2.1. kajian pustaka individu yang masih bergantung pada...

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Family Centered Care Dalam paradigma keperawatan anak, anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan untuk memenuhi kebutuhan individualnya. Lingkungan yang mendukung tersebut salah satunya adalah keluarga (Supartini, 2004). Sebagai suatu sistem, keluarga dipandang sebagai sistem yang berinteraksi secara berkelanjutan. Interaksi merupakan hal penting dalam keluarga sehingga perubahan pada salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Jenis interaksi yang digunakan dalam keluarga akan dapat menyebabkan disfungsi. Jenis interaksi yang tertutup terhadap informasi dari lingkungan luar dan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada dapat menyebabkan gangguan dalam sistem keluarga. Oleh karena itu, penerapan asuhan keperawatan turut berfokus pada keluarga dalam hal ini perawat harus mengenal hubungan dalam keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keluarga beradaptasi dengan perubahan yang terjadi (Wong 2008, Friedman 1998).

Upload: dinhmien

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Pengertian Family Centered Care

Dalam paradigma keperawatan anak, anak merupakan

individu yang masih bergantung pada lingkungan untuk memenuhi

kebutuhan individualnya. Lingkungan yang mendukung tersebut

salah satunya adalah keluarga (Supartini, 2004). Sebagai suatu

sistem, keluarga dipandang sebagai sistem yang berinteraksi

secara berkelanjutan. Interaksi merupakan hal penting dalam

keluarga sehingga perubahan pada salah satu anggota keluarga

dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Jenis interaksi

yang digunakan dalam keluarga akan dapat menyebabkan

disfungsi. Jenis interaksi yang tertutup terhadap informasi dari

lingkungan luar dan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan

yang ada dapat menyebabkan gangguan dalam sistem keluarga.

Oleh karena itu, penerapan asuhan keperawatan turut berfokus

pada keluarga dalam hal ini perawat harus mengenal hubungan

dalam keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan

keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keluarga

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi (Wong 2008, Friedman

1998).

Page 2: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

Menurut Wong (2008), perubahan dalam anggota keluarga

yang bisa mempengaruhi anggota keluarga yang lain adalah stres.

Misalnya, anak yang mengalami sakit. Kondisi sakit, membuat

perubahan dalam keluarga. Dalam hal ini, fokus interaksi keluarga

adalah pada anak yang sakit sedangkan kebutuhan interaksi

dengan anggota atau lingkungan yang lain menjadi berkurang.

Stres dalam keluarga dapat diminimalkan dengan cara melibatkan

keluarga dalam perawatan anak. Keterlibatan keluarga dalam

perawatan anak diterapkan dalam asuhan keperawatan yang

dikenal dengan konsep Family Centered Care (perawatan yang

berfokus pada keluarga).

Menurut Hanson dalam Supartini (2004), konsep Family

Centered Care diawali pada abad ke 19. Pada saat itu, perawatan

isolasi sedang berkembang untuk perawatan penyakit menular.

Orangtua dengan anak yang menjalani perawatan karena penyakit

menular, tidak diijinkan untuk mengunjungi anak dan membawa

barang–barang atau mainan ke rumah sakit. Berdasarkan hasil

penelitian pada tahun 1940, tindakan isolasi ini ternyata

menimbulkan stres pada anak. Stres dan gelisah yang dialami anak

tersebut turut membuat orangtua merasa stres. Oleh karena itu,

orientasi asuhan keperawatan anak berubah dari perawatan isolasi

menjadi rooming in, yaitu orangtua dapat mendampingi anak

selama perawatan di rumah sakit.

Page 3: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

Family Centered Care didefinisikan menurut Hanson (1997,

dalam Dunst dan Trivette, 2009), sebagai suatu pendekatan

inovatif dalam merencanakan, melakukan dan mengevaluasi

tindakan keperawatan yang diberikan kepada anak didasarkan

pada manfaat hubungan antara perawat dan keluarga yaitu orang

tua.

Menurut Stower (1992, dalam Hutchfield, 1999), Family

Centered Care merupakan suatu pendekatan yang holistik.

Pendekatan Family Centered Care tidak hanya memfokuskan

asuhan keperawatan kepada anak sebagai klien atau individu

dengan kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual

(biopsikospiritual) tetapi juga melibatkan keluarga sebagai bagian

yang konstan dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak.

Pendapat Stower (1992), didukung oleh Gill (1993, dalam

Hutchfield, 1999) yang menyebutkan bahwa Family Centered Care

merupakan kolaborasi bersama antara orangtua dan tenaga

profesional. Kolaborasi orangtua dan tenaga profesional dalam

bentuk mendukung keluarga terutama dalam aturan perawatan

yang mereka lakukan merupakan filosofi Family Centered Care.

Kemudian, secara lebih spesifik dijelaskan bahwa filosofi Family

Centered Care yang dimaksudkan merupakan dasar pemikiran

dalam keperawatan anak yang digunakan untuk memberikan

asuhan keperawatan kepada anak dengan melibatkan keluarga

Page 4: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

sebagai fokus utama perawatan. Kutipan definisi dari para ahli di

atas memberikan gagasan bahwa dalam penerapan Family

Centered Care sebagai suatu pendekatan holistik dan filosofi dalam

keperawatan anak, perawat sebagai tenaga profesional perlu

melibatkan orangtua dalam perawatan anak. Adapun peran perawat

dalam menerapkan Family Centered Care adalah sebagai mitra dan

fasilitator dalam perawatan anak di rumah sakit.

Tujuan penerapan konsep Family Centered Care dalam

perawatan anak, menurut Brunner dan Suddarth (1986 dalam

Hutchfield, 1999) adalah memberikan kesempatan bagi orangtua

untuk merawat anak mereka selama proses hospitalisasi dengan

pengawasan dari perawat sesuai aturan yang berlaku.

Selain pendapat diatas, DePompei dan Ahmann (1994

dalam Hutchfield, 1999), menyebutkan bahwa Family Centered

Care bertujuan untuk mengatur keluarga sebagai pusat dari

kehidupan anak melalui keterlibatan mereka dalam proses

perawatan dan membentuk suatu hubungan kerjasama yang

mendukung antara perawat dan keluarga sebagai pemberi

perawatan bagi anak

Selain itu, Family Centered Care juga bertujuan untuk

meminimalkan trauma selama perawatan anak di rumah sakit dan

meningkatkan kemandirian sehingga peningkatan kualitas hidup

dapat tercapai (Robbins, 1991 dalam Hutchfield 1999).

Page 5: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

2.1.2. Elemen Family Centered Care

Menurut Shelton (1987:1-79), terdapat beberapa elemen

dasar Family Centered Care, yaitu :

1. Perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian yang

konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem layanan

dan anggota dalam sistem tersebut berfluktuasi.

Kesadaran perawat bahwa keluarga adalah bagian yang

konstan, merupakan hal yang penting. Fungsi perawat

sebagai motivator yang menghargai dan menghormati peran

keluarga dalam merawat anak serta bertanggung jawab

penuh dalam mengelola kesehatan anak. Selain itu, perawat

mendukung perkembangan sosial dan emosional, serta

memenuhi kebutuhan anak dalam keluarga. Oleh karena itu,

dalam menjalankan sistem perawatan kesehatan, keluarga

dilibatkan dalam membuat keputusan, mengasuh, mendidik

dan melakukan pembelaan terhadap hak anak-anak mereka

selama menjalani masa perawatan. Keputusan keluarga

dalam perawatan anak merupakan suatu pertimbangan

yang utama karena keputusan ini didasarkan pada

mekanisme koping dan kebutuhan yang ada dalam

keluarga. Dalam pembuatan keputusan, perawat

memberikan saran yang sesuai namun keluarga tetap

Page 6: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

berhak memutuskan layanan yang ingin didapatkannya.

Beberapa hal yang diterapkan untuk menghargai dan

mendukung individualitas dan kekuatan yang dimiliki dalam

suatu keluarga :

a. Kunjungan yang dibuat di rumah keluarga atau di

tempat lain dengan waktu dan lokasi yang disepakati

bersama keluarga

b. Perawat mengkaji keluarga berdasarkan kebutuhan

keluarga

c. Orangtua adalah bagian dari keluarga yang menjadi

fokus utama dari perawatan yang akan diberikan.

Mereka turut merencanakan perawatan dan peran

mereka dalam perawatan anak.

d. Perencanaan perawatan yang diberikan bersifat

komprehensif dan perawat memberikan semua

perawatan yang dibutuhkan misalnya perawatan pada

anak, dukungan kepada orangtua, bantuan keuangan,

hiburan dan dukungan emosional.

2. Memfasilitasi kerjasama antara keluarga dan perawat di

semua tingkat pelayanan kesehatan, merawat anak secara

individual, pengembangan program, pelaksanaan dan

evaluasi serta pembentukan kebijakan.

Page 7: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

Hal ini ditunjukan ketika :

a. Kolaborasi untuk memberikan perawatan kepada anak

Peran kerjasama antara orangtua dan tenaga

profesional sangat penting dan vital. Keluarga bukan

sekedar sebagai pendamping, tetapi terlibat di dalam

pemberi pelayanan kesehatan kepada anak mereka.

Tenaga profesional memberikan pelayanan sesuai

dengan keahlian dan ilmu yang mereka peroleh

sedangkan orangtua berkontribusi dengan memberikan

informasi tentang anak mereka. Dalam kerjasama

orangtua dan tenaga profesional, orangtua bisa

memberikan masukan untuk perawatan anak mereka.

Tapi, tidak semua tenaga profesional dapat menerima

masukan yang diberikan. Beberapa disebabkan karena

kurangnya pengalaman tenaga profesional dalam

melakukan kerjasama dengan orangtua.

b. Kerjasama dalam mengembangkan masyarakat dan

pelayanan rumah sakit

Pada tahap ini, anak–anak dengan kebutuhan khusus

merasakan manfaat dari kemampuan orangtua dan

perawat dalam mengembangkan, melaksanakan dan

mengevaluasi program. Hal yang harus diutamakan

pada tahap ini adalah kolaborasi dengan bidang yang

Page 8: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

lain untuk menunjang proses perawatan. Family

Centered Care memberikan kesempatan kepada

orangtua dan tenaga profesional untuk berkontribusi

melalui pengetahuan dan pengalaman yang mereka

miliki untuk mengembangkan perawatan terhadap anak

di rumah sakit. Pengalaman dalam merawat anak

membuat orangtua dapat memberikan perspektif yang

penting, berkaitan dengan perawatan anak serta cara

perawat untuk menerima dan mendukung keluarga.

c. Kolaborasi dalam tahap kebijakan

Family Centered Care dapat tercapai melalui kolaborasi

orangtua dan tenaga profesional dalam tahap kebijakan.

Kolaborasi ini memberikan manfaat kepada orangtua,

anak dan tenaga profesional. Orangtua bisa menghargai

kemampuan yang mereka miliki dengan memberikan

pengetahuan mereka tentang sistem pelayanan

kesehatan serta kompetensi mereka. Keterlibatan

mereka dalam membuat keputusan menambahkan

kualitas pelayanan kesehatan.

Orangtua dapat melakukan peran mereka sebagai role

model kepada anak–anak. Peran orangtua dengan

mengambil bagian dalam hubungan kolaborasi dengan

tenaga profesional, memberikan kesempatan kepada

Page 9: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

orangtua untuk menjalankan peraturan dalam

kehidupan anak mereka.

Kolaborasi yang harus dilakukan oleh perawat dengan

keluarga dalam berbagai tingkat pelayanan baik di

rumah sakit maupun masyarakat dapat dilakukan

dengan beberapa cara :

a. Kemampuan bekerjasama

b. Kesempatan berinteraksi

c. Penilaian kepribadian

d. Perencanaan perawatan untuk setiap anak

e. Pengembangan masyarakat dan pelayanan di rumah

sakit

3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis, budaya dan sosial

ekonomi dalam keluarga.

Tujuannya adalah untuk menunjang keberhasilan perawatan

anak mereka di rumah sakit dengan mempertimbangkan

tingkat perkembangan anak dan diagnosa medis. Hal ini

akan menjadii sulit apabila program perawatan yang

diterapkan bertentangan dengan nilai–nilai yang dianut

dalam keluarga.

4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta

memperhatikan perbedaan mekanisme koping dalam

keluarga.

Page 10: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

Elemen ini mewujudkan dua konsep yang seimbang.

Pertama, Family Centered Care harus menggambarkan

keseimbangan antara anak dan keluarga. Hal Ini berarti

dalam menemukan masalah pada anak, maka kelebihan

dari anak dan keluarga harus dipertimbangan dengan baik.

Kedua, menghargai dan menghormati mekanisme koping

dan individualitas yang dimiliki oleh anak maupun keluarga

dalam kehidupan mereka.

Terkadang pengkajian dan intervensi keperawatan hanya

berfokus pada masalah kesehatan dan perkembangan anak

serta mengesampingkan kelebihan yang dimiliki oleh anak

sehingga menimbulkan ketidakakuratan keadaan. Orangtua

dan perawat memiliki peran penting untuk menemukan

kekuatan yang dimiliki anak. Pendekatan ini dapat membuat

perbedaan yang positif dalam interaksi antara perawat dan

orangtua terutama orangtua dan anak. Kesadaran terhadap

kekuatan yang dimiliki anak dan orangtua merupakan suatu

langkah yang penting dalam mengatur kepribadian dan

penghargaan mereka terhadap mekanisme koping.

5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada

orangtua secara berkelanjutan dengan dukungan penuh.

Memberikan informasi kepada orangtua bertujuan untuk

mengurangi kecemasan yang dirasakan orangtua terhadap

Page 11: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

perawatan anak mereka. Selain itu, dengan memberikan

informasi orangtua akan merasa menjadi bagian yang

penting dalam perawatan anak. Ketersediaan informasi tidak

hanya memiliki pengaruh emosional, melainkan hal ini

merupakan faktor kritikal dalam melibatkan partisipasi

orangtua secara penuh dalam proses membuat keputusan

terutama untuk setiap tindakan medis dalam perawatan

anak mereka.

6. Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling

mendukung.

Pada bagian ini, Shelton menjelaskan bahwa dukungan lain

yang dapat diberikan kepada keluarga adalah dukungan

antar keluarga. Elemen ini awalnya diterapkan kepada

perawatan anak–anak dengan kebutuhan khusus misalnya

down syndrome atau autisme. Perawat ataupun tenaga

profesional yang lain memfasilitasi keluarga untuk

mendapatkan dukungan dari keluarga yang lain yang juga

memiliki masalah yang sama mengenai anak mereka.

Dukungan antara keluarga ini berfungsi untuk :

a. Saling memberikan dukungan dan menjalin hubungan

persahabatan

b. Bertukar informasi mengenai kondisi dan perawatan

anak

Page 12: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

c. Memanfaatkan dan meningkatkan sistem pelayanan

yang ada untuk kebutuhan perawatan anak mereka.

Dukungan antar keluarga ini kemudian dimanfaatkan juga

untuk perawatan anak dengan kondisi akut atau kronis di

rumah sakit. Selain itu, perawat tidak hanya menggunakan

ilmu yang mereka miliki untuk memberikan dukungan tetapi

pengalaman mereka dalam melakukan perawatan pada

anak dan keluarga yang lain juga menjadi pembelajaran

klinik yang dapat digunakan untuk memberikan dukungan

kepada keluarga dan anak.

7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap

perkembangan bayi, anak-anak, remaja dan keluarga

mereka ke dalam sistem perawatan kesehatan.

Pemahaman dan penerapan setiap kebutuhan dalam

perkembangan anak mendukung perawat untuk

menerapkan pendekatan yang komprehensif terhadap anak

dan keluarga agar mereka mampu melewati setiap tahap

perkembangan dengan baik.

8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program–

program yang memberikan dukungan emosional dan

keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Dukungan kepada keluarga bervariasi dan berubah setiap

waktu sesuai dengan kebutuhan keluarga tersebut. Jenis

Page 13: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

dukungan yang diberikan misalnya mendukung keluarga

untuk memenuhi waktu istirahat mereka, pelayanan

homecare, pelayanan konseling, promosi kesehatan,

program bermain, serta koordinasi layanan kesehatan yang

baik untuk membantu keluarga memanfaatkan layanan

kesehatan yang ada untuk menunjang kebutuhan layanan

kesehatan secara finansial. Dukungan yang baik dapat

membantu menurunkan stres yang dialami oleh keluarga

karena ketidakseimbangan tuntutan keadaan kondisi

dengan ketersediaan tenaga yang dimiliki oleh keluarga saat

mendampingi anak di rumah sakit. Oleh karena itu perawat

harus kritis dalam mengkaji kebutuhan keluarga sehingga

dukungan dapat diberikan dengan tepat termasuk

mempertimbangan kebijakan yang berlaku baik di rumah

sakit maupun di lingkungan untuk menunjang dukungan

yang akan diberikan kepada keluarga.

9. Merancang sistem perawatan kesehatan yang fleksibel,

dapat dijangkau dengan mudah dan responsif terhadap

kebutuhan keluarga yang teridentifikasi.

Sistem pelayanan kesehatan yang fleksibel didasarkan pada

pemahaman bahwa setiap anak memiliki kebutuhan

terhadap layanan kesehatan yang berbeda maka layanan

kesehatan yang ada harus menyesuaikan dengan

Page 14: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

kebutuhan dan kelebihan yang dimiliki oleh anak dan

keluarga. Oleh karena itu, tidak hanya satu intervensi

kesehatan untuk semua anak tetapi lebih dari satu intervensi

yang berbeda untuk setiap anak.

Selain layanan kesehatan yang fleksibel, dalam Family

Centered Care juga mendukung agar layanan kesehatan mudah

diakses oleh anak dan keluarga misalnya sistem pembayaran

layanan kesehatan yang dipakai selama anak menjalani perawatan

di rumah sakit baik menggunakan asuransi atau jaminan kesehatan

pemerintah dan swasta, konsultasi kesehatan, prosedur

pemeriksaan dan pembedahan, layanan selama anak menjalani

rawat inap di rumah sakit dan sebagainya. Oleh karena itu, perawat

harus mengkaji kebutuhan anak atau keluarga terhadap akses

layanan kesehatan yang dibutuhkan lalu melakukan intervensi

sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarga. Apabila layanan

kesehatan yang dirancangkan fleksibel dan dapat diakses oleh

anak dan keluarga maka layanan kesehatan tersebut akan lebih

responsif karena memprioritaskan kebutuhan anak dan keluarga.

Hutchfield (1999), menyatakan bahwa dalam Family

Centered Care terdapat hirarki. Hirarki ini merupakan proses antara

orangtua dan perawat dalam membangun hubungan kerjasama

dalam perawatan anak. Pada setiap tahap, dibahas beberapa

aspek yang ditingkatkan oleh orangtua dan perawat agar mencapai

Page 15: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

hubungan kerjasama yang baik untuk menunjang perawatan anak

di rumah sakit. Aspek tersebut adalah status hubungan orangtua

dan keluarga, komunikasi, peran perawat dan peran orangtua.

Hirarki Family Centered Care terdiri dari 4 tahap yaitu :

a. Keterlibatan orangtua

Pada tahap ini, orangtua dan perawat untuk pertama kalinya

melakukan interaksi. Perawat berperan penuh dalam memberikan

asuhan keperawatan dan bertindak sebagai pemimpin dalam

memberikan perawatan dan orangtua dilibatkan dalam perawatan

ini. Sedangkan orangtua dan keluarga harus menghargai kehidupan

anak yang konstan, menghargai pengetahuan yang dimiliki oleh

anak dan menerima perbedaan yang ada dalam diri anak.

Tahap keterlibatan orangtua ini merupakan tahap paling

awal, oleh karena itu komunikasi dan penyampaian informasi dari

perawat mengenai perawatan anak dan dari orangtua kepada

perawat mengenai informasi yang berkaitan dengan kehidupan

anak harus dilakukan dengan saling terbuka dan jujur sehingga

terjalin rasa saling percaya.

Peran orangtua adalah mendukung anak secara emosional

dan sebagai advokator bagi anak. Sedangkan peran perawat

adalah melakukan proses keperawatan, menolong keluarga untuk

memaksimalkan kehidupan normal mereka serta sebagai advokator

bagi keluarga.

Page 16: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

b. Partisipasi orangtua

Pada tahap ini ditandai dengan telah terbinanya hubungan

kerjasama antara orangtua dan perawat. Anggota keluarga yang

lain dapat dilibatkan dalam hubungan ini. Peran orangtua adalah

berpartisipasi dalam asuhan keperawatan saat diminta oleh

perawat maupun saat dibutuhkan oleh anak. Partisipasi orangtua

dalam perawatan anak dirundingkan bersama dan orangtua

berpartisipasi secara sukarela. Sedangkan perawat

bertanggungjawab terhadap semua bentuk perawatan yang

diberikan oleh orangtua maupun yang diberikan oleh perawat

sendiri serta memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan

orangtua dan anak.

Komunikasi pada tahap ini adalah orangtua dan perawat

saling memberikan informasi mengenai kondisi anak. Orangtua

memberikan informasi mengenai kebiasaan dan tingkah laku anak

selama di rumah untuk membantu perawat saat merencanakan dan

melakukan intervensi keperawatan sedangkan perawat

memberikan informasi mengenai segala bentuk perawatan yang

diberikan dan perkembangan kondisi anak selama perawatan.

c. Kerjasama dengan orangtua

Status hubungan orangtua dan perawat sama yaitu sebagai

pemberi perawatan dengan memperhatikan kesejahteraan keluarga

misalnya perawat harus menyadari bahwa kondisi sakit yang

Page 17: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

dialami oleh anak tidak hanya menjadi perhatian orangtua. Oleh

karena itu, komunikasi antara perawat dan orangtua pada tahap ini

adalah merundingkan peran orangtua dan perawat dalam

memberikan perawatan serta mengidentifikasi kebutuhan orangtua

terhadap dukungan baik psikis maupun fisik misalnya perawat

memastikan orangtua mendapatkan istirahat yang cukup dalam

masa perawatan anak dan dan memberdayakan orangtua untuk

memberikan perawatan kepada anak. Pada tahap ini, orangtua

berperan sebagai pemberi asuhan yang utama. Oleh karena itu,

orangtua juga memiliki wewenang untuk memberikan perawatan

kepada anak sedangkan perawat berperan sebagai pendorong,

penasihat dan fasilitator.

d. Family Centered Care

Hubungan yang terjalin pada tahap ini adalah perawat dan

orangtua saling menghormati peran masing–masing dan melibatkan

anggota keluarga dalam perawatan anak. Orangtua menghargai

peran perawat sebagai konselor atau konsultan sedangkan perawat

menyadari bahwa orangtua mampu merawat anak mereka dalam

semua aspek. Oleh karena itu, perawat mengkomunikasikan setiap

keputusan yang akan diambil mengenai perawatan anak dengan

orangtua.

Page 18: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

2.2. Hospitalisasi pada anak

2.2.1. Pengertian Hospitalisasi

Menurut Soetjiningsih (1995), kebutuhan dasar seorang

anak yang harus terpenuhi untuk menunjang tumbuh dan

kembangnya adalah perawatan kesehatan dasar salah satunya

perawatan saat sakit. Keadaan sehat sebagai perwujudan

perawatan kesehatan adalah sebab langsung yang berpengaruh

terhadap tumbuh dan kembang anak. Oleh karena itu, saat pertama

kali anak menjalani perawatan di rumah sakit perawat melakukan

pengkajian berdasarkan hasil anamnesa dengan orangtua dan

pemeriksaan fisik untuk memperoleh informasi mengenai tumbuh

dan kembang anak.

Menurut Potter & Perry (2005) tumbuh dan kembang anak

dipengaruhi oleh faktor bawaan (internal) dan faktor lingkungan.

Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya

pertumbuhan dan perkembangan yang baik sedangkan lingkungan

yang buruk akan menghambatnya. Rumah sakit sebagai lingkungan

asing bagi seorang anak dengan pengalaman pertamanya untuk

menjalani perawatan di rumah sakit, dapat menyebabkan gangguan

yang menghambat perkembangan anak. Proses perawatan yang

mengharuskan anak untuk tinggal dalam kurun waktu tertentu di

rumah sakit baik terencana ataupun darurat disebut hospitalisasi.

Hospitalisasi bisa menimbulkan efek yang tidak menyenangkan

Page 19: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

bagi anak karena pada saat menjalani hospitalisasi anak akan

berada di lingkungan yang asing bagi dirinya yakni rumah sakit dan

mengharuskan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut

padahal kondisi anak sedang tidak dalam keadaan sehat. Selain

harus beradaptasi, anak juga harus menjalani prosedur perawatan

yang menimbulkan rasa nyeri, perpisahan dengan keluarga, teman

dan rutinitas sehingga menimbulkan rasa cemas pada dalam diri

mereka.

Bagian penting yang harus dilakukan untuk mempersiapkan

orangtua dan anak dalam menjalani hospitalisasi dilakukan melalui

pendidikan kesehatan. Oleh karena itu, orangtua dituntut untuk

berpartisipasi aktif dalam perawatan anak di rumah sakit, tidak

hanya sekedar sebagai pengunjung sehingga kerjasama antara

orangtua dan perawat dapat memberikan kontribusi yang positif

selama anak menjalani hospitalisasi (Supartini, 2004).

2.2.2. Hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3–6 tahun)

Wong (2008), menyatakan bahwa pengalaman stres yang

paling dirasakan adalah pada usia prasekolah yaitu pada saat

pertama kali masuk sekolah dan rumah sakit. pada saat sakit dan

mengharuskan anak untuk hospitalisasi, maka anak dapat

mengalami stres yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

Page 20: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

a. Perpisahan

Pada masa usia Prasekolah (3-6 tahun), anak merasa

perawatan di rumah sakit sebagai pemaksaan untuk

perpisahan dengan lingkungan rumah, permainan dan

teman–temannya. Reaksi perpisahan yang ditunjukan pada

anak usia sekolah adalah menolak makan, sering bertanya,

menangis walaupun secara perlahan, dan tidak kooperatif

terhadap perawat atau tenaga kesehatan yang lain.

b. Kehilangan kendali atau kontrol diri

Perawatan terhadap anak di rumah sakit juga membuat

anak kehilangan kontrol terhadap dirinya karena anak harus

istirahat dan menjalani prosedur tindakan medis yang

membatasi gerakan motoriknya. Padahal pada usia ini,

terjadi peningkatan pada perkembangan motorik kasar dan

halus. Anak usia prasekolah melakukan aktivitas fisik

dengan baik seperti berlari, berjalan naik atau turun dengan

mudah, melompat, melempar atau menangkap bola.

Peningkatan keterampilan motorik halus diinterpretasikan

dengan menggambar bentuk–bentuk misalnya lingkaran,

kotak, silang dan segitiga. Keterampilan ini sebagai awal

untuk anak prasekolah memerlukan kesempatan belajar dan

latihan Keterampilan fisik. Keterbatasan terhadap

aktivitasnya ini membuat anak berpersepsi bahwa dirinya

Page 21: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

dirawat di rumah sakit sebagai hukuman sehingga anak

merasa malu, bersalah atau takut. Persepsi anak ini

disebabkan mereka memandang semua pengalaman dari

sudut pandang mereka sendiri karena pada usia prasekolah

anak mengembangkan sikap egosentris dan kemampuan

berpikir anak yang bersifat magis yang membatasi

kemampuan mereka untuk memahami lingkungan secara

logis. Oleh karena itu, tindakan keperawatan harus

memberikan kesempatan kepada anak untuk

memaksimalkan kegiatan motorik dengan kondisi sakit

tersebut, misalnya melalui kegiatan bermain.

c. Cedera tubuh dan nyeri

Ketakutan anak terhadap perlukaan muncul karena anak

menganggap tindakan dan prosedurnya mengancam

integritas tubuhnya. Ketakutan ini membuat anak bereaksi

agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan

mengucapkan kata–kata marah, tidak mau bekerja sama

dengan perawat, dan ketergantungan pada orangtua.

Ditinjau dari perkembangan psikososial anak usia

prasekolah terutama selama perawatan di rumah sakit, anak

usia prasekolah mungkin kembali bergantung kepada

orangtua seperti pada masa perkembangan infant misalnya

Page 22: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

mengompol dan mengisap jari atau meminta disuapi dan

dipeluk oleh orangtua.

Pada usia prasekolah, terdapat ketakutan yang paling besar

terhadap sesuatu yang membahayakan tubuh misalnya tindakan

perawatan yang dilakukan oleh perawat. Sekalipun mereka

bersedia untuk menjalani tindakan keperawatan, mereka tetap

merasakan ketakutan. Persepsi takut ini muncul karena pada usia

prasekolah, anak menilai benda atau orang dari penampilan luar

mereka atau apa yang tampaknya terjadi. Sehingga ketika perawat

melakukan suatu tindakan medis yang menyakiti mereka maka

mereka menilai perawat sebagai orang yang suka menyakiti

sehingga timbul rasa takut terhadap perawat. Oleh karena itu,

keterlibatan anak usia prasekolah dalam tindakan yang akan

diberikan perawat kepadanya akan membuat anak prasekolah

kooperatif dengan perawat.

Hospitalisasi merupakan suatu proses perawatan yang

dijalani anak dengan kondisi sakit bersama keluarga di rumah sakit.

Sakit dan hospitalisasi menjadi masa yang kritis bagi anak terutama

di awal tahun masa pertumbuhan dan perkembangan mereka

karena adanya perubahan rutinitas dan lingkungan serta minimnya

mekanisme koping yang dimiliki oleh anak untuk mengatasi reaksi

terhadap efek hospitalisasi. Hal utama yang menyebabkan stres

pada anak adalah perpisahan dengan orangtua atau figur lekat

Page 23: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

mereka, ketakutan, kehilangan kemandirian, ketidaknyamanan

akibat perlukaan tubuh, nyeri, kehilangan bagian tubuh atau

ketakutan terhadap kematian. Reaksi pada anak yang muncul

sebagai respon terhadap hospitalisasi dipengaruhi oleh

perkembangan umur, pengalaman sakit sebelumnya,

terdap55atnya support system atau dukungan dari lingkungan

sekitar, mekanisme koping dan keseriusan diagnosa penyakit

(Wong, 2008).

Menurut Supartini (2004), saat anak mengalami stres di

rumah sakit, orangtuapun dapat merasakan hal yang sama. Stres

yang dirasakan orangtua, akan membuat mereka tidak mampu

melakukan perawatan dengan baik sehingga anak akan semakin

merasa stres. Selanjutnya Supartini menambahkan penelitian yang

dilakukan oleh beberapa ahli mengenai stres akibat hospitalisasi,

yakni stres akibat hospitalisasi pada anak dan orangtua

menimbulkan trauma. Pengalaman traumatik ini, berpengaruh

terhadap kerjasama orangtua dan anak selama menjalani

perawatan di rumah sakit.

2.3. Hubungan Family Centered Care terhadap efek

hospitalisasi pada anak

Kehidupan anak dipengaruhi oleh keluarga. Apabila

dukungan keluarga baik maka pertumbuhan dan perkembangan

Page 24: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

anak juga baik sebaliknya apabila dukungan keluarga terhadap

anak kurang baik maka akan mengganggu perkembangan

psikologis anak (Alimul, 2005).

Klien yang menjalani perawatan di rumah sakit mengalami

kecemasan pada semua tingkat usia terutama pada anak–anak

terutama usia prasekolah. Pada anak usia prasekolah pengalaman

takut terhadap suatu hal lebih besar dibandingkan dengan usia

yang lain. Anak usia prasekolah sudah dapat berespon dengan baik

terhadap perpisahan, tetapi karena daya khayalan mereka yang

tinggi, maka mereka menganggap bahwa sakit yang mereka alami

sebagai bentuk hukuman terhadap suatu kesalahan yang mereka

buat sehingga mereka merasakan ketakutan yang besar. Selain itu,

kecemasan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal misalnya

perawat, lingkungan rumah sakit dan dukungan dari keluarga

selama perawatan anak. Dukungan keluarga memiliki peranan

penting karena dukungan yang diberikan dapat menunjang

kesembuhan klien, sebaliknya apabila dukungan yang diberikan

tidak maksimal dikarenakan kecemasan keluarga terhadap

perawatan anak dapat membuat anak turut merasakan kecemasan

tersebut karena tampak pada perilaku perawatan yang diberikan

keluarga kepada anak.

Penerapan perawatan anak di rumah sakit harus

memperhatikan pelayanan secara holistik untuk menunjang

Page 25: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

kesembuhan. Perawatan yang holistik meliputi dukungan sosial

keluarga, lingkungan rumah sakit yang kondusif dan pelayanan dari

perawat yang teraupetik.

Menurut Canam dalam Wong (2008), tugas yang dijalankan

keluarga secara adaptif dalam perawatan anak di rumah sakit

sangat mempengaruhi dalam mencapai tujuan perawatan anak.

Tugas adaptif tersebut dapat diterapkan dalam kondisi sebagai

berikut :

a. Menerima kondisi anak

Saat anak menjalani hospitalisasi, orangtua berusaha

mencari tahu mengenai penyakit anak dan orangtua membantu

anak atau dirinya sendiri untuk menemukan mekanisme koping

yang konstruktif.

b. Mengelola kondisi anak

Orangtua terbuka untuk menjalin hubungan kerjasama

dengan perawat untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi

anak sehingga dapat memahami kondisi anak dengan baik. Oleh

karena itu perawat perlu mensosialisasikan sistem pelayanan

kesehatan yang tersedia kepada orangtua.

c. Memenuhi kebutuhan perkembangan anak

Orangtua memenuhi kebutuhan perkembangan anak selama

di rumah sakit dengan cara memberikan pengasuhan seperti ketika

anak di rumah dan memperlakukannya seperti anak yang lain.

Page 26: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

Peran perawat adalah menjelaskan kepada orangtua untuk

memberikan pengasuhan kepada anak sesuai dengan tahap

tumbuh dan kembang anak.

d. Memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga

Anak yang menjalani hospitalisasi tentu membutuhkan

perhatian lebih dari orangtua terutama pada fase akut. Oleh karena

itu, untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan perkembangan

keluarga maka orangtua harus mempertahankan hubungan

diantara anggota keluarga dengan mengidentifikasi kebutuhan

keluarga termasuk anak dengan hospitalisasi kemudian mengatur

prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi dan mencari sistem

dukungan sosial yang adekuat.

e. Menghadapi stresor dengan positif

Orangtua harus menyelesaikan setiap masalah yang ada

sehingga dapat mencegah stres pada keluarga dengan

mengembangkan mekanisme koping yang positif. Oleh karena itu,

perawat mengkaji masalah dan mekanisme koping keluarga

kemudian membantu keluarga untuk menetapkan prioritas masalah

yang akan diselesaikan dengan mengembangkan mekanisme

koping yang ada sehingga reaksi stres yang muncul bisa dicegah

dan tidak mempengaruhi perawatan yang dilakukan oleh orangtua

kepada anak.

Page 27: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

Anak yang mengalami efek hospitalisasi, juga menimbulkan

kecemasan pada orangtua sehingga kondisi cemas pada anakpun

semakin meningkat. Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang

diterapkan tidak hanya ditujukan kepada anak yang menjalani

hospitalisasi, tetapi meliputi orangtua anak tersebut. Prinsip utama

dalam memberikan asuhan keperawatan yang teraupetik adalah

menggunakan konsep Family Centered Care untuk mencegah atau

menurunkan dampak perpisahan antara orangtua dan anak

(Supartini, 2004).

Page 28: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

2.4. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian hubungan Family Centered Care dengan hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Keterangan : : tidak diteliti : diteliti

Family Centered Care : 1. Keluarga adalah bagian yang konstan

dalam kehidupan anak 2. Memfasilitasi kerjasama perawat dan

keluarga 3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis,

budaya dan sosial ekonomi dalam keluarga.

4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta memperhatikan perbedaan mekanisme koping dalam keluarga

5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orangtua

6. Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling mendukung.

7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan anak dan keluarga ke dalam sistem perawatan

8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program – program yang memberikan dukungan emosional dan keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

9. Merancang sistem perawatan kesehatan yang dapat diakses secara fleksibel, budaya yang kompeten dan responsif terhadap kebutuhan keluarga yang teridentifikasi.

Efek Hospitalisasi Pada Anak : 1. Perpisahan 2. Kehilangan

kendali 3. Cedera tubuh

Faktor yang mempengaruhi: 1. perkembangan

umur 2. pengalaman sakit, 3. dukungan dari

lingkungan 4. mekanisme

koping

Page 29: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

Family Centered Care merupakan suatu pendekatan holistik

dan filosofi dalam keperawatan anak, dengan perawat sebagai

tenaga profesional melibatkan orangtua dalam perawatan anak.

Tujuan Family Centered Care adalah memberikan kesempatan bagi

orangtua untuk merawat anak mereka selama hospitalisasi dengan

pengawasan dari perawat sesuai aturan yang berlaku.

Hospitalisasi adalah proses perawatan yang mengharuskan

anak untuk tinggal dalam kurun waktu tertentu di rumah sakit baik

terencana ataupun darurat. Hospitalisasi dapat menyebabkan stres

pada anak yang disebabkan oleh perpisahan, kehilangan kendali

atau kontrol diri dan cedera tubuh. Menurut Wong (2008), reaksi

pada anak yang muncul sebagai respon terhadap hospitalisasi

dipengaruhi oleh perkembangan umur, pengalaman sakit

sebelumnya, dukungan dari lingkungan sekitar dan mekanisme

koping.

Family Centered Care dan hospitalisasi pada anak memiliki

hubungan karena keterlibatan orangtua dalam perawatan anak

dapat membantu menurunkan stres yang dialami oleh anak

sehingga dapat menunjang proses kesembuhan anak di rumah

sakit. Hal inilah yang menjadi acuan bagi peneliti mengambil Family

Centered Care dan hospitalisasi pada anak untuk mengetahui

gambaran Family Centered Care dan hospitalisasi pada anak.

Page 30: 2.1. Kajian Pustaka individu yang masih bergantung pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/3/T1_462007022_BAB II.pdf · Dalam paradigma keperawatan anak, ... tingkat

2.5. Hipotesa

HA : Ada hubungan antara Family Centered Care dengan

efek hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah Sakit

Panti Wilasa Citarum Semarang

H0 : Tidak ada hubungan antara Family Centered Care

dengan efek hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah

Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.