gizi buruk marasmus2
TRANSCRIPT
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 1/24
Identitas Pasien
Nama : An. Nadia Ramadani
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Belom Sekolah
Agama : Islam
Alamat : Pepaya no 341 Pogar
Tanggal MRS : 2 - 7 - 2014
Tanggal Pemeriksaan : 7 - 7 - 2014
No. Medrec : 00113569
B. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama :
Luka disekitar mulut tidak kunjung sembuh sudah 3 minggu, panas, mencret 5 kali
dalam sehari dalam 2 minggu terakhir, sakit gigi sekitar seminggu yang lalu.
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Nenek pasien mengatakan awalnya panas kurang atau lebih 3 minggu pilek disangkal
disertai mencret sudah 2 minggu lebih dari 5 kali sehari, banyaknya kurang lebih
setengah gelas belimbing setiap mencret, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna
kekuningan, terdapat darah di sangkal dan lendir di sangkal, bau khas tidak terdapat
darah apabila ingin BAB perut terasa sakit. Pada awalnya anak rewel disertai sering
minum sangat bernafsu (seperti kehausan) namun sejak 3 hari terakhir anak mulai
malas untuk minum dan tampak amat lemas berat badan menurun disertai nafsu makan
menurun tidak disertai batuk, nyeri saat menelan disangkal, riwayat kejang disangkal.
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 2/24
mulut terdapat luka yang tidak kunjung sembuh,mukosa bibir yang sangat kering
turgor kulit menurun dan perut membesar. Kulit terdapat bintik-bintik hitam.
C. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah menderita diare dan asma sebelumnya. Riwayat kejang disangkal.
Riwayat batuk lama disangkal, Riwayat trauma pada umur 4 tahun jatuh dari sepeda
terbentur kepala tapi tidak ada keluhan. Pasien pernah keluar nanah dari telinga pada
saat panas.
D. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat alergi, riwayat asma dan TBC disangkal.
E. Riwayat Pengobatan :
Sempat diberikan penanganan di puskemas diberikan antibiotik dan penurun panas.
F. Riwayat Psikososial :
Selama ini pasien tinggal bersama kakek, nenek dan ibunya, ayahnya sudah cerai
semenjak mengandung nadia ayahnya bekerja sebagai supir truk malam jarang di
rumah, sedangkan ibunya pegawai di sebuah pabrik. Kakek dan nenek tidak memiliki
pekerjaan.
G. Riwayat Imunisasi:
Nenek pasien mengatakan kalau pasien selalu rutin mengikuti imunisasi lengkap di
puskesmas.(Tetapi tidak ada data).
H. Riwayat pemberian nutrisi:
Tahun 1: Diberikan ASI selama 3 bulan
Susu nutrilon soya selanjutnya diberikan selama 2 bulan ( ganti karena tidak
punya biaya untuk membeli susu dikarenakan mahal.)
SUSU SGM sampai sekarang
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 3/24
Sebelum Sakit : Selera makan kurang bagus jarang (1 porsi 3x1hari), Menu makanan:
Nasi, ikan,sayur, Frekuensi makan: 3x sehari makanan pantangan tidak ada,
pembatasan pola makanan: tidak ada.
Cairan sebelum sakit: Pasien minum susu 120cc / 8x diminum melalui dot.
Sesudah Sakit : Selera makan menurun (1/3 porsi 3x1 hari), Menu makanan: Nasi, ikan,
Frekuensi makan 3 kali sehari 1 porsi tidak habis, makanan pantangan: tidak ada,
pembatasan pola makan: tidak ada.
Cairan sesudah sakit: Pasien minum susu 100cc / 8x diminum melalui dot.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Compos Mentis
Tanda Vital :
Nadi : 120x/menit
RR : 40x/menit
Suhu : 37.1oC
Status Antropometri
• Tinggi Badan : 89 cm
• Berat Badan : 10 kg
• Lingkar Kepala: 48
• Lingkar lengan atas : 12
• Lingkar Dada :53
• Lingkar Perut :55
• BB/U = Terletak dibawah -3 SD (Gizi Buruk)
• TB/U = Terletak dibawah -3 SD (Perawakan pendek)
• BB/TB = Terletak diantara -3 SD s/d -2 SD (Kurus)
Kesan: Status gizi: Kurang
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 4/24
Kepala : A/I/C/D +/-/-/- , Perubahan warna rambut (+), Ubun-ubun cekung, Mata
Cowong (+/+), old man face (+), Thrush (+)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thorax : Bentuk Simetris, Retraksi (-)
P: Rh (-/-) Wz (-/-)
C: S1 S2 Tunggal
Abdomen : Meteorismus, Bising Usus meningkat, Turgor kulit menurun, asites(-)
Genetalia : dBn
Ekstremitas : Akral hangat, Odem -
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hemoglobin : 7.98 g/dL
Hematocrit : 28.0 %
Eritrosit : 3.46 x 103/µl
Leukosit : 5.54 x 103/µl
Trombosit : 293 x 103/µl
V. DAFTAR MASALAH
Buang Air Besar lebih dari 5 kali sehari
BAB Cair
Diare sudah 2 minggu
Frekuensi pasien minum sedikit
Turgor kulit menurun
Pasien tampak gelisah
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 5/24
Bising usus meningkat
Anemis
Berat badan menurun
Luka di mulut yang tidak kunjung sembuh
Perut membesar
Febris
Dehidrasi sedang
Nafsu makan semakin menurun
Sakit perut saat ingin buang air besar
Kekurangan nutrisi
Pasien sangat lemah
Ubun-ubun cekung
Mukosa bibir kering
Kulit terdapat bintik-bintik hitam
Sakit gigi berkepanjangan
VI. DIAGNOSA
Diare kronis dehidrasi sedang
Gizi Buruk Marasmus
Candidiasis oral
Hepatitis B
TB Paru
Pneumonia
Anemia defisiensi besi
VII. PENATALAKSANAAN
• Infus RL@30cc/kgBB dalam 1 jam (240 x 15) /60= 60 tetes/menit
o Dilanjutkan Infus RL 70cc/kgbb dalam 5 jam (560 x 15)/300 = 28 tetes/menit
o Dilanjutkan Infus RL (8x(120+30)) / 96 = 12 tetes/menit
• Cefotaxim
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 6/24
• Metronidazole
• OAT,etambutol
• Probiokit
• Zinc syrup 1 x 1 cth
• Vitamin A 200.000 IU peroral
• Vit B-compleks, Vit C.
VIII. PEMBAHASAN
DIARE
Definisi
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya
tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Jenis diare ada dua macam, yaitu Diare akut dan
Diare persisten atau Diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari
14 hari, sementara Diare persisten atau diare kronis diartikan sebagai sebagai buang air
besar dalam konsistensi cair atau tidak, dengan frekwensi yang meningkat, umumnya >
3kali per hari, atau dengan perkiraan berat tinja>200 gram per hari dengan durasi lebih
dari 14 hari. Berbanding dengan diare akut, diare kronik lebih kompleks untuk didiagnosa
dan diterapi. Pengobatan untuk diare kronik bergantung kepada sebab spesifik dan boleh
disembuhkan, disupresi, atau empirikal. Penyebab diare kronik jarang disebabkan oleh
kelainan pada usus dan etiologinya mungkin beragam tetapi parasit dan infeksi masih
tinggi di negara berkembang (Wiryani dan Wibawa, 2007). Diare kronik juga mempunyai
mekanisme patofisiologikal yang terdiri dari osmotik, sekretorik, dan imflamasi. Diare
sekretorik ditandai dengan diare cair, volume feses yang banyak, tanpa disertai rasa sakit,
dan menetap dengan puasa. Diare jenis ini terjadi kerana gangguan transportasi cairan
dan elektrolit melewati mukosa elektrolik (Wiryani dan Wibawa, 2007). Pada diare
osmotik, kandungan air feses meningkat sebanding dengan jumlah solute, ditandai
dengan keluhan yang berkurang saat puasa dan menghentikan agen penyebab. Diare
osmotik terjadi bila terdapat asupan makanan, solute osmotik aktif dalam lumen yang
melampaui kapasitas resorpsi kolon (Wiryani dan Wibawa, 2007).
Diare inflamasi pula biasanya disertai dengan tanda inflamasi sperti demam, nyeri,
berdarah, dan sebagainya. Selain melalui eksudasi, mekanismenya bergantung kepada
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 7/24
lokasi lesi, gangguan absorbsi lemak, gangguan absorbsi air dan elektrolit, hipersekresi
dan hipermotilitas akibat pelapasan sitokin dan mediator inflamasi yang lainnya (Wiryani
dan Wibawa, 2007).Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahawa
diare adalah penyebab nomor dua kematian balita di seluruh dunia (HIP, 2009). Selain
itu, United States Agency International Development (USAID) menghitungkan bahwa
setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal akibat diare (USAID and ESP, 2008). Di
Indonesia, diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat baik dilihat dari
angka kesakitan atau angkat kematian yang ditimbulkannya terutama pada bayi dan balita
(Zulkifli, 2008). Setiap tahun, 100000 balita di Indonesia meninggal karana diare (HIP,
2009).
Epidemiologi
Berdasarkan kelompok umur, prevalensi tertinggi diare terjadi pada anak balita
(1-4 tahun) yaitu 16,7% dengan prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu
8,9% pada laki-laki dan 9,1% pada perempuan. Prevalensi diare lebih banyak di pedesaan
dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di perdesaan dan 7,4 % di perkotaan. Diare
cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai
petani/nelayan dan buruh. Penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang
terbanyak adalah diare (31,4%) dan penyebab kematian anak balita (usia 12-59 bulan),
terbanyak adalah diare (25,2%).2
Etiologi dan Patofisiologi
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu
infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi,
keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering ditemukan di
lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.1
Faktor yang menyebabkan HIV mengalami diare kronik
Infeksi HIV menyebabkan sistem imun menjadi lemah dan penderita menjadi
lebih gampang untuk terkena infeksi yang secara normalnya boleh dilawan. Pertahanan
tubuh terhadap infeksi dan penyakit dimusnahkan oleh HIV dengan cara memusnahkan
CD4+ dan ini menghilangkan kebolehan tubuh untuk melawan infeksi. Masih belum
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 8/24
ditemukan lagi obat untuk mengobati HIV. Semakin lama, penderita akan menderita
pelbagai penyakit yang boleh membawa maut termasuk infeksi opportunistik dan
beberapa tipe kanker (WHO, 2008). Infeksi opportunistik adalah penyakit yang
disebabkan oleh organisme sehingga menimbulkan penyakit, tidak pada orang yang sehat
tetapi pada orang yang mempunyai sistem imun yang lemah. CD count adalah jumlah
limfosit T CD4 dalam darah dan menunjukkan tahap kekebalan sistem imun kita. Pada
dewasa sehat, jumlah CD4 count adalah di antara 500 – 1400 sel/mm3. Resiko untuk
mendapat infeksi opportunistik semakin tinggi apabila jumlah CD4 di bawah 200
sel/mm3. Viral load menunjukkan jumlah HIV di dalam darah dan jumlahnya yang tinggi
memberi tanda perkembangan penyakit yang semakin buruk (WHO, 2008). Infeksi
opportunistik mengakibatkan hampir 80% kematian pada pasien AIDS (Kumar et al.,
2007).
Antara infeksi opportunistik yang menyebabkan infeksi gastrointestinal hingga
menyebabkan diare kronik pada HIV adalah Cryptosporidiosis yaitu sejenis parasit.
Antara symptom yang disebabkannya adalah keram lambung, nausea, lemah, berat badan
menurun, hilang selera makan, muntah, dan dehidrasi. Tiada pengobatan efektif untuk
infeksi ini menyebabkan sukar untuk diobati. Pengobatan HIV perlu untuk mengawal
simptom ini. Selain itu ialah Cytomegalovirus yaitu sejenis virus boleh menginfeksi
seluruh tubuh tetapi ianya biasa menginfeksi lambung, menyebabkan demam, diare dan
nyeri lambung. Infeksi virus ini biasanya terjadi apabila jumlah sel T CD4+ kurang dari
50 mm3 darah. Infeksi bakteri Mycobacterium Avium Kompleks menyebabkan demam
berlanjutan, keringat pada malam hari, berat badan menurun, anemia, nyeri badan,
pusing, diare, dan kelemahan. Bakteria yang menyebabkan infeksi ini biasanya ditemui
dalam air, habuk, tanah, dan tinja burung. Infeksi ini biasanya terjadi apabila jumlah sel
CD4+ kurang dari 50 mm3 darah. Azithromycin biasanya diberikan sebagai pemgobatan
pencegahan (Coffey, 2009).
HAART adalah kombinasi obat antiretroviral yang mengurangkan replikasi HIV.
Kombinasi 3 kelas obat yang biasa digunakan adalah nucleoside reverse transcriptase
inhibitors (NRTIs), non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs) dan
protease inhibitors (PIs). Efek samping dari penggunaan obat NRTI dan PIs adalah diare
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 9/24
(WHO, 2008). Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), diare kronik
bertanggungjawab terhadap 17% kasus AIDS yang baru didiagnosa di Amerika Serikat
akibat penggunaan terapi antiretroviral yang sangat tinggi (HAART) (Wilcox, 2010).
World Health Organization (WHO) menjangkakan 85 – 90% penyakit diare pada negara
berkembang disebabkan air yang tidak selamat dan sanitasi sera higiene yang tidak
adekuat. Walaupun tidak mungkin transmisi melalui feses – oral atau terpegang feses
orang yang terinfeksi oleh HIV, ini akan meningkatkan resiko ahli keluarga untuk
mendapat infeksi tersebut jika pembaikan higiene tidak diikuti (HIP,2009).
2.4. HIV/AIDS dan Diare Kronis
Bagi penderita infeksi HIV, diare kronik merupakan komplikasi yang biasa terjadi di
mana 60 – 90% di negara berkembang. Suatu studi di India menyatakan bahawa diare
merupakan manifestasi klinikal ketiga paling banyak pada pasien AIDS (Sadraei et al.,
2005). Walaupun begitu, sehingga 50% pasien tidak dapat diidentifikasi patogen pada
usus. Hal ini kerana infeksi intestinal pada HIV berkait dengan enteropati pada AIDS dan
organismenya masih tidak dapat dideteksi seperti prevalensi infeksi mikrosporidia pada
pasien HIV dijangkakan 15% (Surawicz, 2005). Penelitian menunjukkan bahawa infeksi
bersamaan antara diare kronis dan HIV/AIDS lebih berbahaya berbanding pada anak
yang hanya mengidap HIV/AIDS saja. Suatu studi di Republik demokrasi Congo
menjumpai bahawa risiko kematian disebabkan diare kronis pada anak yang mengidap
HIV 11 kali lebih besar dari anak yang tidak mengidap HIV (HIP, 2009).
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 10/24
MALNUTRISI
2.1 Definisi Malnutrisi
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan di
antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan.
Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang
tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya
malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary, 2007).
Sumber gizi dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Makronurien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar untuk
memberikan tenaga secara langsung yaitu protein sejumlah 4 kkal, karbohidrat sejumlah
4 kkal dan lemak sejumlah 9 kkal. Mikronutrien adalah zat yang penting dalam menjaga
kesehatan tubuh tetapi hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh yaitu
vitamin yang terbagi atas vitamin larut lemak , vitamin tidak larut lemak dan mineral (
Wardlaw et al, 2004).
2.2 Kurang Energi Protein (KEP)
Penyebab KEP dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer dan malnutrisi
sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan
protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang
terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan
kehilangan protein maupun energi dari tubuh (Kleigmen et al, 2007).
Kurang energi protein bisa terjadi karena adanya beberapa faktor yang secara bersamaan
menyebabkan penyakit ini, antara lain ialah faktor sosial dan ekonomi contohnya masalah
kemiskinan dan faktor lingkungan yaitu tempat tinggal yang padat dan tidak bersih.
Selain itu, pemberiaan Air Susu Ibu (ASI) dan makanan tambahan yang tidak adekuat
juga menjadi penyebabkan terjadinya masalah KEP (Kleigmen et al, 2007).
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 11/24
Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat diukur dengan menggunakan indikator
antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dapat digunakan
sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang dan tinggi badan terhadap usia
(TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi masa lampau. Departemen
Kesehatan RI (2000) merekomendasikan baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai
baku antropometri di Indonesia. Anak dikatakan menderita KEP apabila berada di bawah
-2 Z-score dari setiap indikator (Arisman, 2010).
Secara klinis, KEP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kwashiorkor, marasmus, dan
marasmik-kwashiorkor. Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak cukup
sementara kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak
cukup. Sementara tipe marasmik kwashiorkor yaitu gabungan diantara gejala marasmus
dan kwashiorkor (Kleigmen et al, 2007).
Tabel 2.1 Kebutuhan energi harian
Umur Energi (Kkal)
0-6 bulan 550
7-12 bulan 650
1-3 tahun 1000
4-6 tahun 1550
7-9 tahun 1800
(Sumber: http://www.gizi.net)
2.2.1 Marasmus
Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak cukup. Pada penderita yang
menderita marasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau terhenti, sering berjaga pada
waktu malam, mengalami konstipasi atau diare. Diare pada penderita marasmus akan
terlihat berupa bercak hijau tua yang terdiri dari sedikit lendir dan sedikit tinja.
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 12/24
Gangguan pada kulit adalah tugor kulit akan menghilang dan penderita terlihat keriput.
Apabila gejala bertambah berat lemak pada bagian pipi akan menghilang dan penderita
terlihat seperti wajah seorang tua. Vena superfisialis akan terlihat jelas, ubun-ubun besar
cekung, tulang pipi dan dagu menonjol dan mata tampak besar dan dalam. Perut tampak
membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas dan tampak atropi (Hassan et
al, 2005).
Gambar 2.1 Marasmus
(Dikutip dari: http://www.childclinic.net)
2.2.2 Kwashiorkor
Kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak cukup. Pada
penderita yang menderita kwashiorkor, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan,
perubahan mental yaitu pada biasanya penderita cengeng dan pada stadium lanjut
menjadi apatis dan sebagian besar penderita ditemukan edema. Selain itu, pederita akan
mengalami gejala gastrointestinal yaitu anoreksia dan diare. Hal ini mungkin karena
gangguan fungsi hati, pankreas dan usus. Rambut kepala penderita kwashiorkor senang
dicabut tanpa rasa sakit (Hassan et al, 2005).
Pada penderita stadium lanjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus, jarang dan
berwarna putih. Kulit menjadi kering dengan menunjukkan garis-garis yang lebih
mendalam dan lebar. terjadi perubahan kulit yang khas yaitu crazy pavement dermatosis
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 13/24
yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan
pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan dan disertai kelembapan. Pada perabaan
hati ditemukan hati membesar, kenyal, permukaan licin, dan pinggiran tajam. Anemia
ringan juga ditemukan dan terjadinya kelainan kimia yaitu kadar albumin serum yang
rendah dan kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi (Hassan et al, 2005)
Gambar 2.2 Kwashiorkor
(Dikutip dari: http://adam.about.com)
2.3 Makronutrien
2.3.1 Protein
Protein adalah molekul makro yang terdiri dari rantai-rantai panjang asam amino yang
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen, beberapa asam amino
mengadung unsur-unsur tambahan seperti fosfor dan besi yang terikat satu sama lain
dengan ikatan peptide (Tortora G.J. and Derrickson B.2006).
Terdapat enam jenis protein di dalam tubuh manusia yang dibagi berdasarkan
fungsinya yaitu, protein struktural, protein regulatori, protein.
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 14/24
Tabel 2.2 Kebutuhan protein harian
Umur Protein (g)
0-6 bulan 10
7-12 bulan 16
1-3 tahun 25
4-6 tahun 39
7-9 tahun 45
(Sumber: http://www.gizi.net)
Sumber protein hewani adalah telur, susu, daging, unggas,dan sumber protein nabati
adalah kacang-kacangan. Bahan makanan hewani kaya dengan protein bermutu tinggi.
Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai
biologi tertinggi (Arisman, 2006). Kandungan protein dalam beberapa bahan makanan
pada dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Nilai protein dalam berbagai bahan makanan (gram/100 gram)
(Sumber: Almatsier S., 2006)
2.3.2 Karbohidrat
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 15/24
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi manusia. Satu gram karbohidrat
menghasilkan 4 Kkal. Sebagian karbohidrat berada di dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi segera dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen di
dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak (Almatsier, 2006).
Sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula.
Sebagian besar sayur dan buha tidak banyak mengandung karbohidrat. Bahan makanna
hewani seperti daging, ayam dan telur sedikit mengandung karbohidrat. Sumber
karbohidrat yang banyak digunakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras,
ubi, singkong, jagung, sagu, dan talas (Arisman, 2006). Kandungan karbohidrat dalam
beberapa bahan makanan dapatdilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Nilai karbohidrat dalam berbagai bahan makanan (gram/100 gram)
(Sumber: Almatsier S., 2006)
2.3.3 Lemak
Lemak adalah senyawa-senyawa heterogen yang bersifat tidak larut dalam air
(hidrofobik). Lemak juga termasuk dalam sumber energi manusia selain bertindak
sebagai koenzim bagi vitamin larut lemak (Champ and Harvey, 2005). Lemak juga
berfungsi sebagai sumber energi yang menghasilkan 9 Kkal untuk setiap gram yaitu kira-
kira tiga kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah
yang sama. Lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar. Lemak disimpan
sebanyak 50% di subkutan, 45% di sekeliling organ dalam rongga perut dan 5% di
jaringan intramuskuler (Almatsier S., 2006).
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 16/24
Tabel 2.5 Nilai lemak dalam berbagai bahan makanan
(gram/100 gram)
(Sumber: Almatsier S., 2006)
2.4 Mikronutrien
2.4.1 Vitamin
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil dankebanyakkannya tidak dibentuk oleh tubuh. Vitamin terbagi kepada dua jenis yaitu
vitamin larut lemak ( vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (vitamin B1, B2, niasin,
B6, B12, , asam pantotenat, asam folat, biotin, vit.C). Vitamin berperan dalam reaksi
metabolisme energi dan pertumbuhan (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005).
2.4.1.1 Vitamin larut lemak
Vitamin A diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, berfungsi dalam penglihatan
normal pada cahaya terang dan dalam pertumbuhan tulang dan gigi. β-karotin di dalam
vitamin A bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas (Tortora G.J. and
Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin A dinyatakan pada tabel 2.6.
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 17/24
Tabel 2.6 Angka kecukupan vitamin A
Golongan umur Vitamin A (RE)
0 - 6 bulan 357
7 – 12 bulan 400
1 – 3 tahun 400
4 – 6 tahun 450
7 – 9 tahun 500
(Sumber: http://www.gizi.net)
Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan fosfor dari saluran cerna. Vitamin D
bekerja bersamaan dengan hormon paratiroid dalam mengekalkan keseimbangan ion
kalsium (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin D dinyatakan
dalam tabel 2.7.
Tabel 2.7 Angka kecukupan vitamin D
Golongan umur Vitamin D (μg)
0 - 6 bulan 5
7 – 12 bulan 5
1 – 3 tahun 5
4 – 6 tahun 5
7 – 9 tahun 5
(Sumber: http://www.gizi.net)
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 18/24
Vitamin E atau tokoferol terlibat di dalam pembentukan sel darah merah, penyembuhan
luka dan bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas (Tortora G.J. and
Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin E dinyatakan dalam tabel 2.8.
Tabel 2.8 Angka kecukupan vitamin E
Golongan umur Vitamin E (mg)
0 - 6 bulan 4
7 – 12 bulan 5
1 – 3 tahun 6
4 – 6 tahun 7
7 – 9 tahun 7
(Sumber: http://www.gizi.net)
Vitamin K berfungsi sebagai koenzim untuk faktor-faktor pembekuan (Tortora G.J. and
Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin K dinyatakan dalam tabel 2.9.
Tabel 2.9 Angka kecukupan vitamin K
Golongan umur Vitamin K (μg)
0 - 6 bulan 5
7 – 12 bulan 10
1 – 3 tahun 15
4 – 6 tahun 20
7 – 9 tahun 25
(Sumber: http://www.gizi.net)
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 19/24
2.4.1.2 Vitamin larut air
Vitamin B1 atau tiamin berperan dalam metabolism karbohidrat dan sintesa
neurotransmitter acetylcholine (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan
vitamin B1 dinyatakan dalam tabel 2.10
Tabel 2.10 Angka kecukupan vitamin B1
Golongan umur Vitamin B1 (mg)
0 - 6 bulan 0,3
7 – 12 bulan 0,4
1 – 3 tahun 0,5
4 – 6 tahun 0,6
7 – 9 tahun 0,9
(Sumber: http://www.gizi.net )
Vitamin B2 atau riboflavin berfungsi sebagai komponen koenzim contohnya Flavin
Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida(FMN) dalam
metabolism karbohidrat dna protein terutama di dalam sel mata, mukosa usus dan darah
(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin B2 dinyatakan dalam
tabel 2.11.
Tabel 2.11 Angka kecukupan vitamin B2
Golongan umur Vitamin B2 (mg)
0 - 6 bulan 0,3
7 – 12 bulan 0,4
1 – 3 tahun 0,5
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 20/24
4 – 6 tahun 0,6
7 – 9 tahun 0,9
(Sumber: http://www.gizi.net)
Niasin adalah komponen essensial Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP)
dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) yaitu koenzim bagi reaksi oksidasi-
reduksi. Di dalam metabolism lemak, niasin berfungsi membantu pemecahan triglaserida
dan menginhibisi penghasilan kolesterol (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka
kecukupan niasin dinyatakan dalam tabel 2.12.
Tabel 2.12 Angka kecukupan niasin
Golongan umur Niasin (mg)
0 - 6 bulan 2
7 – 12 bulan 4
1 – 3 tahun 5
4 – 6 tahun 8
7 – 9 tahun 10
(Sumber: http://www.gizi.net)
B6 atau piridoksin adalah koenzim metabolisme asam amino dan triglyceride dan
membantu dalam pembentukan antibodi (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka
kecukupan vitamin B6 dinyatakan dalam tabel 2.13.
Tabel 2.13 Angka kecukupan vitamin B6
Golongan umur Vitamin B6 (mg)
0 - 6 bulan 0,1
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 21/24
7 – 12 bulan 0,3
1 – 3 tahun 0,5
4 – 6 tahun 0,6
7 – 9 tahun 1
(Sumber: http://www.gizi.net)
B12 atau kobalamin adalah koenzim yang diperlukan dalam pembentukan sel darah
merah dan asam amino methionine (Tortora G.J. and Derrickson B. 2005). Angka
kecukupan vitamin B12 dinyatakan dalam tabel 2.14.
Tabel 2.14 Angka kecukupan vitamin B12
Golongan umur Vitamin B12 (mg)
0 - 6 bulan 0,4
7 – 12 bulan 0,1
1 – 3 tahun 0,5
4 – 6 tahun 0,7
7 – 9 tahun 0,9
(Sumber: Almatsier S., 2006)
Asam folat berperan sebagai koenzim dalam sistem sintesa enzim basa nitrogen untuk
DNA dan RNA. Asam folat juga diperlukan untuk produksi normal sel darah merah dan
sel darah putih (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan asam folat
dinyatakan dalam tabel 2.15.
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 22/24
Tabel 2.15 Angka kecukupan asam folat
Golongan umur Asam folat (μg)
0 - 6 bulan 65
7 – 12 bulan 80
1 – 3 tahun 150
4 – 9 tahun 200
(Sumber: http://www.gizi.net)
2.4.2 Mineral
Mineral meliputi kira-kira 4% daripada berat badan manusia. Mineral memegang
berbagai peran di dalam tubuh yaitu merupakan sebagian dari matrik tulang, meregulasi
reaksi enzimatik, mengawal pH dan cairan tubuh dan terlibat di dalam proses osmosis air
dan pelbagai ion. Mineral digolongkan di dalam mineral makro dan mineral mikro.
Mineral Makro dibutuhkan lebih dari 100 mg sehari. Antara contoh-contoh mineral ialah
kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), dan kalium (K).Mineral mikro ialah mineral yang
dibutuhkan kurang dari 15 mg sehari. Antara contoh- contoh mineral mikro ialah besi e),
seng (Zn), iodium (I), dan selenium (Se) (Sumber: Almatsier S., 2006).
Besi (Fe) paling banyak ditemukan di dalam sel darah merah yaitu kira-kira 66%. Besiadalah komponen dari hemoglobin yang mengikat oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh(Tortora G.J. dan Derrickson B.2005). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk besi
dapat dilihat pada tabel 2.17
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 23/24
(Sumber: http://www.gizi.net)
2.5 Penilaian Status Gizi
2.5.1 Antropometri
Pengukuran antropometri paling sering digunakan untuk mengukur gangguan tumbuh
kembang. Antropometri digunakan secara meluas karena cukup praktis dengan
pendekatan non- invasif dalam mengukur status nutrisi individu atau masyarakat. Ukuran
antropometri adalah berupa penimbangan berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar
lengan atas (LILA), lingkaran kepala dan lapisan lemak bawah kulit yang menggunakan
ukuran dan standar tertentu. Indeks antropometri yang paling sering digunakan ialah
BB/U, TB/U dan BB/TB (Cogill B., 2003).
Indeks BB/U dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah berat badan rendah menurut
umur yang spesifik. Kelebihan BB/U adalah dapat mengenal pasti masalah malnutrisi
baik akut dan/atau kronik, walaupun indeks BB/U tidak dapat membedakan samada
penderita menderita malnutrisi akut atau kronik. Indeks TB/U dapat digunakan untuk
mengenal pasti masalah malnutrisi yang kronik. Untuk anak bawah dua tahun, istilah
panjang badan-umur digunakan sementara istilah TB/U digunakan untuk anak dua tahun
dan ke atas. TB/U yang rendah menandakan tumbuh kembang yang terbantut. Indeks
BB/TB digunakan untuk mengenal pasti samada malnutrisi yang dialami adalah akut
ataupun baru saat ini. BB/TB berguna untuk mengukur efek malnutrisi jangka pendek
samada karena penyakit ataupun perubahan pola makan (Cogill B., 2003)
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2
http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 24/24
Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat diukur dengan menggunakan indikator
antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dapat digunakan
sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang dan tinggi badan terhadap usia
(TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi masa lampau. Departemen
Kesehatan RI (2000), berdasarkan Temu Pakar Gizi di Bogor tanggal 19-20 Januari dan
di Semarang tanggal 24-26 Mei tahun 2000, merekomendasikan baku WHO-NCHS
untuk digunakan sebagai baku antropometis di Indonesia. (Arisman, 2010). Keparahan
KEP dapat dilihat pada tabel 2.31 dari setiap indiator yaitu BB/U, TB/U dan BB/TB
(Arisman, 2010).
Tabel 2.31 Klasifikasi KEP
(Sumber: Arisman, 2010)