82783639 laporan praktikum ikan kepanjen

33
LAPORAN PRAKTIKUM REPRODUKSI IKAN MAS DI KEPANJEN, MALANG Oleh: Ayu Meiga Sari (093244002) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: jonathan-jojo

Post on 10-Aug-2015

137 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

LAPORAN PRAKTIKUM REPRODUKSI

IKAN MAS

DI KEPANJEN, MALANG

Oleh:

Ayu Meiga Sari (093244002)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2011

Page 2: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan budidaya ikan di Indonesia saat ini mengalami

kemajuan yang cukup menggembirakan, terutama budidaya ikan air

tawar. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya beberapa lembaga

perikanan yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Balai

Benih Ikan Punten di desa Sidomulyo, Batu Malang. Salah satu ikan yang

dibudidayakan di Punten adalah ikan mas (Cyprinus carpio).

Ikan mas (Cyprinus carpio) memiliki potensi yang cukup besar

sebagai ikan budidaya, diantaranya yaitu dapat dipelihara dalam kepadatan

yang relatif tinggi, dapat menerima makanan yang beragam (mulai dari

makanan alami sampai dengan makanan buatan), mampu beradaptasi

terhadap perubahan suhu, mudah berkembangbiak dalam lingkungannya,

dan pertumbuhannya relatif cepat.

Budidaya ikan mas di Punten tidak hanya sebagai komoditas

ekonomi, tetapi juga merupakan tempat untuk melakukan penelitian

tentang berbagai macam cara rekayasa genetika pada ikan mas yang sangat

bermanfaat bagi masyarakat. Ikan mas betina yang memiliki ukuran yang

lebih besar dan lebih berat dibandingkan ikan mas jantan. Apabila hal itu

dikembangkan maka akan meningkatkan nilai ekonomi bagi pembudidaya

ikan. Hal itu memotivasi para peneliti untuk melakukan pembudidayaan

ikan yang menghasilkan ikan betina.

Fertilisasi ikan yang dilaukan secara eksternal, dapat memudahkan

pembudidaya untuk melakukan fertilisasi buatan untuk menghasilkan ikan

mas betina melalui berbagai perlakuan dalam penelitian. Oleh karena itu,

dilakukan beberapa rekayasa genetika yang dapat menghasilkan ikan mas

betina, yaitu meliputi poliploidi yaitu; triploidi dan tetraploidi.

Ketersediaan pakan dalam budidaya ikan secara intensif

merupakan factor penentu untuk menunjang kehidupannya selain diberi

pakan alami yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya. Hal-hal yang perlu

Page 3: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

diperhatikan dalam penyusunan pakan ikan yaitu kebutuhan nutrisi.

Kebutuhan nutrisi tersebut meliputi: protein, karbohidrat, lemak, vitamin

dan mineral. Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal diperlukan zat-

zat makanan yang tidak sedikit jumlahnya. Pemberian pakannya harus

diperhitungkan efisiensi biologis maupun efisiensi ekonomisnya (Dyah,

2007).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana tingkah laku ikan yang sedang memijah?

2. Bagaimana ikan jantan dan ikan betina yang matang gonad?

3. Bagaimana cara sripping ikan?

4. Bagaimana cara melakukan fertilisasi buatan?

5. Bagaimana melakukan rekayasa reproduksi dengan menggunakan

ikan triploid?

6. Bagaimana melakukan rekayasa reproduksi dengan menggunakan

ikan tetraploid?

7. Bagaimana cara membuat pakan ikan?

C. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengamati tingkah laku ikan yang sedang memijah.

2. Untuk mengamati ikan jantan dan ikan betina yang matang gonad.

3. Untuk mengamati cara stripping ikan.

4. Untuk melakukan fertilisasi buatan.

5. Untuk melakukan rekayasa reproduksi dengan membuat ikan

triploid.

6. Untuk melakukan rekayasa reproduksi dengan membuat ikan

tetraploid.

7. Untuk mengetahui cara membuat pakan pada ikan.

Page 4: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

D. MANFAAT

Manfaat dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui cara melakukan rekayasa reproduksi ikan.

2. Mengetahui cara membuat pakan ikan

3. Dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut tentang budidaya ikan.

4. Dapat digunakan untuk membangun usaha budidaya ikan secara

mandiri.

Page 5: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

BAB II

DASAR TEORI

Dalam kegiatan budidaya ikan maupun non ikan, ketersediaan benih

merupakan unsur yang harus dipenuhi. Penyediaan benih tergantung pada

ketersediaan induk matang gonad yang siap untuk dipijahkan, pakan dan kualitas

air. Dalam proses pengembangan budidaya ikan secara intensif melalui

pembenihan yang tepat dan baik agar kontinuitas benih dapat tersedia setiap

waktu dalam jumlah yang cukup dan dengan kualitas benih yang baik.

Proses penyediaan benih dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang

unggul dapat diperoleh melalui kegiatan rekayasa reproduksi dengan teknik-

teknik modern yang dikombinasikan dengan program pemuliaan ikan secara

konvensional, dengan melakukan manipulasi pada kromosom ikan.

Manipulasi kromosom mungkin dilakukan selama siklus nukleus dalam

pembelahan sel, dasarnya adalah penambahan atau pengurangan sel haploid atau

dipolid. Pada ikan dan hewan lainnya dengan fertilisasi eksternal. Proses-proses

buatan dapat dilakukan untuk salah satu gamet sebelum fertilisasi atau telur

terfertilisasi pada beberapa periode selama formasi pada zigot. Salah satu metode

manipulsi kromosom adalah poliploidisasi.

Poliploidisasi pada ikan dapat dilakukan melalui perlakuan secara fisik

seperti kejutan (shock) suhu panas maupun dingin, hydrostatic pressure atau

secara kimiawi untuk mencegah peloncatan polar body II atau pembelahan sel

pertama pada telur terfertilisasi. Masing-masing memiliki intensitas, lama dan

waktu perlakuan yang kritis dan perlu evaluasi lebih lanjut, sedangkan tiap spesies

mungkin memiliki perbedaan dalam merespon masing-masing perlakuan tersebut.

Peloncatan polar body II terjadi 3-7 menit setelah fertilisasi pada beberapa

spesies, sedangkan pembelahan mitosis pada ikan mas terjadi 20-40 menit setelah

fertilisasi.

Tingkah laku ikan memijah

Induk ikan betina yang siap melepaskan telur dapat diketahui dengan cara

memasukkan induk ikan jantan ke dalam bak pembenihan. Apabila induk jantan

Page 6: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

mengikuti induk betina dan mendorong induk betina pada bagian lubang/porus

genitalnya dengan menggunakan moncongnya, induk jantan menggiring induk

betina untuk memijah dan biasanya disekitar perairan berbau amis.

Stripping ikan dan fertilisasi buatan

Stripping adalah pengurutan di bagian perut ikan dari anterior menuju ke

posteror atau menuju lubang kelamin/ porus genitalis. Sebagian besar telur yang

matang akan jatuh ke dalam rongga ovarian. Hal ini akan memudahkan dalam

melakukan stripping, sel telur dengan mudah dapat dikeluarkan. Keluarnya sel

telur atau sperma ketika ditekan pelan-pelan pada sisi dinding perut porus genital

induk betina atau jantan merupakan indikasi ikan tersebut telah matang gonad. Sel

telur yang keluar ditampung dalam wadah plastik yang kering.

Pada waktu yang bersamaan induk betina distripping, salah satu induk

jantan juga distripping. Apabila sperma telah diambil, sperma dimasukkan ke

dalam wadah yang berisi sel-sel telur, kemudian diaduk-aduk dengan

menggunakan bulu ayam agar terjadi fertilisasi secara buatan.

Ovum dan sperma yang baik

Untuk mendapatkan kondisi telur dan sperma matang dalam keadaan baik,

dapat digunakanmetode hormonal inducing breeding atau kawin suntik dengan

menggunakan hormon. Hormon yang digunakan adalah Carp pituitary Gland

(CpG) atau kelenjar hipofisa iakn mas dan Human Chorionic Gonadotrophin

(HCG). Dalam proses kawin suntik hal yang harus diperhatikan adalah hubungan

antara jenis hormon, dosis yang digunakan, suhu air untuk inkubasi induk dan

waktu laten (jarak antara penyuntikan dengan stripping).

Perkembangan Ovum(sel telur) dan sperma.

Perkembangan seksual ikan (ovum) dalam gonad dapat dibedakan dalam

beberapa stadia:

1. Stadia 1 : Sel telur primitif masih sangat kecil dengan ukuran 8-12 μ.,

pembelahannya secara mitosis.

2. Stadia II : Sel telur berkembang dengan ukuran 12-20 µ, disekitar sel telur

mulai membentuk folikel.

Page 7: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

3. Stadia III: Sel telur tumbuh dan bertambah besar secara nyata sampai

mencapai ukuran 40-200 μ dan tertutup oleh folikel. Stadia 1-III

merupakan periode yang belum menggunakan nutrien untuk

perkembangan sel telur.

4. Stadia IV: Selama stadia ini mulai terjadi produksi dan pengumpulan

nutrien dari kuning telur. Sel telur harus berkembang berukuran

200-300 μ dengan akumulasi bintik-bintik material lipoid dalam

sitoplasmanya.

5. Stadia V : Stadia ini merupakan fase kedua dari vitelogenesis. Sitoplasma

dipenuhi oleh bintik-bintik lipoid dan mulai menghasilkan kuning

telur. Ukuran telur 350-500 μ.

6. Stadia VI : Merupakan fase ketiga dari vitelogenesis. Pada fase ini kuning

telur merupakn bintik-bintik lipoid kebagian pinggir/tepi sel,

disini mulai membentuk dua cincin. Nukleoli berperan

mensintesis protein dan akumulasi nutrien. Terlihat melekat

dengan membran nukleus, diameter sel telur 600-900 μ.

7. Stadia VII : Pada stadia ini proses vitelogenesis telah lengkap dan telur

berukuran 900-1000 μ. Ketika akumulasi kuning telur berakhir,

nukleoli tertarik kebagian tengah nukleus. Mikrovil berkembang

selama stadia ini. Stadia IV-VII ini merupakan fase

vitelogenesis, kuning telur disintesis dan terakumulasi dalam sel

telur. Sel telur pada stadia tersebut telah lengkap, betina

memerlukan pakan berprotei tinggi dan suhu lingkungan yang

optimal.

Perkembangan selanjutnya dari telur menjelang ovulasi diatur oleh

hipotalamus untuk mengeluarkan gonadotropin releasing hormone

(GnRH/GtRH), GnRH ini merangsang hipofisa anterior untuk

mengeluarkan gonadotropin hormone (GnH/GtH) yang terdiri dari FSH

dan LH yang akan disekresikan dan dialirkan kedalam aliran darah.

Pada kondisi lingkungan yang optimal, semua organ perasa

memberikan informasi tentang kondisi lingkungan seperti suhu yang

sesuai, arus air, kehadiran lawan jenis dan sebagainya. Akumulasi

Page 8: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

informasi dari sensori ini didalam hipotalamus untuk memerintahkan

dikeluarkannya GnRH pada hipofisa anterior untuk melepaskan GnH

kedalam sistem peredaran darah. Pelepasan GnH menuju gonad yang

bekerjanya sebelum proses ovulasi akhir. Pengaruh utama GnH terhadap

sel telur adalah perpindahan nukleus menuju mikrofil. Hal ini akan diikuti

oleh perpindahan massa, sehingga telur menyerap air. Sesudah preovulasi,

pada membran nukleus mulai nampak kromosomnya, telur mengalami

stadia meiosis (jumlah kromosom berkurang setengahnya). Pada waktu

yang sama, follikel melindungi ovum/sel telur pada dinding ovari

dilarutkan oleh suatu enzim dan telur yang telah siap untuk proses meiosis

sel telur siap menunggu sperma, memaksakan kedalam nukleus dari sel

telur dan akhirnya ke mikrofil. Lebih lanjut, adanya pronukleus jantan

penting untuk pronukleus betina.

Proses perkembangan sperma tidak sekomplek perkembangan sel

telur. Spermatogonia primitif memperbanyak diri secara mitosis pada

dinding tubuli seminiferus testis. Dari spermatogonia akan berkembang

menjadi spermatosit primer, setiap spermatosit primer berkembang

menghasilkan dua spermatosit sekunder. Setiap spermatosit sekunder

menhasilkan dua spermatid, dan spermatid akan berkembang menjadi

spermatozoa/sperma. Sperma berkumpul didalam rongga tubulus

seminiferus testis dan tetap dalam stadia dorman sampai kondisi

lingkungan sesuai, ketika diperintahkan oleh gonadotropin agar ikan

jantan siap untuk memijah.

Periode motil dari sperma sangat pendek dan dipengaruhi oleh

suhu air. Didalam air payau, sperma bergerak sangat aktif hanya kira-kira

setengah menit atau satu menit. Sperma ikan sangat kecil, jumlahnya 1cm3

sperma diperkirakan 10000-20000 juta sel, tergantung dari kepadatan milt.

Perkembangan dan inkubasi telur

Sesaat setelah telur terbuahi, telur segera berkembang.

Perkembangan telur sampai menjadi fase embrionik didalam sel telur

selama inkubasi dan menetas menjadi larva melalui pemecahan sel telur.

Page 9: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

Pada saat mengembang. Telur telah lengkap yang mengalami dua

fase yaitu inti menjadi bentuk yang lebih mudah dibedakan baik dari

bentuk maupun warnanya. Kutub animal berbentuk bukit kecil dan kuning

telur warnanya menjadi kuning gelap. Proses tersebut tergantung pada

suhu air. Pembelahan pada kkutub animal dimulai dan satu sel membelah

berturut-turut menjadi 2, 4, 8, 16 dan 32 sel. Stadia ini terllihat seperti

sebuah ” mulberry ” dan ini merupakan akhir dari stadium morula.

Selanjutnya memasuki fase banyak sel atau blastoderm yang dimulai

dengan satu selaput sel. Kemudian secara berangsur-angsur berkembang

menjadi beberapa lapisan sel. Sel tersebut disebut blastomer. Jumlah

blastomer meningkat dan ukurannya menjadi semakin kecil. Pada stadia

morula, perkembangan embrio sangat sensitif terhadap goncangan dan sel

tersebut akan mudah terlepas dari permukaan sehingga menyebabkan

kematian dari embrio. Didalam sel trbentuk sebuah ruang yang berukuran

kecil antara kuning telur yang disebut segmentation cavity. Embrio pada

stadia ini disbut blastula.

Sel-sel blastoderm pada mulanya tersusun pada bagian atas kuning

telur berbentuk mangkuk. Pada tingkat selanjutnya, sel mulai menutup dari

kuning telur sampai keseluruhan. Yang tersisa hanya bagian akhir dengan

bukaan kecil dari blastophore dan akhirnya blastophore ini juga tertutup

seluruhnya. Ini merupakan fase transisi dari perkembangan embrionik dan

memulai stadia perkembangan germ atau inti.

Masa sel menebal pada sebagian lingkaran blastophore, kepala

berujung ekor kelihatan pada kedua ujungnya, sesaat kemudian, kedua

ujung ekor dan kepala menjadi sangat jelas dan ruas pertama dari badan

menjadi kelihatan. Mata berkembang berupa ” opticvesicle ” pada kepala,

dan ekor mulai tumbuh secara longitudinal.

Jantung mulai berkembang dan berdenyut. Pada waktu yang sama

sistem kapiler atau pembuluh darah berkembang pada permukaan kuning

telur. Ekor embrio berangsur-angsur mulai bergerak, diikuti oleh

pergerakan badan, bahkan selanjutnya mulai memutar pada ruang

Page 10: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

perivitelin. Perputaran dan pergerakan lainnya menjadi sangat efektif

menjelang menetas.

Metabolisme dari embrio menghasilkan beberapa enzim yang

dihasilkan oleh sel dan melarutkan selaput sel dari bagian dalam sehingga

selaput sel menjadi lemah dan memungkinkan embrio untuk memecah sel

dengan mudah dan menetas. Embrio dapat dengan mudah ditetaskan

apabila sel telur pecah secara mekanis. Untuk perlakuan telur dengan

perlakuan tannin dilakukan sebelum penutupan blastophore, karena selama

perkembangannya dalam inkubator, tannin merubah sifat selaput sel telur

menjadi lebih lemah.

Untuk perkembangan telur memrlukan O2 terlarut yang tinggi

secara terus-menerus. Konsumsi O2 dapat diabaikan pada perkembangan

awal, tetapi kebutuhannya meningkat tajam pada saat perkembangan telur

selanjutnya. Kekurangan O2 pada masa perkembangan embrio dapat

mematikan embrio. Perkembangan telur secara normal memerlukan suhu

seperti suhu di alam. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan

mempengaruhi proses perkembangan telur dan mengahalangi proses-

proses lainnya.

Air yang bersih dan bebas dari plankton merupakan persyaratan

dasar pada hatvhery. Air yang terpolusi akan menyebabkan berbagai

macam masalah, seperti kemungkinan adanya serangan dari hewan-hewan

plankton.

Selama perkembangannya, telur mengeluarkan beberapa senyawa

berbahaya CO2 dan NH3. Senyawa-senyawa tersebut apabila terakumulasi

dapat menjadi racun bagi telur itu sendiri. Kebanyakan telur ikan sangat

sensitif terhadap gangguan yang disebabkan oleh goncangan. Keadaan ini

terutama sekali selama masa awal pembelahan sel dan stadia morula.

Penyebab kematian telur selama inkubasi biasanya pada stadia

morula atau sebelum penutupan blastophore yang disebabkan karena :

didalam inkubator kekurangan O2 karena tidak adanya pertukaran air, suhu

yang tidak stabil, kebanyakan telur ikan sangat sensitif terhadap

guncangan. Keadaan ini terutama sekali selama masa awal pembelahan sel

Page 11: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

dan stadia morula dan adanya serangan bakteri, jamur dan crustaceae

carnivor (cyclope), atau serangan predator berupa larva insekta atau

hewan-hewan air lainnya.

Rekayasa reproduksi dengan membuat ikan triploid

Triploidisasi pada ikan adalahproses terbentuknya ikan triploidi

yang terjadi bila telur normal dibuahi dengan sperma normal tanpa

diirradiasi, maka akan terdapat 3N kromosom didalam telur sebelum

peloncatan polar bodi II, telur diberi kejutan (suhu atau chemis seperti

kolkhisin atau sitokhalasin B), sehingga kromosomnya tetap 3N. Proses

selanjutnya telur akan mengalami proses mitosis, kemudian berkembang

dan menetas. Ikan triploidi ini akan menjadi steril karena jumlah

kromosomnya ganjil (3N), sehingga pada saat perkembangan gonad tidak

akan melangsungkan proses perpasangan kromosom dan akhirnya gonad

tidak dapat berkembang lagi (steril). Triploidisasi pada ikan yaitu proses

pembuahan telur pada kondisi normal terjadi pada saat meiosis II dan satu

set kromosom yang ada dalam polar bodi II akan memisahkan diri dari inti

sel telur, karena polar bodi II mengalami degenerasi. Satu set kromosom

yang tetap berada dalam inti akan bergabung dengan satu set kromosom

spermatozoa. Kemudian akan terbentuk individu diploid dengan dua set

kromosom. Apabila proses pemisahan satu set kromosom ini dapat

dicegah, maka telur tersebut tetap memiliki dua set kromosom dan

bergabung dengan satu set kromosom spermatozoa, sehingga terbentuk

individu triploid dengan tiga set kromosom.

Rekayasa reproduksi dengan membuat ikan tetraploid

Tetraploid dibuat dengan melakukan kejutan pada zigot diploid

saat mengalami fase pembelahan mitosis I. Kejutan dilakukan setelah

kromosom melakukan replikasi dan nukleus zigot kira-kira terbagi dua.

Kejutan akan mencegah nukleus pada bagian sel, sehingga mengakibatkan

nukleus zigot akan berjumlah 4 set kromosom, bukan 2 set. Tetraploid

Page 12: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

adalah perlakuan penahanan pada saat mitosis I dari telur-telur yang

terfertilisasi dengan spermatozoa hidup (normal).

Bila telur yang normal setelah difertilisasi oleh sperma normal

akan mempunyai tiga set kromosom. Setelah mengalami peloncatan polar

bodi II, telur akan mempunayi dua set kromosom. Pada proses selanjutnya

sebelum terjadinya proses mitosis, telur diberi perlakuan kejutan kimia

seperti kolkhisin, sehingga didalam selnya terdapat empat set kromosom.

Setelah mengalami mitosis, telur akan berkembang dan menetas, serta

menjadi ikan yang mempunyai empat set kromosom (tetraploid).

Page 13: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. JENIS PERCOBAAN

Percobaan ini merupakan percobaan eksperimen karena melibatkan

variabel kontrol, variabel manipulasi, dan variabel respon dan pembanding

penelitian.

B. ALAT DAN BAHAN

Alat: Mangkok plastik, thermometer, spuit, stopwatch, bak kejutan

suhu, bulu ayam, saringan, kompor gas, ceret.

Bahan: Larutan NaCl fisiologis 0,9 %, induk ikan mas jantan dan

betina matang gonad, 2 butir telur ayam kampung, air, telur ikan dan

sperma ikan.

C. VARIABEL PERCOBAAN

Variabel percobaan ini adalah sebagai berikut:

Variabel kontrol : jenis ikan

Variabel manipulasi : waktu pemberian kejutan

Variabel respon : fertilitas telur, jumlah kromosom, jenis kelamin

ikan

D. LANGKAH KERJA

A. Alat dan Bahan

Alat

- Mangkok

Bahan

- Ikan Tombro matang gonad

B. Langkah Kerja

Menyiapkan induk jantan dan induk betina yang telah matang

gonad. Pada waktu yang bersamaan induk jantan dan betina distripping

Page 14: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

kemudian ovum dan sperma dimasukan dalam satu wadah lalu diaduk

secara perlahan dengan menggunakan bulu ayam.

Triploidisasi

1. Memasukkan pasangan induk ikan mas jantan dan betina matang gonad

kedalam kolam pemijahan dengan perbandingan jantan dan betina 3:1.

2. Merangsang pemijahan (induced spawning) dengan cara menebarkan

telur ayam pada kolam pemijahan. Ikan mas akan melakukan

pemijahan secara alami yang biasanya berlangsung pada malam

hari(tengah malam) dengan selang waktu 11-18 jam setelah

dipasangkan.

3. Setelah nampak tanda-tanda ikan memijah, ditandai dengan

timbulnya busa-busa putih pada air kolam, ikan bergerak aktif saling

berkejar-kejaran dan diperairan tercium bau amis.

4. Menangkap induk ikan jantan dan betina yang sedang memijah.

5. Menstripping indik betina untuk mengeluarkan sel telur.

6. Menampung telur hasil stripping kedalam mangkok plastik.

7. Mengambil telur 200 butir dan menaruhnya pada mangkok plastik.

8. Mengambil sperma dari induk ikan mas jantan dengan cara

distripping, kemudian disedot dengan menggunakan spuit tanpa jarum

sebanyak 1 cc, kemudian memasukkannya pada gelas ukur.

9. Mengencerkan sperma dengan menambahkan 9 cc NaCl fisiologis

0,9% kedalam gelas ukur yang berisi 1 cc sperma, kemudian mulut

tabung reaksi ditutup dengan jempol tangan dan dibolak-balik hingga

tercampur rata.

10. Mengambil 2 cc sperma yang sudah diencerkan, kemudian

meletakkannya di gelas arloji yang ada dalam kotak UV.

11. Menetesi telur yang sudah tercampur denga sperma yang telah

diirradiasi dengan larutan penyubur (lactate Ringer’s) kurang lebih 3

tetes, mengaduk pelan-pelan dengan bulu ayam kurang lebih 0,5

menit( waktunya dihitung dianggap jam ke-0).

Page 15: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

12. Menebarkan secara merata sel telur yang sudah terbuahi ke dalam

saringan penetasan dengan bulu ayam.

13. Setelah 3 menit dari pemberian larutan penyubur, meletakkan

saringan penetasan yang berisi sel telur terfertilisasi kedalam air yang

bersuhu 400 C (kejutan suhu panas) selama 1,5 menit.

14. Setelah itu mengangkat saringan penetasan tersebut dan

meletakkannya ke dalam bak penetasan yang sudah diberi aerator.

Tetraploidisasi

1. Memasukkan pasangan induk ikan mas jantan dan betina matang gonad

kedalam kolam pemijahan dengan perbandingan jantan dan betina 3:1.

2. Merangsang pemijahan (induced spawning) dengan cara menebarkan

telur ayam pada kolam pemijahan. Ikan mas akan melakukan

pemijahan secara alami yang biasanya berlangsung pada malam

hari(tengah malam) dengan selang waktu 11-18 jam setelah

dipasangkan.

3. Setelah nampak tanda-tanda ikan memijah, ditandai dengan

timbulnya busa-busa putih pada air kolam, ikan bergerak aktif saling

berkejar-kejaran dan diperairan tercium bau amis.

4. Menangkap induk ikan jantan dan betina yang sedang memijah.

5. Menstripping indik betina untuk mengeluarkan sel telur.

6. Menampung telur hasil stripping kedalam mangkok plastik.

7. Mengambil telur 200 butir dan menaruhnya pada mangkok plastik.

8. Mengambil sperma dari induk ikan mas jantan dengan cara

distripping, kemudian disedot dengan menggunakan spuit tanpa

jarum sebanyak 1 cc, kemudian memasukkannya pada gelas ukur.

9. Mengencerkan sperma dengan menambahkan 9 cc NaCl fisiologis

0,9% kedalam gelas ukur yang berisi 1 cc sperma, kemudian mulut

tabung reaksi ditutup dengan jempol tangan dan dibolak-balik

hingga tercampur rata.

10. Mengambil 2 cc sperma yang sudah diencerkan, kemudian

meletakkannya di gelas arloji yang ada dalam kotak UV.

Page 16: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

11. Menetesi telur yang sudah tercampur denga sperma yang telah

diirradiasi dengan larutan penyubur (lactate Ringer’s) kurang lebih

3 tetes, mengaduk pelan-pelan dengan bulu ayam kurang lebih 0,5

menit( waktunya dihitung dianggap jam ke-0).

12. Menebarkan secara merata sel telur yang sudah terbuahi ke dalam

saringan penetasan dengan bulu ayam.

13. Setelah 29 menit dari pemberian larutan penyubur, meletakkan

saringan penetasan yang berisi sel telur terfertilisasi kedalam air

yang bersuhu 400 C (kejutan suhu panas) selama 1,5 menit.

14. Setelah itu mengangkat saringan penetasan tersebut dan

meletakkannya ke dalam bak penetasan yang sudah diberi aerator.

Pewarnaan Sperma

1. Mengambil sperma dari ikan Tombro yang telah di stripping,

meletakkan pada wadah mangkuk plastik.

2. Mengambil setetes sperma dengan menggunakan pipet tetes.

3. Meneteskan sperma pada kaca benda lalu memeriksanya di bawah

mikroskop.

4. Meratakan sperma pada kaca benda hingga tipis lalu

mengeringanginkan sperma.

5. Meneteskan methilen blue secara merata pada seluruh permukaan

preparat dan mengeringanginkan.

6. Membilas secara perlahan dengan air kran.

7. Mengeringanginkan preparat.

Pembuatan Preparat Ovum

1. Mengambil ovum dari ikan Tombro yang telah di stripping lalu

meneteskannya pada kaca benda.

2. Memeriksa di bawah mikroskop.

3. Menutup ovum dengan kaca penutup secara hati-hati agar ovum tidak

pecah,

4. Mengolesi pinggiran kaca penutup dengan kutek secara merata, lalu

dibiarkan hingga kering.

Page 17: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

Prosedur Kerja Pembuatan Pakan KeringBahan:

1. Bekatul 23,9 %2. Minyak ikan atau tepung ikan3. Ampas tahu 16,78%4. Kotoran sapi 20 %5. Bungkil Kedelai 3,36 %6. Premix 16,17 %7. Air 10 %8. Perekat (kanji) 0,67 %

Alat:1. Baskom plastic2. Bak besar3. Mesin giling4. Timbangan

Langkah Kerja:1. Menyiapkan semua bahan.2. Mencampur kanji, minyak ikan dan air lalu mengaduknya hingga rata.3. Mencampur kotoran sapi, bekatul, ampas tahu, tepung ikan, bungkil

kedelai, dan premix, lalu mengaduknya hingga rata dan kalis.4. Memasukkan campuran adonan tersebut ke dalam mesin giling, yang akan

menghasilkan pellet basah.5. Menjemur pellet basah hingga kering.6. Pellet sudah siap untuk digunakan sebagai pakan ikan.

Fermentasi

Bahan:

1. Ampas tahu 20 kg

2. Bekatul 10 kg

3. Tepung ikan 2 kg / pellet ikan 2 kg

4. Tetes 10 liter

Prebiotik :

Bahan :

1. Gula merah

2. Temulawak

3. Kunir putih

4. Bekatul halus

Page 18: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

5. Tetes

cara membuat :

1. Menimbang semua bahan, kemudian dicampur dengan

Prebiotik

1. Jahe merah (2 kg)

2. Kunyit putih ( 2 kg)

3. Temu lawak (2 kg)

4. Gula merah (5 kg)

5. Susu segar (5 liter)

6. Tetes (10 liter)

7. Dedak halus (2 kg)

8. Markisa (1 kg)

Cara membuat:

1. Menghaluskan semua bahan padat

2. Mecampur bahan yang telah halus dengan bahan cair dan direbus hingga

mendidih (Sterilisasi).

3. Memasukkan semua bahan tersebut ke dalam tong plastik ukuran 100 liter

4. Menambahkan air matang sampai ukuran 100 liter.

5. Mendinginkan selama 1 malam

6. Meletakkan tong dalam tempat teduh/dingin

7. Menambahkan dengan indukan/starter probiotik 1,5 liter

8. Menuutupnya rapat-rapat

9. Membiarkan selama 1 bulan untuk proses fermentasi

10. Menyimpan dalam tempat tertutup, dingin dan tidak terkena sinar matahari

Fermentasi pakan alternatif

1. Ampas tahu (10 kg)

2. Dedak halus / bekatul (10 kg)

3. Tepung ikan (2kg) / pakan udang giling

4. Bahan Tambahan

Cara :

Page 19: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

1. Mencampur semua bahan hingga merata

2. Menambahkan 2 gelas aqua (400 ml)

3. Menambah tetes 1 liter

Page 20: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

A. Pemijahan ikan mas

Gambar 1. Ikan mas betina (kiri) dan ikan jantan (kanan) yang siap memijah

B. Stripping

Gambar 2. Pengambilan sperma (kiri) dan stripping pada ikan betina (kanan)

Ovum yang telah matang akan masuk ke dalam rongga ovarian,sehingga

memudahkan dalam melakukan stripping karena ovum bisa dengan mudah

dikeluarkan,dalam proses ini harus dilakukan secara perlahan karena uvom sangat

lunak sehingga rentan pecah.Sperma induk jantan dicampurkan ke dalam ovum

yang ada dalam mangkok secara merata dengan menggunakan bulu

ayam,Sehingga sperma bisa mulai masuk ke dalam ovum.

C. Pembuatan Preparat

a. Ovum

a

b. Sperma

D. Rekayasa reproduksi ikan triploid

Pada reproduksi ikan triploid dihasilkan ikan yang bersifat betina steril

yang memiliki kromosom 3n.

E. Rekayasa reproduksi ikan tetraploid

Page 21: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

Pada reproduksi ikan tetraploid dihasilkan ikan yang bersifat betina fertil

yang memiliki kromosom 4n.

G. Pembuatan Pakan

Pakan prebiotik yang dihasilkan memiliki kandungan bakteri sebagai berikut:

• Lactobacillus sp

• Acetobacter sp

• Bacillus cereus

• Basillus grobiporus

• Basillus alvei

• Pseudomonas aeruginosa

• Pseudomonas mallei

• Azetobacter chroococcum

• Saccharomyces sp

Analisis Data

Pembahasan

Page 22: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

BAB V

KESIMPULAN

Page 23: 82783639 Laporan Praktikum Ikan Kepanjen

DAFTAR PUSTAKA

Hariyani, Dyah, M.Si. 2011. Reproduksi Hewan: Rekayasa Reproduksi Ikan.

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Hariyani, Dyah, M.Si dan Pungky S. W. K, M.Si. 2007. Penyusunan dan

Pembuatan Pakan Ikan Lele. Surabaya: Universitas PGRI Adibuana

Surabaya.