8. regresi linear(r1)
DESCRIPTION
statisika teknik mesin.....TRANSCRIPT
REGRESI LINEAR
Dalam praktek sering kali kita hendak mengetahui hubungan antara dua variabel, misalnya hubungan antara tekanan-suhu (p vs T), diameter-Gaya tarik maksimum (d vs F), dll.
Untuk mendapatkan suatu persamaan antara dua variabel x dan y, mula-mula kita mengumpulkan data (x,y). Misalnya x menyatakan diameter dan y gaya tarik maksimum, maka kita mempunyai data :
masing-masing pasangan bebas dan x serta y didefinisikan pada ruang sampel yang sama yaitu kumpulan data yang sedang diselidiki. Kemudian semua data tersebut digambar pada sistem koordinat tegak lurus, hasilnya disebut diagram titik atau diagram pencar atau scatter diagram
nn yxyxyxyx ,,...........,,,,,, 332211
Dari diagram tersebut dapat diketahui apakah ada hubungan dan bila ada, apakah hubungan tersebut linear atau non linear.
0
10
20
30
40
50
60
0 10 20 30 40
Absis (sb x)
Ord
inat
(sb
y)
0
10
20
30
40
50
60
0 10 20 30 40
Absis (sb x)
Ord
inat
(sb
y)
0
5
10
15
20
25
30
35
0 10 20 30 40
Absis (x)
Ord
inat
(sb
y)
Gambar 1. Tidak Ada Hubungan Gambar 2. Non Linear
Gambar 3. Linear
Dalam bab ini kita batasi kepada hal yang linear saja dan untuk mendapatkan garis lurus yang paling baik, kita gunakan metode kuadrat terkecil.
Misal persamaan tersebut adalah : Dimana x variabel bebas dan y variabel tidak bebas.
Gambar 4. Regresi Linear xbay
Dari gambar 4, ada beda d1 antara ordinat ,yaitu :
(pada x = x1, atau ber absis sama)
Beda tersebut disebut deviasi atau simpangan, mungkin positif atau negatif dan untuk menjadikan semua positif diambil kuadratnya.
Misal S adalah jumlah kuadrat deviasi, maka :
)(11
11
xbaydyyd
ydany1
111 xbayd
223
22
21 ........... nddddS
2233
222
211 )(...........)()()( nn xbayxbayxbayxbayS
Untuk mendapatkan garis lurus paling baik, harus meminimumkan S, sehingga :
dan
Dari persamaan tersebut dapat diringkas menjadi : atau
0)(2........)(2)(2)(2 332211
nn xbayxbayxbayxbayas
0)(.2........)(.2)(.2)(.2 333222111
nnn xbayxxbayxxbayxxbayxbs
0as 0
bs
ii xbany .
2iiii xbxayx
xbany .
2xbxayx
Nilai a da b dari kedua persamaan tersebut dapat dicari dengan determinan atau substitusi :
Dengan demikian kita memperoleh garis kuadrat terkecil yang dalam hal ini disebut garis regresi y pada x.Garis ini menunjukkan hubungan antara y dan x, dan dapat dipakai untuk menaksir y apabila nilai x diketahui
Selain garis regresi y pada x, juga ada garis regresi x pada y yang diperoleh jika y variabel bebas dan x variabel tidak bebas.
Persamaannya adalah : x = c + dy
22
2
)(..xxn
yxxxya
22 )(
..xxnyxyxnb
22
2
)(..yyn
yxyyxc
22 )(..yynyxyxnd
Jadi kita memperoleh persamaan x pada y yang menunjukkan hubungan antara x dan y dan dapat dipakai untuk menaksir x, apabila nilai y diketahui.
Contoh :Dari uji tarik besi beton di Laboratorium Uji Bahan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Semarang didapat data sbb. :
Ditanyakan :a. Gambar diagram pencar !b. Cari persamaan garis
gaya tarik maksimum (F) terhadap diameter besi beton (d) !
c. Taksir gaya maksimum (F), apabila direncanakan d besi beton = 40 (mm) !
Penyelesaian :a. Gambar diagram pencar :
b. Persamaan garis gaya tarik maksimum (F) terhadap diameter besi beton (d) dapat dicari dari persamaan :
dan
0
200
400
600
800
1000
1200
0 5 10 15
Diameter --> d (mm)
Gay
a Ta
rik --
> F
(N)
xbany .2xbxayx
Variabel a da b dapat dicari sbb. (buat tabel) :
Dengan memasukkan nilai-nilai pada tabel ke dalam kedua persamaan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :
Sehingga persamaan F thd d F = -96,54762 + 90,47619. d
22 )(..ddnFdFdnb
2d
c. Menaksir gaya maksimum (F), apabila direncanakan d besi beton = 40 (mm)
Persamaan F thd d telah didapat yaitu :F = -96,54762 + 90,47619. d
Sehingga apabila d besi beton = 40 (mm), F dapat dicari:
F = -96,54762 + 90,47619. dF = -96,54762 + 90,47619 x 40F = 3522,5 (N)
Jadi apabila direncanakan d besi beton = 40 (mm), maka dapat ditaksir F = 3.522,5 (N)
Korelasi
Pada pembahasan sebelumnya dari bab ini telah dibahas tentang persoalan regresi mengenai penaksiran variabel tidak bebas jika variabel bebasnya diketahui.
Korelasi adalah ukuran mengenai hubungan antara dua variabel tersebut (bebas dan tidak bebas).
Apabila pada diagram pencar semua titik terletak pada garis lurus (gambar 3), kita katakan ada korelasi sempurna antara x dan y. Jika tidak ada hubungan sama sekali antara x dan y gambar 1), kita katakan x dan y tidak berkorelasi. Jika pada diagram pencar semua titik terletak dekat dengan satu garis lurus maka korelasi adalah linear. Korelasi dalam hal ini ada 2 hal (bisa positif, bisa negatif).
Korelasi positif : apabila x dan y naik (Gambar 5)Korelasi negatif : apabila x naik tetapi y turun (Gambar 6) Y Y
X X Gambar 5 Gambar 6Kuat tidaknya hubungan antara x dan y, diukur dengan
suatu nilai yang disebut Koefisien Korelasi (r), dengan nilai antara -1 dan +1( dapat ditulis -1 ≤ r ≤ 1 )
r = 1 , hubungan x dan y sempurna dan positif(mendekati nilai 1, hubungan sangat kuat & positif)
r = -1, hubungan x dan y sempurna dan negatif(mendekati nilai -1, hubungan sangat kuat &
negatif)r = 0 , hubungan x dan y sangat lemah atau tidak ada hub.
Selain variabel x, ada juga faktor lain yang mempengaruhi nilai y.
Untuk menghitung besarnya kontribusi x terhadap naik turunnya nilai y, dihitung dengan Koefisien Penentuan (coefficient of determinant) KPKP = r²
Contoh : Untuk r = 0,9 KP = (0,9)² = 0,81 = 81% Artinya besar sumbangan var x terhadap naik
turunnya y = 81%, sedang 19% karena faktor lain
Koefisien Korelasi ( r ), dapat dihitung dengan rumus : atau
dan
Contoh :Tabel berikut menyatakan hubungan antara F dan d pada
hasil pengujian uji tarik
Hitung koefisien korelasinya !
2222 )(..)(.
..
YYnXXn
YXXYnr
22 . yx
xyr
XXx
YYy
Penyelesaian :
Angka-angka dalam tabel masukkan dalam rumus berikut,
Maka didapatkan nilai r = 0,9879
22 . yx
xyr
Buat tabel sebagai berikut :
no d [mm] F [N/mm2]
1 4 75362 6 150723 8 301444 10 471005 12 678246
1. GBR DIAGRM PNCR2. PRS GRISNYA.3. F MAK UTK D 25MM4. KORELASINYA