tgs bipolar rara dan mb ati

Upload: anispurwaningsih

Post on 06-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    1/33

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Gangguan bipolar (GB) adalah gangguan mood (suasana perasaan) yang

    dikarakteristikkan dengan episode depresi dan manik atau hipomanik. Dahulu

    gangguan ini dikenal sebagai manic-depressive illness. Pada awalnya antara

    skizofrenia dengan gangguan bipolar saling bertumpang tindih dalam penegakan

    diagnosisnya namun kemudian diberi batasan yang jelas oleh Emil Kraeplin,

    seorang psikiater Austria.

    Depresi adalah suatu kondisi suasana perasaan yang menetap sedih dalam

    jangka waktu panjang. Sedangkan pada kondisi manik atau hipomanik terdapat

    suatu kondisi suasana perasaan yang berkebalikan dengan depresi di manaterdapat suatu suasana perasaan yang gembira secara berlebih-lebihan, meluas,

    atau iritable (mudah menjadi marah). Kondisi mood yang meningkat ini akan

    menyebabkan perubahan pada diri pasien meliputi peningkatan energi, gangguan

    tidur, gangguan makan, rasa percaya diri yang berlebihan, waham kebesaran,

    kontrol impuls yang buruk, hingga perilaku agresi dan tanpa perhitungan.

    Hipomanik adalah kondisi mood yang menyerupai manik namun dalam derajat

    lebih ringan. Episode manik harus berlangsung sekurangnya 1 minggu, sedangkan

    episode hipomanik berlangsung sekurangnya 4 hari.

    Episode depresif dari gangguan bipolar memiliki kriteria diagnostik yang

    sama dengan gangguan depresi mayor episode tunggal. Sedangkan pada gangguan

    bipolar episode campuran terdapat gejala-gejala manik atau hipomanik dan

    depresi yang berganti-ganti secara cepat pada suatu periode waktu yang

    berlangsung sekurangnya satu minggu. Pada tampilan klinis, seorang yang

    menderita gangguan bipolar episode campuran biasanya mengalami kondisi mood

    yang sangat tidak stabil. Secara umum, terdapat dua jenis gangguan bipolar, pada

    gangguan bipolar tipe satu, ditemukan sekurangnya satu episode manik.

    Sedangkan pada gangguan bipolar tipe dua ditemukan sekurangnya satu episode

    hipomanik.

    Salah diagnosis dan terlambatnya penegakan diagnosis GB sering terjadi

    sehingga terapi yang akurat terlambat diterima oleh pasien dengan GB. Oleh

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    2/33

    2

    karena itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) membuat

    suatu tuntunan GB yang dapat digunakan secara nasional. Tuntunan ini bertujuan

    agar diagnosis yang akurat dapat ditegakkan sedini mungkin supaya

    penatalaksanaan yang komprehensif dapat segera diberikan kepada pasien dengan

    GB. Penatalaksanaan yang komprehensif terdiri dari intervensi farmakologik dan

    nonfarmakologik. Tuntunan ini terutama memberikan arahan tentang penggunaan

    psikofarmakologi pada pasien dengan GB. Pemilihan psikofarmakologi adalah

    berdasarkan penilaian kritis terhadap obat-obatan yang digunakan pada GB dan

    juga disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    3/33

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. DefinisiGangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik

    dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran,

    biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup.

    B. EpidemiologiBanyaknya orang yang mengalami gangguan ini adalah berkisar 1-3% dari

    keseluruhan total populasi di Amerika Serikat. Sedangkan jumlah yang menderita

    gangguan ini di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti. Sekitar 10%, individudengan gangguan depresi mayor biasanya akan mengalami episode manik atau

    hipomanik pada perkembangan penyakitnya. Onset usia yang muda,

    ditemukannya gejala-gejala psikotik (menyerupai skizofrenia), dan ditemukannya

    episode depresi berulang merupakan faktor risiko munculnya gangguan bipolar.

    Prevalensi GB I selama kehidupan mencapai 2,4%, GB II berkisar antara 0,3%-

    4,8%, siklotimia antara 0,5%-6,3%, dan hipomania antara 2,6%-7,8%. Total

    prevalensi spektrum bipolar, selama kehidupan, yaitu antara 2,6%-7,8%

    Menurut perkiraan, rata-rata angka morbiditas dari pasien yang tidak

    diterapi adalah 14 tahun di mana akan muncul kondisi hilangnya produktifitas dan

    gangguan dalam fungsi hidup sehari-hari. Dijumpai perilaku bunuh diri pada 10

    hingga 20 % pasien. Gangguan ini umumnya muncul pada awal usia 20 tahunan

    walaupun variasinya luas. Pria dan wanita memiliki kemungkinan yang sama

    untuk menderita gangguan ini. Tidak ada data mengenai variasi gangguan pada

    kelompok ras atau etnik yang berbeda.

    C. Patofisiologi Penyebab Munculnya Gangguan BipolarEtiologi dan patofisiologi gangguan bipolar belum dapat ditentukan hingga

    saat ini dan belum ditemukan marker biologis yang berhubungan secara mutlak

    dengan gangguan bipolar. Obat-obat psikiatri golongan mood stabilizer diketahui

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    4/33

    4

    memiliki efektifitas yang cukup tinggi dalam mengendalikan mood yang tidak

    stabil tersebut. Pemberian obat

    Secara genetik, diketahui bahwa pasien dengan gangguan bipolar tipe I,

    80-90% di antaranya memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau gangguan

    bipolar juga (yang mana 10-20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang

    ditemukan pada populasi umum). Anak kembar yang berasal dari satu telur

    memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita gangguan yang serupa

    dibandingkan anak kembar yang berasal dari dua telur, jika anak kembar tersebut

    dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Rata-rata tingkat kemungkinan pasangan

    kembar menderita gangguan yang sama berkisar 60-70%.

    Untuk gangguan bipolar tipe I, keluarga terdekat dari individu yang

    menderita gangguan ini memiliki risiko tujuh hingga sepuluh persen untukmenderita gangguan yang sama. Faktor psikososial yang diketahui sering memicu

    timbulnya gangguan mood ini, di antaranya tekanan lingkungan sosial, gangguan

    tidur, atau kejadian traumatis lainnya.

    D. Gambaran KlinisSaat datang pertama kalinya untuk berobat, umumnya pasien datang

    dengan gejala-gejala depresi. Gangguan bipolar merupakan kondisi yang kronik

    dan individu yang menderita gangguan ini umumnya memiliki tingkat

    kekambuhan yang tinggi. Seiring dengan berjalannya waktu, gejala utama yang

    terlihat adalah depresi dalam derajat ringan atau subklinis. Perbandingan hari

    lamanya gejala klinis depresi dan manik pada gangguan bipolar I adalah sekitar

    tiga berbanding satu, sedangkan pada gangguan bipolar II, lamanya hari depresi

    dibandingkan hipomanik adalah sekitar lima belas berbanding satu.

    Terdapat suatu kondisi yang dikenal sebagai rapid cycling yang merujuk

    pada kekambuhan gejala yang terjadi sebanyak empat kali atau lebih dengan

    kondisi manik atau hipomanik dan depresi yang berganti-ganti secara cepat pada

    satu episode dalam sekurangnya 12 bulan terakhir. Gejala klinis yang muncul

    pada episode rapid cycling tidak berbeda dari gejala klinis yang berlangsung

    dalam episode non-rapid cycling hanya saja pada episode rapid cycling, gejala-

    gejala manik atau hipomanik dan depresi berganti-ganti dengan sangat cepat.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    5/33

    5

    Menurut penelitian, kondisi rapid cycling jauh lebih sulit untuk diterapi. Pada

    kondisi yang berat, dapat muncul gejala-gejala psikotik pada gangguan bipolar.

    Perbandingan Bipolar I dan Bipolar II

    Bipolar I Bipolar II

    EpisodeManic, hipomanic. Mixed, majordepression Hipomanic, major depression

    sex

    defferences

    female = male Female > male

    1st episode in male : manic

    1st episode in female :

    depressive

    Clinical

    Course

    60-70% of manic episode occurjust afer/before depressive;

    interval beween episode

    decreases with age

    60-70% of hypomanic episode

    occur just after/before

    depressive episode

    Precipitaations

    of episodes

    Change in sleep-wake cycle

    sleep deprivation post partum periode

    E. Evaluasi, Diagnosis, dan Penilaian AwalGangguan bipolar adalah suatu jenis gangguan jiwa yang sulit ditegakan

    diagnosisnya secara tepat. Pasien biasanya tidak mencari pertolongan ke psikiater

    atau dokter ketika mengalami episode manik atau hipomanik. Episode manik dan

    hipomanik sering kali disangkal atau dilupakan oleh pasien. Pada kondisi

    hipomanik terutama, pasien umumnya mengalami kondisi kepercayaan diri yang

    meningkat, lebih mudah bergaul dengan orang lain, produktifitas yang meningkat.

    Hal-hal tersebut akan menyebabkan pasien mengesampingkan gejala-gejala yang

    lebih berat dan mengganggu dari gangguan ini, seperti emosi yang tidak stabil,

    argumentatif, insomnia, penilaian situasi yang buruk, dan melakukan perilaku

    berisiko tanpa memikirkannya dengan baik hingga pasien dapat terlibat dalam

    perilaku free sex atau munculnya perilaku-perilaku impulsif lainnya.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    6/33

    6

    Pada kondisi depresi sendiri, juga terkadang pasien tidak datang untuk

    mencari pertolongan karena gejala-gejala yang muncul umumnya berupa keluhan

    fisik yang serupa dengan sakit fisik yang sesungguhnya seperti pusing, sesak

    nafas, rasa sakit di badan, dan sebagainya. Gejala-gejala seperti rasa kehilangan

    tenaga, hilangnya gairah, rasa kosong dan hampa, dan perasaan tak berdaya pada

    umumnya tidak dipertimbangkan oleh pasien untuk mencari pertolongan.

    Kondisi medik atau obat yang dapat memicu mania

    Kondisi medik Obat dan terapi

    Gangguan endokrin atau metabolik:

    -Addisons disease

    -Cushing syndrome

    -Defisiensi Vit B12

    Alkohol

    Antikonvulsan

    Antidepressan

    BronkodilatorCimetidine

    Dekongestan

    Disulfiram

    Halusinogen

    Steroid

    Isoniazid

    Prokainamid

    ECT

    Hemodialisis

    Infeksi:

    -AIDS

    -Encephalitis

    -Neuroshypilis

    Gangguan neurologis:

    -Epilepsi (temporal lobe)

    -Multiple sclerosis

    -Surgical trauma

    -Post cerebrovascular accident

    Episode manik :

    Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami

    moodyang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga

    atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya moodiritabel) yaitu:

    y grandiositas atau percaya diri berlebihany berkurangnya kebutuhan tidury cepat dan banyaknya pembicaraany lompatan gagasan atau pikiran berlombay perhatian mudah teralihy peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    7/33

    7

    y meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah)y tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang

    matang).

    Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengan penderitan, gambaran psikotik, hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya

    gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.

    Episode depresi mayor :

    Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat

    simtom/tanda yaitu:

    y mooddepresif atau hilangnya minat atau rasa senangy menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makany sulit atau banyak tidury agitasi atau retardasi psikomotory fatig atau berkurangnya tenagay menurunnya harga diriy ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasiy pesimisy pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa renacana)

    atau tindakan bunuh diri.

    Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu fungsi

    personal, sosial, atau pekerjaan.

    Episode Campuran

    Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi

    yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood

    disforik), iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis,

    ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar

    dan kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga

    memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai

    gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    8/33

    8

    Episode Hipomanik

    Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan

    mood, ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit tiga gejala (empat gejala

    bila moodiritabel) yaitu:

    y grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diriy berkurangnya kebutuhan tidury meningkatnya pembicaraany lompat gagasan atau pikiran berlombay perhatin mudah teralihy meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotory pikiran menjadi lebih tajamy daya nilai berkurang

    Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau

    pembicaran aneh), tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak mengganggu fungsi

    personal, sosial, dan pekerjaan. Sering kali dilupakan oleh pasien tetapi dapat

    dikenali oleh keluarga.

    Simptom Psikotik

    Pada kasus berat, pasien bisa mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik

    yang paling sering yaitu:

    y halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)y waham

    Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan

    waham nihilistik terjadi pada episode depresi. Ada kalanya simtom psikotik tidak

    serasi dengan mood. Pasien dengan GB sering didiagnosis sebagai skizofrenia.

    F. DiagnosisKetrampilan wawancara dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.

    Informasi dari keluarga sangat diperlukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

    kriteria yang terdapat dalam DSM-IV atau ICD-10. Salah satu instrumen yang

    dapat digunakan untuk mengidentifikasi simtom GB adalah The Structured

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    9/33

    9

    Clinical Interview for DSM-IV (SCID). The Present State Examination (PSE)

    dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi simtom sesuai dengan ICD-10.

    Gangguan Mood Bipolar I

    Gangguan Mood Bipolar I, Episode ManikTunggal

    A. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat episodedepresi mayor sebelumnya.

    B. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif,gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

    diklasifikasikan.

    C. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum

    D. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

    penting lainnya.

    Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Saat Ini

    A. Saat ini dalam episode manikB. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik,

    depresi, atau campuran

    C. Episode moodpada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan

    gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan

    D. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum

    E. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

    penting lainnya.

    Gangguan Mood Bipolar I, Episode Campuran Saat Ini

    A. Saat ini dalam episode campuranB. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi, atau

    campuran

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    10/33

    10

    C. Episode moodpada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektifdan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan

    waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan

    D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum

    E. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

    penting lainnya.

    Gangguan Mood Bipolar I, Episode Hipomanik Saat Ini

    A. Saat ini dalam episode hipomanikB. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau

    campuranC. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

    atau hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.

    D. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagaiskizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,

    gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

    diklasifikasikan.

    Gangguan Mood Bipolar I, Episode Depresi Saat Ini

    A. Saat ini dalam episode depresi mayorB. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau

    campuran

    C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagaiskizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform,

    gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

    diklasifikasikan

    D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum

    E. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

    penting lainnya.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    11/33

    11

    Gangguan Mood Bipolar I, Episode YangTidak Dapat Diklasifikasikan Saat Ini

    A. Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik,campuran, atau episode depresi.

    B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik ataucampuran

    C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagaiskizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform,

    gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

    diklasifikasikan di tempat lain.

    D. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi

    penting lainnya.

    Gangguan Mood Bipolar II

    Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit

    satu episode hipomanik

    Gangguan Siklotimia

    A. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang

    tidak memenuhi kriteria untuk gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan

    remaja durasinya paling sedikit satu tahun.

    B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu.

    C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selamadua tahun gangguan tersebut Catatan: Setelah dua tahun awal, siklotimia

    dapat bertumpang tindih dengan manik atau episode campuran (diagnosis GB

    I dan gangguan siklotimia dapat dibuat) atau episode depresi mayor

    (diagnosis GB II dan gangguan siklotimia dapat ditegakkan)

    D. Gejala-gejala pada kriteria A bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindihdengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan

    psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    12/33

    12

    E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum

    F. Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek

    fungsi penting lainnya.

    Diagnosis GB menurut kriteria diagnostik ICD-10

    F.30.0. Hipomania

    Paling sedikit, selama empat hari, secara persisten terjadi peningkatan

    moodatau mood iritabel yang derajatnya ringan dan disertai dengan tiga gejala

    berikut yaitu meningkatnya energi dan aktivitas, meningktanya sosiabilitas,

    banyaknya bicara, lebih ramah, perilaku ceroboh dan meningkatnya energiseksual, berkurangnya kebutuhan tidur, dan sulitnya berkonsentrasi dan

    distraktibilitas. Gejala-gejla di atas tidak menyebabkan gangguan berat fungsi

    pekerjaan dan penolakan sosial. Gangguan mooddan perilaku tidak disertai oleh

    adanya halusinasi atau waham.

    F.30.1. Mania Tanpa Simptom Psikotik

    Paling sedikit, selama satu minggu (bisa kurang bila pasien mendapat

    perawatan), secara persisten , terjadi peningkatan mood (elasi, ekspansif) atau

    iritabel yang tidak bergantung kepada suasana lingkungan pasien. Paling sedikit

    ditemui tiga gejala berikut yaitu meningkatnya aktivitas atau kegelisahan fisik,

    desakan berbicara, lompatan gagasan atau berlombanya isi pikiran, hilangnya

    inhibisi sosial, berkurangnya kebutuhan tidur, distraktibilitas, berubah-ubahnya

    perencanaan, melambungnya harga diri, banyaknya ide-ide kebesaran, perilaku

    ceroboh, dan meningkatnya gairah seksual.

    F.30.2 Mania dengan Simtom Psikotik

    Sama dengan simtom-simtom di atas dan ditambah dengan adanya waham

    (biasanya waham kebesaran) atau halusinasi (biasanya suara-suara yang berbicara

    langsung kepada pasien), atau adanya gaduh gelisah, aktivitas motorik yang

    berlebihan, dan lompatan gagasan yang sangat berlebihan sehingga pasien tidak

    mungkin melakukan komunikasi seperti biasanya.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    13/33

    13

    F.31 Gangguan Afektif Bipolar

    Episod mania atau hipomania multipel atau depresi dengan

    mania/hipomania, episod saat ini sperti yang didefinisikan diatas atau dibawah ini.

    F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Saat Ini Episode Campuran

    Sebelumnya, pasien mengalami, paling sedikit, satu episode campuran,

    depresi, mania, atau hipomania dan saat ini, memperlihatkan suatu campuran atau

    pergantian yang cepat antara simtom mania dengan depresi.

    F 32 Episode Depresi

    Paling sedikit, selama dua minggu, pasien mengalami penurunan mood,

    pengurangan energi dan aktivitas. Berkurangnya kemampuan merasakan rasa

    senang, penurunan konsentrasi dan minat. Pasien merasa lelah, berkurangnya

    nafsu makan, dan gangguan tidur. Berkurangnya rasa percaya diri, adanya rasatidak berguna atau ide-ide bersalah. Moodtidak berespons terhadap lingkungan,

    dan disertai dengan simtom somatik misalnya, hilangnya minat dan rasa senang,

    terbangun dini hari, depresi memburuk di pagi hari, retardasi atau agitasi

    psikomotor, berkurangnya nafsu makan dan libido. Episod depresi dispesifikasi

    sebagai derajat ringan (paling sedikit empat gejala), sedang (paling sedikit enam

    gejala dan kesulitan secara terus-menerus dalam berktivitas rutin) atau berat

    (sedikitnya delapan gejala dan gejala tersebut sangat nyata dan menimbulkan

    penderitaan).

    Skala Diagnostik

    Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan;

    -Mini International Neuropsychiatric Inventory (MINI)

    -Mood Disorder Questionnaire (MDQ)

    -Brief Psychiatrc Rating Scale (BPRS)

    Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa skala diagnostik lebih superior

    bila dibandingkan dengan wawancara klinis.

    Pemeriksaan Penunjang

    Dari penelitian pada penderita gangguan bipolar berusia dewasa, diketahui

    bahwa pada pemeriksaan MRI didapatkan pembesaran ventrikel ke-3.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    14/33

    14

    Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomographic) menunjukan penurunan

    aktivitas metabolisme pada bagian otak depan (lobus frontalis). Hingga saat ini

    dikatakan bahwa abnormalitas yang terjadi pada bagian-bagian otak tersebut akan

    menyebabkan gangguan dalam pengaturan mood dan fungsi kognitif.

    Tatalaksana

    Hingga saat ini, tatalaksana untuk gangguan bipolar masih difokuskan

    dalam pemberian terapi farmakologi. Obat-obat golongan mood stabilizer

    diberikan baik untuk kondisi akut maupun untuk terapi maintenance yang

    bertujuan mencegah kekambuhan. Obat-obat anti depresan sangat dihindarkan

    karena dapat memicu munculnya gejala manik pada pasien. Terapi farmakologis

    biasanya dikombinasi dengan terapi non farmakologis berupa psikoterapi.

    Penatalaksanaan Kedaruratan Agitasi Akut pada GB Penatalksanaan

    Kedaruratan Agitasi Akut pada GB

    Penggunaan stabilizer mood pada populasi khusus

    Kondisi Lini pertama Lini kedua

    Pasien dengan

    agitasiatau

    kekerasan

    VPAatau Li,lalu Li/VPA +

    ApAt

    VPA Li ApAt BZD

    Gagal

    jantung/gangguanjantung

    VPA Cabloker

    Penyalahgunaan

    obat kokainatau

    alkohol

    VPAatau Li CBZ, VPA + Li, CBZ+Li, CBZ+VPA

    Pasiengeriatri VPAatau Li CBZ, VPA + Li, CBZ+Li, CBZ+VPA

    Gangguan Liver Li CBZ, VPA, Cabloker,antipsikotik --> 25-

    50% dosereduction

    Gangguan Ginjal VPAatau CBZ Okskabarzepin

    Gangguan

    neurologis

    VPA CBZ atauOxcabarzepin

    Kehamilan Antipsikotik, BZD, Ca

    bloker, Li mungkinbisa

    diberikan pada trimester I

    Liatau VPA setelah trimester I,

    klonazepam atau CBZ digunakan sebagai

    lini ketiga setelah trimester I,

    Gabapentin,lamotrigin, topiramat

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    15/33

    15

    Lini I

    Injkesi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien

    dengan episode mania atau campuran akut. Dosis adalah 9,75mg/injeksi. Dosis

    maksimum adalah 29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan interval dua

    jam). Berespons dalam 45-60 menit.

    Injeksi IM Olanzapin efektif untuk agitasi pada pasien dengan episode

    mania atau campuran akut. Dosis 10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah

    30mg/hari. Berespons dalam 15-30 menit. Interval pengulangan injeksi adalah dua

    jam. Sebanyak 90% pasien menerima hanya satu kali injeksi dalam 24 jam

    pertama. Injeksi lorazepam 2 mg/injeksi. Dosis maksimum lorazepam 4mg/hari.

    Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi IM Aripiprazol atau Olanzapin. Jangan

    dicampur dalam satu jarum suntik karena mengganggu stabilitas antipsikotika.Lini II

    Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30

    menit. Dosis maksimum adalah 15 mg/hari.

    Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi.Dapat diberikan bersamaan

    dengan injeksi haloperidol IM. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik.

    Terapi Farmakologi Episode Mania Rekomendasi Terapi Farmakologi pada

    Mania Akut

    Lini I Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR,

    aripiprazol, litium atau divalproat + risperidon, litium atau divalproat + quetiapin,

    litium atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat + aripiprazol

    Lini II Karbamazepin, TKL*, litium + divalproat, paliperidon

    Lini III Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol,

    litium + karbamazepin, klozapin

    Tidak direkomendasikan

    Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon + karbamazepin, olanzapin +

    karbamazepin *TKL = terapi kejang listrik

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    16/33

    16

    Algoritma Terapi Mania Akut GB

    Langkah I

    Evaluasi Status Medik

    Langkah II

    Memulai/mengoptimalkan, evaluasi kepatuhan Tidak berespons

    Langkah III

    Tambahkan atau ganti obat Tidak berespons

    Langkah IV

    Tambahkan atau ganti obat Tidak berespons

    Langkah V

    Tambahkan atau obat-obat eksprimental Evaluasi keamanan /fungsi;

    tentukan tempat perawatan; hentikan antidepresan; cari penyebab penyakit;hentikan kafein, alkohol, dan zat lainnya; psikoedukasi, terapi suportif dan

    perilaku Tidak ada obat/tidak dengan obat lini I Mulai dengan Li,DVP, AA, atau

    Kombinasi 2 obat Dengan Obat Lini I

    Li atau DVP AA Kombinasi 2 obat (Li atau DVP + AA Tambahkan atau

    ganti dengan AA Tambahkan atau ganti Li atau DVP Ganti salah satu atau kedua

    obat dengan obat Lini I lainnya Ganti salah satu atau kedua obat dengan obat Lini

    I lainnya Pertimbangkan menambah atau mengganti dengan obat Lini II atau III

    lainnya Pertimbangkan menambah feniitoin, asam lemak omega-3, kalsitoinin,

    alopurinol, amisulprid Li = litium; DVP = divalproat, AA = antipsikotika atipik

    Terapi Farmakologi Episode Depresi Akut GB I

    Penatalaksanaan pada Episode Depresi Akut, GB I

    Lini I Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau divalproat +

    SSRI, olanzapin + SSRI, litium + divalproat

    Lini II Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau divalproat + lamotrigin

    Lini III Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, litium atau

    divalproat + venlafaksin, litium + MAOI, TKL, litium atau divalproat atau AA +

    TCA, litium atau divalproat atau karbamazepin + SSRI + lamotrigin, penambahan

    topiramat.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    17/33

    17

    Tidak direkomendasikan

    Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi

    Rekomendasi Terapi Rumatan Pada GB I

    Lini I Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, quetiapin,

    litium atau divalproat + quetiapin, risperidon injeksi jangka panjang (RIJP),

    penambahan RIJP, aripirazol.

    Lini II Karbamazepin, litium + divalproat, litium + karbamazepin, litium

    atau divalproat + olanzapin, litium + risperidon, litium + lamotrigin, olanzapin +

    fluoksetin

    Lini III Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin, penambahan ECT,

    penambahan topiramat, penambahan asam lemak omega-3, penambahanokskarbazepin

    Tidak direkomendasikan

    Gabapentin, topiramat atau antidepresan monoterapi

    Terapi Farmakologi untuk Depresi Akut GB II

    Rekomendasi Terapi Akut Depresi, GB II

    Lini I Quetiapin

    Lini II Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat +

    antidepresan, litium + divalproat, antipsikotika atipik + antidepresan

    Lini III Antidepresan monoterapi (terutama untuk pasien yang jarang

    mengalami hipomania)

    Terapi Rumatan GB II

    Rekomendasi Terapi Rumatan GB II

    Lini I Litium, lamotrigin

    Lini II Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika atipik + antidepresan,

    kombinasi dua dari: litium, lamotrigin, divalproat, atau antipsikotika atipik

    Lini III Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT

    Gabapentin Tidak direkomendasikan

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    18/33

    18

    Di bawah ini adalah obat-obat yang dapat digunakan pada GB Stabilisator

    Mood

    Litium

    Litium sudah digunakan sebagai terapi mania akut sejak 50 tahun yang

    lalu. Ia lebih superior bila dibandingkan dengan plasebo. Diindikasikan pada

    Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai terapi

    rumatan GB.

    Dosis terapeutik berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L. Perbaikan terjadi dalam 7-

    14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk mengatasi keadaan akut

    lebih tinggi bila dibandingkan dengan untuk terapi rumatan. Untuk terapi rumatan,

    dosis berkisar antara 0,4-0,8 mEql/L. Dosis kecil dari 0,4 mEq/L, tidak efektifsebagai terapi rumatan. Sebaliknya, gejala toksisitas litium dapat terjadi bila dosis

    1,5 mEq/L.

    Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen,

    penambahan berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan

    ensefalopati dapat pula terjadi akibat penggunaan litium.

    Sebelum memberikan litium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan

    fungsi tiroid, harus diperiksa terlebih dahulu. Untuk pasien yang berumur di atas

    40 tahun, pemeriksaan EKG harus dilakukan.

    Penggunaan litium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi

    janin. Kejadiannya meningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini.

    Wanita dengan GB yang derajatnya berat, yang mendapat rumatan litium, dapat

    melanjutkan litium selama kehamilan bila ada indikasi secara klinis.

    Valproat

    Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai

    antimania. Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam

    serum berkisar antara 45 -125 g/mL.

    Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut,

    terapi rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium,

    siklus cepat, GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    19/33

    19

    Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi,

    misalnya anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan)

    enzim transaminase, sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal

    pengobatan dan bekurang dengan penurunan dosis atau dengan berjalannya

    waktu.

    Lamotrigin

    Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi. Ia

    menghambat kanal Na+ Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamat.

    Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut

    maupun rumatan. Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat. Dosisnya

    berkisar antara 50-200 mg/hari. Efek samping yang timbul seperti sakit kepala,mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk kemerahan di

    kulit.

    Antipsikotika Atipik

    Antipsikotika atipik, baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif

    sebagai terapi lini pertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut

    adalah olanzapin, risperidon, quetiapin, dan aripiprazol.

    Risperidon

    Risperidon merupakan antipsikotika atipik pertama yang mendapat

    persetujuan FDA setelah klozapin. Risperidon diabsorbsi dengan cepat setelah

    pemberian oral. Ia dimetabolisme oleh enzim hepar yaitu CYP 2D6.

    Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu

    tablet dan cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya

    dapat dinaikkan hingga mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar pasien

    membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidon injeksi jangka panjang (RIJP) dapat pula

    digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa

    atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak berespons dengan 25

    mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per dua minggu.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    20/33

    20

    Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi

    rumatan dengan efek Samping sedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi,

    peningkatan berat badan, berkurangnya gairah seksual, disfungsi ereksi lebih

    sering terjadi pada risperidon bila dibandingkan dengan pada plasebo.

    Olanzapin

    Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut

    mania dan campuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB.

    Kisaran dosis olanzapin adalah antara 5-30 mg/hari.

    Sedasi dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi berkurang setelah

    beberapa lama. Efek antikolinergik dapat pula terjadi tetapi kejadiannya sangat

    rendah dan tidak menyebabkan penghentian pengobatan. Risiko terjadinyadiabetes tipe-2 relatif tinggi bila dibandingkan dengan antipsikotika atipik lainnya.

    Quetiapin

    Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari.

    Tersedia dalam bentuk tablet IR(immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg,

    200 mg, dan 300 mg, dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia

    quetiapin-XR dengan dosis 300 mg, satu kali per hari.

    Quetiapin efektif untuk GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran,

    siklus cepat, baik dalam keadaan akut maupun rumatan.

    Quetiapin secara umum ditoleransi dengan baik. Sedasi merupakan efek

    samping yang sering dilaporkan.

    Aripiprazol

    Aripiprazol tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Kisaran

    dosis efektifnya per hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang

    direkomendasikan yaitu antara 10 - 15 mg dan diberikan sekali sehari. Apabila

    ada rasa mual, insomnia, dan akatisia, dianjurkan untuk menurunkan dosis.

    Aripiprazol efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut. Ia

    juga efektif untuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif sebagai terapi

    tambahan pada GB I, episode depresi.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    21/33

    21

    Efek Samping yang dapat timbul seperti sakit kepala, mengantuk, agitasi,

    dispepsia, anksietas, dan mual merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang

    dilaporkan secara spontan oleh kelompok yang mendapat aripiprazol. Efek

    samping ekstrapiramidalnya tidak berbeda secara bermakna dengan plasebo.

    Antidepresan

    Antidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi.

    Penggunaannya harus dalam jangka pendek. Penggunaan jangka panjang

    berpotensi meginduksi hipomania atau mania. Untuk menghindari terjadinya

    hipomania dan mania, antidepresan hendaklah dikombinasi dengan stabilisator

    moodatau dengan antipsikotika atipik.

    Intervensi Psikososial

    Intervensi psikososial meliputi berbagai pendekatan misalnya, cognitive

    behavioral therapy (CBT), terapi keluarga, terapi interpersonal, terapi kelompok,

    psikoedukasi, dan berbagai bentuk terapi psikologi atau psikososial lainnya.

    Intervensi psiksosial sangat perlu untuk mempertahankan keadaan remisi.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    22/33

    22

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Pemeriksaan dilakukan dalam masa Kepaniteraan Klinik bagian IlmuKedokteran Jiwa di RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda pada tgl 9

    April s.d 14 Maret 2011

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. HA Umur : 25 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin cerai Pendidikan : sampai dengan semester 2 di FISIP Unmul Pekerjaan : Tidak Bekerja Suku : Mandar Alamat : Jl. Mesabang Sangatta Kab. Kutim Pasien saat ini dirawat di Ruang Tiung RSKD Atma Husada Samarinda.

    Sebab Utama Masuk Rumah Sakit:

    Mengamuk dan mencoba bunuh diri

    Autoanamnesa:

    Pasien mengaku mengamuk karena disuruh oleh bisikan-bisikan yang selama ini

    mengganggunya. Bisikan tersebut sering menyuruhnya melakukan macam-

    macam, seperti bunuh diri ataupun marah. Bisikan tersebut terkadang didengarnya

    samar dan kadang juga jelas dengan suara yang berganti-ganti, kadang suara laki-

    laki kadang juga perempuan. Pasien mengaku mendengar bisikan tersebut sejak 4

    tahun yang lalu. Apabila bisikan itu hadir, pasien berusaha melawannya, namun

    jika ia mendengar suara bisikan tersebut begitu banyak, pasien tidak dapat

    melawannya sehingga ia menuruti bisikan tersebut untuk mengamuk, namun

    pasien tidak pernah memukul orang dan hanya melampiaskan kemarahannya pada

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    23/33

    23

    barang yang ada di rumah. Pasien juga terkadang melihat sosok bayangan

    terkadang laki-laki atau perempuan yang tidak tentu hadirnya. Pasien mengaku

    kerap bicara ataupun tertawa sendiri namun tidak mengalami masalah dengan

    tidurnya. Pasien pernah memakai dobel L namun tidak sampai kecanduan dan

    mengkonsumsi alcohol jenis anggur sebelum ia mulai mendengar bisikan-bisikan

    dan setelah menikah dengan istri yang telah diceraikannya 4 tahun lalu. Namun

    pasien sudah tidak mengkonsumsi kedua jenis barang haram itu sejak 1,5 tahun

    lalu.

    Heteroanamnesa:

    Pasien sering mengamuk dan bertingkah aneh seperti tertawa sendiri, bicara

    sendiri dan kerap mengurung diri di kamar seolah tidak ingin dilihat orang lain.sejak 4 tahun lalu (beberapa bulan setelah menikah di tahun 2006). Sebelum sakit,

    pasien pernah menghamili wanita yang merupakan pacarnya saat itu dan kini telah

    diceraikannya. Setelah menghamili, pasien ingin bertanggung jawab namun

    pacarnya tersebut menolaknya karena ternyata pacarnya memiliki selingkuhan

    lain. Pasien merasa sangat kesal dan sakit hati terhadap pacar dan selingkuhannya

    tersebut sehingga urung untuk bertanggung jawab. Namun, karena keluarganya

    menasehati untuk tetap bertanggung jawab dan pacarnya tersebut akhirnya mau

    karena malu dengan kondisi perutnya yang mulai membesar sementara

    selingkuhannya meninggal, akhirnya pernikahan pun diadakan. Setelah menikah,

    pasien tidak pernah memperdulikan istri dan anaknya yang telah lahir karena rasa

    sakit hatinya. Pasien mulai bertingkah aneh (tertawa sendiri, mengurung diri,

    mengamuk, dsb), dan kemudian atas kesepakatan pasien dan istrinya, merekapun

    bercerai dalam usia pernikahan yang hanya beberapa bulan saja.

    Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:

    Pasien sudah 8 kali keluar masuk, dan kini dirawat inap. Selama pasien sakit,

    pasien cenderung untuk menendang dan meninju dinding rumah jika mengamuk

    dan tidak memukul orang dan pernah 3 kali mencoba bunuh diri namun gagal

    (termasuk sebelum akhirnya dirawat inap saat ini) . Pasien pernah mengatakan

    melihat bayangan orang yang tak dikenal di rumah. Gejala pasien pernah terlihat

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    24/33

    24

    parah 1 tahun pada tahun 2007, dimana pasien pernah mengamuk hingga

    memukul adiknya dengan sarung tanpa alasan yang jelas.

    Riwayat Keluarga

    Genogram:

    Ayah:

    Ayah pasien merupakan ayah yang baik dan sangat penyabar. Ayah pasien tidak

    pernah bersikap kasar dan memukul anak-anaknya jika marah. Ayah pasien

    merupakan pribadi yang cukup pendiam, tertutup dan jarang berinteraksi banyak

    dengan anak-anaknya. Ayah pasien merupakan kontraktor di sebuah perusahaan

    di Sengatta, tempat dimana pasien pernah bekerja selama 1 tahun dan berhenti

    karena lelah.

    Ibu:

    Ibu pasien seperti kebanyakn ibu rumah tangga pada umumnya. Merupakan ibu

    yang baik dan selalu memperhatikan anak-anaknya, meskipun sedikit cerewet

    apabila dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain yang cenderung

    pendiam. Ibu dan ayah pasien adalah pasangan yang akur, tinggal serumah, dan

    berhasil membawa ekonomi keluarga dalam kondisi yang baik dan tidak pernah

    kekurangan.

    Pasien

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    25/33

    25

    Riwayat Kelahiran, Pertumbuhan dan Perkembangan:

    Tempat /Tanggal lahir : Sengatta, 14 Juni 1985 Keadaan ibu sewaktu hamil : baik, tidak ada masalah ANC : dilakukan rutin setiap bulan. Riwayat Persalinan : dibantu oleh perawat di rumah. Komplikasi kehamilan dan persalinan : tidak ada APGAR score : ibu pasien tidak ingat persis kondisi pasien

    saat lahir, namun mengaku bahwa pasien

    langsung menangis

    Berat Badan Lahir : > 3 kg

    Perkembangan AnakPasien tumbuh kembang seperti kebanyakan anak lain pada umumnya, usia

    berjalan dan berdiri normal. Namun pasien memang rentan sakit, seperti demam

    dan pernah mengalami typhus saat duduk di kelas III SD, namun pasien tidak

    pernah kejang. Saat masuk TK, pasien dirawat oleh neneknya selama ibunya

    bekerja sebagai guru dan baru dipegang oleh ibunya sepulang ibunya kerja.

    Selama sekolah, prestasi pasien standar saja, tidak berprestasi dan tidak juga

    bermasalah. Saat SMA, pasien mulai meminum alcohol karena lingkungan

    rumahnya banyak peminum, namun sudah berhenti dalam 1,5 tahun terakhir.

    Pasien suka keluyuran dengan teman-temannya, termasuk pada malam hari.

    Riwayat Penyakit Dahulu:

    Pasien pernah 2 kali dirawat di RSKD sejak tahun 2007 karena gejala yang

    serupa. Pasien sudah 3 kali mencoba bunuh diri dan terakhir tgl 30 Maret 2011.

    Pasien pernah beberapa kali terjatuh dari motor dan mengalami trauma kepala

    pada kecelakaan mobil 16 tahun lalu (tahun 1995) hingga pasien muntah-muntah

    namun ketika diCT-Scan hasilnya normal.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    26/33

    26

    Riwayat Psikiatri Sebelumnya :

    No Tanggal MRS Alasan MRS Diagnosis Terapi

    1 23/02/07 Mengamuk 3 hari,

    gangguan tidur.

    GMO dd.

    Skizofrenia tak

    terinci

    Haloperidol 3x1,

    THD 3x1, primactil

    0-0-1

    2 22/01/08 Mengamuk dan

    merusak barang

    skizofrenia tak

    terinci

    Haldol 2x1, THD

    2x1, CPZ 100 mg 0-

    0-1

    3 23/10/09 Mengamuk dan

    merusak barang

    Skozo afektif Risperidon

    THD

    4 31/12/09 Mengamuk,

    menyendiri

    Skizofrenia tak

    terinci

    Risperidon 2x1,

    THD 2x1

    3 31/03/11 Mengamuk, mencoba

    bunuh diri, gelisah

    dan membanting

    barang

    GMO Olandoz 2x5 mg

    Prilaku Anti Sosial:

    Pasien tidak pernah berurusan dengan hukum.

    Keadaan Hidup Saat Ini:

    Saat ini pasien masih dirawat di RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda,namun selalu berkata ingin segera pulang karena merasa sudah sembuh.

    Kepribadian Sebelum Sakit

    Riwayat Sosial: Sejak kecil pasien merupakan anak yang baik dan sederhana. Pasien tidak

    pernah menuntut orangtua untuk membelikannya barang-barang tertentu. Jika

    ada masalah, pasien bisa marah seperti orang lain pada umumnya. Namun

    pasien tidak pernah memukul orang di sekitarnya.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    27/33

    27

    Kegiatan dan Minat:

    Pasien sangat hobi dengan olahraga futsal. Pasien seringkali bermain futsal

    bersama teman-temannya.

    Afek:

    Emosi pasien stabil, mudah marah namun tidak pernah berlebihan.

    Watak/karakter:

    Pasien merupakan pribadi yang sederhana, namun tertutup, mudah cemburu dan

    menurut dengan orang tua.

    Pendapat Umum:Pasien pertama kali mengkonsumsi narkoba (dobel L) dan alcohol dengan alasan

    coba-coba namun tidak sampai kecanduan. Ibadah pasien biasa saja, tidak rutin

    melakukan sholat 5 waktu. Namun kini pasien ingin memperbaiki diri, mulai rajin

    sholat, berhenti mengkonsumi narkoba dan ingin bekerja lagi setelah sembuh.

    Energi dan Inisiatif:

    Tidur malam cukup, tidak ada masalah dengan tidurnya. aktivitas rumah

    dilakukan pasien seperti biasa. Jika ada kemauan, pasien akan berusaha sabar,

    namun setelah sakit, pasien akan marah jika dipengaruhi oleh bisikan-bisikan.

    Pemeriksaan Fisik:

    Status Generalis

    Keadaan umum : Sakit ringan Kesadaran : kompos mentis Tekanan darah : 120/90 mmHg Frekuensi nadi : 78x / menit Frekuensi napas : 20x / menit Suhu : afebris Kepala : deformitas (-), rambut hitam, tidak mudah dicabut Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil baik

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    28/33

    28

    Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-) Jantung : BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-) Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-) Abdomen : datar lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal Ekstremitas : simetris, akral hangat, edema -/-, perfusi perifer cukup

    Status Neurologikus

    Gejala rangsang selaput otak (-) Pupil bulat, isokor, 3mm/3mm Refleks fisiologis normal Nervus kranialis: kesan paresis (-), nistagmus (-)

    Refleks patologis (-) Gejala ekstrapiramidal : gaya berjalan dan postur tubuh normal, stabilitas

    postur tubuh normal, rigiditas ekstremitas tidak ada, gangguan

    keseimbangan, tremor (-)

    Sensibilitas : parestesia di kaki-tangan kiri dan kanan (-)

    Pemeriksaan Psikiatri (keadaan mental)

    Perilaku umum : penampilan sesuai, mudah diarahkan, nampak pendiamnamun berespon baik jika diajak berkomunikasi.

    Berbicara : pelan Afek : stabil. Pola pikir : koheren. Isi pikir : waham (-) Persepsi : Halusinasi (+), ilusi (-) Obsesi kompulsi : (-) Orientasi : tempat (+), waktu (+), orang (+) Daya ingat : pasien mampu mengingat pengalamannya di masa lalu. Perhatian dan konsentrasi : atensi (+), berkonsentrasi baik. Intelegensi : cukup Insight : pikiran saat ini merasa ingin pulang, ingin segera sembuh dan cari

    kerja.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    29/33

    29

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    A. DiagnosaFakta Teori

    y Seorang pasien laki-laki, usia 25tahun, lulus SMA.

    y Riwayat pola asuh yang baik.y Memiliki kepribadian tertutup,

    sederhana dan cukup tertutup

    y Riwayat perceraian dari pernikahanakibat menghamili di luar nikah

    y Tidak ada riwayat antisosial,kriminal, kekerasan, judi.

    y Pernah mengkonsumsi alcohol dannarkoba jenis dobel L.

    y Merasa sebagai orang yang tidakbisa mengungkapkan perasaannya.

    y Beberapa kali mencoba bunuh dirinamun gagal.

    y 3 kali masuk RSJ, riwayat penyakitdahulu (-)

    y Pada pemeriksaan fisik dari statusdan neurologikus tidak didapatkan

    kelainan.

    y Pasien tidak memiliki gangguantidur di malam hari.

    y Pada pemeriksaan psikiatrididapatkan penampilan sesuai,

    kooperatif, kontak (+) verbal dan

    visual, emosi labil, orientasi

    Menurut PPDGJ III diagnosis Bipolar dapat

    ditegakkan apabila terdapat: tanda episode

    berulang sekurangnya dua episode, episode

    yang satu menunjukkan peningkatan mood,

    energi dan aktivitas yang jelas terganggu

    (mania dan hipomania), dan pada waktu lain

    berupa penurunan mood, energi danaktivitas depresi dengan masa remisi

    sempurna diantaranya. Episode manik

    dimulai dengan tiba-tiba, berlangsung

    antara dua minggu sampai 4-5 bulan (rata-

    rata 4 bulan. Episode depresi berlangsung

    lebih lama, rata-rata 6 bulan. Kedua episode

    lebih dulu didahului stresor, tetapi hal ini

    tidak esensial, episode pertama bisa timbul

    diusia anak-anak sampai usia tua.

    Kriteria DSM IV untuk episode depresif:

    Terdapat 5 atau lebih gejala dibawah ini

    dalam periode 2 minggu dan terdapat

    perubahan fungsi dengan gejala depresi

    mood, atau kehilangan minat dan

    kesenangan

    - Mood depresi- Kehilangan minat dan kesenangan

    terhadap hampir keseluruhan aktivitas

    - Kehilangan berat-badan yang

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    30/33

    30

    normal, proses fikir cepat, koheren,

    gangguan konsentrasi, waham (-),

    persepsi halusinasi (+), ilusi (-),

    ADL (+) mandiri, psikomotor

    kadang meningkat, insight tidak

    terganggu, intelegensia cukup.

    signifikan

    - Insomnia atau hipersomnia- Agitasi psikomotor atau retardasi- Fatigue dan kehilangan energi- Perasaan bersalah yang berat

    - Kehilangan kemampuan untukberkonsentrasi

    - Pemikiran untuk mati terjadi berulang.

    Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik

    dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Onset usia yang muda,

    ditemukannya gejala-gejala psikotik (menyerupai skizofrenia), dan ditemukannya

    episode depresi berulang merupakan faktor risiko munculnya gangguan bipolar.

    Pada pasien ini terdapat kekurangan dalam pola asuh dimana ayah pasien

    termasuk ayah yang tertutup, jarang berinteraksi dengan anak-anak dan cenderung

    pendiam. Namun ayahnya adalah orang yang baik dan tidak pernah memukul

    anak-anaknya. Sehingga pasien terbentuk menjadi orang yang pendiam dan

    tertutup pula.. Pasien termasuk pribadi yang sederhana dan tidak banyak

    menuntut. Kemungkinan adanya faktor genetic tidak ditemukan pada pasien ini.

    Secara genetik, diketahui bahwa pasien dengan gangguan bipolar tipe I, 80-90%

    di antaranya memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau gangguan bipolar

    juga (yang mana 10-20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan

    pada populasi umum).

    Depresi adalah suatu kondisi suasana perasaan yang menetap sedih dalam

    jangka waktu panjang. Sedangkan pada kondisi manik atau hipomanik terdapat

    suatu kondisi suasana perasaan yang berkebalikan dengan depresi di mana

    terdapat suatu suasana perasaan yang gembira secara berlebih-lebihan, meluas,

    atau iritable (mudah menjadi marah). Kondisi mood yang meningkat ini akan

    menyebabkan perubahan pada diri pasien meliputi peningkatan energi, gangguan

    tidur, gangguan makan, rasa percaya diri yang berlebihan, waham kebesaran,

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    31/33

    31

    kontrol impuls yang buruk, hingga perilaku agresi dan tanpa perhitungan.

    Hipomanik adalah kondisi mood yang menyerupai manik namun dalam derajat

    lebih ringan. Episode manik harus berlangsung sekurangnya 1 minggu, sedangkan

    episode hipomanik berlangsung sekurangnya 4 hari.

    Pada pasien ini sangat jelas terlihat adanya episode manik dengan sifat

    mudah marah, tertawa sendiri, kontrol impuls yang buruk. Pasien ini juga

    memperlihatkan episode depresi yang tampak beberapa bulan setelah menikah

    dengan isterinya yang kini telah diceraikan, dengan mengurung diri, pelampiasan

    kepada pergaulan yang salah, narkoba, alkohol, serta percobaan bunuh diri.

    Gangguan bipolar adalah suatu jenis gangguan jiwa yang sulit ditegakan

    diagnosisnya secara tepat. Ketika pasien datang untuk pertama kalinya, umumnya

    pasien didiagnosa dengan gangguan lain yang gejalanya bertumpang tindihdengan gangguan bipolar. Sekitar 19% pasien, mendapatkan diagnosis lain ketika

    datang untuk pertama kalinya. Pada pasien ini juga terlihat hal yang sama, dimana

    pada awal datang ke rumah sakit pasien ini didiagnosis sebagai skizofren paranoid

    yang setelah 3 tahun terjadi kekambuhan didiagnosis menjadi skizofren residual.

    Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi

    yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood

    disforik), iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis,

    ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar

    dan kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga

    memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai

    gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    32/33

    32

    Terapi

    Penanganan pada pasien ini oleh dokter

    Spesialis Kesehatan Jiwa dan dokter

    umum di RSKD Atma Husadadiberikan psikofarmaka dan

    psikoterapi.

    Penanganan psikofarmaka:

    R/ Risperidon 2mg

    S 2 dd tab I

    Penanganan psikoterapi :

    Member dukungan kepada pasien

    untuk sembuh, melawan bisikan-

    bisikan yang mengganggu, mendorong

    semangat pasien untuk memiliki

    rencana masa depan.

    Farmakoterapi:

    Pada pasien dengan gangguan bipolar, dapat

    diberikan terapi berupa:*Lithium

    *Asam Valproat

    *Karbamazepin

    Obat-batan golongan benzodiazepine

    mempunyai kecenderungan mengakibatkan

    ketergantungan obat terlebih pada orang

    dengan kepribadian dependent dan tidak

    mantap

    Batas penggunaan golongan bezodiazepin

    hanya dianjurkan selama 2-4 minggu saja. Dan

    setelah itu pasien akan lebih mudah menerima

    bentuk terapi lain misalnya terapi prilaku dan

    terapi social.

    Gejala putus zat sering terjadi, diantaranya

    anxietas yang meningkat, insomnia, disforia,

    dan anorexia

    Psikoterapi:

    Psikoterapi suportif:

    - Ventilasi- Persuasi atau bujukan- Sugesti- Penjaminan Kembali- Bimbingan dan Penyuluhan- Terapi Kerja- Hypnoterapi- Psikoterapi kelompok- Terapi Perilaku

  • 8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati

    33/33

    DAFTAR PUSTAKA

    Kaplan, H, et al. 1997. Sinopsis Psikiatri, ed 7, vol 1. Binarupa Aksara: Jakarta.

    Maslim, R. 2002.Diagnosis Gangguan Jiwa. PPDGJ III : Jakarta

    Maslim, R., 2007. Penggunaan Obat Psikotropik. Jakarta.

    Maramis, Willy F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University

    Press: Surabaya.