topik
DESCRIPTION
MikrobiologiTRANSCRIPT
Laporan Fungi dan Lichenes
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikrobiologi
yang dibina oleh Drs. M. Noviar Darkuni, M.Kes
Oleh:
Kelompok 3
Offering BAstrid Amalia Hapsari Putri 130341603390Didik Dwi Prastyo 130341614788Gibbie Nandhini Tunjung Biru 130341614824Maria Fransisca Dian Ayu Ningtyas 130341603387Nur Istiqlalial Firdausi 130341614808Siti Nur Aisyah 130341614
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FEBRUARI 2014
1. Topik :Jamur dan Lichenes
2. Hari, tanggal pengamatan : Selasa, 04 Februari 2014
3. Tujuan :
Mengetahui morfologi dan anatomi kapang pada berbagai macam
bahan
Mengetahui morfologi dan anatomi lichenes
4. Dasar Teori :
a. Kapang
Jamur atau fungi diklasifikasikan terpisah dari tumbuhan oleh Robert.
H. Whittaker, karena jamur memiliki karakteristikj yang berbeda
dengan tumbuhan. Karakteristik juamur antara lain:
Eukariotik
Uniseuler atau multiseluler
Mikroskopis atau makroskopis
Tidak memiliki klorofil, sehingga hidupya secara heterotrof
(saprofit atau parasit)
Dinding selnya tersusun dari zat khitin
Tubuhnya terdiri dari filament yang tersusun menjadi hifa dan
misseliuym
Habitatnya adalah tempat yang lembab.
Klasifikasi jamur bedasarkan reproduksi seksualnya dibedakan menjadi
empat filum, yaitu:
:Divisi Ciri-ciriZygomycota Hifa tak bersekat. Tubuh tersusun dari stolon, rizoid, dan
sporangiofor. Tidak memiliki tubuh buah. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, reproduksi seksual dengan zigospora. Sebagai saprofit makanan sisa /tumbuhan sisa /hewan, sebagai parasit pada manusia dan tumbuhan, menguntungkan bagi lumut kerak.
Ascomycota Hifa bersekat. Sebagian membentuk tubuh buah seperti mangkuk, bulat, atau lonjong, ada pula yang tidak membentuk tubuh buah (Neurospora crassa). Reproduksi aseksual dengan cara konidiaspora, reproduksi seksual dengan cara askospora. Habitat di tanah lembap, sisa-sisa organisme, sebagai parasit tumbuhan dan hewan laut, bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak.
Basidiomycota Hifa bersekat. Makroskopik. Memiliki tubuh buah berbentuk payung atau kuping dan memiliki bilah-bilah
yang menghasilkan spora basidium. Ada yang meimiliki struktur seperti batang. Reproduksi aseksual dengan cara konidiaspora, reproduksi seksual dengan cara basidiospora. Sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, bersimbiosis dengan akar tumbuhan tingkat tinggi membentuk mikoriza.
Deuteromycota Hifa tak bersekat. Anggotanya belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Pengubahan pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesies. Contoh : jamur oncom sebelum diketahui cara reproduksi seksualnya bernama Monila sitophila,setelah diketahui bahwa jamur oncom berreproduksi seksual dengan cara menghasilkan askospora, maka dikelompokan menjadi filum Ascomycota dan diubah namanya menjadi Neurospora crassa.
b. Lichens
Memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus-lobus. Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichens ini melekat pada batu, ranting, dengan rhizines. Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dan mengikat thallus ke bagian dalam. Pada lichen foliose, rhizinesnya bercabang. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh : Xantoria, Physica, Peltigera, Parmelia, dll.
Struktur Anatomi
- Korteks atas, berupa jalinan padat disebut pseudoparenchyma dari hifa
jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material berupa gelatin.
Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.
- Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di
bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Di
antara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,
Rivularia, dan Chlorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa
disebut lapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
- Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu
bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini
tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal.
Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu
yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan
demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua
pembuluh.
- Korteks bawah, terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar
dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar
(rhizines). Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks
bawah, bagian ini digantikan
oleh lembaran tipis yang
terdiri dari hypothallus yang
berfungsi sebagai
perlindungan. Dari irisan
melintang Physcia sp. terlihat
lapisan hijau sel-sel alga dan
rhizines coklat bercabang
pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari
sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada
bagian atas kanan disebut apothecia dan lapisan coklat di atasnya
disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycetes yang mengandung
spora jamur. Yang strukturnya dapat Anda lihat pada pembahasan
tentang struktur vegetatif lichenes.
5. Alat dan Bahan:
Alat : Bahan :
Mikroskop Kapang Daun Pisang
Ose needle Kapang Tempe
Pipet Tetes Kapang Kacang Tanah
Gelas ukur Kapang Tongkol Jagung
Kaca Preparat Kapang Nasi
Silet Lichenes
6. Cara Kerja :
Pengamatan morfologi kapang
Disiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhan
Diamatiamati morfologis kapang berdasarkan warna,
permukaan koloni, miselim, dan sifat koloninya
Dicatat hasil yang diperoleh
Pengamatan struktur anatomi kapang:
Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
Dipanaskan kaca preparat diatas pembakar spiritus sebentar
saja
Diteteskan air pada kaca preparat
Diambil dengan ose needle
Diletakkan kapang pada kaca preparat
Diamati hasilnya dibawah mikroskop
Digambarkan dan menganalisa hasil pengamatan pada tabel
hasil pengamatan
Pengamatan morfologi lichenes
Disipakan alat dan bahan yang dibutuhkan
Diamati mrofologi lichen berdasarkan tempat pengambilan,
warna dan bentuk thallus
Dicatat hasil pada tabel hasil pengamatan
Pengamatan struktur anatomi lichenes
Kapang
Hasil
Kapang
Hasil
Lichenes
Hasil
Lichenes
Disiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
Dipanaskan kaca preparat diatas pembakar spiritus sebentar
saja
Diteteskan air pada kaca preparat
Diletakkan hasil irisan lichenes yang akan diamati
Diamati hasilnya di bawah mikroskop
Digambarkan dan dianalisa hasil pengamatan pada tabel
hasil pengamatan
7. Data Pengamatan
a. Morfologi Kapang
Jenis kapang Warna Permukaan
KoloniMiselium Sifat Koloni
Kapang Daun
PisangJingga Buram Panjang Serbuk
Kapang Nasi Jingga Buram Pendek Beludru
Kapang
TempePutih Buram Panjang Kapas
Kapang
Tongkol
Jagung
Hitam Buram Panjang Beludru
Kapang
Kacang TanahHijau lumut Bulat Buram Panjang Beludru
b. Struktur anatomi kapang
Hasil
Jenis
kapangWarna
Kapang
Daun
Pisang
P: (40X10)
Miselium Kotak Spora
Spora
Kapang
Nasi
P: (40X10)
Kapang
Tempe
P: (40X10)
Spora Miselium Sporangium
Kapang
Tongkol
Jagung
P: (40X10)
Kapang
Kacang
Tanah
P: (40X10)
Spora Miselium Sporangium
c. Morfologi Lichenes
Lichen WarnaBentuk
Thallus
Lichenes pohon
di belakang O1Hijau Muda Foliase
d. Struktur Anatomi Lichenes
Jenis kapang Gambar
Lichenes Pohon
Belakang O1
(P:40X10)
Korteks atas Lapisan Alga
Medula Korteks bawah
8. Analisis Data
Pada pengamatan morfologi kapang pada daun pisang ditemukan
kapang dengan warna jingga. Kapang pada daun pisang memiliki
permukaan koloni yang buram serta bermiselium panjang. Sifat koloninya
tampak seperti serbuk. Ditinjau dari struktur mikroskopis anatominya
kapang pada daun pisang memiliki spora yang berwarna hitam dan
berbentuk serbuk bulat-bulat, miseliumnya panjang dan hifanya tidak
bersekat. Dari ciri-ciri yang ada dapat disimpulkan bahwa kapang pada
daun pisang adalah kapang dari kelompok zygomycotina, yaitu species
Rhizopus stolonifer.
Pada pengamatan kapang pada nasi ditemukan kapang dengan
warna jingga. Kapang pada nasi memiliki miselium panjang dan sifat
koloninya tampak seperti beludru. Ditinjau dari struktur mikroskopisnya,
anatomi kapang pada nasi memiliki spora dengan bentuk serbuk-serbuk
bulat, miseliumnya pendek dan hifanya bersekat. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kapang pada nasi adalah jenis kapang dari kelompok
zygomycotina, yaitu Rhizopus stolonifer.
Pada pengamatan kapang pada tempe ditemukan kapang dengan
warna putih. Kapang pada tempe memiliki miselium panjang dan sifatnya
seperti kapas. Ditinjau dari struktur anatomi mikroskopisnya anatomi
kapang pada tempe memiliki spora, miseliumnya panjang dan hifanya
tidak bersekat. Jadi dapat disimpulkan bahwa kapang pada tempe adalah
kelompok zygomicotyna yaitu, Rhizopus oligosporus.
Pada pengamatan kapang pada tongkol jagung ditemukan kapang
dengan warna hitam. Kapang pada tongkol jagung memiliki miselium
yang panjang dan sifat koloninya tampak seperti beludru. Ditinjau dari
srtuktur mikroskopisnya, anatomi kapang pada tongkol jagung memiliki
spora dengan bentuk serbuk-serbuk bulat, miseliumnya panjang dan
hifanya tidak bersekat. Jadi dapat disimpulkan bahwa kapang pada tongkol
jagung dapat digolongkan pada golongan mycomycotina, yaitu Physarum
polycephalum.
Pada pengamatan kapang pada kacang tanah ditemukan kapang
berwarna hijau lumut. Kapang pada kacang tanah memiliki permukaan
buram dan memiliki miselium panjang. Sifat koloninya tampak seperti
beludru.. ditinjau dari struktur mikroskopisnya, kapang pada kacang tanah
memiliki spora dan sporanya berbentuk serbuk-serbuk bulat, miselium
panjang dan hifa yang tidak bersekat. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kapang pda kacang tanah dapat digolongkan dalam kelompok
ascomyctina, yaitu Aspergilus flavvus.
Pada pengamatan lichenes yang diambil dari pohon belakang
gedung O1 didapatkan lichenes berwarna hijau muda dengan bentuk
thallus foliase. Ditinjau dari anatominya mikroskopisnya lichenes terdiri
dari struktur kosters bagian atas, lapisan alga yang lampak warna hijau,
bagian medula yang ada di tengah dan lapisan bawah korteks yang
ditunjukkan dengan warna coklat. Jadi dapat disimpulkan bahwa lichenes
yang diambil dari pohon belakang gedung O1 adalah lichenes kelompok
Foliase.
9. Pembahasan
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau
sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa,
bereproduksi seksual dan aseksual dalam dunia kehidupan fungi
merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya
berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi
(Gandjar, 1999).
Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang
disebut hifa yang saling berhubungan berjalin semacam jala, yaitu
miselium. Miselum dapat dibedakan atas miselium vegetativ yang
berfungsi nenyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang
berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999).
Pada jamur yang tumbuh didaun pisang memiliki koloni yang
berwarna jingga dan berbentuk serbuk, serta dengan terdapat misselium
yang panjang. Jamur seperti ini merupakan salah satu jenis jamur dari
divisi Zygomicotina, yaitu Rhizopus stolonifer. Hifa yang dimiliki
bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rhizoid) untuk melekatkan
dirinya serta menyerap nutrisi-nutrisi dari substrat yang ditempelinya,
sehingga jamur ini dapat bertahan hidup. Selain itu terdapat pula
sporangifor yang mencuat keatas yang banyak mengandung inti sel.
Spesies ini dapat bertindak sebagai saprofit, karena dapat hidup pada
makanan sisa yang banyak mengandung glukosa, seperti hasil olahan dari
beras, gandum, dan lain-lain. Jamur ini dapat tumbuh dikeadaan anaerobic
sehingga mudah sekali berkembang biak.
Reproduksi aseksualnya diawali dengan lepasnya spora pada
sporangium. Sporangium yang matang biasanya berwarna hitam dan
mudah pecah, sehingga jamur ini cepat membentuk koloni yang besar dan
tumbuh dengan cepat. (Kusnadi,2003).
Sedangkan reproduksi seksualnya terjadi bila dua misselium dari
dua individu yang berbeda bertemu. Selanjutnya hifa misselium saling
mendekat dan membentuk prometangium, kemudian berubah menjadi
gametangium yang berisi banya inti haploid(n). Selanjutnya kedua
gametangium bersatu membentuk inti haploid(2n). Yang kemudian
membentuk zigospora dan terus tumbuh sehingga menjadi individu yang
baru.
Jamur selanjutnya adalah jamur yang ditemukan pada nasi adalah
Rhizopus stolonifer. Jamur yang ditemukan pada nasi dan pada daun
pisang sisa pembungkus kue nagasari memiliki spesies yang sama. Karena
spesies ini mampu menyerap glukosa pada nasi ataupun olahan dari beras
dan gandum.
Pada tempe kapang yang ditemukan adalah Rhizopus oligosporus.
Kapang ini termasuk dalam filum Zygomycotina yang berciri-ciri terdiri
dari benang-benang hifa yang bersekat. Jamur ini aman dikonsumsi karena
tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Jamur
ini memiliki kemampuan mengurai lemak kompleks, menjadi trigliserida
dan asam amino. Selain itu jamur ini mampu menghasilkan enzim protease
yang membsntu dalam proses fermentasi. Secara umum, fermentasi adalah
suatu bentuk respirasi anaerobik.
Bukan hanya enzim protease saja, spesies ini juga menghasilkan
enzim fitase yang memecah fitat, sehingga makro protein pada kedelai
dapat dipecah menjadi mikro protein sehingga lebih mudah untuk dicerna.
Rhizopus oligosporus bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan spora nonmotil yang
dihasilkan sporangium, sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan
dengan fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk progametangium.
Progametangium akan membentuk gametangium. Setelah terbentuk
gametangium, akan terjadi penyatuan plasma, yang disebut plasmogami.
Hasil peleburan plasma akan membentuk cigit yang kemudian tumbuh
menjadi zigospora. Zigospora yang telah tumbuh akan melakukan
penyatuan inti dan akhirnya berkembang menjadi sporangium. Didalam
sporangium akan mengalami pembelahan meiosis yang akan terbentuk
spora (+) dan spora (-), yang masing-masing akan tumbuh menjadi hifa (+)
dan hifa (-). (Kusnadi, 2003)
Selanjutnya adalah jamur pada tongkol jagung yaitu jamur
Physarum polycephalum. Jamur ini termasuk dalam divisi Myxomycotina.
Jamur ini banyak menyerang tongkol pada jagung, sehingga menyebabkan
pertumbuhan biji jagung terganggu dan mengurangi produksi jagung
petani.
Jamur ini berinti banyak, setiap intinya tidak dipisahkan oleh sekat.
Bereproduksi dengan cara vegetatif dan generative. Pada fase vegetatif
plasmodium bergerak amoeboid mengelilingi dan menelan makanan
berupa bahan organic. Makanan dicerna dalam vakuola makanan.
Plasmodium membentuk kotak spora (sporangium). Sporangium yang
masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang
berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid, kemudian
sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet
yang bentuk dan ukurannya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan
betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa.
Plasmodium dapat tumbuh dengan diameter mencapai beberapa
sentimeter. Ketika makan, plasmodium menelan partikel-partikel makanan
dengan cara fagositosis. Plasmodium hidup di tempat-tempat yang lembap.
Misalnya di tanah yang lembap, batang pohon yang membusuk, atau
dedaunan yang mulai membusuk. Plasmodium akan membentangkan
pseudopodianya untuk mengambil partikel-partikel makanan di tempat
hidupnya tersebut. Apabila habitat hidupnya sudah mulai mengering atau
tidak ada lagi tersisa makanan, pertumbuhan plasmodium akan berhenti.
Plasmodium akan kembali lagi ke tahap siklus hidupnya, yakni reproduksi
seksualnya. Plasmodium mempunyai banyak inti, tetapi tidak dapat dibagi
menjadi beberapa sel-sel terpisah.
Pada kacang tanah terdapat jamur yaitu Aspergilus flavvus. Jamur
ini dapat dikenali dengan pembentukan askus, yaitu tempat dihasilkannya
askospora .Aspergilus flavvus merupakan jamur yang tidak memiliki nilai
ekonomi yang bermanfaaat akan tetapi sangat merugikan khususnya bagi
manusia,karena bisa menyebabkan penyakit TB, asma, kanker paru – paru,
dan pneumonia. Penyakit tersebut dapat terjadi karena spesies ini memiliki
aflatoksin. Jamur ini merupakan jamur rumahan yang sporanya sangat
banyak bertebaran di udara dan di dalam rongga pernapasan manusia yang
sehat. Pada saat kekebalan tubuh rendah, pertumbuhan jamur akan
merajalela dan Aspergillus mampu menginvasi arteri dan vena, sehingga
lokasinya bisa menyebar hingga ke seluruh tubuh. Spesies Aspergillus
merupakan jamur yang umum ditemukan di materi organik.
Selanjutnya pengamatan pada lichenes. Lichenes ini meiliki
struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus-lobus. Lichenes ini relatif
lebih longgar melekat pada substratnya, thalusnya lebih lebar, datar, dan
banyak lekukan seperti daun. Lichens yang kita temukan adalah kelompok
foliase. Lichenes ini banyak ditemukan di tumbuhan berpohon maupun
perdu dengan tingkat pencemaran yang masih rendah. Kelompok ini
melekat pada substrat yang ditempelinya dengan bantuan rhizines, yang
juga digunakan sebagai alat untuk mengabsorbsi makanannya. Pada
struktur lichenes yang diamati pada mikroskop, maka akan terlihat adanya
jalinan hifa/miselium jamur yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat
kelompok alga bersel satu, yang terdapat di sela-sela jalinan hifa tersebut.
Reproduksi generatif bisa dilakukan jika jenis jamur dan jenis alga
yang berada pada lichenes itu sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan
perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya, melainkan hanya
dapat berkemvbang biak dengan membelah diri dalam lichenes tersebut.
10. Kesimpulan
11. Daftar Rujukan
Agrios,G.N.Ilmu Penyakit Tumbuhan.Gajah Mada University Press:
Yogyakarta. Anonim.2012.Jenis Jamur pada Makanan. (online)
Dwidjoseputro,2003.Dasar-dasar Mikrobiologi.Djambatan:Malang
Gandjar, Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : UI
Press
Kusnadi,Dkk. 2003. Mikrobiologi. Jica. Bandung
Pelczar,M.J.2006.Dasar-dasar Mikrobiologi.UI Press:Jakarta
Pracaya,2007.Hama Dan Penyakit Tanaman.Penebar Swadaya:Jakarta
(http://www.bimbingan.org/jenis-jamur-pada-makanan.htm) ,
diakses 08 Februari 2014
Supardi dan Sukamto.1999.Mengidentifikasi Bentuk Jamur dan Bakteri.
(online) (http://www.sarjanaku.com/2010/10/mengidentifikasi-
bentuk-jamur-dan.html), diakses 08 Februari 2014