tinjauan pustaka lapsus sinusitis abraham bayu

Upload: alexandro-wiyanda

Post on 06-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    1/21

     TINJAUAN PUSTAKA

    Anatomi Sinus Paranasal

    Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsi karena

     bentuknya sangat bervariasi pada setiap individu.Ada empat pasang sinus paranasal, mulai dari

    yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan

    kiri.Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk 

    rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung. 1

    Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung dan

     perkembangannya dimulai pada fetus usia 3 ! bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal.

    Sinus etmoid dan maksila telah ada se"ak anak lahir, sedangkan sinus frontalis berkembang dari

    sinus etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih # tahun. $neumatisasi sinus sfenoid

    dimulai pada usia # 1% tahun dan berasal dari bagian posterosuperior rongga hidung. Sinus  

    sinus ini umumnya mencapai besar maksimal pada usia antara 1& 1# tahun.   1 'anusia

    mempunyai sekitar 1 rongga di sepan"ang atap dan bagian lateral rongga udara hidung "umlah,

    ukuran, bentuk, dan simetri bervariasi. Sinus sinus ini membentuk rongga di dalam beberapa

    tulang *a"ah dan diberi nama sesuai + sinus maksilaris, sfenoidalis, frontalis, dan etmoidalis.

    ang terakhir biasanya berupa kelompok kelompok sel etmoidalis anterior dan posterior yang

    saling berhubungan, masing masing kelompok bermuara ke dalam hidung. Seluruh sinusdilapisi oleh epitel saluran pernapasan yang mengalami modifikasi, dan mampu menghasilkan

    mukus, dan bersilia, sekret disalurkan ke dalam rongga hidung. $ada orang sehat, rongga

    terutama berisi udara. 1

    Sinus Maksila

    Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahirsinus maksila bervolume #

    ml, sinus kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya mencapai ukuran maksimal, yaitu 1&

    ml saat de*asa. Sinus maksila berbentuk segitiga. inding anterior sinus ialah permukaan fasial

    os maksila yang disebut fossa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan infra-temporal

    maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya ialah dasar 

    orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus alveolaris dan palatum. /stium sinus maksila

     berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui

    infundibulum etmoid. 1 asar dari sinus maksila sangat berdekatan dengan rahang gigi atas, yaitu

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    2/21

     premolar ($1 dan $), molar ('1 dan '), kadang-kadang "uga gigi taring (0) dan gigi molar 

    '3, bahkan akar-akar gig tersebut dapat menon"ol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi

    mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis.  1 Suplai darah terbanyak melalui cabang dari arteri

    maksilaris. nervasi mukosa sinus melalui cabang dari nervus maksilaris. 

    Sinus Frontal

    Sinus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk se"ak bulan keempat fetus, berasal dari

    sel sel resessus frontal atau dari sel sel infundibulum etmoid. 2kuran sinus frontal adalah ,#

    cm tingginya, lebarnya ,! cm, dan dalamnya cm. Sinus frontal biasanya bersekat sekat dan

    tepi sinus berlekuk lekuk. Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dari orbita dan

    fossa serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus frontal mudah men"alar ke daerah ini. Sinus

    frontal berdrainase melalui ostiumnya yang terletak di resessus frontal. esessus frontal adalah

     bagian dari sinus etmoid anterior. 1 Suplai darah diperoleh dari arteri supraorbital dan arteri

    supratrochlear yang berasal dari arteri oftalmika yang merupakan salah satu cabang dari arteri

    carotis interna. nervasi mukosa disuplai oleh cabang supraorbital dan supratrochlear cabang

    dari nervus frontalis yang berasal dari nervus trigeminus. 

    Sinus Etmoid

    $ada orang de*asa sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya di bagian posterior. 2kurannya

    dari anterior ke posterior !,& cm, tinggi ,! cm, dan lebarnya %,& cm di bagian anterior dan 1,&

    cm di bagian posterior. Sinus etmoid berongga rongga, terdiri dari sel sel yang menyerupai

    sarang ta*on, yang terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang terletak diantara

    konka media dan dinding medial orbita. Sel sel ini "umlahnya bervariasi antara ! 14 sel (rata

      rata 5 sel). 6erdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi men"adi sinus etmoid anterior yang

     bermuara di meatus medius dan sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus superior. Sel  

    sel sinus etmoid anterior biasanya kecil kecil dan banyak, letaknya diba*ah perlekatan konka

    media, sedangkan sel sel sinus etmoid posterior biasanya lebih besar dan lebih sedikit

     "umlahnya dan terletak di postero-superior dari perlekatan konka media. i bagian terdepan

    sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resessus frontal, yang berhubungan dengan

    sinus frontal. Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribosa.

    inding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis dan membatasi sinus etmoid dari

    rongga orbita. i bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasan dengan sinus sfenoid. Suplai

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    3/21

    darah berasal dari cabang nasal dari arteri sphenopalatina. nervasi mukosa berasal dari divisi

    oftalmika dan maksilaris nervus trigeminus. 

    Sinus Sfenoid

    Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior. Sinus sfenoid dibagi

    dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. 2kurannya adalah cm tingginya, dalamnya

    ,3 cm dan lebarnya 1,4 cm. 7olumenya bervariasi dari & 4,& ml. 6atas- batasnya ialah,

    sebelah superior terdapat fosa serebri media dan kelen"ar hipofisa, sebelah inferiornya atap

    nasofaring, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan a. karotis interna dan di

    sebelah posteriornya berbatasan dengan fosa serebri posterior di daerah pons. Atap sinus sfenoid

    diperdarahi oleh a.ethmoid posterior, sedangkan bagian lainnya mendapat aliran darah dari

    a.sfenopalatina.Aliran vena melalui v.maksilaris ke v."ugularis dan pleksus pterigoid.sinus

    sfenoid dipersarafi oleh cabang n 7.1 dan 7.. n.nasociliaris ber"alan menu"u n.etmoid posterior 

    dan mempersarafi atap sinus. 0abang-cabang n.sfenopalatina mempersarafi dasar sinus.  

    Kompleks Ostiomeatal

    8ompleks ostiomeatal dideskripsikan sebagai area yang terdapat di dinding lateral hidung

    dimana terdapat meatus medius yang merupakan muara dari sinus paranasalis (kecuali sinus

    sfenoid). Adanya sedikit kelainan (contoh+ variasi anatomi, pembengkakan mukosa) dapat

    menghambat ventilasi di daerah ini, yang mengakibatkan rangkaian kelainan di sinus

     paranasalis. Struktur fungsional dari kompleks ini terdiri dari prosesus uncinatus, hiatus

    semilunaris, resesus frontalis, bulla ethmoid, infundibulum ethmoid dan muara dari sinus

    maksila. 

    Fungsi Sinus Paranasal

    6eberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain + 1

    a. Sebagai pengatur kondisi udara air conditioning !Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk mamanaskan dan mengatur 

    kelembaban udara inspirasi. 7olume pertukaran udara dalam ventilasi sinus

    kurang lebih 191%%% volume sinus pada tiap kali bernafas, sehingga dibutuhkan

     beberapa "am untuk pertukaran udara total dalam sinus.

     b. Sebagai pena"an su"u thermal insulators!

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    4/21

    Sinus paranasal berfungsi sebagai (buffer) panas, melindungi orbita dan fossa

    serebri dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah.c. Membantu keseimbangan kepala

    Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka.

    Akan tetapi, bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya akanmemberikan pertambahan berat sebesar 1: dari berat kepala, sehingga teori ini

    tidak dianggap bermakna.d. Membantu resonansi suara

    Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi udara dan

    mempengaruhi kualitas udara.Akan tetapi ada yang berpendapat, posisi sinus dan

    ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonansi yang efektif.

    e. Sebagai peredam peruba"an tekanan suara

    ;ungsi ini akan ber"alan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak,

    misalnya pada *aktu bersin dan beringus.f. Membantu produksi mu#us

    'ukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang "umlahnya kecil

    dibandingkan dengan mukus dari rongga hidung, namun efektif 

    untukmembersihkan partikel yang turut masuk dalam udara.

    $efinisi

    Sinusitis adalah peradangan mukosa sinus paranasal.2mumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis

    sehingga sering disebut rhinosinusitis. efinisi lain menyebutkan, sinusitis adalah inflamasi dan

     pembengkakan membrana mukosa sinus disertai nyeri lokal. Sesuai anatomi sinus yang terkena

    dapat dibagi men"adi sinusitis ma

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    5/21

    8lasifikasi sinusitis dapat dikategorikan sebagai sinusitis akut apabila ge"ala berlangsung kurang

    dari ! minggu dimana dengan pengobatan yang tepat dan cepat pasien bisa sembuh

    sepenuhnya.Sinusitis subakut merupakan perkembangan ge"ala selama ! hingga 1 minggu dan

    dinyatakan sinusitis kronis bila ge"ala berlangsung melebihi 3 bulan. 3 =erdapat beberapa ge"ala

    dan tanda yang bisa membedakan antara sinusitis akut, sinusitis subakut dan sinusitis

    kronis.Seperti radang-radang akut timbul sebagai ge"ala sinusitis akut, hilangnya tanda radang

    akut dan perubahan histologik mukosa sinus masih reversible adalah tanda bagi sinusitis subakut

    dan dikatakan sinusitis kronis ditandai dengan perubahan histologik mukosa irreversible,

    misalnya sudah berubah men"adi "aringan granulasi atau polipoid.  3

    Epidemiologi

    Setiap 1 dari 4 orang de*asa di Amerika Serikat dideteksi positif sinusitis dengan lebih dari 3%

     "uta manusia didiagnosa sinusitis setiap tahun.Sinusitis lebih sering ter"adi dari a*al musim

    gugur dan musim semi.nsiden ter"adinya sinusitis meningkat seiring dengan meningkatnya

    kasus asma, alergi, dan penyakit traktus respiratorius lainnya.$erempuan lebih sering terkena

    sinusitis dibandingkan laki-laki karena mereka lebih sering kontak dengan anak kecil.Angka

     perbandingannya %: perempuan disbanding 11.&: laki-laki. Sinusitis lebih sering diderita oleh

    anak-anak dan de*asa muda akibat rentannya usia ini dengan infeksi hinovirus. !

    Etiologi

    Seperti yang diketahui, terdapat banyak faktor men"adi penyebab sesuatu penyakit timbul,

    antaranya faktor internal seperti daya tahan tubuh yang menurun akibat defisiensi gi>i yang

    menyebabkan tubuh rentan di"angkiti penyakit dan faktor eksternal seperti perubahan musim

    yang ekstrim, terpapar lingkungan yang tinggi >at kimia*i, debu, asap tembakau dan lain-lain.

    ;aktor-faktor lokal tertentu "uga dapat men"adi predisposisi penyakit sinusitis, berupa deformitas

    rangka, alergi, gangguan geligi, benda asing dan neoplasma.Adapun agen etiologinya dapat

     berupa virus, bakteri atau "amur.&

      %irus

    Sinusitis virus biasanya ter"adi selama infeksi saluran napas atas, infeksi virus yang la>im

    menyerang hidung dan nasofaring "uga menyerang sinus.'ukosa sinus paranasalis

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    6/21

     ber"alan kontinyu dengan mukosa hidungdan penyakit virus yang menyerang hidung

     perlu dicurigai dapat meluas ke sinus. Antara agen virus tersering menyebabkan sinusitis

    antara lain+ rhinovirus, influen>a virus, parainfluen>a virus dan adenovirus.  &

      &akteri

    /rganisme penyebab tersering sinusitis akut mungkin sama dengan penyebab otitismedia. ang sering ditemukan antara lain Streptococcus pneumonia, Haemophilus

    influenza, Branhamella cataralis, Streptococcus alfa, Staphylococcus aureus dan

    Streptococcus pyogenes. $enyebab dari sinusitis kronik hampir sama dengan bakteri

     penyebab sinusitis akut. ?amun karena sinusitis kronik berhubungan dengan drainase

    yang kurang adekuat ataupun fungis mukosiliar yang terganggu, maka agen infeksi yang

    terlibat cenderung bersifat oportunistik, dimana prpporsi terbesar merupakan bakteri

    anaerob ( Peptostreptococcus, Corynebacterium, Bacteroides, dan Veillonella). &

      Jamur

    6iasanya ter"adi pada pasien dengan diabetes, tetapi immunosupresif, dan

    immunodefisiensi misalnya pada penderita AS.@amur penyebab infeksi biasanya

     berasal dari genus Aspergillus dan ygomycetes. 

      Predisposisi

    Sinusitis lebih sering disebabkan adanya factor predisposisi, seperti + Bangguan fisik akibat kekurangan gi>i, kelelahan, atau penyakit sistemik.

    Bangguan faal hidung oleh karena rusaknya aktivitas silia oleh asap rokok, polusi

    udara, atau karena panas dan kering.

    8elainan anatomi yang menyebabkan gangguan saluran seperti + atresia atau

    stenosis koana, deviasi septum, hipertrofi konka media, polip yang dapat ter"adi

     pada 3%: anak yang menderita fibrosis kistik, tumor atau neoplasma, udem

    mukosa karena infeksi atau alergi, benda asing. 6erenang dan menelam pada *aktu sedang pilek.

    =rauma yang menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal.

    8elainan imunologi didapat seperti imunodefisiensi karena leukemia dan

    imunosupresi oleh obat.

    $iagnosis

    iagnosis dari sinusitis didasarkan pada kombinasi dari anamnesis, pemeriksaan fisik,

     pemeriksaan foto radiologis dan9atau laboratorium.Sinusitis bakterialis akut dicurigai pada

     pasien dengan ri*ayat infeksi saluran pernapasan yang berlangsung selama 1% sampai 1! hari.

    Be"ala utama pada orang de*asa antara lain, hidung tersumbat, ingus purulen, nyeri pada gigi

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    7/21

    dan *a"ah, post-nasal drip, sakit kepala dan batuk. 4 alam menganamnesis pasien, differensial

    diagnosis dari sinusitis dan faktor predisposisinya harus dipertimbangkan. Anamnesis yang

    akurat memiliki dampak untuk terapi a*al dan mana"emen terapi selan"utnya yang lebih baik. 4

      Anamnesis8eluhan utama rinosinusitis akut ialah hidung tersumbat disertai nyeri9rasa tekanan pada

    muka dan ingus purulen, yang seringkali turun ke tenggorok ( post nasal drip). apat

    disertai ge"ala sistemik seperti demam dan lesu.# 8eluhan nyeri atau rasa tekanan di

    daerah sinus yang terkena merupakan ciri khas sinusitis akut, serta kadang-kadang nyeri

     "uga terasa di tempat lain (reffered pain). ?yeri pipi menandakan sinusitis maksila, nyeri

    di antara atau di belakang ke dua bola mata menandakan sinusitis etmoid, nyeri di dahi

    atau seluruh kepala menandakan sinusitis frontal.$ada sinusitis sfenoid, nyeri dirasakan

    di verteks, oksipital, belakang bola mata dan daerah mastoid. $ada sinusitis maksila

    kadang-kadang ada nyeri alih ke gig dan telinga.  #Be"ala lain adalah sakit kepala,

    hiposmia9anosmia, halitosis,  post-nasal drip yang menyebabkan batuk dan sesak pada

    anak.  & 8elainan sinusitis kronik tidak khas sehingga sulit didiagnosis. 8adang-kadang

    hanya 1 atau dari ge"ala-ge"ala diba*ah ini yaitu sakit kepala kronik,  post nasal drip,

     batuk kronik, gangguan tenggorok, gangguan telinga akibat sumbatan kronik muara tuba

    Custachius, gangguan ke paru seperti bronkitis (sino-bronkitis), bronkiektasis dan yang

     penting adalah serangan asma yang meningkat dan sulit diobati. $ada anak, mukopus

    yang tertelan dapat menyebabkan gastroenteritis. #

      Pemeriksaan Fisik 5

    $emeriksaan dimulai dengan melakukan inspeksi dengan teliti pada *a"ah.Sinusitis akut

    dapat dihubungkan dengan adanya pembengkakan dan nyeri tekan pada daerah yang

    terkena.8eadaan mukosa hidung dan sekresinya harus diperiksa. 'ukosa yang merah dan

    membengkak terlihat pada kasus rhinitis dan sinusitis, concha yang pucat menandakan

    adanya rhinitis akut. $ada saat ter"adi infeksi saluran pernapasan, a*alnya sekret terlihat

     "ernih dan cair, tetapi setelah beberapa hari sekret dapat men"adi lebih tebal dan ber*arna

    kuning kehi"auan.Sekret purulen yang terdapat di meatus medius dan bertahan selama

    lebih dari 1% hari merupakan karakteristik dari sinusitis.Cksudat purulen di meatus

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    8/21

    medius dipercaya men"adi tanda khas dari sinusitis bakterialis, tetapi mungkin sulit

    dinilai tanpa diberikan dekongestan dan vasokonstriktor.8etiadaan eksudat purulen tidak 

    menyingkirkan adanya diagnosis sinusitis. 8eadaan orofaring harus diperiksa untuk 

    melihat adanya tanda-tanda sekresi mukopurulen dari faring bagian posterior.$ada kasus

    tertentu, sinusitis dapat disertai dengan nyeri pada gigi karena bagian akar gigi men"adi

    dasar dari sinus maksilaris.$ada kenyataanya, beberapa kasus sinusitis maksilaris

    disebabkan oleh adanya infeksi pada akar gigi yang men"alar melalui tulang ke rongga

    sinus. $emeriksaan telinga mungkin menun"ukkan adanya otitis media, khususnya pada

    anak-anak dengan sinusitis.Sinusitis bakterialis persisten yang tidak teratasi dengan baik 

    dapat memudahkan ter"adinya otitis media rekuren. alam menilai pasien dengan

    sinusitis rekuren, pada pemeriksaan fisik harus dicai tanda-tanda adanya imunodefisiensi,

    komplikasi dar infeksi primer (contoh+ mastoiditis, orbital celllulitis), pertumbuhan yang

     buruk pada anak, disfungsi sillia, dan abnormalitas anatomi. alam pasien-pasien tertentu

    dengan sinusitis rekuren atau kronik, perlu dipertimbangkan pemeriksaan

    nasoendoskopi.$emeriksaan ini memberikan visualisasi yang lebih baik untuk melihat

    kelainan pada septum, concha, mukosa, nasofaring, adenoid, orificium tuba eustachius,

    tonsil, lidah bagian posterior, epiglotis, glotis dan pita suara.Selain itu dapat diidentifikasi

    asal dan perluasan dari polip dan adanya sekret purulen pada ostium.

      Pemeriksaan Penun'ang

    Pemeriksaan (adiologis

    $emeriksaan radiologis untuk mendapatkan informasi dan untuk mengevaluasi sinus

     paranasal adalah pemeriksaan foto kepala dengan berbagai posisi yang khas,

     pemeriksaan tomogram dan pemeriksaan C-Scan.engan pemeriksaan radiologis

    tersebut para ahli radiologi dapat memberikan gambaran anatomi atau variasi anatomi,kelainan-kelainan patologis pada sinus paranasalis dan struktur tulang sekitarnya,

    sehingga dapat memberikan diagnosis yang lebih dini.1%

    Pemeriksaan foto kepala

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    9/21

    $emeriksaan foto polos kepala adalah pemeriksaan yang paling baik dan paling utama

    untuk mengevaluasi sinus paranasal.8arena banyaknya unsur-unsur tulang dan "aringan

    lunak yang tumpang tindih pada daerah sinus paranasal, kelainan-kelainan "aringan

    lunak, erosi tulang kadang-kadang sulit dievaluasi.$emeriksaan ini dari sudut biaya

    cukup ekonomis dan pasien hanya mendapat radiasi yang minimal.   $emeriksaan foto

    kepala untuk mengevaluasi sinus paranasal terdiri atas berbagai macam posisi antara lain+

    1%

      Foto kepala posisi anterior)posterior AP atau posisi Caldwell !

      Foto kepala lateral

    Foto kepala posisi Waters

      Foto kepala posisi Submento*erteks

    $osisi ini biasa untuk melihat sinus frontalis dan dinding posterior sinus

    ma

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    10/21

    terrmasuk ekstensi intrakranial dari sinus frontalis. 11 $ada kasus-kasus sinusitis sphenoid,

    kira-kira &%: foto polos sinus sphenoidalis yang normal, tapi apabila dilakukan

     pemeriksaan 0=-Scan, maka tampak kelainan pada mukosa berupa penebalan. 1

    Pemeriksaan M(I

    ' memberikan gambaran yang lebih baik dalam membedakan struktur "aringan lunak 

    dalam sinus.8adang digunakan dalam kasus suspek tumor dan sinusitis fungal.

    Sebaliknya, ' tidak mempunyai keuntungan dibandingkan dengan 0= Scan dalam

    mengevaluasi sinusitis. ' memberi hasil positif palsu yang tinggi, penggambaran

    tulang yang kurang, dan biaya yang mahal. ' membutuhkan *aktu lama dalam

     penyelesaiannya dibandingkan dengan 0= Scan yang relatif cukup cepat dan sulit

    dilakukan pada pasien klaustrofobia.1  ' mungkin merupakan pilihan terbaik untuk 

    mendeteksi dan mengenali mukokel.' dengan kontras merupakan teknik terbaik untuk 

    mendeteksi empiema subdural atau epidural. 1

    Pemeriksaan mikrobiologis

    6iakan yang berasal dari hidung bagian posterior dan nasofaring biasanya lebih akurat

    dibandingkan dengan biakan yang berasal dari hidung bagian anterior.?amun demikian,

     pengambilan biakan hidung posterior "uga lebih sulit.6iakan bakteri spesifik pada

    sinusitis dilakukan dengan menagspirasi pus dari inus yang terkena.Seringkali diberikan

    suatu antibiotik yang sesuai untuk membasmi mikroorganisme yang lebih umum untuk 

     penyakit ini. $ada sinusitis akut dan kronik sering terlibat lebih dari satu "enis bakteri.

    engan demikian untuk menentukan antibiotik yang tepat harus diketahui benar "enis

     bakterinya penyebab sinusitisnya. $emeriksaan kultur terhadap sekret sinus maksila

    mendapatkan kuman aerob terbanyak adalah Streptokokus pneumonia (1# kasus - !&:),

    diikuti $seudomonas sp # kasus (%:), Streptokokus piogenes dan 8lebsiela pneumonia

    masing-masing & kasus (1,&:) dari !% sampel penelitian pada tahun %%4. $ada penelitian ini tidak di"umpai lebih dari 1 kuman aerob pada satu sediaan. Degent ; dkk 

    ($rancis, 155!) menemukan kuman penyebab sinusitis maksila kronis yang terbanyak 

    adalah. Stafilokokus aureus, diikuti Eemofilus influensa, Streptokokus pneumonia.

    Sedangkan ;ombeur dkk ($aris, 155!) menemukan kuman Streptokokus pneumonia

    sebagai penyebab terbanyak dari sinusitis maksila kronis, diikuti oleh Stafilokokus

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    11/21

    aureus dan Eemofilus influen>a, 'ora

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    12/21

    daerah sinus yang terkena, merupakan ciri khas sinusitis akut, serta kadang kadang nyeri "uga

    dirasakan di tempat lain (reffered pain). ?yeri pipi, gigi, dahi dan depan telinga menandakan

    sinusitis maksilaris. ?yeri di dahi atau seluruh kepala menandakan sinusitis frontalis.$ada

    sinusitis sfenoid, nyeri dirasakan di verte

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    13/21

    Sinusitis frontalis akut hampir selalu bersama ama dengan infeksi sinusitis etmoidalis

    anterior.$enyakit ini terutama ditemukan pada de*asa, dan selain ge"ala infeksi yang umum,

     pada sinusitis frontalis terdapat nyeri kepala yang khas. ?yeri berlokasi di atas alis mata,

     biasanya pada pagi hari dan memburuk men"elang tengah hari, kemudian perlahan lahan

    mereda hingga men"elang malam. $asien biasanya menyatakan bah*a dahi terasa nyeri bila

    disentuh, dan mungkin terdapat pembengkakan supraorbital. =anda patognomonik adalah nyeri

    yang hebat pada palpasi atau perkusi di atas daerah sinus yang terinfeksi.1&

    Sinusitis sfenoidalis

    $ada sinusitis sfenoidalis rasa nyeri terlokalisasi di verteim men"adi bagian dari pansinusitis, sehingga

    ge"alanya sering men"adi satu dengan ge"ala infeksi sinus lainnya.1&

    Sinusitis Subakut-.

    Be"ala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tanda tanda radang akutnya (demam, sakit

    kepala hebat, nyeri tekan) sudah reda. $ada rinoskopi anterior tampa" secret meatus medius atau

    superior. $ada rinoskopi posterior tampak secret purulent nasofaring. $ada pemeriksaan

    transluminasi tampak sinus yang sakit, suram, atau gelap.

    Sinusitis Kronik -.

    Sinusitis kronis berbeda dengan sinusitis akut dalam berbagai aspek, umumnya sukar 

    disembuhkan dengan pengobatan medikamentosa sa"a.Earus dicari factor penyebab dan factor 

     predisposisinya. $olusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga ter"adi perubahan

    mukosa hidung.$erubahan tersebut "uga dapat disebabkan oleh alergi dan defisiensi imunologik,

    sehingga mempermudah ter"adinya infeksi men"adi kronis apabila pengobatan sinusitis akut tidak 

    sempurna. Be"ala yang timbul diantaranya (1) terdapat skeret pada hidung dan post nasal drip

    yang seringkali mukopurulen dan hidung biasanya sedikit tersumbat, () rasa tidak nyaman dan

    gatal di tenggorokan, (3) pendengaran terganggu karena adanya sumbatan tuba eustachius, (!)

    nyeri atau sakit kepala, (&) ge"ala pada mata karena pen"alaran infeksi melalui duktus

    nasolakrimalis, () ge"ala di saluran cerna karena mukopus tertelan sehingga menyebabkan

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    14/21

    gastroenteritis. =emuan pemeriksaan fisik tidak seberat sinusitis akut dan tidak terdapat

     pemebengkakan pada *a"ah. $ada rinoskopi anterior dapat ditemukan secret kental, purulen dari

    meatus medius atau meatus superior, dapat "uga ditemukan polip, tumor, atau komplikasi

    sinusitis lainnya.inoskopi posterior tampak secret purulent di nasofaring atau turun ke

    tenggorok.

    Sinusitis $entogen-

    'erupakan salah satu penyebab penting sinusitis kronik.asar sinus maksila adalah prosesus

    alveolaris tempat akar gigi rahang atas, sehingga rongga sinus maksilaris hanya terpisahkan oleh

    tulang tipis dengan akar gigi, bahkan kadang kadang tanpa tulang pembatas.nfeksi gigi rahang

    atas seperti infeksi apical akar gigi atau inflamasi "aringan periodontal mudah menyebar secara

    langsung ke sinus, atau melalui pembuluh darah dan limfe. Earus curiga adanya sinusitis

    dentogen pada sinusitis maksilaris kronik yang mengenai satu sisi dengan ingus purulent dan

    napas berbau busuk.

    Patofisiologi&

    Sinus paranasal ditemukan normal steril dalam keadaan fisiologis. Sekresi yang dihasilkan oleh

    sinus dialirkan melalui silia melalui ostia dan keluar melalui rongga hidung.'ukus yang

    dihasilkan "uga mengandung substansi antimikroba dan >at->at yang berfungsi untuk mekanisme

     pertahanan tubuh.$ada orang normal, la"u sekresi selalu menu"u ke ostia yang mencegah

    adanya kontaminasi pada ruang sinus. /stium sinus maksilaris hanya berdiameter ,&mm,

    apabila ada edema mukosa sebesar 1-3mm, akan menyebabkan kongesti (dapat disebabkan

    oleh alergi, virus iritasi bahan kimia) dan obstruksi dari sekresi sinus.8eadaan ini menimbulkan

    tekanan negatif di dalam sinus yang menyebabkan ter"adinya transudasi serosa. 'ukus yang

    terhambat ini, apabila terinfeksi akan menyebabkan sinusitis. Ada hipotesa mekanis yang

    mengatakan bah*a karena rongga sinus ini berhubungan dengan rongga hidung, maka

    koloni bakteri dari nasofaring dapat menginfeksi rongga sinus.$atofisiologi dari rhinosinusitis berhubungan dengan 3 faktor, yaitu +

    Obstruksi 'alan keluar sekresi sinus/

    /bstruksi dari ostia sinus mencegah drainase yang baik.ostia dapat tertutup oleh pembengkakan

    mukosa atau karena penyebab lokal (trauma, rinitis), dapat "uga oleh reaksi inflamasi

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    15/21

    yang disebabkan oleh penyakit sistemik dan gangguan imunitas. /bstruksi mekanik yang

    disebabkan oleh polip hidung, benda asing, septum deviasi atau tumor "uga dapat menyebabkan

    obstruksi ostia.6iasanya, batas mukosa yang edematous memiliki penampilan bergigi, tetapi

    dalam kasus yang parah, mukus dapat benar-benar mengisi sinus, sehingga sulit untuk 

    membedakan prosesalergi dari sinusitis infeksi. Secara karakterisitik, semua sinus paranasal dan

    konka yang berdekatan membengkak. Air fluid level dan erosi tulang tidak ditemukan pada

    sinusitis alergi ringan, tetapi pembengkakan mukosa disertai buruknya drainase sinus dapat

    dicuragai adanya infeksi sekunder bakteri.

    Kelainan pada mukosiliar

    rainesa sinus paranasal bergantung pada gerakan mukosiliar, bukan bergantung pada gravitasi.

    8oordinasi dari sel epitel kolumner bersilia menyebabkan drainase selalu menu"u ke ostia sinus.

    Ada beberapa hal yang dapat mengganggu fungsi mukosilia ini, yaitu berkurang sel epitel

     bersilia, aliran udara yang tinggi, virus, bakteri, sitotoksin lingkungan, mediator inflamasi,kontak 

    antar permukaan mukosa, udara dingin9kering, "aringan parut, $E rendah ano

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    16/21

     perubahan pada mukosa (hipertrofi9atrofi), silia rusak, pembentukan polip, empyema sinus, dan

    destruksi dinding tulang yang beru"ung pada komplikasi.

    Penatalaksanaan

    =u"uan terapi sinusitis ialah mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan mencegah

    akut men"adi kronik. $rinsip pengobatan ialah membuka sumbatan di kompleks ostio-meatal

    (8/') sehingga drainase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alami.&  $enatalaksanaan

    sinusitis supuratif dapat dibagi men"adi penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan

     bedah.$enatalaksanaan bedah dapat berupa penatalaksanaan bedah minor, pembedahan di

     poliklinik atau intervensi di ruang operasi. 14

    Penatalaksanaan Medis

    8arena sebagian besar infeksi sinusitis supuratif akut disebabkan oleh organisme gram-positif 

    yang kebanyakannya  %iplococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, Steptococcus (grup

    A,6,dan ), dan Heamophilus influenza (gram negatif) disertai hospes organisme anaerob, maka

    terapi terpilihnya penisilin B. $enisilin B "uga merupakan pilihan yang baik terapi a*al dan

    definitive untuk kokus gram negatif, basal gram positif dan gram negative. ni kunci utama

     penatalaksanaan medis pada sinusitis supuratif akut. 2ntuk H.influenza, diindikasikan pemberian

    ampisilin.  14 =erapi antibiotic harus diteruskan minimum 1 minggu setelah ge"ala terkontrol.

    Dama terapi rata-rata 1% hari. 8arena banyaknya distribusi ke sinus-sinus yang terlibat, perlu

    mempertahankan kadar antibiotika yang adekuat bila tidak, mungkin ter"adi sinusitis supuratif 

    kronik.  14  =indakan lain yang dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki drainase dan

     pembersihan secret dari sinus. 2ntuk sinusitis ma.rigasi dan pencucian dilakukan kali dalam seminggu. 6ila setelah & atau

    kali tidak ada perbaikan dan klinis masih tetap banyak secret purulen, maka perlu dilakukan

     bedah radikal.

    14

    2ntuk pasien yang menderita alergi, pengobatan alergi yang di"alani bermanfaat.$engontrolan lingkungan, steroid topical, dan imunoterapi dapat mencegah

    eksesarbasi rhinitis sehingga mencegah perkembangannya men"adi sinusitis. 1

    Penatalaksanaan &eda"

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    17/21

    Earus dipertimbangkan penatalaksanaan bedah untuk mempermudah drainase sinus yang terkena

    serta mengeluarkan mukosa yang sakit.Eal ini diperlukan (1) bila terancam komplikasi, () untuk 

    menghilangkan nyeri hebat, dan (3) bila pasien tidak berespon terhadapat terapi medis.  1

    Pembeda"an (adikal

    $embedahan radikal yaitu pengangkatan mukosa yang patologik dan membuat drainase dari

    sinus yang terkena.2ntuk sinus ma

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    18/21

    mata, 14: berlan"ut ke meningen dan %: ter"adi kebutaan.  #, 8omplikasi ke orbita dapat

    ter"adi pada segala usia, tetapi pada anak-anak ebih sering. ntervensi tindakan operatif lebih

     banyak dilakukan pada anak-anak yang lebih besar dan de*asa.Cthmoiditis sering menimbulkan

    komplikasi orbita, diikuti sinusitis frontal dan ma

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    19/21

    timbul perlahan, ge"ala neurologi tak "elas tampak, bila odem ter"adi di sekitar otak,

    tekanan intrakranial akan meningkat, ge"ala-ge"ala neurologi "elas tampak, ancaman

    kematian segera ter"adi bila abses ruptur. #

    3/ Meningitis

    Sinusitis frontal "arang menyebabkan meningitis tetapi seringkali karena

    infeksi sekunder dari sinus ethmoid dan sphenoid. Be"ala-ge"ala tampak "elas +

    adanya demam, sakit kepala, ke"ang, diikuti kesadaran menurun sampai koma. #

    Prognosis

    Sinusitis akut memiliki prognosis yang sangat baik, dengan perkiraan 4%: penderita sembuh

    tanpa pengobatan.Sedangkan sinusitis kronik memiliki prognosis yang bervariasi. @ika

     penyebabnya adalah kelainan anatomi dan telah diterapi dengan bedah, maka prognosisnya

     baik.lebih dari 5%: pasien membaik dengan intervensi bedah, namun pasien ini kadang

    mengalami kekambuhan.14

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    20/21

    $AFTA( PUSTAKA

    1. Soet"ipto , 'angunkusumo C,. Sinus paranasal dalam Soepardi CA, skandar ?,

    6ashiruddin @, estuti (Cditor). 6uku a"ar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok 

    kepala dan leher. Cdisi ke-enam.@akarta+6alai $enerbit ;8 2%%5.h. 1!&-5. Soet"ipto . Eidung dan Sinus $arasanal Anatomy Eidung dan sinus $arasanal. alam

    skandar ?. ddl (Cds) 6uku a"ar lmu penyakit =E=. 6alai $enerbit ;8 2, @akarta,

    155% 4& #!

    3. Soet"ipto , 'angunkusumo C. Sinusitis. alam+ Soepardi CA, iskandar ?, 6ashiruddin

    @, estuti . 6uku A"ar lmu 8esehatan =elinga Eidung =enggorok 8epala Deher. Cdisi

    8eenam. @akarta + 6alai $enerbit ;82 %%1.hal.1&%-3!. t>hak 6rook,','Sc. Cpidemiology of Acute Sinusitis. 2pdated Apr , %1. iunduh

    dari http99emedicine.medscape.com9article934%-overvie*Ga%1& pada tanggal April

    %1&.

    &. Eilger $A. $enyakit Sinus $aranasalis. alam+ Adam BD, 6oies D, Eigler $A. 6uku

    A"ar $enyakit =E= ( 6/CS ;undamental of /tolaryngology). Cdisi . @akarta+ $enerbit

    6uku 8edokteran 1554.hal.!%-&5.

    . Deignton S, obson A, ussell @. hinosinusitis. n + 6urton '. Eall H 0olmanIs

    iseases of Car, ?ose and =hroat.;ifteenth Cdition. Dondon+ 0hurchill Divingstone

    %%%.p.111-4

    4. =anto 0, Di*ang ;, Eanifati S, $radipta CA. 8apita selekta kedokteran "ilid . Cdisi ke7. @akarta + 'edia Aesculapius ;82 %1!. h. 1%! !5

    #. @ohn C 'c0lay, '. /vervie* of ?asal $olyps. n + 'ayer 'd, A. %1 Jcited %1

    April %1K Available from+ http+99emedicine.medscape.com9article955!4!-overvie*

    5. aymond B. Slavin, ', Sheldon D. Spector, ', and . Deonard 6ernstein, '. =he

    diagnosis and management of sinusitis+ a practice parameter update. @ Allergy 0lin

    mmunol. ecember %%& 11()+ 13-&.

    1%. achman ', Sinus paranasalis dan 'astoid. alam+ Ckayuda . adiologi iagnostik.

    Cdisi 8edua. @akarta + ivisi adiodiagnostik epartemen adiologi ;82 %%&. Eal

    !31-!&.

    11. r =omas Sempere ura, /rbit And $aranasal Sinuses 0onventional L-ays. alam +

    Atlas /f Anatomy 6y Sectional maging, 6erlin, 6ayer Eealth 0are %%5.

    1. /kuyemi 8S, =sue ==. adiologic maging n =he 'anagement /f Sinusitis. n+ Si*ek 

    @. adiologic ecision 'aking. 8ansa+ 2niversity of 8ansas School /f 

    'edicine%%.p.1##-

    http://emedicine.medscape.com/article/994274-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/994274-overview

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Lapsus Sinusitis Abraham Bayu

    21/21

    13. ussell A.;aust, $h,'. evelopment /f =he $aranasal Sinuses n 0hildren. n+ Ask 

    =he 6oogor octor. %1%.Available ;rom+  http+99***.boogordoctor.com9%19%9development-of-the-paranasal-

    sinuses-in-children9

    1!. ?icoll , 'c$hee S@, $ignone ', 0hou =', etmer F'. Sinusitis. n+ $ocket Buide =oiagnostic =est. =hird Cdition. San ;rancisco+ Dippincott Filliams HFilkins

    $ublisher,1555.p.%#.1&. $letcher A. Eigler,', $enyakit Sinus $aranasalis. 6/CS 6uku a"ar penyakit =E=.

    @akarta + $enerbit buku kedokteran CB0 %1. h. !%-&5

    1. 0ody =, 8ern C6, $earson 6F, Sinusitis. alam+ $enyakit =elinga, Eidung an

    =enggorokan. @akarta+ $enerbit 6uku 8edokteran %%.hal 33-5

    14. Shah A, Salamone ;?, =ani =A, Acute H 0hronic Sinusitis. n + Dal*ni A8. 0urrent

    iagnosis H =reament n /tolaryngology Eead H ?eck Surgery. ?e* ork+ 'c Bra*

    Eill %%#.$.43-#1

    http://www.boogordoctor.com/2012/02/development-of-the-paranasal-sinuses-in-children/http://www.boogordoctor.com/2012/02/development-of-the-paranasal-sinuses-in-children/http://www.boogordoctor.com/2012/02/development-of-the-paranasal-sinuses-in-children/http://www.boogordoctor.com/2012/02/development-of-the-paranasal-sinuses-in-children/http://www.boogordoctor.com/2012/02/development-of-the-paranasal-sinuses-in-children/