tugas 1 perkerasan jalan

16
Definisi Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Jalan diklasifikasikan sesuai dengan fungsinya yaitu jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan khusus adalah jalan yang di bangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jalan raya mempunyai ciri khas sebagai berikut: Digunakan untuk kendaraan bermotor Digunakan oleh masyarakat umum Dibiayai oleh perusahaan negara Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan Sejarah Pembangunan Jalan Raya Jalan raya sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih setelah menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan raya. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan raya tersebut. Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan raya muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukakus dan Teluk Persia.

Upload: ventypuspitasari

Post on 22-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tugas 1 perkerasan jalan universitas pancasila

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1 Perkerasan Jalan

Definisi Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang berada pada

permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas

permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.

Jalan diklasifikasikan sesuai dengan fungsinya yaitu jalan umum adalah jalan yang

diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan khusus adalah jalan yang di bangun oleh instansi,

badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan tol

adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang

penggunanya diwajibkan membayar tol. Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu

lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan

sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jalan raya ialah jalan utama yang

menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jalan raya mempunyai ciri khas

sebagai berikut:

• Digunakan untuk kendaraan bermotor

• Digunakan oleh masyarakat umum

• Dibiayai oleh perusahaan negara

• Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan

Sejarah Pembangunan Jalan Raya

Jalan raya sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih setelah menemukan

kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dikatakan bahwa

peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan raya. Akan tetapi hampir semua peradaban

tidak terlepas dari keberadaan jalan raya tersebut.

Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan raya muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih

berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda. Letaknya diduga

antara Pegunungan Kaukakus dan Teluk Persia.

Page 2: Tugas 1 Perkerasan Jalan

1. Jalan raya Mesopotamia - Mesir

Seiring perkembangan peradaban di Timur Tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan

raya yang menghubungkan Mesopotamia dan Mesir. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut

- sebut adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia hingga Laut Aegea

sepanjang 2857 km.

2. Jalan raya di Eropa dan China

Di Eropa jalan tertua adalah Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan Tuscany hingga Laut

baltik. Di AsiaTimur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya

yang bila digabung mencapai 3200 km.

3. Jalan Romawi

Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang dari Inggris hingga Afrika

Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga Teluk Persia.

4. Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa

Pada masa jabatannya ia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer hingga Panarukan.

Sejarah Konstruksi Jalan Raya

Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan raya.

Di Eropa Utara dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu

diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui rintangan tersebut. Di

kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun. Konstruksi

jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan

pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian disusul

lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu

api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 -

1834) membuat rancangan jalan raya, di mana batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau

berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford.

Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun

jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan aspal yang bersifat lebih plastis

atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih

Page 3: Tugas 1 Perkerasan Jalan

tahan air. Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Sekarang

banyak jalan tol dengan konstruksi beton (tebal minimum 29 cm) dan tahan hingga lebih dari 50

tahun serta sangat kuat sekali memikul beban. Jalan Aspal modern merupakan hasil

karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia ia sukses merekayasa aspal dengan

kepadatan maksimum.

Klasifikasi Jalan

Klasifikasi jalan atau hirarki jalan adalah pengelompokan jalan berdasarkan fungsi jalan,

berdasarkan administrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu yang menyangkut

dimensi dan berat kendaraan. Penentuan klasifikasi jalan terkait dengan besarnya volume lalu

lintas yang menggunakan jalan tersebut, besarnya kapasitas jalan, perekonomian dari jalan

tersebut serta pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan.

Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi

Jalan umum menurut fungsinya berdasarkan pasal 8 Undang-undang No 38 tahun 2004

tentang Jalan dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan

lingkungan.

1. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri

perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara

berdaya guna.

2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau

pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah

jalan masuk dibatasi.

3. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan

ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak

dibatasi.

4. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan

dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Page 4: Tugas 1 Perkerasan Jalan

Gambar 2.1 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsi

Didalam pasal 6 dan pasal 9 Peraturan Pemerintah No 34 tahun 2006 tentang Jalan

dijelaskan bahwa fungsi jalan terdapat pada sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan

sekunder yang merupakan bagian dari Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan

jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang

terjalin dalam hubungan hierarki.

Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan yang menghubungkan

antarkawasan perkotaan, yang diatur secara berjenjang sesuai dengan peran perkotaan yang

dihubungkannya. Untuk melayani lalu lintas menerus maka ruas-ruas jalan dalam sistem jaringan

jalan primer tidak terputus walaupun memasuki kawasan perkotaan. Sistem jaringan jalan

sekunder merupakan sistem jaringan jalan yang menghubungkan antarkawasan di dalam

perkotaan yang diatur secara berjenjang sesuai dengan fungsi kawasan yang dihubungkannya.

Page 5: Tugas 1 Perkerasan Jalan

Klasifikasi Berdasarkan Status

Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan

jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah. Jalan umum menurut

statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan

jalan desa.

1. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan

primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta

jalan tol.

2. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang

menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota

kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

3. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak

termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,

antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat

kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah

kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan

dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman

yang berada di dalam kota.

5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau

antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

Klasifikasi Berdasarkan Muatan Sumbu

Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan muatan sumbu yang ditetapkan

berdasarkan fungsi dan intensitas Lalu Lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan Jalan

dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan daya dukung untuk menerima muatan

sumbu terberat dan dimensi Kendaraan Bermotor.

Page 6: Tugas 1 Perkerasan Jalan

Pengelompokan Jalan menurut kelas Jalan terdiri atas:

1. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor

dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang

tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat

ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton;

2. Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui

Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus)

milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran

paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8

(delapan) ton;

3. Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui

Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus)

milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling

tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;

dan

4. Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan

ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang melebihi

18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus)

milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.

Page 7: Tugas 1 Perkerasan Jalan

Gambar 2.2 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kelas

Perkerasan Jalan Raya

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan

untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah atau batu belah

atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen

ataupun tanah liat. Perkerasan jalan adalah suatu lapisan tambahan yang diletakkan diatas

jalur “jalan tanah”, dimana lapisan tambahan tersebut terdiri dari bahan material yang lebih

keras/kaku dari tanah dasarnya, dengan tujuan agar jalur jalan tersebut dapat dilalui oleh

kendaraan (berat) dalam segala cuaca. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang

terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan

pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak

terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan

penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan (Silvia Sukirman, 2003).

Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan permukaan

yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup

lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil – kecilnya dalam berbagai cuaca.

Tingkatan memenuhi persyaratan tergantung dari keseimbangan antara tingkat kebutuhan lalu

lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana telah dipahami bahwa yang

dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan jalan yang dibuat dari bahan -

bahan khusus yang bersifat baik / konstruktif dari badan jalannya sendiri.

Page 8: Tugas 1 Perkerasan Jalan

Struktur Perkerasan Jalan Struktur perkerasan jalan raya yaitu terdiri dari komponen - komponen perkerasan

jalan dengan bahan ikat perkerasan yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Perkerasan jalan

raya dibuat berlapis-lapis bertujuan untuk menerima beban kendaraan yang melaluinya dan

meneruskan kelapisan dibawahnya. Biasanya material yang digunakan pada lapisan-lapisan

perkerasan jalan semakin kebawah akan semakin berkurang kualitasnya. Karena lapisan yang

berada dibawah lebih sedikit menahan beban, atau menahan beban lebih ringan.

Komponen Perkerasan Jalan Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi : lapis pondasi bawah (sub base course), lapis

pondasi (base course), dan lapisan perkerasan permukaan (surface course)

Gambar 2.3 Komponen Perkerasan Jalan

1. Lapisan Tanah Dasar (sub grade)

Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila

kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan

maka tanah tersebut akan langsung dapat dipadatkan dan digunakan. Menurut spesifikasi

tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm yang

mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya yaitu berkenaan dengan kepadatan dan

daya dukungnya (CBR). Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika

tanah aslinya baik atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain ataupun tanah

yang distabilisasi. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas

tanah galian, tanah urugan dan tanah asli. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat

perletakan jalan raya. Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat

Page 9: Tugas 1 Perkerasan Jalan

tergantung dari sifat - sifat dan daya tukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang

menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :

a. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu akibat beban

lalu lintas.

b. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat beban lalu lintas.

c. Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan akibat perubahan kadar

air.

d. Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah pembebanan lalu lintas dari macam-

macam tertentu.

e. Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas dan yang menyebabkan

penurunan yaitu tanah berbutitr kasar (granula soil) yang tidak dipadatkan secara baik

pada pelaksanaan.

2. Lapisan Pondasi Bawah (sub base Course)

Lapisan ini berada dibawah lapisan pondasi atas dan diatas lapisan tanah dasar.

Lapisan ini berfungsi untuk menyebarkan beban dari lapisan pondasi bawah ke lapisan

tanah dasar, untuk menghemat penggunaan material yang digunakan pada lapisan

pondasi atas, karena biasanya menggunakan material yang lebih murah. Selain itu

lapisan pondasi bawah juga berfungsi untuk mencegah partikel halus masuk kedalam

material perkerasan jalan dan melindungi air agar tidak masuk kelapisan dibawahnya.

Fungsi lapisan pondasi bawah antara lain sebagai berikut :

a. Sebagai bagian dari kontruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan

beban ke roda.

b. Mencapai efesiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan

selebihnya dapat dikurangi tebalnya.

c. Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapisan pondasi.

d. Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar.

Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap

roda roda alat besar atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera meutup

tanah dasar, dari pengaruh cuaca.bermacam macam tipe tanah stempat (CBR >20%,

Page 10: Tugas 1 Perkerasan Jalan

PI 10%) yang relative lebih baik dari tanah dasar yang dapat digunakan sebagai bahan

pondasi bawah. Campuran campuran tanah setempat dengan kapur atou semen

Portland dalam beberapa hal sangat dianjurkan, agar dapat batuan yang efektif

terhadap kestabilan konstruksi perkerasan.

3. Lapisan Pondasi Atas (Base Course)

Lapisan ini terletak dilapisan dibawah lapisan permukaan. Material yang

digunakan untuk lapisan ini diharus material dengan kualitas yang tinggi sehingga

kuat menahan beban yang direncanakan.

Fungsi lapisan antara lain :

a. Sebagai bagian perkerasaan yang menahan beban roda

b. Sebagai perletakan terhadap lapis pemukaan

4. Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya. Lapisan yang

biasanya kita pijak atau lapisan yang bersentuhan langsung dengan ban kendaraan.

Fungsi lapis permukaan antara lain ;

a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda

b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusaakan cuaca

c. Sebagai lapisan aus (wearing course)

d. Meneruskan beban kendaraan ke lapisan dibawahnya.

Jenis – Jenis Perkerasan Jalan Konstruksi perkerasan terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan bahan ikat

yang digunakan serta komposisi dari komponen konstruksi perkerasan itu sendiri.

Berdasarkan bahan pengikat, konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas :

Page 11: Tugas 1 Perkerasan Jalan

1. Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan fleksibel dengan

bahan terdiri dari bahan ikat (berupa aspal, tanah liat) dan batu. Perkerasan

ini umumnya terdiri atas 3 lapis atau lebih. Urut-urutan lapisan adalah lapis

permukaan, lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah dan sub grade.

Gambar 2.4 Lapis Flexible Pavement

Apabila beban roda yang terjadi pada permukaan jalan berupa P ton,

maka beban ini diteruskan ke lapisan bawahnya dengan sistem penyebaran

tekanan, sehingga semakin ke bawah/dalam tekanan yang dirasakan akan

semakin kecil. (Suryadharma dan Susanto, 1999)

Sifat dan Ciri Khas Perkerasan Lentur :

a. Memakai bahan pengikat aspal.

b. Sifat dari perkerasan ini adalah memikul dan menyebarkan beban lalu

lintas ke tanah dasar.

c. Pengaruhnya terhadap repetisi beban adalah timbulnya rutting (lendutan

pada jalur roda).

d. Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar yaitu, jalan bergelombang

(mengikuti tanah dasar).

Karakteristik Perkerasan Lentur :

a. Bersifat elastis jika menerima beban, sehingga dapat memberi

kenyamanan bagi pengguna jalan

b. Pada umumnya menggunakan bahan pengikat aspal

c. Seluruh lapisan ikut menanggung beban

Page 12: Tugas 1 Perkerasan Jalan

d. Penyebaran tegangan ke tanah dasar sedemikian sehingga tidak merusak

lapisan tanah dasar.

e. Umur rencana maksimum 20 tahun (MKJI = 23 th)

f. Selama umur rencana diperlukan pemeliharaan secara berkala.

Gambar 2.5 Komponen Perkerasan Lentur

2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan kaku (rigid pavement) adalah perkerasan tegar/kaku/rigid dengan

bahan perkerasan yang terdiri atas bahan ikat (semen portland, tanah liat)

dengan batuan. Bahan ikat semen portland digunakan untuk lapis permukaan

yang terdiri atas campuran batu dan semen (beton) yang disebut slab beton.

Gambar 2.6 Lapis Rigid Pavement Apabila beban roda yang terjadi pada permukaan jalan berupa P ton, maka

beban ini diteruskan ke lapisan bawahnya dengan sistem penyebaran tekanan,

sehingga semakin ke bawah/dalam tekanan yang dirasakan akan semakin

kecil. (Suryadharma dan Susanto, 1999)

Sifat dan Ciri Khas Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) :

Page 13: Tugas 1 Perkerasan Jalan

a. Memakai bahan pengikat semen portland (PC).

b. Sifat lapisan utama (plat beton) yaitu memikul sebagian besar beban lalu

lintas.

c. Pengaruhnya terhadap repetisi beban adalah timbulnya retak-retak pada

permukaan jalan.

d. Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar yaitu, bersifat sebagai

balok di atas permukaan.

Gambar 2.7 Komponen Perkerasan Kaku

3. Konstruksi Perkerasan Komposit (Composite Pavement)

Yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat

berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku atau perkerasn kaku di atas

perkerasan

Gambar 2.8 Lapis Composite Pavement

Page 14: Tugas 1 Perkerasan Jalan

Tabel Perbedaan & Persamaan Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

Page 15: Tugas 1 Perkerasan Jalan
Page 16: Tugas 1 Perkerasan Jalan

Daftar Pustaka Masalah

http://e-journal.uajy.ac.id/915/3/2TS12646.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan

https://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenis-perkerasan-

jalan/

https://www.google.co.id/search?q=tabel+perbedaan+perkerasan+kaku+dan+le

ntur&espv=2&biw=731&bih=629&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=F_YS

VbPcOofjuQTtlICgAw&ved=0CAYQ_AUoAQ#imgdii=_&imgrc=vHmcgHLZ

2q2JjM%253A%3B02Oh7U_BSNB0nM%3Bhttps%253A%252F%252Fgadabi

nausaha.files.wordpress.com%252F2012%252F12%252Ftabel2.jpg%3Bhttps%

253A%252F%252Fgadabinausaha.wordpress.com%252F2012%252F12%252F

27%252Fjenis-jenis-perkerasan-jalan%252F%3B677%3B403