45.bahan ajar statistika dasar

Upload: fikribadja45

Post on 09-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Jenis-jenis StatistikSecara umum, ilmu statistika dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu:1. Statistika Deskriptif2. Statistika InferensialDalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari kedua jenis statistika tersebut.a. Statistika DeskriptifStatistika deskriptif dapat disebut juga sebagai statistika deduktif atau statistika sederhana. Staistika deskriptif adalah statistika yang tingkat pengerjaanya mencakup cara-cara menghitung, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan data agar dapat memberikan gambaran yang ringkas mengenai suatu keadaan, seperti teknik umum mencari rata-rata, median, modus, kuartil dan lain sebagainya.b. Statistika InferensialStatistika inferensial adalah statistika yang berhubungan dengan analisis data untuk penarikan kesimpulan dari data. Misalnya, teknik uji hipotesa, analisis varians, teknik korelasi, regresi dan lain-lain.Jenis-jenis DataSecara garis besar, data-data olahan dibagi menjadi 3 jenis data, yaitu:1. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka. Informasi yang dikandung data berupa data angka. Contoh: data jumlah penduduk, jumlah pendapatan nasional, dan lain sebagainya. Data kuantitatif dapat berupa:a. Data Kontinu adalah data yang angka-angkanya merupakan deretan angka yang sambung-menyambung atau berkelanjutan.Contoh: tinggi badan, berat badan, dan lain-lain.b. Data diskrit adalah data statistik yang tidak berkelanjutan.Contoh: Jumlah penduduk, Jumlah anak dan lain-lain.2. Data Kualitatif, yaitu data non-angka. Informasi yang dikandung bukan berupa angka. Contoh: data jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan dan sebagainya. Data jenis ini harus diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif sebelum diolah.Jenis-jenis Skala PengukuranSkala pengukuran yang dapat digunakan dalam pengolahan data statistik adalah sebagai berikut:1. Data NominalData nominal adalah data statistik yang cara menyusunnya atas golongan atau klasifikasi tertentu.Contoh: Jumlah mahasiswa dari segi tingkat kelas dan kelamin.2. Data OrdinalData ordinal adalah data statistik yang cara menyusunnya didasarkan pada urutan, kedudukan dan rangking/tingkatan data.Contoh: Pandai, kurang pandai dan tidak pandai.3. Data IntervalData interval adalah data statistik dimana terdapat jarak yang sama. Dari satu data ke data yang lain intervalnya sama.Contoh: Mahasiswa yang mendapat nilai 1 sampai 10, petani yang mempunya hasil panen antara 2 sampai 15 kwintal, dan sebagainya.

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    1/26

    1

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    I. PENGANTAR STATISTIKA

    1.1

    Jenis-jenis Statistik

    Secara umum, ilmu statistika dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

    1. Statistika Deskriptif

    2.

    Statistika Inferensial

    Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari kedua jenis statistika

    tersebut.

    a. Statistika Deskriptif

    Statistika deskriptif dapat disebut juga sebagai statistika deduktif atau statistika

    sederhana. Staistika deskriptif adalah statistika yang tingkat pengerjaanya mencakup cara-

    cara menghitung, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan data agar dapat

    memberikan gambaran yang ringkas mengenai suatu keadaan, seperti teknik umum mencari

    rata-rata, median, modus, kuartil dan lain sebagainya.

    b.

    Statistika Inferensial

    Statistika inferensial adalah statistika yang berhubungan dengan analisis data untuk

    penarikan kesimpulan dari data. Misalnya, teknik uji hipotesa, analisis varians, teknik

    korelasi, regresi dan lain-lain.

    1.2Jenis-jenis Data

    Secara garis besar, data-data olahan dibagi menjadi 3 jenis data, yaitu:

    1. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka. Informasi yang dikandung data

    berupa data angka. Contoh: data jumlah penduduk, jumlah pendapatan nasional, dan lain

    sebagainya. Data kuantitatif dapat berupa:

    a. Data Kontinu adalah data yang angka-angkanya merupakan deretan angka yang

    sambung-menyambung atau berkelanjutan.

    Contoh: tinggi badan, berat badan, dan lain-lain.

    b. Data diskrit adalah data statistik yang tidak berkelanjutan.

    Contoh: Jumlah penduduk, Jumlah anak dan lain-lain.

    2. Data Kualitatif, yaitu data non-angka. Informasi yang dikandung bukan berupa angka.

    Contoh: data jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan dan sebagainya. Data jenis ini harus

    diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif sebelum diolah.

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    2/26

    2

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    1.3Jenis-jenis Skala Pengukuran

    Skala pengukuran yang dapat digunakan dalam pengolahan data statistik adalah

    sebagai berikut:

    1. Data Nominal

    Data nominal adalah data statistik yang cara menyusunnya atas golongan atau klasifikasi

    tertentu.

    Contoh: Jumlah mahasiswa dari segi tingkat kelas dan kelamin.

    2. Data Ordinal

    Data ordinal adalah data statistik yang cara menyusunnya didasarkan pada urutan,

    kedudukan dan rangking/tingkatan data.

    Contoh: Pandai, kurang pandai dan tidak pandai.

    3. Data Interval

    Data interval adalah data statistik dimana terdapat jarak yang sama. Dari satu data ke data

    yang lain intervalnya sama.

    Contoh: Mahasiswa yang mendapat nilai 1 sampai 10, petani yang mempunya hasil panen

    antara 2 sampai 15 kwintal, dan sebagainya.

    4.

    Data Rasio

    Data rasio adalah data yang tergolong dalam data kontinum tapi mempunyai ciri (syarat)

    tertentu.

    Contoh: Berat badan Paman 60 Kg, Berat badan Sagung 15 Kg. Dengan demikian, berat

    badan Ibu adalah 4 kali berat badan Ani.

    1.4

    Populasi dan Sampel

    Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian

    dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama. Populasi selalu memiliki sifat-sifat yang

    serupa. Beberapa macam populasi didasarkan pada jumlah anggotanya adalah sebagai

    berikut:

    a. Populasi berhingga

    Populasi berhingga adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai kajian yang

    jumlahnya tertentu.

    Contoh: Populasi mahasiswa fakultas ekonomi, jumlah kendaraan bermotor dari merk

    tertentu yang beredar di jalan, jumlah siswa kelas III dari suatu Sekolah Dasar, dan lain

    sebagainya.

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    3/26

    3

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    b. Populasi tak berihingga

    Populasi tak berhingga adalah sekumpulan objek yang akan diteliti berjumlah tidak

    terhingga banyak.

    Contoh: Populasi amoeba dalam suatu parit, jumlah pelanggan supermarket, jumlah

    partikel di udara, dan lain-lain.

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    4/26

    4

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    II. STATISTIKA DESKRIPTIF

    2.1

    Daftar Distribusi Frekuensi

    Dafatr distribusi frekuensi adalah penyusunan urutan data ke dalam kelas-kelas

    interval, untuk kemudian ditentukan jumlah frekuensinya berdasarkan data yang sesuai

    dengan batas-batas interval kelasnya. Tahap penyusunan data menjadi daftar distribusi

    frekuensi antara lain adalah:

    1. Menghitung jumlah data

    2. Mencari data tertinggi dan terendah

    3. Menetapkan range

    minmax)(Range XXR

    4.

    Merencanakan jumlah kelas

    Jumlah kelas dihitung dengan menggunakan kaedah Sturges:

    nb log3,31 , dimana n adalah jumlah data

    5.

    Menentukan panjang kelas

    Panjang kelas ditentukan dengan persamaan berikut:

    b

    R

    b

    xxp

    minmax

    6. Menentukan ujung bawah pada kelas interval

    Ujung bawah kelas interval ditentukan dengan cara menjumlahkan data terkecil

    yang ditetapkan sebagai ujung bawah kelas interval pertama dengan nilai panjang

    kelas (p).

    Contoh 2.1:

    Jumlah kelas: 8

    P=9

    Data terkecil=22

    Maka ujung bawah interval adalah:

    22, 31, 40, .dan seterusnya.

    7.

    Menetapkan nilai ujung atas kelas interval

    Ujung atas kelas interval dimulai dengan interval kelas pertama sampai dengan

    kelas terakhir.

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    5/26

    5

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    a. Jika ujung-ujung bawah adalah bilangan bulat, maka nilai-nilai dari ujung

    atas pada interval kelas pertama, kedua dan seterusnya mempunyai selisih 1

    dengan nilai ujung bawah berikutnya.

    Contoh 2.2:

    Perhatikan kembali Contoh 2.1, maka ujung atas intervalnya adalah:

    30, 39, 48, ..dan seterusnya.

    b. Jika ujung-ujung bawah adalah bilangan 1 desimal, maka nilai ujung-ujung

    atas pada interval kelas pertama, kedua dan seterusnya mempunyai seliisih

    0,1 dengan nilai ujung bawah berikutnya.

    Contoh 2.3:

    Misalkan ujung atas interval kelas data adalah:

    25,0

    31,5

    38,0

    44,5

    dan seterusnya.

    Sehingga diperoleh ujung atas intervalnya adalah:

    31,4

    37,9

    44,4

    dan seterusnya.

    Begitu seterusnya untuk bilangan 2 desimal , 3 desimal dan selanjutnya.

    8. Menetukan batas bawah dan batas atas kelas interval

    Batas bawah interval dapat dihitung dengan persamaan berikut:

    seterusnyadan

    desimal)2bilanganberupayangujung(untuk0.005-bawahujungintervalbawahBatas

    desimal)1bilanganberupayangujung(untuk0.05-bawahujungintervalbawahBatas

    bulat)bilanganberupayangujung(untuk0.5-bawahujungintervalbawahBatas

    sedangkan batas atas dapat dihitung dengan persamaan berikut:

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    6/26

    6

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    seterusnyadan

    desimal)2bilanganberupayangujung(untuk0.005atasujungintervalatasBatas

    desimal)1bilanganberupayangujung(untuk0.05atasujungintervalatasBatas

    bulat)bilanganberupayangujung(untuk0.5atasujungintervalatasBatas

    9. Menentukan nilai tengah

    Nilai tengah dapat ditentuan sebagai berikut:

    2

    atasujungbawahujung ix

    10.Frekuensi

    Banyak data dalam setiap interval kelas yang diperoleh dari himpunan data

    disesuaikan dengan batas-batas interval kelas.

    Adapun macam-macam distribusi frekuensi adalah:

    a. Distribusi frekuensi relatif

    Distribusi frekuensi relatif dapat dinyatakan dalam bentuk relatif (persentase).

    Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan ataupun desimal.

    Contoh 2.4:

    Misalkan jumlah seluruh data adalah 125, maka diperoleh:

    2130 12 %6,9%100125

    12

    3140 10 %8%100125

    10

    dan seterusnya. Sehingga diperoleh tabel distribusi berikut ini:

    Tabel 2.1 Distribusi frekuensi relatif dari Contoh 2.4

    No. Interval Frekuensi Frekuensi relatif

    1. 2130 12 %6,9

    2. 3140 10 %8

    dan seterusnya dan seterusnya

    b. Distribusi frekuensi kumulatif

    Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi yang berisikan frekuensi kumulatif.

    Frekuensi kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan. Ada dua macam distribusi frekuensi

    kumulatif, yaitu distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari.

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    7/26

    7

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    a. Distribusi Frekuensi Kumulatif kurang dari, adalah distribusi frekuensi yang memuat

    jumlah frekuensi yang memiliki nilai kurang dari nilai batas kelas suatu interval tertentu.

    b. Distribusi Frekuensi Kumulatif lebih dari, adalah distribusi frekuensi yang memuat jumlah

    frekuensi yang memiliki nilai lebih dari nilai batas kelas suatu interval tertentu.

    Contoh 2.5:

    Berikut ini adalah data 50 mahasiswa dalam perolehan nilai statistik pada Pendidikan

    Matematika Universitas Tsemester II tahun 2010:

    70 91 93 82 78 70 71 92 38 56

    79 49 48 74 81 95 87 80 80 84

    35 83 73 74 43 86 68 92 93 76

    81 70 74 97 95 80 53 71 77 63

    74 73 68 72 85 57 65 93 83 86

    Nyatakan data-data tersebut ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kurang dari dan lebih

    dari!

    Penyelesaian:

    Tabel 3.2 Tabel distribusi frekuensi kurang dari dan lebih dari

    No. Interval FrekuensiFrekuensi kumulatif (

    kf )

    Nilai kf Kurang dari

    35 50

    1. 3543 3 > 44 41

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    8/26

    8

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    2. 4452 2 > 53 28

    3. 5361 3 > 62 15

    4. 6270 7 > 71 8

    5. 7179 13 > 80 56. 8088 13 > 89 3

    7. 8997 9 > 98 0

    (b)Tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari

    Contoh Soal 2.1:

    Misalkan terdapat sekelompok data berikut ini:

    10 20 14 15 21 25 27 15 13 12

    17 14 16 28 22 21 22 23 25 20

    Kelompokkan data-data tersebut ke dalam suatu distribusi frekuensi!

    Penyelesaian:

    1. Jumlah data = 20

    2. 10dan28 minmax xx

    3. 181028)(Range minmax xxR

    4. Jumlah kelas:

    29,5301,13,3120log3,31log3,31 nb

    Pembulatan dilakukan ke bawah sehingga diperoleh:

    529,5 b

    5.

    Panjang interval

    6667,35

    18

    b

    Rp

    Pembulatan dilakukan ke atas sehingga diperoleh:

    46667,3 p

    Dari informasi-informasi yang diperoleh tersebut, maka didapatkan daftar distribusi sebagai

    berikut:

    Tabel 2.3 Daftar distribusi frekuensi dari Contoh Soal 2.1

    No. Interval Kelas Frekuensi

    1. 1013 3

    2. 1417 6

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    9/26

    9

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    3. 1821 4

    4. 2225 5

    5. 2629 2

    20

    Latihan Soal 2.1

    1.

    Misalkan terdapat sekelompok data berikut ini:

    20 22 25 32 18 24 15 30 29 28

    30 26 31 23 30 34 27 20 32 34

    Kelompokkan data-data tersebut ke dalam suatu distribusi frekuensi, distribusi frekuensi

    relatif, distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari!

    2. Misalkan terdapat sekelompok data berikut ini:

    25 32 40 33 26 34 45 58 97 68

    65 70 98 55 58 53 86 97 64 34

    29 30 45 54 66 76 75 88 48 38

    44 48 74 43 42 58 55 30 31 51

    87 67 68 75 54 65 89 93 94 76

    66 69 70 79 37 38 66 87 50 25

    36 39 64 60 69 70 71 72 75 80

    86 83 82 98 61 73 82 86 44 42

    35 38 42 49 44 75 77 79 81 52

    28 43 55 83 66 69 70 73 52 39

    Kelompokkan data-data tersebut ke dalam suatu tabel distribusi frekuensi, distribusi

    frekuensi relatif, distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari!

    2.2Ukuran Kepusatan

    Ukuran kepusatan suatu kelompok data terdiri atas:

    1. Bagaimana tingkat penyimpangan data terhadap rata-rata datanya

    2. Bagaimana variasi data yang dimiliki

    3.

    Seberapa besar kemiringan kurvanya terhadap nilai rata-rata

    4. Bagaimana ukuran keruncingan kurva (menunjukkan kondisi penyebaran data terhadap

    nilai rata-rata)

    Terdapat beberapa ukuran kepusatan yang akan dibahas dalam sub bab ini, yaitu:

    1.

    Rata-rata data baik yang belum maupun yang sudah dikelompokkan

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    10/26

    10

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    2. Modus dari data baik yang belum maupun yang sudah dikelompokkan

    3. Median dari data yang belum maupun yang sudah dikelompokkan

    4.

    Kuartil dari data yang belum maupun yang sudah dikelompokkan

    5. Desil dari data yang belum maupun yang sudah dikelompokkan

    2.2.1

    Rata-rata

    Dalam sub bab ini terdapat beberapa macam rata-rata yang akan dijelaskan,

    diantaranya adalah:

    a. Rata-rata Hitung

    Rata-rata hitung sesungguhnya merupakan hasil jumlah semua data dibagi dengan banyak

    data. Rata-rata hitung biasa dilambangkan dengan x .Misalkan suatu kelompok data dapat dinyatakan dalam barisan nxxx ,,, 21 . Maka rata-

    rata hitung dari data yang belum dikelompokkan (data tunggal) tersebut dapat dinyatakan

    dengan persamaan:

    n

    xxx

    n

    x

    x n

    n

    i

    i

    211 .

    Sedangkan untuk data yang sudah dikelompokkan ke dalam suatu tabel distribusi

    frekuensi, rata-rata hitungnya dapat dinyatakan ke dalam persamaan berikut:

    i

    ii

    f

    xfx .(2.1)

    atau dapat juga digunakan persamaan:

    i

    ii

    f

    Cfpxx 0 .(2.2)

    dimana:

    dasardijadikanyangbukandantertentu-kekelastengah)(nilai

    dasardijadikanyangkelasintervaltengah)(nilai

    datarata-Rata

    0

    iPointMidx

    PointMidx

    x

    i

    p

    xxCiC

    p

    if

    iii

    i

    0,-kekelas(coding)skala

    dasarkelaspadaintervalkelaspanjang

    -kekelasFrekuensi

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    11/26

    11

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    Penentuan kelas dasar dalam mencari rata-rata hitung dapat dilakukan secara random.

    Setiap orang dapat menentukan nilai0x yang berbeda-beda.

    Contoh soal 2.2

    Perhatikan kembali Contoh 2.1. Carilah rata-rata hitung data tersebut baik sebelummaupun sesudah dikelompokkan ke dalam tabel distribusi frekuensi seperti tampak pada

    Tabel 2.3.

    Penyelesaian:

    Diketahui: 20n

    1920

    380

    20

    20252327252115142010

    20

    20

    11

    i

    i

    n

    i

    i x

    n

    x

    x

    Selanjutnya, perhatikan Tabel 2.3 data-data tersebut dinyatakan ke dalam suatu tabel

    distribusi frekuensi. Dari Tabel 2.3 diperoleh beberapa informasi yang dapat disajikan dalam

    Tabel 2.4.

    Tabel 2.4. Informasi dari data berkelompok Contoh Soal 2.1 (a)

    No. Interval KelasFrekuensi

    if ix ii xf

    1. 1013 3 11,5 34,5

    2. 1417 6 15,5 93

    3. 1821 4 19,5 78

    4. 2225 5 23,5 117,5

    5. 2629 2 27,5 55

    20 378

    Sehingga jika rata-rata hitung ditentukan dengan menggunakan Persamaan 2.1, maka

    diperoleh:

    9,18

    20

    380

    i

    ii

    f

    xfx

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    12/26

    12

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    Kemudian, jika rata-rata hitung dicari dengan menggunakan Persmaan (2.2) dan jika

    diambil nilai 5,150 x maka diperlukan pula beberapa informasi seperti yang tampak pada

    Tabel 2.5 berikut:

    Tabel 2.5. Informasi dari data berkelompok Contoh Soal 2.1(b)

    No. Interval KelasFrekuensi

    if

    ix iC ii Cf

    1. 1013 3 11,5 -1 -3

    2. 1417 6 15,5 0 0

    3. 1821 4 19,5 1 4

    4. 2225 5 23,5 2 10

    5. 2629 2 27,5 3 6

    20 17

    Sehingga diperoleh rata-rata hitung:

    9,18

    4,35,15

    20

    1745,15

    0

    i

    ii

    f

    Cfpxx

    b. Rata-rata Ukur

    Rata-rata ukur biasa digunakan pada kumpulan data yang mempunyai sifat berurutan

    tetap arau hampir tetap. Dengan kata lain, rata-rata ukur dapat digunakan untuk menghitung

    rata-rata data yang bersifat kelipatan tetap (hampir tetap.

    Misalkan terdapat sekumpulan data yang memenuhi sifat-sifat di atas, yaitu

    nxxx ,,, 21 . Maka rata-rata ukur dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

    nnxxxU 21 ..(2.3)

    dengan n adalah jumlah data. Persamaan (2.3) dapat diturunkan sebagai berikut:

    nn

    nn

    xxxU

    xxxU

    1

    21

    1

    21

    loglog

    nxxxn

    U 21log1

    log .(2.4)

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    13/26

    13

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    Sehingga untuk data yang telah dikelompokkan dapat digunakan persamaan berikut:

    i

    ii

    f

    xfU

    loglog .(2.5)

    Contoh 2.3Misalkan sekelompok data:

    85 75 70 80 90 45 50 65 35 40

    Data tersebut dapat dinyatakan ke dalam tabel distribusi frekuensi berikut:

    Tabel 2.6 Tabel distribusi frekuensi Contoh 2.3

    No. Interval Frekuensi ix log ix ii xf log

    1 3548 3 41,5 1,61805 4,85414

    2 4962 1 55,5 1,74429 1,74429

    3 6376 3 69,5 1,84199 5,52595

    4 7790 3 83,5 1,92165 5,76506

    10 17,88945

    Cari rata-rata ukurnya!

    Penyelesaian:

    51,60

    105786,6

    40.35.65.50.45.90.80.70.75.85

    10 17

    10

    U

    Atau dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.4) seperti tampak di bawah ini:

    51,607818,1log

    7818,1

    818,1710

    1

    40.35.65.50.45.90.80.70.75.85log10

    1log

    1

    U

    U

    Untuk data yang telah dikelompokkan dalam Tabel 2.3 dapat diperleh rata-rata ukur berikut:

    5,6178895,1log

    78895,110

    88945,17loglog

    1

    U

    f

    xfU

    i

    ii

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    14/26

    14

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    c. Rata-rata Untuk Suatu Data Yang Bersifat Tumbuh

    Nilai rerata untuk suatu data yang bersifat tumbuh dapat diperoleh dengan menggunakan

    persamaan:

    t

    txPP

    1001

    0

    Keterangan:

    waktuSelang

    datarata-Rata

    awalData

    akhirData

    0

    t

    x

    P

    Pt

    Contoh data yang bersifat tumbuh adalah perkembangan modal usaha selama kurun

    waktu tertentu atau perkembangan jumlah penduduk suatu daerah dalam kurun waktu

    tertentu.

    Contoh 2.4

    Jumlah penduduk suatu daerah pada tahun 1998 adalah 3,2 juta dan pada tahun 2011

    jumlahnya bertambah menjadi 132,5 juta. Berapakah pertambahan rata-rata penduduk setiap

    tahunnya?

    Penyelesaian:

    t

    t

    xPP

    100

    10

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    15/26

    15

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    3416,33

    331649,0100

    331649,1100

    1

    6170659,150515,61222,8100

    1log

    1001log133200000log132500000log

    1001loglog

    1001loglog

    1001loglog

    0

    0

    0

    x

    x

    x

    x

    x

    xtP

    xP

    xPP

    t

    t

    t

    Jadi, rata-rata pertambahan penduduk per tahunnya adalah 34 jiwa.

    2.2.2 Modus

    Modus adalah besaran yang menyatakan keterpusatan data didasarkan pada frekuensi

    paling sering munculnya data. Selanjutnya, data yang mempunyai lebih dari satu nilai modus

    disebut data multimodal.

    Untuk data yang telah dikelompokkan menjadi tabel distribusi frekuensi, modus dapat

    dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

    21

    1

    bb

    bpbMo

    Keterangan:

    sesudahnyafrekuensidenganmodusfrekuensiantaraselisih

    sebelumnyafrekuensidenganmodusfrekuensiantaraselisih

    intervalpanjang

    terdapatmodusdimanabawahBatas

    modusNilai

    2

    1

    b

    b

    p

    b

    Mo

    Contoh 2.5

    1. Misalkan sekelompok data: 12, 24, 23, 12, 31, 42Maka modus dari data tersebut adalah 12 (muncul 2 kali).

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    16/26

    16

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    2. Lihat kembali data dalam Contoh 2.1. Tampak bahwa frekuensi tertinggi ada pada kelas

    kedua. Sehingga diperoleh informasi sebagai berikut:

    9,1523

    35,13

    2

    3

    5,13

    2

    1

    oM

    b

    b

    b

    Hal ini mengandung arti bahwa nilai-nilai data terletak paling banyak di sekitar nilai 15,9.

    2.2.3 Median

    Median adalah nilai data tengah (sekelompok data dibagi menjadi 2 bagian yang

    sama). Ingat bahwa median dicari setelah data diurutkan terlebih dahulu.

    Untuk data yang belum dikelompokkan, penghitungan median dapat dilakukan

    dengan 2 cara, yaitu:

    a.

    Untuk data ganjil

    Contoh 2.6

    Misalkan sekelompok data: 8, 12, 5, 3, 16, 7, 2, 3, 8

    Data setelah diurutkan: 2, 3, 3, 5, 7, 8, 8, 12, 16

    Sehingga diperoleh median data adalah: 7eM

    b. Untuk data genap

    Contoh 2.7

    Misalkan sekelompok data: 8, 12, 5, 3, 16, 7, 2, 3, 8, 17

    Data setelah diurutkan: 2, 3, 3, 5, 7, 8, 8, 12, 16, 17

    Sehingga diperoleh median data adalah: 5,72

    87

    eM .

    Selanjutnya, untuk kumpulan data yang telah dikelompokkan ke dalam distribusifrekuensi, median data tersebut dapat ditentukan dengan persamaan di bawah ini:

    f

    Fn

    pbMe2

    Keterangan:

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    17/26

    17

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    mediankelasfrekuensi

    mediankelassebelumkumulatiffrekuensi

    datajumlah

    berada)median(dimanamediankelaskelaspanjang

    berada)median(dimanamediankelasbawahBatas

    f

    F

    n

    p

    b

    Contoh 2.8

    Misalkan terdapat sekelompok data yang telah disajikan dalam tabel distribusi frekuensi

    berikut ini:

    Tabel 2.7. Tabel distribusi frekuensi data Contoh 2.8

    No. Interval Frekuensi (f)frekuensi kumulatif

    (F)

    1 3140 4 4

    2 4150 6 10

    3 5160 8 18

    4 6170 14 32

    5 7180 26 58

    6 8190 12 70

    7 91100 20 90

    90

    Median terletak pada data ke:

    452

    90

    Karena data ke 45 terletak pada kelas ke-5, maka diperoleh informasi berikut:

    26

    32

    10

    5,705,071

    f

    F

    p

    b

    5,7526

    3245105,70

    eM

    2.2.4 Kuartil

    Kuartil adalah nilai sekumpulan data yang dibagi 4 bagian yang sama. Oleh sebab itu,

    terdapat 3 kuartil, yaitu: 321 ,, KKK .

    Untuk data yang belum dikelompokkan ke dalam tabel distribusi frekuensi, maka

    kuartil data dapat dihitung sesuai dengan langkah-langkah berikut:

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    18/26

    18

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    1. Urutkan data dari data terkecil ke data terbesar

    2. Tentukan letak kuartil dengan persamaan:

    databanyak,4

    )1(

    n

    niKi

    3. Tentukan nilai kuartil yang diminta tersebut

    Contoh 2.9

    1. Misalkan diketahui data ganjil sebagai berikut: 12,8, 10, 22, 18, 4, 9

    Sehingga diperoleh data setelah diurutkan: 4, 8, 9, 10, 12, 18, 22

    Letak kuartil:

    24

    )17(1

    1

    K maka, kuartil pertama ( 1K ) terletak pada data ke-2, yaitu: 8

    44

    )17(22

    K maka, kuartil pertama (

    2K ) terletak pada data ke-4, yaitu: 10

    64

    )17(33

    K maka, kuartil pertama (

    1K ) terletak pada data ke-6, yaitu: 18

    2. Misalkan diketahui data genap: 8, 12, 5, 3, 7, 2, 3, 8

    Sehingga data terurut: 2, 3, 3, 5, 7, 8, 8, 12

    Letak kuartil:

    25,24

    )18(11

    K

    Nilai 1K Data ke-2+(0,25(data ke-3data ke-2))

    3+(0,25(3-3))

    3

    5,44

    )18(22

    K

    Nilai 1K Data ke-4+(0,5(data ke-5data ke-4))

    5+(0,5(7-5))

    6

    25,64

    )18(33

    K

    Nilai 3K Data ke-6+(0,25(data ke-7data ke-6))

    8+(0,25(8-8))

    8

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    19/26

    19

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    Sedangkan untuk data yang telah dikelompokkan ke dalam tabel distribusi frekuensi,

    kuartil data dapat dihitung dengan menggunakan langkah-langkah berikut:

    1.

    Tentukan letak kuartil dengan persamaan:

    databanyak,4 ninKi

    2. Menentukan nilai kuartil dengan persamaan berikut:

    f

    Fin

    pbKi4Nilai

    Keterangan:

    kuartilkelasfrekuensi

    kuartilkelassebelumkumulatiffrekuensi

    datajumlah

    intervalpanjang

    kuartilkelasbawahbatas

    f

    F

    n

    p

    b

    Contoh 2.10

    Perhatikan Tabel 2.7. Tentukan nilai kuartil ketiganya (3K )!

    Letak kuartil kedua (3K ):

    5,674

    9033

    K , maka kuartil ketiga terletak pada kelas ke-6

    Sehingga diperoleh informasi berikut:

    12

    58

    10

    5,805,081

    f

    F

    p

    b

    42,8812

    584

    903

    105,80Nilai 3

    K

    Latihan Soal

    Misalkan terdapat sekumpulan data berikut:

    10 20 14 15 21 25 27 15 13 12

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    20/26

    20

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    17 14 16 28 22 21 22 23 25 20

    Carilah modus, median dan ketiga kuartil dari data tersebut baik sebelum maupun sesudah

    dikelompokkan ke dalam tabel distribusi frekuensi!

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    21/26

    21

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    III. ANALISA KORELASI LINEAR SEDERHANA

    Analisis korelasi adalah metode statistik yang digunakan untuk menentukan kuat

    tidaknya (derajat) hubungan linier antara 2 variabel atau lebih. Analisa korelasi sederhana,

    meneliti hubungan dan bagaimana eratnya itu, tanpa melihat bentuk hubungan. Jika kenaikan

    didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan variabel yang lain, maka dapat dikatakan

    bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasiyang positif. Tetapi jika kenaikan

    didalam suatu variabel diikuti penurunan variabel yang lain maka kedua variabel tersebut

    mempunyai korelasi negatif. Jika tidak ada perubahan pada suatu variabel ,meskipun variabel

    yang lain mengalami perubahan, maka kedua variabel tersebut, tidak mempunyai hubungan

    (uncorrelated).

    Ilmu ekonomi dan pendidikan banyak mempelajari hubungan antar berbagai variabel.

    Dari adanya hubungan tersebut digunakan untuk memprediksi pengaruh satu variabel

    terhadap variabel lainnya. Misalnya, hubungan antara jumlah permintaan suatu barang

    terhadap besarnya harga yang dapat dinyatakan dengan (f(p)). Fungsi tersebut menunjukkan

    fakta yang muncul sebagai akibat atau disebabkan munculnya suatu yang lain. Hal ini

    menghadapkan kita pada fakta kausalitas. Dari contoh tersebut dapat dijelaskan bahwa

    jumlah barang yang diminta akan berubah sebagai akibat adanya perubahan harga.Hubungan-hubungan fungsional tersebut menjelaskan ketergantungan variabel terikat

    (dependent variable) pada variabel-variabel bebas (independent variable) dalam bentuk yang

    spesifik. Hubungan fungsional ini bisa jadi merupakan hubungan yang sederhana antar

    variabel. Pada kenyataannya, lebih sering dijumpai hubungan fungsional yang rumit dan sulit

    untuk dijelaskan. Alat yang sering digunakan untuk mendekati kejadian tersebut adalah

    regresi, baik regresi linear sederhana maupun regresi berganda.

    Langkah awal yang harus dilakukan (sebelum menganalisis regresi) adalah mengetahui

    bahwa dua variabel yang akan dianalisis memiliki hubungan yang kuat. Hal ini dapat

    dilakukan dengan melakukan analisis korelasi. Analisis korelasi adalah sekumpulan teknik

    statistika yang dapat digunakan untuk mengukur keeratan hubungan (korelasi) antara dua

    variabel. Misalkan suatu perusahaan berpendapat bahwa dengan mendemonstrasikan cara

    pemakaian produk akan dapat meningkatkan angka penjualan. Dari contoh tersebut, maka

    dapat dikatakan bahwa demonstrasi pemakaian produk disebut variabel bebas, sedangkan

    angka penjualan disebut variabel terikat.

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    22/26

    22

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    Hubungan antara dua variabel jika ditinjau dari segi arahnya dapat dibedakan menjadi 2

    jenis, yaitu:

    1.

    Hubungan searah (korelasi positif)

    Dua variabel (atau lebih) dikatakan memunyai hubungan searah jika dua variabel (atau

    lebih) berjalan secara paralel. Hal ini mengandung makna bahwa hubungan antara dua

    variabel (atau lebih) menunjukkan arah yang sama.

    Jadi apabila variabel X meningkat (bertambah) maka variabel Y juga mengalami

    peningkatan. Sebaliknya, apabila variabel X menurun (berkurang) maka variabel Y juga

    menurun.

    Contoh 3.1

    Berikut ini adalah beberapa contoh hubungan searah antara dua variabel:

    1. Kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan harga sembako

    2.

    Naiknya frekuensi pemberian tugas akan menyebabkan naiknya hasil belajar

    3. Naiknya kedisiplinan anak didik diikuti dengan meningkatnya hasil belajar anak didik

    bersangkutan.

    Gambaran umum mengenai korelasi positif di atas dapat dilihat dalam Gambar 3.1

    berikut:

    Gambar 3.1 Arah Korelasi positif

    2.

    Hubungan berlawanan arah (korelasi negatif)

    Dua variabel (atau lebih) dikatakan mempunyai hubungan yang berlawanan arah jika

    kedua variabel (atau lebih) tersebut bergerak dengan arah yang berlawanan. Hal ini

    mengandung makna bahwa hubungan antara dua variabel (atau lebih) menunjukkan arah

    yang berkebalikan.

    Jadi, apabila variabel X meningkat (bertambah) maka variabel Y juga mengalami

    penurunan. Sebaliknya, apabila variabel X menurun (berkurang) maka variabel Y juga

    menigkat.

    X Y

    (a)

    X Y

    (b)

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    23/26

    23

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    Contoh 3.2

    Berikut ini adalah beberapa contoh hubungan antara dua variabel yang berlawanan arah:

    1.

    Semakin meningkatnya kedisiplinan dalam berkendara akan diikuti dengan

    berkurang/menurunnya angka kecelakaan lalu lintas.

    2. Semakin menurunnya harga buku pelajaran akan meningkatkan tingkat pengetahuan

    siswa.

    Gambaran umum mengenai korelasi positif di atas dapat dilihat dalam Gambar 3.1

    berikut:

    Gambar 3.1 Arah Korelasi positif

    Positif atau negatifnya korelasi antara dua variabel dapat juga dilihat dari angka

    korelasinya. Angka korelasi (koefisien korelasi) adalah koefisien yang dapat digunakan untuk

    melihat besar-kecilnya, tinggi-rendah atau kuat-lemahnya suatu korelasi. Jadi, koefisien

    korelasi adalah sebuah angka yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui seberapa besar

    kekuatan korelasi di antara variabel yang sedang diselidiki korelasinya.

    Lambang koefisien korelasi berbeda-beda sesuai dengan teknik korelasi yang

    digunakan, yaitu:

    biserialpointkorelasikoefisien

    phikorelasikoefisien

    spearmannkorelasikoefisien

    momentproductkorelasikoefisien

    pbi

    xy

    r

    r

    Besarnya nilai mutlak angka korelasi berada dalam interval 1,0 . 0 menandakan

    tidak ada korelasi di antara variabel-variabel yang diselidiki dan angka 1 menunjukkan

    adanya korelasi yang maksimal. Jika diperoleh angka korelasi yang lebih dari 1 atau kurang

    dari -1, maka dalam perhitungan pasti terjadi kesalahan.

    (a)

    X Y

    (b)

    X Y

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    24/26

    24

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    Jika tanda koefisien korelasi adalah positif (plus) maka korelasi yang terjadi adalah

    korelasi positif. Sedangkan jika tanda angka/koefisien korelasi adalah negatif (minus) maka

    korelasi antara variabel-variabel yang diselidiki adalah korelasi negatif.

    Terdapat beberapa teknik korelasi yang dapat digunakan untuk mencari angka/koefisien

    korelasi antar variabel, diantaranya adalah:

    1.

    Teknik korelasi product moment (pearson)

    Teknik korelasi product moment digunakan untuk mencari koefisien korelasi untuk data

    kontinu, populasinya bersifat homogen atau mendekati homogen dan regresinya adalah

    regresi linear.

    2. Teknik korelasi tata jenjang (rank spearman)

    Teknik korelasi rank spearmann digunakan untuk mencari koefisien korelasi untuk data

    ordinal (berjenjang).

    3. Teknik korelasi phi

    Teknik korelasi phi digunakan untuk mencari koefisien korelasi untuk data diskrit.

    4.

    Teknik korelasi point biserial

    Teknik korelasi point biserial digunakan untuk mencari koefisien korelasi untuk data

    kontinu dan diskrit.

    Dalam bab ini hanya akan dibahas mengenai teknik korelasi product moment. Seperti

    yang telah disebutkan sebelumnya bahwa lambang untuk angka korelasi product moment

    adalah xyr , yang dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

    2222 YYnXXn

    YXXYn

    xyr ..(3.1)

    Keterangan:

    momentproductkorelasikoefisien

    dataJumlah

    terikatVariabel

    bebasVariabel

    xyr

    n

    Y

    X

    Koefisien ini dapat diinterpretasi dengan 2 cara, yaitu:

    1. Dengan cara kasar menggunakan tabel penentu

    Jika koefisien yang diperoleh dari Persmaan (3.1) diinterpretasikan dengan menggunakan

    cara kasar (tabel penentu) maka digunakan Tabel 3.1 berikut:

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    25/26

    25

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    Tabel 3.1 Tabel interpretasi koefisien korelasi dengan cara kasar

    Nilai koefisien

    korelasiInterpretasi

    00,2Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat lemah sehinggakorelasi tersebut dapat diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara

    variabel X dan Y)

    0,20,4 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah

    0,40,7 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang

    0,70,9 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat

    0,91 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat

    Interpretasi dari koefisien korelasi dapat diambil dengan menggunakan Tabel 3.1 sesuai

    dengan nilai yang diperoleh dan disesuaikan dengan interval yang ada di dalam tabel.

    2. Dengan menggunakan uji-r

    Jika interpretasi dilakukan dengan menggunakan uji-r, maka terdapat beberapa langkah

    yang harus ditempuh, yakni:

    a). Membuat hipotesa nol 0H dan hipotesa alternatif ( aH )

    aH = Terdapat korelasi positif/negatif yang signifikan antara variabel X dan Y

    0H = Tidak terdapat korelasi positif/negatif yang signifikan antara variabel X dan Y

    b). Menguji kebenaran hipotesa

    Dengan menggunakan tabel r product moment dengan menggunakan ketentuan sebagai

    berikut:

    1%atau5%sisignifikantaraf

    kandikorelasiyangvariabelbanyaknyadatajumlah

    kebebasanderajat

    kn

    kndf

    dimana kriteria ujinya adalah:

    ditolakdanditerimamakaJika

    diterimadanditolakmakaJika

    0

    0

    atxy

    atxy

    HHrr

    HHrr

  • 5/19/2018 45.Bahan ajar statistika dasar

    26/26

    26

    STATISTIKA DASAR

    ZUMROTUS SYADIYAH,S.Si, M.Si

    3. Dengan menggunakan uji-t

    Seperti pada interpretasi dengan uji-r, dalam interpretasi uji-t juga diperlukan beberapa

    langkah berikut:

    a). Membuat hipotesa nol 0H dan hipotesa alternatif ( aH )

    aH = Terdapat korelasi positif/negatif yang signifikan antara variabel X dan Y

    0H = Tidak terdapat korelasi positif/negatif yang signifikan antara variabel X dan Y

    b).

    Menguji kebenaran hipotesa

    Dengan menggunakan tabel t dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut:

    1%atau5%sisignifikantaraf

    kandikorelasiyangvariabelbanyaknyadatajumlah

    kebebasanderajat

    kn

    kndf

    Dan t hitung ditentukan dengan persamaan berikut:

    21

    2

    xy

    xy

    hit

    r

    nrt

    dimana kriteria ujinya adalah:

    ditolakdanditerimamakaJika

    diterimadanditolakmakaJika

    0hit

    0hit

    at

    at

    HHtt

    HHtt