan bakar gas dalam

keadaan kering kecuali opasitas. 6. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga)

bulan.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan,

ttd

Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 160 3/26

Page 161: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2

Lampiran I B Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 21 Tahun 2008 Tanggal : 1 Desember 2008

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI PLTU

No. Parameter

Kadar Maksimum

(mg/Nm3)

Batubara Minyak Gas

1. Sulfur Dioksida (SO2) 750 650 50

2. Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

750 450 320

3. Total Partikulat 100 100 30

4. Opasitas 20 % 20 % -

Catatan : 1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer). 2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan. 3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 7% untuk bahan bakar batubara

dalam keadaan kering kecuali opasitas. 4. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 5% untuk bahan bakar minyak dalam

keadaan kering kecuali opasitas. 5. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 3% untuk bahan bakar gas dalam

keadaan kering kecuali opasitas. 6. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga)

bulan bagi yang menggunakan CEMS.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan,

ttd

Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 161 3/26

Page 162: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

1

Lampiran II A Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 21 Tahun 2008 Tanggal : 1 Desember 2008

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI PLTG

No. Parameter

Kadar Maksimum

(mg/Nm3)

Minyak Gas

1. Sulfur Dioksida (SO2) 1000 150

2. Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

800 400

3. Total Partikulat 150 30

4. Opasitas 20 % -

Catatan : 1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer). 2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan. 3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 15% dalam keadaan kering kecuali

opasitas. 4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga)

bulan.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR.

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan,

ttd

Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 162 3/26

Page 163: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

2

Lampiran II B Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 21 Tahun 2008 Tanggal : 1 Desember 2008

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI PLTG

No. Parameter

Kadar Maksimum

(mg/Nm3)

Minyak Gas

1. Sulfur Dioksida (SO2) 650 150

2. Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

450 320

3. Total Partikulat 100 30

4. Opasitas 20 % -

Catatan : 1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atmosfer). 2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan. 3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 15% dalam keadaan kering kecuali

opasitas. 4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga)

bulan.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ttd

RACHMAT WITOELAR.

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan,

ttd

Ilyas Asaad.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 163 3/26

Page 164: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran I-A Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK INDUSTRI BESI DAN BAJA (BERLAKU EFEKTIF TAHUN 1995)

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Untuk sumber pembakaran, partikulat dikoreksi sebesar 10% oksigen. - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantuan dan dikembangkan

untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. - Pemberlakuan BME untuk 95 % waktu normal selama tiga bulan.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 164 3/26

Page 165: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran II-A Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK INDUSTRI PULP DAN KERTAS (BERLAKU EFEKTIF TAHUN 1995)

Catatan: - TRS ditentukan sebagai H2. TRS meliputi adanya senyawa Hidrogen Sulfida,

Metil Merkaptan, Dimetil Sulfida, Dimetil Disulfida.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 165 3/26

Page 166: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2. - Koreksi 8% oksigen untuk Tungku Recovery. - Koreksi 7% oksigen untuk Boiler. - Koreksi 10% untuk sumber lain (selain Tungku Recovery dan Boiler). - Volume gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantuan dan dikembangkan

untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. - Pemberlakuan BME untuk 95 % waktu normal selama tiga bulan.

Lampiran III-A Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BERBAHAN BAKAR BATUBARA

(BERLAKU EFEKTIF TAHUN 1995)

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2. - Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 3% O2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan Tekanan 1 atm). - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan

untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. - Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 166 3/26

Page 167: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran IV-A Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK INDUSTRI SEMEN (BERLAKU EFEKTIF TAHUN 1995)

Catatan: - Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Konsentrasi partikel untuk sumber pembakaran (misal: Kiln) harus dikoreksi

sampai 7% oksigen. - Standar diatas berlaku untuk proses kering. - Batas maksimum total partikel untuk:

(i) Proses basah = 250 mg/m3 (ii) Shaft kiln = 500 mg/ m3

- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.

- Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 167 3/26

Page 168: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran V-A Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK JENIS KEGIATAN LAIN (BERLAKU EFEKTIF TAHUN 1995)

Catatan: - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm).

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 168 3/26

Page 169: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran I-B Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK INDUSTRI BESI DAN BAJA (BERLAKU EFEKTIF TAHUN 2000)

Catatan:

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Untuk sumber pembakaran, partikulat dikoreksi sebesar 10% oksigen. - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantuan dan dikembangkan

untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. - Pemberlakuan BME untuk 95 % waktu normal selama tiga bulan.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 169 3/26

Page 170: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran II-B Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK INDUSTRI PULP DAN KERTAS (BERLAKU EFEKTIF TAHUN 2000)

Catatan:

- TRS ditentukan sebagai H2. TRS meliputi adanya senyawa Hidrogen Sulfida, Metil Merkaptan, Dimetil Sulfida, Dimetil Disulfida.

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2. - Koreksi 8% oksigen untuk Tungku Recovery.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 170 3/26

Page 171: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

- Koreksi 7% oksigen untuk Boiler. - Koreksi 10% untuk sumber lain (selain Tungku Recovery dan Boiler). - Volume gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantuan dan dikembangkan

untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. - Pemberlakuan BME untuk 95% waktu normal selama tiga bulan.

Lampiran III-B Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BERBAHAN BAKAR BATUBARA

(BERLAKU EFEKTIF TAHUN 2000)

Catatan:

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2. - Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 3% O2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan Tekanan 1 atm). - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan

untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. - Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 171 3/26

Page 172: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran IV-B Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK INDUSTRI SEMEN (BERLAKU EFEKTIF TAHUN 2000)

Catatan:

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2. - Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm). - Konsentrasi partikel untuk sumber pembakaran (misal: Kiln) harus dikoreksi

sampai 7% oksigen. - Standar diatas berlaku untuk proses kering. - Batas maksimum total partikel untuk:

(i) Proses basah = 250 mg/m3 (ii) Shaft kiln = 500 mg/m3

- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.

- Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 172 3/26

Page 173: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran V-B Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995

BAKU MUTU EMISI UNTUK JENIS KEGIATAN LAIN (BERLAKU EFEKTIF TAHUN 2000)

Catatan:

- Volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm).

__________________________________

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 173 3/26

Page 174: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LIMBAH B3

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 174 3/26

Page 175: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAKU MUTU KARAKTERISTIK BERACUN MELALUI TCLP UNTUK PENETAPAN

KATEGORI LIMBAH B3

ZAT PENCEMAR TCLP-A TCLP-B

Satuan (berat kering) (mg/L) (mg/L)

PARAMETER WAJIB

ANORGANIK

Antimoni, Sb 6 1

Arsen, As 3 0,5

Barium, Ba 210 35

Berilium, Be 4 0,5

Boron, B 150 25

Kadmium, Cd 0,9 0,15

Krom valensi enam, Cr6+ 15 2,5

Tembaga, Cu 60 10

Timbal, Pb 3 0,5

Merkuri, Hg 0,3 0,05

Molibdenum, Mo 21 3,5

Nikel, Ni 21 3,5

Selenium, Se 3 0,5

Perak, Ag 40 5

Tributyltin oxide 0,4 0,05

Seng, Zn 300 50

ANION

Klorida, Cl- 75000 12500

Sianida (total), CN- 21 3,5

Fluorida, F- 450 75

Iodida, I- 40 5

Nitrat, NO3- 15000 2500

Nitrit, NO2-

900 150

ORGANIK …

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 175 3/26

Page 176: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

- 2 -

ZAT PENCEMAR TCLP-A TCLP-B

Satuan (berat kering) (mg/L) (mg/L)

ORGANIK

Benzena 3 0,5

Benzo(a)pirena 0,004 0,0005

Karbon tetraklorida 1,2 0,2

Klorobenzena 120 15

Kloroform 24 3

2 Klorofenol 120 5

Kresol (total) 800 100

Di (2 etilheksil) ftalat 2,4 0,4

1,2-Diklorobenzena 300 50

1,4-Diklorobenzena 90 15

1,2-Dikloroetana 15 2,5

1,1-Dikloroetena 12 3

1-2-Dikloroetena 15 2,5

Diklorometana (metilen klorida) 6 1

2,4-Diklorofenol 80 10

2,4-Dinitrotoluena 0,52 0,065

Etilbenzena 90 15

Ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA) 180 30

Formaldehida 200 25

Heksaklorobutadiena 0,18 0,03

Metil etil keton 800 100

Nitrobenzena 8 1

Fenol (total, non-terhalogenasi) 56 7

Stirena 6 1

1,1,1,2-Tetrakloroetana 40 4

1,1,2,2-Tetrakloroetana 5,2 0,65

Tetrakloroetena 20 2,5

Toluena 210 35

Triklorobenzena (total) 12 1,5

1,1,1-Trikloroetana 120 15

1,1,2-Trikloroetana 4,8 0,6

Trikloroetena 2 0,25

2,4,5-Triklorofenol 1600 200

2,4,6-Triklorofenol 8 1

Vinil …

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 176 3/26

Page 177: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

- 3 -

ZAT PENCEMAR TCLP-A TCLP-B

Satuan (berat kering) (mg/L) (mg/L)

Vinil klorida 0,12 0,015

Ksilena (total) 150 25

PESTISIDA

Aldrin + dieldrin 0,009 0,0015

DDT + DDD + DDE 0,3 0,05

2,4-D 9 1,5

Klordana 0,06 0,01

Heptaklor 0,12 0,015

Lindana 0,6 0,1

Metoksiklor 6 1

Pentaklorofenol 2,7 0,45

PARAMETER TAMBAHAN

Endrin 0,12 0,02

Heksaklorobenzena 0,8 0,13

Heksakloroetana 18 3

Piridina 30 5

Toksafena 3 0,5

2,4,5-TP (silvex) 6 1

Keterangan:

Analisis terhadap parameter tambahan dilakukan secara langsung (purposive) terhadap Limbah yang mengandung zat pencemar dimaksud.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 177 3/26

Page 178: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAKU MUTU KARAKTERISTIK BERACUN MELALUI TCLP UNTUK PENETAPAN

STANDAR PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SEBELUM DITEMPATKAN DI FASILITAS PENIMBUSAN AKHIR

ZAT PENCEMAR TCLP

Satuan (berat kering) (mg/L)

PARAMETER WAJIB

ANORGANIK

Antimoni, Sb 1

Arsen, As 0,5

Barium, Ba 35

Berilium, Be 0,5

Boron, B 25

Kadmium, Cd 0,15

Krom valensi enam, Cr6+ 2,5

Tembaga, Cu 10

Timbal, Pb 0,5

Merkuri, Hg 0,05

Molibdenum, Mo 3,5

Nikel, Ni 3,5

Selenium, Se 0,5

Perak, Ag 5

Tributyltin oxide 0,05

Seng, Zn 50

ANION

Klorida, Cl- 12500

Sianida (total), CN- 3,5

Fluorida, F- 75

Iodida, I- 5

Nitrat, NO3- 2500

Nitrit, …

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 178 3/26

Page 179: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

- 2 -

ZAT PENCEMAR TCLP

Satuan (berat kering) (mg/L)

Nitrit, NO2- 150

ORGANIK

Benzena 0,5

Benzo(a)pirena 0,0005

Karbon tetraklorida 0,2

Klorobenzena 15

Kloroform 3

2 Klorofenol 5

Kresol (total) 100

Di (2 etilheksil) ftalat 0,4

1,2-Diklorobenzena 50

1,4-Diklorobenzena 15

1,2-Dikloroetana 2,5

1,1-Dikloroetena 3

1-2-Dikloroetena 2,5

Diklorometana (metilen klorida) 1

2,4-Diklorofenol 10

2,4-Dinitrotoluena 0,065

Etilbenzena 15

Ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA) 30

Formaldehida 25

Heksaklorobutadiena 0,03

Metil etil keton 100

Nitrobenzena 1

Fenol (total, non-terhalogenasi) 7

Stirena 1

1,1,1,2-Tetrakloroetana 4

1,1,2,2-Tetrakloroetana 0,65

Tetrakloroetena 2,5

Toluena 35

Triklorobenzena (total) 1,5

1,1,1-Trikloroetana 15

1,1,2-Trikloroetana 0,6

Trikloroetena 0,25

2,4,5-Triklorofenol 200

2,4,6-Triklorofenol …

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 179 3/26

Page 180: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

- 3 -

ZAT PENCEMAR TCLP

Satuan (berat kering) (mg/L)

2,4,6-Triklorofenol 1

Vinil klorida 0,015

Ksilena (total) 25

PESTISIDA

Aldrin + dieldrin 0,0015

DDT + DDD + DDE 0,05

2,4-D 1,5

Klordana 0,01

Heptaklor 0,015

Lindana 0,1

Metoksiklor 1

Pentaklorofenol 0,45

PARAMETER TAMBAHAN

Endrin 0,02

Heksaklorobenzena 0,13

Heksakloroetana 3

Piridina 5

Toksafena 0,5

2,4,5-TP (silvex) 1

Keterangan:

Analisis terhadap parameter tambahan dilakukan secara langsung (purposive)

terhadap Limbah yang mengandung zat pencemar dimaksud.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 180 3/26

Page 181: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

NILAI BAKU KARAKTERISTIK BERACUN MELALUI TCLP DAN TOTAL KONSENTRASI UNTUK PENETAPAN PENGELOLAAN TANAH

TERKONTAMINASI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

ZAT PENCEMAR TCLP-A TK-A TCLP-B TK-B TCLP-C TK-C

Satuan (berat kering) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg)

PARAMETER WAJIB

ANORGANIK

Antimoni, Sb 6 300 1 75 0,4 3

Arsen, As 3 2000 0,5 500 0,2 20

Barium, Ba 210 25000 35 6250 14 160

Berilium, Be 4 4000 0,5 100 0,2 1,1

Boron, B 150 60000 25 15000 10 36

Kadmium, Cd 0,9 400 0,15 100 0,06 3

Krom valensi enam,Cr6+ 15 2000 2,5 500 1 1

Tembaga, Cu 60 3000 10 750 4 30

Timbal, Pb 3 6000 0,5 1500 0,2 300

Merkuri, Hg 0,3 300 0,05 75 0,02 0,3

Molibdenum, Mo 21 4000 3,5 1000 1,4 40

Nikel, Ni 21 12000 3,5 3000 1,4 60

Selenium, Se 3 200 0,5 50 0,2 10

Perak, Ag 40 720 5 180 2 10

Tributyltin oxide 0,4 10 0,05 2,5 0,02 R

Seng, Zn 300 15000 50 3750 20 120

ANION

Klorida, Cl- 75000 N/A 12500 N/A 5000 N/A

Sianida (total), CN- 21 10000 3,5 2500 1,4 50

Fluorida, F- 450 40000 75 10000 30 450

Iodida, I- 40 N/A 5 N/A 2 N/A

Nitrat, NO3- 15000 N/A 2500 N/A 1000 N/A

Nitrit, …

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 181 3/26

Page 182: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

- 2 -

ZAT PENCEMAR TCLP-A TK-A TCLP-B TK-B TCLP-C TK-C

Satuan (berat kering) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg)

Nitrit, NO2- 900 N/A 150 N/A 60 N/A

ORGANIK

Benzena 3 16 0,5 4 0,2 1

Benzo(a)pirena 0,004 20 0,0005 5 0,0002 0,6

C6-C9 petroleum

hidrokarbon

N/A 2600 N/A 325 N/A 100

C10-C36 petroleum hidrokarbon

N/A 40000 N/A 5000 N/A 1000

Karbon tetraklorida 1,2 48 0,2 12 0,08 2,5

Klorobenzena 120 4800 15 1200 6 620

Kloroform 24 960 3 240 1,2 R

2 Klorofenol 120 4800 15 1200 2 140

Kresol (total) 800 32000 100 8000 40 R

Di (2 etilheksil) ftalat 2,4 160 0,4 40 0,16 5

1,2-Diklorobenzena 300 24000 50 6000 20 R

1,4-Diklorobenzena 90 640 15 160 6 R

1,2-Dikloroetana 15 48 2,5 12 1 R

1,1-Dikloroetena 12 480 3 120 1,5 R

1-2-Dikloroetena 15 960 2,5 240 1 R

Diklorometana (metilen klorida)

6 64 1 16 0,4 R

2,4-Diklorofenol 80 3200 10 800 4 R

2,4-Dinitrotoluena 0,52 21 0,065 5,2 0,026 R

Etilbenzena 90 4800 15 1200 6 R

Ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA)

180 4000 30 1000 12 R

Formaldehida 200 8000 25 2000 10 R

Heksaklorobutadiena 0,18 11 0,03 2,8 0,012 R

Metil etil keton 800 32000 100 8000 40 R

Nitrobenzena 8 320 1 80 0,4 R

PAHs (total) N/A 400 N/A 50 N/A 1

Fenol (total, non-terhalogenasi)

56 2200 7 560 2,8 R

Polychlorinated biphenyls

N/A 50 N/A 2 N/A 0,02

Stirena …

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 182 3/26

Page 183: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

- 3 -

ZAT PENCEMAR TCLP-A TK-A TCLP-B TK-B TCLP-C TK-C

Satuan (berat kering) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg)

Stirena 6 480 1 120 0,4 R

1,1,1,2-Tetrakloroetana 40 1600 4 400 0,16 R

1,1,2,2-Tetrakloroetana 5,2 210 0,65 52 0,26 R

Tetrakloroetena 20 800 2,5 200 1 R

Toluena 210 12800 35 3200 14 R

Triklorobenzena (total) 12 480 1,5 120 0,6 R

1,1,1-Trikloroetana 120 4800 15 1200 6 R

1,1,2-Trikloroetana 4,8 190 0,6 48 0,24 R

Trikloroetena 2 80 0,25 20 0,1 R

2,4,5-Triklorofenol 1600 64000 200 16000 80 R

2,4,6-Triklorofenol 8 320 1 80 0,4 R

Vinil klorida 0,12 4,8 0,015 1,2 0,006 R

Ksilena (total) 150 9600 25 2400 10 R

PESTISIDA

Aldrin + dieldrin 0,009 4,8 0,0015 1,2 0,0006 R

DDT + DDD + DDE 0,3 50 0,05 50 0,02 R

2,4-D 9 480 1,5 120 0,6 R

Klordana 0,06 16 0,01 4 0,004 R

Heptaklor 0,12 4,8 0,015 1,2 0,006 R

Lindana 0,6 48 0,1 12 0,04 R

Metoksiklor 6 480 1 120 0,4 R

Pentaklorofenol 2,7 120 0,45 30 0,18 R

Keterangan …

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 183 3/26

Page 184: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

- 4 -

Keterangan:

1. Perhitungan konsentrasi contoh uji total konsentrasi dilakukan dalam kondisi berat kering dalam satuan mg/kg (mili gram per kilo gram).

2. Tanda N/A, parameter dimaksud tidak perlu dilakukan pengujian.

3. Tanda R, konsentrasi zat pencemar berdasarkan tanah referensi setempat atau berdasarkan baku mutu tanah sesuai dengan peruntukannya.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 184 3/26

Page 185: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

MANGROVE & PADANG LAMUN

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 185 3/26

Page 186: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran I Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 201 Tahun 2004 Tanggal: 13 Oktober 2004

KRITERIA BAKU KERUSAKAN MANGROVE

Kriteria Penutupan (%) Kerapatan (pohon/ha) Sangat Padat > 75 > 1500 Baik Sedang >50 – < 75 > 1000 – < 1500

Rusak Jarang < 50 < 1000 Menteri Negara

Lingkungan Hidup,

ttd

Nabiel Makarim, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya

Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan

Kelembagaan Lingkungan Hidup,

Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 186 3/26

Page 187: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran I Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 200 Tahun 2004 Tanggal : 13 Oktober 2004

KRITERIA BAKU KERUSAKAN PADANG LAMUN

TINGKAT KERUSAKAN LUAS AREA KERUSAKAN (%) Tinggi ≥ 50 Sedang 30 – 49,9 Rendah ≤ 29,9

Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 187 3/26

Page 188: KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN.pdf

Lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 200 Tahun 2004 Tanggal : 13 Oktober 2004

STATUS PADANG LAMUN

KONDISI PENUTUPAN (%) BAIK KAYA/SEHAT ≥ 60

KURANG KAYA/KURANG SEHAT 30 – 59,9 RUSAK MISKIN ≤ 29,9

Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, ttd Hoetomo, MPA.

KUMPULAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

http://www.mutiarafarhan.com 188 3/26