tetanus trisna

40
TETANUS Oleh Ayu Budhi Trisna Dewi R.S 08201101026 Pembimbing: dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A. dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp.A. dr. Ramzy Syamlan, Sp.A. dr. Saraswati Dewi, Sp.

Upload: thallita-rahma-ziharviardy

Post on 27-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bncxfhzx

TRANSCRIPT

Page 1: Tetanus Trisna

TETANUS

OlehAyu Budhi Trisna Dewi R.S

08201101026

Pembimbing:dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A.

dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp.A.dr. Ramzy Syamlan, Sp.A.

dr. Saraswati Dewi, Sp.

Page 2: Tetanus Trisna

Definisi

• Infeksi toksemia akut dan fatal dengan tanda utama paralitik spastik (kekakuan otot) disebabkan oleh neuro toksin (tetanospasmin) kuman Clostridium tetani

• Penemu: Nicolair, Rosenbarch (1882)• Isolasi kuman dan toksin: Kitasato, Nicolair (1890)• Antiserum dan imunisasi oleh Kitasato, Von Behring• Toksoid oleh: Ramon (1925)

Page 3: Tetanus Trisna

EPIDEMIOLOGI

• Penyebab kematian 50% perinatal, 20% bayi• Angka kejadian 6-7/100 kelahiran hidup di kota,

11-23/100 di desa• Anak: 7-40 kasus/tahun, 50% 5-9 thn, 30% 1-4

thn, 18% > 10 thn, sisa < 1 tahun• Angka kematian 6,7-50%• Penyakit tetanus biasanya timbul di daerah yang

mudah terkontaminasi dengan tanah dan dengan kebersihan serta perawatan luka yang buruk.

Page 4: Tetanus Trisna

Clostridium tetani

• Anaerob murni, berspora, gram +,tak berkapsula• Bergerak, batang langsing, pukulan genderang atau

raket tenis ujungnya membentuk spora• Spora tahan antiseptik, pemanasan 100-120 derajat

selama 10-15 menit• Toksin: tetanolisin (hemolisis darah), tetanospasmin

(spamus)• Tersebar di tanah (tahan lama), debu, saluran

pencernaan kuda

Page 5: Tetanus Trisna
Page 6: Tetanus Trisna
Page 8: Tetanus Trisna

Patogenesis• Kuman tidak invasif, masuk lewat (berbagai luka) jejas

potensial oksidasi-reduksi rendah (anaerob) dalam bentuk spora

• 60% port d entri ada di kaki sebagai luka tusuk.• Spora berubah vegetatif, mengeluarkan eksotoksin:

tetanolisin dan tetanospasmin• Tetanospamin: protein toksik terhadap sel syaraf,

terabsorbsi oleh end organ saraf motorik (motor endplate) dan aksis silinder syaraf tepi kemudian ke kornu anterior sumsum tulang belakang dan akhirnya menyebar ke susunan saraf pusat, toksin tidak bisa dinetralkan

Page 9: Tetanus Trisna

……..patogenesis

• Gangguan terhadap inhibisi presinapsis: mencegah keluarnya neurotansmiter inhibisi (GABA) dan glisin, terjadi eksitasi terus menerus dan spasme

• Syaraf otonom: pengaruh syaraf simpatis akan terjadi gangguan pernafasan, metabolisme, hemodinamik, hormonal, saluran cerna, saluran kemih dan neuromuskular

• Saraf sensorik dan berdegenerasi tidak mengabsorbsi toksin. Toksin bebas di darah mudah di netralkan

• Tetanolisin: menghancurkan sel darah merah, tidak menimbulkan tetanus, menambah optimal kondisi lokal berkembang kuman

Page 10: Tetanus Trisna

…….patogenesis

Port d entri yang lain:Uterus post partumAbortus provokatusUmbilikus (bayi)Otitis mediaCaries dentis

Page 11: Tetanus Trisna

Manifestasi klinik

A. Tetanus lokalManifestasi: kekakuan sekelompok otot yang

dekat dengan tempat inokulasi kuman, nyeri yang terus menerus.

Tetanus ringanMortalitas 1%

Page 12: Tetanus Trisna
Page 13: Tetanus Trisna

…….manifestasi

B. Tetanus sefalikPort d entri: kepala, leher, mata, telinga,

pasca tonsilektomi (jarang)Waktu inkubasi pendek, biasanya tidak lebih

dari 1 atau 2 hariPrognosa burukKelumpuhan N II, IV, V,VI,VII, IX, X, XII

(sendiri/kombinasi)→ad vitam jelek

Page 14: Tetanus Trisna

…….manifestasi klinis

3. Tetanus Generalisata - Port d’entrée: luka tusuk dlm, furunkulosis, cabut gigi, dekubitus, tusukan jarum tak steril, fraktura komplikata (supuratif) - Seluruh otot kaku, iritabel, trismus, risus sardonikus, disfagia, kaku kuduk, opistotonus, perut papan, fotofobia, kejang akibat rangsangan (suara, angin, cahaya, dsb)

- Spasme otot laring dan pernafasan: obstruksi - Sadar: sensorik dan fungsi korteks baik

Page 15: Tetanus Trisna
Page 16: Tetanus Trisna

Derajat penyakit

• Derajat I (tetanus ringan)– Trismus ringan sampai sdang– Kaku umum: kuduk, opistotonus, perut papan– Disfagia ringan atau tidak ada– Tidak ada kejang– Gangguan respirasi tidak ada

Page 17: Tetanus Trisna

• Derajat II (tetanus sedang)– Trismus sedang– Kekakuan jelas– Kejang rangsang– Kejang spontan tidak ada– Takipneu– Disfagia ringan

Page 18: Tetanus Trisna

• Derajat III (tetanus berat)– Trismus berat– Spastik otot, kejang spontan– Takipneu, takikardia– Apneic spell– Disfagia berat– Aktifitas sistem otonom meningka

Page 19: Tetanus Trisna

• Derajat IV (stadium terminal), derajat III +– Gangguan otonom berat– Hipertensi berat dan takikardia atau– Hipotensi dan bradikardi– Hipertensi berat atau hipotensi berat

Page 20: Tetanus Trisna

DIAGNOSTIK DIFERENSIALAbses gigi, parafaring, retrofaring, peritonsilerInfeksi susunan saraf pusat : meningitis, ensepalitis.Keracunan striknin, fenotiasinTetani.Epilepsi.Rabies.Mastoiditis, pneumonia lobaris atas, miositis leher,

spondilitis leher.

Page 21: Tetanus Trisna

KOMPLIKASI

• Gangguan ventilasi paru• Aspirasi, pneumonia• Emfisema medistinal, pneumothoraks• Atelektasis• Sepsis• Fraktura kompresi : fraktura vertebra

Page 22: Tetanus Trisna

Terapi Dasar

Antibiotik (salah satu)• Penisilin prokain 50.000 IU/kgBB/X tiap 12 jam• Ampisilin 150 mg/kgBB/hari : 4 dosis• Tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari : 4 dosis• Metronidasol awal 15 mg/kgBB/jam lanjut

setengah dosis tiap 6 jam• Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari: 4 dosis

Page 23: Tetanus Trisna

Netralisasi toksin1.a. Imunoglobulin tetanus (TIG) : dosis tunggal 3000-

6000 unit (sebagian IM, sebagian infiltrasi lokal di sekeliling luka)

b. Antitoksin tetanus (ATS) : dosis 50000-100000 unit (setengah IV + IM) uji kulit dahulu. ATS digunakan jika TIG tidak tersedia.

2. Eksplorasi secara sirurgis terhadap luka, eksisi jaringan nekrotik, pencucian dan drainase.

3. Antibiotika : penisilin atau tetrasiklin parenteral 10-14 hari.

Page 24: Tetanus Trisna

………terapi

Tindakan umum1. Rawat penderita di tempat yang sepi, gelap, penanganan

seminimal mungkin.2. Sedasi dan antikonvulsi.• Sedasi sesuai indikasi : benzodiazepin, barbiturat• Diazepam : 0,1-0,3 mg/kgBB/x tiap 2-4 jam atau 4

mg/kgbb/hari, dibagi 6 dosis IV • Kejang hebat : Dazepam drip 20 mg/kgBB/hari di raway

di ICU atau fenobarbital (<1 tahun = 50 mg, >1 tahun = 75 mg. Dilanjutkan dosis 5 mg/kgbb/hari, dibagi 6 dosis)

• Largaktil : 4 mg/kgbb/hari, dibagi 6 dosis. Bila kejang sukar diatasi : kloralhidrat 5%, 50 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3-4 dosis, perektal.

Page 25: Tetanus Trisna

……..terapi

3. Aspirasi kalau perlu4. Oksigen dan cairan IV : sesuai kebutuhan,

kalau perlu NGT5. Intubasi trakea atau trakeostomi K/P6. Perawatan dengan stimulasi minimal7. Pemantauan kejang dan tanda penyulit

Page 26: Tetanus Trisna

• Tetanus ringan dan sedang– Pengobatan tetanus dasar

• Tetanus sedang– Terapi dasar– Perhatian khusus jalan nafas– K/P nutrisi parenteral

• Tetanus berat– Terapi seperti diatas, perawatan ICU, cairan ketat,

perlu intubasi dan ventilator– Spasme berat: Pankuronium bromida 0.02-0,05

mg/kgBB/x tiap 2-3 jam– Simpatis berlebihan: Propanolol dan beta bloker

Labetolol

Page 27: Tetanus Trisna

PENCEGAHAN

a. Imunisasi aktif Suntikan tetanus toxoid/ DPT 3 kali sejak usia 2 bulan

dengan interval 4-6 minggu, ulangan 18 bulan dan 5 tahun (eksotoksin yang sudah dilemahkan) untuk merangsang antibodi tubuh terhadap eksotoksin tetanus

b. Imunisasi pasif 1. Heterolog (ATS) 2. Homolog (hipertet)

Page 28: Tetanus Trisna

c. Luka harus dibersihkan. – Luka yang dalam/ kotor perlu dilebarkan

kemudian dibersihkan dengan perhidrol 3% serta diadakan drainase yang baik

– Imunisasi -/ tidak jelas: ATS 3000-5000 U IV, Tetanus imunoglobulin 250-500 U. Tetanus toksoid pada sisi lain

– Imunisasi + / > 5 tahun: ulangan toksoid, ATS 3000-5000 U, tetanus imunoglobulin 250-500 U

Page 29: Tetanus Trisna

PROGNOSIS• Buruk bila:1. Masa tunas yang pendek (<7 hari)2. Usia yang sangat muda 3. Usia lanjut4. Frekuensi kejang yang tinggi5. Kenaikan suhu tubuh yang tinggi6. Pengobatan terlambat7. Periode onset pendek8. Komplikasi, terutama spasme otot pernapasan dan

obstruksi saluran pernapasan

Page 30: Tetanus Trisna

…….prognosis

• Angka mortalitas pada bayi mencapai 70%. Pada kelompok usia lain 10-60%

Page 31: Tetanus Trisna

Gejala sisa

• Spasme berkurang setelah 2-3 minggu, kekakuan dapat berlangsung lebih lama (6-8 minggu untuk kasus berat)

• Gangguan otonom biasanya dimulai beberapa hari setelah kejang dan berlangsung selama 1-2 minggu

• Tumbuh kembang: karena infeksi akut tidak mengganggu tumbuh kembang anak kecuali pada tetanus neonatorum (karena hipoksia berat)

Page 32: Tetanus Trisna

TETANUS NEONATORUM

Page 33: Tetanus Trisna

PATOGENESIS

• Port d entri : tali pusat• Perjalanan penyakit = tetanus anak, namun

lebih cepat dan lebih berat

Page 34: Tetanus Trisna

DIAGNOSIS• Anamnesis: sangat spesifik, tiba-tiba bayi

demam, tidak mau atau tidak dapat menetek yang biasanya bisa menetek (trismus)

• Gejala: karpermond (khas), kejang, sianosis, suhu tinggi, kaku kuduk-opistotonus

Page 35: Tetanus Trisna

TERAPI

1. Diazepam: • Dosis awal 2,5 mg IV perlahan selama 2-3 menit. • Dosis rumat 8-10 mg/kgbb/hari melalui IVFD. • Kejang masih sering timbul: diazepam tambahan 2,5

mg IV perlahan dan dalam 24 jam boleh diberikan tambahan 5 mg/kgbb/hari.

• Klinis membaik : diazepam peroral.

Page 36: Tetanus Trisna

TERAPI2. ATS 10000 unit perhari selama 2 hari 3.Ampisilin 100 mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis IV selama 10

hari. Gejala sepsis: diobati seperti sepsis, K/P pungsi lumbal

(tx meningitis bakterial)4. Tali pusat dibersihkan: alkohol 70% atau betadin.5.Perhatikan jalan napas, diuresis dan tanda vital. Banyak

lendir: bersihkan, kalau perlu oksigen

Page 37: Tetanus Trisna

PENCEGAHAN

• Tetanus toxoid 3 kali berturut-turut pada trimester ketiga kehamilan.

• Perhatikan sterilitas pada waktu pemotongan tali pusat dan perawatannya

• Luka kemungkinan tidak kemasukan kuman:– Tdk perlu serum ATS– Perlu vaksin kalau luka tambah besar– Perlu perhatian ststus imunisasinya

Page 38: Tetanus Trisna

…..pencegahan

• Belum pernah imunisasi: 1 dosis vaksin + selesaikan imunisasi

• Status imunisasi belum lengkap: 1 dosis serum + 1 dosis vaksin

• Status imunisasi lengkapVaksinasi terakhir Pencegahan

< 2 tahun Tidak perlu vaksin + serum

2 – 10 tahun 1 dosis vaksin

> 10 tahun 1 dosis vaksin + 1 dosis serum

Page 39: Tetanus Trisna

KOMPLIKASI• Bronkopneumoni • Asfiksia• Sianosis• Sepsis neonatorum

Page 40: Tetanus Trisna