laporan titrasi asam basa

27

Click here to load reader

Upload: yulindaa-hma

Post on 19-Nov-2015

1.172 views

Category:

Documents


153 download

DESCRIPTION

laporan praktikum kimia terapan titrasi asam basa polsri

TRANSCRIPT

LAPORAN TETAP PRAKTIKUMKIMIA TERAPAN

Disusun oleh :1. Muhammad Ridho Putra(061440410802)2. Puspita Anggraini(061440410804)3. Rahmat Rendi Setiady(061440410805) 4. Ridho Anugerah(061440410806)5. Septiani Wulandari(061440410810)6. Tri Lestari(061440410811)7. Yulinda(061440410812)Instruktur: Ir. Erlinawati, S.T, M.T.Judul Percobaan: Titrasi Asam BasaJurusan: Teknik Kimia Prodi S1 Terapan Teknik EnergiKelas/Kelompok : 1 EGB/ 3

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYATahun Akademik 2014 2015TITRASI ASAM BASA (MONOPROTIK)

I. TUJUAN PERCOBAANSetelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu: Melakukan standardisasi untuk larutan asam kuat dan basa kuat Melakukan penentuan konsentrasi larutan dengan titrasi asam basa

II. PERINCIAN KERJA Standardisasi larutan NaOH dengan KHP Standardisasi larutan HCl dengan Na2CO3 Penentuan konsentrasi larutan CH3COOH dengan larutan std. NaOH Penentuan konsentrasi larutan NH4OH dengan larutan std. HCl Penentuan konsentrasi larutan H2SO4 dengan larutan std. NaOH Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan std. HCl

III. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN Neraca analitis Kaca arloji Erlenmeyer 250 ml Buret 50 ml Pipet ukur 25 ml Gelas kimia 100 ml, 250 ml Labu ukur 100 ml, 250 ml Spatula Pengaduk Bola karet Pipet tetes Desikator Corong Botol aquadest

IV. BAHAN YANG DIGUNAKAN Larutan baku sekunder NaOH 1 N Larutan baku sekunder HCl 1 N Kalium hidrogen ftalat, KHC8H404 (KHP) Natrium karbonat Indikator metil orange/metil jingga Indikator fenolftalien Larutan H2SO4 Larutan NaOH

V. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

VI. KESELAMATAN KERJAGunakan peralatan keselamatan kerja, seperti masker dan sarung tangan dalam menangani larutan asam pekat dan basa kuat. Lakukan pengenceran di dalam lemari asam dengan mengisi labu ukur dengan aquadest terlebih dahulu.

VII. DASAR TEORI7.1Titrasi Asam Basa Titrasi asam basa merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi asam basa yang terjadi antara analit dengan titran. Titrasi asam basa terdiri dari titrasi antara : asam kuat dengan basa kuat asam kuat dengan basa lemah basa lemah dengan asam kuat7.2Pereaksi Asam BasaDalam praktikum di laboratorium adalah hal biasa untuk membuat atau menstandardisasi satu larutan asam atau satu larutan basa. Karena larutan asam lebih mudah diawetkan daripada lautan basa, maka suatu asam lah yang biasanya dipilih sebagai standar pembanding tetap yang lebih baik daipada basa.

Dalam memilih asam untuk dipakai dalam larutan standar, faktor faktor berikut harus diperhatikan :1. asam harus kuat, yaitu terdisosiasi tinggi2. asam tidak boleh mudah menguap3. larutan asam harus stabil4. garam dari asamnya harus larut5. asamnya harus tidak merupakan suatu pereaksi oksidator yang cukup kuat untuk merusak senyawa senyawa organik yang digunakan seperti indikator.Asam asam klorida dan sulfat merupakan larutan asam yang paling luas digunakan sebagai larutan standar, meskipun tidak satu pun mencukupi semua persyaratan di atas. Garam klorida dan ion ion perak, timbal, dan merkuri (I) adalah larut , seperti halnya sulfat dari logam logam alkali tanah dan timbal. Namun hal ini biasanya tidak menyebabkan kesukaran pada kebanyakan penggunaan titrasi asam basa. Hidrogen klorida merupakan gas tetapi tidak cukup menguap dari larutan larutan pada batas batas konsentrasi yang biasanya dipergunakan, karena terdisosiasi sangat tinggi dalam larutan air. Suatu larutan 0,5 N dapat dididihkan untuk beberapa lama tanpa kehilangan hidrogen klorida., jika larutannya tidak boleh dipekatkan dengan penguapan. Asam nitrat juga jarang digunakan, sebab merupakan pereaksi oksidasi kuat, dan larutannya terurai apabila dipanaskan atau dikenakan cahaya. Asam peklorat merupakan asam kuat tidak menguap dan stabil terhadap reduksi dalam larutan larutan encer. Garam garam kalium dan amonium dapat mengendap dari larutan larutan pekat apabila terbentuk selama titrasi. Asam perklorat lebih disukai dalam titrasi yang bukan air. Ia pada dasarnya suatu asam yang lebih kuat terdisosiasi dalam pelarut yang bersifat asam, seperti asam asetat murni.Natrium hidroksida merupakan basa yang paling umum digunakan. Kalium hidroksida tidak memberikan keuntungan dibandingkan dengan natrium hidroksida dan lebih mahal. Natrium hidroksida selalu terkontaminasi oleh jumlah kecil zat pengotor , yang paling sering diantaranya adalah natrium karbonat.

7.3 Indikator untuk Tirasi Asam BasaIndikator yang digunakan pada titrasi ini adalah indikator yang bekerja sesuai dengan perubahan pH pada larutan. Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang bentuk tak terdisosiasinya berbeda warna dengan ionnya. Indikator ini akan berubah warna pada perubahan pH larutan yang menyebabkan indikator tersebut mengalami disosiasi.Indikator yang terkenal adalah indikator fenolftalein. Indikator ini merupakan asam diprotik dan tak berwarna. Ia mula-mula terdisosiasi kedalam suatu bentuktak bewarna dan kemudian kehilangan hidrogen kedua, menjadi ion yang berwarna merah.7.4Standardisai LarutanStandardisasi adalah proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan. Terdapat dua macam larutan standar, yaitu standar primer dan standar sekunder. Standar primer biasanya dibuat dengan cara menimbang dengan teliti suatu solut kemudian melarutkannya ke dalam volume larutan yang secara teliti diukur volumenya.Syarat syarat dari standar primer adalah sebagai berikut:1. Murni, jumlah pengotornya tidak lebih dari 0,01 0,02%2. Stabil, tidak higroskopis, dan tidak mudah bereaksi dengan udara3. Mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi untuk mengurangi kesalahan pada waktu penimbanganLarutan standar primer digunakan untuk menstandardisasi larutan standar sekunder , larutan std. sekunder selanjutnya digunakan untuk penentuan suatu larutan atau cuplikan.Senyawa kalium hidrogen ftalat, KHC8H4O4 (KHP) merupakan standar primer, sangat baik untuk larutan larutan basa. Senyawa ini mudah diperoleh dengan kemurnian 99,95% atau lebih. Zat ini stabil apabila dikeringkan, tidak higroskopis dan mempunyai berat ekivalen yang tinggi 204,2 gr/ek. Merupakan asam monoprotik lemah, maka hal ini bukannya suatu kerugian. Indikator fenolftalein digunakan dalam titrasi dan larutan basanya harus bebas karbonat.Natrium karbonat, Na2CO3 secara luas digunakan sebagai standar primer untuk larutan asam kuat. Mudah dipeoleh dalam keadaan sangat murni, kecuali hadirnya sejumlah kecil natrium bikarbonat. Bikarbonat dapat secara lengkap diubah menjadi karbonat dengan memanaskan zatnya hingga berat tetap pada 270C - 300C. Natrium karbonat sedikit higroskopis, tetapi dapat ditimbang tanpa banyak kesulitan. Karbonat dapat dititrasi menjadi natrium bikarboant dengan menggunakan indikator fenolftalein, berat ekivalennya sama dengan berat molekulnya yaitu 106,0. Tetapi secara umum zat ini dititrasi menjadi asam karbonat dengan menggunakan indikator metil orange dengan berat ekivalen setengah dari berat molekulnya, 53,00.

VIII. PROSEDUR PERCOBAAN8.1 Standardisasi larutan std sekunder NaOH dengan KHP Memasukkan kira kira 4 5 gr KHP murni dalam botol timbang yang bersih dan mengeringkan dalam oven pada temperatur 110C sekurang kurangnya selama 1 jam Mendingingkan botol timbang beserta isinya dalam desikator Menimbang dengan teliti 3 Erlenmeyer bersih yang telah diberi nomor sebanyak 0,7 0,8 gr KHP Pada tiap Erlenmeyer, menambahkan 50 ml air aquadest ke dalamnya yang diukur dengan gelas ukur dan mengocok perlahan lahan sampai KHP larut Menambahkan 2 tetes indikator pp pada tiap Erlenmeyer Menitrasi larutan dengan NaOH yang telah dibuat sampai berubah warna menjadi merah muda Mencatat volume titran8.2 Standarisasi larutan std sekunder HCl dengan Na2CO3 Membuat larutan yang mempunyai pH 4 dengan cara melarutkan 1 gr KHP dalam 100 ml air aquadest. Menambahkan 2 tetes metil jingga ke dalamnya Larutan ini digunakan sebagai larutan pembanding Menimbang dengan teliti 3 buah cuplikan dalam erlenmeyer masing masing 0,2 0,25 gr Na2CO3 murni yang sebelumnya telah dikeringkan Melarutkan dalam 50 ml air aquadest dan menambahkan 2 tetes metil jingga Menitrasikan dengan HCl, sampai warnanya sama dengan larutan pembanding Mencatat volume titran8.3 Penentuan konsentrasi larutan H2SO4 dengan larutan std. NaOH Memipet 25 ml cuplikan ke dalam Erlenmeyer 250 ml Menambahkan indikator m.o Menitrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna yang tetap Mengulangi untuk 3 kali percobaan8.4 Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan std. HCl Memipet 25 ml cuplikan ke dalam Erlenmeyer 250 ml Menambahkan indikator pp Menitrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna yang tetap Mengulangi untuk 3 kali percobaan8.5 Penentuan konsentrasi larutan H2SO4 dengan larutan std. NaOH Memipet 25 ml cuplikan ke dalam Erlenmeyer 250 ml Menambahkan indikator m.o Menitrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna yang tetap Mengulangi untuk 3 kali percobaan8.6 Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan std. HCl Memipet 25 ml cuplikan ke dalam Erlenmeyer 250 ml Menambahkan indikator pp Menitrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna yang tetap Mengulangi untuk 3 kali percobaan

IX. DATA PENGAMATANNoAnalitTitranVolume Titran (ml)Volume rata-rata Titran (ml)Perubahan Warna

1.KHP0,7 grNaOHV1 = 3,3 ml3,45 mlBening menjadi ungu

0,8 grV2 = 3,6 ml

2.H2SO410 mlNaOHV1 = 9,1 ml9,25 mlMerah muda menjadi jingga

10 mlV2 = 9,4 ml

10 mlV3 = 9,3 ml

10 mlV4 = 9,2 ml

3..Na2CO30,2 grHClV1 = 3,6 ml3,7 mlJingga menjadi merah muda

V2 = 3,8 ml

V3 = 3,7 ml

0,23 grV1 = 7,5 ml7,6 mlJingga menjadi merah muda

V2 = 7,7 ml

V3 = 7,6 ml

4.NaOH10 mlHClV1 = 10,0 ml10,3 mlUngu menjadi violet

10 mlV 2 = 10,1 ml

10 mlV 3 = 10,8 ml

X. PERHITUNGAN Standardisasi larutan NaOH dengan KHP 1) = volume NaOH x N.NaOH = 3,3 ml x N NaOH

2) = volume NaOH x N.NaOH = 3,6 ml x N NaOH

3) N NaOH rata-rata = = 1,05 ek/ml

% Kesalahan = N.praktekN.teorix 100N.praktek

= 1,05 N 1 N x 1001,05 N= 4,7 %

Penentuan konsentrasi larutan H2SO4 dengan larutan std. NaOH1) 10 ml x N1 H2SO4 = 9,1 ml x 1,05 ek/mlN1 H2SO4= ek/ml= 0,955 ek/ml2) 10 ml x N2 H2SO4 = 9,4 ml x 1,05 ek/mlN2 H2SO4= ek/ml= 0,987 ek/ml3) 10 ml x N3 H2SO4 = 9,3 ml x 1,05 ek/mlN1 H2SO4= ek/ml= 0,9765 ek/ml4) 10 ml x N4 H2SO4 = 9,2 ml x 1,05 ek/mlN4 H2SO4= ek/ml= 0,966 ek/ml

N H2SO4 rata-rata = ek/ml= ek/ml= 0,971 ek/ml% Kesalahan = N.teoriN.praktekx 100N.teori

= (1- 0,971) N x 100 1 N= 2,9 %

Standardisasi larutan HCl dengan Na2CO31) g Na2CO3 = volume HCl x N.HCl BE Na2CO3 = 3,7 ml x N HCl

2) g Na2CO3 = volume HCl x N.HCl BE Na2CO3 = 4,2 ml x N HCl

3) N HCl rata-rata = = 1,02 ek/ml

% Kesalahan = N.praktekN.teorix 100N.praktek

= 1,02 N 1 N x 1001,02 N= 1,96 %

Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan std. HCl1) 10 ml x N1 NaOH = 10 ml x 1,02 ek/mlN1 NaOH= ek/ml= 1,02 ek/ml2) 10 ml x N2 NaOH = 10,1 ml x 1,02 ek/mlN2 NaOH= ek/ml= 1,0302 ek/ml3) 10 ml x N3 NaOH = 10,8 ml x 1,02 ek/mlN3 NaOH= ek/ml= 1,101 ek/mlN NaOH rata-rata = ek/ml= ek/ml= 1,05 ek/ml% Kesalahan = N.praktekN.pteorix 100N.praktek

= (1,05- 1) N x 100 1,05 N= 4,7 %

XI. PERTANYAAN1. Tuliskan 5 macam standar primer untuk titrasi asam basa!2. Tuliskan 5 macam indikator untuk titrasi asam basa!3. Tuliskan 5 macam penerapan dari titrasi asam basa!4. Suatu standar primer, kalium hidrogen ftalat (KHP) seberat 0,8426 gram dititrasi dengan 42,14 ml NaOH. Hitung normalitas larutan!Jawab:1. 5 macam standar primer, yaitu: kalium hidrogen ftalat (KHP) Na2CO3 HCl NaOH SO42-

2. 5 macam indikator untuk titrasi asam basa, yaitu: Indikator pp Indikator metil merah Indikator metil orange Indikator bromthymol biru Indikator timol biru

3. 5 macam penerapan dari titrasi asam basa, yaitu: Penentuan zat zat organik, anorganik, dan biologis Penentuan unsur Analisis bahan anorganik Analisis bahan organik Penentuan garam

4. Penyelesaian:g KHP / BE KHP = V. NaOH x N. NaOH0,8426 gr / 204,2 gr/ek= 0,04214 l x N. NaOH0,004 ek= 0,04214 l x N. NaOHN. NaOH= 0,097 ek/lXII. ANALISIS DATAPada percobaan ini dapat dianalisis bahwa untuk menentukan konsentrasi larutan dengan titrasi asam basa perlu melakukan bebarapa tahapan. Awalnya kami melakukan standarisasi larutan std sekunder NaoH dengan KHP. KHP yang digunakan haruslah kering dan pengeringan dilakukan pada oven selama 1 jam. Hal ini juga berlaku pada standarisasi larutan std HCl dengan Na2CO3. Na2CO3 juga harus dikeringkan dalam oven minimal selama 1 jam dengan suhu 110C. Selama KHP dan NaCO dikeringkan, kita membuat larutan HSO dan larutan NaOH untuk titrasi basa, serta larutan HCl dan NaOH untuk titrasi asam. Pada percobaan standarisasi, KHP dan Na2CO3 bertindak sebagai analit sedangkan NaOH dan HCl sebagai titran. Larutan KHP dimasukkan kedalam erlenmeyer dan NaOH kedalam buret untuk selanjutnya dilakukan titrasi dari titran ke analit. Adapun volume titran yang didapat yaitu 3,3 ml. Langkah yang sama juga dilakukan pada Na2CO3 dan HCl. Na2CO3 dimasukkan dalam erlenmeyer dan HCl dalam buret kemudian dilakukan titrasi HCl ke Na2CO3. Adapun volume yang didapat yaitu 8,7ml.Selanjutnya kami melakukan titrasi pada larutan asam dan basa. Pada titrasi asam yang bertindak sebagai titran yaitu HCl dan analitnya NaOH. Setelah kami melakukan titrasi HCl terhadap NaOH, volume titran yang didapat yaitu sebesar 10,3 ml dengan persentase kesalah sebesar 4,7%. Sedangkan pada titrasi basa NaOH bertindak sebagai titran dan HSO sebagai analit Adapun volume titran yang didapat dari menitrasikan NaOH ke HSO yaitu 9,25 ml dengan persentase kesalahan sebesar 2,9%.Kesalahan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu : Alat yang digunakan kurang bersih Zat yang digunakan telah terkontaminasi Pengeringan KHP dan Na2CO3 yang kurang maksimal Ketidaktepatan dalam pengukuran dan penimbangan Ketidaktelitian dalam menitrasi

XIII. KESIMPULAN Standarisasi adalah proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan Rumus yang digunakan pada standarisasi larutan std. Sekunder titran sengan analit, yaitu: = Titrasi asam basa adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi asam basa yang terjadi antara analit dengan titran. Rumus yang digunakan pada penentuan konsentrasi analit dengan titran yaitu :

Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum yaitu sebagai berikut :Normalitas NaOH = 1,05 ek/ml ; % kesalahan = 4,7%Normalitas H2SO4 = 0,971 ek/ml ; % kesalahan = 2,9%Normalitas HCl = 1,02 ek/ml ; % kesalahan = 1,96%

XIV. DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Penuntun Praktikum Kimia Terapan. 2014. Titrasi Asam Basa. Politeknik Negeri SriwijayaSuci Ningsih, Aisyah, dkk. 2014. Modul Kimia Terapan. Politeknik Negeri Sriwijaya

GAMBAR ALAT (LAMPIRAN)Buret

Erlenmeyer

Labu ukur

Desikator

CorongBotol Aquades

Spatula

Pipet Tetes

Pengaduk

Gelas kimiaBola KaretPipet Ukur

Neraca AnalitikKaca Arloji