perkerasan kaku dan lentur (perkerasan jalan raya)

42

Upload: herlyn-meylisa

Post on 18-Jul-2015

1.653 views

Category:

Engineering


69 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 2: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

Kelompok 4 :

Emilia Arizka P (I0112038)

Fitria Fauzia M.D (I0112058)

Herlyn Meylisa P (I0112069)

Tanty Rahayu (I0112135)

Page 3: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 4: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 5: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

1. PERKERASAN LENTUR

2. PERKERASAN KAKU

Page 6: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

PERKERASAN LENTUR

1. Menentukan umur rencana dari Tabel 2-1 :

Umur Rencana PerkerasanDari tabel 2.1 ditentukan bahwa umur rencana jalan lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB ditentukan yaitu 40 tahun.(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 9)

Page 7: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 9)

Page 8: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

2. Menentukan nilai CESA4 untuk umur desain yang telah dipilih.

Untuk menentukan nilai CESA4 terlebih dahulu menghitung ESA

PERKERASAN LENTUR

Page 9: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

jenis kendaraaan VDF 4 jumlah perhari CESA

bus kecil 0,3 30 9

bus besar 1 130 130

truk 2 sumbu cargoringan 0,3 45 13,5

truk 2 sumbu ringan 0,8 45 36

truk 2 sumbu cargo sedang 0,7 45 31,5

truk 2 sumbu sedang 1,6 35 56

truk 2 sumbu berat 0,9 35 31,5

truk 2 sumbu berat 7,3 40 292

truk 3 sumbu ringan 7,6 25 190

truk 3 sumbu sedang 28,1 20 562

truk 3 sumbu berat 28,9 20 578

truk 2 sumbudan trailer 36,9 5 184,5

truk 4 sumbu trailer 13,6 5 68

truk 5 sumbu trailer 19 3 57

truk 5 sumbu trailer 30,3 3 90,9

truk 6 sumbu trailer 41,6 1 41,6

487 2371,5

Page 10: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

Kemudian menghitung pertumbuhan lalu lintas (R)

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 9)

Page 11: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 12: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

• CESA4 = ESA x 365 X R x 50% = 1526 X 365 X 97,874 x 50%

= 42.414.277,5

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 16)

Page 13: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

3. Menentukan nilai Traffic Multiplier (TM)

Nilai TM kelelahan lapisan aspal untuk kondisi pembebanan yang berlebih di Indonesia berkisar 1,8 – 2. Nilai yang akurat berbeda-beda tergantung dari beban berlebih pada kendaraan niaga di dalam kelompok truk.(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 20)

PERKERASAN LENTUR

Page 14: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

4. Menghitung CESA5 = TM X CESA4 dan gunakan semua bab dari prosedur ini.

(a) CESA5 (untuk R = 4,125 %)

= TM X CESA4

= 76345700

PERKERASAN LENTUR

Page 15: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

5. Menentukan tipe perkerasan dari Tabel 3.1 atau dari pertimbangan biaya (analisis dicounted whole of life cost)

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 11)

PERKERASAN LENTUR

Page 16: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 17: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

6. Menentukan seksi-seksi subgrade yang seragam dan daya dukung subgrade.

Tanah didaerah tersebut merupakan tanah aluviail berpotensi jenuh sehingga pada saat awal konstruksi harus ada identifikasi tanah terlebih dahulu seperti mengangkat semua tanah yang lunak jika tidak tetapkan tebal lapisan penopang (capping layer) dan perbaikan tanah dasar

PERKERASAN LENTUR

Page 18: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

7. Menentukan struktur pondasi jalan. Kondisi tanah dasar langsung diatas timbunan

rendah (< 3m ) diatas tanah lunak aluvial jenuh prosedur laboratorium untuk penentuan CBR tidak dapat digunakan untuk kasus ini, karena optimasi kadar air dan pemadatan secara mekanis tidak mungkin dilakukan dilapangan . Lebih lanjutnya tanah asli akan menunjukan kepadatan rendah dan daya dukung yang rendah sampai kedalaman yang signifikan yang membutuhkan prosedur stabilisasi khusus.

PERKERASAN LENTUR

Page 19: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.

Beberapa fungi dari geotekstil yaitu:

• Untuk perkuatan tanah lunak.

• Untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.

• Sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan pelindung.

Page 20: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

Geotekstil dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada kasus: Timbunan tanah diatas tanah lunak Timbunan diatas pondasi tiang Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence

Page 21: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

Berikut adalah contoh stabilisasi tanah secara khusus :

Page 22: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 23: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 24: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 25: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 37)

Page 26: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

8. Menentukan struktur perkerasan yang memenuhi syarat dari desain 3 atau 3A atau bagan lainnya.

PERKERASAN LENTUR

Page 27: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 59)

Page 28: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 60)

Page 29: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

1. Umur rencana ditentukan 40 tahun kecuali diperintahkan atau disetujui yang lain.

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 34)

PERKERASAN KAKU

Page 30: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

2. Menentukan kelompok sumbu kendaraan niaga desain yang lewat selama umur rencana.Dari perhitungan CESA5 yang didapatkan dari perhitungan pada perkerasan lentur, adalah sebagai berikut :

Menghitung CESA5 = TM X CESA4 dan gunakan semua bab dari prosedur ini.CESA5 = TM X CESA4

= 76.345.700

PERKERASAN KAKU

Page 31: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 32: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

3. Menentukan daya dukung efektif tanah dasar menggunakan solusi tanah normal atau tanah lunak.

Tanah pada daerah yang diteliti adalah tanah lempung dimana tanah tersebut termasuk tanah liat yang memiliki kepadatan tinggi yang berpotensi jenuh, sehingga dapat menggunakan metode B untuk tanah alluvial berpotensi jenuh. (Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 35)

PERKERASAN KAKU

Page 33: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

Metode B :

Melakukan survey DPC atau survey resisitivitas dan karakteristik tanah untuk mengidentifikasi sifat dan kedalaman tanah lunak, jika tanah lunak terletak dalam menggunakan penopang atau dengan stabilisasi tanah, dan apabila lapisan tanah lunak tidak dalam ( < 1 m ) dilakukan pengangkatan lapisan tanah dengan memperhatikan biaya.(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 35)

Page 34: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

4. Menentukan struktur pondasi jalan dari desain 2.

Dari Bagan Desain Pondasi Jalan Minimum didapatkan sebagai berikut :

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 39)

PERKERASAN KAKU

Page 35: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 36: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

5. Menentukan lapisan drainase dan lapisan subbase dari desain 4.

• Seluruh lapisan pondasi bawah (sub base) harus dapat mengalirkan air.

• Menentukan nilai m dari tabel 8.1.• Menentukan besarnya tebal lapis berbutir.

= tebal hasil bagan desain / ‘m’

= 850/ 0,4

= 2125 mm

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 29-32)

Page 37: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Page 38: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

6. Menentukan jenis sambungan.

PERKERASAN KAKU

Page 39: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

7. Menentukan jenis bahu jalan (biasanya bahu beton), dari lampiran D.

Page 40: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

8. Menentukan Tebal Lapisan Pondasi

Sesuai dengan desain yang telah direncanakan sebelumnya bahwa prosedur desain pondasi adalah B (Manual Perkerasan Jalan No

02/M/BM/2013 halaman 39) maka untuk tebal lapis pondasi yang direncanakan adalah tebal pelat beton sebesar 305 mm (Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 61)

PERKERASAN KAKU

Page 41: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)

KesimpulanDalam pembuatan jalan pada daerah ini penulis menyarankan untuk menggunakan perkerasan kaku karena jalan yang didesain dibuat dengan umur rencana 40 tahun terlebih jalan yang akan dibuat merupakan jalan tol yang akan dilalui banyak kendaraan yang mungkin dapat mengakibatkan beban jalan yang akan diterima akan melebihi dari kapasitas jalan yang dapat diterima jalan itu sendiri, walaupun biaya awal pembuatan jalan dengan perkerasan kaku lebih mahal daripada perkerasan lentur akan tetapi biaya perawatan pada perkerasan kaku lebih rendah dibandingkan dengan perkerasan lentur untuk itu penulis menyarankan penggunaan perkerasan kaku untuk desain jalan tersebut.

Page 42: Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)