tek. pemb. insulin

Upload: ab-jailmarewo

Post on 02-Mar-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

Makalah: Keperawatan Medikal Bedah

Dosen: Ns. Heny Pongantung, S.Kep.TEKNIK PEMBERIAN INSULIN

OLEH:KELOMPOK IADOLFINA PODANGSUSI YUNIARTIRAMLAH GUSTIANIFAIZALHARDIYATISABRIATIHASNAH TAPANURIANIILHAMNURAINIJURLINA BIRROHASRIANI RUSLISEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA

SUNGGUMINASA GOWA

2004TEKNIK PEMBERIAN INSULINA. PENGERTIANInsulin adalah suatu hormon yang dihasilkan oleh pankreas tepatnya pada sel ( pulau longerhans.B. FUNGSI INSULIN

1. Menyimpan glukosa dalam hati dan otot (dalam bentuk glikogen)2. Menyimpan lemak (pada jaringan adiposa)

3. Mengangkut asam amino (protein)

4. Menyimpan kalori dengan menurunkan glukosa darahC. JENIS INSULIN BERDASARKAN MASA KERJANYA

1. Cepat, contoh: Rapid acting insulin /regular insulin

Efek: 1 4 jam

Lama: 5 7 jam

Actropid

Efek: 1 3 jam

Lama: 5 7 jam

Actropid human Humulin-R

2. Menengah, contoh:

Insulatard human, monotard humanEfek: 4 12 jam

Lama: 18 24 jam

3. Campuran Mixtard

Efek: 1 8 jam

Lama: 14 15 jamD. MEKANISME KERJA INSULINSetelah disintesis insulin akan disekresi ke dalam sirkulasi darah dalam bentuk bebas, kemudian menuju sel target, di mana ia akan mulai bekerja setelah terikat pada reseptor spesifik:Reseptor insulin mempunyai 2 fungsi utama yaitu:

1. Membedakan bahan-bahan lain dengan insulin kemudian mengikatnya dengan cepat secara reversible.

2. Pembentukan kompleks reseptor-insulin akan merangsang rangkaian kejadian intraselular yang kemudian mengarah terjadinya efek selular insulin yang karakteristik.E. INDIKASI INSULIN1. Ketoasidosis diabetik/koma hiperosmolar non kerotik.2. Diabetes dengan berat badan kurang3. Diabetes yang mengalami stress (infeksi, operasi, dll).

4. Diabetes hamil

5. Diabetes tipe I (DMTI)6. Kegagalan pemakaian obat hipoglikemik oral

F. PEMAKAIAN INSULIN DALAM KLINIKPengobatan dengan NPH/insulatard atau monotard sebaiknya dimulai dengan dosis tunggal. Dosis permulaan NPH/insulatard atau monotard adalah 8 unit. Setelah 3 4 hari, dosis insulin dapat disesuaikan secara bertahap kira-kira 20 % dari dosis sebelumnya.Pada umumnya terdapat 3 respons glukosa darah: Tipe 1 (normal) mempunyai respons klinis yang baik selama 24 jam Tipe 2 (delayed) di mana terdapat efek kerja dan lama kerja lambat sehingga ada siang hari terjadi hiperglikemia dan malam hari hipoglikemia Tipe 3 (transient) justru sebaliknya, di mana terdapat hipoglikemia pada siang hari dan hiperglikemia pada malam hari.Contoh pemakaian insulin sehari-hari:

1) Dosis awal: gunakan NPH/insulator atau monotard, mulailah dengan 0,2 0,5 unit/kg atau 4 5 unit/hari yang diberikan sebelum makan pagi.

2) Pagi hari berikutnya:Sesuaikan dosis dengan memperhatikan kadar glukosa darah sebelum makan pagi. Bila dosis pagi hari mencapai 50 unit dan kadar pagi hari masih lebih dari 200 mg % dan jam 17.00, pasien mengeluh lapar, kurangilah dosis menjadi 30 unit dan berikanlah 10 unit sebelum makan malam. Sesudah itu pakailah kadar glukosa pada keadaan puasa untuk penyesuaian dosis malam hari.3) Pada keadaan tertentu kadar glukosa pagi hari masih tetapi tinggi untuk itu periksalah kadar antara jam 02.00 dan 06.00 untuk memeriksa apakah pada saat itu terdapat hipoglikemia. Bila tidak didapat hipoglikemia pindahkanlah pemberian insulin menjadi sebelum tidur.4) Bila kadar glukosa puasa sudah baik, barulah perbaiki hiperglikemia sebelum makan siang dan makan malam dengan memberikan insulin kerja cepat seperti insulin reguler atau actrapid bersama insulin kerja menengah.G. PENYUNTIKAN INSULINDalam keadaan biasa insulin diberikan melalui subkutan dan pada keadaan akut (seperti pada keadaan ketoasidosis) diberikan intravena. Lokasi penyuntikan insulin secara subkutan adalah deltoid, paha bagian lateral, abdomen dan daerah skapula. Lokasi penyuntikan tersebut harus dirotasi untuk mencegah timbulnya lipodistropi yang dapat menyebabkan gangguan penyerapan insulin pada daerah tersebut. Rotasi jangan dilakukan tiap hari terapi tiap 2 minggu. Rotasi dapat dilakukan searah jarum jam. Dalam satu daerah penyuntikan, jarak antara penyuntikan satu dan lainnya adalah 2 cm.

Gambar perpindahan rotasi insulin 14 x di area A, B, C, D searah jarum jam

Hal lain yang harus dipahami adalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adsorpsi insulin yaitu:1. Lokasi (perut, lengan atau paha)

2. Pergerakan, pemijatan3. Suhu, dalamnya penyuntikan

4. Konsentrasi dan campuran insulin5. Degradasi insulin di tempat penyuntikan

Setelah penyuntikan, hindari untuk memijat/memassage daerah suntikan karena ini akan mempercepat penyerapan insulin.H. TIPS UNTUK MENGURANGI NYERI SAAT PENYUNTIKAN

Pada dasarnya, penyuntikan insulin tidak akan menimbulkan nyeri selama dilakukan dengan teknik yang tepat. Berikut ini beberapa teknik yang harus diperhatikan untuk mengurangi nyeri saat penyuntikan yaitu:1. Jangan gunakan jarum insulin yang telah tumpul

2. jangan menyuntikkan insulin dalam keadaan dingin (keluar dari lemari es). Hangatkan insulin dengan cara menggulingkan botol di kedua telapak tangan.3. Biarkan alkohol mengering terlebih dahulu sebelum penyuntikan

4. Lakukan penyuntikan dalam keadaan otot yang rileks, misalnya saat penyuntikan insulin di area deltoid, jangan biarkan lengan menggantung, sanggah dengan bantal.I. PENYIMPANAN INSULIN

Insulin tidak perlu disimpan di lemari es jika akan digunakan kurang dari 1 bulan. Yang penting insulin tersebut tidak terkena sinar matahari langsung. Sedangkan jika insulin ingin disimpan dalam waktu lama, misalnya untuk persediaan lebih dari 1 bulan, dapat disimpan di lemari es, bukan di freezer (perhatikan cara penyimpanan insulin yang terdapat pada tiap kemasan insulin).Saat ini masih beredar insulin dengan berbagai macam kekuatan, yaitu 40 unit/ml, 80 unit/ml, dan 100 unit/ml sehingga dalam pemberiannya haruslah diperhatikan kesesuaian antara kekuatan insulin dengan skala spuit insulin yang digunakan, karena jika tidak diperhatikan maka dapat terjadi kesalahan dalam pemberian insulin. Jika insulin yang digunakan adalah insulin dengan kekuatan 40 unit/ml, maka harus digunakan skala insulin 40 U. Sebagai contoh: jika klien memiliki insulin dengan kekuatan 40 U, dan dosis yang akan diberikan adalah 10 unit, jika menggunakan spuit dengan skala 40 maka insulin yang dimasukkan ke spuit adalah sampai 10 strip, atau jika menggunakan spuit dengan skala 100, maka insulin yang dimasukkan ke spuit tersebut adalah sampai 25 strip.DAFTAR PUSTAKA1. Yulia, S.Kp. M.N. Asuhan Keperawatan dan Perawatan Luka pada Klien Diabetes mellitus, Disampaikan pada Seminar Nasional Keperawatan Tetap Sehat Bersama Kencing Manis, Menuju Indonesia Sehat 2010, Makassar, 20 Mei 2004.

2. Kecakapan Perawatan II, Jilid II, SPK Fatima Parepare3. Noer Sjaifoellah, Prof. Dr., Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, FKUI, Jakarta, 1996.

14x

14x

14x

14x

A

B

C

D

PAGE 4