tesis pendidikan agama

74
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut moralitas dan paham kebangsaan yang tinggi, sebab ilmu dan pengetahuan yang tidak dibarengi dengan tingkat keimanan dan moralitas yang tinggi menyebabkan pendidikan kehilangan esensinya sebagai wahana memanusiakan manusia. Banyak orang memiliki kecerdasan yang luar biasa dan prestasi yang gemilang secara akademik namun tidak memberikan manfaat yang berarti dalam lingkungan masyarakatnya, bahkan menjadi racun yang sangat membahayakan bagi eksistensi budaya dan nilai-nilai kemanusiaan karena iman dan moralitasnya rendah. Tidak sedikit kasus amoral terjadi yang dilakukan oleh anak-anak usia sekolah maupun oleh para ilmuwan, baik melalui layar televisi maupun media masa. Bagaimana seorang anak SMP memperkosa rekannya sendiri, membunuh, kecanduan obat-obat terlarang, minum-minuman keras, bunuh diri dan lain sebagainya. Hal ini menggambarkan bahwa pendidikan yang dilakukan selama ini belum menyentuh ranah kesadaran siswa. Pelajaran Agama dan PPKn serta pesan-pesan moral yang disampaikan oleh guru di depan kelas, tidak mampu menjiwai setiap gerak langkah siswa dalam kehidupan masyarakatnya. Hal ini tentunya, disebabkan oleh keringnya pembelajaran yang dirasakan siswa, materi-materi pelajaran agama dan PPKn dianggap sebagai pelajaran tambahan yang harus dihapal, kemudian ditagih disaat

Upload: guestf6b63af

Post on 13-Jan-2015

38.828 views

Category:

Education


13 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

ini menuntut moralitas dan paham kebangsaan yang tinggi, sebab ilmu dan

pengetahuan yang tidak dibarengi dengan tingkat keimanan dan moralitas yang

tinggi menyebabkan pendidikan kehilangan esensinya sebagai wahana

memanusiakan manusia. Banyak orang memiliki kecerdasan yang luar biasa dan

prestasi yang gemilang secara akademik namun tidak memberikan manfaat yang

berarti dalam lingkungan masyarakatnya, bahkan menjadi racun yang sangat

membahayakan bagi eksistensi budaya dan nilai-nilai kemanusiaan karena iman

dan moralitasnya rendah.

Tidak sedikit kasus amoral terjadi yang dilakukan oleh anak-anak usia

sekolah maupun oleh para ilmuwan, baik melalui layar televisi maupun media

masa. Bagaimana seorang anak SMP memperkosa rekannya sendiri, membunuh,

kecanduan obat-obat terlarang, minum-minuman keras, bunuh diri dan lain

sebagainya. Hal ini menggambarkan bahwa pendidikan yang dilakukan selama ini

belum menyentuh ranah kesadaran siswa.

Pelajaran Agama dan PPKn serta pesan-pesan moral yang disampaikan oleh

guru di depan kelas, tidak mampu menjiwai setiap gerak langkah siswa dalam

kehidupan masyarakatnya. Hal ini tentunya, disebabkan oleh keringnya

pembelajaran yang dirasakan siswa, materi-materi pelajaran agama dan PPKn

dianggap sebagai pelajaran tambahan yang harus dihapal, kemudian ditagih disaat

Page 2: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 2

ujian. Setelah ujian selesai, materi itupun segera menghilang tanpa bekas. Yang

lebih parah lagi, sekolah kita selama ini terkesan sebagai lembaga pengekangan,

tidak ubahnya seperti penjara, dimana anak-anak didik dikekang dengan aturan

yang serba ketat dan materi pelajaran yang begitu padat. Hampir tidak ada

gagasan ataupun ide yang berasal dari siswa dapat berkembang dan menjadi

perhatian. Dampaknya, ketika anak-anak selesai ujian nasional, mereka ramai-

ramai mencoret baju, berteriak dijalanan dan ngebut-ngebutan. Seolah-olah

mereka mau mengatakan “hore… kita sudah bebas dan lepas dari semua

pengekangan”. Inilah sebenarnya cerminan pendidikan kita dewasa ini.

Apabila situasi ini dibiarkan, maka bisa jadi masyarakat kita akan menjadi

masyarakat yang rusak, masyarakat yang tidak memiliki nilai-nilai budaya yang

harus dijunjung tinggi, masyarakat yang melupakan jati dirinya sendiri.

Masyarakat yang cerdas dari sisi keilmuan, namun tidak memiliki kemampuan

untuk mengerti dan memahami orang lain bahkan masyarakat yang tidak tahu dari

mana asalnya. Di sinilah kita akan melihat masyarakat kita pada kondisi yang

sangat memperihatinkan, karena jauh dari nilai-nilai agama dan budaya yang ada.

Untuk itu, peranan guru sangat besar dalam menanamkan nilai-nilai Ilahiah

dan moralitas itu sedini mungkin, tentunya melalui pembelajaran yang

memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada siswa untuk mampu memahami

diri dan orang lain disekitarnya serta mampu memahami dan menjiwai ajaran-

ajaran agama yang sifatnya doktrinal secara baik dan benar.

Guru hendaknya mampu berperan sebagai pembimbing untuk menuntun

siswa memulai proses belajar, memimpin siswa agar hasil proses belajar sesuai

dengan tujuan pengajaran, serta sebagai fasilitator dalam mempersiapkan kondisi

Page 3: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 3

yang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Hal ini dapat

dilakukan oleh para guru mulai dari pemilihan metode pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik materi pendidikan Agama dan PPKn serta karakteristik

pebelajar, dan pemilihan strategi yang tepat dalam menimplementasikan

pembelajaran Agama dan PPKn di Kelas.

Terdapat semacam sinyalemen, bahwa harapan tumbuhnya sifat kreatif dan

antisipatif para guru Agama dan PPKn dalam praktek pembelajaran untuk

pemahaman siswa dewasa ini masih belum optimal. Hal ini, tampak terjadi mulai

dari bangku pendidikan formal yang paling rendah hingga perguruan tinggi.

Semua ini diduga sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas dan

kuantitas proses dan produk pembelajaran Agama dan PPKn. Kualitas proses

pembelajaran Agama dan PPKn dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran yang

tidak lebih dari kegiatan pembelajaran yang bersifat rutinitas, dimana materi

pembelajaran tidak sampai menyentuh kesadaran siswa, melainkan hanya sekadar

sebagai syarat kelulusan ujian sekolah yang materi ajarannya harus dihafal sesuai

dengan buku teks. Hasil pembelajaran ini, jelas tidak memberikan arti apa-apa

dalam pembangunan moral dan mental siswa sebagaimana yang diharapkan dalam

tujuan pembelajaran.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, faktor proses

merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah yang di dalamnya terjadi

interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen itu dapat

dikelompokkan dalam tiga kategori utama yaitu: guru, isi materi, dan siswa.

Interaksi antara ketiga komponen utama tersebut melibatkan sarana dan prasarana

seperti: model dan metode pembelajaran yang digunakan, media, dan penataan

Page 4: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 4

lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang

memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Rendahnya prestasi belajar siswa dalam bidang Agama dan PPKn yang

ditunjukkan oleh NUAS/NUAN siswa yang mengindikasikan bahwa pengelolaan

pembelajaran Agama dan PPKn belum optimal sehingga menyebabkan rendahnya

prestasi belajar pada bidang pelajaran dimaksud.

Selama ini pengajaran Agama dan PPKn berdasarkan asumsi bahwa

pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa.

Dengan asumsi itu para guru memfokuskan diri pada upaya mentransfer

pengetahuan ke dalam kepala para siswanya (Sadia, 1997:1). Berdasarkan hasil

survey dan wawancara dengan beberapa orang guru yang mengajar Agama dan

PPKn di sekolah mengengah pertama (SMP) kecamatan Suralaga kabupaten

Lombok Timur, diperoleh informasi bahwa pembelajaran Agama dan PPKn

selama ini pada umumnya lebih banyak dilakukan dengan metode ceramah. Ada

dua hipotesis yang dapat diutarakan sebagai penyebabnya. Pertama, fasilitas

pembelajaran Agama dan PPKn yang ada di sekolah sangat terbatas, dan kedua

pemahaman guru terhadap materi pendidikan Agama dan PPKn serta

pembelajarannya masih rendah.

Guru memahami pendidikan Agama dan PPKn hanya sebagai bidang ilmu

yang dibukukan (body of knowledge), sehingga mereka mengajarkan pendidikan

Agama dan PPKn dengan bercerita tentang isi buku Agama dan PPKn.

Penggunaan metode ceramah pada pembelajaran Agama dan PPKn di SMP

menduduki rangking pertama dari delapan metode yang digunakan: ceramah,

tanya jawab, diskusi, eksperimen, karya wisata, bermain peran, demonstrasi, dan

Page 5: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 5

proyek (Subagia, 2001). Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Agama dan

PPKn sangat diperlukan penerapan berbagai metode pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Mengajar dalam prakteknya merupakan suatu proses penciptaan lingkungan,

baik dilakukan guru maupun siswa agar terjadi proses belajar mengajar yang

kondusif (Joyce & Weil, 1980). Agar penciptaan lingkungan ini mencapai hasil

yang optimal, guru harus memahami berbagai konsep dan teori yang bertalian

dengan proses belajar mengajar, dan selanjutnya pemahaman tentang hal ini dapat

dipraktekkan dalam kegiatan praktis yaitu mengajar (Ali, 2000). Setiap proses

belajar mengajar menuntut upaya pencapaian suatu tujuan tertentu. Setiap tujuan

menuntut pula suatu model bimbingan untuk terciptanya situasi belajar tertentu.

Menurut Arends (1997) dalam suatu proses belajar mengajar, tidak ada

suatu model ataupun metode pembelajaran yang paling baik. Untuk itu, guru

hendaknya perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai model dan metode

pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kemampuan ini

guru dapat memilih metode yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu.

Pemberian tugas (resitasi) merupakan salah satu metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Dengan padatnya isi materi pelajaran akan sangat menyita waktu siswa untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Untuk mengatasi keadaan

tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Disebabkan,

bila hanya menggunakan seluruh jam pelajaran yang ada untuk tiap mata

pelajaran, hal itu tidak akan mencukupi tuntutan luasnya pelajaran yang

Page 6: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 6

diharuskan, seperti yang tercantum dalam kurikulum. Dengan demikian perlu

diberikan tugas-tugas, sebagai selingan untuk variasi teknik penyajian ataupun

dapat berupa pekerjaan rumah. (Roestiyah N.K., 2001: 132).

Langkah-langkah dalam menyusun penugasan yaitu: 1) mengidentifikasi

pengetahuan & keterampilan yang harus dimiliki, dengan cara menentukan (a)

jenis pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan; (b) pengetahuan dan

keterampilan bernilai tinggi yang harus dipelajari; dan (c) cara menerapkan

pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam kehidupan nyata di

masyarakat; 2) merancang tugas-tugas untuk assesmen kinerja, dengan cara

menentukan: (a) jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas; (b)

kompleksitas tugas yang diberikan; (c) kesesuaian tugas-tugas yang diberikan

dengan kemampuan kognitif, sosial dan afektif yang hendak dicapai; dan (d) jenis

tugas yang berkaitan langsung dengan upaya perbaikan mutu; dan 3) menyusun

kriteria keberhasilan (Setiyono, 2006 dalam Tirta dan Gani, 2007; 96).

Pembelajaran dengan metode ceramah bermedia merupakan cara belajar

yang paling tradisional, cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga

sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk

menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok

persoalan serta masalah secara lisan (Ahmadi dan Prasetya, 1997:137). Guru

biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran

tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar

manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga

guru ada yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti

tidak ada belajar (Sanjaya, 2006:148).

Page 7: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 7

Pembelajaran dengan metode ceramah dapat juga dikatakan pengajaran yang

sebenarnya bersifat teacher center, pengajaran ini menuntut guru untuk menjadi

model yang baik bagi siswanya (Kardi, 2000). Metode ceramah dirancang secara

khusus untuk mengembangkan cara belajar siswa tentang pengetahuan prosedural

dan deklaratif dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode ceramah

adalah: 1) Tahap persiapan, pada tahap ini guru merumuskan tujuan yang ingin

dicapai, menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan, dan

mempersiapkan alat bantu; 2) Tahap pelaksanaan, pada tahap ini ada tiga langkah

yang dilakukan yaitu: langkah pembukaan, penyajian, dan mengakhiri/menutup

ceramah.

Berdasarkan uraian di atas akan diungkapkan dampak penerapan metode

pemberian tugas dan metode ceramah bermedia terhadap prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran Agama dan PPKn di SMPN 1 Suralaga dan SMPN 1

Sukamulia kabupaten Lombok Timur.

B. Identifikasi Masalah

Proses dan hasil pembelajaran Agama dan PPKn dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal siswa meliputi kondisi fisiologis dan

kondisi psikologis. Faktor kondisi fisiologis meliputi kesehatan jasmani dan

kebugaran fisik, dan kondisi panca indera, sedangkan aspek psikologis meliputi

intelegensi, bakat, minat, sikap, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif.

Faktor eksternal siswa dapat berupa faktor keluarga, sekolah, masyarakat, dan

lingkungan sosial lainnya. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas

muncul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi.

Page 8: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 8

1. Kemampuan guru dalam menggunakan berbagai macam metode

pembelajaran di kelas masih sangat terbatas.

2. Pemahaman warga sekolah (kepala sekolah, guru, dan siswa) mengenai

perubahan kurikulum masih rendah.

3. Sosialisasi dinas P dan K kabupaten mengenai kurikulum tingkat satuan

pendidikan masih kurang.

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan PPKn belum bisa

dijadikan tolok ukur mengenai sikap dan perilaku siswa di luar

sekolah/lingkungan masyarakatnya.

5. Kesadaran masyarakat dan sekolah tentang pentingnya pelajaran Agama dan

PPKn dalam menciptakan manusia yang bermoral dan cerdas secara

akademik dan spiritual masih lemah.

6. Kemampuan ekonomi masyarakat untuk mendukung proses pembelajaran

yang bermutu/berkualitas dari segi fasilitas dan sumber daya sangat minim.

C. Batasan Masalah

Mengingat faktor-faktor yang terkait dalam proses belajar mengajar sangat

kompleks, serta adanya kendala-kendala lain berupa: keterbatasan waktu, biaya

dan kemampuan peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada perbedaan hasil belajar

Agama dan PPKn sebagai akibat penerapan metode pemberian tugas dan metode

ceramah bermedia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

Page 9: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 9

1. Apakah metode pembelajaran pemberian tugas dan ceramah bermedia

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada

mata pelajaran PPKn dan Agama di SMPN 1 Suralaga dan SMPN 1

Sukamulia?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama

dan PPKn antara yang diajar dengan metode pemberian tugas dan yang

diajar dengan metode ceramah bermedia?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris tentang perbedaan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan PPKn karena pengaruh metode

pembelajaran yang digunakan. Secara operasional tujuan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran pemberian

tugas dan ceramah bermedia terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada

mata pelajaran PPKn dan Agama di SMPN 1 Suralaga dan SMPN 1

Sukamulia

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Agama dan PPKn antara yang diajar dengan metode pemberian tugas dan

yang diajar dengan metode ceramah bermedia.

F. Manfaat/Kegunaan Penelitian

Secara umum ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini.

Pertama manfaat langsung yang memberikan dampak langsung pada

Page 10: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 10

pembelajaran. Kedua, adalah manfaat teoretik yang memiliki akses jangka

panjang dalam pengembangan teori pembelajaran.

F.1 Manfaat praktik

Hasil pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan dan metode

ceramah bermedia yang teruji secara empirik keunggulan dan kelayakannya akan

memberikan manfaat besar sebagai metode pembelajaran sains yang berorientasi

perubahan mental. Manfaat lain yang diharapkan secara praktik dalam penelitian

ini adalah memberikan ruang kepada siswa untuk melakukan perubahan sekaligus

menilai kebiasaan mereka belajar di sekolah. Selama ini, mereka belajar di

sekolah lebih mendominasi aktivitas mendengar dan mencatat akibat dari metode

yang diterapkan guru berupa “tutur dan kapur”. Namun belajar dengan fasilitas

metode penugasan akan melibatkan aktivitas-aktivitas membaca, diskusi,

pemecahan masalah secara kolaboratif, berpikir kritis dan kreatif, mengaitkan

konsep dengan fenomena dunia nyata dan mengintegrasikannya ke dalam

pengetahuan yang telah dimiliki. Dengan demikian terjadi perubahan tanggung

jawab belajar dari dominasi guru, menjadi sepenuhnya pada diri siswa.

F.2 Manfaat teoretik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pijakan teoretik pemecahan

masalah belajar Agama dan PPKn yang dialami siswa SMP di sekolah. Masalah

tersebut berupa fakta empiris rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis

dan memahami situasi dan kondisi sosial lingkungan hidup mereka sehari-hari

sebagai akibat dari tidak tersentuhnya kesadaran pribadi dan kolektif siswa dalam

proses pembelajaran di sekolah. Hal ini juga berakibat pada kurangnya rasa

Page 11: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 11

kebersamaan dalam ikatan persaudaraan/kebangsaan dan lemahnya nilai-nilai

agama dalam praktek kehidupan sehari-hari siswa.

Penerapan metode penugasan diharapkan dapat memberikan ruang gerak

bagi siswa untuk dapat memahami lingkungan sosial mereka baik dalam lingkup

yang kecil (keluarga) dan pada lingkup yang lebih luas (masyarakat dan negara).

Ternyata metode ceramah belum bisa menjawab secara optimal persoalan-

persoalan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan serangkaian metode yang

disimulasikan yang dapat diterapkan sebagai metode alternatif dalam pencapaian

pemahaman, dan hasil belajar yang optimal.

Manfaat teoretis/kegunaan hasil penelitian ini secara teoretik diharapkan

dapat berguna bagi guru khususnya guru Agama dan PPKn di SMP dalam

mengelola proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada keterlibatan siswa

secara penuh dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya dalam

kurikulum pembelajaran.

G. Asumsi Penelitian

Dari beberapa teori (das sein) dan kenyataan yang terjadi di lapangan

(sekolah-das sollen) selama ini, menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam

menerapkan metode pembelajaran Agama dan PPKn dengan menggunakan media

elektronik dan non elektronik masih terbatas, sehingga pembelajaran cenderung

lebih monoton (satu arah) atau dapat dikatakan pembelajaran Agama dan PPKn

yang dilakukan oleh guru selama ini sifatnya masih teacher centered (berpusat

Page 12: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 12

pada guru) siswa hanya duduk, diam, mencatat lalu mengulang-ulang kembali

pelajaran tersebut di saat ujian sekolah.

Padahal bila dilihat dari sisi siswa sendiri, mereka (siswa) sebenarnya sudah

memiliki kemampuan awal sebagai dasar pijakan mereka dalam mengungkap

masalah-masalah pembelajaran yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Artinya, siswa dengan kehidupan sosial dan keagamaannya tinggal dikembangkan

oleh guru sesuai dengan materi/bahan ajar yang diberikan di kelas, dengan

demikian siswa lebih mudah/lebih cepat memahami materi pelajaran karena

dikaitkan dengan kondisi nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Tentunya, kemampuan awal dan hasil belajar siswa juga sangat beragam

tergantung pada konteks lingkungan sosial yang tempatinya, keberagaman ini juga

akan menentukan tingkat penguasaan bahan ajaran. Namun, bukan berarti siswa

yang memiliki kemampuan lebih akan memiliki kesempatan yang lebih besar

dalam proses belajar mengajar daripada siswa yang memiliki kemampuan rendah.

Semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri dan

memperoleh hasil belajar yang tinggi.

H. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini mencakup proses dan hasil belajar

mengajar dengan penerapan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam

pembelajaran Agama dan PPKn di kelas. Penggunaan metode pembelajaran

dibatasi pada metode penugasan dan metode ceramah bermedia pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Suralaga dan SMP Negeri 1 Sukamulia. Penerapan kedua

metode inilah yang akan dilihat hasil/pengaruhnya dalam menunjang keberhasilan

belajar Agama dan PPKn siswa.

Page 13: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 13

I. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran terhadap variabel-

variabel penelitian yang terlibat dalam penelitian ini, maka berikut diuraikan

variabel penelitian dan definisi operasional variabel-variabel yang dimaksud.

I.1 Variabel Penelitian

Pada penelitian eksperimen ini melibatkan beberapa variabel yang dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

1) Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Agama Islam (Y1) dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn

(Y2)

2) Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode penugasan yang dikenakan

pada kelompok eksperimen I sedangkan pada kelompok eksperimen II

menggunakan metode ceramah bermedia.

I.2 Definisi Operasional

Definisi operasional masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Metode Penugasan

Penugasan atau assignment sebagaimana yang diharapkan dalam kurikulum

berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah yang bersifat

divergent. Yaitu suatu tugas yang dapat dikerjakan dengan menggunakan berbagai

aletrnatif jawaban, atau tidak hanya mengandalkan pada satu jawaban benar saja.

Langkah-langkah dalam menyusun penugasan yaitu: 1) mengidentifikasi

pengetahuan & keterampilan yang harus dimiliki, dengan cara menentukan (a)

Page 14: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 14

jenis pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan; (b) pengetahuan dan

keterampilan bernilai tinggi yang harus dipelajari; dan (c) cara menerapkan

pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam kehidupan nyata di

masyarakat; 2) merancang tugas-tugas untuk assesmen kinerja, dengan cara

menentukan: (a) jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas;

(b) kompleksitas tugas yang diberikan; (c) kesesuaian tugas-tugas yang

diberikan dengan kemampuan kognitif, sosial dan afektif yang hendak dicapai;

dan (d) jenis tugas yang berkaitan langsung dengan upaya perbaikan mutu;

dan 3) menyusun kriteria keberhasilan.

2. Metode Ceramah Bermedia

Metode ceramah bermedia yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah metode pembelajaran yang lebih menitikberatkan kepada keberadaan

guru sebagai pentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa didik, namun dalam

hal ini dibarengi dengan penggunaan alat bantu (media) pembelajaran berupa

gambar atau slide yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya.

Tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran dengan metode ceramah

bermedia adalah: 1) menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan

siswa, 2) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, 3) membimbing

pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, 4)

memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapannya.

3. Hasil Belajar Agama Islam

Page 15: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 15

Hasil belajar agama Islam adalah hasil/prestasi belajar yang ditunjukkan

dengan satuan nilai yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran Agama

Islam sekaligus merupakan performance kerja siswa dalam kurun waktu

tertentu. Hasil belajar ini akan diukur dengan menggunakan tes awal dan tes

akhir yang dibuat sendiri oleh peneliti.

4. Hasil Belajar PPKn

Hasil belajar PPKn adalah tingkat penguasaan kognitif siswa terhadap

materi pelajaran PPKn yang dinyatakan oleh skor yang diperoleh siswa dalam

tes akhir (post test) yang diukur dengan tes prestasi belajar sains, dan data

yang diperoleh berupa data interval.

Page 16: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 16

BAB II

LANDASAN TEORETIK

A. Hakikat Belajar Mengajar

Sumantri dan Permana (1999) menyatakan mengajar adalah kegiatan

penyampaian pesan berupa pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap-

sikap tertentu dari guru kepada peserta didik. Raka Joni (1986: 3) merumuskan

pengertian mengajar sebagai pencipta suatu sistem lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan dalam proses belajar

akan saling mempengaruhi antar komponen seperti tujuan instruksional yang

ingin dicapai, guru dan peserta didik yang memainkan peranan senada dalam

hubungan sosial tertentu, materi yang diajarkan, bentuk kegiatan yang

dilaksanakan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.

Sementara itu, Davis (dalam Sumantri dan Permana, 1999) mengungkapkan

bahwa pengertian mengajar sebagai suatu aktivitas profesional yang memerlukan

keterampilan tingkat tinggi dan mencakup pengambilan keputusan. Jadi mengajar

adalah suatu aktivitas profesional yang melibatkan berbagai komponen dalam

menyampaikan pesan tertentu dari guru kepada peserta didik. Dalam

menyampaikan pesan tertentu kepada peserta didik, seorang guru dapat

mengembangkan belajar anak dengan menyediakan lingkungan belajar untuk

memfasilitasi temuan si anak.

Menurut filsafat konstruktivisme, siswa memahami dunianya dengan cara

menghubungkan antara pengetahuan dan pengalamannya dengan apa yang sedang

dipelajarinya. Mereka membangun makna ketika guru memberikan permasalahan

Page 17: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 17

yang relevan, mendorong inkuiri, menyusun kegiatan pembelajaran dari konsep-

konsep utama, menghargai sudut pandang siswa, dan menilai hasil belajar siswa,

(McLaughin dan Vogt, dalam Dantes, 2004). Selanjutnya, Von Glaserfield (1989)

menyatakan bahwa konstruksi makna adalah proses adaptasi dimana tidak

melibatkan penemuan dari realitas ontologi. Oleh karena itu, kerangka belajar

kontruktivisme adalah suatu kegiatan aktif yang berlangsung secara kontinyu

dimana pebelajar menggunakan informasi yang berasal dari lingkungannya untuk

mengkonstruksi interpretasi pribadinya dan makna-makna berdasarkan

pengetahuan awal dan pengalamannya, Driver & Bell (dalam Kariasa dan Suastra,

2005).

Salah satu sasaran pembelajaran agama dan PPKn adalah membangun

gagasan moralitas dan kebangsaan setelah peserta didik berinteraksi dengan

lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya. Pandangan konstruktivisme

sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari

usia TK sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan

sendiri tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala alam di sekitarnya, meskipun

gagasan atau pengetahuan ini naif atau kadang-kadang salah. Mereka

mempertahankan gagasan atau pengetahuan naif ini secara kokoh sebagai

kebenaran. Hal ini terkait dengan pengetahuan awal yang sudah terbangun dalam

wujud “schemata” (struktur kognitif) dalam benak siswa (Depdiknas, 2002).

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah

memulai pelajaran dari “apa yang diketahui siswa”. Guru tidak dapat

mendoktrinasi gagasan yang ada di dalam pikirannya supaya peserta didik mau

mengganti dan memodifikasi gagasan mereka sesuai dengan keinginan sang guru.

Page 18: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 18

Dengan demikian, arsitek peubah gagasan peserta didik adalah peserta didik itu

sendiri. Sejalan dengan itu (Nurahdi, 2003) dalam pandangan kontruktivisme,

strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa

memperoleh dan mengingat pengetahuan. Tugas guru adalah memfasilitasi proses

tersebut dengan (1) membuat informasi bermakna dan relevan bagi siswa, (2)

memberi kesempatan kepada siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri,

(3) menyadarkan agar siswa menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

Selanjutnya Zahorik (dalam Nurahdi, 2003) menekankan bahwa dalam

praktek pembelajaran kontruktivisme ada 5 unsur pokok yang harus diperhatikan,

yaitu: (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, (2) pemerolehan pengetahuan

dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, baru kemudian memperhatikan

detailnya, (3) pemahaman pengetahuan dengan cara menyusun konsep sementara

(hipotesis), melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan

(validasi) dan atas dasar tanggapan itu konsep tersebut direvisi dan

dikembangkan, (4) mempraktekkan pengalaman tersebut, dan (5) melakukan

refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut. Sementara itu,

kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi kontruktivisme antara lain; (1) diskusi

yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan

gagasan, (2) pengujian, dan penelitian sederhana, (3) demonstrasi, dan peragaan

prosedur ilmiah, (4) kegiatan praktis lain yang memberi peluang, peserta didik

untuk mempertanyakan, memodifikasi dan mempertajam gagasannya (Depdiknas,

2002).

Page 19: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 19

Menurut Suparno (1997: 66), agar peran dan tugas guru dapat berjalan

optimal, diperlukan beberapa kegiatan yang perlu dikerjakan dan juga beberapa

pemikiran yang perlu disadari oleh guru, antara lain:

1. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa yang sudah mereka ketahui dan pikirkan

2. Tujuan dan apa yang akan dibuat di kelas sebaiknya dibicarakan bersama sehingga siswa sungguh terlibat

3. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa

4. Diperlukan keterlibatan dengan siswa yang sedang berjuang dan kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka dapat belajar

5. Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti dan menghargai pemikiran siswa, karena kadang siswa berpikir berdasarkan pengandaian yang tidak diterima guru.

Karena murid harus membangun sendiri pengetahuan mereka, seorang guru

harus melihat mereka bukan sebagai lembaran kertas putih kosong atau tabula

rasa. Bahkan anak SD kelas 1 pun telah hidup beberapa tahun dan menemukan

suatu cara yang berlaku dalam berhadapan dengan lingkungan hidup mereka.

Mereka sudah membawa “pengetahuan awal”. Pengetahuan yang mereka punya

adalah dasar untuk membangun pengetahuan selanjutnya.

Guru kontruktivisme tidak pernah akan membenarkan ajarannya dengan

mengklaim bahwa” ini satu-satunya yang benar”. Di dalam kehidupan sosial

mereka tidak dapat berkata lebih daripada “ ini adalah jalan terbaik untuk situasi

ini, ini adalah jalan terefektif untuk soal ini sekarang” Von Glasersfeld (dalam

Suparno, 1997).

Ciri mengajar konstruktivisme adalah sebagai berikut: Driver dan oldham

dalam Matthew yang dipaparkan oleh Suparno (1997)

1) Orientasi. Murid diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik.Murid diberi kesempatan untuk mengadakan observasi terhadap topik yang hendak dipelajari.

Page 20: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 20

2) Elicitasi. Murid dibantu untuk mengungkapakan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. Murid diberi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang diobservasikan, dalam wujud tulisan, gambar, ataupun poster.

3) Restrukturisasi ide. Dalam hal ini ada tiga hal a) Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau

teman lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan denga ide-ide lain, seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya kalau tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.

b) Membangun ide yang baru. Ini terjadi bila dalam diskusi itu idenya bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman-teman.

c) Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. Kalau dimungkinkan, ada baiknya bila gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu percoban atau persoalan yang baru.

4) Penggunaan ide dalam banyak situasi. Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan murid lebih lengkap bahkan lebih rinci dengan segala macam pengecualiannya.

5) Review, bagaimana ide itu berubah. Dapat terjadi bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasannya entah dengan menambahkan suatu keterangan ataupun mungkin dengan mengubahnya menjadi lebih lengkap.

Terkait dengan hakikat belajar mengajar, pada dasarnya semua peserta

didik memiliki gagasan atau pengetahuan awal yang sudah terbangun dalam

wujud skemata. Dari pengetahuan awal dan pengalaman yang ada peserta didik

menggunakan informasi yang berasal dari lingkungannya dalam rangka

mengkonstruksi interpretasi pribadinya serta makna-makna. Makna ini dibangun

ketika guru memberikan permasalahan yang relevan dengan pengetahuan dan

pengalaman yang sudah ada sebelumnya, mendorong inkuiri untuk memberi

kesempatan kepada siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri. Untuk

membangun makna tersebut, proses belajar mengajar berpusat pada siswa.

Page 21: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 21

B. Metode Penugasan dalam Pembelajaran

Terdapat beberapa definisi mengenai metode pembelajaran. Joyce dan Weil

(1986:1) mendefinisikan metode pembelajaran sebagai suatu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman melaksanakan pembelajaran di kelas.

Sedangkan Udin (1997: 78) menyatakan, metode pembelajaran merupakan

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai tingkat belajar tertentu. Lebih

lanjut, Mulyana dan Permana (1999: 42) mendefinisikan metode pembelajaran

sebagai suatu rencana atau pola yang dapat digunakan membentuk kurikulum,

merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing pengajaran di kelas. Dari

ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Penugasan atau assignment sebagaimana yang diharapkan dalam kurikulum

berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah yang bersifat

divergent. Yaitu suatu tugas yang dapat dikerjakan dengan menggunakan berbagai

aletrnatif jawaban, atau tidak hanya mengandalkan pada satu jawaban benar saja.

Langkah-langkah dalam menyusun penugasan yaitu: 1) mengidentifikasi

pengetahuan & keterampilan yang harus dimiliki, dengan cara menentukan (a)

jenis pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan; (b) pengetahuan dan

keterampilan bernilai tinggi yang harus dipelajari; dan (c) cara menerapkan

pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam kehidupan nyata di

Page 22: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 22

masyarakat; 2) merancang tugas-tugas untuk assesmen kinerja, dengan cara

menentukan: (a) jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas; (b)

kompleksitas tugas yang diberikan; (c) kesesuaian tugas-tugas yang diberikan

dengan kemampuan kognitif, sosial dan afektif yang hendak dicapai; dan (d) jenis

tugas yang berkaitan langsung dengan upaya perbaikan mutu; dan 3) menyusun

kriteria keberhasilan (Setiyono, 2006 dalam Tirta dan Gani, 2007; 96).

Metode penugasan ini dapat berbentuk tugas di kelas (lembar kerja), tugas

proyek, tugas portofolio, tugas rumah dan lain-lain. Penugasan yang bersifat

divergent ini akan mendorong peserta didik untuk berpikir kreatif. Hanya

sayangnya penugasan seperti ini belum banyak dirancang oleh para guru. Sebagai

akibatnya para lulusan kurang luwes dalam menyikapi berbagai persoalan, karena

seolah-olah segala persoalan yang ada hanya bisa didekati dengan satu

penyelesaian saja.

1. Tugas Kelas

Tugas kelas dapat diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya dalam

bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS), quiz dan tugas-tugas lainnya. Melalui

tugas ini diharapkan guru bisa mengetahui sejauh mana para siswa telah

menguasai suatu kompetensi tertentu. Tugas kelas sekaligus dapat dijadikan

sebagai feedback bagi para siswa, sebab dengan mengerjakan tugas, mereka

bisa menunjukkan kemampuan maupun ketidakmampuan terhadap persoalan

yang dihadapi. Pada saat inilah sebenarnya peran guru sebagai motivator dan

direktor akan nampak.

Page 23: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 23

2. Tugas Proyek

Tugas proyek adalah sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan dalam

waktu tertentu. Tugas ini harus diselesaikan di luar kelas, dan bila

memungkinkan bisa diselesaikan di dalam kelas (bila hal-hal yang pokok telah

disiapkan di rumah sebelumnya). Tugas proyek ini bisa dilakukan dalam

berbagai bentuk bisa membuat makalah, melakukan penelitian sederhana,

membuat metode dan lain-lain.

3. Tugas Rumah

Tugas rumah atau dikenal sebagai pekerjaan rumah (PR). Tugas rumah

ini biasanya merupakan pengayaan dari pelajaran yang telah diajarkan pada

satu kali tatap muka, yang berupa beberapa soal sebagai latihan. Tugas rumah

biasanya membahas tentang materi-materi yang secara umum telah dibahas

pada pertemuan sebelumnya, untuk dikumpulkan dan dibahas pada pertemuan

yang akan datang.

4. Tugas Portofolio

Tugas portofolio merupakan salah satu bentuk metode penugasan

nonformal yang dapat digunakan untuk kegiatan assesmen. Kegiatannya yaitu

berupa pengumpulan berkas atau dokumen dari masing-masing karya peserta

didik, baik dalam bentuk CD, cassette, print-out, file, metode, foto dan lain-

lain yang disimpan dalam file atau folder. Karena kemampuan tugas portofolio

ini dalam mendokumentasikan proses maupun produk peserta didik, maka

teknik portofolio dipandang sebagai assesmen yang bersifat othentik penilaian

yang paling sesuai.

Page 24: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 24

Jenis-jenis Portofolio

Setidaknya dalam metode penugasan portofolio menurut O’Malley &

Pierce yang dapat dikembangkan yaitu: a) portofolio pameran, b) portofolio

koleksi, dan c) portofolio penilaian (Setiyono, 2004 dalam Tirta dan Gani,

2007; 101). Harapannya dengan mengenal metode-mode ini para guru bisa

memilih dan mengembangkan metode portofolio yang sesuai dengan

kompetensi yang telah ditetapkan.

Portofolio Pameran

Portofolio jenis ini berupa sekumpulan hasil karya peserta didik yang

dianggap paling baik terbagus untuk dipamerkan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dengan kemajuan belajar peserta didik, seperti kepala seolah,

orang tua, masyarakat atau komite pendidikan, dewan pendidikan atau

pemerhati pendidikan. Fungsi portofolio pameran layaknya sebagai barang

pajangan untuk dipamerkan kepada publik. Di negara maju seperti Inggris dan

Amerika kegiatan pameran seperti ini biasanya secara rutin diselenggarakan

diakhir waktu tertentu (akhir semester). Pada saat pameran para siswa diberi

kepercayaan untuk menampilkan karya terbaik mereka, baik dalam bentuk

karya seni dan sastra, maupun dalam bentuk karya-karya ilmiah lainnya. Para

tamu biasanya dipandu oleh anak-anak untuk mendapatkan keterangan tentang

karya terbaik yang telah berhasil mereka buat.

Portofolio pameran biasanya cenderung berupa produk akhir.

Diadakannya pameran karya para siswa tersebut sekaligus juga berfungsi

sebagai reinforcement yang selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan self-

esteem para peserta didik.

Page 25: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 25

Portofolio Koleksi

Portofolio koleksi berisi kumpulan hasil karya siswa yang terkait dengan

tugas-tugas harian. Untuk itu, portofolio jenis ini lebih bersifat formatif.

Sekaligus portofolio koleksi dapat difungsikan sebagai fungsi diagnostik.

Mengingat fungsi dan sifatnya yang spesifik tersebut, maka guru dapat

menggunakan portofolio ini untuk mengamati proses kemajuan pembelajaran

anak. Agar portofolio ini benar-benar memberikan hasil yang otentik, guru

harus memonitor perkembangan tugas-tugas siswa melalui konferensi dan

observasi. Portofolio koleksi disebut juga dengan working folders karena

isinya menunjukkan proses perkembangan draft awal dari suatu karya, outline,

karya belum jadi, dan produk akhir.

Portofolio Penilaian

Berbeda dengan dua jenis portofolio sebelumnya, portofolio penilaian

merupakan seleksi dari sekumpulan karya siswa terbaik untuk diases.

Portofolio jenis ini tidak saja memfokuskan pada refleksi proses tetapi juga

produk pembelajaran. Agar diperoleh gambaran tentang kemajuan suatu

siswa, maka portofolio ini harus berisi produk akhir yang dilengkapi dengan

sekumpulan bukti proses, penilaian sendiri oleh siswa, penilaian guru, dan

kesimpulan tentang proses dan hasil karya siswa. Dengan demikian portofolio

penilaian dapat digunakan oleh guru sebagai alat penilaian (sebagai fungsi

sumatif) dan sekaligus juga dapat digunakan untuk membantu siswa dalam

merefleksikan apa yang telah mereka pelajari.

Page 26: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 26

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa metode penugasan akan memberikan

dampak instruksional berupa strategi di dalam melakukan penalaran aktif.

Sedangkan dampak pengiring yang didapat dari metode ini berupa keterampilan

proses keilmuan, memunculkan semangat kreatif, adanya kemandirian atau

otonomi dalam belajar, serta toleransi terhadap ketidaktentuan.

Dengan demikian metode penugasan tidak hanya mengembangkan

kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan

emosional dan keterampilan.

C. Metode Ceramah Bermedia

Metode ceramah merupakan salah satu metode yang umumnya digunakan

oleh guru dalam pembelajaran, metode ini juga termasuk dalam lingkup

pembelajaran langsung yang menitikberatkan diri pada teori pembelajaran

behavioristik.

Pembelajaran langsung dalam hal ini metode ceramah merupakan

pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher center). Dalam pembelajaran ini

peran guru sangat dominan. Guru dituntut agar dapat menjelaskan materi ajar

dengan baik dan memberi petunjuk mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh

siswa dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran langsung didasarkan atas teori belajar behavioristik.

Paradigma behaviorisme memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku

yang didasarkan kepada unsur stimulus–respon (S-R). Aspek yang mendorong

S-R adalah kebutuhan dan stimulus kemudian muncul respon. Unsur yang paling

penting adalah reinforcement atau penguatan. Penguatan berfungsi untuk

Page 27: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 27

memotivasi siswa agar ia merasakan adanya kebutuhan untuk melakukan tugas

pelajaran melalui respons yang diberikan dalam tugas itu. Proses S-R dapat

bertahap-tahap hingga perilaku itu terjadi.

(Dantes, 1999)

Proses stimulus-stimulus ini terdiri dari beberapa unsur. Pertama, unsur

dorongan, siswa merasakan adanya kebutuhan sesuatu dan dorongan untuk

memenuhi kebutuhan ini. Kedua, unsur stimulus, siswa diberikan stimulus yang

selanjutnya akan dapat menyebabkan siswa memberikan respons. Ketiga, unsur

respon, siswa memberikan suatu reaksi (respons) terhadap stimulus yang

diterimanya dengan jalan melakukan suatu tindakan yang dapat dilihat. Keempat,

unsur penguatan (reinforcement), unsur ini diberikan kepada siswa agar siswa

merasakan adanya kebutuhan untuk memberikan respons lagi. Demikian

selanjutnya sehingga siswa dirangsang terhadap setimulus tertentu untuk

menimbulkan respons.

Beberapa prinsip yang melandasi teori prilaku adalah (1) Konsekuensi-

konsekuensi; bahwa prilaku berubah menurut konsekuensi-konsekuensi langsung.

Prilaku menyenangkan akan memperkuat, sedangkan konsekuensi yang tidak

menyenangkan akan melemahkan. Konsekuensi yang menyenangkan biasanya

disebut reinforser, sedangkan yang melemahkan disebut hukuman (Punishers). (2)

Kesegeraan (immediacy); bahwa konsekuensi-konsekuensi yang mengikuti

perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku dari pada konsekuensi-konsekuensi

S R Hubungan langsung (koneksi)

Page 28: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 28

yang lambat datangnya. (3) Pembentukan (shaping); bahwa dalam mengajarkan

keterampilan-keterampilan baru atau perilaku-perilaku dengan memberikan

reinforsemen pada para siswa dalam mendekati perilaku akhir yang diinginkan

(Dahar, 1988: 30-32).

Dalam pendidikan, prinsip-prinsip teori behaviorisme sebagaimana

dinyatakan Hartley dan Davies (dalam Soekamto, 1997: 19) banyak dipakai, di

antaranya: (1) materi pelajaran dibentuk dalam unit-unit kecil dan diatur

berdasarkan urutan yang logis sehingga siswa mudah mempelajarinya, (2) dalam

proses belajar siswa ikut berpartisipasi aktif di dalamnya, (3) tiap-tiap respons

perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa dapat segera mengetahui

apakah respons yang diberikan telah benar atau belum, (4) setiap kali siswa

memberikan respons yang benar maka ia perlu diberi penguatan.

Dalam metode ceramah tugas guru adalah membantu siswa memperoleh

pengetahuan secara deklaratif. Pengetahuan deklaratif menyatakan pengetahuan

tentang sesuatu, misalnya dalam mengkaji masalah-masalah sosial. Metode

pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar

siswa tentang pengetahuan deklaratif. Fase pembelajaran pada metode

pembelajaran langsung antara lain, guru mengawali pelajaran dengan tujuan dan

latar belakang pembelajaran serta memotivasi siswa untuk menerima penjelasan

yang diberikan oleh guru secara langsung. Fase persiapan dan motivasi yang

diikuti dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi tentang keterampilan

tertentu yang diberikan oleh guru. Pelajaran ini termasuk juga pemberian

kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik

(feed back) terhadap keberhasilan yang telah dilakukan. Guru memberikan

Page 29: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 29

kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang

telah dipelajari (Arends, 1997: 67).

Ada beberapa alasan mengapa metode ceramah sering digunakan oleh para

guru maupun instruktur diantaranya.

1) Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.

2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.

3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana perlu ditekankan sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.

(Sanjaya, 2001:148)

Kaitannya dengan hal tersebut di atas, metode pembelajan ceramah

bermedia dapat diterjemahkan sebagai metode pembelajaran yang menuntut guru

untuk menjelaskan materi ajar dengan baik dan memberi petunjuk mengenai hal-

hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan alat bantu (media) sebagai penunjang pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses

komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim

pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri

yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses

pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan

Page 30: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 30

yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya

tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih para

lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan.

Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran

dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.

Rossi dan Breidle (1966 dalam Sanjaya, 2001:163) mengemukakan bahwa

media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan

sebagainya. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja,

akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh

pengetahuan. Gerlach dan Ely (1980, dalam Sanjaya, 2001:163) menyatakan: ”A

medium conceived is any person, material or event that establishs condition wich

enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitude”.

Jadi menurut Gerlach dan Ely, secara umum media itu meliputi orang,

bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan

siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan demikian, media

dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti tv, radio, slide,

bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau

juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain

sebagainya, yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan,

mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan.

Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman

belajar bagi siswa, Edgar dan Dale melukiskannya dalam sebuah krucut yang

Page 31: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 31

kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience) sebagaimana

digambarkan berikut ini.

Bagan 1: Kerucut pengalaman Edgar Dale (Sanjaya, 2001:166)

Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan

gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses

perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan

mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa.

Semakin konkrit siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui

pengalaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh

siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya

hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan

diperoleh siswa.

Pengalaman langsung

Pengalaman melalui Benda Tiruan

Pengalaman melalui Drama

Demonstrasi

Karyawisata

Televisi

Televisi

Film

Radio

Visual

Lambang Visual

Verbal

Konkrit

Abstrak

Page 32: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 32

Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan komponen media pengajaran

dalam sistem proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang sangat penting,

sebab tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung. Dalam

keadaan ini ceramah bermedia dapat digunakan agar lebih memberikan

pengetahuan yang konkret dan tepat serta mudah dipahami.

Kekuatan yang paling penting dalam pengajaran menggunakan metode

ceramah bermedia adalah reinforcement yang berfungsi memotivasi siswa agar

dapat merasakan adanya kebutuhan untuk melakukan tugas pelajaran melalui

respon yang diberikan dalam tugas itu.

D. Prestasi Belajar

Salah satu tugas dari seorang guru adalah mengadakan evaluasi. Evaluasi

bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, salah satunya adalah prestasi

belajar siswa. Informasi ini sangat berguna untuk memperjelas sasaran dalam

pembelajaran

Prestasi belajar adalah suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara

langsung dengan tes. Raka Joni (1977:26) mengemukakan bahwa prestasi belajar

adalah kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,

sikap serta nilai-nilai. Sedangkan menurut Bloom (1971:7), prestasi belajar

merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu: kognitif,

afektifm dan psikomotor. Pendapat lain mengemukakan bahwa prestasi belajar

mencerminkan sejauhmana siswa telah dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan pada setiap bidang studi. Gambaran prestasi belajar siswa dapat

dinyatakan dengan angka dari 0 sampai dengan 10 (Suharsimi Arikunto, 1988:62).

Prestasi belajar merupakan hasi dari suatu usaha, kemampuan, dan sikap siswa

Page 33: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 33

dalam menyelesaikan suatu hal di bidang pendidikan (Zainal Arifin, 1989:40). Di

samping itu prestasi belajar dapat dioperasionalisasikan dalam bentuk indikator-

indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat

keberhasilan (Saifuddin Azwar, 1996:44).

Dari definisi tersebut di atas, tidak ada kontradiksi makna, bahkan

pengertiannya satu dengan yang lain saling melengkapi. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur

dan berwujud penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai

yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari proses belajar di sekolah.

Dalam penelitian ini, prestasi belajar diartikan sebagai tes prestasi terbatas

pada ranah kognitif saja. Menurut Benjamin S.Bloom, ranah kognitif terdiri dari:

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajar

yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta nilai-nilai dapat diukur

tinggi rendahnya dengan jalan memberi tugas-tugas kepada siswa yang relevan

dengan sasaran yang diinginkan. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam suatu

mata pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai yang disebut prestasi belajar.

E. Kerangka Berpikir

Sebagaimana telah diuraikan dalam deskripsi teoretis, prestasi belajar siswa

pada pelajaran Agama dan PPKn merupakan tingkat penguasaan siswa terhadap

materi yang diajarkan dalam pembelajaran Agama dan PPKn. Prestasi belajar

siswa merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran. Prestasi

belajar juga merupakan indikator tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan. Itu sebabnya prestasi belajar menjadi bagian tidak terpisahkan

dari proses pembelajaran.

Page 34: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 34

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Agama Islam dan PPKn

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: interaksi yang terjadi di dalam kelas,

model dan metode pembelajaran serta media yang digunakan guru, sarana dan

prasarana yang tersedia, kemampuan siswa, dan sebagainya. Ini berarti bahwa

model dan metode pembelajaran dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran Agama Islam dan PPKn. Model dan metode pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik materi ajar dan situasi kelas memungkinkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan itu seorang guru selalu

berusaha agar prestasi belajar siswanya meningkat, sehingga guru mencoba

menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran dalam mengajar.

Metode pemberian tugas merupakan salah satu bentuk intensifikasi dari

pendekatan keterampilan proses dengan mengetengahkan gejala sosial yang

terjadi dilingkungan masyarakat siswa sebagai bahan atau materi ajar yang

disesuaikan dengan materi ajar yang ada dalam buku teks. Metode pemberian

tugas memberikan kondisi kepada siswa sebagai pebelajar untuk mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri sehingga menemukan suatu konsep yang harus mereka

pelajari melalui suatu proses tahap-tahap baik yang dilakukan secara individual

maupun secara berkelompok.

Proses atau tahapan-tahapan yang dilalui dalam pembelajaran dengan

metode pemberian tugas adalah: 1) mengidentifikasi pengetahuan & keterampilan

yang harus dimiliki, dengan cara menentukan (a) jenis pengetahuan dan

keterampilan yang diharapkan; (b) pengetahuan dan keterampilan bernilai tinggi

yang harus dipelajari; dan (c) cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan

yang dipelajari dalam kehidupan nyata di masyarakat; 2) merancang tugas-tugas

Page 35: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 35

untuk assesmen kinerja, dengan cara menentukan: (a) jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas; (b) kompleksitas tugas yang diberikan; (c)

kesesuaian tugas-tugas yang diberikan dengan kemampuan kognitif, sosial dan

afektif yang hendak dicapai; dan (d) jenis tugas yang berkaitan langsung dengan

upaya perbaikan mutu; dan 3) menyusun kriteria keberhasilan.

Metode pembelajaran ini memberikan dua kelebihan pokok. Pertama,

pembelajaran Agama dan PPKn dikaitkan langsung dengan pengalaman anak

sehari-hari. Hal tersebut dapat membuat materi pelajaran menjadi lebih bermakna

karena anak menemukan hubungan antara pengetahuan yang dipelajari di sekolah

dengan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, pembelajaran

Agama dan PPKn yang dilakukan sesuai dengan mengkaji gejala dan masalah-

masalah sosial sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu menjadikan manusia

pebelajar yang memiliki tingkat intelegensi dan moralitas yang tinggi.

Dalam metode pembelajaran ceramah bermedia guru lebih menekankan

bagaimana seorang guru agar dapat menjelaskan materi ajar dengan baik dan

dapat memberi petunjuk mengenai hal yang harus dilakukan oleh siswanya. Pada

metode pembelajaran ini kurang memperhatikan gagasan-gagasan yang dimiliki

siswa sebelumnya. Dalam hal ini guru hanya berusaha menyajikan atau

mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya langkah demi langkah agar

dapat dipahami oleh siswa. Hal ini mengakibatkan gagasan-gagasan yang dimiliki

siswa tidak berkembang. Pembelajaran yang hanya berorientasi pada menirukan

petunjuk dari seorang guru cenderung mematikan kreatifitas siswa sehingga

banyak ide-ide cemerlang dari siswa yang tidak tersalurkan.

Page 36: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 36

Dari kedua metode pembelajaran tersebut, tentunya akan mendapatkan hasil

belajar yang berbeda karena prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah

laku dari apa yang diajarkan. Berdasarkan uraian di atas, diduga prestasi belajar

siswa yang mengikuti metode pembelajaran pemberian tugas lebih tinggi daripada

siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah bermedia.

F. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan kerangka berpikir yang didasari deskripsi

teori serta didukung oleh kajian empirik yang relevan, hipotesis penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan

PPKn antara yang diajar dengan metode pemberian tugas dan yang diajar

dengan metode ceramah bermedia

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar dengan metode

pemberian tugas lebih baik dibandingkan dengan siswa diajar dengan

metode ceramah bermedia.

3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama yang diajar dengan metode

pemberian tugas lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan

metode ceramah bermedia.

Berdasarkan hipotesis penelitian di atas, hipotesis statistiknya dirumuskan

sebagai berikut.

1. 211

210

:

:

MM

MM

H

H

µµ

µµ

=

2. 211

210

:

:

PPKnPPkn

PPKnPPKn

H

H

µµ

µµ

φ

Page 37: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 37

3. 211

210

:

:

AgamaAgama

AgamaAgama

H

H

µµ

µµ

φ

Keterangan:

1Mµ = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan PPKn yang

diajar dengan metode pemberian tugas.

2Mµ = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama dan PPKn yang

diajar dengan metode ceramah bermedia

1PPKnµ = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar

dengan metode pemberian tugas

2PPKnµ = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar

dengan metode ceramah bermedia

1Agamaµ = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar

dengan metode pemberian tugas

2Agamaµ = Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diajar

dengan metode ceramah bermedia

Page 38: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimen semu (quasi), dengan rancangan

eksperimen tes awal tes akhir kelompok kontrol tanpa acak. Rancangan ini

dilakukan pada subyek kelompok tidak dilakukan acak (Sudjana dan Ibrahim,

2001: 44). Rancangan ini dipilih karena eksperimen dilakukan di kelas tertentu

dengan kelas yang telah ada. Dalam menentukan subyek untuk kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak memungkinkan mengubah kelas

yang telah ada. Dengan demikian randomisasi tidak bisa dilakukan. Dalam

menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak

terhadap kelas yang ada. Rancangan eksperimen ditunjukkan seperti Gambar 3.1

Kelompok Pretes Ubahan Bebas Postes

Eksperimen

Kontrol

T1

T1

X

_

T2

T2

Rancangan Tes awal Tes akhir Kelompok kontrol tanpa acak

Dimana T1 = Tes awal, T2 = Tes akhir, dan X = Perlakuan.

Pretes digunakan untuk melihat apakah kedua kelompok yang dijadikan

sampel penelitian sebelum perlakuan setara atau tidak. Untuk menguji hal ini

digunakan uji-t.

Sementara itu, penggunaan metode pembelajaran yang dibedakan atas

penggunaan metode penugasan untuk kelompok eksperimen dan metode ceramah

Page 39: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 39

bermedia untuk kelompok kontrol. Kegiatan guru dan siswa untuk kedua metode

pembelajaran yang digunakan diiktisarkan dalam Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.1 Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pelaksanaan Perlakuan Metode Pemberian Tugas

No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Mengidentifikasi pengetahuan & keterampilan yang harus dimiliki

1. Menentukan jenis pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan

2. Menentukan dan menyampaikan pengetahuan dan keterampilan bernilai tinggi yang harus dipelajari

3. Menjelaskan cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam kehidupan nyata di masyarakat

4. Menyajikan situasi yang saling bertentangan.

5. Mengemukakan pertanyaan/ masalah yang dapat memotivasi siswa untuk mengemukakan pendapatnya

1. Menuliskan jenis pengetahuan dan keterampilan yang akan dipelajari

2. Menuliskan prosedur yang diberikan guru

3. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal yang mereka miliki

2 Merancang tugas-tugas untuk assesmen kinerja

1. Menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas

2. Menyampaikan kompleksitas tugas yang diberikan

3. Menyampaikan kesesuaian tugas-tugas yang diberikan dengan kemampuan kognitif, sosial dan afektif yang hendak dicapai

4. Meminta siswa berusaha untuk mengumpulkan data informasi sebanyak-sebanyaknya tentang masalah yang mereka hadapi

5. Menyiapkan informasi yang dibutuhkan siswa

6. Memeriksa tampilnya masalah 7. Menjawab pertanyaan siswa 8. Menetapkan langkah-langkah

penyelesaian masalah dari jawaban siswa untuk dikaji lebih lanjut

1. Bertanya kepada guru untuk menggali informasi

2. Melakukan diskusi untuk merumuskan langkah-langkah penyelesaian masalah berkenaan dengan tugas yang diberikan guru

3. Menyampaikan langkah-langkah penyelesaian berkenaan dengan tugas yang diberikan guru.

3 Menyusun kriteria

1. Membimbing dan mengarahkan siswa dalam menyusun kriteria

1. Siswa mendiskusikan apa

Page 40: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 40

keberhasilan keberhasilan yang akan dicapai melalui proses pembelajaran

2. Meminta siswa untuk menyiapkan alat/bahan untuk mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan masalah sosial dan agama yang diberikan dalam buku panduan/praktikum.

3. Menyampaikan kriteria keberhasilan yang telah disepakati bersama siswa.

yang disampaikan guru berdasarkan pengalaman awal yang dimiliki.

2. Menulis kriteria-kriteria keberhasilan yang akan dicapai dalam tugas yang diberikan

3. Menyiapkan alat dan bahan secara berkelompok

4. Secara berkelompok melakukan langkah-langkah penyelesaian masalah yang diberikan dalam tugas

5. Bertanya seputar masalah dan proses penyelesaian masalah sosial dan keagamaan yang dilakukan.

6. Menganalisis kesesuaian langkah penyelesaian masalah dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Tabel 3.2 Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pelaksanaan Perlakuan

Metode Ceramah Bermedia No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Penyampaian

Tujuan Pembelajaran

Mempersiapkan siswa untuk belajar dan memotivasi siswa. Hal ini dilakukan dengan memberi penjelasan tentang materi pelajaran

Mendengarkan penjelasan guru tentang materi pelajaran. Dilanjutkan dengan mencatat tujuan pembelajaran

2. Demontrasi Pengetahuan

Mendemonstrasikan bahan pelajaran sesuai dengan

Memperhatikan Demonstrasi yang dilakukan guru dan

Page 41: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 41

atau keterampilan

petunjuk dalam buku teks mempelajari buku teks

3. Membimbing latihan dan pemberian umpan balik

Membimbing pelatihan kepada masing-masing kelompok dan mengulang penyampaian mengenai materi pelajaran apabila ada kelompok yang belum paham

Masing-masing kelompok berdiskusi dan menanyakan kepada guru apabila ada langkah-langkah yang belum dipahami

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba latihan tugas sesuai buku teks, untuk melihat tingkat pemahaman siswa

Menyuruh masing-masing kelompok untuk mengerjakan tugas latihan.

Masing-masing kelompok mengerjakan tugas yang sudah disiapkan oleh guru/yang sudah ada di buku teks. Kemudian mendengarkan penjelasan guru yang dilanjutkan dengan membuat tugas secara individu.

Sebelum menerapkan metode penugasan dan metode ceramah bermedia,

guru yang mengajar di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol diberikan

pelatihan tentang pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan dan

metode ceramah bermedia. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan jadwal

pelajaran yang ada di sekolah tempat pelaksanaan perlakuan.

Untuk meyakinkan bahwa rancangan penelitian layak untuk pengujian

hipotesis dilakukan pengontrolan validitas internal. Pengontrolan validitas internal

ini dilaksanakan agar hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan hasil belajar

PPKn siswa dapat dinyatakan sebagai hasil perlakuan eksperiman dan hasil

eksperimen dapat digeneralisasikan pada kondisi yang sama di luar perlakuan.

Pengontrolan validitas internal meliputi: (1) karakteristik subyek, (2) mortalitas

(3) lokasi, (4) instrumen, (5) pengukuran, (6) sejarah, (7) kematangan, (8) sikap,

(9) regresi, dan implementasi (Fraenkel and Wallen, 1993: 222-230).

Page 42: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 42

1. Karakteristik Subjek

Kelompok yang dijadikan subjek penelitian merupakan kelompok yang

setara dalam hal penyebaran siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan

rendah secara merata.

2. Mortalitas

Mortalitas atau kehilangan anggota sampel yang menjadi peserta eksperimen

akibat alasan tertentu. Mortalitas dikontrol dengan absen yang ketat selama

perlakuan berlangsung.

3. Lokasi

Lokasi tempat eksperimen dan fasilitas penunjang lainnya dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Lokasi ini terkontrol karena jumlah siswa untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama, demikian juga fasilitas

pembelajaran yang ada di kelas relatif sama.

4. Instrumentasi

Pengaruh instrumentasi dikontrol dengan menggunakan alat pengumpul data

yang valid dan reliabel

5. Pengukuran

Perbedaan prilaku yang ditunjukkan oleh tes awal dan tes akhir dapat

diakibatkan oleh kejadian di luar perlakuan. Tes awal dapat membuat siswa sadar

tentang apa yang akan dipelajari, membuat siswa lebih sensitif dan responsif

terhadap materi yang dipelajari. Pengaruh perbedaan prilaku ini dikontrol dengan

hanya membandingkan tes akhir dari masing-masing kelompok. Tes awal

dilaksanakan untuk melihat kesetaraan kedua kelompok sebelum perlakuan dan

menggunakan tes yang berbeda dengan tes akhir.

Page 43: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 43

6. Sejarah

Sejarah adalah kejadian-kejadian khusus yang bukan disebabkan oleh

perlakuan eksperimen tetapi dapat mempengaruhi respon subjek, dalam hal ini

hasil belajar pendidikan agama Islam dan hasil belajar PPKn siswa. Faktor sejarah

dikontrol dengan pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara

acak.

7. Kematangan

Kematangan terjadi karena perubahan subjek penelitian sesuai dengan

perjalanan waktu. Faktor kematangan dikontrol dengan pemberian perlakuan

dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama tetapi masih memenuhi persyaratan

penelitian. Dengan demikian, subjek penelitian tidak sampai mengalami

perubahan fisik maupun mental yang dapat mempengaruhi hasil belajar

pendidikan agama Islam dan PPKn siswa.

8. Regresi

Regresi statistik muncul karena adanya skor-skor yang ekstrem dalam

penelitian. Pengaruh regresi statistik dikontrol dengan menguji kesetaraan secara

statistik terhadap kedua kelompok sebelum perlakuan dimulai melalui tes

kesetaraan kelompok.

9. Implementasi

Pengaruh implementasi adalah kejadian tidak terduga yang dapat

menguntungkan salah satu kelompok. Pengaruh implementasi dikontrol dengan

menggunakan pengajar yang setara untuk kedua kelompok baik dari segi

pendidikan maupun pengalamannya. Untuk meminimalisasi bias yang terjadi

Page 44: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 44

akibat perlakuan guru dikontrol dengan melaksanakan proses pembelajaran sesuai

dengan skenario pembelajaran yang telah disusun.

B. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN I Suralaga dan SMPN 1 Sukamulia

Kabupaten Lombok Timur. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII

yang ada di SMPN 1 Suralaga dan SMPN 1 Sukamulia Kabupaten Lombok

Timur, tahun ajaran 2007/2008.

Pengambilan sampelnya menggunakan teknik random sampling. Langkah-

langkah penentuan sampel adalah sebagai berikut: pertama, dari ...... kelas VIII

yang ada di SMPN 1 Suralaga dan SMPN 1 Sukamulia, dipilih dua kelas secara

random sebagai kelompok eksperimen dan kontrol. Kedua, dari dua kelas tersebut

dirandom lagi untuk mendapatkan mana kelompok yang akan dijadikan sebagai

kelompok eksperimen (kelas yang diajar dengan menggunakan metode

penugasan) dan mana kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok kontrol

(kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah bermedia). Dari

hasil undian yang menjadi kelompok eksperimen adalah Kelas .....dan yang

menjadi kontrol adalah kelas ......

Page 45: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 45

Untuk mengetahui kesetaraan kedua kelompok yang terpilih digunakan

instrumen tes kesetaraan kelompok. Selanjutnya untuk menguji ada tidaknya

perbedaan rata-rata skor hasil tes kesetaraan kelompok digunakan uji-t (Sudjana,

2002) dengan rumus:

t =

nn

xx

S21

11

21

+

−−−

S2 = 2

2).1(1).1(

21

2

2

2

1

−+

−+−

nnsnsn

Keterangan:

_

1X = rata-rata skor hasil tes pada kelompok eksperimen

_

2X = rata-rata skor hasil tes pada kelompok kontrol

S = simpangan baku gabungan skor hasil tes kedua kelompok

S1= simpangan baku skor hasil tes kelompok eksperimen

S2 = simpangan baku skor hasil tes kelompok kontrol

n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen

n2 = jumlah siswa kelompok kontrol

Kriteria pengujian: jika t-hitung < t-tabel pada derajat kebebasan n1 + n2 -2 dan

taraf signifikansi 5%, maka kelompok dinyatakan setara (tidak berbeda secara

signifikan).

C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menjawab permasalahan

yang telah diajukan, maka dilakukan pengumpulan data dengan instrumen.

Page 46: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 46

Metode pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

C.1 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: (1) hasil belajar

pendidikan agama Islam dan (2) hasil belajar PPKn yang dikumpulkan dengan

metode tes.

C.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data sebelumnya dilakukan

uji coba instrumen untuk menguji validitas item dan menghitung reliabilitas alat

ukur. Uji coba dilakukan dengan melibatkan siswa kelas VIII sebanyak 160 siswa

di SMPN 1 Selong.

1) Validitas Butir Tes Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan PPKn

Untuk mengetahui validitas butir tes hasil belajar digunakan korelasi point

biserial ( pbisr ) dengan rumus sebagai berikut.

q

p

SDt

tXpXrpbis

)( −=

Keterangan :

pX = rata-rata testee yang menjawab butir soal dengan benar

tX = rata-rata skor total untuk semua testee SDt = simpangan baku total semua testee p = proporsi testee yang dapat menjawab benar butir soal yang bersangkutan q = 1-p

Page 47: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 47

Kriteria butir soal dalam kategori valid jika pbisr hitung > pbisr tabel pada

taraf signifikansi 5%. Tes hasil belajar diujicobakan terhadap 160 siswa kelas

VIII di SMPN 1 Selong. Setelah itu dianalisis dengan program Microsoft Excel

2) Reliabilitas Tes Hasil Belajar

Reliabilitas tes hasil belajar dihitung dengan rumus Kuder- Richardson 20

(K-20), dengan rumus sebagai berikut.

KR – 20 = ( )

∑2

2

1t

t

SD

pqSD

k

k

Keterangan: k = banyaknya butir soal

P = proporsi peserta tes yang menjawab benar

q = 1-p

Semua butir tes hasil belajar pendidikan agama Islam dan PPKn siswa

yang valid selanjutnya dihitung Reliabilitasnya dengan menggunakan rumus

Kuder-Richardson 20 (KR-20) melalui program Microsoft Excel.

D. Metode Analisis Data

Data hasil pengukuran dianalisis secara bertahap sesuai dengan variabel

masing-masing untuk menjawab permasalahan penelitian.

D.1 Deskripsi Data

Untuk mendeskripsikan kualitas hasil belajar siswa, maka digunakan analisis

univariat. Kualifikasi dideskripsikan atas dasar skor rerata ideal (Mi) dan

simpangan baku ideal (SDi). Dengan menggunakan lima jenjang kualifikasi, maka

kriterianya dapat disusun seperti Tabel 3.1 di bawah ini.

Page 48: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 48

Tabel 3.3 Pedoman Konversi Kecendrungan Data Hasil Belajar siswa pada

Pelajaran Agama dan PPKn

No Kriteria Kualifikasi

1 > (Mi + 1,5 Sdi) Sangat Tinggi

2 (Mi + 0,5 SDi) s/d (Mi + 1,5 SDi) Tinggi

3 (Mi – 0,5 SDi) s/d (Mi + 0,5 SDi) Sedang

4 (Mi – 1,5 SDi) s/d (Mi – 0,5 SDi) Rendah

5 < (Mi – 1,5 Sdi) Sangat Rendah

Keterangan :

Mi = rata-rata ideal

= 21 ( skor maksimum ideal + skor minimum ideal )

SDi = simpangan baku ideal

= 61 ( skor maksimum ideal – skor minimum ideal )

D.2 Uji Persyaratan Analisis

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa hasil belajar Agama (Y1) dan hasil

belajar PPKn (Y2) tidak berkorelasi secara signifikan. Selanjutnya dilakukan

pengujian asumsi untuk mengetahui apakah data yang tersedia dapat dianalisis

dengan statisitik parametrik atau tidak. Berkaitan dengan statistik yang digunakan

untuk analisis data dalam penelitian ini maka uji asumsi yang dilakukan meliputi

uji normalitas, uji linieritas, uji homogenitas dan uji korelasi antar variabel

tergantung (Nurosis, 1990:72).

1) Pengujian Normalitas

Page 49: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 49

Pengujian normalitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis dengan statistik

dapat dilakukan. Uji normalitas sebaran data menggunakan bantuan SPSS-10 for

Windows melalui Steam and leaf plot (Nurosis, 1990:74-75) dan uji Kolmogorov-

Smirnov.

Kriteria pengujian data berdistribusi normal jika angka signifikansi yang

diperoleh dalam Kolmogorov-Smirnov lebih dari 0,05 dan dalam hal lain sebaran

data tidak berdistribusi normal.

2) Pengujian Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih

kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama.

Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji kesamaan varian-kovarian

menggunakan SPSS-10 for windows melalui uji Box’s M untuk uji homogenitas

secara bersama-sama dan dengan uji Levene’s untuk uji homogenitas secara

terpisah (Hair, at.all, 1998: 375). Keriteria pengujian: data memiliki matriks

varians-kovarian yang sama (homogen) jika signifikansi yang dihasilkan dalam uji

Box’s M dan uji Levene’s lebih dari 0,05 dan data tidak berasal dari populasi yang

homogen jika signifikansi yang dihasilkan dalam uji Box’ M dan uji Levene’s

kurang dari 0,05.

3) Pengujian Linieritas dan Korelasi

Sebelum dilakukan uji korelasi terlebih dahulu dilakukan uji linieritas dan

uji regresi linier. Pengujian linieritas adalah untuk mengetahui bentuk hubungan

antara variabel dependent (terikat) dan idependent (bebas). Linieritas diuji melalui

uji F, dengan menggunakan lajur Deviation from Linierity, sedangkan untuk

Page 50: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 50

melihat keberartian arah regresinya melalui lajur Linierity. Kriteria pengujian

adalah: (a) uji linieritas pada lajur Deviation from Linierity, jika angka

signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 maka dinyatakan bentuk

regresinya linier, (b) uji keberartian arah regresi pada lajur Linierity, jika

signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan arah regresi

berarti. Analisisnya dilakukan dengan bantuan program SPSS10 for Windows.

Uji regresi dilakukan melalui uji regresi linier sederhana melalui uji F.

Persamaan regresi adalah bXaY +=∧

dengan:

a = konstanta ∧

Y = prestasi belajar siswa pada pelajaran Agama Islam dan PPKn b = arah regresi X = metode pembelajaran

Kriteria pengujian: metode regresi bisa dipakai untuk menguji prestasi

belajar siswa pada pelajaran Agama Islam dan PPKn jika angka signifikansi yang

dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Analisisnya dilakukan dengan bantuan program

SPSS10 for Windows.

Pengujian korelasi metode pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada

pelajaran agama Islam dan PPKn dilakukan menggunakan bantuan SPSS10 for

Windows melalui uji korelasi Pearson. Kriteria pengujian: data berkorelasi jika

angka signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05.

4) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan uji analisis varian (ANAVA) 2 x 2 faktorial

(satu jalur). Desain uji hipotesis yang akan dilakukan mengikuti tabel berikut.

Page 51: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 51

Tabel 3.4: Rancangan ANAVA 1 Jalur (Faktorial 2 x 2) Mata Pelajaran (A) Metode Belajar (B)

A1

(AGAMA ISLAM)

A2

(PPKn)

Pemberian Tugas (B1)

A1B1 A2B1

Ceramah Bermedia (B2)

A1B2 A2B2

Keterangan: A = Mata Pelajaran (A1 = Agama Islam; A2 = PPKn) B = Metode Belajar (B1 = Pemberian Tugas; B2 = Ceramah Bermedia) Y = Hasil Belajar

Data yang dihasilkan dalam penelitian tersebut kemudian dihitung

menggunakan program SPSS10 for Windows.

Tabel Ringkasan Anava 1 Jalur (2x2 faktorial) Ftab SV JK Db MK Fh

5% 1% Antar A ( ) ( )

∑∑∑

−N

X

n

X tot

A

A

22

….. ….. ….. …… …..

Antar B ( ) ( )∑ ∑∑

−N

X

n

X tot

B

B

22

….. ….. ….. …… …..

Inter AB ( ) ( )∑ ∑∑

−−− BA

tot

AB

AB JKJKN

X

n

X22

….. ….. ….. …… …..

Dalam ( )∑ ∑

∑−

AB

AB

totn

XX

2

2

….. ….. ….. …… …..

Total ( )N

XX

tot

tot

2

2 ∑∑ −

….. ….. ….. …… …..

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika F hitung > F tabel, dengan derajat kebebasan (dk = a-1, N-a) dan taraf

signifikansi 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika hasil uji ANAVA signifikan, artinya hipotesis pertama sudah terjawab bahwa

terdapat perbedaan, selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan uji t-Scheffe untuk

menguji hipotesis kedua dan ketiga, rumus yang digunakan adalah:

Page 52: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 52

n

xMK

XXt

d

ji

ji2

−−

−= , dimana db t = db dalam

Kriteria pengambilan keputusan:

Tolak H0 jika t hitung > t tabel dengan taraf kebebasan (dk = db dalam) dan taraf

signifikansi 5%. Sebaliknya terima H0 jika t hitung < t tabel dengan taraf

kebebasan (dk = db dalam) dan taraf signifikansi 5%.

Hasil perhitungan dengan cara manual ini akan disandingkan dengan hasil

pengujian menggunakan bantuan program SPSS10 for windows.

Page 53: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa

pada pelajaran PPKn sebagai hasil perlakuan antara penerapan metode ceramah

bermedia dan metode pemberian tugas. Penelitian ini menggunakan rancangan

eksperimen pre-test post-test kelompok kontrol tanpa acak dengan menggunakan

Anova satu jalur (2x2 faktorial) sebagai alat analisis datanya. Oleh karena itu,

data penelitian ini dideskripsikan berdasarkan kelompok data sebagai berikut.

1 Deskripsi Data hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dan Agama di

SMPN 1 Suralaga

Tabel 4.1: Data Penelitian di SMPN 1 Suralaga

Kelompok A1 Kelompok A2 No

Y1 Y2 Y1 Y2

1 18 18 17 16

2 21 19 18 17

3 24 23 23 19

4 20 21 19 20

5 21 23 19 19

6 20 23 18 22

7 21 22 20 24

8 17 21 17 20

9 21 20 18 19

10 23 22 20 18

11 17 19 16 17

12 20 18 20 18

13 18 21 17 20

14 15 18 14 17

15 23 24 20 20

16 20 22 18 21

17 20 21 20 20

18 19 21 18 18

19 18 15 16 14

20 21 21 20 18

21 20 21 18 22

22 19 21 17 19

23 21 17 18 17

Page 54: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 54

24 19 23 18 21

25 21 18 20 16

26 18 17 15 18

27 20 21 17 20

28 25 26 24 24

29 20 21 18 19

30 18 22 21 21

31 20 21 18 19

32 18 20 19 18

33 21 21 20 19

34 18 16 19 16

N 34 34 34 34 Rata-rata 19.85294 20.5 18.52941 19

SD 2.061661 2.36451 2.01863 2.201928

Varian 4.250446 5.590909 4.074866 4.848485

Keterangan:

A1 : Metode Pemberian Tugas

A2 : Metode Ceramah Bermedia

Y1 : Hasil Belajar PPKn

Y2 : Hasil Belajar Agama

2. Data Hasil Penelitian di SMPN 1 Sukamulia

Kelompok A1 Kelompok A2 No

Y1 Y2 Y1 Y2

1 17 20 16 19

2 20 20 18 17

3 21 24 20 20

4 23 23 21 21

5 19 23 16 20

6 15 23 15 19

7 16 25 15 23

8 23 22 19 20

9 20 20 16 19

10 16 22 15 20

11 17 19 15 17

12 20 18 20 18

13 18 21 15 20

14 15 18 14 17

15 22 24 20 20

16 20 22 18 21

Page 55: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 55

17 20 21 20 20

18 15 21 14 18

19 16 15 14 14

20 16 21 15 18

21 23 21 18 22

22 21 21 17 19

23 20 17 18 17

24 16 23 18 21

25 19 18 16 16

26 17 17 15 18

27 16 21 15 20

28 18 26 15 24

29 20 21 19 19

30 16 22 15 21

31 20 21 20 19

32 19 20 18 18

33 23 21 20 19

34 24 16 20 16

N 34 34 34 34 Rata-rata 18.85294 20.79412 17.05882 19.11765

SD 2.687032 2.495808 2.228482 2.04146

Varian 7.220143 6.229055 4.966132 4.167558

B. Analisis Data

1. Analisis Data SMPN 1 Suralaga

Variabel hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn diukur dengan tes dengan

jumlah pertanyaan 26 butir soal, dengan skor minimum ideal = 0 dan skor

maksimum ideal = 26, sehingga diperoleh rata-rata ideal = 13, dan standar deviasi

ideal = 4.33. Berdasarkan rata-rata ideal dan standar deviasi ideal tersebut, skor

hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dapat diklasifikasikan sebagai tertera

dalam Tabel 4.2

Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn

No Kriteria Interval Kualifikasi

1 > (Mi + 1,5 SDi) >19.49 Sangat Tinggi

2 (Mi + 0,5 SDi) s/d (Mi + 1,5 SDi ) 15,16 – 19,49 Tinggi

Page 56: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 56

3 (Mi - 0,5 SDi) s/d (Mi + 0,5 SDi ) 10,83 –15,16 Sedang

4 (Mi - 1,5 SDi) s/d (Mi - 0,5 SDi ) 6,51 – 10,83 Rendah

5 < (Mi - 1,5 SDi) <6,51 Sangat Rendah

Hasil pengukuran terhadap variabel hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn

memberikan hasil seperti dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor hasil belajar Siswa pada Pelajaran PPKn

Metode Pembelajaran Statistik

Pemberian Tugas Ceramah Bermedia

N 34 34

X 19.85 18.53

SD 2.06 2.02

SD2 4.25 4.07

Pengukuran hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn, untuk kelompok

siswa yang mengikuti metode pemberian tugas mempunyai rata–rata 19,85,

sedangkan untuk kelompok siswa yang mengikuti metode ceramah bermedia

mempunyai rata-rata 18,53. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar siswa pada

pelajaran PPKn yang mengikuti metode pemberian tugas sangat tinggi dan rata-

rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah bermedia tergolong

tinggi.

Hasil Pengukuran variabel hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn untuk

setiap kelompok data dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1) Data hasil belajar pada Pelajaran PPKn Siswa yang mengikuti Metode

Pemberian Tugas dan Ceramah bermedia

Page 57: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 57

Pengukuran hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn, untuk kelompok

siswa yang mengikuti metode pemberian tugas mempunyai rata-rata 19,85 dan

simpangan baku 2,06. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar siswa pada pelajaran

PPKn yang mengikuti metode pemberian tugas tergolong sangat tinggi, dengan

variasi perolehan skor pada kelompoknya sebesar 4,25.

2. Analisis Data SMPN 1 Sukamulia

Pengukuran hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn, untuk kelompok

siswa yang mengikuti metode pemberian tugas adalah 18,75 dengan simpangan

baku 2.68 sedangkan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah

bermedia mempunyai rata rata 17,05 dan simpangan baku 2,23. Hal ini berarti

rata-rata hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn yang mengikuti metode

pemberian tugas dan metode ceramah bermedia tergolong tinggi, dengan variasi

perolehan skor pada kelompoknya sebesar 7,22 dan 4,96.

Sedangkan hasil belajar siswa pada pelajaran Agama, untuk kelompok

siswa yang mengikuti metode pemberian tugas adalah 20,79 dengan simpangan

baku 2.49 sedangkan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah

bermedia mempunyai rata rata 19,11 dan simpangan baku 2,04. Hal ini berarti

rata-rata hasil belajar siswa pada pelajaran Agama yang mengikuti metode

pemberian tugas dan metode ceramah bermedia tergolong tinggi, dengan variasi

perolehan skor pada kelompoknya sebesar 6,23 dan 4,17.

Page 58: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 58

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

1.1 Uji Normalitas Data SMPN 1 Suralaga

Uji normalitas dilakukan terhadap kelompok data hasil belajar siswa pada

mata pelajaran PPKn dan Agama, yang diajarkan dengan Metode Pemberian tugas

dan Metode ceramah bermedia. Hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dan Agama yang diajar dengan metode Pemberian tugas dan ceramah bermedia SMPN 1 Suralaga

Tests of Normality

.171 34 .013 .952 34 .240

.162 34 .024 .948 34 .177

.231 34 .000 .951 34 .216

.119 34 .200* .968 34 .486

X1.00

2.00

1.00

2.00

Y1

Y2

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Keterangan:

Y1, 1 = Data Hasil Belajar pada pelajaran PPKn untuk kelompok siswa

yang diajar dengan metode pemberian tugas

Y1, 2 = Data hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn untuk kelompok

siswa yang diajar dengan metode ceramah bermedia

Y2, 1 = Data hasil belajar siswa pada pelajaran Agama untuk kelompok

siswa yang diajar dengan Metode pemberia tugas

Y2, 2 = Data hasil belajar siswa pada pelajaran Agama untuk kelompok

siswa yang diajar dengan Metode ceramah bermedia

Page 59: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 59

Hasil pengujian normalitas seperti tertera dalam Tabel di atas

menunjukkan bahwa nilai-nilai statistik Shapiro-Wilk semua menunjukkan angka

signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, secara keseluruhan

sebaran data hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dan Agama berdistribusi

normal.

1.2 Uji Normalitas Data SMPN 1 Sukamulia

Tests of Normality

.150 34 .051 .920 34 .022

.205 34 .001 .875 34 .010**

.180 34 .007 .964 34 .418

.127 34 .181 .975 34 .663

X1.00

2.00

1.00

2.00

Y1

Y2

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

This is an upper bound of the true significance.**.

Lilliefors Significance Correctiona.

Hasil pengujian normalitas seperti tertera dalam Tabel di atas menunjukkan

bahwa nilai-nilai statistik Shapiro-Wilk semua menunjukkan angka signifikansi

yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, secara keseluruhan sebaran data

hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dan Agama berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas

2.1 Uji Homogenitas Data SMPN 1 Suralaga

Test of Homogeneity of Variance

.000 1 66 .996

.007 1 66 .933

.007 1 65.871 .933

.003 1 66 .957

.251 1 66 .618

.006 1 66 .939

.006 1 63.937 .939

.211 1 66 .648

Based on Mean

Based on Median

Based on Median andwith adjusted df

Based on trimmed mean

Based on Mean

Based on Median

Based on Median andwith adjusted df

Based on trimmed mean

Y1

Y2

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Page 60: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 60

Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk menguji bahwa setiap kelompok

yang akan dibandingkan memiliki variansi yang sama. Dengan demikian

perbedaan yang terjadi dalam uji hipotesis benar-benar berasal dari perbedaan

antara kelompok, bukan akibat dari perbedaan yang terjadi di dalam kelompok.

Uji homogenitas dilakukan terhadap kelompok data hasil belajar siswa pada

pelajaran PPKn dan Agama yang diajar dengan metode pemberian tugas dan

ceramah bermedia.

Pada tabel di atas tampak bahwa Based on Mean untuk Y1 memiliki

signifikansi 0,996 dan Y2 memiliki signifikansi 0,618

Dengan demikian berarti bahwa matrik varians-kovarians pada variabel

hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dan Agama adalah homogen.

2.2 Uji Homogenitas Data SMPN 1 Sukamulia

Test of Homogeneity of Variance

.982 1 66 .325

.762 1 66 .386

.762 1 62.021 .386

1.041 1 66 .311

.750 1 66 .390

.504 1 66 .480

.504 1 62.102 .480

.703 1 66 .405

Based on Mean

Based on Median

Based on Median andwith adjusted df

Based on trimmed mean

Based on Mean

Based on Median

Based on Median and

with adjusted df

Based on trimmed mean

Y1

Y2

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Page 61: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 61

C. PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian. Rumusan

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hipotesis pertama

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode

pembelajaran pemberian tugas dan ceramah bermedia terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dan Agama di SMPN 1

Suralaga dan SMPN 1 Sukamulia

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode

pembelajaran pemberian tugas dan ceramah bermedia terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dan Agama di SMPN 1

Suralaga dan SMPN 1 Sukamulia

2. Hipotesis kedua

Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn

dan Agama antara siswa yang diajar dengan metode pemberian tugas dan

metode cemarah bermedia pada siswa kelas VIII di SMPN 1 Suralaga

dan SMPN 1 Sukamulia

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dan

Agama antara siswa yang diajar dengan metode pemberian tugas dan

metode cemarah bermedia pada siswa kelas VIII di SMPN 1 Suralaga

dan SMPN 1 Sukamulia

Page 62: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 62

1. Pengujian Hipotesis SMPN 1 Suralaga

1.1 Pengujian hipotesis pertama

Berdasarkan hasil analisa diperoleh hasil bahwa harga R square 0,291 atau

dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran dapat memprediksikan hasil

belajar siswa sebesar 29,10% dan dapat juga dikatakan bahwa metode

pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sebesarn 29,10%

sisanya adalah pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut.

Model Summary

.540a .291 .281 1.8083

Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Y2a.

1.2 Pengujian hipotesis kedua

ANOVA

29.779 1 29.779 7.154 .009

274.735 66 4.163

304.515 67

38.250 1 38.250 7.328 .009

344.500 66 5.220

382.750 67

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Y1

Y2

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa F hitung = 7,154 untuk mata

pelajaran PPKn dan 7, 328 untuk pelajaran Agama. Sedangkan nilai

signifikansi yang diperoleh pada tabel adalah 0,009. ini berarti bahwa nilai

probabilitas yang diperoleh lebih kecil daripada nilai signifikansi yang telah

Page 63: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 63

ditetapkan yaitu sebesar 5% atau 0,05. maka Ho diterima. Berarti tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran

terhadap hasil belajar PPKn dan hasil belajar Agama Siswa.

2. Pengujian Hipotesis SMPN 1 Sukamulia

2.1 Pengujian hipotesis pertama

Berdasarkan hasil analisa diperoleh hasil bahwa harga R square 0,024 atau

dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran dapat memprediksikan hasil

belajar siswa sebesar 2,40% dan dapat juga dikatakan bahwa metode

pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sebesarn 2,40% sisanya

adalah pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut.

Model Summary

.156a .024 .010 2.4038

Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Y1a.

2.2 Pengujian hipotesis kedua

ANOVA

47.779 1 47.779 9.191 .003

343.088 66 5.198

390.868 67

54.721 1 54.721 8.981 .004

402.147 66 6.093

456.868 67

Between Groups

Within Groups

Total

Between Groups

Within Groups

Total

Y2

Y1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 64: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 64

Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa F hitung = 9,191 untuk mata

pelajaran PPKn dan 8,981 untuk pelajaran Agama. Sedangkan nilai signifikansi

yang diperoleh pada tabel adalah 0,003 dan 0,004. ini berarti bahwa nilai

probabilitas yang diperoleh lebih kecil daripada nilai signifikansi yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 5% atau 0,05. maka Ho diterima. Berarti tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran terhadap hasil

belajar PPKn dan hasil belajar Agama Siswa

Page 65: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 65

BAB V

PEMBAHASAN

A. PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL

BELAJAR PPKn DAN AGAMA

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat dinyatakan

bahwa baik di SMPN 1 Suralaga dan SMPN 1 Sukamulia masing-masing

terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pemberian tugas

terhadap hasil belajar PPKn dan Agama. Hal ini terjadi karena siswa bebas

mengeksplorasikan pengetahuannya melalui tugas-tugas yang diberikan oleh

guru.

Dengan metode pemberian tugas siswa termotivasi untuk belajar lebih giat

karena merasakan adanya kebebasan untuk mengeluarkan ide-idenya dalam

mengungkap permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru. Selain itu

juga, faktor persaingan untuk berusaha menjadi yang terbaik dari sekian siswa

menjadikan proses pembelajaran lebih hidup dan tidak gersang seperti yang

biasa terjadi diruang kelas yang penuh dengan tekanan, dalam proses

pembelajaran seperti ini guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi

proses pembelajaran bagi peserta didik.

Metode pemberian tugas didasarkan pada dasar pemikiran/alasan bahwa

semakin banyak tanggung jawab yang diemban oleh peserta untuk proses

belajar mereka sendiri, maka semakin efektif pelatihan atau pendidikan

tersebut. Keuntungannya adalah :

Para peserta didik menggunakan keahlian seperti sintesis (menyatukan) dan

analisis

§ Peserta tersebut terlibat secara aktif

Page 66: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 66

§ Peserta berinteraksi dengan dan belajar dari satu sama lain

§ Tidak diperlukan bahan-bahan belajar dalam jumlah banyak

§ Para peserta dapat bekerja dalam suatu lingkungan yang sama dengan

dunia nyata

§ Beberapa metode pembelajaran dapat digunakan

Beberapa kelemahannya adalah:

§ Pembelajaran mungkin dapat — atau terlihat — lebih mahal

§ Tahapan instruksi lebih didasarkan pada kelompok daripada peserta secara

individual

§ Peran instruktur tidak didefinisikan secara jelas

§ Terdapat kebutuhan untuk fasilitas tambahan untuk memungkinkan

kelompok bekerja, dll.

§ Proses pembelajaran relatif memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah

bahan yang dihadapi

B. PENGARUH METODE CERAMAH BERMEDIA TERHADAP HASIL

BELAJAR PPKN DAN AGAMA

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat dinyatakan

bahwa baik di SMPN 1 Suralaga maupun di SMPN 1 Sukamulia masing-

masing terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode ceramah

bermedia terhadap hasil belajar PPKn dan Agama Siswa. Hal ini dikarenakan

dalam setiap proses pembelajaran guru tidak bisa menyampaikan materi hanya

dengan jalan membagi-bagi buku atau tulisan-tulisan yang berisikan tes

ataupun keterangan-keterangan yang menyangkut isi bahan ajaran. Metode

ceramah bermedia juga baik untuk meningkatkan daya ingat siswa.

Page 67: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 67

Walaupun memang, metode ceramah bermedia ini sama saja dengan

ceramah-ceramah yang diberikan oleh guru selama ini. Dimana guru

memposisikan diri sebagai sosok yang maha tahu dan siswa mendengarkan

dengan baik apapun yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran

di kelas.

Page 68: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 68

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Dari hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian sebagaimana diungkap

pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pemberian

tugas dan ceramah bermedia terhadap hasil belajar PPKn dan Agama

Siswa Kelas VIII di SMPN 1 Suralaga dan SMPN 1 Sukamulia.

2. Tidak Terdapat Perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang

diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas dan metode ceramah

bermedia pada mata pelajaran PPKn dan Agama di kelas VIII di SMPN 1

Suralaga dan Sukamulia.

B. SARAN-SARAN

Agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik, perlu dilakukan telaah kritis

terhadap kebutuhan belajar siswa, dimana siswa dijadikan sebagai subyek belajar

dalam proses belajar mengajar bukannya sebagai obyek yang siap menerima

apapun yang disampaikan guru di dalam kelas. Untuk itu disarankan agar:

1. Guru PPKn dan Agama lebih banyak membuka dan membaca informasi

terbaru mengenai program pembelajaran lebih khususnya menyangkut

metode pembelajaran PPKn dan Agama melalui internet, buku dan koran.

Sehingga apa yang disampaikan di dalam kelas nantinya match (sesuai)

dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian juga proses

pembelajaran akan semakin lancar.

Page 69: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 69

2. Siswa sebaiknya dibiasakan untuk berpikir mandiri dan menyelesaikan

masalahnya sendiri melalui media pembelajaran yang sudah disediakan

oleh guru maupun orang tua di rumah. Dalam hal ini, guru sebaiknya

menjadi fasilitator, kawan, dan atau saudara bagi peserta didik yang selalu

siap memberikan arahan ketika siswa menemukan masalah dalam proses

berpikirnya

Page 70: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 70

DAFTAR PUSTAKA

Ali. M. 2000. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru

Algesindo Offset. Anam, Saipul. 2005. Indra Djati Sidi Dari ITB Untuk Pembaruan Pendidikan.

Jakarta: PT. Mizan Publika. Arends, Richard. 1997. Classroom Instruction and Management. New York:

McGraw-Hill Book co. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program

Pendidikan Pedoman Teoretis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs & Asghar Razavieh. t.t. Pengantar Penelitian

Dalam Pendidikan, Penterjemah Arief Furchan, Surabaya: Usaha Nasional.

________. 2003. Indikator kinerja dewan pendidikan dan komite sekolah. Jakarta

: Proyek Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan. Azwar, Saifuddin. 2002. Pengantar Psikologi Intelegensi, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Bloom, B.S. etc. 1971. Handbook on Formative and Summative Evaluation of

Student Learning. New York: McGraw-Hill Book Co. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Depdikbud Kab. Lombok Timur. 2004. Rencana Pengembangan Pendidikan

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2004 – 2008. Selong: Depdikbud. Depdikbud Kab. Lombok Timur. 2002. Rencana Strategik Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Tahun 2003 – 2007. Selong: Depdikbud. Dimiyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta Faure, Edgar. et.al. 1972. Belajar Untuk Hidup Dunia Pendidikan Hari Ini dan

Hari Esok. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Page 71: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 71

Fernandes, H.J.X. 1984. Evaluation of Educational Programs. Jakarta: National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development.

Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluatif

Research in Education. Singapore: McGraw-Hill, Inc. Freire, Paulo, Ivan Illich, Erich Fromm, dkk. 2006. Menggugat Pendidikan

Fundamentalis Konservatif Liberal Anarkis, Cetakan ke VI, Penerjemah Omi Intan Naomi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Guilford, J.P. 1973. Psichologycal Testing. McGraw-Hill Book Company, Inc.

New York. _________, 1956. Fundamental Statistics in Pshycology and Education.

McGraw-Hill Book Company, Inc. New York. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo Hassan , Muhammad Kamal, 1987. Modernisasi Indonesia: Respon Cendekiawan

Muslim. Alih bahasa Ahmadie Thaha, Jakarta, Lingkaran Studi Indonesia (LSI).

Isaac, Stephen & William B. Michael. 1971. Handbook in Research and

Evaluation A Collection of Principles, Methods, and Strategies in the Planning, Design, and Evaluation of Studies in Education and the Behavioral Sciences, California: Robert R. Knapp Publisher.

Jalal, Fasli & Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks

Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Joni, T. Raka. 1986. Strategi Belajar Mengajar, Suatu Tinjauan Pengantar,

Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Ditjen Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Joyce & Weil. 1986. Model of Teaching. New Jersey. Prentice-Hall.Inc. Kardi, S.Nur. M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: UNESA-Press. Popham, W. James. 1993. Educational Evaluation. Allyn Bacon. Boston Powers, Jeanne M. 2004. Increasing Equity and Increasing School Performance—

Conflicting or Compatible Goals?. California: http://epaa.asu.edu/epaa/v12n10/

Riduwan & Akdon, 2006. Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistika Untuk

Penelitian (Administrasi Pendidikan-Bisnis-Pemerintahan-Sosial- kebijakan-ekonomi-Hukum-Manajemen-Kesehatan). Alfabeta. Jakarta

Page 72: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 72

Sadia, I Wayan. 1996. “Pengembangan Model Belajar Konstruktivis dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama (SMP)”. Disertasi (Tidak dipublikasikan). Bandung: Program Pascarsarjana IKIP Bandung.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta. Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. Sudjana dan Inda Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru. Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Proyek pendidikan Guru Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suparno, Paul. 1977. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius. Thorndike, Robert M. 1997. Measurement And Evaluation in Psychology and

Education. Prentice-Hall, Inc. New Jersey. Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma baru pendidikan nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Tirta, I Made dan Agus Abdul Gani. 2007. KBK dan Daya Dukungnya. Lembaga

Pembinaan dan Pengembangan Universitas Jember. Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-

Aplikasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 73: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 73

DAFTAR ISI Halaman Judul .........................................................................................................i Halaman Pengesahan ..............................................................................................ii Kata Pengantar .......................................................................................................iii Daftar Isi ................................................................................................................iv BAB I: PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7

C. Batasan Masalah ......................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9

F. Manfaat/Kegunaan Penelitian...................................................................... 9

G. Asumsi Penelitian ..................................................................................... 11

H. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian.............................................. 12

I. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................................. 13

BAB II: LANDASAN TEORETIK.................................................................... 16

A. Hakikat Belajar Mengajar.......................................................................... 16

B. Metode Penugasan dalam Pembelajaran .................................................... 21

C. Metode Ceramah Bermedia ....................................................................... 26

D. Prestasi Belajar.......................................................................................... 32

E. Kerangka Berpikir..................................................................................... 33

F. Hipotesis ................................................................................................... 36

BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................... 38

A. Desain Penelitian....................................................................................... 38

B. Populasi dan Sampel ................................................................................. 44

C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen ................................................ 45

C.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 46

C.2 Instrumen Penelitian ........................................................................... 46

D. Metode Analisis Data ................................................................................ 47

D.1 Deskripsi Data ..................................................................................... 47

D.2 Uji Persyaratan Analisis....................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 53

Page 74: TESIS PENDIDIKAN AGAMA

Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com 74