isi makalah amdal

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara- negara latin yang gandrung memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju (core industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara pengadopsi hanya menjadi konsumen dan ladang pembuangan produk teknologi karena tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk teknologi dan industri dari negara maju. Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi (iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt yang menyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan pembangunan berikutnya. Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi permintaan akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia. Hal ini

Upload: taufiqsd

Post on 23-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

amdal

TRANSCRIPT

Page 1: Isi makalah amdal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara latin yang

gandrung memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju (core

industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi

tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya

dinikmati oleh negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat

teknologi. Negara pengadopsi hanya menjadi konsumen dan ladang pembuangan produk

teknologi karena tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk

teknologi dan industri dari negara maju. Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara

berkembang dalam mengadopsi teknologi (iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin

Toffler maupun John Naisbitt yang menyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi

dalam ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini

didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan

pembangunan ke tahapan pembangunan berikutnya.

Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi permintaan

akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat menghasilkan

berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan

lingkungan hidup manusia. Hal ini dapat kita lihat dari pesatnya perkembangan berbagai

industri yang dibangun dalam rangka peningkatan pendapatan (devisa) negara dan

pemenuhan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia.

Disamping itu, iptek dan teknologi dikembangkan dalam bidang antariksa dan

militer, menyebabkan terjadinya eksploitasi energi, sumber daya alam dan lingkungan yang

dilakukan untuk memenuhi berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia dalam

kehidupannya sehari-hari.

Gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat

menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta

melumernya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan bumi dapat dijadikan sebagai indikasi dari

terjadinya pencemaran lingkungan karena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia

secara tidak seimbang.

Page 2: Isi makalah amdal

2

Selain itu, terdapat juga indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya polusi dan

pencemaran lingkungan akibat banyak zat-zat buangan dan limbah industri dan rumah tangga

yang memperlihatkan ketidak-perdulian terhadap lingkungan hidup. Akibat-akibat dari

ketidak-perdulian terhadap lingkungan ini tentu saja sangat merugikan manusia, yang dapat

mendatangkan bencana bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, masalah pencemaran

lingkungan baik oleh karena industri maupun konsumsi manusia, memerlukan suatu pola

sikap yang dapat dijadikan sebagai modal dalam mengelola dan menyiasati permasalahan

lingkungan.

Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan hidup sering

menimbulkan ketidak-harmonisan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Akibatnya seringkali

terjadi kekurang-tepatan dalam menerapkan berbagai perangkat peraturan, yang justru

menguntungkan perusak lingkungan dan merugikan masyarakat dan pemerintah.

Itikad penanganan dan pemecahan masalah lingkungan telah ditunjukkan oleh

pemerintah melalui Kantor Menteri Lingkungan Hidup yang mempersyaratkan seluruh

bentuk kegiatan industri harus memenuhi ketentuan Amdal dan menata hasil buangan industri

baik dalam bentuk padat, cair maupun gas. Disamping itu, berbagai seruan dan ajakan telah

disampaikan kepada konsumen dan rumah tangga pengguna produk industri yang

buangannya tidak dapat diperbaharui ataupun didaur ulang.

Page 3: Isi makalah amdal

3

B.     Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1.      Bagaimana dampak limbah industri terhadap lingkungan hidup ?

2.      Bagaimana upaya-upaya penyelesaiannya dampak limbah industri terhadap lingkungan

hidup?

Page 4: Isi makalah amdal

4

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep-Konsep Untuk Memahami Masalah Lingkungan Dan Pencemaran Oleh

Industri

Seringkali ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan lingkungan

hidup, karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari permasalahan lingkungan hidup

adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu

tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi.

Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya.

keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta makhluk

hidup lainnya.

Dari definisi diatas tersirat bahwa makhluk hidup khususnya merupakan pihak yang

selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan

pangan, papan dan lain-lain.

Dan, manusia sebagai makhluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya, memiliki

daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber daya alam bagi

kebutuhan hidupnya.

Di alam terdapat berbagai sumber daya alam yang merupakan komponen lingkungan

yang sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas :

-          Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable natural resources)

-          Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable natural resources)

Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang beragam tersebut

saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula. Sesuai dengan kepentingannya

maka sumber daya alam dapat dibagi atas; (a). fisiokimia seperti air, udara, tanah, dan

sebagainya, (2). biologi, seperti fauna, flora, habitat, dan sebagainya, dan (3). sosial ekonomi

seperti pendapatan, kesehatan, adat-istiadat, agama, dan lain-lain.

Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan non-hayati

akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya didapati proses

pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang menandai adanya habitat,

proses adaptasi dan evolusi.

Page 5: Isi makalah amdal

5

Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu mengenali

sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor. Berkaitan dengan

pernyataan ini, Soemarwoto (1991: 50-51) mengkategorikan sifat lingkungan hidup atas

dasar:

(1)   Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut

(2)   Hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup tersebut

(3)   Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup

(4)   Faktor-faktor non-materiil, seperti cahaya dan kebisingan

Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yang dapat mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya, membentuk dan dibentuk oleh lingkungan hidupnya.

Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya adalah sirkuler, berarti jika terjadi

perubahan pada lingkungan hidupnya maka manusia akan terpengaruh.

Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran

lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu hidup manusia. Misalnya, akibat polusi

asap kendaraan atau cerobong industri, udara yang dipergunakan untuk bernafas oleh

manusia yang tinggal di lingkungan itu akan tercemar oleh gas CO (karbon monoksida).

Berkaitan dengan paparan ini, perlakuan manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi

mutu lingkungan hidupnya.

Konsep mutu lingkungan berbeda bagi tiap orang yang mengartikan dan

mempersepsikannya. Soemarwoto (1991: 53) secara sederhana menerjemahkan bahwa mutu

lingkungan hidup diukur dari kerasannya manusia yang tinggal di lingkungan tersebut, yang

diakibatkan oleh terjaminnya perolehan rezeki, iklim dan faktor alamiah lainnya yang sesuai.

Batasan ini terasa sempit, bila dikaitkan dengan pengaruh elemen lingkungan yang

sifatnya tidak dikenali dan dirasakan, misalnya dampak radiasi baik yang disebabkan oleh

sinar ultraviolet atau limbah nuklir, yang bersifat merugikan bagi kelangsungan hidup

makhluk hidup.

B.     Industri Dan Pencemaran Lingkungan

Jika kita ingin menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu adanya itikad yang kuat

dan kesamaan persepsi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup

dapatlah diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu

lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.

Page 6: Isi makalah amdal

6

Memang manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya,

secara hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat menggunakan air yang tercemar

dengan rekayasa teknologi (daur ulang) berupa salinisasi, bahkan produknya dapat menjadi

komoditas ekonomi. Tetapi untuk mendapatkan mutu lingkungan hidup yang baik, agar dapat

dimanfaatkan secara optimal maka manusia diharuskan untuk mampu memperkecil resiko

kerusakan lingkungan.

Dengan demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar manusia tetap

"survival". Hakekatnya manusia telah "survival" sejak awal peradaban hingga kini, tetapi

peralihan dan revolusi besar yang melanda umat manusia akibat kemajuan pembangunan,

teknologi, iptek, dan industri, serta revolusi sibernitika, menghantarkan manusia untuk tetap

mampu menggoreskan sejarah kehidupan, akibat relasi kemajuan yang bersinggungan dengan

lingkungan hidupnya. Karena jika tidak mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul

dari permasalahan lingkungan, maka kemajuan yang telah dicapai terutama berkat ke-

magnitude-an teknologi akan mengancam kelangsungan hidup manusia.

Dampak Industri dan Teknologi terhadap Lingkungan

Joseph Schumpeter (dalam Marchinelli dan Smelser,1990 :14-20) mengisyaratkan

tentang pentingnya inovasi dalam proses pembangunan ekonomi di suatu negara. Dalam hal

ini, pesatnya hasil penemuan baru dapat dijadikan sebagai ukuran kemajuan pembangunan

ekonomi suatu bangsa.

Dari berbagai tantangan yang dihadapi dari perjalanan sejarah umat manusia, kiranya

dapat ditarik selalu benang merah yang dapat digunakan sebagai pegangan mengapa manusia

"survival" yaitu oleh karena teknologi.

Teknologi memberikan kemajuan bagi industri baja, industri kapal laut, kereta api,

industri mobil, yang memperkaya peradaban manusia.. Teknologi juga mampu menghasilkan

sulfur dioksida, karbon dioksida, CFC, dan gas-gas buangan lain yang mengancam

kelangsungan hidup manusia akibat memanasnya bumi akibat efek "rumah kaca".

Teknologi yang diandalkan sebagai istrumen utama dalam "revolusi hijau" mampu

meningkatkan hasil pertanian, karena adanya bibit unggul, bermacam jenis pupuk yang

bersifat suplemen, pestisida dan insektisida. Dibalik itu, teknologi yang sama juga

menghasilkan berbagai jenis racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, bahkan

Page 7: Isi makalah amdal

7

akibat rutinnya digunakan berbagi jenis pestisida ataupun insektisida mampu memperkuat

daya tahan hama tananam misalnya wereng dan kutu loncat.

Teknologi juga memberi rasa aman dan kenyamanan bagi manusia akibat mampu

menyediakan berbagai kebutuhan seperti tabung gas kebakaran, alat-alat pendingin (lemari es

dan AC), berbagai jenis aroma parfum dalam kemasan yang menawan, atau obat anti nyamuk

yang praktis untuk disemprotkan, dan sebagainya. Serangkai dengan proses tersebut, ternyata

CFC (chlorofluorocarbon) dan tetra fluoro ethylene polymer yang digunakan justru memiliki

kontribusi bagi menipisnya lapisan ozone di stratosfer.

Teknologi memungkinkan negara-negara tropis (terutama negara berkembang) untuk

memanfaatkan kekayaan hutan alamnya dalam rangka meningkatkan sumber devisa negara

dan berbagai pembiayaan pembangunan, tetapi akibat yang ditimbulkannya merusak hutan

tropis sekaligus berbagai jenis tanaman berkhasiat obat dan beragam jenis fauna yang langka.

Terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan yang disumbangkan oleh teknologi

dan sektor industri di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi kemerosotan sumber daya alam

dan peningkatan pencemaran lingkungan, khususnya pada kota-kota yang sedang

berkembang seperti Gresik, Surabaya, Jakarta, Bandung Lhokseumawe, Medan, dan

sebagainya. Bahkan hampir seluruh daerah di Jawa telah ikut mengalami peningkatan suhu

udara, sehingga banyak penduduk yang merasakan kegerahan walaupun di daerah tersebut

tergolong berhawa sejuk dan tidak pesat industrinya.

Berkaitan dengan pernyataan tersebut, Amsyari (1996:104), mencatat kerusakan

lingkungan akibat industrialisasi di beberapa kota di Indonesia, yaitu:

-          Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri.

-          Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk seperti merkuri,

kadmium, timah hitam, pestisida, pcb, meningkat tajam dalam kandungan air permukaan dan

biota airnya.

-          Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim

penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan

akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak.

-          Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi

di beberapa kola seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius.

-          Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r SO2, dan debu.

-          Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis, seperti minyak

bumi dan batu bara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020.

Page 8: Isi makalah amdal

8

-          Luas hutan Indonesia semakin sempit akibat tidak terkendalinya perambahan yang disengaja

atau oleh bencana kebakaran. Kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian

semakin menyempit dan mengalami pencemaran.

Klasifikasi Pencemaran Lingkungan

Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No.

4 Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau

komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan

manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai

peruntukannya.

Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat tiga unsur dalam pencemaran, yaitu :

sumber perubahan oleh kegiatan manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah

berubahnya konsentrasi suatu bahan (hidup/mati) pada lingkungan, dan merosotnya fungsi

lingkungan dalam menunjang kehidupan.

Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola

pengelompokannya. Berkaitan dengan itu, Amsyari (1996: 102), mengelompokkan

pencemaran alas dasar : a) bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis,

kimiawi, fisik, dan budaya; b) pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan

bentuk pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial; c) pengelompokan menurut sifat

sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder.

Namun apapun klasifikasi dari pencemaran lingkungan, pada dasarnya terletak pada

esensi kegiatan manusia yang mengakibatkan terjadinya kerusakan yang merugikan

masyarakat banyak dan lingkungan hidupnya.

C.    Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan Kesehatan

Dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada pasal 1

butir 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan yang sejahtera

dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial

dan ekonomis.

Adapun derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :

Page 9: Isi makalah amdal

9

-          Faktor Lingkungan

-          Faktor Perilaku

-          Faktor Pelayanan Kesehatan

-          Faktor Bawaan (Keturunan)

Dari keempat faktor tersebut, faktor lingkungan merupakan faktor yang paling besar

pengaruhnya dibandingkan dengan ketiga faktor yang lain.

Pada umumnya, bila manusia dan lingkungannya berada dalam keadaan seimbang,

maka keduanya berada dalam keadaan sehat. Tetapi karena sesuatu sebab sehingga

keseimbangan ini terganggu atau mungkin tidak dapat tercapai, maka dapat menimbulkan

dampak yang merugikan bagi kesehatan.

Keseimbangan tersebut sangat kompleks. Dari lingkungan alaminya manusia

mengambil makanan dan sumber daya lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

materinya, ke lingkungan alami pula manusia membuang berbagai bahan buangan baik dari

badannya maupun dari proses produksinya.

Proses pengambilan maupun pembuangan ini bila tidak terkendali, menimbulkan

dampak terhadap lingkungan yang dapat merugikan bagi kehidupan manusia itu sendiri,

antara lain gangguan kesehatan, gangguan kenyamanan, gangguan ekonomi dan sosial.

Dalam hal tersebut diatas yang perlu kita cermati adalah bahwa alam mempunyai daya

dukung dan daya tampung yang terbatas. Bila pengelolaannya tidak seimbang maka

kelestarian lingkungan juga akan terganggu.

Perilaku manusia yang tidak sehat, akan memperburuk kondisi lingkungan dengan

timbulnya “man made breeding places” bagi kuman dan vektor penyakit maupun sumber

pencemar yang dapat memajani manusia.

Selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bertambahnya jumlah

penduduk dengan mobilitas yang cepat, sangat berpengaruh terhadap kebutuhan manusia

yang tidak hanya kebutuhan dasar saja. Dari kebutuhan dasar yang berupa makanan dan

sandang sampai pada kebutuhan materi sebagai hasil proses industri, memunculkan

kecenderungan semakin meningkatnya tempat / kegiatan yang juga menghasilkan limbah

berupa bahan berbahaya dan beracun bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup

lainnya.

Kondisi tersebut, bila tidak terkendali akan menimbulkan masalah kesehatan yang

semakin berat dan luas dengan semakin tingginya angka kesakitan, baik karena penyakit

Page 10: Isi makalah amdal

10

infeksi maupun non infeksi sebagai akibat dari pencemaran lingkungan oleh bahan-bahan

yang tidak diinginkan.

Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi transisi epidemiologik, yaitu bergesernya pola

penyakit yang sebelumnya didominasi oleh penyakit infeksi, pada saat ini penyakit non

infeksi antara lain hipertensi, jantung, diabetes melitus, gangguan fungsi ginjal, kanker, lebih

menonjol dibanding tahun-tahun sebelumnya.

D.    Limbah dan Masalahnya

Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang ditimbulkannya merata dan

menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat

lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh

ke hilir, melampaui batas-batas wilayah akhirnya bermuara di laut atau danau, seolah-olah

laut atau danau menjadi tong sampah.

Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian,

pertambangan dan rekreasi.

Limbah pemukiman selain berupa limbah padat yaitu sampah rumah tangga, juga

berupa tinja dan limbah cair yang semuanya dapat mencemari lingkungan perairan. Air yang

tercemar akan menjadi sumber penyakit menular.

Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau

dengan sifat limbah B3.

Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga

menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan perairan, tanah, dan udara. Limbah cair,

yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang dipergunakan untuk berbagai keperluan

dan mengganggu kehidupan biota air. Limbah padat akan mencemari tanah dan sumber air

tanah.

Limbah gas yang dibuang ke udara pada umumnya mengandung senyawa kimia berupa

SOx, NOx, CO, dan gas-gas lain yang tidak diinginkan. Adanya SO2 dan NOx di udara dapat

menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat menimbulkan kerugian karena merusak

bangunan, ekosistem perairan, lahan pertanian dan hutan.

Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah dari

industri kimia. Limbah dari industri kimia pada umumnya mengandung berbagai macam

Page 11: Isi makalah amdal

11

unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic) sehingga berbahaya

bagi kesehatan manusia.

Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk. Walau pestisida

digunakan untuk membunuh hama, ternyata karena pemakaiannya yang tidak sesuai dengan

peraturan keselamatan kerja, pestisida menjadi biosida–pembunuh kehidupan. Pestisida yang

berlebihan pemakaiannya, akhirnya mengkontaminasi sayuran dan buah-buahan yang dapat

menyebabkan keracunan konsumennya.

Pupuk sering dipakai berlebihan, sisanya bila sampai di perairan dapat merangsang

pertumbuhan gulma penyebab timbulnya eutrofikasi. Pemakaian herbisida untuk mengatasi

eutrofikasi menjadi penyebab terkontaminasinya ikan, udang dan biota air lainnya.

Pertambangan memerlukan proses lanjutan pengolahan hasil tambang menjadi bahan

yang diinginkan. Misalnya proses di pertambangan emas, memerlukan bahan air raksa atau

mercury akan menghasilkan limbah logam berat cair penyebab keracunan syaraf dan

merupakan bahan teratogenik.

Kegiatan sektor pariwisata menimbulkan limbah melalui sarana transportasi, dengan

limbah gas buang di udara, tumpahan minyak dan oli di laut sebagai limbah perahu atau kapal

motor di kawasan wisata bahari.

E.     Toksikologi Lingkungan

Karena limbah industri pada umumnya bersifat sebagai bahan berbahaya dan beracun

(B3), maka substansi atau zat beracun di lingkungan yang sangat menjadi perhatian ialah

yang bersumber pada kegiatan manusia yang dibuang ke lingkungan sebagai limbah.

Karena kajian toksikologi adalah bahan beracun, maka obyek toksikologi lingkungan

ialah limbah kimia yang beracun, umumnya termasuk kelompok limbah bahan berbahaya dan

beracun (hazardous waste and toxic chemical).

Sedangkan yang dimaksud dengan toxicology lingkungan adalah pengetahuan yang

mempelajari efek substansi toksik (beracun) yang terdapat di lingkungan alam maupun

lingkungan binaan; mempelajari dampak atau resiko keberadaan substansi tersebut terhadap

makhluk hidup.

Didalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan B3 dapat diartikan “Semua

bahan/senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap

kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut”.

Page 12: Isi makalah amdal

12

Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik :

-          mudah meledak

-          mudah terbakar

-          bersifat reaktif

-          beracun

-          penyebab infeksi

-          bersifat korosif.

Toksikologi lingkungan menjadi sangat penting, karena kenyataannya adalah bahwa

yang paling merasakan dampak suatu kegiatan adalah manusia, bagian dari makhluk hidup.

Kata racun (toksin, toksikan) memang berhubungan dengan sistem kehidupan; sistem

biologi. Toksisitas suatu bahan kimia ditentukan dengan LD 50 atau LC 50, yaitu dosis atau

konsentrasi suatu bahan uji yang menimbulkan kematian 50 % hewan uji.

Pada manusia, sasaran toksikan pertama-tama adalah saluran pencernaan. Toksikan

yang masuk melalui makanan pertama kali di dalam mulut akan diabsorbsi atau

mengkontaminasi kelenjar ludah (saliva) yang kemudian dapat meracuni alat-alat

pencernaan, dan selanjutnya menyebar ke organ vital lainnya.

Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan

berdampak pada kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia,

misalnya meminum air yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan

ikan yang telah menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan

mangsa yang tercemar.

Page 13: Isi makalah amdal

13

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian diatas, sebagai berikut :

1.        Pembangunan yang mengandalkan teknologi dan industri dalam mempertahankan tingkat

pertumbuhan ekonomi seringkali membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup manusia.

2.        Pencemaran lingkungan akan menyebabkan menurunnya mutu lingkungan hidup, sehingga

akan mengancam kelangsungan makhluk hidup, terutama ketenangan dan ketentraman hidup

manusia.

3.        Adanya pengertian dan persepsi yang sama dalam memahami pentingnya lingkungan hidup

bagi kelangsungan hidup manusia akan dapat mengendalikan tindakan dan perilaku manusia

untuk lebih mementingkan lingkungan hidup.

4.        Kemauan untuk saling menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup merupakan

itikad yang luhur dari dalam diri manusia dalam memandang hakekat dirinya sebagai warga

dunia.

B.     Saran

Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius oleh Pemerintah Daerah

dimana wilayahnya terdapat industri. Pemerintah harus mengawasi pembuangan limbah

industri dengan sungguh-sungguh. Pelaku industri harus melakukan cara-cara pencegahan

pencemaran lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan

pencemaran, melakukan proses daur ulang dan yang terpenting harus melakukan pengolahan

limbah industri guna menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan

bahan pencemaran hingga batas yang diperbolehkan. Di samping itu perlu dilakukan

penelitian atau kajian-kajian lebih banyak lagi mengenai dampak limbah industri yang

spesifik (sesuai jenis industrinya) terhadap lingkungan serta mencari metode atau teknologi

tepat guna untuk pencegahan masalahnya.

Saran yang dapat disampaikan untuk semua pihak agar proses industrialisasi tidak

lantas menjadi penyebab kerusakan lingkungan adalah :

Page 14: Isi makalah amdal

14

1. Sebaiknya dalam mengeksploitasi sumber daya alam dan lingkungan yang dilakukan

oleh dunia industri tidak hanya bertujuan meningkatkan keuntungan ekonomi semata,

harus pula diiringi dengan kemauan untuk menyisihkan biaya bagi penelitian dan

pemeliharaan lingkungan hidup.

2. Perlu dilibatkan masyarakat dalam pengawasan pengolahan limbah buangan industri

agar lebih intens dalam menjaga mutu lingkungan hidup.

3. Upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan adalah upaya promotif,

preventif, pengobatan dan pemulihan; dengan menitik beratkan pada upaya promotif

dan preventif. Filosofi kesehatan yang menyatakan bahwa mencegah lebih mudah dan

murah dari pengobatan, sebaiknya dapat menjadi rujukan.

4. Limbah B3 sebelum dibuang ke media lingkungan seharusnya diolah / ditreatment

lebih dulu.

5. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan yang berhubungan dengan

masalah lingkungan hidup, antara lain yang mengatur bahwa limbah yang dihasilkan

oleh suatu kegiatan (misal : industri) yang dibuang ke lingkungan (udara dan perairan)

harus sesuai dengan baku mutu lingkungan baik itu baku mutu untuk udara maupun

baku mutu untuk air.

6. Maksud dan tujuan peraturan tersebut adalah sebagai upaya pencegahan agar daya

dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia

dapat dipertahankan. Biaya yang dikeluarkan dari pada untuk pengobatan atau

pemulihan kesehatan lebih baik untuk menjaga, memelihara dan melestarikan

lingkungan agar manusia dapat tetap produktif dan dapat menikmati hidupnya.

Page 15: Isi makalah amdal

15

DAFTAR PUSTAKA

Slamet Ryadi. Kesehatan Lingkungan. Karya Anda. Surabaya, 1984.

Shalahuddin Djalal Tanjung. Toksikologi Lingkungan. Pusat Studi Lingkungan Hidup. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta, 2002.