tugas pendidikan agama islam

25
1 TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (RESUME BAB 11, BAB 13, BAB 14, DAN BAB 16) KELOMPOK 9 DISUSUN OLEH: ANNISA MARYATIM AMINAH (121111005) BAKHRUL ALIM NUR CHOLID (121111008) LIGNA AUGISTA NIRVANA (121111017) KELAS: 1A-KGE POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Upload: ligna-augista-nirvana

Post on 30-Nov-2015

95 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pendidikan Agama Islam

1

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(RESUME BAB 11, BAB 13, BAB 14, DAN BAB 16)

KELOMPOK 9

DISUSUN OLEH:

ANNISA MARYATIM AMINAH (121111005) BAKHRUL ALIM NUR CHOLID (121111008) LIGNA AUGISTA NIRVANA (121111017)

KELAS: 1A-KGE

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TAHUN AJARAN 2012-2013

Page 2: Tugas Pendidikan Agama Islam

2

DAFTAR ISI

Daftar isi …………………………………………………………………………………… 2

Kata Pengantar …………………………………………………………………………….. 3

Isi …………………………………………………………………………………………... 4

1. BAB 11. TAQWA…………………………………………………………………. 4A. Pengertian, Ruang Lingkup, dan Kedudukan Taqwa……………………… 4B. Aktualisasi Taqwa ………………………………………………………… 4C. Kaffah dan Insan Kamil sebagai Indikator Taqwa ………………………… 5

2. BAB 13. KEBUDAYAAN DALAM ISLAM ……………………………………. 6A. Manusia sebagai Makhluk Berbudaya …………………………………….. 6B. Hakikat Kebudayaan ……………………………………………………… 6C. Konsep Kebudayaan dalam Islam ………………………………………… 6D. Sejarah Intelektual Islam ………………………………………………….. 7E. Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam ……………………………………. 7

3. BAB 14. SISTEM POLITIK ISLAM …………………………………………….. 8A. Pengertian Sistem Politik Islam …………………………………………... 8B. Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Politik Islam ………………………………. 8C. Kepemimpinan dalam Sistem politik Islam …………………………….... 8D. Politik Keuangan dalam Islam …………………………………………… 9E. Prinsip-Prinsip Politik Luar Negeri dalam Islam ………………………… 10F. Konstribusi Umat Islam Terhadap Kehidupan Politik di Indonesia ……... 10

4. BAB 16. MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAANUMAT …………………………………………………………………… 11

A. Konsep masyarakat Madani ……………………………………………… 11B. Ciri-Ciri Masyarakat madani …………………………………………….. 12C. Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani ……………. 13D. Sistem Ekonomi Islam dan Kesejahrteraan Umat ……………………….. 13E. Karakteristik Bisnis Islami ………………………………………………. 16F. Manajemen Zakat dan Wakaf sebagai Instrumen Kesejahteraan

Umat……………………………………………………………………… 17

Penutup …………………………………………………………………………………… 19

Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 19 Referensi ………………………………………………………………………….. 19

Page 3: Tugas Pendidikan Agama Islam

3

Bab 11TAQWA

A. Pengertian, Ruang Lingkup, dan Kedudukan TaqwaTaqwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketaqwaan merupakan keseluruhan sikap yang terdiri dari aspek keimanan yaitu beriman kepada adanya yang ghaib, kitab-kitab Allah dan hari akhirat. Aspek ritual yaitu shalat. Aspek social yaitu zakat dan infaq, dan aspek emosional yaitu menahan amarah dan memberi maaf serta adanya sikap sadar akan dosa. Orang yang taqwa digambarkan:

{3} �اه�م� ق�ن ز� ر� �ف�ق�ون� �ن �ون� ي �ؤ�م�ن ي �ب� �غ�ي �ال �ق�يم�وب و�ي ن ة� الص�ال� و�م�م�ا

�ذ�ين� ال{4} �ز�ل� ن

� أ �ك� �ي �ل إ و�م�ا �ز�ل� ن� أ م�ن� �ل�ك� ق�ب ة� خ�ر� �اآل� و�ب ه�م� �ون� �وق�ن �م�ا ي ب

�ذ�ين� و�ال �ون� �ؤ�م�ن ي

“Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugrahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yang yakin akan adanya (kehidupan akhirat” (QS. Albaqarah, 2:3-4)

B. Aktualisasi Taqwa1. Hubungan manusia dengan Allah

Hubungan antara manusia dengan Allah adalah hubungan perhambaan yang ditandai dengan ketaatan, kepatuhan, dan penyerahan diri kepada Allah. Ketaatan dan kepatuhan kepada Allah diawali dengan pengakuan dan keyakinan akan kemahakuasaan-Nya.

2. Hubungan manusia dengan manusiaPengaplikasian taqwa antar manusia dilakukan dalam bentuk hubungan yang baik dengan sesama (silaturahmi yaitu menghubungkan kasih saying, yaitu menjaga, memelihara, dan berkomunikasi dengan orang lain dengan dimotivasi oleh rasa kasih sayang), menegakkan keadilan, menyebarkan kasih sayang, dan amar ma’ruf nahyi munkar.

3. Hubungan manusia dengan diri sendiriTaqwa pada diri sendiri adalah menjaga keseimbangan atas dorongan-dorongan nafsu dan memelihara diri dengan baik. Taqwa pada diri sendiri melahirkan sikap-sikap tertentu antara lain:a) Al-Amanah, yaitu setia dan dapat dipercaya

Page 4: Tugas Pendidikan Agama Islam

4

b) Al-Shidiq, yaitu benar dan jujurc) Al-Adil, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnyad) Al-’Iffah,yaitumenjaga dan memelihara kehornatan dirie) Al-Haya, yaitu merasa malu kepada Allah dan diri sendiri, apabila

melanggar hukum dan normaf) Al-Quwwah, yaitu kekuatan fisik, jiwa dan semangatg) Al-Shabr, yaitu sabar ketika harus melaksanakan perintah, menghindari

larangan dan ketika ditimpa musibah4. Hubungan manusia dengan alam lingkungan

Hubungan manusia dengan alam diaplikasikan dalam bentuk perbaikan (rehabilitasi) dan pemeliharaan (konservasi) alam. Pemanfaatan alam digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia, namun manusia harus mampu bertanggung jawab pada alam ini karena hal tersebut merupakan amanat Allah yang melekat pada kekhalifahan manusia di muka bumiAlam merupakan sistem yang telah ditata menurut hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah atas alam (sunnatullah) secara seimbang (tawazun) sehingga terjadi suatu kesatuan yang sistematik diantara unsur-unsur alam tersebut. Hubungan manusia dengan alam menjadi penting dan menentukan masa depan manusia dan alam itu sendiri.

C. Kaffah dan Insan Kamil sebagai indikator Taqwa Kaffah artinya menyeluruh, maksudnya masuk kedalam segala syariat dan hukum

islam secara keseluruhan. Dalam pengertian biologis, insan kamil adalah manusia yang sempurna dalam

pengertian rohani, Dalam dunia filsafat, insan kamil adalah mereka yang mempunyai kemampuan

untuk berkomunikasi dengan Akal Kesepuluh. Dalam Tasawuf, insan kamil yakni orang-orang yang mempunyai kapasitas

intelektual dan tingkat spiritual yang tinggi serta konsisten dalam segenap tingkah laku dan perbuatannya sehari-hari

Dari beberapa pengertian insan kamil diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa insan kamil yaitu manusia yang dalam hidupnya senantiasa beramal soleh (berbuat baik) didasari dengan Iman kepada Allah yang mewujud dalam sikap taqwa

Page 5: Tugas Pendidikan Agama Islam

5

Bab 13

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

A. Manusia sebagai makhluk berbudayaPengembangan akal pikiran manusia menghasilkan sebuah kebudayaan. Konsep kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu buddayah yang artinya jamak, dan dari buddi yang berarti “budi” atau “akal”. Oleh karena itu kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan budi dan akal. Soemardjan dan Soemardi (1974:113) mengungkapkan bahwa kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan cipta manusia. Semua karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh karsa orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau dengan seluruh masyarakat.

B. Hakikat kebudayaanMenurut Edward B Tylor (pelopor antropologi modern), budaya atau peradaban yaitu suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.Hal yang perlu kita simak yang kiranya bermanfaat sebagai kerangka untuk menyimak hakikat kebudayaan sebagai berikut :1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks.2. Kebudayaaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang amaterial.3. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok-

kelompok keluarga dan sebagainya.4. Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan- kelakuan yang terarah seperti

hukum.5. Kebudayaan diperoleh dari lingkungan.6. Kebudayaan merupakan suatu realitas yang objektif, yang dapat dilihat.7. Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter.Hakikat kebudayaan lainnya diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara yang terkenal dengan teori trikonnya. Rumusan tersebut mengandung beberapa hal penting, yaitu :1. Kebudayaan selalu bersifat kebangsaan dan mewujudkan kepribadian bangsa. 2. Tiap-tiap kebudayaan menunjukkan keindahan dan tingginya adat kemanusiaan

pada hidup setiap bangsa yang memilikinya.3. Tiap-tiap kebudayaan sebagai buah kemenangan manusia terhadap kekuatan

alam dan zaman.

C. Konsep Kebudayaan dalam Islam Kebudayaan adalah hasil olah akal, budi, citarasa, karsa dan karya manusia yang tidak lepas dari nilai-nilai kebutuhan. Hasil dari semua itu oleh nilai-nilai kemanusiaan yang

Page 6: Tugas Pendidikan Agama Islam

6

universal berkembang menjadi sebuah peradaban. Disini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban islam.

D. Sejarah Intelektual IslamDengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution, sejarah intelektual islam dapat dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa klasik (650-1250 M), masa pertengahan (1250-1800 M), dan masa modern (1800 sampai sekarang).pada masa klasik lahir u lama mazhab seperti Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafii dan Imam Maliki.sejalan dengan itu lahir pula para pilosof muslim, seperti Al kindi tahun 801 M, seorang filosof pertama muslim, Ibnu Maskawih pada tahun 930 M, Ibnu Sina pada tahun 1037 M, Ibnu Majjah tahun 1138 M, Ibnu Taufail tahun 1147 M, Ibnu Rusyd tahun 1126 M.

E. Masjid sebagai pusat peradaban islamMasjid pada umumnya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah khusus seperti shalat, padahal masjid berfungsi lebih luas daripada sekedar tempat sholat. Sejak awal berdirinya masjid belum bergeser dari fungsi utamanya, yaitu tempat sholat. Akan tetapi perlu diingat bahwa masjid dizaman Nabi berfungsi sebagai pusat peradaban. Nabi SAW mensucikan jiwa kaum muslimin, mengajarkan Al-Qur’an dan Al Hikmah, bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan kaum muslimin membina sikap dasar kaum muslimin terhadap orang yang berbeda agama atau ras, hingga upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan umat justru dari masjid.

Page 7: Tugas Pendidikan Agama Islam

7

Bab 14SISTEM POLITIK ISLAM

A. Pengertian Sistem Politik Islam• Dalam terminologi politik islam, politik identik dengan siasah, yang secara kebahasaan

artinya mengatur.• Fikih siasah adalah aspek ajaran islam yang mengatur system kekuasan dan

pemerintahan.• Politik sendiri artinya segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasah, dan sebagainya)

mengenai pemerintahan suatu Negara, dan kebijakan negara tersebut terhadap negara lain, atau dapat juga berarti kebijakan atau cara bertindak suatu negara dalam menghadapi dan menangani suatu masalah.Dalam fikih siasah disebutkan bahwa garis besar fikih siasah meliputi :

1. Siasah Dusturiyyah (tata negara dalam islam)2. Siasah Dauliyyah (politik yang mengatur hubungan antara satu negara islam dengan

negara islam lain atau dengan negara sekuler lainnya)3. Siasah Maaliyyah (system ekonomi negara)

B. Prinsip-prinsip Dasar Sistem Politik IslamPrinsip-prinsip dasar siasah dalam islam meliputi :

1) musyawarah, 2) pembahasan bersama, 3) tujuan bersama yaitu untuk mencapai suatu keputusan, 4) keputusan itu merupakan penyesuaian dari suatu masalah yang dihadapi bersama, 5) keadilan, 6) al Musaawah atau persamaan 7) al Hurriyyah (kemerdekaan/kebebasan), 8) perlindungan jiwa raga dan harta masyarakat.

C. Kepemimpinan Dalam Sistem Politik IslamImamah, khalifah dan kepemimpinan umat islam adalah kata-kata sinonim yang

mempunyai satu arti seperti yang ditulis oleh banyak ulama bahwa arti imamah adalah memimpin umat dalam agama dan dunia. Standar dalam kepemimpinan demi kemaslahatan dan mengatur umat serta menjaga agama dan politik dunia.Terdapat beberapa hal yang akan dibahas terkait dengan imamah, sebagai berikut :

Kewajiban Mengangkat PemimpinMayoritas ulama mengatakan bahwa mengangkat pemimpin untuk mengurus umat hukumnya wajib. Kewajiban ini bersandar atas beberapa alasan, pertama,

Page 8: Tugas Pendidikan Agama Islam

8

konsensus sahabat atas adanya figur seorang pemimpin sehingga para sahabat mendahulukan pembaitan Abu Bakar atas pemakaman Rasulullah SAW. Kedua, bahwa menegakkan hukuman dan benteng kekuasaan akan sempurna kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu menjadi wajib. Ketiga, bahwa dalam kepemimpinan akan menarik kemanfaatan dan menolak kerusakan dan ini hukumnya wajib berdasarkan dalil ijma.

Syarat-syarat Seorang Pemimpin Abu al Hasan al Mawardi berkata didalam kitab al Ahkam al Sultaniyyah “orang yang menjadi pemimpin diisyaratkan memiliki tujuh syarat sebagai berikut :Pertama, harus adil, kedua, berilmu dan mampu melakukan ijtihad, baik dalam ayat maupun bidang hukum, ketiga, sempurna pendengaran, penglihatan, dan dan ucapannya, sehingga apa yang diketahui dapat ditangkap. Empat, sehat fisik, sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik, lima, pandai berargumentasi dalam membina politik rakyat dan mengatur kemaslahatan, enam, berani berjuang melawan musuh, tujuh, nasabnya harus dari orang Quraisy, berdasarkan nas dan ijma, karena Abu Bakar al Siddiq waktu itu di saqifah mendukung masalah khalifah ketika membai’at Sa’ad Ibnu Ubadah.

Kedudukan Kepemimpinan dalam Pemerintahan Islam Dalam ajaran Islam semua masalah yang dihadapi umat harus diselesaikan dengan musyawarah, tidak boleh dimonopoli oleh satu orang, dan kepemimpinan tinggi harus diangkat oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

D. Politik Keuangan dalam IslamPolitik keuangan bagi suatu negara adalah pengaturan sumber-sumber pemasukan dan pendayagunaan keuangan untuk memenuhi pembiayaan kepentingan umum, tanpa harus mengorbankan kepentingan individu atau kepentingan yang sifatnya khusus.Penggunaan keuangan bisa adil jika memenuhi dua hal, yaitu:1. Harus menjaga dam memperhatikan prinsip keadilan dan asas persamaan dalam

memperoleh pemasukan keuangan negara2. Dalam membagikan sumber keuangan negara harus memperhatikan semua

kemaslahatan negara yang diukur dari segi kepentingannya.Sumber keuangan islam yang berfungsi untuk memenuhi pembelanjaan kepentingan umum, adalah sebagai berikut:1. Zakat, baik yang dikenakan terhadap harta, modal perdagangan, binatang ternak,

tanaman atau buah-buahan2. Pajak tanah pertanian, baik yang dikelola oleh non muslim, tanah yang disirami air

hujan ataupun irigasi3. Pajak perorangan yang diambil dari ahli al-kitab(yahudi dan nasrani) yang disebut

jizyah4. Bea Cukai (pajak) yang diambil dari barang-barang yang diekspor ke Negara islam

Page 9: Tugas Pendidikan Agama Islam

9

5. Seperlima dari harta rampasan perang dan seperlima dari harta terpendam, maupun harta temuan

6. Harta pusaka orang yang tidak meninggalkan ahli waris sama sekali atau ahli warisnya hanya suami/istri, harta yang tidak diketahui pemiliknya dan semua harta yang digunakan untuk kepentingan umat Islam

E. Prinsip-prinsip Politik Luar Negeri dalam IslamMenurut Ali Anwar (2002:195), ada beberapa prinsip politik luar negeri dalam Islam, yaitu :• Saling menghormati fakta-fakta dan terikat-terikat (Q.S 8:58, 9:4, 16:91, 17:34).• Kehormatan dan integrasi nasional (Q.S 16:92).• Keadilan universal / internasional (Q.S 5:8).• Menjaga perdamaian abadi (Q.S 5:61).• Menjaga kenetralan negara-negara lain (Q.S 4:89-90).• Larangan terhadap eksploitasi para imperalis (Q.S 6:92). Memberikan perlindungan

dan dukungan kepada orang-orang islam yang hidup dinegara lain (Q.S 8:72).• Bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral (Q.S 60:8-9).• Kehormatan dalam hubungan internasional (Q.S 55:60).• Persamaan keadilan untuk para penyerang (Q.S 2:195, 16:126, 42:40).

F. Konstribusi Umat Islam Terhadap Kehidupan Politik di IndonesiaIslam memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kehidupan politik di indonesia, hal ini ditandai dengan:1. Munculnya partai-partai berdasaskan Islam serta partai nasionalis berbasis umat islam2. Sikap pro aktif tokoh-tokoh politik islam dan umat islam terhadap keutuhan negara

kesatuan negara Republik Indonesia, sejak proses awal kemerdekaan sampai jaman reformasi

Umat Islam Indonesia menyetujui Pancasila dan UUD’45 atas dua pertimbangan, yaitu:• Nilai-nilainya dibenarkan oleh ajaran agama islam• Fungsinya sebagai nuktah-nuktah kesepakatan antar berbagai golongan untuk

mewujudkan kesatuan politik bersama

Page 10: Tugas Pendidikan Agama Islam

10

Bab 16:

MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT

A. Konsep Masyarakat Madani

Masyarakat yang menjadikan nilai-nilai peradaban sebagai ciri utama adalah makna dari Masyarakat Madani. Pengembangan gagasan dalam pembentukan masyarakat madani telah dimulai sejak jaman Yunani Klasik. Dalam sejarah pemikiran filsafat, sejak masa filsafat Yunani hingga masa filsafat islam dikenal juga istilah madinah atau polis yang berarti “kota”, yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat menjadikan Masyarakat madani sebagai symbol idealisme. Sebagai gambaran masyarakat madani, Allah memberikan ilustrasi masyarakat ideal dengan firmanNya didalam surat Saba ayat 15:

“Sesungguhnyabagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kepada mereka dikatakan): ‘makanlah olehmu rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadaNya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang maha Pengampun” (QS.Saba : 15

Masyarakat Madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Mempunyai Tuhan2. Damai3. Tolong-menolong4. Toleran5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban social, contohnya zakat, infaq, shadaqah, dan

hibah bagi umat islam serta ijazah dan Kharaj bagi non islam6. Berperadaban Tinggi7. Berakhlak muliaPenyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masyarakat:1. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi

bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

2. Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan.

Page 11: Tugas Pendidikan Agama Islam

11

3. Oportunisme adalah suatu aliran pemikiran yang menghendaki pemakaian kesempatan menguntungkan dengan sebaik-baiknya, demi diri sendiri, kelompok, atau suatu tujuan tertentu.

4. Apatisme adalah kurangnya emosi, motivasi, atau entusiasme. Apati adalah istilah psikologikal untuk keadaan cuek atau acuh tak acuh; di mana seseorang tidak tanggap atau "cuek" terhadap aspek emosional, sosial, atau kehidupan fisik.

5. Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.

B. Ciri-Ciri Pokok Masyarakat Madani

Menurut H.A.R Tilaar (1999:158) terdapat empat ciri utama dari Masyarakat madani, yaitu:

1. Kesukarelaan, artinya masyarakat madani adalah suatu keanggotaan sukarela, bebas dan tanpa paksaan yang membentuk suatu kehidupan bersama dan mempunyai komitmen bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama sehingga terbentuk tanggung jawab pribadi untuk mewujudkan keinginan tersebut.

2. Keswasembadaan, dalam keanggotaan yang sukarela untuk hidup bersama, setiap anggota tidak akan menggantungkan kehidupannya kepada orang lain, negara, ataupun organisai-organisasi lain. Setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi, yang percaya akan kemampuannya untuk berdiri sendiri sehingga dapat bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakatnya.

3. Kemandirian tinggi terhadap Negara, bagi masyarakat madani, Negara adalah kesepakatan bersama sehingga kesepakatan yang telah dibuat merupakan tuntutan dan tanggung jawab dari masing-masing anggota. Inilah Negara yang berkedaulatan rakyat.

4. Keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama. Hal ini mengartikan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat yang berpegang pada hukum dan bukan Negara kekuasaan.

Istilah “masyarakat madani” dapat disepadankan dengan “Civil Sociaty” dengan acuannya yaitu masyarakat demokratis dimadinah pada masa nabi Muhammad SAW yang diatur dalam Piagam Madinah, yang menurut Sukidi (dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:160)) terdapat sepuluh prinsip dasar yang tercantum dalam Piagam Madinah, yaitu:

1. Prinsip Kebebasan Beragama2. Prinsip Persaudaraan Seagama3. Prinsip persatuan politik dalam meraih cita-cita bersama4. Prinsip saling membantu, yaitui setiap orang mempunyai kedudukan yang sama sebagai

anggota masyarakat5. Prinsip persamaan hak dan kewajiban warga Negara terhadap Negara6. Prinsip persamaan di depan hukum bagi setiap warga Negara7. Prinsip penegakan hokum demi tegaknya keadilan dan kebenaran tanpa pandang bulu8. Prinsip keberlakuan hokum adat yang tetap berpedoman pada keadilan dan kebenaran

Page 12: Tugas Pendidikan Agama Islam

12

9. Prinsip perdamaian dan Kedamaian, artinya pelaksanaan prinsip masyarakat madaniah tidak boleh mengorbankan keadilan dan kebenaran

10. Prinsip pengakuan hak atas setiap orang atau individu, prinsip ini merupakan pengakuan terhadap penghormatan atas hak asasi setiap manusia.

Terdapat ciri khas yang dapat diperhatikan dalam kerangka proses pembangunan masyarakat madani Indonesia, yaitu:

1. Adanya keragaman budaya yang merupakan dasar pengembangan identitas bangsa Indonesia dan Kebudayaan Nasional

2. Pentingnya sifat saling mengerti antar sesame anggota masyarakat3. Toleransi yang tinggi, sehingga dapat terlihat bahwa masyarakat Indonesia bukanlah

masyarakat terbentuk atau dibentuk namun masyarakat yang dapat menghayati kebhinekaan sebagai unsur penting dalam pembangunan kebudayaan nasional

4. Adanya kepastian hokum, dimana tanpa adanya kepastian hokum, sifat saling mengerti dan Toleransi tidak akan dapat diwujudkan

C. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Di Indonesia, umat islam adalah mayoritas, dimana masyarakatnya mempunyai peranan yang sangat menentukan untuk mewujudkan masyarakat madani. Peranan ini direalisasikan melalui jalur hukum, sosial-politik, ekonomi, dan system lain yang dapat memberikan ruang untuk menyalurkan aspirasinya secara bebas dan bertanggung jawab untuk kepentingan bangsa.

Sekalipun umat islam di Indonesia adalah mayoritas, namun perealisasian ajaran islam masih sangat rendah sehingga memerlukan pemberdayaan secara matematis. Jika umat islam Indonesia dapat mencerminkan sikap hidup yang islami, bangsa Indonesia pasti dapat menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera.

D. Sistem Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat

Dalam Al Quran surat Al-Maidah ayat 3 menegaskan bahwa islam adalah suatu sistem hidup yang komprehensip. Semua aspek kehidupan telah diberikan aturan yang jelas dalam Al Quran dan sunah-sunahNya.

Sebelum menguraikan tentang system ekonomi islam, akan lebih baik jika kita mengetahui posisi aktivitas ekonomi dalamkerangka dasar agama islam, yaitu:

Page 13: Tugas Pendidikan Agama Islam

13

Dari kerangka ini dapat diketahui bahwa aktivitas ekonomi adalah bagian dari syariah muamalah dan bersumber dari Al Quaran serta sunnah.

Dalam keterpurukan ekonomi saat ini, perkembangan system ekonomi islam sangat positif. M Umar Chapra didalam bukunya The Future of Economis memberikan gambaran tentang sistem ekonomi masa depan yaitu sistem ekonomi islam. Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan dengan dilandasi oleh nilai yang terdapat dalama al Quran dan sunnah. Tujuannya adalah kesejahteraan umat, bukan perorangan.

Nilai acuian dalam sistem ekonomi islam yaitu;

1. Nilai Dasara. Hakikat kepemilikan , bukan penguasaanb. Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusiac. Keadilan antar sesame manusia

2. Nilai Instrumentala. Kewajiban zakatb. Larangan ribac. Kerjasama ekonomid. Jaminan sociale. Peranan Negara

3. Nilai Filosofisa. Sistem ekonomi islam bersifat terikat pada nilaib. Sistem ekonomi islam bersifat dinamis, dalam artian pengembanganya secara terus-

menerus4. Nilai Normatif

a. Landasan Aqidahb. Landasan Akhlaqc. Landasan Syariah

ISLAM

AQIDAH SYARIAH AKHLAQ

IBADAH MUAMALAH

POLITICAL ACTIVITY

ECONOMICAL & FINANCIAL ACTIVITY

SOCIAL ACTIVITY

Page 14: Tugas Pendidikan Agama Islam

14

d. Al Qur’anul Karime. Ijtihad

Sistem ekonomi juga memiliki prinsip-prinsip khas yaitu:1. Kebebasan individu2. Hak terhadap harta3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batasan4. Kesamaan social5. Keselamatan social6. Larangan memupuk kekayaan7. Larangan terhadap institusi social8. Kebijakan individu dalam masyarakat

Salah satu perbedaan utama antara sistem ekonomi islam dan sistem ekonomi lainnya yaitu dari segi pandangan terhadap kedudukan harta. Islam mempunyai pandangan yang jelas tentang harta dan seluruh aktivitas ekonomi, pandangan tersebut yaitu: Pertama, kepemilikan manusia di dunia bersifat relative, hanya sebatas melaksanakan

amanah, mengelola, dan memanfaatkannya sesuai ketentuan dari pemilik sesungguhnya yaitu Allah SWT (Al-Hadid: 7).

Kedua, kepemilikan harta dapat dilakukan melalui usaha (a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah) yang halal sesuai dengan aturan-aturanNya (Al-Baqarah: 267).

Ketiga, status harta yang dimiliki manusia yaitu:a. Harta sebagai amanahb. Harta sebagai perhiasan hidupc. Harta sebagai ujuan keimanand. Harta sebagai bekal ibadah

Keempat, dilarang mencari harta, berusaha atau bekerja yang dapat melupakan kematian (At-Takatsur: 1-2), melakukan dzikrulloh dengan segala ketentuanNya (Al-Munafiqun: 9), melupakan sholat dan zakat (An-Nur: 37), dan memusatkan kekayaan hanya kepada kelompok orang kaya saja (Al-Hasyr: 7).

Kelima, dilarang menempuh usaha yang haram, misalnya riba (Al-Baqarah: 173-281), perjudian, berjual beli barang yang dilarang dan haram (Al-Maidah: 90-91), mencuri dan merampok (Al-Maidah:38), serta curang dalam takaran dan timbangan (Al-Muthaffifin: 1-5).

Islam memberikan lima sendi yang perlu diperhatikan oleh pelaku ekonomi dalam beraktivitas, yaitu sebagai berikut:

1. Aktivitas ekonomi harus dijadikan niatan Amal Shaleh dan dijalankan dengan ikhlas agar memperoleh pahala dari Allah SWT. Ini dimaksudkan supaya:

a. Tidak mengalami kerugian dalam pelaksanaanyab. Dapat memperoleh kehidupan dan pahala yang lebih baik

2. Jalankan aktivitas ekonomi dengan jujur, tidak mengambil keuntungan dengan cara berdusta, dapat menjaga nama baik, karena apabila hal tersebut tyidak dilaksanakan maka Allah dapat menimpakan laknat pada kita (Al-Imran: 61).

3. Allah akan mengangkat derajat seseorang yang berilmu. Oleh karena itu, aktivitas ekonomi harus dapat memberikan kita tambahan ilmu.

4. Kita dapat menambah banyak saudara dari silaturahmi. Karenanya, aktivitas ekonomi juga dapat dijadikan ajang silaturahmi, bukan hanya dapat menambah saudara tapi juga

Page 15: Tugas Pendidikan Agama Islam

15

dapat menyebabkan banyaknya rizki dan dipanjangakan umur, hal ini ada dalam hadist Rasulullah yang artinya:“Dari Abu Hurairah r.a saya mendengar Rosulullah bersabda siapa yang ingin rezekinya dibanyakan dan umurnya dipanjangkan hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi”

5. Aktivitas Ekonomi juga harus bermanfaat bag diri kita dan orang lain.

E. Karakteristik Bisnis Islami

Manusia membutuhkan harta untuk memenuhi kebutuhannya. Karenanya manusia akan berusaha memperoleh harta kekayaan itu. Selain dengan bekerja, manusia juga dapat memperoleh harta dengan cara berbisnis.

Bekerja merupakan kewajiban umat muslim, terutama bagi yang memiliki tanggungan. Untuk memungkinkan manusia dapat mencari nafkah, Allah SWT telahmelapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari rezeki (Al-A’raaf: 10).

Disamping anjuran untuk mencari rizki, islam sangat mewajibkan aspek kehalalannya baik dalam perolehan maupun penggunaan (Al-An’Aam:141)

Dari penjelasan ini dapat diartikan bahwa, Bisnis islam yaitu serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuk yang tidak dibatasi jumlahnya, kepemilikan hartanya, termasuk profitnya, tapi dibatasi dalam cara perolehan dan penggunaannya.

Perbedaan Bisnis Islami dan Bisnis Non Islami

Perbedaan bisnis islami dan non islami dapat dilihat dari haram atau halalnya perolehan maupun penggunaanya. Seluruh bangunan karakter non islami diarahkan pada hal-hal yang berbau duniawi dan menafikkan nilai ruhaniah serta keterikatan pelaku bisnis dari nilai Trassendental (aturan halal-haram), kalaupun terdapat aturan, hanya bersifat etik yang tidak berhubungan dengan dosa dan pahala.

Dengan karakteristik yang dimiliki, bisnis islami akan hidup ideal dalam sistem dan lingkingan yang islami, tidak seperti saat ini yang mudah terseret dalam perbuatan yang dilarang agama. Misalnya, uang pelican saat perizina usaha, menyimpan uang dalam rekening Koran yang berbunga, dll.

Sebaliknya, bisnis non islami juga tidak dapat hidup dalam sistem dan lingkungan yang islami kecuali ia mengubah dirinya menjadi bisnis yang memperhatikan nilai islami.

Jadi dapat dikatakan bahwa tumbuh tidaknya kegiatan bisnis dapat dilihat dari macam sistem dan lingkungan yang ada. Penjelasan lain tentang perbedaan bisnis islami dan non islami dapat dilihat dalam table berikut ini:

ISLAMI KARAKTERISTIK BISNIS NON ISLAMIAqidah islam (nilai transedental)

ASAS Sekularisme (nilai material)

Dunia-Akhirat MOTIVASI DuniaProfit dan benefit (non materi), pertumbuhan,

ORIENTASI Profit, Pertumbuhan Keberlangsungan

Page 16: Tugas Pendidikan Agama Islam

16

keberlangsungan dan keberkahanTinggi, bisnis adalah bagian dari ibadah

ETOS KERJA Tinggi, bisnis adalah kebutuhan dunia

Maju dan Produltif, Konsekuensi keilmuan dan manifestasi kewajiban muslim

SIKAP MENTAL Maju dan produktif sekaligus konsumtif, konsekuensi aktualisasi diri

Cakap dan Ahli di Bidangnya, Konsekuensi dari kewajiban seorang muslim

KEAHLIAN Cakap dan ahli dibidangnya, konsekuensi dari motivasi reward dan punishment

Terpercaya dan bertanggung jawab, tidak menghalalkan segala cara

AMANAH Tergantung kemauan individu (pemilik capital), tujuan menghalalkan segala cara

Halal MODAL Halal dan HaramSesuai dengan akad kerjanya SDM Sesuai dengan akad kerjanya

atau sesuai keinginan pemilik modal

Halal SUMBER DAYA Halal dan HaramVisi dan misi organisasi terkait erat dengan penciptaan manusia di dunia

MANAGEMEN STRATEGIK

Visi dan misi organisasi ditetapkan berdasarkan pada kepentingan material belaka

Jaminan halal bagi setiap masukan proses dan keluaran, mengedepankan produktivitas dalam koridor syariah

MANAJEMEN OPERASI Tidak ada jaminan halal, bagi setiap masukan, proses, dan keluaran, mengedepankan produktifitas dalam koridor manfaat

Jaminan halal bagi setiap masukan, proses, dan keluaram keuangan

MANAJEMEN KEUANGAN Tidak ada jaminan halal bagi setiap masukan, proses dan keluaran keuangan

Pemasaran dalam koridor jaminan halal

MANAJEMEN PEMASARAN

Pemasaran menghalalkan segala cara

SDM professional dan berkemampuan islam, SDM adalah pengelola bisnis, SDM bertanggung jawab pada diri, majikan, dan Allah.SWT

MANAJEMEN SDM SDM professional, SDM adalah factor produksi, SDM bertanggung jawab pada diri dan majikan

F. Manajemen Zakat dan Wakaf Sebagai Instrumen Kesejahteraan Umat

1) Manajemen ZakatZakat merupakan kewajiban yang merupakan dasar principal untuk menegangkan

struktur social islam. Dengan zakat kesulitan dan penderitaan fakir miskin dapat berkurang. Zakat ada dua macam yaitu:

Page 17: Tugas Pendidikan Agama Islam

17

a. Zakat Mal yaitu bagian dari harta kekayaan seseorang atau badan hokum yang wajib diberikan kepada orang tertentu setelah mencapai juml;ah minimal dan dimiliki selama jangka waktu tertentu

b. Zakat Fitrah yaitu zakat yang diwajibkan pada akhir puasa Ramadhan, hukumnya wajib bagi setiap muslim baik laki-laki ataupun perempuan, budak atau merdeka

Untuk melaksanakan zakat dengan baik dan sesuai dengan fungsi serta tujuannya ada aturan yang harus dilakukan dalam pengelolaanya. Pengelolaan zakat yang baik akan meningkatkan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat. Sehubungan dengan pengelolaan zakat yang kurang optimal, pada tanggal 23 September 1999, Presiden RI B.J. Habibie mengesahkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang zakat dan Menteri Agama RI menetapkan Keputusan Kementrian Agama Republik Indonesia Nimor 581 Tahun 1999.

Zakat dapat dikatakan berhasil dalam pengelolaanya apabila zakat tersebut benar-benar dapat mewujudkan kesejahteraaan dan keadilan social dalam masyarakat. Keadaan ini bergantung pada manajemen yang diterapkan oleh Amil zakat dan Political will dari pemerintah.

2) Manajemen WakafHukum dari berwakaf adalah sunnah, namun jika dikelola dengan baik maka akan

memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan islam dan kaum muslimin, seperti yang terjadi di Mesir, Yordania, Saudi Arabia, Bangladesh, dll.

Tanah wakaf yang dikelola secara produktif sangat sedikit, padahal wakaf dapat diberdayakan menjadi salah satu sarana untuk mewujudkan kesejahteraan social ekonomi masyarakat.

Wakaf uang dan wakaf produktif penting sekali untuk di kembangkan di Indonesia disaat kondisi perekonomian sedang memburuk seperti sekarang. Contoh sukses pelaksanaan sertifikat wakaf tunai di Bangladesh dapat dijadikan teladan bagi umat islam di Indonesia. Bila umat islam dapat melaksanakanya dalam skala besar, maka akan terlihat implikasi positif dari kegiatan wakaf tunai tersebut, wakaf tunai mempunyai peluang yang unik bagi terciptanya investasi di bidang keagamaan, pendidikan dan pelayanan social.

PENUTUP

Kesimpulan Bab 16

Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan umat maka kita sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan, kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini agar kita tidak ketinggalan berita. Dalam mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat haruslah berpacu pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diamanatkan oleh Rasullullah kepada kita sebagai umat akhir zaman. Kita juga harus dapat Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang ada di dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat madani. Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam membangun agama Islam maka akan

Page 18: Tugas Pendidikan Agama Islam

18

semakin baik pula hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki potensi yang kurang di dalam membangun agamanya maka hasilnya pun tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba dalam meningkatkan potensi diri melalui latihan-latihan spiritual dan praktek-praktek di masyarakat.

Referensi

1. Buku “Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam” karya Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd.

2. http://www.artikata.com/arti-339172-madani.html 3. http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/studi-hadits-kepemimpinan-pada-

quraisy/4. http://www.hajij.com/id/tafsir-alquran/516-tafsir-al-quran-surat-al-baqarah-ayat-194-

196-5. http://fixguy.wordpress.com/makalah-masyarakat-madani/ 6.