69512457 model matematika untuk penyakit sifilis

27
Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis Sumber : Jurnal F. A. Milner dan R. Zhao “ Modifikasi A New Mathematical Model Of SyphilisAbstract In USA there is National Plan to Eliminate Syphilis from the USA in October 1999. In order to reach this goal, a good understanding of the transmission dynamics of the disease is necessary. Based on a SIRS model Breban et al. provided some evidence that supports the feasibility of the plan proving that no recurring outbreaks should occur for syphilis. We study in this work a syphilis model that includes partial immunity and vaccination. This model suggests that a backward bifurcation very likely occurs for the real-life estimated epidemiological parameters for syphilis. This may explain the resurgence of syphilis after mass treatment. Our models suggest that the development of an effective vaccine, as well as health education that leads to enhanced biological and behavioral protection against infection in high-risk populations, are among the best ways to achieve the goal of elimination of syphilis in the USA. Keywords: backward bifurcation, partial immunity, vaccination, syphilis

Upload: riska-sismetha

Post on 12-Aug-2015

165 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

Sumber : Jurnal F. A. Milner dan R. Zhao

“ Modifikasi A New Mathematical Model Of Syphilis”

Abstract

In USA there is National Plan to Eliminate Syphilis from the USA in

October 1999. In order to reach this goal, a good understanding of the

transmission dynamics of the disease is necessary. Based on a SIRS model

Breban et al. provided some evidence that supports the feasibility of the plan

proving that no recurring outbreaks should occur for syphilis. We study in

this work a syphilis model that includes partial immunity and vaccination.

This model suggests that a backward bifurcation very likely occurs for the

real-life estimated epidemiological parameters for syphilis. This may explain

the resurgence of syphilis after mass treatment. Our models suggest that the

development of an effective vaccine, as well as health education that leads to

enhanced biological and behavioral protection against infection in high-risk

populations, are among the best ways to achieve the goal of elimination of

syphilis in the USA.

Keywords: backward bifurcation, partial immunity, vaccination, syphilis

Page 2: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sifilis adalah penyakit menular manusia, ditularkan hampir selalu melalui

hubungan seksual, yang disebabkan oleh spirochete Treponema pallidum

subspesies pallidum, dan pertama kali diakui di Eropa barat setelah

Columbus kembali dari Amerika pada tahun 1500. T. pallidum subspesies

pallidum milik keluarga Spirochaetaceae (spirochetes), atau bakteri

berbentuk spiral, dan terkait dengan treponema patogen lain yang

menyebabkan penyakit non kelamin. T. pallidum mempunyai banyak variasi

mulai dari yang panjangnya 6 hingga 15𝜇 m dan diameternya 0.2 𝜇 m.

Sifilis adalah penyakit multistage yang berkembang, bila tidak diobati,

dari primer ke sekunder dan, akhirnya infeksi tersier. Kekebalan parsial

diperoleh perawatan dan pengobatan sifilis. Ini adalah penyakit yang cukup

membahayakan masyarakat karena, jika tidak diobati, dapat mengakibatkan

berbagai penyakit jantung dan neurologis serta hasil kehamilan yang

merugikan, seperti kelahiran mati dan penyakit sifilis bawaan dari lahir.

Selain itu, diperkirakan bahwa 15% dari kebutaan adalah karena sifilis pada

tahun 1900, ketika penyakit ini masih tak tersembuhkan. Saat ini sifilis dapat

dengan mudah diobati dengan dosis tunggal antibiotik seperti penisilin atau

azitromisin. WHO memperkirakan 12 juta kasus baru sifilis terjadi setiap

tahun didunia dan sebagian besar berasal dari Negara berkembang.

Penyakit sifilis di Amerika Serikat selama Perang Dunia II mencapai lebih

dari 500.000 yang terinfeksi. Sifilis diyakini hampir punah di Amerika

Serikat dan Negara-berkembang karena penggunaan penisilin secara luas

pada awal tahun 1945. Namun, munculnya lagi sifilis di beberapa negara

telah diamati dalam beberapa sejak 1970-an. Wabah baru ini dapat dijelaskan

Page 3: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

oleh banyak faktor: gerakan pembebasan gay tahun 1970-an, penggunaan

kokain, prostitusi di kalangan perempuan di akhir 1980-an, perubahan

intensitas pengobtrolan sifilis, serta perubahan perilaku seksual, dan HIV

epidemi pada 1990-an. Garnett dkk. adalah kelompok pertama yang meneliti

sifilis menggunakan model matematis yang mencakup semua tahap penyakit

yang digambarkan oleh Phillippe Ricord. Mereka diasumsikan bahwa orang

yang terinfeksi memperoleh kekebalan sementara saja setelah pemulihan dari

infeksi laten dan tersier.

Perilaku perlindungan terhadap penyakit menular seksual adalah penting

karena sebuah efek penyakit dalam populasi. Baru-baru ini Grassly dkk

mencoba untuk menggambarkan data kehidupan nyata ke dalam model SIRS

dan dapat menmperkirakan periode epidemi selama 8-11 tahun. Dan

modelnya adalah:

𝑑𝑠

𝑑𝑡

= 𝜇 − 𝛽𝐼𝑆 − 𝜇𝑆 + 𝑣𝑅

𝑑𝐼

𝑑𝑡

= 𝛽𝐼𝑆 − 𝛾𝐼 − 𝜇𝐼

𝑑𝑅

𝑑𝑡

= 𝛾𝐼 − 𝜇𝑅 + 𝑣𝑅

Pada pembahasan diperoleh 2 titik tetap, yaitu titik tetap yang pertama

menggambarkan ketiadaan infeksi penyakit sifilis, sedangkan titik tetap yang

kedua menunjukkan kestabilan tubuh saat mengalami infeksi penyakit sifilis.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana analisa dinamik model matematika pada penyakit sifilis?

b. Bagaimana gambar grafik analisa dinamik model matematika pada

penyakit sifilis?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembahasan ini

adalah:

Page 4: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

a. Mengetahui analisa dinamik model matematika pada penyakit sifilis.

b. Mengetahui gambar grafik dari analisa dinamik model matematika pada

penyakit sifilis.

1.4 Batasan Masalah

Pada pembahasan akan dibantu program maple 13 dalam pencarian titik

tetap sampai mendapatkan dua nilai eigen. Dan untuk gambar grafik akan

dibuat dengan maple 13 dan matlab R2008B.

1.5 Manfaat Pembahasan

Penelitian ini diharapkan penulis mampu mengetahui, menelaah,

memahami, dan menganalisa pemodelan matematika serta mengetahui,

memperdalam pengetahuan tentang model matematika pada pengaruh sistem

imun dalam tubuh menusia terhadap infeksi virus HIV.

1.6 Metode Penelitian

Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan atau

studi kepustakaan. Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dalam

menunjukkan penelitiannya dilakukan dengan cara mendalami, mencermati,

menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan

(sumber bacaan, buku-buku referensi dan hasil penelitian lain).

Page 5: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Persamaan Differensial

Persamaan diferensial adalah memuat turunan satu (atau beberapa) fungsi

yang tak diketahui (Finizio dkk, 1988 : 1). Meskipun persamaan seperti itu

seharusnya disebut “persamaan turunan”, namun istilah “persamaan

diferensial” (aeoquatio differentialis) yang diperkenalkan oleh Leibniz dalam

tahun 1676 sudah umum digunakan. Sebagai contoh,

1) + =

2) + + = 𝑠

3) = + +

4)

=

Adalah persamaan-persamaan differensial. Dalam persamaan (1)-(3)

fungsi yang tidak diketahui dinyatakan y dan x dianggap sebagai satu peubah

bebas, yaitu y=y(x). Argumen x dalam y(x) (dan turunan-turunannya)

biasanya dihilangkan untuk penyederhanaan notasi. Lambang dan dalam

persamaan (1)-(3) berturut-turut menyatakan turunan pertama dan kedua dari

fungsi y(x) terhadap x.Dalam persamaan (4) fungsi yang tak diketahui u

dianggap sebagai fungsi duapeubah bebas t dan x, yaitu 𝑢 = 𝑢 𝑡 , 𝑑 𝑢

𝑑𝑡 berturut-turut adalahturunan parsial kedua dari fungsi u(t,x)terhadap t dan

x. Persamaan (4) memuatturunan-turunan parsial dan disebut persamaan

differensial parsial. Persamaan-persamaan (1)-(3) memuat turunan biasa dan

disebut persamaan differensial biasa (Finizio dkk, 1988 : 1).

2.2 Sistem Persamaan Linier dan Non Linier

Sistem persamaan diferensial linier dengan n buah fungsi-fungsi yang tak

diketahui berbentuk:

Page 6: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

= 𝑡 + 𝑡 + + 𝑡 + 𝑡

= + 𝑡 + + 𝑡 + 𝑡

=

= 𝑡 + 𝑡 + + 𝑡 + 𝑡

Atau secara singkat:

= ∑ 𝑡 + 𝑡 =

Sistem persamaan diferensial tak linier adalah persamaan yang terdiri

ataslebih dari satu persamaan yang saling terkait. Sistem dari dua

persamaandiferensial tak linier dengan dua fungsi yang tak diketahui

berbentuk:

= + +

= + 𝑑 +

Dimana ad - bc ≠ 0 (Finizio, 1988: 132).

Sedangkan Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar

persamaan nonlinier. Dimana akar sebuah persamaan f(x) =0 adalah nilai-nilai x

yang menyebabkannilai f(x) sama dengan nol. Dengan kata lain akar persamaan

f(x) adalah titik potongantara kurva f(x) dan sumbu X.

2.3 Nilai Eigen

Jika A adalah matriks n x n, maka vektor tak nol di dalam Rn dinamakan

vektor eigen (eigen vector) dari A jika Ax adalah kelipatan skalar dari x; yakni

Ax =λx Untuk suatu skalar λ. Skalar λdinamakan nilai eigen (eigen value)

dari A dan x dikatakan vektor eigen yang bersesuaian dengan λ.

Page 7: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

Untuk mencari nilai eigen matrik A yang berukuran maka kita menuliskan

kembali n×n

Ax =λx sebagai Ax = λIx

atau secara ekivalen

(λI −A)x = 0

Supaya λmenjadi nilai eigen, maka harus ada pemecahan taknol dari

persamaan ini. Akan tetapi persamaan akan mempunyai pemecahan taknol

jika dan hanya jika det(λI −A) = 0, ini dinamakan persamaan karakteristik

dari A; skalar yang memenuhi persamaanini adalah nilai eigen dari A. Bila

diperluas, maka determinan det(λI −A) adalah polinom λyang kita namakan

polinom karakteristik dari A.

2.4 Penyakit Sifilis

Sifilis adalah penyakit menular manusia, ditularkan hampir selalu melalui

hubungan seksual, yang disebabkan oleh spirochete Treponema pallidum

subspesies pallidum.

Ini adalah penyakit yang cukup membahayakan masyarakat karena, jika

tidak diobati, dapat mengakibatkan berbagai penyakit jantung dan neurologis

serta hasil kehamilan yang merugikan, seperti kelahiran mati dan penyakit

sifilis bawaan dari lahir. Selain itu, diperkirakan bahwa 15% dari kebutaan

adalah karena sifilis pada tahun 1900, ketika penyakit ini masih tak

tersembuhkan.

Page 8: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembentukan dan Matematika pada Infeksi Penyakit Sifilis

Variabel-variabel yang digunakana dalam penelitian ini adalah

S= Populasi rentan terinfeksi penyakit sifilis.

I= Populasi terinfeksi penyakit sifilis.

R= Populasi yang terbebas dari penyakit sifilis.

Setelah mengetahui variabel-variabel yang digunakan dalam membentuk

model matematika, maka selanjutnya adalah menentukan notasi-notasi untuk

memenuhi variabel-variabel tersebut. Parameter-parameter yang digunakan

pada pembentukan model matematika pada pengaruh sistem imun terhadap

infeksi virus HIV adalah sebagai berikut

𝛽= Laju penularan per hubungan.

𝜇= Laju kematian per kapita.

𝑣= Laju kehilangan kekebalan.

𝛾= Laju kesembuhan alami.

Dan parameter-parameter diatas memiliki data-data yang realistis untuk

penyakit sifilis menurut penelitian Breban, yaitu 𝛽 = 𝜇 = 𝛾 =

dan 𝑣 = . Khusus untuk nilai 𝜇 sengaja diperbesar oleh peneliti makalah

ini, untuk memberikan keseimbangan pada nilai eigen.

Karena sifilis biasanya menular pada saat hubungan seksual. Maka

mengasumsikan laju penularan per hubungan terhadap populasi yang

Page 9: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

terinfeksi dan belum terinfeksi. Karena belum terinfeksi dan berhubungan

dengan yang telah terinfeksi jadi status belum terinfeksi berubah menjadi

rentan terinfeksi, hal ini dapat digambarkan dalam bentuk persamaan berikut:

𝛽𝐼𝑆

Berdasarkan uraian diatas, maka perubahan jumlah populasi yang rentan

terinfeksi terhadap waktu dipengaruhi oleh laju kematian per kapita

dikurangi laju penularan per hubungan terhadap populasi yang terinfeksi dan

rentan dikurangi laju kematian populasi yang rentan terinfeksi ditambah laju

kehilangan kekebalan populasi yang telah terbebas dari penyakit.hal ini dapat

digambarkan dalam bentuk persamaan berikut:

𝑑𝑠

𝑑𝑡= 𝜇 − 𝛽𝐼𝑆 − 𝜇𝑆 + 𝑣𝑅

Karena laju kematian populasi yang terinfeksi menyebabkan berkurangnya

jumlah populasi yang terinfeksi penyakit sifilis, maka bentuk persamaannya

adalah

𝜇𝐼

Berdasarkan uraian diatas, maka perubahan jumlah populasi yang

terinfeksi terhadap waktu dipengaruhi oleh laju penularan per hubungan

terhadap populasi yang terinfeksi dan rentan terinfeksi dikurangi laju

kesembuhan alami dan kematian populasi yang terinfeksi. hal ini dapat

digambarkan dalam bentuk persamaan berikut:

𝑑𝐼

𝑑𝑡= 𝛽𝐼𝑆 − 𝛾𝐼 − 𝜇𝐼

Karena laju kesembuhan alami populasi yang terinfeksi membuat populasi

mengurangi jumlah populasi yang terinfeksi penyakit sifilis berkurang dan

Page 10: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

menambah jumlah populasi yang terbebas dari penyakit sifilis. Maka

persamaan ini dimasukkan, dan persamaannya adalah

𝛾𝐼

Berdasarkan uraian diatas, maka perubahan jumlah populasi yang terbebas

dari penyakit terhadap waktu dipengaruhi oleh laju kesembuhan alami

populasi yang terinfeksi dikurangi laju kematian dan kehilangan kekebalan

populasi yang terbebas dari penyakit sifilis. hal ini dapat digambarkan dalam

bentuk persamaan berikut:

𝑑𝑅

𝑑𝑡= 𝛾𝐼 − 𝜇𝑅 + 𝑣𝑅

Dari uraian di atas, maka model matematika penyakit sifilis menjadi sebagai

berikut:

𝑑𝑠

𝑑𝑡= 𝜇 − 𝛽𝐼𝑆 − 𝜇𝑆 + 𝑣𝑅

𝑑𝐼

𝑑𝑡= 𝛽𝐼𝑆 − 𝛾𝐼 − 𝜇𝐼

(3.4)

𝑑𝑅

𝑑𝑡= 𝛾𝐼 − 𝜇𝑅 + 𝑣𝑅

3.2 Interpretasi Model Matematika

Berdasarkan persamaan yang terbentuk pada pengaruh sistem imun

terhadap infeksi virus HIV yang terdiri atas 3 persamaan, yakni:

𝑑𝑠

𝑑𝑡= 𝜇 − 𝛽𝐼𝑆 − 𝜇𝑆 + 𝑣𝑅

𝑑𝐼

𝑑𝑡= 𝛽𝐼𝑆 − 𝛾𝐼 − 𝜇𝐼

(3.5)

𝑑𝑅

𝑑𝑡= 𝛾𝐼 − 𝜇𝑅 + 𝑣𝑅

Page 11: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

Persamaan pertama menunjukkan faktor yang mempengaruhi perubahan

jumlah populasi yang rentan terinfeksi terhadap waktu adalah laju kematian

per kapita dikurangi laju penularan per hubungan terhadap populasi yang

terinfeksi dan rentan dikurangi laju kematian populasi yang rentan terinfeksi

ditambah laju kehilangan kekebalan populasi yang telah terbebas dari

penyakit.

Persamaan kedua menunjukkan faktor yang mempengaruhi perubahan

jumlah populasi yang terinfeksi terhadap waktu adalah laju penularan per

hubungan terhadap populasi yang terinfeksi dan rentan terinfeksi dikurangi

laju kesembuhan alami dan kematian populasi yang terinfeksi.

Persamaan ketiga menunjukkan faktor yang mempengaruhi perubahan

jumlah populasi yang terbebas dari penyakit terhadap waktu adalah laju

kesembuhan alami populasi yang terinfeksi dikurangi laju kematian dan

kehilangan kekebalan populasi yang terbebas dari penyakit.

3.3 Titik Tetap

Secara analitik, pehitungan titik tetap dari model matematika persamaan

(3.6) adalah sebagai berikut:

𝑑𝑠

𝑑𝑡= 𝜇 − 𝛽𝐼𝑆 − 𝜇𝑆 + 𝑣𝑅

𝑑𝐼

𝑑𝑡= 𝛽𝐼𝑆 − 𝛾𝐼 − 𝜇𝐼

(3.6)

𝑑𝑅

𝑑𝑡= 𝛾𝐼 − 𝜇𝑅 + 𝑣𝑅

Untuk mencari titik tetap pertama, dimisalkan tidak ada yang terinfeksi.

Maka I=0, sehingga perhitungannya menjadi sebagai berikut:

Pertama kita memiliki persamaan yang ketiga yaitu :

𝐼 = 𝛾𝐼 − 𝜇𝑅 + 𝑣𝑅 =

𝛾 − 𝜇𝑅 + 𝑣𝑅 =

Page 12: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

− 𝑅 𝜇 − 𝑣 =

𝑅 = −

𝜇 + 𝑣

𝑅 =

Dan persamaan pertama, sehingga menjadi,

𝜇 − 𝛽 𝑆 − 𝜇𝑆 + 𝑣𝑅 =

𝜇 − 𝛽 𝑆 − 𝜇𝑆 + 𝑣 =

𝜇 − 𝜇𝑆 =

𝜇𝑆 = 𝜇

𝑆 =𝜇

𝜇=

Sehingga titik tetap yang pertama adalah 𝑆 𝐼 𝑅 = 𝑆 = 𝐼 = 𝑅 =

Selanjutnya yaitu mencari titik tetap yang kedua.. Dari persamaan (3.6),

dalam perhitungan ini 𝐼 maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Pertama kita menggunakan persamaan yang kedua, yaitu,

𝛽𝐼𝑆 − 𝛾𝐼 − 𝜇𝐼 =

𝐼 𝛽𝑆 − 𝛾 − 𝜇 =

Karena persamaan diatas sama dengan nol pasti diantara 𝐼 atau 𝛽𝑆 − 𝛾 −

𝜇 ada yang sama dengan nol, sehingga 𝐼 𝛽𝑆 − 𝛾 − 𝜇 = . Karena jika

suatu perkalian hasilnya nol, maka salah satu variabelnya bernilai nol.

Karena diatas sudah disebutkan bahwa 𝐼 maka 𝛽𝑆 − 𝛾 − 𝜇 = .

Sehingga perhitungannya menjadi,

Page 13: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

𝛽𝑆 − 𝛾 − 𝜇 =

𝛽𝑆 = 𝛾 + 𝜇

𝑆 =𝛾 + 𝜇

𝛽

Kemudian perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan persamaan

pertama, yaitu:

𝜇 − 𝛽𝐼𝑆 − 𝜇𝑆 + 𝑣𝑅 =

𝑣𝑅 = −𝜇 + 𝛽𝐼𝑆 + 𝜇𝑆

𝑅 =

(3.7)

Setelah didapat persamaan R, perhitungan dilanjutkan dengan persamaan

ketiga, yaitu:

𝛾𝐼 − 𝜇𝑅 + 𝑣𝑅 =

𝛾𝐼 − 𝑅 𝜇 − 𝑣 =

𝛾𝐼 = 𝑅 𝜇 − 𝑣

𝐼 =

(3.8)

Karena persamaan R telah ditemukan pada persamaan 3.7, sehingga

disubtitusikan menjadi:

𝐼 =

(3.8)

𝐼 = −𝜇 + 𝛽𝐼𝑆 + 𝜇𝑆 𝜇 − 𝑣

𝑣𝛾

Page 14: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

𝐼 =−𝜇 𝜇 − 𝑣 + 𝛽𝐼𝑆 𝜇 − 𝑣 + 𝜇𝑆 𝜇 − 𝑣

𝑣𝛾

𝐼 −𝛽𝐼𝑆 𝜇 − 𝑣

𝑣𝛾 =

−𝜇 𝜇 − 𝑣 + 𝜇𝑆 𝜇 − 𝑣

𝑣𝛾

𝐼 −𝛽𝑆 𝜇 − 𝑣

𝑣𝛾 =

−𝜇 𝜇 − 𝑣 + 𝜇𝑆 𝜇 − 𝑣

𝑣𝛾

𝐼 =

𝐼 = −−𝜇 𝜇 − 𝑣 + 𝜇𝑆 𝜇 − 𝑣

𝑣𝛾

𝐼 = −−𝜇 𝜇 − 𝑣 + 𝜇𝑆 𝜇 − 𝑣

𝛽𝑆 𝜇 − 𝑣 − 𝑣𝛾

𝐼 = −−𝜇 𝜇 − 𝑣 + 𝜇

𝛾+𝜇

𝛽 𝜇 − 𝑣

𝛽 𝛾+𝜇

𝛽 𝜇 − 𝑣 − 𝑣𝛾

𝐼 = −−𝜇 𝜇 − 𝑣 + 𝜇

𝜇 − 𝑣

𝛾 + 𝜇 𝜇 − 𝑣 − 𝑣𝛾

𝐼 = −−

𝜇 𝜇 − 𝑣 + 𝜇

𝜇 − 𝑣

𝜇 + 𝛾𝜇 − 𝑣𝛾 − 𝑣𝛾

𝐼 = −−𝛽𝜇 𝜇 − 𝑣 + 𝜇 𝛾 + 𝜇 𝜇 − 𝑣

𝛽 𝜇 + 𝛾𝜇 − 𝑣𝛾 − 𝑣𝛾

𝐼 = − −𝛽𝜇 + 𝜇 𝛾 + 𝜇 𝜇 − 𝑣

𝛽 𝜇 + 𝛾𝜇 − 𝑣𝛾

𝐼 = − −𝛽𝜇 + 𝜇𝛾 + 𝜇 𝜇 − 𝑣

𝛽 𝜇 + 𝛾𝜇 − 𝑣𝛾

Page 15: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

𝐼 = −𝜇 −𝛽 + 𝛾 + 𝜇 𝜇 − 𝑣

𝛽 𝜇 + 𝛾𝜇 − 𝑣𝛾

Setelah ditemukan nilai I, maka memasukkan nilai I kedalam persamaan

3.7 untuk mendapatkan nilai R, menjadi:

𝑅 =−𝜇 + 𝛽𝐼𝑆 + 𝜇𝑆

𝑣

(3.7)

𝑅 =−𝜇 + 𝛽 −

𝛾+𝜇

𝛽 + 𝜇

𝛾+𝜇

𝛽

𝑣

𝑅 =−𝜇 + −

+ 𝜇

𝑣

𝑅 =−𝜇 + −

+

𝑣

𝑅 =−𝜇 + −

+

𝑣

Sehingga titik tetap yang kedua adalah 𝑆 𝐼 𝑅 = {𝑆 =

𝐼 =

𝑅 =

( )

}

Kemudian parameter-parameter yang ada akan diberi angka-angka sesuai

berdasarkan penelitian Breban, yaitu 𝛽 = 𝜇 = 𝛾 = dan 𝑣 = .

Sehingga bila dimasukkan nilai parameternya menjadi

Page 16: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

𝑆 = +

𝑆 =

𝑆 =

Sesuai dengan persamaan yaitu

𝐼 = −

𝐼 = −

− + + −

+ −

𝐼 =

𝐼 =

Dan setelah didapatkan nilai I dimasukkan dalam persamaan 3.7

𝑅 =−𝜇 + 𝛽𝐼𝑆 + 𝜇𝑆

𝑣=

−𝜇 + −

+

𝑣

(3.7)

𝑅 =− + −

+

𝑅 =

Sehingga titik tetap yang kedua yang nilai parameternya telah dimasukkan

adalah 𝑆 𝐼 𝑅 = 𝑆 = 𝐼 = 𝑅 =

Page 17: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

3.4 Menentukan Matriks Jacobian

Misalkan

𝑑𝑆

𝑑𝑡= = 𝜇 − 𝛽𝐼𝑆 − 𝜇𝑆 + 𝑣𝑅

𝑑𝐼

𝑑𝑡= = 𝛽𝐼𝑆 − 𝛾𝐼 − 𝜇𝐼

𝑑𝑅

𝑑𝑡= = 𝛾𝐼 − 𝜇𝑅 + 𝑣𝑅

Sehingga

𝑑 𝑑𝑆

= −𝛽𝐼 − 𝜇

𝑑 𝑑𝐼

= −𝛽𝑆

𝑑 𝑑𝑅

= 𝑣

𝑑 𝑑𝑆

= 𝛽𝐼

𝑑 𝑑𝐼

= 𝛽𝑆 − 𝛾 − 𝜇

𝑑 𝑑𝑅

=

𝑑 𝑑𝑆

=

𝑑 𝑑𝐼

= 𝛾

𝑑 𝑑𝑅

= −𝜇 − 𝑣

Page 18: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

Maka matriks jacobiannya adalah:

=

[ 𝑑 𝑑𝑆

𝑑 𝑑𝐼

𝑑 𝑑𝑆

𝑑 𝑑𝐼

𝑑 𝑑𝑅𝑑 𝑑𝑅

𝑑 𝑑𝑆

𝑑 𝑑𝐼

𝑑 𝑑𝑅]

= [

−𝛽𝐼 − 𝜇 −𝛽𝑆 𝑣

𝛽𝐼 𝛽𝑆 − 𝛾 − 𝜇

𝛾 −𝜇 + 𝑣

]

untuk titik tetap pertama 𝑆 = 𝐼 = 𝑅 = , sehingga menjadi

= [

− − −

− −

− +

]

= [− −

]

Untuk titik tetap kedua 𝑆 = 𝐼 = 𝑅 = sehingga

menjadi

= [− − −

− −

− +

]

= [ − −

− ]

3.5 Perhitungan Nilai eigen dari Matriks Jacobian

Nilai eigen diperoleh dengan cara menyelesaikan | 𝐼 − | =

a) Untuk titik tetap pertama

| 𝐼 − | =

| [

] − [

− −

]| =

Page 19: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

|[

] − [

− −

]| =

|[ − − −

− −

− −

]| =

determinan = + [ +

+

] − [ − − −

] +

| − −

|

= + + + − + =

Nilai eigen yang dihasilkan adalah = − = − dan = −

b) Untuk titik tetap kedua

| 𝐼 − | =

| [

] − [

− −

− ]| =

|[

] − [

− −

− ]| =

|[ − − −

− −

]| =

determinan

= + [ −

− −

] −

[ −

− − − ] +

Page 20: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

Untuk + [ −

− −

]

Determinan + ( − )( − − ) =

+ + − = (3.8)

Dan untuk − [ −

− − − ]

Determinan= − ( + ) −

− − )+0.0277)

− − − = (3.9)

Sehingga setelah didapatkan persamaan 3.8 dan 3.9, menjadi

+ + − + − +

+ + −

Dengan maple menghasilkan nilai eigen

= − =

= −

Nilai eigen yang dihasilkan adalah = − = dan

= −

Untuk mengetahui seberapa akurat hasil perhitungan secara manual, maka

disediakan perhitungan dengan maple untuk membandingkannya.

> restart;

> ds:=mu-beta*i*s-mu*s+v*r;

:= ds i s s v r

Page 21: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

> di:=beta*i*s-mu*i-gamma*i;

> dr:=gamma*i-mu*r+v*r;

> titiktetap:=solve({ds,di,dr},{s,i,r});

> titik1:=titiktetap[1];titik2:=titiktetap[2];

> with(plots):with(linalg):

> jac:=jacobian([ds,di,dr],[s,i,r]);

> jac1:=subs(titik1,evalm(jac));

> jac2:=subs(titik2,evalm(jac));

> eigenvals(jac1);

> eigenvals(jac2);

> restart;

> ds:=3-9.045*i*s-3*s+0.3*r;

> di:=9.045*i*s-6*i-3*i;

> dr:=6*i-3*r+0.3*r;

:= di i s i i

:= dr i r v r

titiktetap { }, ,i 0 r 0 s 1 , :=

{ }, ,i ( ) ( ) v

( ) 2 v 2 v r

( )

( ) 2 v 2 v s

:= titik1 { }, ,i 0 r 0 s 1

:= titik2 { }, ,i ( ) ( ) v

( ) 2 v 2 v r

( )

( ) 2 v 2 v s

:= jac

i s v

i s 0

0 v

:= jac1

v

0 0

0 v

:= jac2

( ) ( ) v

2 v 2 v v

( ) ( ) v

2 v 2 v 0 0

0 v

, , v

:= ds 3 9.045 i s 3 s 0.3 r

:= di 9.045 i s 9 i

:= dr 6 i 2.7 r

Page 22: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

> titiktetap:=solve({ds,di,dr},{s,i,r});

> titik1:=titiktetap[1];titik2:=titiktetap[2];

> with(plots):with(linalg):

> jac:=jacobian([ds,di,dr],[s,i,r]);

> jac1:=subs(titik1,evalm(jac));

> jac2:=subs(titik2,evalm(jac));

> eigenvals(jac1);

> eigenvals(jac2);

3.6 Analisis model Matematika

Dilihat dari nilai eigen yang dihasilkan, berarti saat tidak ada yang

terinfeksi penyakit sifilis. Titik tetapnya stabil karena semua nilai eigennya

yang bernilai negatif, sehingga saat mencapai kesetimbangan tidak ada

infeksi yang ditimbulkan.

Berbeda dengan nilai eigen yang dihasilkan saat sudah ada yang terinfeksi

penyakit sifilis. Titik tetapnya tidak stabil karena ada nilai eigennya yang

bernilai positif, itu artinya saat mencapai kesetimbangan masih ada infeksi.

3.7 Grafik

a) Dengan Matlab

titiktetap { }, ,i 0. r 0. s 1. , :=

{ }, ,i 0.001791044776 r 0.003980099502 s 0.9950248756

:= titik1 { }, ,i 0. r 0. s 1.

:= titik2 { }, ,i 0.001791044776 r 0.003980099502 s 0.9950248756

:= jac

9.045 i 3 9.045 s 0.3

9.045 i 9.045 s 9 0

0 6 -2.7

:= jac1

-3. -9.045 0.3

0. 0.045 0

0 6 -2.7

:= jac2

-3.016200000 -9.000000000 0.3

0.01620000000 0. 0

0 6 -2.7

, ,-3. -2.700000000 0.04500000000

, ,-0.1000000000 0.1408175813 -0.1413175813

Page 23: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

function UTS

t=0:0.5:10;

initial_x=1;

initial_lg=1;

initial_dxdt=1;

[t,x]=ode45(@kk,t,[initial_x;initial_lg;initial_dxdt]);

plot(t,x(:,1),t,x(:,2),t,x(:,3));

xlabel('t');ylabel('x');

legend('Suspected','Invected','Removed')

function dxdt=kk(t,x)

dxdt_1=3-9.045*x(2)*x(1)-3*x(1)+0.3*x(3);

dxdt_2=9.045*x(2)*x(1)-3*x(2)-6*x(2);

dxdt_3=6*x(2)-3*x(3)+0.3*x(3);

dxdt=[dxdt_1;dxdt_2;dxdt_3];

end

end

Gambar 3.1 grafik suspected (biru), infected (hijau) dan removed

(merah)

b) Maple

Page 24: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

> with(DEtools):

> phaseportrait([D(s)(t)= 3-9.045*i(t)*s(t)-

3*s(t)+0.3*r(t),D(i)(t)= 9.045*i(t)*s(t)-

6*i(t)-3*i(t),D(r)(t)= 6*i(t)-

3*r(t)+0.3*r(t)],[s(t),i(t),r(t)],t=0...10,[[s(

0)=1,i(0)=1,r(0)=1]],stepsize=0.5, \

scene=[t,s(t)],linecolour=sin(t*Pi/2));

Gambar 3.2 grafik suspected

> phaseportrait([D(s)(t)= 3-9.045*i(t)*s(t)-3*s(t)+0.3*r(t),D(i)(t)= 9.045*i(t)*s(t)-

6*i(t)-3*i(t),D(r)(t)= 6*i(t)-

3*r(t)+0.3*r(t)],[s(t),i(t),r(t)],t=0...10,[[s(

0)=1,i(0)=1,r(0)=1]],stepsize=0.5, \

scene=[t,i(t)],linecolour=sin(t*Pi/2));

Gambar 3.3 grafik infected

Page 25: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

> phaseportrait([D(s)(t)= 3-9.045*i(t)*s(t)-3*s(t)+0.3*r(t),D(i)(t)= 9.045*i(t)*s(t)-

6*i(t)-3*i(t),D(r)(t)= 6*i(t)-

3*r(t)+0.3*r(t)],[s(t),i(t),r(t)],t=0...10,[[s(

0)=1,i(0)=1,r(0)=1]],stepsize=0.5, \

scene=[t,r(t)],linecolour=sin(t*Pi/2));

Gambar 3.4 grafik removed

c) Analisa Grafik

Setelah digambar dengan maple 13 dan matlab R2008B ternyata

menghasilkan grafik yang sama. Tiga grafik maple yaitu grafik 3.2, 3.3

dan 3.4 ternyata memiliki bentuk yang sama dengan grafik matlab

yang merangkum ketiga grafik maple yaitu biru untuk sescepted, hijau

untuk infected dan merah untuk removed. Dan grafik menunjukkan

menuju ke sebuah titik tetap.

Page 26: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

Kesimpulan

Dilihat dari nilai eigen yang dihasilkan, berarti saat tidak ada yang

terinfeksi penyakit sifilis. Titik tetapnya stabil karena semua nilai eigennya

yang bernilai negatif, sehingga saat mencapai kesetimbangan tidak ada

infeksi yang ditimbulkan.

Berbeda dengan nilai eigen yang dihasilkan saat sudah ada yang terinfeksi

penyakit sifilis. Titik tetapnya tidak stabil karena ada nilai eigennya yang

bernilai positif , itu artinya saat mencapai kesetimbangan akan ada infeksi

yang dihasilkan.

Grafik ini dibuat dengan matlab, dan terlihat bahwa ketiga garis mulai

menuju titik tetap tertentu. Biru untuk suscepted, hijau untuk infected dan

merah untuk removed. Di dalam maple grafik ini dipecah menjadi tiga grafik,

Page 27: 69512457 Model Matematika Untuk Penyakit Sifilis

dimana grafik untuk sescepted, infected dan removed menjadi satu grafik

masing-masing.

Daftar Pustaka

Finizio, Ladas. 1988.” Persamaan differensial biasa dengan penera[an

modern”. Jakarta: Erlangga