spo anak 2015.doc
DESCRIPTION
jalanTRANSCRIPT
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAK
DIARE AKUT
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Operasional
(SPO Pelayanan Medik)
Tanggal Terbit Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Diare akut adalahkeluarnya tinja cair lebih dari 3 kali per 24 jam terjadi akut dan berlangsung tidak lebih dari 7 hari.
Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan diagnosa dan penatalaksanaan diare akut padaanak.
Kebijakan Terdapat 5 lintas terapi diare akut yaitu :1. Rehidrasi2. Dukungan nutrisi3. Suplemen Zinc4. Antibiotik selektif5. Edukasi orang tua
Prosedur Prosedur diagnosis 1.Anamnesis 1.1. Keadaan diare : saat terjadinya, frekuensi sehari, volume
sekali diare, ada darah / lendir.1.2. Rasa haus : kekuatan minum, kuat / malas.1.3. Keadaan diuresis : keluarnya kencing normal / jarang.1.4. Keadaan jantung / paru : sesak, kaki tangan dingin.1.5. Kesadaran : gelisah / rewel atau masih main biasa.
Prosedur 2. Pemeriksaan fisis Tentukan derajat dehidrasi
Anemnesis dan
Pemeriksaan FisisTanpa
DehidrasiDehidrasiTak Berat
Dehidrasi Berat
Kesadaran N Gelisah ↓Mata N Cowong + Cowong ++Minum N ↑ / ↑↑ ↓ / -Kulit N Turgor ↓ Turgor ↓↓Keterangan Ada tanda 2 /
>Ada tanda 2 />
3. Pemeriksaan laboratorium
Periksa tinja lengkap dan leukosit darah
Keadaan jaringan :- Turgor kulit turun- Ubun-ubun besar cekung- Mata cekung
Prosedur terapi 1. Rehidrasi Derajat
DehidrasiKebutuhan Jenis cairan & cara
pemberian
Berat 30 ml/kgBB/1 jam atau 10 tts/kgBB/menit selama 1 jam
RL/Asering/KA-EN 3B T IV
(Tetes intra vena)
Tak Berat 70 ml/kgBB/5 jam atau4 – 5 tetes/kgBB/menitselama 5 jam
RL/Asering/KA-EN 3B
Anak > 2 th TIVatau
RL/Asering/KA-EN 3B/Oralit
Anak ≤ 2 th TIG (Tetes Intra Gastrik)
Tanpa Dehidrasi
Kebutuhan 24 jam sesuai BB< 25 kg : 100 ml/kgBB26-40 kg : 75 ml/kgBB41-50 kg : 50 ml/kgBBAtau berturut-turut 1½, 1 , ¾ tetes/kgBB/menit
RL/Asering/KA-EN 3BAnak > 2 th TIV atauRL/Asering/Ka-EN 3B/OralitAnak ≤ 2 th TIG sampai sembuh
2. Dukungan Nutrisi Makanan diteruskan sesuai umur ASI tetap diberikan
3. Suplementasi Zinc Diberikan selama 10 hari berturut – turut Anak ≤ 6 bln 10 mg (½ tab) per hari Anak > 6 bln 20 mg (1 tab) per hari
4. Antibiotik selektif Selektif hanya pada diare berdarah dan kolera Antibiotika pilihan adalah kotrimoksazole dan metronidazole
5. Edukasi orang tua Nasehat kepada orang tua untuk segera memberikan oralit
segera setelah diare sekitar 50 – 100 ml setiap kali diare Bila anak tak mau minum / berkurang segera dibawa ke
Rumah Sakit
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAK
SERANGAN ASMA
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Operasional
Tanggal Terbit
Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Serangan asma (asma bronkial) adalah episode perburukan yang progresif dari gejala batuk, sesak napas, mengi, rasa tertekan di dada atau berbagai kombinasi dari gejala tersebut.
Tujuan Sebagai pedoman dalam menentukan diagnosis serangan dan penatalaksanaan serangan.
Kebijakan Dengan pengobatan yang cepat dan tepat, prognosa asma menjadi lebih baik.
Prosedur Prosedur Diagnosis 1. Anamnesis
1.1Batuk dan sesak kumat-kumatan1.2Ada riwayat alergi pada penderita dan atau keluarga1.3Suara nafas terdengar mengii
2. Pemeriksaan fisik2.1 Nampak sesak sampai terdengar suara mengii2.2 Ekspirasi memanjang dan terdengar wheezing expirasi2.3 Ada retraksi otot-otot sela iga
3. Foto dadaGambaran “Hyperaerated”
4. Menentukan derajat serangan asma4.1Serangan asma ringan
Pasien berbicara masih lancar4.2Serangan asma sedang
Berbicara dengan kalimat yang sulit diungkapkan4.3Serangan asma berat
Berbicara dengan kata-kata yang sulit diucapkan dan terputus-putus.
Prosedur terapi
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik
Serangan asma ringan/sedang/berat
Nebulisasi dengan salbutamol 0,1 mg/kgBB/dosis + garam faali 2 ml + bisolvon 0,5 (10 tetes) sebanyak
1- 3 kali selang 20 menit
Nilai Respon
Gejala hilang
Gejala timbul lagi
Respon partial/tetap
Observasi ½ jam
Efek bertahan Boleh pulang Bekali
salbutamol oral 0,1 ampul/kg/dosis 3x sehari dan mukolitik
Hindari alergen
Rawat Inap Oksigen 2-3 lt/menit Infus D5 in ½ saline 1½
tetes/kg/menit Aminophilin 5 mg/kgBB/8
jam Steroid I.V/8 jam Nebulisasi salbutamol/4-8
jam tergantung keadaan Jika dalam 24 jam membaik
dan stabil boleh pulang dengan bekali salbutamol, mukolitik, steroid dan hindari alergen
Dosis steroid Prednison oral (1 tab = 5 mg) : 1-2 mg/kgBB/hr dibagi 3 Prednisolon oral (1 tab = 4 mg) : 1-2 mg/kgBB/hr dibagi 3 Dexametasone injeksi 1 mg/kgBB/hari dibagi 3
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAK
KEJANG DEMAM
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat yang disebabkan oleh proses ekstra kranial.Ada 2 bentuk kejang demam :
1.Kejang Demam Sederhana2.Kejang Demam Komplikata.
Tujuan Sebagai pedoman untuk menentukan diagnosa dan penatalaksanaan kejang demam.
Kebijakan Pencegahan kejang setelah sembuh dari kejang demam, sangat penting dan perlu dilaksanakan agar tidak berkembang menjadi epilepsi.
Prosedur Prosedur diagnosis :1. Kejang Demam Sederhana ( KDS ).
Kejang demam yang memenuhi modifikasi kriteria living stone 1.1 Umur diantara 6 bln – 4 tahun
1.2 Lama kejang tak lebih dari 15 menit. 1.3 Kejang bersifat umum. 1.4Terjadinya kejang dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam. 1.5 Tidak ada kelainan neurologis baik klinis atau laboratorium. 1.6 Kejang tidak lebih dari 4 kali dalam setahun. 1.7 EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang.
2. Kejang Demam Komplikata ( KDK ). Kejang demam diluar kriteria tersebut diatas.
Prosedur terapi 1. Menghentikan kejang :1.1 Berikan diazepam 0,3 mg/kgBB perlahan – lahan intravena
dalam waktu > 2 menit1.2 Bila kejang belum berhenti dalam waktu 20 menit, berikan
obat, dengan dosis dan cara yang sama1.3 Bila sukar mencari vena, berikan diazepam intrarektal 0,5
mg/kgBB atau 5 mg untuk BB ≤ 10 kg dan 10 mg untuk anak BB > 10 kg
1.4 Bila kejang belum berhenti berikan fenitoin 10 mg/kgBB IV perlahan-lahan 50 mg/menit
2. Profilaksis intermittenSetelah kejang berhenti berikan :Diazepam 0,3 mg/kgBB/dosis, 3x sehari saat demam dan parasetamol 10 mg/kgBB/dosis, 3x sehari saat demam sampai umur 4 tahun
3. Profilaksis jangka panjang dipertimbangkan pada kejang demam komplikata sampai 2 tahun bebas kejang atau sampai umur 6 tahun, denga obat asam valproat 25 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis.
4. Pengobatan penyebab
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAK
PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE
No.Dokumen
No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Operasional
Tanggal Terbit
Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Demam Berdarah Dengue adalahsuatu penyakit yang disebabkan virus dengue yang mempunyai 4 jenis serotype yaitu den-1, den-2, den-3 dan den-4 yang ditandai dengan demam 5 – 7 hari disertai gejala perdarahan.
Tujuan Sebagai pedoman untuk menentukan diagnosa dan pentalaksanaan Demam Berdarah Dengue.
Kebijakan Masa kritis demam berdarah dengue adalah pada hari ke- III s/d V demam, yang perlu observasi ketat dan pemberian cairan elektrolit yang cukup.
Prosedur Prosedur diagnosis :1. Gejala klinis
Menurut derajat berat ringannya penyakit DBD dibagi menjadi 4 tingkat (WHO 1986) :
1.1 DBD derajat IDemam 2 – 7 hari, gejala umum tidak khas, uji tourniquet / test Rumple Leed +.
1.2 DBD derajat IIDerajat I ditambah gejala – gejala perdarahan spontan.
1.3 DBD derajat III Demam 2 – 7 hari ditambah gejala – gejala
kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( > 120 kali/menit ) dan tekanan nadi menyempit (sistolik - diastolik ≤ 20 mmhg).
1.4. DBD derajat IVDemam 2 – 7 hari ditambah gejala – gejala nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, kaki tangan dingin berkeringat, kulit biru.Gejala klinis lain : muntah – muntah dan hepatomegali dengan nyeri spontan dan nyeri tekan daerah perut kanan atas. Ascites dan efusipleura sebelah kanan, kadang ada gejala ensefalopati : kejang, gelisah , sopor sampai koma.
2. Laboratorium 2.1 Thrombositopenia ≤ 100.000 /mm3. 2.2 Hb dan hematokrit meningkat ≥20 %. 2.4 Sering leukopenia, kadang normal bahkan leukositosis.
Prosedur terapi 1. Derajat I dan II1.1. Pada anak yang masih bisa makan dan minum seperti biasa,
berikan minuman oralit, air buah ad libitum. 1.2 Pada anak yang nafsu makan / minum berkurang infus dengan RL 75 ml/kg BB/hari bila BB < 10 kg, dan 50 ml/kg BB/hari bila BB 10 kg, bersama – sama berikan minum oralit, air buah atau susu secukupnya. 1.3 Pada anak yang tidak mau minum sama sekali berikan infus RL :
o 100 ml/kg BB/ hr bila BB ≤ 25 kg (1½ tetes/kgBB/mnt)
o 75 ml/kg BB/hr bila BB 26 – 40 kg (1 tetes/kgBB/mnt)o 50 ml/kg BB/hr bila BB 41 – 50 kg ( ¾
tetes/kgBB/mnt)
1.4 Observasi ketat nadi dan tekanan darah setiap 2 – 6 jam. Obat – obat simtomatis lain sesuai dengan keluhan. Bila perdarahan hebat berikan darah 15 cc/kg BB/hari
.2. Derajat III dan IV
Lihat bagan berikut : Bagan 1 : Penatalaksanaan DBD di Poliklinik / UGD Bagan 2 : Penatalaksanaan DBD di Bangsal Rawat Inap
Prosedur Terapi
Pemeriksaan fisik
Ada KedaruratanUji Tourniquet + / - *Tanda shock/gagal sirkulasi *Muntah terus menerus *Kejang *Kesadaran menurun/gelisah *Berak darah *Mimisan masif
Tida ada kedaruratan
Periksa Uji Tourniquet( Rumple Leede )
RL (+) RL (-)
Rawat Jalan
* Tak kuat minum* Jml Trombosit < 100.000/UI* Ht > 40
Jml Trombosit> 100.000/UI
Rawat Jalan
*Kontrol hari III,IV,V*Minum banyak 100ml /kg/hr*Nilai tanda klinis*Lab, Hb, Ht, Trombo
KEDARURATAN KLINIS
RAWAT INAP
BAGAN 1
TATALAKSANAAN PENDERITA TERSANGKADEMAM BERDARAH DENGUE
( DI POLIKLINIK / UGD )
TERSANGKA DBDAnamnesis :Tersangka DBD bila :demam *Mendadak *Tinggi *Terus menerus *< 7 hari
Sangat tersangka DBD bila tersangka di tambah : *Tidak disertai ISPA *Badan lemah/lesu *Muntah-muntah *Sakit perut *Musim DBD
*Kontrol hari III,IV,V*Minum banyak 100ml/kg/hr*Nilai tanda klinis*Lab, Hb, Ht, Trombo*Ulang uji tourniquet
BAGAN 1
: KAPAN DBD DIRAWAT INAP ?
1. DBD DERAJAT III / IV2. DBD DERAJAT I / II BILA : a. Ada Kedaruratan klinis * Muntah terus menerus * Muntah darah * Berak darah * Kejang * Kesadaran menurun / gelisah b. Tanda Kedaruratan Lab * Trombo < 100.000 < hr VI * Ht > 40 % < hr VI c. Ada ancaman kedaruratan Tak kuat minum hari III, IV, V
TANDA GAGAL SIRKULASI :
1. Tensi ttu, nadi ttb 2. Tekanan nadi ≤ 20 mmHg disertai nadi cepat dan lemah > 120 x / mt 3. Hipotensi ( T < 80 mmHg ) disertai nadi cepat dan lemah, kulit
dingin dan lembab, gelisah.
Prosedur terapi BAGAN 2TATALAKSANA PENDERITA DBD DI RUANG RAWAT INAP
Kapan penderita DBD dipulangkan ? Penderita DBD dipulangkan bila : Setelah hari ke V, tidak demam dan tidak ada kedaruratan klinis/stabil baik (tidak menunggu trombosit > 100.000)Kortikosteroid diberikan pada keadaan DBD derajat IV, renjatan berulang dan renjatan berkelanjutan.
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik
RL 20 ml/kgBB/1 jam(20 ml/kgBB gerojog)
GRADE III (T<80, N>120)Akral dingin, nadi cepat lemah(kurang baik)
GRADE IV (T=0, N=0)Akral dingin (sangat jelek)
RL 30 ml/kgBB/1jam(30 ml/kgBB gerojog)
T>80 mmHgNadi <120/mtMenguat,Akral hangat
T terukur<80 mmHgN cepatAkral dinginAtau hangat
T PalpasiN cepat lemahAkral dingin
T=0, N=0Akral dingin
RL 10 ml/kg/1 jam3,3 tts/kg/mtselama 1 jam
Plasma atau Dextranatau Plasmaexpander lain10 ml/kg/1jam
Plasmaatau Dextranatau Plasmaexpander lain20 ml/kg/1 jam
RL10 ml/kg/1 jam
Plasmaatau Dextranatau Plasmaexpander lain20 ml/kg/1jam
Keadaan MemburukDopamin(ICU Anesthesi)
KEBUTUHAN CAIRAN 24 JAMRL = =……tts /kg BB / m
RD 72
GRADE I/II
*Pikirkan dd :- Hipoglikemi- Syok kardiogenik- Syok septik- Perdarahan
Lasix *
Kebutuhan cairan 24 jam :BB < 25 kg : 100 ml/kg(1,5 tt/kg bb/mt) 26 – 40 kg : 75 ml/kg (1 tt/kg bb/mt) 41 – 50 kg : 50 ml/kg (2/3 tt/kg bb/mt)
A
B
Keterangan :A : Fase atasi syokB : Fase mempertahankan agar tidak syok
Baik Kurang baik JelekSangat Jelek
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAK
PENATALAKSANAAN DEMAM TIFOID
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Operasional
Tanggal Terbit
Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Demam Tifoid adalahsuatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.
Tujuan Sebagai pedoman untuk menentukan diagnosa dan penatalaksanaan demamtyfoid.
Kebijakan Demam lebih dari seminggu yang belum jelas penyebabnya, hendaknya pemeriksaan mengarah pada demam tyfoid serta pengobatan dan perawatan seperti Demam tyfoid.
Prosedur Prosedur diagnosis :1. Gejala klinis : demam, gangguan saluran cerna dan gangguan kesadaran
1.1. Demam :Demam lebih dari seminggu, remiten terutama malam hari.
1.2. Gangguan saluran cernaNafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor dengan ujung dan tepinya kemerahan. Konstipasi sering terjadi kadang dapat juga diare.
1.3. Gangguan kesadaran Apatis sampai somnalen, jarang terjadi sopor atau
koma.
Prosedur 2. Pemeriksaan laboratorium
2.1. Biakan empedu. Ditemukan kuman – kuman salmonella typhosa
dalam darah ada minggu pertama.
2.2. SerologisPemeriksaan widal dianggap positif apabila hasil untuk titer 0 = 1 : 200 atau lebih atau terdapat kenaikan titer 4 x.
Prosedur terapi Perawatan dan pengobatan suportif:Penderita diisolasi. Desinfeksi pakaian dan ekskreta. Makanan tidak merangsang, tidak berserat banyak dan tidak menimbulkan banyak gas.
Medikamentasi:Dapat diberikan salah satu dari obat berikut :
Kloramfenikol (drug of choice) 50 – 100 mg/kgBB/hr,oral atau IV dibagi dalam 4 dosis selama 10 – 14 hari
Amoksisilin 100 mg/kgBB/hr oral atau IV selama 10 hari, dibagi dalam 3 dosis
Kotrimoksasol 6 mg/kgBB/hr,oral selama 10 hari dibagi dalam 2 dosis
Seftriakson 80 mg/kgBB/hr, intravena atau intramuskuler sekali sehari selama 5 hari
Sefiksim 10 mg/kgBB/hr,oral dibagi dalam 2 dosis, selama 10 hari
Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran.Dexametasone 1 – 3 mg/kgBB/hr intravena, dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik.
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAK
PENATALAKSANAAN ENSEFALITIS
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Operasional
Tanggal Terbit
Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Ensefalitis adalahinfeksi yang mengenai susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non purulent.
Tujuan Sebagai pedoman untuk menentukan diagnosa dan penatalaksanaan penyakit ensefalitis pada anak.
Kebijakan Penanggulangan edema otak secepat mungkin dengan pemberian kortikostiroid sangat membantu dalam menurunkan kejadian gejala sisa penyembuhan.
Prosedur Prosedur Diagnosis :1. Gejala Klinis
1.1 Demam sampai hiperpireksia mendadak. 1.2 Kejang umum / lokal berjam – jam. 1.3 Kesadaran menurun. 1.4 Gejala serebral dapat berupa paresis, paralysis dan afasia.
2. Laboratorium :Pemeriksaan cairan serebrospinal menunjukkan warna jernih, pleositosis antara 50 – 2000 sel yang didominasi oleh sel limfosit. Protein agak meningkat dan glukosa dalam batas normal.
3. Pemeriksaan EEG Pemeriksaan EEG menunjukkan proses radang
difus bilateral dengan aktifitas rendah.4. Pemeriksaan CT scan kepala hari ketiga sakit
Nampak ada lesi hipodens pada daerah frontotemporal
Prosedur terapi 1. Pengobatan penyebabDiberikan bila jenis virus diketahui Herpes ensefalitis : adenosin arabinose 15 mg /kg BB /hari selama 5 hari.Virus Herpes Simplek : asiklovir 10 mg/kgBB setiap 8 jam selama 10 – 14 hari, diberikan dalam infuse 100 ml salin minimumdalam 1 jam.
2. Pengobatan SuportifUntuk mempertahankan fungsi organ tubuh :
2.1 Pengobatan KejangDiazepan 0,3 – 0,5 mg / kg BB / x kemudian diikuti dengan fenitoin 2 mg/ kgBB/ x.
2.2 Pengobatan edema otak.Steroid dexamethazone 0,5 mg / kg BB / x dilanjutkan dengan dosis 0,1 mg /kgBB/x tiap 6 jam.
2.3 Makanan adekuat secara enteral atau parenteral dengan memperhatikan jumlah kalori, protein, vitamin cairan dan elektrolit. 2.4 Perawatan
Cegah keratitis dengan salep antibiotika mata dan cegah dekubitus dengan merubah posisi penderita setiap 2 jam.
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik
PENATALAKSANAAN MENINGITIS
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAKJl. Adisucipto Km.6,5Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Operasional
Tanggal Terbit
Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua lapisan otak dan sumsum tulang belakang yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa disebabkan oleh bakteri spesifik / non spesifik atau virus.
Tujuan Sebagai pedoman untuk menentukan diagnosa dan penatalaksanaan meningitis pada anak.
Kebijakan Penentuan diagnosa yang cepat dan pengobatan yang cepat, tepat dan adekuat sangat menentukan kesembuhan penderita.
Prosedur Prosedur Diagnosis :1. Gejala klinis :
Neoratus :Gejala tidak khas, panas, malas minum, lemah, muntah, kesadaran menurun, ubun – ubun besar cembung dan nafas tidak teratur.
Anak 2 bulan – 2 tahun :Gambaran klasik tidak ada, panas tinggi, muntah, gelisah dan kejang berulang, tangis melengking (high pitched cry).
Anak > 2 tahun :Panas, muntah, nyeri kepala, kejang, gangguan kesadaran, tanda – tanda rangsangan meningeal, kakukuduk tanda Brudzinski dan Kernig positif
2. Laboratorium* Meningitis Purulenta
CSF : warna opalesen sampai keruh.None / pandi positif kuat.Jumlah sel ribuan terutama p.m.n.Kadar protein meningkat, gula menurun
Darah tepi :Leukositosis, pergeseran ke kiri.
* Meningitis Serosa / TuberkulosaCSF : warna xantokrom / jernih
None pandi positif lemahJumlah sel ratusan terutama limfositKadar protein meningkat, gula menurun
Darah tepi :Leukositosis pergeseran ke kanan.
3. Foto torak : pada meningitis TBC sering nampak gambaran KP milier.
4. Test Mantoux : positif pada ,meningitis TBC.
Prosedur terapi 1. Obat – obatan antibiotika1.1. Meningitis Tuberkulosa :
1.1.1 Isoniazid 10 – 20 mg/kg/24 jam oral 2x sehari maksimal 500 mg, selama 1,5 tahun. 1.1.2 Rifampisin 10 – 20 mg/kg/24 jam oral 1x sehari selama 1 tahun. 1.1.3 Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam IM, 1 –2x sehari selama 3 bulan. 1.1.4 Selain obat anti TBC juga diberikan prednison 1 –2 mg/kg/24 jam selama 1 – 3 bulan. 1.2. Meningitis Purulenta umur ≤ 3 bulan
1.2.1. Sifalosporin generasi III, seftriakson 100 mg/kgBB/hr tiap 12 jam IV
1.2.2. Ampisilin 200 mg/kg/24 jam 4 – 6x /hari dan sefotaksim 200 mg/kg/24 jam 4x /hari,IV.
1.3. Meningitis Bakterial umur >3 bulan : 1.3.1. Ampisilin 200 mg/kg/24 jam IV, 4 – 6x /hari dan
kloranifenikol 100 mg/kg/24 jam IV, 4x sehari atau
1.3.2. Sefalosporin generasi III,sefotaksim 200 mg/kgBB/hr 3x sehari atau seftriakson 100 mg/kgBB/hr 2x sehari
2. Pengobatan SimtomatisDiazepan 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis atau rektal diazepam 0,4 – 0,6 mg/kg/dosis kend lanjutkan dengan Fenitorn 5 mg/kg/24 jam 3x sehari atau fenobarbital 5 – 7 mg/kg/24 jam 3x sehari.Antiperetika paracetamol 10 mg/kg/dosis.
3. Pengobatan SuportifPemberian makanan / minuman dengan memperhatikan jumlah kalori, protein, cairan, vitamin dan elektrolit.
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAKJl. Adisucipto Km.6,5Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar
PNEUMONIA
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Operasional
Tanggal Terbit
Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Pneumonia adalah radang parenkim paru.
Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan diagnosa dan penatalaksanaan pneumonia pada anak.
Kebijakan Ada beberapa penyakit yang menyerupai pneumonia sehingga penentuan diagnosa memerlukan pengalaman dan pemeriksaan yang teliti.
Prosedur Prosedur diagnosis pneumonia bakterialis :1. Gejala klinis :
1.1 Didahului infeksi saluran nafas atas beberapa hari. 1.2 Panas mendadak tinggi. 1.3 Nyeri kepala dan dada pada anak besar. 1.4 Batuk, sesak, takipne, nafas cuping hidung, granting dan sianosis.
2. Pemeriksaan fisik : 2.1 Inspeksi : dada yang sakit tertinggal Retraksi interkostral, sesak nafas. 2.2 Palpasi : suara nafas menurun. 2.3 Perkusi : redup. 2.4 Auskultasi : suara nafas menurun / bronkhial.
Ronkhi basah halus pada awal dan kemudian kasar pada stadium resolusi.
3. Laboratorium :Leukositosis (18 – 40.000 / mm3 dengan geseran ke kiri, LED meningkat.
4. Foto rontgen dada : Bercak – bercak infiltrat tersebar pada bronkho pneumonia,
atau meliputi satu atau sebagian lobus pada pneumonia labaris.
Prosedur diagnosis pneumonia virus :1. Gejala klinis dan pemeriksaan fisik secara umum sama
dengan pneumonia bakteri, hanya lebih ringan.2. Laboratorium :
Jumlah leukosit turun atau sedikit meningkat, LED normal atau sedikit meningkat.
3. Foto rontgen dada : Biasanya didapatkan infiltrat difus di daerah parahiler.
Prosedur terapi 1. AntibiotikaPemberian antibiotika didasarkan atas umur, keadaan umum dan dugaan penyebab.
1.1 Umur < 3 bulanKombinasi penisilin prokain 50.000 – 100.000 Kl/kg/24 jam 1m, 1 – 2x /hari dan gentamisin 5 – 7 mg/kg/24 jam 1 m / IV 2 – 3x sehari.Atau kombinasi kloksasilin 50 mg/kg/24 jam 1m /IV, 4x sehari dan gentamisin dosis sama dengan diatas.
1.2 Umur 3 bulan – 5 tahun.Kombinasi penisilin 50.000 – 100.000 Kl/kg/24 jam 1 m, 1 – 2x / hari dan kloramfenikol 50 – 100 mg/kg/24 jam IV / oral 4x / hari.AtauAmpisilin 50 – 100 mg/kg/24 jam 1 m / IV, 4x /hari dan Kloksasilin 50 mg /kg/24 jam 1m / IV, 4x /hari atau bila alergi terhadap penisilin, berikan Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral 4x / hr dan kleranifenikol dosis sama dengan diatas.Pada keadaan yang berat dapat diberikan sefalosporin.
1.3 Anak > 5 tahun yang non toksisPenisilin prokain 1m dosis sama dengan diatas atau eritromisin dosis sama dengan diatas.
2. SimtomatisOksigen dan ekspektoran bila perlu.
3. Fisioterapi Drainase postural atau dengan menepuk – nepuk posisi kepala lebih rendah.
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAKJl. Adisucipto Km.6,5Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar
PENATALAKSANAAN BRONKIOLITIS
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Operasional
Tanggal Terbit Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Bronkiolitis adalahpenyakit infeksi paru akut yang menyerang bayi, ditandai oleh obstruksi saluran nafas kecil.
Tujuan Sebagai pedoman dalam menentukan diagnosa dan penatalaksanaan Bronkiolitis pada anak.
Kebijakan Bayi dengan sesak dimana keluhan lebih berat dari gejala fisik yang ada, umumnya bayi menderita bronkiolitis.
Prosedur Prosedur diagnosis :1. Gejala Klinis :
1.1 Menyerang anak < 2 th, terbanyak < 6 bulan. 1.2 Didahului kontak dengan orang dewasa yang menderita infeksi saluran nafas atas yang ringan. 1.3 Gejala dimulai batuk, pilek dan mungkin panas. 1.4 Setelah beberapa hari batuk menghebat, gelisah tak dapat tidur / minum, kadang – kadang muntah dan demam ringan, kadang kemudian takikardia, takipnea dan sianosis.
2. Pemeriksaan Fisik : 2.1 Dada mengembang, retraksi interkostal dan subkostal. 2.2 Hati dan limpa terdorong ke bawah sehingga teraba waktu palpasi. 2.3 Perkusi hipersonor, suara nafas melemah. 2.4.Ronkhi halus akhir inspirasi, exp. memanjang dan
wheezing ekspirasi. Pada kasus berat wheezing menghilang.
3. Foto Rontgen Dada AP dan lateral.Diameter AP bertambah, diafragma tertekan ke bawah. Paru – paru mengembang ( hiperaktif ) dengan bercak – bercak infiltrat yang tersebar.
Prosedur terapi 1. Antibiotika diberikan bila ada indikasi.Penyakit berat atau keadaan umum kurang baik.Kecurigaan infeksi sekunder (bakteri) atau bronkopneumonia dengan gejala panas tinggi, leukositosis.Antibiotika yang diberikan seperti pada Pneumonia.
2. Bronkodilator tidak bermanfaat.3. Kortikosteroid diberikan pada keadaan gawat dapat
diberikan dexametason 0,1 – 0,2 mg/kg/dosis.4. Digitalis diberikan pada payah jantung.5. Suportif diberikan infus intravena bila sangat sesak, berikan
oksigen bila gelisah.
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik
RUMAH SAKIT TK IIKARTIKA HUSADA
PONTIANAKJl. Adisucipto Km.6,5Sei.Raya Kab.Kubu Raya Prop.Kalbar
PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS PARU
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Prosedur Operasional
Tanggal Terbit
Ditetapkan,Ka. Rumkit Tk. II Kartika Husada
dr. Agus Sunaryo, M. Kes, MARSKolonel Ckm NRP 31448
Pengertian Tuberkulosis Paru adalah infeksi paru oleh kuman mikrobakterium tuberculosis.
Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan diagnosa dan penatalaksanaan tuberculosis paru pada anak.
Kebijakan Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan oleh kedisiplinan orang tua dalam memberikan obat pada anaknya.
Prosedur Prosedur diagnosisPedoman Nasional Penanggulangan TuberkulosisTabel Sistem scoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TBParameter 0 1 2 3 Ju
mlah
Kontak TB Tidak jelas
Laporan keluarga,BTA negatif atau tidak tahu,BTA tidak jelas
BTA positif
Uji tuberkulin negatif
Positif (≥ 10 mm, atau ≥ 5
mm pada keadaan imunosupresi)
Berat badan/keadaan gizi
Bawah garis merah (KMS) atau BB/U < 60%)
Demam tanpa sebab jelas
≥ 2 mgg
Batuk ≥ 3 mggPembesaran kelenjar limfe koli,aksila,inguinal
≥ 1 cm,jumlah > 1,tidak nyeri
Pembengkakan tulang/sendi panggul,lutut,falang
Ada pembengkakan
Foto toraks Normal/tidak jelas
Suggestif TB
Jumlah
Catatan : Diagnosis dengan system scoring ditegakkan oleh dokter Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab
batuk kronik lainnya seperti Asma, Sinusitis, dll. Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien
dapat langsung di diagnosis tuberculosis. Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname)
lampirkantabel berat badan Foto toraks bukan alat diagnostic utama pada TB anak Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi local timbul < 7
hrsetelah penyuntikan) harus dievaluasi dengan system scoring TB anak.
Anak di diagnosis TB jika jumlah skor ≥ 6,(skor maksimal 13) Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk
evaluasi lebih lanjut
Penatalaksanaan
Skema pengobatan Tuberculosis Anak :
Macam Penyakit Obat Dosis mg/kg/HDosis max
Lamanya
Profilaksis primer INH 10 ( Max 400 ) ( mg / H )
Selama ada kontak
Profilaksis sekunder :AsimtomatikMencegah eksaserbasi
INHINH
1010
9 blnSelama sakit / terapi + 6 mng
Tuberkolosis A Simtomatik Pleuritis Endobronkial Kelenjar
B Superfisial
C
Rifampicin+INHATAUINH+StrepLalu+EthambutolATAUINHStrepLal u+PAS
10 (Max 600 mg / H15
15
20 – 40 (Max2x ½ g/H
15
1520-40 (Max2x ½ g/H
200 (Max 12 g/H
9 bulan
9 bulan
12 – 18 bulan
1 bulan
11 – 17 bulan
12 – 18 bulan
1 bulan
11 – 17 bulan * Milier* Pneumonia Progresif A* Meningitis Tulang dan sendi
B
C
INH+Rifampicin+StrepATAUINH+Rifampicin+EthambutolATAUINH+Ethambutol+Strep
15 – 20
10
20 - 40
15 – 20
10
15
15 – 20
15
20 - 40
18 bulan
18 bulan
3 bulan
18 bulan
18 bulan
18 bulan
18 – 30 bulan
18 – 30 bulan
3 bulan
BCG – it is
Tuberkulosis milier Serositis
tuberculosis Tuberkulosis
endobronkial
INH+RifampicinRegimen diatas ditambahPrednison
15
10
1 - 2
Sampai mengecil
1 – 3 bulan
Unit terkait 1. UGD Medik Anak2. SMF Anak3. Rekam Medik4. Komite Medik