tor seminar dan workshop gizi

8
Term of References (TOR) Seminar dan Workshop “Pendekatan Terapi Gizi pada Pasien Stroke untuk Mencegah Rekurensi” 1. Latar Belakang Stroke menempati urutan kedua sebagai penyebab kecacatan di Negara maju dan penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung iskemik. Dan lebih dari dua pertiga penderita stroke di dunia berasal dari negara berkembang, di mana usia rata-rata penderitanya 15 tahun lebih muda daripada penderita di negara maju. Sedangkan di negara- negara barat sendiri, stroke merupakan penyebab kematian tersering ketiga setelah penyakit jantung dan kanker dan mungkin penyebab utama kecacatan. Menurut WHO, 15 juta orang di dunia mengalami stroke setiap tahunnya. Dan dari 15 juta orang tersebut, 5 juta orang meninggal dan 5 juta orang lagi mengalami kecacatan permanen dan menjadi beban bagi keluarganya. Di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Aceh (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk). Dari 8,3 per 1.000 penderita stroke, 6 diantaranya telah didignosis oleh tenaga kesehatan. Hal ini menujukkan sekitar 72,3% kasus

Upload: reza-oktarama

Post on 09-Nov-2015

149 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

tor

TRANSCRIPT

Term of References (TOR)Seminar dan WorkshopPendekatan Terapi Gizi pada Pasien Stroke untuk Mencegah Rekurensi

1. Latar BelakangStroke menempati urutan kedua sebagai penyebab kecacatan di Negara maju dan penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung iskemik. Dan lebih dari dua pertiga penderita stroke di dunia berasal dari negara berkembang, di mana usia rata-rata penderitanya 15 tahun lebih muda daripada penderita di negara maju. Sedangkan di negara-negara barat sendiri, stroke merupakan penyebab kematian tersering ketiga setelah penyakit jantung dan kanker dan mungkin penyebab utama kecacatan. Menurut WHO, 15 juta orang di dunia mengalami stroke setiap tahunnya. Dan dari 15 juta orang tersebut, 5 juta orang meninggal dan 5 juta orang lagi mengalami kecacatan permanen dan menjadi beban bagi keluarganya.Di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Aceh (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk). Dari 8,3 per 1.000 penderita stroke, 6 diantaranya telah didignosis oleh tenaga kesehatan. Hal ini menujukkan sekitar 72,3% kasus stroke di masyarakat telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan, namun angka kematian akibat stroke tetap tinggi. Data menunjukkan bahwa stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua umur di Indonesia. Dampak dari serangan stroke sangat bergantung pada lokasi dan luasnya kerusakan, dan juga usia serta status kesehatan sebelum stroke. Stroke hemoragik memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dari iskemik. Sekitar 20% dari penderita stroke akan bergantung pada orang lain untuk melakukan kegiatan sehari-hari (seperti mencuci, berpakaian, dan berjalan) pada 12 bulan pertama. Dan sekitar 10-16% penderita stroke memiliki risiko untuk mengalami serangan ulang, dan risiko kematian akibat stroke menjadi dua kali lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Dampaknya tidak hanya terhadap penderita tetapi juga terhadap keluarga dimana rasa cemas, stres, sedih, dan perubahan psikologis tidak dapat dihindari.Usaha pencegahan serangan stroke yang dapat dilakukan adalah menyingkirkan factor risiko (obesitas, hipertensi, merokok, dan lain-lain), terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes mellitus, dan kolesterol darah tinggi. Peran penyedia pelayanan kesehatan menjadi sangat penting dalam pencegahan karena sebagian besar faktor risiko serangan stroke yang dapat dimodifikasi/diubah dengan mengubah gaya hidup menjadi gaya hidup yang sehat.Setelah menjalani perawatan di rumah sakit dan di rumah, banyak pasien yang beranggapan telah sembuh dan tidak bakal terkena stroke lagi sehingga mereka berpikiran bisa berbuat apa saja, mulai dari konsumsi makanan hingga pola hidup. Pada studi Profesor Alexandre Croquelois dan Julien Bogousslavsky di Centre Hospitalier Universataitre Vaudois, Lausanne, Swiss, didapati 66 persen dari 286 pasien stroke mengidap hipertensi, 24 persen perokok berat, 16 persen mempunyai riwayat diabetes, dan 62 persen berkolesterol tinggi. Akan tetapi, 65 persen dari 286 pasien tersebut tidak menyadari mereka memiliki factor-faktor risiko tersebut. Tingkat kesadaran yang rendah inilah dikhawatirkan bisa memicu terulangnya kembali stroke. Bila itu terjadi lagi, serangan stroke akan lebih ganas dan berat. Beberapa riset menunjukkan 20 persen pasien stroke akan meninggal dalam sebulan setelah serangan pertama bila terkena stroke berulang. Karena itu, dokter, pasien dan keluarga harus memerhatikan faktor risiko pasien terutama hipertensi, kolesterol dan diabetesPemberian jenis makanan sebaiknya disesuaikan dengan faktor-faktor risiko yang ada pada penderita. Pada prinsipnya, diet yang diberikan adalah diet seimbang dengan modifikasi yang disesuaikan dengan penyakit penyerta lain yang dialami penderita. Misalnya, penderita stroke dengan hipertensi, sebaiknya diberikan menu diet seimbang dengan jumlah garam yang dibatasi. Seeorang dnegan penyakit Diabetes mellitus, asupan gula dalam diet harus dibatasi. Bagi penderita stroke dengan peninggian asam urat, maka diet yang dianjurkan untuk membatasi asupan purin. Pengaturan diet merupakan hal yang penting, karena merupakan salah satu upaya untuk mencegah stroke berulang. Oleh karena itu, baik dokter yang merawat maupun keluarga terdekat perlu sekali mengetahui jenis diit yang tepat untuk perawatan penderita stroke.

2. TujuanSetelah mengikuti seminar dan workshop, peserta diharapkan: Mampu mengidentifikasi secara tepat factor-faktor risiko yang bisa dirubah pada pasien stroke, Mampu memberikan preskripsi gizi yang tepat pada pasien stroke, baik selama masa perawatan di Rumah Sakit, maupun saat fase rehabilitasi dan pemeliharaan kesehatan, Mampu melakukan follow-up terkait asupan gizi terhadap pasien-pasien stroke setelah dipulangkan dari rumah sakit dalam rangka mencegah kekambuhan stroke, Mampu memberikan edukasi yang tepat kepada keluarga pasien mengenai terapi gizi yang dapat diberikan dalam kegiatan sehari-hari.3. Rencana KegiatanKegiatan akan dilaksanakan oleh panitia khusus yang dibentuk. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan persiapan program dan teknis acara. Kemudian menghubungi dan mengkonfirmasi narasumber local, dan narasumber nasional dari Bagian/SMG Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang/RSUP Dr. Kariadi Semarang. Selanjutnya, melakukan sosialisasi kegiatan kepada dokter-dokter yang bekerja di lingkungan FK Unsyiah dan juga RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, sosilisasi juga dilakukan kepada dokter-dokter yang berminat mengikuti kegiatan ini. Panitia kemudian menyiapkan aspek-aspek teknis dari acara, termasuk akomodasi dan konsumsi. Setelah pelaksanaan kegiatan, panitia menyiapkan laporan kegiatan secara transparan dan terinci.4. Peserta KegiatanSyarat peserta seminar dan workshop ini adalah: Dokter yang bekerja di lingkungan FK Unsyiah dan/atau RSUD dr. Zainoel Abidin Dokter-dokter praktik umum maupun spesialis yang memiliki minat mengikuti kegiatan ini.5. Keluaran Meningkatkan pengetahuan dan wawasan, serta keterampilan terkait gizi dokter-dokter peserta kegiatan guna membantu pasien dalam rangka mencegah rekurensi stroke. Meningkatkan kualitas pelayanan yang paripurna dalam menangani kasus-kasus stroke baik saat perawatan di rumah sakit, maupun setelah dipulangkan dari rumah sakit. Meningkatkan peran dokter secara preventif dan promotif terkait gizi pada pencegahan terjadinya kasus stroke.

6. Jadwal KegiatanHari/TglWaktuAcaraPelaksana

Sabtu,25 Oktober 201408.00-08.30Registrasi PesertaPanitia

08.30-09.00Pembukaan: Laporan ketua Panitia Sambutan DekanPanitia

09.00-10.00Presentasi Narasumber 1: Stroke: An updateModerator dan Narasumber 1

10.00-11.00Presentasi Narasumber 2: Pendekatan Terapi Gizi pada Pasien Stroke untuk Mencegah RekurensiModerator dan Narasumber 2

11.00-11.30Workshop: Pemilihan diit yang tepat sesuai factor risiko pasien stroke.Moderator dan Narasumber 2

11.30-12.00Diskusi dan Tanya JawabModerator dan Narasumber 1,2. Panitia

12.00Selesai dan Penutupan

7. Penanggung Jawabdr. Husnah, MPH (HP: 0811684892)

8. AnggaranNoRINCIAN BELANJAVOLUMEHARGA SATUANJUMLAH BIAYA

SEMINAR dan WORKSHOP20.000.000

1BELANJA BAHAN

ATK dan Bahan Habis Pakai (Spanduk, Leaflet)2 rim Kertas5 Spanduk100 lbr leaflet1 set tinta printer100.000100.000 2.000100.000200.000500.000200.000100.000

Konsumsi snack 60 peserta 2 kali120 kotak snack15.0001.800.000

Jamuan Narasumber2 kali jamuan500.0001.000.000

Pembuatan Dokumentasi1 paket1.000.0001.000.000

Bahan bakar mobil panitia31 liter6.500200.000

Total Anggaran 5.000.000

2BELANJA JASA PROFESI

Honor Narasumber Nasional1 orang3.000.0003.000.000

Honor Narasumber Lokal1 orang1.000.0001.000.000

Honor Moderator1 orang1.000.0001.000.000

Honor Panitia5 orang600.0003.000.000

Total Anggaran 8.000.000

3BELANJA PERJALANAN/AKOMODASI

Belanja Perjalanan Narasumber Nasional Semarang-Banda Aceh PP1 Tiket Smg-BTJ 1 Tiket BTJ-Smg2.000.0002.000.0004.000.000

Biaya Penginapan Narasumber2 malam500.0001.000.000

Biaya Ruangan, Sound System1 Paket2.000.0002.000.000

Total Anggaran7.000.000