uun agama

18
POTENSI MANUSIA SEBAGAI RAGAM ALAT INDERA UNTUK MEMPERHATIKAN AYAT – AYAT ALLAH ( QS. AN-NAHL [16] : 78 ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Segala puji bagi Allah yng telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa ajaran yng benar bagi manusia. Kita memuji-Nya, kita meminta pertolongan kepada-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya. Kita berlindung dari kejahatan yang menganiaya diri kita sendiri. Allah SWT telah memberikan kepada manusia begitu banyak anugerah dan nikmat. Dimulai dari nikmat jasmani dan rohani yang tidak terhitung jumlahnya. Sudah tentu, tidak akan ada satu orang pun yang bisa dan mampu untuk menghitungnya. Begitupun ketika Allah menciptakan manusia dalam keadaan yang sebaik-baiknya atau sempurna dan berbeda jauh dengan makhluk hidup lainnya. Sehingga manusia di kategorikan sebagai makhluk yang paling mulya dan paling berbeda dari pada makhluk lainnya dimuka bumi ini. apakah itu dalam segi fisik, fostur tubuh, akal dan nafsunya. Al – Qur'an menjelaskan fisik manusia tersebut dalam aurat At- Tiin [: 4, yang berbunyi : . ٍ مْ يِ وْ قَ تٍ نَ سْ حَ اْ يِ فَ انَ سْ نِ لاْ ا اَ نْ قَ لَ خْ دَ قَ ل

Upload: muzayyinatul-hayat

Post on 26-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jhc

TRANSCRIPT

Page 1: uun agama

POTENSI MANUSIA SEBAGAI RAGAM ALAT INDERA UNTUK MEMPERHATIKAN AYAT – AYAT ALLAH ( QS. AN-NAHL [16] : 78 )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Segala puji bagi Allah yng telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa ajaran yng benar bagi

manusia. Kita memuji-Nya, kita meminta pertolongan kepada-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya.

Kita berlindung dari kejahatan yang menganiaya diri kita sendiri.

Allah SWT telah memberikan kepada manusia begitu banyak anugerah dan nikmat. Dimulai dari

nikmat jasmani dan rohani yang tidak terhitung jumlahnya. Sudah tentu, tidak akan ada satu orang pun

yang bisa dan mampu untuk menghitungnya.

Begitupun ketika Allah menciptakan manusia dalam keadaan yang sebaik-baiknya atau sempurna

dan berbeda jauh dengan makhluk hidup lainnya. Sehingga manusia di kategorikan sebagai makhluk

yang paling mulya dan paling berbeda dari pada makhluk lainnya dimuka bumi ini. apakah itu dalam segi

fisik, fostur tubuh, akal dan nafsunya. Al – Qur'an menjelaskan fisik manusia tersebut dalam aurat At-

Tiin [: 4, yang berbunyi :

.� �م ق�و�ي ن� ت ح�س ان ف�ي� ا �س �ن �ال ا ا ق�ن ل قد� خ ل

" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ".

( QS. At-Tiin [95] : 4 ).

Pada ayat tersebut Allah berfirman bahwa manusia diciptakan dengan segala fisik yang

sebaik-baiknya. Maha suci Allah yang telah memeulyakan manusia dalam segi penciptaannya. Tidak

hanya itu Al-Qur'an menjelaskan proses terjadinya manusia secara runtut dan kronologis, mulai dari

suatu masa yang belum dapat disebut. Dijelaskan pula dalam Al-Qur'an :

Page 2: uun agama

�ا �ئ ي ��ك ن� ش م�� ي �د$ه�ر� ل��ن' م%ن ال ان� ح�ي ���س ن �ال� ي علي ا ات ل� �� ه

ا. مذ�ك و�ر�

" Bukankah telah datang atas manusia suatu masa yang sedang dia ketika itu belum merupakan

sesuatu yang dapat disebut ? " ( QS. Al-Insaan [76] : 1 )

Artinya tak ada satupun kejadian yang di luar rencana dan perhitungan Allah sampai proses

pembuahan itu terejadi. Dan manusia diciptakan bukan secara main-main, namun benar-benar sudah

dipersiapkan Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini dengan berbekal jasad yang begitu

sempurna.1

Tidak hanya itu Allah pun memulyakan proses kehidupan manusia semenjak dalam rahim,

sehingga menggugah ilmu pengetahuan untuk meneliti betapa hebat dan dashyatnya proses penciptaan

manusia. Rasulullah memberikan gambaran dalam sabdanya melalui hadits shahih :

ا  ن د$ث ��ال : ح ��ض�ي الله عنه ق ع و�د� ر �ن� مس� �د� الله� ب عن� عب

اد�ق $��و الص ��$م وه ل ��ه� وس ���ي �ه عل�ل$ى الل ���ه� ص�و�ل الل ��س ر

ط�ن� ه ف�ي ب ���ق ل ع خ ��د ك م� ي ج�م ��ح �ن$ ا �لمص�د و�ق قال : " ا وا

و�ن ��ك م$ ي , ث ك ���ل ذل ���قة� م�ث ك و�ن عل �ن� يو�م�ا, ث م$ ي ع�ي ب ر� ا م%ه� ا

ع� ب ر� ا ����مر ب ا ��ا في ���ك �ه مل��عث الل ب , ث م$ ي ك ���ل ذل ���غة� م�ث ��� م ض

Lق�ي ��ه وش ��جل ه وا ��ق ه ور�ز� ���ت ب� عمل ه ا ك ��. وي قال ل �مات� ل ك

. و ح Sه� الر� �فخ ف�ي �د', ث م$ ي ن ع�ي و�س ا

Page 3: uun agama

1. KH. Shiddiq Amien, Drs. MBA, Jiwa tanpa topeng kepalsuan meretas jalan menjadi diri sendiri ( Granada : 2004 )

hlm.15

" Dari Abdullah bin Mas'ud RA dia berkata : telah menceritakan kepada kami Rasulullah SAW,

beliau lah orang yang benar dan dibenarkan, beliau bersabda : Sesungguhnya kamu dikumpulkan

penciptaannya didalam perut ibumu selama empat puluh hari, kemudian Allah menjadikan 'alaqah

seperti itu, Allah pun menjadikan mudlghah seperti itu, Allah pun mengutus malaikat dan

memerintahkannya untuk menulis empat perkara. Dan dikatakan kepada malaikat itu, tulislah amalnya,

rizqinya, ajalnya, bahagianya dan celakanya. Setelah itu Allah meniupkan ruh padanya. ( HR. Bukhari

63 : 431 ).

Begitu hebatnya Allah menjelaskan lewat Rasul-Nya bahwa manusia diciptakan tidak ada yang

kurang. Tidak hanya kehidupannya, bahkan masa sebelum kehidupannya pun dimulyakan, di terangkan

dan dijelaskan oleh Allah SWT. Selama empat puluh hari menjadi 'Alaqah. Alaqah adalah sekepal darah

kental atau darah yang sebesar kepalan tangan atau sekerat daging yang melekat berwarna merah.

Dengan adanya 'alaqah, manusia belum menjadi sosok yang sempurna, maka Allah menambahkan satu

komponen pada diri seorang manusia yaitu dengan mukhallaqah atau Mudhghah. Penciptaannya pun

menghabiskan waktu selama empat puluh hari. Yang dimaksud Mukhallaqah atau mudhghah adalah

potongan ( keratan ) yang sempurna yang tidak ada kekurangan dan tidak ada cacatnya dalam arti

sempurna penciptaannya. Tapi, meskipun sudah sempurna jasad dalam rahim itu, masih belum

sempurna tanpa adanya ruh. Setelah menghabiskan waktu selama 120 hari, Allah pum meniupkan pada

manusia yaitu ruh, sehingga manusia itu hidup dalam usia kurang lebih 4 bulan dala rahim seorang ibu.

Maka setelah Segalanya sudah diatur dan diawasi oleh malaikat amalnya, rizqinya, bahagia dan

Page 4: uun agama

celakanya sehingga manusia terkontrol segala aktifitas dan amalnya selama di dunia. Allah

menyempurnakan manusia tersebut selam sembilan bulan.

Jadi manusia sangatlah mulya hidupnya dialam dunia ini. beragam alat indera yang diperlukan

oleh manusia sendiri dalam kehidupannya pun telah dianugerahkan oleh Allah. Dimulai dari indera

penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera pengecap dan indera peraba. Allah telah

memberikan semuanya kepada manusia. Dan semuanya itu merupakan potensi yang diberikan oleh

Allah. Yang bertujuan supaya manusia menjadi makhluk yang bersyukur dan berterima kasih kepada-

Nya. Tanpa disadari potensi itu melebihi dari apa yang ada di dunia ini.

Allah hanyalah mengharapkan supaya hamba-hamba-Nya bersyukur dengan apa yang diberikan

Allah berupa alat indera yang begitu menakjubkan. Diawali dengan pendengaran setelah itu dilanjutkan

dengan penglihatan dan diakhiri dengan perasaan Namun, potensi yang diberikan oleh Allah ada kalanya

tidak digunakan pada tempat yang semestinya. Sehingga menyebabkan manusia menjadi makhluk yang

sia-sia dan terhina dalam pandangan Allah. Menjadikannya penghuni neraka dan merasa menyesal

karena tidak menggunakan poteni dari Allah SWT yang begitu menakjubkan.

Dengan keadaan menyesal itulah Allah memasukan mereka yang tidak menggunakan potensinya

itu, kedala nerka sa'ir yang begitu menyala-nyala. Al- Qur'an menceritakan kisahnya dalam Al- Qur'an

surat Al-Mulk : 10 yang berbunyi :

حاب� ���ص ا ف�ي ا $��ا ك ن ��ل م ���ع�ق و� ن مع ا ���س ا ن $��و� كن ��ال و�ا ل �� وق

�ر�. ع�ي الس$

" Dan mereka berkata : kalaulah keadaan kami dulu mendengarkan dan menggunakan akal kami

( dijalan yang benar ), maka kami tidak akan termasuk kepada ahli neraka yang menyala-nyala ( neraka

sa'ir ) " ( QS. Al-Mulk [67] : 10 )

Allah tidak segan-segan untuk menjadikan manusia sebagai penghuni neraka. Sehingga hal itu

sangatlah mudah bagi Allah untuk melakukannya. Oleh karena itu, potensi yang diberikan oleh-Nya,

seharusnya digunakan untuk memperhatikan, mengambil 'ibrah dan hikmah dari segala ciptaan Allah

SWT. Maka pendengaran kita, Akal serta hati kita akan menjadi penolong dari api neraka sa'ir, apabila

Page 5: uun agama

kita menggunakan pendengaran, akal serta hati tersebut di jalan yang diridlai Allah SWT, sebagaimana

yang telah ternaktub pada Ayat di atas.

Mengenai Potensi Manusia , fungsi dari potensi manusia yang terdapat dalam Al– Qur'an surat

An – Nahl [16] : 78, hikmahnya memperhatikan ayat – ayat Allah, Kaitan antara potensi manusia dan

ayat-ayat Allah, dan sikap kita terhadap ayat – ayat Allah.

Poin-poin itulah yang akan penulis jelaskan dalam karya tulis ini dengan judul " POTENSI

MANUSIA SEBAGAI RAGAM ALAT INDERA UNTUK MEMPERHATIKAN AYAT-AYAT ALLAH ( QS AN-NAHL

[16] : 78 ) "

BAB II

POTENSI MANUSIA SEBAGAI ALAT INDERA

UNTUK MEMPERHATIKAN AYAT - AYAT ALLAH

2.1 Pengertian Potensi Manusia

                        Sebagaimana yang telah dikutip pada Kamus Besar bahasa indonesia, bahwa

definisi potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkian untuk dikembangkan,

kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya. Sedangka yang dimaksud dengan potensi manusia

adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk dikembangkan.

                        Oleh karena itu potensi manusia yang berupa pendengaran, penglihatan dan

perasaan itu, akan dikembangkan oleh manusia itu sendiri dalam jangka waktu yang sangat lama.

Ketika manusia lahir ke alam dunia ini, dia tidak bisa langsung melihat dan merasakan

bagaimana hidup di alam dunia ini. Sehingga dengan keterbatasan indera itulah manusia pertama

kali menngunakan potensinya yang merupakan alat pendengaran. Dengan pendengaran inilah

manusia bisa mendengar suara – suara, terutama suara ibunya yang begitu suka didengarnya.

Subhaanallah, Allah menjadikan manusia secara bertahap dalam menggunakan inderanya yang

berupa potensi manusia itu sendiri.

            Setelah menggunakan pendengaran Allah melengakapinya dengan indera pengliahatan

dan perasaan, setelah itu, Allah pun memberikan kesempurnaan pada manusia, berupa alat indera

Page 6: uun agama

atau potensi yang lainnya. Seperti indera pengecap dan indera peraba. Kemudian barulah Allah

memberi nama dengan Sebutan Ahsani taqwim. Jadi manusia sangatlah mulya hidupnya dialam

dunia ini. beragam alat indera yang diperlukan oleh manusia sendiri dalam kehidupannya pun

telah dianugerahkan oleh Allah. Dimulai dari indera penglihatan, indera pendengaran, indera

penciuman, indera pengecap dan indera peraba. Allah telah memberikan semuanya kepada

manusia. Dan semuanya itu merupakan potensi yang diberikan oleh Allah. Yang bertujuan

supaya manusia menjadi makhluk yang bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya. Tanpa

disadari potensi itu melebihi dari apa yang ada di dunia ini.

Hal ini sangat sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Al-Qur'an pada surat An-Nahl : 78 yang

berbunyi :

�ا �ئ ي ��و�ن ش ��م ع�ل �ك م� ال ت ات ��و�ن� ا م$ه �� بط جك م� م%ن� ر ���خ �ه ا� والل

. و�ن ك ر ش� $ك م� ت عل �دة ل ف�ئ �ال �صار وا ب �ال م�ع و ا ك م الس$ وجعل ل" Dan Allah mngeluarkan kamu dari perut ibumu, kamu tidak mengetahui sesuatupun dan allah

memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan perasaan supaya kamu bersyukur ( QS.An –

Nahl : 78 )

            Dalam kenyataannya, disisi lain, Allah SWT memulyakan manusia dengan potensi yang

begitu banyak dan menakjubkan, sehingga Nabi Adam yang mendapat julukan Abul Basyar

( Bapak Manusia ), ketika pertama kali diciptakan dan sebagai manusia yang pertama yang

malaikat pun sujud kepadanya. Itu artinya suatu pertanda bahwa manusia adalah makhluk yang

sangat mulya dari malaikat dan syetan bahkan syetan sangat membangkang dan sombong

dikarenakan Adamlah sebagai manusia, sekaligus makhluk yang mulya. tapi disisi lain Allah

justru menganggap hina terhadap manusia dengan potensinya itu sendiri. Hal tersebut di jelaskan

dalam Al-Qur'an Surat An Nahl :179 yang berbunyi :

ه م� ق ل و�ب' ال$ �س� ل �ن �ال �ج�ن% وا ا م%ن ال �ر� �ي ث $م ك �جهن ا ل �ن ا قد� ذر ول

ذان' ه م� ا ا ول ���ه و�ن ب ر ����ص ع�ي ن' ال$ ي ب ه م� ا ا ول ���ه و�ن� ب ��ف�قه ي

Page 7: uun agama

ك ه م ���ئ ضل[ وا و�ل ل� ه م� ا � ب �عام ن اال� �ك ك ئ �ها ا و�ل مع و�ن ب س� ي ال$

. �لغاف�ل و�ن ا’Dan sungguh kami telah mejadikan isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,

mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya (untuk memahami ayat-ayat Allah), dan

mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakannya (untuk memperhatikan tanda-tanda

kekuasaan Allah), dan mereka pun mempunyai telinga, tetapi dipergunakannya (untuk

mendengarkan ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang bahkan lebih sesat lagi, dan

mereka itulah orang-orang yang lalai. ( QS. Al-'Araaf : 179 ).

            Allah sangat tidak suka sekali kepada manusia yang menyalahgunakan potensinya.

Bahkan manusia tersebut disejajarkan dengan binatang.  Mereka mempunyai hati, mata, dan

telinga yang semuanya tidak sama sekali dipergunakannya untuk berterima kasih kepada Allah

sebagai Sang Kholiq yang telah menciptakan mereka.             Padahal sebenarnya akal adalah potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang

kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi kembali item-item

informasi dan  pengetahuan ( ranah kognitif  ).

            Akal ini bersifat fisik dengan demikian akal punabstrak. Dengan akal inilah kemudian

mausia menjadi makhluk yang istimewa. Dengan akal itu manusia dapat memahami berbagai hal

yang Allah ajarkan. Akal memberi manfaat besar kepada manusia dalam bidang ilmu

pengetahuan sehingga manusia dapat melakukan pengembangan dan inovasi. Dalam ayat diatas

bahwa yang dinamakan Qalbu tiu tidak hanya hati melainkan akal juga diartikan qalbu dalam Al-

Qur'an. Hati sering diartikan qalbu, sedang qalbu diartikan yang bolak-balik diantar perasaan ,

karena tidak berada pada satu keadaan itulah ia dinamakan qalbu dan di dalam qalbu atau hati

terdapat potensi besar untuk berniat dan bertekad. 2

           

Page 8: uun agama

 

2.  Program Tutorial Universitas Pendidikan Indonesia, Generasi Muslim sejati.( Adzkiya : 2009 ) Hlm. 48

Adapun indera penglihatan atau mata adalah alat indera yang berguna untuk menerima informasi

secara visual. Sedangkan indera pendengar atau telinga adalah alat indera yang berguna untuk

menerima informasi secara verbal. Dan semua potensi tersebut adalah alat indera yang sering

digunakan manusia untuk kepentingan dalam hidupnya. Sehingga dengan bantuan indera itulah

manusia bisa mengatur hidupnya, pekerjaannya dan segala aktivitas kesehariannya.

.2.2   Fungsi Potensi Manusia

            Allah SWT menjadikan ciptaannya, tidak terlepas dari fungsi dan gunanya. Sehingga

tidak mungkin jika Allah menciptakan sesuatu tanpa ada fungsi dan gunanya. Begitu pun dengan

potensi yang berupa alat indera, dimulai dari pendengaran, penglihatan dan perasaan, semuanya

mempunyai fungsinya masing-masing.

            Indera pendengar digunakan untuk menerima dan mengetahui sesuatu yang nampak atau

secara visual, begitupun dengan pendengaran yang digunakan untuk mendengar atau mungkin

kedua indera tersebut bisa digunakan sekaligus untuk menyimak pembicaraan. Tapi berbeda

dengan hati dan akal, indera tersebut digunakan untuk mengolah, menyimpan dan memproduksi

informasi-informasi yang bersifat penting. Tetapi itu hanyalah dipandang dalam segi

universalnya saja. Berbeda dengan penjelasan Al-Qur'an yang menerangkan tentang potensi yang

berupa alat indera. Menurut Al-Qur'an, semua potensi tersebut digunakan untuk memperhatikan

tanda-tanda kekuasaan Allah yang berada di seluruh jagat raya ini. Allah berfirman :

Page 9: uun agama

ار� ��$ه �ل� والن $لي ف� ال �ال ت ر�ض� واخ� �ال موت� وا �ن$ ف�ي خل�ق� الس$ ا

. اب� �ب ل �ال ت� ال% و�ل�ى ا ي ال" Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang

terdapat tanda-tanda ( kekuasaan Allah ) bagi orang-orang yang berakal " ( QS. Ali Imran : 190

)

            Albaab diartikan pikiran atau akal. Yang berasal dari kata Lub dan jama'nya Albaab. Oleh

karena itu pikiran atau akal tidak hanya berguna untuk memikirkan hal-hal yang bersifat

imajinasi, bayangan, ingatan ataupun hapalan, akan tetapi, Allah SWT juga memerintahkan

kepada manusia untuk memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya berupa penciptaan langit dan

bumi serta pergantian malam dan siang, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh ayat diatas.

2.3 Hikmah memperhatikan ayat-ayat Allah

            Sesuai dengan fungsi dan guna dari potensi manusia, ada hikmah yang begitu banyak

yang terdapat dalam ayat-ayat dan tanda kekuasaan Allah. Diantaranya manusia akan

mendapatkan banyak sekali ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Karena kedahsyatan

potensi manusia lah yang menyebabkan dunia menjadi berubah dengan cepat dan bisa merubah

kaum primitif  menjadi manusia yang bersosial dan berkembang dengan teknologi. Contohnya

ketika kita memperhatikan ayat-ayat Allah yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an pada Surat Al-

Anbiyaa [21] : 30,  yang berbunyi :

�ق�ا ت ر ا ت ان ك ر�ض �ال ا و موت� الس$ ن$ ا و�ا فر ك �ن $ذ�ي ال ر ي م� ول ا

ي ؤ�م�ن و�ن فال ا eيح ي�ء� ش ك ل$ �لماء� ا م�ن ا �ن وجعل ه ما ق�ن ففت" Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya

dahulu adalah satu padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan

segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman ?"  ( QS Al-Anbiyaa

[21] : 30 )

           

Page 10: uun agama

            Ayat tersebut menerangkan tentang teori Big Bang atau ledakan besar pada permulaan

adanya alam semesta ini. Ternyata semuanya sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an sejak beribu -

ribu tahun yang lalu, sehingga dengan mengambil hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat Allah,

manusia akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang melebihi ilmu pengetahuan lainnya yang ada

dimuka bumi ini. Subhaanallah.           

            Kemudian Allah juga menjelaskan proses terjadinya awan dan hujan yang terdapat dalam

Qur'an Surat An-Nur [24] : 43, yang berbunyi :

ج�عل ه ي ث م$ ه �ن ي ب ل%ف ي ا ث م$ �ا اب ح س ي ج�ز�ى الله ن$ ا ر ت م� ل ا

ماء� الس$ م�ن ل ز% وي ن �ه� ل خ�ال م�ن� ج خ�ر ي ود�ق �ل ا ي ر فت ام�ا ك ر

ص�ر�ف ه وي اء $ش ي من� �ه� ب �ب في ص�ي د� ر ب م�ن� �ها ف�ي ال� ب ج� م�ن

. �صار� ب �ال� ب ذ�هب ي ق ه ر� ب ا ن س اد ك ي اء ش ي من� عن�" Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara

(bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka terlihatlah olehmu hujan

keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu)

dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) ggnung-gunung. Maka ditimpakan-Nya (butiran-

butiran) es itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa saja

yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. "

( QS. An-Nuur [24] : 43 ).

            Tentang proses penciptaan manusia pun sudah Allah jelaskan pada Surat  Al-Hajj [22] :

5, firman Allah :

اك م� ق�ن ل خ $ا �ن فا ع�ث� �لب ا م%ن �ب� ي ر ف�ي �ت م� ك ن �ن� ا $اس الن ي ها ا ي

م ض�غة� م�ن� ث م$ قة� عل م�ن� �م$ ث ن ط�فة� م�ن� �م$ ث اب� ت ر م%ن�

جل� ا ى �ل ا اء ش ن ما � حام ر� �ال ا ف�ي �ق�ر ن و ك م� ل %ن ي �ن ب ل $قة� ل م خ

. . . . د$ك م� ش ا �ل غ و�ا ب �ت ل ث م$ ط�ف�ال �خ�ر�ج ك م� ن ث م$ م$ى م[س

Page 11: uun agama

” Wahai manusia, jika kamu ada dalam keraguan tentang kebangkitan( dari alam kubur), maka

(ketahuilah) sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes

mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna

kejadiannya yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam

rahim, apa yang kami kehendaki sampai sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami

mengeluarkan kamu sebagai bayi kemudian dengan ( berangsur-angsur)  sehingga kamu

sampailah kepada kedewasaan. "             Selain yang disebut diatas, masih banyak lagi isyarat – isyarat ilimiah yang dikemukakan

oleh para pakar sebagai kewajiban bagi kita untuk menggunakan potensi kita dalam

merenungkan ayat-ayat Allah SWT.

            Disamping itu, hikmah dari memperhatikan ayat Allah adalah kita lebih bersyukur

dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Ada pepatah yang mengatakan bahwa

orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada tuhan atas

apa yang telah diterimanya dalam hidupnya. Individu tersebut tidak pernah bisa berusaha melihat

segala sesuatu dari kacamata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama inipun tidak

dilihat sebagai pemberian dari tuhan.

            Oleh karena itu, Kita semua sudah menyaksikan dan bahkan mengalami bagaimana

dahsyatnya potensi manusia. Manusia menjadikan peradaban dan teknologi berkembang dengan

pesatnya, yang seakan sebuah keajaiban, sesuatu yang tidak terpikirkan pada suatu jaman bisa

terealisasi pada jaman berikutnya.

2.3      Sikap kita terhadap Ayat-ayat Allah SWT

            Adapun sikap kita terhadap ayat-ayat Allah yaitu kita harus memperhatikan dan

mengambil 'ibroh dari setiap kejadian yang ada di seluruh Alam semesta ini. Karena potensi kita

sebagai pemberian dari Allah SWT , sepantasnya kita gunakan pada jalan yang Haq, yang

tentunya diridhoi oleh Allah SWT. Serta potensi yang kita miliki sekarang ini akan

mengantarkan kita sebagai hamba Allah kepada derajat "Abdan Syakuuraa" .

Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Ali Imran [3] : 190, yaitu :

Page 12: uun agama

و �ه�م� ن و�ب ج وعلى ق ع و�د�ا و ام�ا ق�ي الله و�ن ذ�ك ر� ي �ن $ذ�ي ل ا

هذا �ق�ت ل خ ما ا $ن ب ر ر�ض� �ال وا موت� الس$ خل�ق� ف�ي و�ن $ر فك ت ي

. $ار� الن عذاب ا فق�ن ك �حان ب س اط�ال� ب"( yaitu ) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan

berbaring atau mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata ) : " Ya

Tuhan kami tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci engkau , maka

peliharalah kami dari siksa api neraka. ( QS. Ali Imran [3] : 190 )

            Begitulah seharusnya sikap kita terhadap ayat-ayat Allah SWT yang digambarkan

didalam Al-Qur'an. Sebagai orang beriman dan bersyukur, tentu kita melaksanakan apa yang

dianjurkan oleh Allah SWT. Apabila melihat keindahan alam, fenomena alam, keajaiban alam

dan kesempurnaan tatanannya, maka orang beriman berkata : " Ya Tuhan kami tiadalah engkau

menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci Engkau,  maka peliharalah kami dari siksa api

neraka.3

            Itulah sikap yang dilakukan oleh orang yang beriman yang sangat merendah diri terhadap

Allah, bahkan terhadap ciptaan-Nya pun potensi, alat indera mereka tidak hanya melihat,

mendengar, merasakan, memahami, memperhatikan dan meneliti, tetapi disisi lain mereka

berdo'a, memuji dan menyanjung Allah SWT atas ciptaan-Nya. Wallahu a'lam bish Showaab.