3. bab i,ii,iii makalah bioteknologi fermentasi dan tanaman transgenik

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri. Bioteknologi memiliki peranan dan manfaat besar bagi kehidupan umat manusia. Dalam bidang pertanian misalnya, dengan bioteknologi kini ketersediaan pangan menjadi lebih baik karena produktivitas tanaman menjadi lebih tinggi. Beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian misalnya dapat 1

Upload: nenden-dwi-sajati

Post on 09-Jul-2016

66 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan

makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk

hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan

jasa. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme

melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi

biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau

merekayasa gen pada organisme tersebut. Selain itu bioteknologi juga

memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar

sebagai proses industri.

Bioteknologi memiliki peranan dan manfaat besar bagi kehidupan

umat manusia. Dalam bidang pertanian misalnya, dengan bioteknologi kini

ketersediaan pangan menjadi lebih baik karena produktivitas tanaman menjadi

lebih tinggi. Beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian

misalnya dapat kita temukan pada produksi fermentasi dan tanaman transgenik.

Pemanfaatan bioteknologi untuk meningkatkan hasil pertanian pada masa

sekarang ini dilakukan secara modern, misalnya pada pemuliaan tanaman dengan

menciptakan tanaman transgenik (tanaman yang gennya telah dimodifikasi).

Fermentasi adalah suatu proses yang melibatkan aktivitas

mikroorganisme, untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Produk fermentasi

tradisional yang telah banyak dikenal diantaranya adalah tape, tempe, oncom,

kecap, asinan sayur, roti ,alkohol dan lain-lain. Fermentasi memberikan efek

1

Page 2: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

yang menguntungkan, diantaranya mengawetkan, menghilangkan bau yang tidak

diinginkan, meningkatkan daya cerna dan meningkatkan flavour.

Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau

memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk

hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan

tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang

tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme

pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman

alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk

mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga

permasalahan kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan tanaman transgenik

juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini

adalah :

1. Apa itu fermentasi ?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi ?

3. Apa saja produk-produk hasil fermentasi ?

4. Bagaimana proses pembuatan tanaman transgenik ?

5. Apa saja dampak positif dan negatif tanaman transgenik ?

2

Page 3: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Mengetahui definisi fermentasi

2. Mengetahui faktor-faktor fermentasi

3. Mengetahui produk-produk hasil fermentasi

4. Mengetahui proses pembuatan tanaman transgenik

5. Mengetahui dampak positif dan negatif tanaman transgenik

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang produk fermentasi.

2. Memberikan informasi keunggulan produk fermentasi

3. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses pembuatan tanaman

transgenik.

4. Memberikan informasi keunggulan dan kelemahan tanaman transgenik.

3

Page 4: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fermentasi2.1.1 Pengertian Fermentasi

Fermentasi adalah proses pengubahan bahan organik menjadi bentuk lain yang lebih berguna dengan bantuan mikroorganisme secara terkontrol. Mikroorganisme yang terlibat diantaranya adalah bakteri, protozoa, jamur atau fungi dan ragi(yeast).

2.1.2 Prinsip FermentasiPrinsip dari sebuah fermentasi adalah memperbanyak jumlah mikroorganisme dan menggiatkan metabolismenya dalam bahan pangan. Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan produksi maksimum dalam fermentasi harus sesuai, terutama faktor-faktor berikut ini: suhu inkubasi, pH medium, oksigen, cahaya, dan agitasi.Prinsip pengawetan dengan fermentasi didasarkan pada:

a. Menggiatkan pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme penghasil alkohol dan asam organik.

b. Menekan/mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme proteolitik dan lipolitik oleh alkohol atau asam organik yang dihasilkan dan bila populasinya sudah tinggi melalui persaingan akan zat gizi yang terdapat pada substrat (Tjahjadi, 2011).

2.1.3 Syarat-syarat FermentasiDalam fermentasi makanan tentunya membutuhkan mikroba sebagai media yang diharapkan akan menghasilkan suatu produk baru dengan nilai yang tinggi. Persiapan atau pengawetan bahan pangan dengan cara fermentasi tergantung pada produksi mikroorganisme tertentu. Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi karena fermentasi mikroba ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan, oleh karena itu dalam melakukan fermentasi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat membuat mikroba dapat bekerja dengan optimal, yaitu :1. Murni

Mikroba yang akan di biakkan harus dalam keadaan murni atau steril hal ini bertujuan untuk membantu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

2. UnggulMikroba yang digunakan haruslah memiliki sifat unggul yang berarti bahwa mikroba yang diharapkan adalah mikroba yang menguntungkan.

4

Page 5: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

3. StabilKestabilan mikroba sangatlah dibutuhkan karena jika mikroba hidup tidak stabil maka proses penanganan dan produksi akan terganggu, bisa saja dalam proses pemanfaatannya mikroba sewaktu-waktu akan mati.

4. Bukan patogenTentunya mikroba yang akan digunakan bukanlah mikroba yang bersifat pathogenic baik bagi manusia maupun hewan.

5. Mampu tumbuh cepat dalam substrat dan lingkungan yang cocok untuk memperbanyak diri.

6. Mudah dibudidayakan dalam jumlah yang besar.7. Mikroorganisme harus memiliki kemampuan untuk mengatur ketahan

fisiologi dan memiliki enzim essential yang mudah dan banyak supaya perubahan-perubahan kimia yang dikehendaki dapat terjadi.

8. Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan harus sesuai supaya produksi maksimum.Adapun syarat lainnya yang perlu diperhatikan dalam proses fermentasi

yaitu : 1. Oksigen, organisme membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan.2. Nilai pH, untuk fermentasi pH diatur dan dijaga sekitar 6 – 7.3. Suhu, suhu optimum untuk pertumbuhan mikroba sekitar 28ºC – 30ºC.4. Substrat, kebutuhan organisme akan substrat berbeda, ada yang

memerlukan substrat lengkap dan substrat sederhana.

9. Faktor-faktor yang Memengaruhi Fermentasi1. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik artinya adalah segala sesuatu yang terdapat atau melekat pada lingkungan (media) tempat tumbuh mikroba tersebut. Apabila diasumsikan media berada pada kondisi stabil dan steril, faktor intrinsik ini tidak akan berubah-ubah kondisinya.Faktor intrinsik terjadinya fermentasi; nutrient, faktor penghambat dan stimulan, aktivitas air, pH, potensial redoks.

2. Faktor EkstrinsikFaktor ekstrinsik berarti keadaan lingkungan yang dapat berubah dikarenakan entitasnya tidak melekat pada lingkungan (media) tempat tumbuh mikroba, melainkan dikarenakan kondisi di sekitar media tersebut.Faktor ektrinsik terjadinya fermentasi; kelembaban relatif, RH, temperatur, komposisi gas.

5

Page 6: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

Fermentasi bahan pangan merupakan hasil kegiatan beberapa mikroorganisme. Agar proses fermentasi dapat berjalan dengan baik, tentunya beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan dari mikroorganisme perlu pula diperhatikan. Sehingga apabila kita berbicara mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi, tentunya tidak lepas dari kegiatan mikroorganisme itu sendiri. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi proses fermentasi meliputi suhu, oksigen, air dan substrat.A. Suhu

Suhu sebagai salah satu faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi dan menentukan macam organisme yang dominan selama fermentasi. Beberapa hal sehubungan dengan suhu untuk setiap mikroorganisme dapat digolongkan sebagai berikut :- Suhu minimum, di bawah suhu itu pertumbuhan mikroorganisme

tidak terjadi lagi.- Suhu optimum, sebagai suhu yang memungkinkan pertumbuhan

mikroorganisme paling cepat.- Suhu maksimum, di atas suhu itu pertumbuhan mikroorganisme

tidak mungkin terjadi lagi.

B. OksigenUdara atau oksigen selama proses fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi.

C. SubstratSeperti halnya makhluk lain, mikroorganisme juga membutuhkan suplai makanan yang akan menjadi sumber energi, dan menyediakan unsur-unsur kimia dasar untuk pertumbuhan sel. Substrat (makanan) yang dibutuhkan oleh mikroba untuk kelangsungan hidupnya berhubungan erat dengan komposisi kimianya.Kebutuhan mikroorganisme akan substrat juga berbeda-beda. Ada yang memerlukan substrat lengkap dan ada pula yang tumbuh subur dengan substrat yang sangat sederhana. Hal itu karena beberapa mikroorganisme ada yang memiliki sistem enzim (katalis biologis) yang dapat mencerna senyawa- senyawa yang tidak dapat dilakukan oleh mikroorganisme lain. Komposisi kimia hasil

6

Page 7: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

pertanian yang terpenting adalah ptotein, karbohidrat dan lemak. Pada pH 7,0 protein mudah sekali digunakan oleh bakteri sebagai substrat. Karbohidrat seperti pektin, pati dan lainnya merupakan substrat yang baik bagi kapang dan beberapa khamir.

D. AirMikroorganisme tidak dapat tumbuh tanpa adanya air. Air dalam substrat yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dinyatakan dalam istilah water activity atau aktivitas air, yaitu perbandingan antara tekanan uap dari larutan (P) dengan tekanan uap air murni (Po) pada suhu yang sama.

3. Macam Produk Hasil Fermentasi dan Cara Pengolahan/Pengawetan

Pada Proses Fermentasi

1. Pembuatan Tape

Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung

alkohol. Makanan ini dibuat dari beras ketan ataupun singkong

dengan jamur Endomycopsis fibuligera, Rhizopus oryzae, ataupun

Saccharomyces cereviceae sebagai ragi.

2. Pembuatan Tempe

Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp.

Jamur ini akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang

sukar dicerna menjadi protein sederhana yang mudah dicerna karena

adanya perubahan-perubahan kimia pada protein, lemak, dan

karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan

dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti

diare.

7

Page 8: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

3. Pembuatan Oncom

Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan

jamur Neurospora sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna

merah atau oranye yang merupakan pewarna alami. Neurospora

dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang aktif

selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-

bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa.

Fermentasi ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan

berbagai ester yang beraroma sedap.

4. Pembuatan Kecap

Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam. Untuk

mempercepat fermentasi biasanya dicampurkan sumber karbohidrat

atau energi yang berbentuk tepung beras atau nasi, sedangkan warna

larutan kecap yang terjadi, tergantung pada waktu.

Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka

pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Fermentasi pada

proses pembuatan kecap dengan menggunakan jamur Aspergillus

wentii dan Rhizopus sp.

5. Pembuatan Asinan Sayur

Asinan sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan

fermentasi asam. Bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus sp.,

Streptococcus sp., dan Pediococcus. Mikroorganisme tersebut

mengubah zat gula yang terdapat dalam sayuran menjadi asam

laktat. Asam laktat yang terbentuk dapat membatasi pertumbuhan

mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada sayuran yang

difermentasi atau sering dikenal dengan nama ‘acar’.8

Page 9: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

6. Pembuatan Roti

Proses fermentasi roti dibantu dengan bantuan yeast atau khamir

yaitu sejenis jamur. Yeast yang ditambahkan pada adonan tepung

akan menjadikan proses fermentasi, yaitu akan menghasilkan gas

karbon dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida tersebut dapat

berguna untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan

menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut dioven

akan tampak lebih mengembang dan ukurannya membesar, hal ini

dikarenakan gas akan mengembang jika temperatur tinggi.

2.2. Tanaman Transgenik

2.2.1 Pengertian Transgenik

Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya

melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk

tujuan tertentu. Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan

pindahan gen dari organisme lain. Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis

(spesies) lain seperti bakteri, virus, hewan, atau tanaman lain.

Secara ontologi tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika

melalui transformasi gen dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang

tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang

lebih baik dari tanaman sebelumnya.

2.2.2 Pembuatan Tanaman Transgenik

Gen yang telah diidentifikasi diisolasi dan kemudian dimasukkan ke dalam sel

tanaman. Melalui suatu sistem tertentu, sel tanaman yang membawa gen

tersebut dapat dipisahkan dari sel tanaman yang tidak membawa gen.

Tanaman pembawa gen ini kemudian ditumbuhkan secara normal. Tanaman 9

Page 10: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

inilah yang disebut sebagai tanaman transgenik karena ada gen asing yang

telah dipindahkan dari makhluk hidup lain ke tanaman tersebut (Muladno,

2002).

Tanaman transgenik merupakan hasil rekayasa gen dengan cara disisipi satu

atau sejumlah gen. Gen yang dimasukkan itu disebut transgene bisa diisolasi

dari tanaman tidak sekerabat atau spesies yang lain sama sekali.

Transgene umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul

tertentu. Misal, pada proses membuat jagung Bt tahan hama, pakar

bioteknologi memanfaatkan gen bakteri tanah Bacillus thuringiensis (Bt)

penghasil racun yang mematikan bagi hama tertentu. Gen Bt ini disisipkan ke

rangkaian gen tanaman jagung. Sehingga tanaman resipien (jagung) juga

mewarisi sifat toksis bagi hama. Ulat atau hama penggerek jagung Bt akan

mati.

2.2.3 Proses Transgenik

Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah transformasi

dilakukan, yaitu:

1. Sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti transformasi gagal.

2. Sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal.

3. Sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa fragmen sisipan atau

gen yang diinginkan.

Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua dilihat

perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang memperlihatkan

dua sifat marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan kedualah

yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan antara kemungkinan kedua dan

ketiga dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang

hanya memperlihatkan salah satu sifat di antara kedua marker vektor, maka

dapat dipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang terjadi.

10

Page 11: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan dilakukan

dengan mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen pelacak (probe),

yang pembuatannya dilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksi

polimerisasi berantai atau polymerase chain reaction (PCR).

Koloni-koloni sel rekombinan ditransfer ke membran nilon, dilisis agar isi

selnya keluar, dibersihkan protein dan remukan sel lainnya hingga tinggal

tersisa DNAnya saja. Selanjutnya, dilakukan fiksasi DNA dan perendaman di

dalam larutan pelacak. Posisi-posisi DNA yang terhibridisasi oleh fragmen

pelacak dicocokkan dengan posisi koloni pada kultur awal (master plate).

Dengan demikian, kita bisa menentukan koloni-koloni sel rekombinan yang

membawa fragmen yang diinginkan.

Susunan materil genetic diubah dengan jalan menyisipkan gen baru yang

unggul ke dalam kromosomnya.Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih

dibanding tanaman konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama,

tahan cuaca, umur pendek, dll; sehingga penanaman komoditas tersebut dapat

memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat devisa akibat

penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta tanaman

transgenik produksi lebih baik.

Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman; yaitu

memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan

terhadap cekaman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan;

sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman

konvensional, serta bukan hal baru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak

disadari oleh masyarakat.

2.2.4 Tujuan Transgenik

Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan organisme baru yang

memiliki sifat lebih baik. Hasilnya saat ini sudah banyak jenis tanaman

transgenik, misalnya jagung, kentang, kacang, kedelai, dan kapas. 11

Page 12: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

Keunggulan dari tanaman transgenik tersebut umumnya adalah tahan terhadap

serangan hama.

Rekayasa genetika seperti dalam pembuatan transgenik dilakukan untuk

kesejahteraan manusia. Akan tetapi, terkadang muncul dampak yang tidak

diinginkan, yaitu dampak negatif dan positifnya sebagai berikut.

2.2.5 Pemanfaatan Organisme Transgenik dan Produk yang Dihasilkannya

Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika telah melahirkan revolusi

baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia, yang dikenal sebagai revolusi

gen. Produk teknologi tersebut berupa organisme transgenik atau organisme

hasil modifikasi genetik (OHMG), yang dalam bahasa Inggris disebut dengan

genetically modified organism (GMO). Namun, sering kali pula aplikasi

teknologi DNA rekombinan bukan berupa pemanfaatan langsung organisme

transgeniknya, melainkan produk yang dihasilkan oleh organisme transgenik.

Dewasa ini cukup banyak organisme transgenik atau pun produknya yang

dikenal oleh kalangan masyarakat luas. Beberapa di antaranya bahkan telah

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Berikut ini akan

dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan organisme transgenik dan produk

yang dihasilkannya dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

Adapun Dalam Bidang Pertanian, aplikasi teknologi DNA rekombinan di

bidang pertanian berkembang pesat dengan dimungkinkannya transfer gen

asing ke dalam tanaman dengan bantuan bakteri Agrobacterium tumefaciens.

Melalui cara ini telah berhasil diperoleh sejumlah tanaman transgenik seperti

tomat dan tembakau dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya perlambatan

kematangan buah dan resistensi terhadap hama dan penyakit tertentu. Pada

tahun 1996 luas areal untuk tanaman transgenik di seluruh dunia telah

mencapai 1,7 ha, dan tiga tahun kemudian meningkat menjadi hampir 40 juta

ha. Negara- negara yang melakukan penanaman tersebut antara lain Amerika

Serikat (28,7 juta ha), Argentina (6,7 juta ha), Kanada (4 juta ha), Cina (0,3 12

Page 13: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

juta ha), Australia (0,1 juta ha), dan Afrika Selatan (0,1 juta ha). Indonesia

sendiri pada tahun 1999 telah mengimpor produk pertanian tanaman pangan

transgenik berupa kedelai sebanyak 1,09 juta ton, bungkil kedelai 780.000

ton, dan jagung 687.000 ton. Pengembangan tanaman transgenik di Indonesia

meliputi jagung (Jawa Tengah), kapas (Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan),

kedelai, kentang, dan padi (Jawa Tengah). Sementara itu, tanaman transgenik

lainnya yang masih dalam tahap penelitian di Indonesia adalah kacang tanah,

kakao, tebu, tembakau, dan ubi jalar.

2.2.6 Dampak Positif Dan Negatif Rekayasa Genetik Transgenik

1. Dampak Positif Transgenik

Rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebih banyak dari sumber

yang lebih sedikit. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi

lingkungan ekstrem akan memperluas daerah pertanian dan mengurangi

bahaya kelaparan. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan

menyehatkan.

2. Dampak Negatif Transgenik

Adapun dampak negatif dari rekayasa transgenik dapat dilihat dari

berbagai macamaspek, yaitu :

a. Aspek Ekonomi

Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah

memberikan ancaman persaingan serius terhadap komoditas serupa

yang dihasilkan secara konvensional. Penggunaan tebu transgenik

mampu menghasilkan gula dengan derajad kemanisan jauh lebih tinggi

daripada gula dari tebu atau bit biasa. Hal ini jelas menimbulkan

kekhawatiran bagi masa depan pabrik-pabrik gula yang menggunakan

bahan alami. Begitu juga, produksi minyak goreng canola dari

tanaman rapeseeds transgenik dapat berpuluh kali lipat bila 13

Page 14: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

dibandingkan dengan produksi dari kelapa atau kelapa sawit sehingga

mengancam eksistensi industri minyak goreng konvensional.

b. Potensi pergeseran gen

Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga

Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat

mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya cacing

tanah. Tanaman tomat transgenik ini dikatakan telah mengalami

pergeseran gen karena semula hanya mematikan Lepidoptera tetapi

kemudian dapat juga mematikan organisme lainnya. Pergeseran gen

pada tanaman tomat transgenik semacam ini dapat mengakibatkan

perubahan struktur dan tekstur tanah di areal pertanamannya.

c. Potensi pergeseran ekologi

Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi.

Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam

atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa atau lignin, setelah

direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor lingkungan

tersebut. Pergeseran ekologi organisme transgenik dapat menimbulkan

gangguan lingkungan yang dikenal sebagai gangguan adaptasi.

d. Potensi mudah diserang penyakit

Tanaman transgenik di alam pada umumnya mengalami kekalahan

kompetisi dengan gulma liar yang memang telah lama beradaptasi

terhadap berbagai kondisi lingkungan yang buruk. Hal ini

mengakibatkan tanaman transgenik berpotensi mudah diserang

penyakit dan lebih disukai oleh serangga.

Sebagai contoh, penggunaan tanaman transgenik yang resisten

terhadap herbisida akan mengakibatkan peningkatan kadar gula di 14

Page 15: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

dalam akar. Akibatnya, akan makin banyak cendawan dan bakteri

yang datang menyerang akar tanaman tersebut. Dengan perkataan lain,

terjadi peningkatan jumlah dan jenis mikroorganisme yang menyerang

tanaman transgenik tahan herbisida. Jadi, tanaman transgenik tahan

herbisida justru memerlukan penggunaan pestisida yang lebih banyak,

yang dengan sendirinya akan menimbulkan masalah tersendiri bagi

lingkungan.

15

Page 16: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

BAB III

KESIMPULAN

3.1. KESIMPULAN

Dari uraian yang telah kami sajikan dapat kami simpulkan bahwa :

1. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan

anaerobik (tanpa oksigen).

2. Beberapa produk makanan yang merupakan hasil dari proses fermentasi

adalah tape,tempe,oncom,kecap,asinan sayur,roti.

3. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebih banyak dari sumber

yang lebih sedikit.

4. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan

memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.

16

Page 17: 3. BAB I,II,III MAKALAH BIOTEKNOLOGI FERMENTASI DAN TANAMAN TRANSGENIK

DAFTAR PUSTAKA

Lindung. 2013. Tanaman Transgenik. Laporan Bacaan. Widyaiswara Balai Pelatihan

Pertanian Jambi.

Muladno, MSA. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor. Pustaka

Wirausaha Muda.

Siregar, Edi Batara Mulya dan Emmy Harso Khardinata. 2005. Rekayasa Genetika.

Jurnal. USU.

Tjahjadi, C., dan Martha, H. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas

Padjajaran, Jatinangor.

17