gizi buruk marasmus2

24
8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2 http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 1/24 Identitas Pasien  Nama : An. Nadia Ramadani Umur : 5 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Belom Sekolah Agama : Islam Alamat : Pepaya no 341 Pogar Tanggal MRS : 2 - 7 - 2014 Tanggal Pemeriksaan : 7 - 7 - 2014  No. Medrec : 00113569 B. ANAMNESIS A. Keluhan Utama : Luka disekitar mulut tidak kunjung sembuh sudah 3 minggu, panas, mencret 5 kali dalam sehari dalam 2 minggu terakhir, sakit gigi sekitar seminggu yang lalu. B. Riwayat Penyakit Sekarang :  Nenek pasien mengatakan awalnya panas kurang atau lebih 3 minggu pilek disangkal disertai mencret sudah 2 minggu lebih dari 5 kali sehari, banyaknya kurang lebih setengah gelas belimbing setiap mencret, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna kekuningan, terdapat darah di sangkal dan lendir di sangkal, bau khas tidak terdapat darah apabila ingin BAB perut terasa sakit. Pada awalnya anak rewel disertai sering minum sangat bernafsu (seperti kehausan) namun sejak 3 hari terakhir anak mulai malas untuk minum dan tampak amat lemas berat badan menurun disertai nafsu makan menurun tidak disertai batuk, nyeri saat menelan disangkal, riwayat kejang disangkal.

Upload: anakagung-andika-putra

Post on 03-Jun-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 1/24

Identitas Pasien

 Nama : An. Nadia Ramadani

Umur : 5 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Belom Sekolah

Agama : Islam

Alamat : Pepaya no 341 Pogar

Tanggal MRS : 2 - 7 - 2014

Tanggal Pemeriksaan : 7 - 7 - 2014

 No. Medrec : 00113569

B. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama :

Luka disekitar mulut tidak kunjung sembuh sudah 3 minggu, panas, mencret 5 kali

dalam sehari dalam 2 minggu terakhir, sakit gigi sekitar seminggu yang lalu.

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

 Nenek pasien mengatakan awalnya panas kurang atau lebih 3 minggu pilek disangkal

disertai mencret sudah 2 minggu lebih dari 5 kali sehari, banyaknya kurang lebih

setengah gelas belimbing setiap mencret, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna

kekuningan, terdapat darah di sangkal dan lendir di sangkal, bau khas tidak terdapat

darah apabila ingin BAB perut terasa sakit. Pada awalnya anak rewel disertai sering

minum sangat bernafsu (seperti kehausan) namun sejak 3 hari terakhir anak mulai

malas untuk minum dan tampak amat lemas berat badan menurun disertai nafsu makan

menurun tidak disertai batuk, nyeri saat menelan disangkal, riwayat kejang disangkal.

Page 2: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 2/24

mulut terdapat luka yang tidak kunjung sembuh,mukosa bibir yang sangat kering

turgor kulit menurun dan perut membesar. Kulit terdapat bintik-bintik hitam.

C. Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien pernah menderita diare dan asma sebelumnya. Riwayat kejang disangkal.

Riwayat batuk lama disangkal, Riwayat trauma pada umur 4 tahun jatuh dari sepeda

terbentur kepala tapi tidak ada keluhan. Pasien pernah keluar nanah dari telinga pada

saat panas.

D. Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat alergi, riwayat asma dan TBC disangkal.

E. Riwayat Pengobatan :

Sempat diberikan penanganan di puskemas diberikan antibiotik dan penurun panas.

F. Riwayat Psikososial :

Selama ini pasien tinggal bersama kakek, nenek dan ibunya, ayahnya sudah cerai

semenjak mengandung nadia ayahnya bekerja sebagai supir truk malam jarang di

rumah, sedangkan ibunya pegawai di sebuah pabrik. Kakek dan nenek tidak memiliki

 pekerjaan.

G. Riwayat Imunisasi:

 Nenek pasien mengatakan kalau pasien selalu rutin mengikuti imunisasi lengkap di

 puskesmas.(Tetapi tidak ada data).

H. Riwayat pemberian nutrisi:

Tahun 1: Diberikan ASI selama 3 bulan

Susu nutrilon soya selanjutnya diberikan selama 2 bulan ( ganti karena tidak

 punya biaya untuk membeli susu dikarenakan mahal.)

SUSU SGM sampai sekarang

Page 3: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 3/24

Sebelum Sakit : Selera makan kurang bagus jarang (1 porsi 3x1hari), Menu makanan:

 Nasi, ikan,sayur, Frekuensi makan: 3x sehari makanan pantangan tidak ada,

 pembatasan pola makanan: tidak ada.

Cairan sebelum sakit: Pasien minum susu 120cc / 8x diminum melalui dot.

Sesudah Sakit : Selera makan menurun (1/3 porsi 3x1 hari), Menu makanan: Nasi, ikan,

Frekuensi makan 3 kali sehari 1 porsi tidak habis, makanan pantangan: tidak ada,

 pembatasan pola makan: tidak ada.

Cairan sesudah sakit: Pasien minum susu 100cc / 8x diminum melalui dot.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Compos Mentis

Tanda Vital :

 Nadi : 120x/menit

RR : 40x/menit

Suhu : 37.1oC

Status Antropometri

•  Tinggi Badan : 89 cm

•  Berat Badan  : 10 kg

•  Lingkar Kepala: 48

•  Lingkar lengan atas : 12

•  Lingkar Dada :53

•  Lingkar Perut :55

•  BB/U = Terletak dibawah -3 SD (Gizi Buruk)

•  TB/U = Terletak dibawah -3 SD (Perawakan pendek)

•  BB/TB = Terletak diantara -3 SD s/d -2 SD (Kurus)

Kesan: Status gizi: Kurang

Page 4: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 4/24

Kepala : A/I/C/D +/-/-/- , Perubahan warna rambut (+), Ubun-ubun cekung, Mata

Cowong (+/+), old man face (+), Thrush (+) 

Leher : Tidak ada pembesaran KGB 

Thorax : Bentuk Simetris, Retraksi (-)

P: Rh (-/-) Wz (-/-)

C: S1 S2 Tunggal

Abdomen : Meteorismus, Bising Usus meningkat, Turgor kulit menurun, asites(-)

Genetalia : dBn 

Ekstremitas : Akral hangat, Odem -

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Hemoglobin : 7.98 g/dL

Hematocrit : 28.0 %

Eritrosit : 3.46 x 103/µl

Leukosit : 5.54 x 103/µl

Trombosit : 293 x 103/µl

V. DAFTAR MASALAH

  Buang Air Besar lebih dari 5 kali sehari

 

BAB Cair

  Diare sudah 2 minggu

  Frekuensi pasien minum sedikit

  Turgor kulit menurun

  Pasien tampak gelisah

Page 5: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 5/24

  Bising usus meningkat

  Anemis

  Berat badan menurun

  Luka di mulut yang tidak kunjung sembuh

  Perut membesar

  Febris

  Dehidrasi sedang

  Nafsu makan semakin menurun

  Sakit perut saat ingin buang air besar

  Kekurangan nutrisi

  Pasien sangat lemah

  Ubun-ubun cekung

  Mukosa bibir kering

  Kulit terdapat bintik-bintik hitam

  Sakit gigi berkepanjangan

VI. DIAGNOSA

  Diare kronis dehidrasi sedang

 

Gizi Buruk Marasmus

  Candidiasis oral

  Hepatitis B

  TB Paru

  Pneumonia

  Anemia defisiensi besi

VII. PENATALAKSANAAN

•  Infus RL@30cc/kgBB dalam 1 jam (240 x 15) /60= 60 tetes/menit

o  Dilanjutkan Infus RL 70cc/kgbb dalam 5 jam (560 x 15)/300 = 28 tetes/menit

o  Dilanjutkan Infus RL (8x(120+30)) / 96 = 12 tetes/menit

•  Cefotaxim

Page 6: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 6/24

•  Metronidazole

•  OAT,etambutol

•  Probiokit

•  Zinc syrup 1 x 1 cth

•  Vitamin A 200.000 IU peroral 

•  Vit B-compleks, Vit C. 

VIII. PEMBAHASAN

DIARE

Definisi

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi

lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya

tiga kali atau lebih) dalam satu hari.  Jenis diare ada dua macam, yaitu Diare akut dan

Diare persisten atau Diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari

14 hari, sementara Diare persisten atau diare kronis diartikan sebagai sebagai buang air

 besar dalam konsistensi cair atau tidak, dengan frekwensi yang meningkat, umumnya >

3kali per hari, atau dengan perkiraan berat tinja>200 gram per hari dengan durasi lebih

dari 14 hari. Berbanding dengan diare akut, diare kronik lebih kompleks untuk didiagnosa

dan diterapi. Pengobatan untuk diare kronik bergantung kepada sebab spesifik dan boleh

disembuhkan, disupresi, atau empirikal. Penyebab diare kronik jarang disebabkan oleh

kelainan pada usus dan etiologinya mungkin beragam tetapi parasit dan infeksi masih

tinggi di negara berkembang (Wiryani dan Wibawa, 2007). Diare kronik juga mempunyai

mekanisme patofisiologikal yang terdiri dari osmotik, sekretorik, dan imflamasi. Diare

sekretorik ditandai dengan diare cair, volume feses yang banyak, tanpa disertai rasa sakit,

dan menetap dengan puasa. Diare jenis ini terjadi kerana gangguan transportasi cairan

dan elektrolit melewati mukosa elektrolik (Wiryani dan Wibawa, 2007). Pada diare

osmotik, kandungan air feses meningkat sebanding dengan jumlah solute, ditandai

dengan keluhan yang berkurang saat puasa dan menghentikan agen penyebab. Diare

osmotik terjadi bila terdapat asupan makanan, solute osmotik aktif dalam lumen yang

melampaui kapasitas resorpsi kolon (Wiryani dan Wibawa, 2007).

Diare inflamasi pula biasanya disertai dengan tanda inflamasi sperti demam, nyeri,

 berdarah, dan sebagainya. Selain melalui eksudasi, mekanismenya bergantung kepada

Page 7: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 7/24

lokasi lesi, gangguan absorbsi lemak, gangguan absorbsi air dan elektrolit, hipersekresi

dan hipermotilitas akibat pelapasan sitokin dan mediator inflamasi yang lainnya (Wiryani

dan Wibawa, 2007).Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahawa

diare adalah penyebab nomor dua kematian balita di seluruh dunia (HIP, 2009). Selain

itu, United States Agency International Development (USAID) menghitungkan bahwa

setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal akibat diare (USAID and ESP, 2008). Di

Indonesia, diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat baik dilihat dari

angka kesakitan atau angkat kematian yang ditimbulkannya terutama pada bayi dan balita

(Zulkifli, 2008). Setiap tahun, 100000 balita di Indonesia meninggal karana diare (HIP,

2009).

Epidemiologi

Berdasarkan kelompok umur, prevalensi tertinggi diare terjadi pada anak balita

(1-4 tahun) yaitu 16,7% dengan prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu

8,9% pada laki-laki dan 9,1% pada perempuan. Prevalensi diare lebih banyak di pedesaan

dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di perdesaan dan 7,4 % di perkotaan. Diare

cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai

 petani/nelayan dan buruh. Penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang

terbanyak adalah diare (31,4%) dan penyebab kematian anak balita (usia 12-59 bulan),

terbanyak adalah diare (25,2%).2

Etiologi dan Patofisiologi

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu

infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi,

keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering ditemukan di

lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.1

Faktor yang menyebabkan HIV mengalami diare kronik

Infeksi HIV menyebabkan sistem imun menjadi lemah dan penderita menjadi

lebih gampang untuk terkena infeksi yang secara normalnya boleh dilawan. Pertahanan

tubuh terhadap infeksi dan penyakit dimusnahkan oleh HIV dengan cara memusnahkan

CD4+ dan ini menghilangkan kebolehan tubuh untuk melawan infeksi. Masih belum

Page 8: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 8/24

ditemukan lagi obat untuk mengobati HIV. Semakin lama, penderita akan menderita

 pelbagai penyakit yang boleh membawa maut termasuk infeksi opportunistik dan

 beberapa tipe kanker (WHO, 2008). Infeksi opportunistik adalah penyakit yang

disebabkan oleh organisme sehingga menimbulkan penyakit, tidak pada orang yang sehat

tetapi pada orang yang mempunyai sistem imun yang lemah. CD count adalah jumlah

limfosit T CD4 dalam darah dan menunjukkan tahap kekebalan sistem imun kita. Pada

dewasa sehat, jumlah CD4 count adalah di antara 500 – 1400 sel/mm3. Resiko untuk

mendapat infeksi opportunistik semakin tinggi apabila jumlah CD4 di bawah 200

sel/mm3. Viral load menunjukkan jumlah HIV di dalam darah dan jumlahnya yang tinggi

memberi tanda perkembangan penyakit yang semakin buruk (WHO, 2008). Infeksi

opportunistik mengakibatkan hampir 80% kematian pada pasien AIDS (Kumar et al.,

2007).

Antara infeksi opportunistik yang menyebabkan infeksi gastrointestinal hingga

menyebabkan diare kronik pada HIV adalah Cryptosporidiosis yaitu sejenis parasit.

Antara symptom yang disebabkannya adalah keram lambung, nausea, lemah, berat badan

menurun, hilang selera makan, muntah, dan dehidrasi. Tiada pengobatan efektif untuk

infeksi ini menyebabkan sukar untuk diobati. Pengobatan HIV perlu untuk mengawal

simptom ini. Selain itu ialah Cytomegalovirus yaitu sejenis virus boleh menginfeksi

seluruh tubuh tetapi ianya biasa menginfeksi lambung, menyebabkan demam, diare dan

nyeri lambung. Infeksi virus ini biasanya terjadi apabila jumlah sel T CD4+ kurang dari

50 mm3 darah. Infeksi bakteri Mycobacterium Avium Kompleks menyebabkan demam

 berlanjutan, keringat pada malam hari, berat badan menurun, anemia, nyeri badan,

 pusing, diare, dan kelemahan. Bakteria yang menyebabkan infeksi ini biasanya ditemui

dalam air, habuk, tanah, dan tinja burung. Infeksi ini biasanya terjadi apabila jumlah sel

CD4+ kurang dari 50 mm3 darah. Azithromycin biasanya diberikan sebagai pemgobatan

 pencegahan (Coffey, 2009).

HAART adalah kombinasi obat antiretroviral yang mengurangkan replikasi HIV.

Kombinasi 3 kelas obat yang biasa digunakan adalah nucleoside reverse transcriptase

inhibitors (NRTIs), non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs) dan

 protease inhibitors (PIs). Efek samping dari penggunaan obat NRTI dan PIs adalah diare

Page 9: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 9/24

(WHO, 2008). Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), diare kronik

 bertanggungjawab terhadap 17% kasus AIDS yang baru didiagnosa di Amerika Serikat

akibat penggunaan terapi antiretroviral yang sangat tinggi (HAART) (Wilcox, 2010).

World Health Organization (WHO) menjangkakan 85 – 90% penyakit diare pada negara

 berkembang disebabkan air yang tidak selamat dan sanitasi sera higiene yang tidak

adekuat. Walaupun tidak mungkin transmisi melalui feses – oral atau terpegang feses

orang yang terinfeksi oleh HIV, ini akan meningkatkan resiko ahli keluarga untuk

mendapat infeksi tersebut jika pembaikan higiene tidak diikuti (HIP,2009).

2.4. HIV/AIDS dan Diare Kronis

Bagi penderita infeksi HIV, diare kronik merupakan komplikasi yang biasa terjadi di

mana 60 – 90% di negara berkembang. Suatu studi di India menyatakan bahawa diare

merupakan manifestasi klinikal ketiga paling banyak pada pasien AIDS (Sadraei et al.,

2005). Walaupun begitu, sehingga 50% pasien tidak dapat diidentifikasi patogen pada

usus. Hal ini kerana infeksi intestinal pada HIV berkait dengan enteropati pada AIDS dan

organismenya masih tidak dapat dideteksi seperti prevalensi infeksi mikrosporidia pada

 pasien HIV dijangkakan 15% (Surawicz, 2005). Penelitian menunjukkan bahawa infeksi

 bersamaan antara diare kronis dan HIV/AIDS lebih berbahaya berbanding pada anak

yang hanya mengidap HIV/AIDS saja. Suatu studi di Republik demokrasi Congo

menjumpai bahawa risiko kematian disebabkan diare kronis pada anak yang mengidap

HIV 11 kali lebih besar dari anak yang tidak mengidap HIV (HIP, 2009).

Page 10: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 10/24

 

MALNUTRISI

2.1 Definisi Malnutrisi

Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,

malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan di

antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan.

Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang

tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya

malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary, 2007).

Sumber gizi dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu makronutrien dan mikronutrien.

Makronurien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar untuk

memberikan tenaga secara langsung yaitu protein sejumlah 4 kkal, karbohidrat sejumlah

4 kkal dan lemak sejumlah 9 kkal. Mikronutrien adalah zat yang penting dalam menjaga

kesehatan tubuh tetapi hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh yaitu

vitamin yang terbagi atas vitamin larut lemak , vitamin tidak larut lemak dan mineral (

Wardlaw et al, 2004).

2.2 Kurang Energi Protein (KEP)

Penyebab KEP dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer dan malnutrisi

sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan

 protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang

terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan

kehilangan protein maupun energi dari tubuh (Kleigmen et al, 2007).

Kurang energi protein bisa terjadi karena adanya beberapa faktor yang secara bersamaan

menyebabkan penyakit ini, antara lain ialah faktor sosial dan ekonomi contohnya masalah

kemiskinan dan faktor lingkungan yaitu tempat tinggal yang padat dan tidak bersih.

Selain itu, pemberiaan Air Susu Ibu (ASI)  dan makanan tambahan yang tidak adekuat

 juga menjadi penyebabkan terjadinya masalah KEP (Kleigmen et al, 2007).

Page 11: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 11/24

Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat diukur dengan menggunakan indikator

antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dapat digunakan

sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang dan tinggi badan terhadap usia

(TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi masa lampau. Departemen

Kesehatan RI (2000) merekomendasikan baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai

 baku antropometri di Indonesia. Anak dikatakan menderita KEP apabila berada di bawah

-2 Z-score dari setiap indikator (Arisman, 2010).

Secara klinis, KEP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kwashiorkor, marasmus, dan

marasmik-kwashiorkor. Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak cukup

sementara kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak

cukup. Sementara tipe marasmik kwashiorkor yaitu gabungan diantara gejala marasmus

dan kwashiorkor (Kleigmen et al, 2007).

Tabel 2.1 Kebutuhan energi harian

Umur Energi (Kkal)

0-6 bulan 550

7-12 bulan 650

1-3 tahun 1000

4-6 tahun 1550

7-9 tahun 1800

(Sumber: http://www.gizi.net)

2.2.1 Marasmus

Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak cukup. Pada penderita yang

menderita marasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau terhenti, sering berjaga pada

waktu malam, mengalami konstipasi atau diare. Diare pada penderita marasmus akan

terlihat berupa bercak hijau tua yang terdiri dari sedikit lendir dan sedikit tinja.

Page 12: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 12/24

Gangguan pada kulit adalah tugor kulit akan menghilang dan penderita terlihat keriput.

Apabila gejala bertambah berat lemak pada bagian pipi akan menghilang dan penderita

terlihat seperti wajah seorang tua. Vena superfisialis akan terlihat jelas, ubun-ubun besar

cekung, tulang pipi dan dagu menonjol dan mata tampak besar dan dalam. Perut tampak

membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas dan tampak atropi (Hassan et

al, 2005).

Gambar 2.1 Marasmus

(Dikutip dari: http://www.childclinic.net)

2.2.2 Kwashiorkor

Kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak cukup. Pada

 penderita yang menderita kwashiorkor, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan,

 perubahan mental yaitu pada biasanya penderita cengeng dan pada stadium lanjut

menjadi apatis dan sebagian besar penderita ditemukan edema. Selain itu, pederita akan

mengalami gejala gastrointestinal yaitu anoreksia dan diare. Hal ini mungkin karena

gangguan fungsi hati, pankreas dan usus. Rambut kepala penderita kwashiorkor senang

dicabut tanpa rasa sakit (Hassan et al, 2005).

Pada penderita stadium lanjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus, jarang dan

 berwarna putih. Kulit menjadi kering dengan menunjukkan garis-garis yang lebih

mendalam dan lebar. terjadi perubahan kulit yang khas yaitu crazy pavement dermatosis

Page 13: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 13/24

yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan

 pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan dan disertai kelembapan. Pada perabaan

hati ditemukan hati membesar, kenyal, permukaan licin, dan pinggiran tajam. Anemia

ringan juga ditemukan dan terjadinya kelainan kimia yaitu kadar albumin serum yang

rendah dan kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi (Hassan et al, 2005)

Gambar 2.2 Kwashiorkor

(Dikutip dari: http://adam.about.com)

2.3 Makronutrien

2.3.1 Protein

Protein adalah molekul makro yang terdiri dari rantai-rantai panjang asam amino yang

terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen, beberapa asam amino

mengadung unsur-unsur tambahan seperti fosfor dan besi yang terikat satu sama lain

dengan ikatan peptide (Tortora G.J. and Derrickson B.2006).

Terdapat enam jenis protein di dalam tubuh manusia yang dibagi berdasarkan

fungsinya yaitu, protein struktural, protein regulatori, protein.

Page 14: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 14/24

Tabel 2.2 Kebutuhan protein harian

Umur Protein (g)

0-6 bulan 10

7-12 bulan 16

1-3 tahun 25

4-6 tahun 39

7-9 tahun 45

(Sumber: http://www.gizi.net)

Sumber protein hewani adalah telur, susu, daging, unggas,dan sumber protein nabati

adalah kacang-kacangan. Bahan makanan hewani kaya dengan protein bermutu tinggi.

Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai

 biologi tertinggi (Arisman, 2006). Kandungan protein dalam beberapa bahan makanan

 pada dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Nilai protein dalam berbagai bahan makanan (gram/100 gram)

(Sumber: Almatsier S., 2006)

2.3.2 Karbohidrat

Page 15: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 15/24

Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi manusia. Satu gram karbohidrat

menghasilkan 4 Kkal. Sebagian karbohidrat berada di dalam sirkulasi darah sebagai

glukosa untuk keperluan energi segera dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen di

dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak (Almatsier, 2006).

Sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula.

Sebagian besar sayur dan buha tidak banyak mengandung karbohidrat. Bahan makanna

hewani seperti daging, ayam dan telur sedikit mengandung karbohidrat. Sumber

karbohidrat yang banyak digunakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras,

ubi, singkong, jagung, sagu, dan talas (Arisman, 2006). Kandungan karbohidrat dalam

 beberapa bahan makanan dapatdilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Nilai karbohidrat dalam berbagai bahan makanan (gram/100 gram)

 

(Sumber: Almatsier S., 2006)

2.3.3 Lemak

Lemak adalah senyawa-senyawa heterogen yang bersifat tidak larut dalam air

(hidrofobik). Lemak juga termasuk dalam sumber energi manusia selain bertindak

sebagai koenzim bagi vitamin larut lemak (Champ and Harvey, 2005). Lemak juga

 berfungsi sebagai sumber energi yang menghasilkan 9 Kkal untuk setiap gram yaitu kira-

kira tiga kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah

yang sama. Lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar. Lemak disimpan

sebanyak 50% di subkutan, 45% di sekeliling organ dalam rongga perut dan 5% di

 jaringan intramuskuler (Almatsier S., 2006).

Page 16: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 16/24

 

Tabel 2.5 Nilai lemak dalam berbagai bahan makanan

(gram/100 gram)

 

(Sumber: Almatsier S., 2006)

2.4 Mikronutrien

2.4.1 Vitamin

Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil dankebanyakkannya tidak dibentuk oleh tubuh. Vitamin terbagi kepada dua jenis yaitu

vitamin larut lemak ( vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (vitamin B1, B2, niasin,

B6, B12, , asam pantotenat, asam folat, biotin, vit.C). Vitamin berperan dalam reaksi

metabolisme energi dan pertumbuhan (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005).

2.4.1.1 Vitamin larut lemak

Vitamin A diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, berfungsi dalam penglihatan

normal pada cahaya terang dan dalam pertumbuhan tulang dan gigi. β-karotin di dalam

vitamin A bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas (Tortora G.J. and

Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin A dinyatakan pada tabel 2.6.

Page 17: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 17/24

Tabel 2.6 Angka kecukupan vitamin A

Golongan umur Vitamin A (RE)

0 - 6 bulan 357

7 –  12 bulan 400

1 –  3 tahun 400

4 –  6 tahun 450

7 –  9 tahun 500

(Sumber: http://www.gizi.net)

Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan fosfor dari saluran cerna. Vitamin D

 bekerja bersamaan dengan hormon paratiroid dalam mengekalkan keseimbangan ion

kalsium (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin D dinyatakan

dalam tabel 2.7.

Tabel 2.7 Angka kecukupan vitamin D

Golongan umur Vitamin D (μg) 

0 - 6 bulan 5

7 –  12 bulan 5

1 –  3 tahun 5

4 –  6 tahun 5

7 –  9 tahun 5

(Sumber: http://www.gizi.net)

Page 18: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 18/24

Vitamin E atau tokoferol terlibat di dalam pembentukan sel darah merah, penyembuhan

luka dan bertindak sebagai antioksidan terhadap radikal bebas (Tortora G.J. and

Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin E dinyatakan dalam tabel 2.8.

Tabel 2.8 Angka kecukupan vitamin E

Golongan umur Vitamin E (mg)

0 - 6 bulan 4

7 –  12 bulan 5

1 –  3 tahun 6

4 –  6 tahun 7

7 –  9 tahun 7

(Sumber: http://www.gizi.net) 

Vitamin K berfungsi sebagai koenzim untuk faktor-faktor pembekuan (Tortora G.J. and

Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin K dinyatakan dalam tabel 2.9.

Tabel 2.9 Angka kecukupan vitamin K

Golongan umur Vitamin K (μg) 

0 - 6 bulan 5

7 –  12 bulan 10

1 –  3 tahun 15

4 –  6 tahun 20

7 –  9 tahun 25

(Sumber: http://www.gizi.net) 

Page 19: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 19/24

2.4.1.2 Vitamin larut air

Vitamin B1 atau tiamin berperan dalam metabolism karbohidrat dan sintesa

neurotransmitter acetylcholine (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan

vitamin B1 dinyatakan dalam tabel 2.10

Tabel 2.10 Angka kecukupan vitamin B1

Golongan umur Vitamin B1 (mg)

0 - 6 bulan 0,3

7 –  12 bulan 0,4

1 –  3 tahun 0,5

4 –  6 tahun 0,6

7 –  9 tahun 0,9

(Sumber: http://www.gizi.net )

Vitamin B2 atau riboflavin berfungsi sebagai komponen koenzim contohnya Flavin

Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida(FMN) dalam

metabolism karbohidrat dna protein terutama di dalam sel mata, mukosa usus dan darah

(Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan vitamin B2 dinyatakan dalam

tabel 2.11.

Tabel 2.11 Angka kecukupan vitamin B2

Golongan umur Vitamin B2 (mg)

0 - 6 bulan 0,3

7 –  12 bulan 0,4

1 –  3 tahun 0,5

Page 20: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 20/24

4 –  6 tahun 0,6

7 –  9 tahun 0,9

(Sumber: http://www.gizi.net)

 Niasin adalah komponen essensial Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP)

dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) yaitu koenzim bagi reaksi oksidasi-

reduksi. Di dalam metabolism lemak, niasin berfungsi membantu pemecahan triglaserida

dan menginhibisi penghasilan kolesterol (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka

kecukupan niasin dinyatakan dalam tabel 2.12.

Tabel 2.12 Angka kecukupan niasin

Golongan umur Niasin (mg)

0 - 6 bulan 2

7 –  12 bulan 4

1 –  3 tahun 5

4 –  6 tahun 8

7 –  9 tahun 10

(Sumber: http://www.gizi.net)

B6 atau piridoksin adalah koenzim metabolisme asam amino dan triglyceride dan

membantu dalam pembentukan antibodi (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka

kecukupan vitamin B6 dinyatakan dalam tabel 2.13.

Tabel 2.13 Angka kecukupan vitamin B6

Golongan umur Vitamin B6 (mg)

0 - 6 bulan 0,1

Page 21: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 21/24

7 –  12 bulan 0,3

1 –  3 tahun 0,5

4 –  6 tahun 0,6

7 –  9 tahun 1

(Sumber: http://www.gizi.net)

B12 atau kobalamin adalah koenzim yang diperlukan dalam pembentukan sel darah

merah dan asam amino methionine (Tortora G.J. and Derrickson B. 2005). Angka

kecukupan vitamin B12 dinyatakan dalam tabel 2.14.

Tabel 2.14 Angka kecukupan vitamin B12

Golongan umur Vitamin B12 (mg)

0 - 6 bulan 0,4

7 –  12 bulan 0,1

1 –  3 tahun 0,5

4 –  6 tahun 0,7

7 –  9 tahun 0,9

(Sumber: Almatsier S., 2006)

Asam folat berperan sebagai koenzim dalam sistem sintesa enzim basa nitrogen untuk

DNA dan RNA. Asam folat juga diperlukan untuk produksi normal sel darah merah dan

sel darah putih (Tortora G.J. and Derrickson B., 2005). Angka kecukupan asam folat

dinyatakan dalam tabel 2.15.

Page 22: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 22/24

 

Tabel 2.15 Angka kecukupan asam folat

Golongan umur Asam folat (μg) 

0 - 6 bulan 65

7 –  12 bulan 80

1 –  3 tahun 150

4 –  9 tahun 200

(Sumber: http://www.gizi.net) 

2.4.2 Mineral

Mineral meliputi kira-kira 4% daripada berat badan manusia. Mineral memegang

 berbagai peran di dalam tubuh yaitu merupakan sebagian dari matrik tulang, meregulasi

reaksi enzimatik, mengawal pH dan cairan tubuh dan terlibat di dalam proses osmosis air

dan pelbagai ion. Mineral digolongkan di dalam mineral makro dan mineral mikro.

Mineral Makro dibutuhkan lebih dari 100 mg sehari. Antara contoh-contoh mineral ialah

kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), dan kalium (K).Mineral mikro ialah mineral yang

dibutuhkan kurang dari 15 mg sehari. Antara contoh- contoh mineral mikro ialah besi e),

seng (Zn), iodium (I), dan selenium (Se) (Sumber: Almatsier S., 2006).

Besi (Fe) paling banyak ditemukan di dalam sel darah merah yaitu kira-kira 66%. Besiadalah komponen dari hemoglobin yang mengikat oksigen dari paru-paru ke seluruh

tubuh(Tortora G.J. dan Derrickson B.2005). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk besi

dapat dilihat pada tabel 2.17

Page 23: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 23/24

 

(Sumber: http://www.gizi.net)

2.5 Penilaian Status Gizi

2.5.1 Antropometri

Pengukuran antropometri paling sering digunakan untuk mengukur gangguan tumbuh

kembang. Antropometri digunakan secara meluas karena cukup praktis dengan

 pendekatan non- invasif dalam mengukur status nutrisi individu atau masyarakat. Ukuran

antropometri adalah berupa penimbangan berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar

lengan atas (LILA), lingkaran kepala dan lapisan lemak bawah kulit yang menggunakan

ukuran dan standar tertentu. Indeks antropometri yang paling sering digunakan ialah

BB/U, TB/U dan BB/TB (Cogill B., 2003).

Indeks BB/U dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah berat badan rendah menurut

umur yang spesifik. Kelebihan BB/U adalah dapat mengenal pasti masalah malnutrisi

 baik akut dan/atau kronik, walaupun indeks BB/U tidak dapat membedakan samada

 penderita menderita malnutrisi akut atau kronik. Indeks TB/U dapat digunakan untuk

mengenal pasti masalah malnutrisi yang kronik. Untuk anak bawah dua tahun, istilah

 panjang badan-umur digunakan sementara istilah TB/U digunakan untuk anak dua tahun

dan ke atas. TB/U yang rendah menandakan tumbuh kembang yang terbantut. Indeks

BB/TB digunakan untuk mengenal pasti samada malnutrisi yang dialami adalah akut

ataupun baru saat ini. BB/TB berguna untuk mengukur efek malnutrisi jangka pendek

samada karena penyakit ataupun perubahan pola makan (Cogill B., 2003)

Page 24: Gizi Buruk Marasmus2

8/12/2019 Gizi Buruk Marasmus2

http://slidepdf.com/reader/full/gizi-buruk-marasmus2 24/24

Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat diukur dengan menggunakan indikator

antropometri. Indikator berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dapat digunakan

sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang dan tinggi badan terhadap usia

(TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi masa lampau. Departemen

Kesehatan RI (2000), berdasarkan Temu Pakar Gizi di Bogor tanggal 19-20 Januari dan

di Semarang tanggal 24-26 Mei tahun 2000, merekomendasikan baku WHO-NCHS

untuk digunakan sebagai baku antropometis di Indonesia. (Arisman, 2010). Keparahan

KEP dapat dilihat pada tabel 2.31 dari setiap indiator yaitu BB/U, TB/U dan BB/TB

(Arisman, 2010).

Tabel 2.31 Klasifikasi KEP

(Sumber: Arisman, 2010)