spo bedah 2015

Upload: aldry-buvi-yvc-vzerofortysix

Post on 09-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

php

TRANSCRIPT

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

APPENDICITIS AKUT

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

1/2

SPO

PELAYANANTanggal Terbit

2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

1. Timbul akibat radang pada apendiks yang dapat diakibatkan oleh sumbatan pada lumen apendiks, seperti misalnya faecolith, biji-bijian, pembesaran folikel-folikel limfoid, cacing atau inflamasi granulomatosa.

2. Apendicitis dapat menyerang baik pria maupun wanita, dari berbagai usia. Kesulitan dalam penegakan diagnosa timbul ketika berhadapan dengan penderita-penderita berusia lanjut, sangat muda dan yang sedang hamil.

Tujuan

Agar penderita Apendicitis mendapat pelayanan yang optimal

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1. Kriteria Diagnosis

1.1 Peningkatan suhu sub febris, 37,7-38,3 derajat Celcius

1.2 Terasa nyeri tekan pada daerah Mc. Bourney. Lebih lanjut pada Apendicitis akut dapat dijumpai adanya nyeri kontralateral dan nyeri lepas.

1.3 Pada appendicitis akut yang telah berlangsung untuk selang beberapa waktu maka dapat dijumpai adanya ileus paralitik, sehingga bising usus juga akan melemah atau juga bahkan menghilang sama sekali.

1.4 Rectal toucher : nyeri tekan daerah lingkungan rectum jam : 9-12.

2.Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : Hb, Lekositos biasanya > 15.000, diff.count,LED.

Urine Rutin, pada appendicitis akut yang letaknya overlying diatas ureter dapat menimbulkan proteinuria, lekositoria dan sel-sel eri positif.

Gula Darah

Ureum Darah

Radiologi

Foto abdomen polos (BNO).

Barium enema. dapat dipertimbangkan sebagai alternatif apabila diagnosa appendicitis akut masih belum bisa dipastikan. Adanya gambaran non filling apendiks pada foto tersebut sangat bermanfaat untuk memperkuat pemastian diagnosa.

3. Diagnosa banding :

3.1 Kelainan ginekologi

3.2 Kolesititis

3.3 Pyelonefritis akut

4. Perawatan Rumah Sakit : Harus dirawat

5. Terapi :

5.1 Pra Bedah

5.1.1 Puasakan

5.1.2 Balance cairan

5.2 Pasca Bedah

5.2.1 Puasakan hingga flatus, kemudian relimentasi perlahan

Antibiotika profilaksis tergantung pd pendapat operator.

Awasi hidrasi untuk pasien.

Upayakan mobilisasi pasca bedah sedini mungkin.

6. Penyulit :

6.1 Perforasi appendis.

6.2 Abses appendix

6.3 Infiltrat appendix.

7. Inform Consent : perlu apabila akan dilakukan tindak operatif.

8. Lama perawatan : 2 7 hari.

8.1. Indikasi pemulangan :

8.2. Luka bedah penyembuh

8.3. Tanpa adanya komplikasi

9. Output : sembuh total.

10. P.A. : perlu

11. Otopsi risalah kasus : dilakukan pada kasus meninggal

Unit Terkait

1. Rekam Medik

2. Komite Medik

3. SMF Bedah

4. UGD

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

BATU SALURAN KEMIH

No. Dokumen

No. Revisi

01Halaman1/1

SPO

PELAYANANTanggal Terbit06 Januari 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Adanya batu atau kristal dalam saluran kemih.

Tujuan

Agar penderita Batu Saluran Kemih mendapat penanganan yang optimal.

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1. Kriteria Diagnosis.

Anamnese :

1.1. Nyeri pinggang

1.2. Nyeri kolik pinggang

1.3. Disarua, hematuria

1.4. Riwayat operasi batu

1.5. Nyeri tekan sudut, kostovertebre, nyeri ketok.

2. Diagnosa banding :

2.1. Penyempitan syaraf spinal.

2.2. Kolik sebab lain : Usus, bilier.

3. Pemeriksaan Penunjang :

3.1. Pemeriksaan urine.

3.1.1. Sedimen : eritrosit > 10/LPB

3.1.2. Kulture Urine

3.2. Pemeriksaan darah.

3.2.1. Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, asam urat.

3.3. Radiology : BNO IVP, bila perlu USG.

4. Perawatan Rumah Sakit : Rawat Inap

5. Terapi :

5.1. Terapi konservatif

5.2. untuk kolik yang hebat persiapan operasi.

6. Lama Perawatan : 1 2 minggu bila dioperasi

7. Masa pemulihan : 3 4 minggu bila dioperasi

Prosedur

8. Output :

8.1. Bebas batu

8.2. Ada sisa batu

Angka residif batu ginjal lebih kurang 40 %

9. P.A. : tidak ada.

10. Otopsi / risalah kasus.

Unit Terkait1. Rekam Medik.

2. Komite Medik

3. SMF Bedah.

4. UGD

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

HAEMOROID

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

1/2

SPO

PELAYANANTanggal Terbit

2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Adanya benjolan pada daerah anus yang bisa dimasukkan kedalam atau harus dimasukkan bisa teraaba diluar anus ataupun didalam anus.

Tujuan

Agar penderita Haemoroid mendapat pelayanan yang optimal.

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1. Kriteria Diagnosis

1.1. Buang air besar berdarah segar tanpa nyeri/lendir.

1.2. Darah tidak bercampur dengan feses atau darah menetes.

1.3.Benjolan yang besar di anus, bila BAB masuk atau dimasukkan secara manual.

1.4. Pemeriksaan colok dubur tidak ada kelainan kecuali haemoroid interna.

2. Diagnosa banding :

2.1 .Carsinomarecti

2.2. Polip recti

2.3. Prolaps ani.

3. Pemeriksaan Penunjang

3.1. Anuskopi atau prostokopi

4. Konsultasi : Spesialis Bedah

5 .Perawatan Rumah Sakit :

Dirawat elektif untuk derajat III, darurat segera untuk derajat

IV .

6.Terapi

6.1.Medik :

6.1.1.Diit tinggi serat

6.1.2.Diit ringan kalau ada riwayat laserasi

6.1.3.Supositoria

6.1.4. Sit bath (dengan larutan permanganas kalikus)

6.1.5. Sclerosing

6.2 Bedah : Hemoroidectomi pada haemoroid derajat III dan IV

7.Penyulit :

7.1. Infeksi

7.2. Fissura atau stenosis ani

8.Inform Consent : perlu

9.Lama Perawatan : pada tindakan pembedahan rata-rata 3-5hari

11. Masa Pemulihan : 3 minggu pasca bedah

12. Output : sembuh total

13. PA. : tidak diperlukan

14. Otopsi/risalah kasus.

Unit Terkait1.Rekam Medik

2.Komite Medik

3.SMF Bedah

4.UGD.

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

ILEUS OBSTRUKTIVUS

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

1/2

SPO

PELAYANANTanggal Terbit 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Ileus obstruktivus adalah sumbatan pada usus yang dapat dibagi :

Berdasarkan lokasi :

Small intestinal obsrtruction

Hight bowel Obstruction

Colonic Obstruktion

Low bowel obstruction

Berdasarkan sifat :

Closed loop Obstruction

Loop usus tidak dapat maju baik adoral maupun aboral

Strangulation Obstruction

Aliran darah ke segmen usus yang tersumbat terputus

TujuanAgar penderita Ileus obstruktivus mendapat pelayanan yang optimal.

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur

1. Kriteria Diagnosis

1.1 Rasa sakit abdominal

Pada awalnya bersifat episodik dan kolik, pada ileus strangulata rasa sakit abdomila berkembang menjadi lebih berat dan konst

1.2. Vomitus, semakin proksimal letak abstraksi, muntah menjadi lebih sering dan billious, semakin distal letak obstruksi muntah timbul menjadi lebih lambat dan bau muntah mungkin tidak ditemukan

1.3. Obstipasi

1.4. Distensi tampak mendominasi pada : Chronic large bowell obstruction, volvulus colon sigmoid

1.5. Dihidrasi

1.6. Defance muskuler apabila telah berkembang menjadi peritinitis

1.7. Masa abdominal pada strangulasi

1.8. Bising usus meningkat, bahkan tidak jarang dijumpai metalic siund

1.9. Darm steifung atau visible peristaltik

1.10. Rectal Toucher ; pemastian adanya hemotosezia

1.11. Perhatikan adanya jaringan ikat pasca bedah dan adakah tanda-tanda hernia

2. Pemeriksaan Penunjang

2.2. Laboratorium

2.2.1 Darah rutin : Lekositosis > 20.000/mm3, diff, count shift to the left, Ht meningkat.

2.2.2 Urine rutin : protein urine meningkat positif

2.2.3 Kimia darah : ureum dapat meningkat

2.3. Radiologi : Foto abdomen 3 posisi, foto barium enema untuk melihat lokasi sumbat

3. Diagnosa banding :

3.1. Gastro enteritis akut

3.2. Pankreatitis akut

3.3. Kolesistitis akut

3.4. Ulkus peptikum perforasi

3.5. Renal Kolik

4. Terapi :

4.1. Konservatif

4.1.1. Koreksi balance cairan

4.1.2. Pemasangan maag slang untuk dekompresi

5. Tindakan dekompresi dengan menggunakan NGT dilakukan untu 12 jam pertama

Unit Terkait1. Rekam Medik

2. Buku Standar pelayanan medis

3. Rujukan

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

HERNIA LIPAT PAHA

(INGUINALIS)

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

SPO

PELAYANANTanggal Terbit 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Merupakan prostusi viscus atau bagian viscus melalui cincin inguinal (hernia inguinal) atau canal femoral (hernia femoral), yang dapat bersifat reducible, Irreducible & atrangulated.

Tujuan

Agar penderita Hernia Inguinalis mendapat pelayanan yang optimal

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1. Kriteria Diagnosis :

1.1. Riwayat benjolan pada lipat paha yang hilang timbul.

1.2. Masa di daerah lipat paha yang dapat dimasukkan

kembali kedalam rongga perut.

1.3. Anuluis inguinalis eksternus yang melebar

1.4. Impuls teraba pada jari bila Os mengedan

2. Diagnosis banding :

2.1. Hidrokel

2.2. Tumor Inguinalis

2.3. Pembesaran kelenjar limfe

3. Pemeriksaan Penunjang :

3.1. Laboratorium rutin untuk persiapan operasi

Hb lekosit, LED, diif. Count

Urine rutin

Bleeding mekanisme : bleeding time, clotting time

Gula darah

Fungsi ginjal : Ureum, kreatinin, asam urat.

4. Konsultasi : -

5. Perawatan Rumah Sakit :

5.1. Rawat inap untuk tindakan pembedahan :

5.1.1. Segera bila hernia incarserata (cito)

5.1.2.Terencana bila hernia reponibilitis (elektif)

6. Terapi : Hemiotomi

7. Penyulit.

7.1. Incarserata atau strangula

7.2. Hematoma

8. Inform Consent : perlu apabila pasien mau dioperasi

9. Lama Perawatan :

Apabila tanpa komplikasi diperkirakan sekitar 5-7 hari

10. Output : sembuh total

11. Otopsi/risalah kasus : dilaksanakan apabila pasien

meninggal.

Unit terkait1. Rekam Medis

2. Komite Medik

3. UGD

4. SMF Bedah

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

TRAUMA TAJAM/ TEMBUS TORAKS

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

1/1

SPO

PELAYANANTanggal Terbit 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Adanya trauma benda tajam yang menembus dinding dada.

TujuanAgar penderita trauma tajam/ tembus toraks mendapat pelayanan yang optimal.

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1. Kriteria Diagnosis :

1.1. Adanya perlukaan pada daerah toraks baik pada bagian depan,

samping atau belakang

1.2. Kedalaman luka melewati subcutis

1.3. Dasar luka tidak terlihat/ tidak terdeteksi

1.4. Kadang-kadang ada udara keluar dari luka

1.5. Ada keluhan sesak nafas

2. Pemeriksaan penunjang : Foto toraks tegak AP.

3. Perawatan Rumah sakit :

3.1. Rawat inap segera

3.2. Observasi ketat selama 24 jam

3.3. Luka tidak boleh dijahit, hanya ditutup kassa bethadine,

sebelum diyakini kedaan pleura.

4. Terapi

4.1. Puasa 1 X 24 jam

4.2. O2 3 1/ menit

4.3. infus maintenance

4.4. WSD dipasang bila ada pneumotoraks atau pada sucking chest

wound.

5. Penyulit

5.1. Prolonged atelekstasis paru

5.2. Pyotoraks

6. Konsultasi : spesialis bedah

7. Lama perawatan :

7.1. Satu sampai dua hari bila tanpa WSD

7.2. Dua sampai lima hari bila dengan WSD

8. Rehabilitasi : Latihan pernafasan/ aktif deep breathing

Unit terkait1. Rekam Medik

2. Komite Medik

3. UGD

4. SMF Bedah

RUMAH SAKIT TK II

KARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

TRAUMA TUMPUL TORAKS

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

1/1

SPO

PELAYANANTanggal Terbit 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Adanya suatu trauma tumpul pada toraks.

TujuanAgar penderita trauma tumpul pada toraks mendapat pelayanan yang optimal

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1.Kriteria Diagnosis

Adanya benturan pada dinding dada yang adekwat

Ada sesak nafas

Respirasi rata-rata lebih dari 20 X/menit

Hemitoraks yang bersangkutan tertinggal dalam pernafas

Ada pernafasan paradoksal

Suara nafas melemah/ negatif

Shok Hipovolemik

Pasien gelisah/ delirium

2.Pemeriksaan penunjang :

2.1. Foto toraks

2.2. Laboratorium darah rutin

3.Perawatan Rumah Sakit : rawat inap segera

4.Konsultasi : spesialis bedah toraks

5.Terapi

5.1. Puasa 1 X 24 jam

5.2. Oksigen 3 1/ menit

5.3. Infus maintenance

5.4. Tidak boleh diberi obat penenang

5.5. Diberikan analgetik kuat parenteral

5.6. Dipasang WSD bila ada pneumotoraks atau hematotoraks

5.7. Dipasang traksi iga bila ada pernafasan paradoksal

5.8. Antiinflamasi

5.9. Ekspektoran

Unit terkait1. Rekam medik

2. Buku standar pelayanan medis

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

TRAUMA TAJAM/ TEMBUS ABDOMEN

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

1/1

SPO

PELAYANANTanggal Terbit 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Adanya trauma benda tajam yang menembus dinding abdomen

TujuanAgar penderita trauma tajam abdomen mendapat pelayanan yang optimal

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1.Kriteria Diagnosis:

1.1. Perlukaan pada daerah abdomen

Kedalaman luka melewati subcutis

Dasar luka tidak terdeteksi

Kadang-kadang didapat amentum prolaps atau visceral prolaps

2. Pemeriksaan penunjang :

Laboratorium : Hb, Leukosit, Ht

3. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera

4. Terapi :

4.1. Luka tidak boleh dijahit

4.2. Infus maintenance dengan ringer lactate

4.3. Dilakukan eksplorasi luka dalam narkose

4.4. Bila tidak menembus peritonium, luka dijahit

4.4. Bila menembus peritonium luka dieksplorasi

5. Penyulit :

5.1. Perforasi usus

5.2. Perdarahan hebat dari usus atau omentum atau mesenterium atau

org

6. Lama perawatan :

6.1. 1-2 hari tanpa laparotomi

6.2. 5-7 hari pada laparotomi

7. Konsultasi : spesialis bedah

Unit terkait1. Rekam medik

2. Buku standar pelayanan medis

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

TRAUMA TUMPUL/ TEMBUS ABDOMEN

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

1/1

SPO

PELAYANANTanggal Terbit 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Adanya trauma benda tumpul yang menembus dinding abdomen

TujuanAgar penderita trauma tumpul/tembus abdomen mendapat pelayanan yang optimal

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1. Kriteria Diagnosis :

1.1. Ada riwayat trauma yang adekwat pada daerah abdomen

1.2. Adanya jejak kekerasan pada daerah abdomen

1.3. kadang-kadang disertai gangguan sirkulasi sampai dengan shock

hipovolemik.

2. Pemeriksaan penunjang :

2.1. Laboratorium

2.1.1. Hb, Ht, biasanya menurun

2.1.2. Leneo biasanya meningkat

2.1.3. Urine sedimen kadang-kadang ada

2.1.4. Eritrosit

2.2. Rontgen : Foto abdomen 3 posisi kadang-kadang ada udara

bebas

3. Perawatan Rumah sakit :

3.1. Rawat inap segera

3.2. Persiapan untuk operasi laparotomi darurat

4. Terapi :

4.1. Preoperatif dilakukan rehidrasi dengan cairan RL sampai urine

1 cc/kg BB/ jam

4.2. Dipasang kateter

4.3. Antibiotik parenteral

4.4. Transfusi darah bila Hb < 8,9 gr %

4.5. Pemasangan pipa lambung

4.6. Dilakukan laparotomi eksplorasi

Unit terkait1. Rekam medik

2. Buku standar pelayanan medis

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

TRAUMA TUMPUL GINJAL

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

SPO

PELAYANANTanggal Terbit 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Adanya suatu trauma tumpul pada Ginjal

TujuanAgar penderita trauma tumpul ginjal mendapat pelayanan yang optimal.

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1. Kriteria Diagnosis :

1.1. Adanya benturan pada daerah pinggang yang adekwat

1.2. Kadang-kadang menyertai trauma tumpul dada dimana terjadi fraktur tulang iga belakang.

1.3. Ada keluhan nyeri hebat didaerah pinggang dan perut

1.4. Kadang-kadang disertai gangguan sirkulasi sampai shock hipovolemik

1.5. Didapatkan hematuria mikroskopik atau gross hematuria

1.6. Terdapat pembengkakan atau hematoma pada daerah pinggang.

2. Varian Diagnosis :

2.1. Contusio renis (memar ginjal)

2.2. Hematom subcapsulari

2.3. Ruptul ginjal

3. Pemeriksaan penunjang :

3.1 Laboratorium :

Hb. Dan Leukosit serial tiap jam sebanyak tiga kali

Urine sedimen

3.2. Rontgen BNO-IVP

3.3. USG

4. Perawatan Rumah Sakit :

4.1. Rawat inap segera

4.2. Observasi ketat tanda-tanda vital dalam 24 jam

4.3. Observasi hematoma pada pinggang

5. Konsultasi : spesialis bedah

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

TRAUMA TUMPUL GINJAL

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

2/2

SPO

PELAYANANTanggal Terbit 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Prosedur6. Terapi :

6.1. Bed rest 1 minggu

6.2. Puasa 1 X 24 jam

6.3. Infus RL maintenance

6.4. Analgetik kuat parenteral

6.5. Anti perdarahan (hemostatik Agent)

6.6. Pemeriksaan BNO-IVP cito untuk dapat segera membedakan

variant diagnosis.

6.7. Bila pasien shock untuk kedua kalinya atau ada hambatan untuk

BNO-IVP, maka bisa langsung operasi.

7. Terapi spesifik dengan variant diagnosis :

7.1. Terapi konservatif sampai urine jernih

7.2. Operasi segera untuk eksplorasi ginjal

7.3. laparatomi medianan

7.4. Partial afrektomi bila hilus masih utuh dan jaringan ginjal masih baik.

7.5. Total nefrektomi bila hilus ginjal rusak atau jaringan ginjal tidak sehat.

8. Penyulit :

8.1. Irrevelsible shok karena perdarahan masih aktif (pada kasus

dimana terjadi shock tidak perlu BNO-IVP, langsung operasi)

8.2. Prolonged hemataria

8.3. Pyeolonefrosis.

9. Rehabilitasi : Latihan mobilisasi bertahap setelah urine jernih secara mikroskopik.

Unit Terkait1. Rekam Medik

2. Buku standar pelayanan medis

RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA PONTIANAK

Jl. Adisucipto Km.6,5

Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar

PENANGANAN

TRAUMA TAJAM/ TEMBUS GINJAL

No. Dokumen

02/01/

No. Revisi

0lHalaman

1/1

SPO

PELAYANANTanggal Terbit 2015

Ditetapkan,

Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada

dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARS

Kolonel Ckm NRP 31448

Pengertian

Adanya trauma tumpul benda tajam / tumpul pada ginjal

TujuanAgar penderita trauma tajam/tembus ginja mendapat pelayanan yang optimal..

Kebijakan

Pelayanan Medik di RS. Kartika Husada berpedoman pada :

STD Yan Med dari Depkes RI yang telah ditetapkan Ka Rumkit.

STD Yan Med yang disusun oleh SMF RS. Kartika Husada.

STD Obat di RS. Kartika Husada.

Prosedur1. Kriteria Diagnosis :

1.1. Adanya perlukaan didaerah pinggang baik luka sayat, bacok

atau luka tusuk.

1.2. Adanya hematuria gross atau mikroskopik

2. Pemeriksaan penunjang :

2.1. Laboratorium

2.1.1. Urine sedimen

2.1.2. Hb, Leukosit, Ht

3. Perawatan Rumah Sakit :

3.1. Rawat inap segera

3.2. Dilakukan eksplorasi luka dalam narkose, posisi ginjal

4. Terapi :

4.1. Puasa

4.2. Infus maintenance dengan cairan RL

4.3. Dipasang kateter dauer

4.4. Antibiotik parenteral

4.5. Analgetik parenteral

4.6. Haemostatik agent parenteral

5. Penyulit

5.1. Prolonged hematuria

5.2. Pyelonfrosis

5.3. Kalau terjadi penyulit terpaksa dilakukan nefrektomi

6. Lama perawatan : 7 10 hari bila tanpa penyulit

7. Rehabilitasi : Mobilisasi dilakukan 3 minggu trauma

Unit terkait1. Rekam Medis

2. Buku standar pelayanan medis