skripsi riba dalam al qur'an

96
RIBA DALAM AL-QUR'AN (Studi Taf sir Ath-Thabari dan Tafsir Fi Zhila l al-Qur’an ) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin Oleh Muhammad Jayus 0631030029 Jurusan Tafsir Hadits . FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2010

Upload: muhammad-jays

Post on 11-Feb-2018

300 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 1/95

RIBA DALAM AL-QUR'AN

(Studi Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam

Ilmu Ushuluddin

Oleh

Muhammad Jayus

0631030029

Jurusan Tafsir Hadits

.

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

2010

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 2/95

i

RIBA DALAM AL-QUR'AN

(Studi Tafsir At Thabari dan Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam

Ilmu Ushuluddin

Oleh

Muhammad Jayus

06310310029

Jurusan Tafsir Hadits

Pembimbing I : Dr. H. Arsyad Sobby K., Lc., M.Ag.

Pembimbing II : H. Mahmudin Bunyamin, MA.

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

2010

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 3/95

ii

ABSTRAK 

Judul skripsi ini adalah Riba Dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Ath-Thabari danTafsir Fi zhilal al-Qur’an), adalah penelitian untuk mengungkap pemikiran Imam AthThabari dalam tafsir Ath-Thabari dan Sayyid Quthb dalam tafsir Fi Zhilal al-Qur’anyang berkenaan dengan permasalahan riba.

Perkembangan zaman dari masa ke masa semakin bertambah pesat, polakehidupan masyarakat yang ada juga semakin berkembang dengan pesatnya.Permasalahan-permasalahan yang timbul dari pola perkembangan kehidupanmasyarakatpun semakin bertambah banyak, sebagai contohnya adalah permasalahan

yang berkaitan dengan mu’amalah, khususnya terkait dengan masalah riba yangsemakin berkembang.

Ketentuan dalam al-Qur'an ada yang bersifat umum dan ada yang bersifatkhusus, semua nash-nash qath’I penafsirannya berdasarkan kepada syara’ dan tidak ada tempat bagi penafsiran mujtahid, sedangkan ayat-ayat yang bersifat mujmal danmemerlukan interpretasi berpeluang bagi mujtahid untuk mengemukakan ide-ide,seperti ayat-ayat tentang riba. Di dalam al-Qur'an, terdapat sedikitnya delapan ayatyang berkenaan dengan riba, yaitu : QS. 2 : 275-279, QS 3:130, QS. 4 : 161, QS30:39.

Untuk memahami dan mengetahui petunjuk-petunjuk al-Qur'an sepertimasalah riba, harus dipahami sosio historisnya, sehingga tidak hanya bagian-bagianasbab an nuzulnya wahyu, tetapi memahami latar belakang makro dan mikro terhadapturunya al-Qur'an.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, baik metode  pengumpulan data, seperti data-data primer maupun data sekunder, juga metodedalam penganalisaan data, yaitu tematik dan analisis deduktif. Sehingga diharapkandapat memperjelas gambaran umum tentang pendapat Imam Ath-Thabari dalam tafsir Ath-Thabari dan Sayyid Quthb dalam tafsir Fi Zhilal al-Qur’an tentang riba.

At-Thabari dan Sayyid Quthb sama-sama memberikan solusi pengganti ribadengan zakat, sedangkan dalam menafsirkan riba yang dimaksudkan dalam surat aliimran : 130 adalah riba jahiliyah yang jelas-jelas diharamkan

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 4/95

 INST

 Alamat: Jl. Letkol H.

Judul skripsi : RIBA D

al- Qur’

 Nama : Muha

 NPM : 063103

Jurusan : Tafsir  

Fakultas : Ushulu

Untuk diajukan dan di

Jurusan Tafsir Hadits I

Pembimbing

Dr. H. Arsyad Sobby,

 NIP. 195808231993031

 

iii

KEMENTERIAN AGAMATUT AGAMA ISLAM NEGERI RADE

LAMPUNGFAKULTAS USHULUDDIN

Endro Suratmin (0721) 7510755 Fak. 703260 Bandar 

PERSETUJUAN

  LAM AL-QUR'AN (Study Tafsir Tafsir Ath-Thaba

n)

mad Jayus

0029

adits

din

MENYETUJUI

ertahankan dalam sidang munaqasah Fakulta

AIN Raden Intan Bandar Lampung.

I Pembimbin

., Lc., M.Ag. H. Mahmudin Bu

001 NIP. 19680312000

MengetahuiKetua Jurusan Tafsir Hadits

Drs. Ahmad Bastari, MA.

 NIP. 196110131990011001

 INTAN

 

 Lampung 

  i dan Fi Zhilal

 

s Ushuluddin,

 

g II

yamin, MA.

31002

 

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 5/95

 INST

 Alamat: Jl. Letkol H.

Skripsi dengan judul: R 

Fi Zhilal al- Qur’an)  Jurusan: Tafsir Hadit

Ushuluddin Pada Hari/

Ketua :

Sekretaris :

Penguji I :

Penguji II :

Tanggal Lulus : 8 Oktobe

iv

KEMENTERIAN AGAMATUT AGAMA ISLAM NEGERI RADE

LAMPUNGFAKULTAS USHULUDDIN

Endro Suratmin (0721) 7510755 Fak. 703260 Bandar 

PENGESAHAN

  IBA DALAM AL-QUR'AN (Studi Tafsir ath

, disusun oleh: Muhammad Jayus, NPM.s, Telah Diujikan Dalam Sidang Munaq

anggal: Jum’at / 08 Oktober 2010

TIM DEWAN PENGUJI

rs. A. Bastari, MA. (……….…

Dr. Nadirsah Hawari, MA. (……….…

Drs. A. Syihabuddin HS., M.Ag. (……….…

Dr. H. Arsyad Sobby K., M.Ag. (……….…

EKAN FAKULTAS USHULUDDIN

Dr. M. Baharudin, M.Hum. NIP. 195606081983031006

  r 2010

 INTAN

 

 Lampung 

  -Thabari dan

0631030029,sah Fakultas

 

…………..)

…………..)

………..)

…………..)

 

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 6/95

v

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Jayus yang menulis skripsi ini, dilahirkan di Yukum Jaya,

kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, pada tanggal 09 Februari

1988, dari pasangan Bapak Alif Sumardi dengan Ibu Ngatiyah. Penulis merupakan

anak keempat dari lima bersaudara.

Pendidikan yang ditempuh penulis yaitu: dari Sekolah Dasar Negeri (SDN)

Yukum Jaya Terbanggi Besar Lampung Tengah sampai tahun 1997, kemudian

  pindah ke Sekolah Dasar Negeri Leses II Manisrenggo Klaten Jawa Tengah dan

selesai pada tahun 2000, kemudian melanjutkan kesekolah lanjutan tingkat pertama di

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 (SLTPN 1) Manisrenggo, Klaten, Jawa

Tengah, selesai tahun 2003, kemudian melanjutkan sekolah ke Madrasah Aliyah

(MA) Hidayatullah Depok, Jawa Barat, selesai pada tahun 2006.

Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung dan diterima di Fakultas Ushuluddin

Jurusan Tafsir Hadits.

Selama menjadi mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung, penulis mengikuti

 berbagai organisasi, baik ekstra maupun intra, di antaranya UKM Bapinda, UKMF

SALAM, BEM-J Tafsir Hadits, BEM-F Ushuluddin, DLM-F Ushuluddin, BEM

KBM IAIN Raden Intan, serta KAMMI.

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 7/95

vi

MOTTO

                                                                                                     

Artinya : “  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

  yang berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamumendapat keberuntungan.”

1(QS. Ali Imran : 130)

٢

Artinya :   Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Jauhilah olehmu tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan (pelakunya kedalam neraka).” Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah SAW. apakah dosa-dosa itu?” beliau bersabda, “mensekutukan Allah SWT. sihir, membunuh jiwa

  yang diharamkan Allah SWT kecuali dengan alas an yang dibenarkan,

memakan harta anak yatim, memakan riba, melarikan diri dari medan

  peperangan, dan menuduh wanita mukmin yang menjaga (kehormatannya)lagi baik (bahwa ia telah zina) (HR. Bukhari)

1 Departemen Agama R.I, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang, 1989, h. 97

2 Maktabah Syamilah Ishdar ats tsani (Shahih al Bukhari, juz 9, Qaulullah ta’ala :

innalladziina, h. 315)

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 8/95

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Ibu dan Ayah tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya, yang telah

  bersusah payah mengasuh, mendidik, membimbing, mengarahkan dan

mendo’akanku sejak kecil hingga dewasa, serta mengharapkan keberhasilanku,

mudah-mudahan skripsi ini merupakan hadiah terindah untuk keduanya.

2. Saudari dan saudaraku (mba Arif Latifah, mba Isniyati Martiyah, mba Siti

Mar’atus Shalihah, serta adikku Muhammad Irham) yang selalu mendo’akan sertamemberikan masukan bagi keberhasilanku selama belajar.

3. Temen-temen seperjuanganku angkatan 2006; Tohir, Mashuri, M. Fakhrurrozy,

Bisri Mustofa, Hendri Irawan, Malasari AM, Ayu Sumartini, Rifmawan Wahyu

 Ningsih, Aliyah, Ramdani, Anashrullah, seluruh kakak dan adik tingkat di jurusan

Tafsir  Hadîts serta teman- teman di Fakultas Ushuluddin yang selalu mendo’akan

dan memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Sohib-sohib di rental community, (ka Muslim, Soim, Adie, Rais, Jannah, Lipe,

Faton, Lailia, Dewi, Seldy, Nur)

5. Seluruh jajaran pengurus dan kader UKM-BAPINDA, UKMF-SALAM dan

BEM-J TAFSIR HADITS, BEM-F USHULUDDIN, DLM-F USHULUDDIN,

BEM KBM IAIN RADEN INTAN, KAMMI Komisariat IAIN Raden Intan,

mudah-mudahan makin berjaya dalam mengarungi jalan dakwah ini.

6. Almamater tercinta IAIN Raden Intan Lampung

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 9/95

viii

KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur kehadirat Allah swt., yang telah memberikan hidayah, tau fî k 

dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini. Shalawat dan

salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw., yang telah

mewariskan dua sumber cahaya kebenaran dalam perjalanan manusia hingga akhir 

zaman yaitu Al-Qur’an dan Hadis.

Penilisan skripsi ini diajukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat

ntuk memperoleh Gelar Sarjana dalam ilmu Ushuluddin Fakultas Ushuluddin IAIN

Raden Intan Lampung.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. M. Baharuddin, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN

Raden Intan Lampung beserta staf pimpinan dan karyawan yang telah berkenan

memberikan kesempatan dan bimbingan kepada penulis selama study.

2. Bapak Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc., MA., selaku pembimbing I dan Bapak 

H. Mahmudin Bunyamin, M.Ag., selaku pembimbing II yang yang dengan

susuah payah telah memberikan bimbingan dan pengarahan secara ikhlas dalam

 penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Drs. A. Syihabuddin HS., M.Ag., selaku pembimbing akdemik yang telah

mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi serta semua Dosen

yang telah ikhlas memberikan Ilmunya selama penulis menjadi Mahasiswa.

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 10/95

ix

4. Bapak Drs. Ahmad Bastari, MA, selaku ketua Jurusan Tafsir Hadis dan Bapak 

Dr. Nadirsah Hawari, MA., selaku sekretaris Jurusan Tafsir Hadis yang telah

memberikan pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kepala staf Perpustakaan Ushuluddin, Perpustakaan Pusat IAIN Raden Intan

Bandar Lampung beserta staf karyawan yang telah berkenan memberikan

informasi mengenai buku-buku yang ada di Perpustakaan selama penulis

mengadakan penelitian.

6. Dosen-dosen yang tidak tersebutkan namanya, yang selalu setia untuk menjadi

teman diskusi bagi mahasiswa.

7. Teman- teman seperjuanganku terutama Jurusan Tafsir Hadis yang telah

memberikan motivasi dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal dan jasa, bantuan dan petunjuk serta dorongan yang telah

diberikan dicatat oleh Allah SWT, sebagai amal shalih dan memperoleh ridha-Nya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan

 banyak kekurangan di sana sini karena keterbatasan referensi dan ilmu yang penulis

miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun

dari pata pembaca untuk demi penyempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi

ini dapat bermanfaat dan menjadi amal shalih. Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Bandar Lampung, Oktober 2010Penulis,

MUHAMMAD JAYUS

 NPM.0631030029

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 11/95

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ v

MOTTO .......................................................................................................vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................ ........................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Penegasan Judul ......................................................................................1

B. Alasan Memilih Judul ..............................................................................3

C. Latar Belakang Masalah ...........................................................................3

D. Rumusan Masalah ....................................................................................6

E. Tujuan penelitian ......................................................................................6

F. Metodelogi penelitian ...............................................................................7

BAB II RIBA DALAM ISLAM.........................................................................12

A. Pengertian Riba ........................................................................................12

B. Macam-Macam Riba ................................................................................14

C. Dasar Hukum Riba ...................................................................................18

D. Asbab an Nuzul Ayat-Ayat Tentang Riba ...............................................22

E. Illat Hukum Pelarangan Riba ....................................................................25

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 12/95

xi

BAB III RIBA DALAM TAFSIR ATH-THABARI DAN TAFSIR FI ZHILAL

AL-QUR'AN ......................................................................................................29

A. Sekilas tentang Imam At Thabari ............................................................29

1. Riwayat Hidup dan Latar Belakang Pendidikan ................................29

2. Pandangan Imam At Thabari tentang riba dalam tafsir at Thabari ....33

B. Sekilas tentang Sayid Quthb ....................................................................46

1. Riwayat hidup dan latar belakang pendidikannya .............................46

2. Pandangan Sayyid Quthb tentang riba dalam tafsir Fi Zilal al-Qur’an 51

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PANDANGAN DALAM TAFSIR 

AT THABARI DAN TAFSIR FI ZILALIL QUR’AN ...................................64

A. Persamaan penafsiran dalam Tafsir at Thabari dan Tafsir Fi Zhilal

Al-Qur’an tentang riba .............................................................................67

B. Perbedaan penafsiran dalam Tafsir at Thabari dan Tafsir Fi Zhilal

Al-Qur’an tentang riba. ............................................................................68

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP ........................................................74

A. Kesimpulan ..............................................................................................74

B. Penutup .....................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 13/95

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Arab Indonesia Arab Indonesia

= a = th

= b = zh

= t = ‘

= ts = gh

= j = f  

= ĥ = q

= kh = k

= d = l

= dz = m

= r = n

= z = w

= s ـ ه = h

= sy = '

= sh ي = y

= dh

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 14/95

xiii

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydîd) ditulis rangkap. Contoh:

= muqaddimah

= Al-munawwarah

C. Vokal

1. Mâd atau vokal panjang

â = a panjang î = i panjang û = u panjang

2. Diftong atau vokal rangkap

= aw

= ŭ

= ay

= i

D. Ta' Marbuthah ( )

Transiletrasi terhadap kata (al-kalimah) yang berakhiran ta'  marb ûthah  ( ة )

dilakukan dengan dua bentuk sesuai dengan fungsinya sebagai  shifah (modifier) atau

idhafah (genitive). Untuk kata yang berakhiran ta' marbûthah ( ة ) yang berfungsi

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 15/95

xiv

sebagai   shifah (modifier) atau berfungsi sebagai mudhaf  ilaih  , maka " ة "

ditransliterasikan dengan " h ". Sementara yang berfungsi sebagai mudhaf , maka " ة "

ditransliterasikan dengan " t ".

E. Penulisan "Al-"

Kata sandangَ( ) ditulis dengan tanda “Al-“ jika berhadapan dengan huruf-

huruf qamariyyah, sedangkan jika berhadapan dengan huruf-huruf syamsiyyah ditulis

menyesuaikan dengan huruf syamsiyyah yang dihadapi.

Contoh:

= Al-Madînah

= At-Tasbîh bukan Al-Tasbîh

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 16/95

xv

SINGKATAN YANG DIGUNAKAN

a.s. = 'Alayh al-salamH. = Hijriyah

h. = Halaman

H.R. = Hadis Riwayat

M. = Masehi

r.a. =  Radhiyallahu 'anhu / 'anha

saw. = Shallallahu 'alayh wa sallam

swt. = Subhânahu wa ta'âlâ

t.tp. = Tanpa tempat terbit

t.p. = Tanpa penerbit

t.th. = Tanpa tahun

cet. = Cetakan

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 17/95

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Sebelum penulis melakukan pembahasan serta penjelasan mengenai judul

yang diangkat, maka penulis akan menguraikan secara singkat maksud dari judul

skripsi “Riba dalam Al-Qur'an (Studi Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Fi Zhilal al

Qur’an)” untuk menghindarkan kesalahan pembaca dalam memahaminya.

Istilah Riba1

dalam buku Sistem Perbankan dalam Islam dijelaskan : Riba

merupakan suatu kelebihan atas modal, maka ia meliputi semua jenis pinjaman uang

dengan mengenakan bunga yang banyak atau sedikit”2

Al-Qur'an adalah sebagai

hudallinnas,3

yang juga merupakan fungsi utama Al-Qur'an. Dalam keterangan lain,

al-Qur'an disebut kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.

sebagai risalah yang universal dan merupakan petunjuk bagi manusia yang lengkap

dan komprehensif.4

Sebagai wahyu Allah swt. dan mu’jizat kitab suci ini

1 Kata Riba yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang sudah diserap ke dalam bahasa

Indonesia yaitu “riba”

2Drs. Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan dalam Islam. Terj. Drs. Aswin Simamora,

rineka cipta, jakarta, 1990. Hal. 76. Said agil Husin Al Munawwar juga menjelaskan makna riba : riba

adalah tambahan dari modal, maksudnya suatu transaksi yang dilakukan oleh dua orang – baik dalam

keadaan tunai maupun pinjaman – dengan ketentuan bahwa salah seorang di antaranya memperolehtambahan dari modal utama pada saat transaksi. Lihat, Said Agil Husin Al Munawwar,  Hukum Islam

 Dan Pluralitas Sosial , Jakarta; Penamadani, 2005. h. 67

3 M. Quraish Shihab,  Lentera al-Qur'an, Kisah dan Hikmah Kehidupan, Mizan Media Utama,

Bandung. 2008,h. 26

4 Thameem Ushama,   Metodelogis Of The Exegesis, Terj. Hasan Basri Dan Amroeni,

 Metodelogis Tafsîr Al-Qur'an , Riora Cipta, Jakarta, 2002, h. xiii

1

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 18/95

2

mengandung ibrah dan hikmah yang harus dikaji karena ia merupakan petunjuk bagi

segenap manusia.

5

Sebagaimana firman Allah swt. dalam QS. : al-Baqarah:2

                                   ):(

Artinya:   Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi

mereka yang bertaqwa.6

Tafsir Ath-Thabariy yang mempunyai judul asli Jami’ al Bayan Fi Tafsir al-

Qur'an, merupakan suatu produk tafsir yang dikarang oleh Abi Ja’far Muhammad bin

Jarir Ath-Thabari.7

Dalam tafsir ini memuat ajaran-ajaran salaf dengan sanad-sanad

yang mapan dan tidak ada bid’ah di dalamnya, dan juga ia menerima riwayat dari

 perawi seperti Muqâtil bin Bakar dan Al-Kalbi.8

Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an adalah tafsir yang dikarang oleh Sayyid Quthb,

yang selama hidupnya, Sayyid Quthb menelaah secara komprehensif ideologi

materialistik dalam masyarakat kontemporer, mengemukakan kebohongan mereka

dan menawarkan pemecahannya dengan perspektif al-Qur'an bagi setiap problem

5 M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an, Mizan, Bandung, 2000, h. 227

6 Departemen Agama R.I, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang, 1989, h.8

7 Ibid , h. 68

8 M.Quraish Shihab Loc. Cit.

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 19/95

3

yang muncul.9

Di dalam tafsir tersebut juga menjelaskan secara spesifik perbedaan

antara sistem kehidupan Islam dan non Islam.

10

B. Alasan Memilih Judul

Adapun yang menjadi alasan penulis dalam memilih judul penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Riba merupakan persoalan yang selalu dibahas dan diperdebatkan oleh

kalangan ulama, dan dalam pembahasannya terdapat pro dan kontra. Maka

melalui penelitian ini akan lebih jelas diketahui bagaimana yang dimaksud

dengan riba dalam Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Fi Zhilal al Qur’an

2. Penulis memilih tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an karena

kedua tafsir ini merupakan produk tafsir klasik dan tafsir modern.

C. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman dari masa ke masa semakin bertambah pesat, pola

kehidupan masyarakat yang ada juga semakin berkembang dengan pesatnya.

Permasalahan-permasalahan yang timbul dari pola perkembangan kehidupan

masyarakatpun semakin bertambah banyak, sebagai contohnya adalah permasalahan

yang berkaitan dengan mu’amalah, khususnya terkait dengan masalah riba yang

semakin berkembang.

9 Thameem Usama, Op. Cit . h. 80

10 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 20/95

4

Dari masa awal perkembangan hukum Islam sampai dengan masa sekarang,

  permasalahan serius yang dihadapi umat Islam adalah masalah pelarangan riba.

Pengertian umum yang berkembang dalam dunia Islam tentang masalah riba adalah

kelebihan atas tambahan modal, baik penambahan itu sedikit ataupun banyak,11

hal

ini seperti yang ditulis Sayyid Sabiq dalam kitabnya,  Fiqh Sunnah. Definisi tersebut

kemudian berkembang luas sesuai dengan kemajuan pemikiran dalam dunia Islam.

Salah satu ayat yang membicarakan tentang riba adalah :

                                                                                    

                                   

Artinya : “  Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar diabertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk 

mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-

orang yang melipat gandakan (pahalanya).” (QS. Ar Ruum : 39)12

Riba di sini dinilai oleh para ulama tidak berbicara tentang riba yang

diharamkan, Al-Qurthubi dan Al-‘Arabi mengatakan bahwa riba yang dibicarakan

dalam surat tersebut sebagai riba halal, sedangkan Ibn Abbas dan beberapa tabi’in

menafsirkan riba dalam ayat tersebut sebagai hadiah yang dilakukan oleh orang-orang

yang mengharapkan imbalan berlebih.

11 Sayid Sabid, Fiqh Sunnah jilid 12, PT Al Maarif, Bandung, 1987, cet. Pertama, h. 117

12 Mujamma’ Malik Fahd Li Thiba’at al Mushaf asy syarif,  Ibid , h. 647

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 21/95

5

Riba sebagai sesuatu yang diharamkan berdasarkan pada surat Ali Imran ayat

130 :

                                                                                  

Artinya : “  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

  yang berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imran : 130)13

Di dalam ayat tersebut terdapat kata adh`afan mudha`afa yang berarti berlipat

ganda. Selain itu, penulis melakukan penelusuran di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-

ayat yang berkenaan dengan riba, antara lain : QS. 2 : 275-279, QS 3:130, QS. 4 :

161, QS 30:39.14

Quraish Shihab dalam bukunya,  Membumikan Al-Qur'an  berpendapat bahwa

riba adalah kelebihan yang dipungut bersama jumlah utang yang mengandung unsur 

  penganiayaan dan penindasan, bukan sekedar kelebihan atau penambahan jumlah

utang.15

Berangkat dari masalah ini, penulis berkeinginan untuk mengangkat ke

  permukaan pandangan antara Imam Ath-Thabari dalam Tafsir Ath-Thabari dan

Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an tentang kedudukan riba, karena itulah

13 Ibid , h. 97

14 Muhammad Fu’ad Abd al Baqi, al Mu’jam al Mufahras li alfadz al Qur’an, Darul Hadits,

Kairo, 1996, penulis dalam pencarian terbantu dengan menggunakan software Qur’an.exe terbitan

tahun 2003

15 M. Quraish Shihab  , Membumikan al-Qur'an, fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan

masyarakat , Mizan, Bandung, 2004. h. 267

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 22/95

6

kajian skripsi ini penulis beri judul “Riba dalam al-Qur'an, Studi Tafsir Ath-Thabari

dan Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an”

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas ada beberapa permasalahan yang kiranya

 perlu diangkat sebagai rumusan masalah diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penafsiran ayat tentang riba dalam tafsir ath-Thabari dan tafsir Fi

Zhilal al-Qur’an.

2. Adakah Persamaan dan perbedaan penafsiran, serta bagaimanakah akar 

 persamaan dan perbedaan dalam penafsiran antara kedua tafsir diatas tentang ayat

riba.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian pada umumnya memiliki tujuan untuk menambah wawasan

  pemikiran terhadap obyek yang dikaji juga penelitian yang akan peneliti bahas

melalui skripsi ini. Adapun mengenai tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui pandangan Imam Ath-Thabari dan Sayid Quthb mengenai

ayat riba dalam tafsir Ath-Thabari dan tafsir Fi Zhilal al-Qur'an

2. Supaya mengetahui perbedaan pendapat antara Imam Ath-Thabari dan Sayid

Quthb mengenai ayat riba dalam Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Fi Zhilal al-

Qur'an.

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 23/95

7

F. Metodologi Penelitian

Metode suatu penelitian akan sangat bergantung pada pokok permasalahan

dan sifat penelitian tersebut. Sedangkan untuk mendapatkan data yang obyektif bagi

suatu penelitian, Maka setiap penelitian ilmiah harus menggunakan suatu metode

 penelitian tertentu.

Dalam penelitian ini, digunakan langkah pendekatan penelitian tafsir yaitu

meneliti melalui pendekatan historis16

(historical approach) dan pendekatan

sosiologis17

( sociological approach).18

Sehingga didapatkan data yang sesuai.

Selain pendekatan di atas, penulis juga menggunakan pendekatan tematik 

(maudhu’i) yang menurut definisi al Farmawi : tafsir maudhu’i ialah mengumpulkan

ayat-ayat al-Qur'an yang mempunyai tujuan yang satu, yang bersama-sama

membahas topic/judul sector tertentu dan menertibkannya sedapat mungkin sesuai

dengan masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian

memperhatikan ayat-ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-

keterangan dan hubungan-hubungannya dengan ayat-ayat yang lain, mengistinbatkan

hukum-hukum.19

Sehingga dalam penelitian ini dapat diambil pemahaman yang

16

Yang dimaksud di sini adalah untuk mengetahui nuzul ayat dan relevansinya dengan kontekskekinian.

17 Dimaksudkan untuk mengetahui kondisi social yang melingkupi ketika ayat-ayat al-Qur'an

itu nuzul

18 Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur’an, Pustaka Islamika, Bandung, 2002, h.333

19 Abdul jalal, Urgensi Tafsir Maudhu’i Pada Masa Kini , Kalam Mulia, Jakarta, 1990. h. 84

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 24/95

8

komprehensif tentang persoalan yang sedang dibahas yaitu mengenai riba dalam al-

Qur'an.

Guna memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Maka

dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

1. Jenis Dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), yang

dimaksud dengan penelitian kepustakaan menurut Hermawan Warsito ialah: suatu

kegiatan yang dilaksanakan dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur dari

 perpustakaan.20

Jadi, dalam penelitian ini akan mengumpulkan data dari berbagai

 jenis literatur, baik itu buku, serta karya-karya lain yang berhubungan dengan pokok 

 pembahasan, yaitu yang berkenaan dengan riba.

 b. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat “ Diskriptif Analisis” yaitu Penelitian untuk melukiskan,

memaparkan dan melaporkan suatu obyek atau gejala tertentu dengan cara melakukan

 penyelidikan yang kritis serta kehati-hatian dan menganalisa sebuah persoalan yang

sedang dihadapi.21

Metode ini digunakan untuk memaparkan dan menelaah serta

menggambarkan penafsiran Imam Ath-Thabari dalam tafsir ath-Thabari dan Sayid

20Hermawan Warsito, Pengantar Metodelogi Penelitian, Gramedia Utama, Jakarta, 1992. h.10

21 Kartini Kartono, Metodelogi Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1996. h.33

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 25/95

9

Quthb dalam tafsir Fi Zhilal al-Qur'an, dalam kajiannya terhadap ayat yang menjadi

 pembahasan yaitu ayat tentang riba.

2. Jenis Data

Adapun jenis data yang diambil dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

yaitu:

a. Data Primer 

Yang dimaksud dengan data primer adalah suatu data yang diperoleh secara

langsung dari sumber aslinya22

Dalam hal ini penulis menggunakan kitab aslinya

sebagai data primer. Adapun sumber primer dalam penelitian ini adalah Tafsir ath-

Thabari23

dan Tafsîr fi Zhilal al-Qur’an24

.

  b. Data Sekunder 

Data sekunder adalah data yang tidak berkaitan secara langsung dengan

sumber aslinya.25 Adapun data-data sekunder yang dapat diambil adalah dari karya

ilmiah, jurnal, buku literatur, serta karya orang lain yang menyoroti pendapat kedua

mufassir yang berkaitan dengan pembahasan yaitu yang membahas tentang riba.

22

Chalid narbuko,Abu Dawud, Metodelogi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 1991.h.43

23 Tafsir yang digunakan adalah karya Abi Ja’far Muhammad bin jarir ath Thabari, Tafsir Ath

Thabari (al musamma jami’ al bayan fi ta’wil al-Qur'an), : Beirut. 1999. Dar al Kitab al Alamiah.

24 Tafsir yang digunakan adalah, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (Di bawah naungan al qur’an), terj.

As’ad Yasin, Abd. Aziz Salim Basyarahil, Muchotob Hamzah, : Jakarta. 2000.Gema Insani Press.

25 Chalid narbuko,Abu Dawud, Loc. Cit.

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 26/95

10

3. Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara membaca,

mencatat serta menyusun data-data yang diperoleh itu menurut pokok bahasan

masing-masing. Adapun tehnik dari pengumpulan data-data tersebut penulis

menggunakan antara lain:

a. Kartu Ihtisar 

Pencatatan hanya garis besar dari pokok karangan, sumber data atau pendapat

seorang tokoh. Dengan demikian pencacatan ini harus dilakukan akurat karena

untuk menghindari kekaburan dari sumber aslinya.

 b. Kartu Kutipan

Yaitu pencatatan sesuai dengan aslinya dan tidak mengurangi dan menambah

atau merubah walaupun satu kata, huruf maupun tanda baca. Adapun

mempertinggi penelitian kutipan diadakan pengecekan ulang ketika selesai

mengutip, lalu disertai dengan halaman sumber yang terdapat diakhir kutipan.

c. Kartu komentar / Ulasan

Kartu ini memuat catatan khusus yang datang dari peneliti sebagai refleksi

terhadap suatu sumber data yang dibaca. Komentar atau ulasan tersebut dapat

  berupa krirtik, saran, kesimpulan, atau berupa penjelasan kembali terhadap

sumber data yang bersifat pribadi.26

26Anton Baker Dan Zubair Ahmad Charis,   Metodelogi Penelitian Filsafat , Kanisius

Yogyakarta, 1990. h.63

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 27/95

11

4. Analisa Data

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya dilakukan

tahapan analisis terhadap data-data tersebut. Dalam menganalisa data peneliti

mengunakan metode:

a. Analisa Tematik dan Komperatif 

Analisa Komperatif yaitu suatu cara membandingkan data yang diperoleh dari

  perpustakaan yang merupakan data kualitatif untuk menemukan persamaan dan

 perbedaan terhadap suatu ide.27

Metode ini dipergunakan untuk membandingkan pendapat mufasrin yaitu ath-

Thabari dan Sayid Quthb dalam kedua karya tafsirnya, untuk menemukan titik 

  persamaan dan perbedaan dalam memahami ayat tentang riba yang terdapat

dalam Al-Qur’an. Selain menggunakan analisis Komperatif, Penulis juga

menggunakan analisis tematik, yaitu dengan mengumpulkan ayat-ayat yang

membicarakan tentang riba, kemudian menganalisanya.

 b. Penarikan Kesimpulan

Selanjutnya dalam mengambil kesimpulan ini, peneliti menggunakan metode

deduktif yaitu suatu cara mengambil kesimpulan dari uraian-uraian yang bersifat

umum, kepada uraian kesimpulan yang bersifat khusus.28

27 Suharsimi Arikunto, Op.Cit ., h.247

28 Anton Baker, Op.Cit ., h.17

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 28/95

12

BAB II

RIBA DALAM ISLAM

A. Pengertian Riba

Sebelum lebih jauh menelaah pembahasan tentang riba, maka penulis akan

menjelaskan tentang riba.

Riba menurut pengertian bahasa berarti az-ziyadah )ُةَداَ ِّزیلا( yang berarti

tambahan, tumbuh dan menjadi tinggi. Yang dimaksud di sini adalah tambahan atas

modal, baik penambahan itu sedkit ataupun banyak.1

Firman Allah swt. berikut merupakan contoh nyata akan penggunaan kata riba

dalam pengertian semacam ini :

…                                                                            

            Artinya : “ … dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami

turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan

berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS. Al Hajj : 5)2

Sedangkan menurut istilah, riba adalah imbalan yang disyaratkan kepada

salah satu di antara kreditur dan debitur yang melakukan muamalah utang piutang

atau tukar menukar barang.3 Dalam keterangan lain dijelaskan bahwa riba adalah

1 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, jilid 12. PT Al Maarif, Bandung, 1985, h. 11, sedangkan di dalamkitab al Qamus (cet. As Sa’adah, Mesir, 1332 H, h. 332) disebutkan : riba-yarbu-ribaaan, artinya : bertambah dan berkembang.

2 Departemen Agama R.I, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang, 1989, h.512

3 Hafidz Anshori, Problematika Hukum Islam Kontemporer , LSIK, Jakarta, 1995, h. 34-35

12

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 29/95

13

tambahan dari modal, maksudnya suatu transaksi yang dilakukan oleh dua orang – 

 baik dalam keadaan tunai maupun pinjaman – dengan ketentuan bahwa salah seorang

di antaranya memperoleh tambahan dari modal utama pada saat transaksi.4

Sebagian ahli fiqh menyebutkan : “Riba adalah sistem pertukaran yang nilai

kesamaan yang ditukar tidak diketahui dalam timbangan syari’at ketika terjadi

transaksi dengan menangguhkan salah satu yang ditukar atau keduanya”. 5

Adapun dalam pemahaman syari`at, maka para ulama berbeda-beda

ungkapannya dalam mendefinisikannya, akan tetapi maksud dan maknanya tidak jauh

 berbeda. Di antaranya sebagai berikut

ا

Artinya : “Suatu akad / transaksi atas barang tertentu yang ketika akad 

berlangsung, tidak diketahui kesamaannya menurut ukuran syariat atau yang menunda penyerahan kedua barang yang menjadi objek akad atau salah

 satunya”.6

4 Said Agil Husin Al Munawwar,   Hukum Islam Dan Pluralitas Sosial , Jakarta; Penamadani,2005. h. 67. Lebih jauh, Yusuf Qardhawi berpendapat dalam bukunya,  Halal Haram dalam Islam,  bahwa Riba berarti pemerasan terhadap orang-orang lemah untuk kepentingan orang kuat.Dampaknya, yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin bertambah miskin.

5 Dr. Shalih Fauzan A.Fauzan, Perbedaan Jual beli dan Riba, dalam syari’at Islam, Pustaka AtTibyan, Solo, t.th., h. 32. Lebih jauh, penulis buku ini mengutip pendapat dari Bada’iush Shana’ie

 bahwa riba menurut pengertian yang lazim dalam syari’at ada dua macam : riba fadhal dengan ribanasiiah. Adapun riba fadhal adalah : bertambahnya substansi materi yang dalam transaksi jual belidiberi persyaratan sesuai dengan aturan syari’at. Sementara riba nasiiah adalah : bertambahnya uangmelalui jangka waktu, atau bertambahnya barang yang dihutangkan; yakni bila berupa barang takaranatau barang kiloan harus berbeda jenisnya, sementara bila bukan barang takaran atau kiloan harus sama jenisnya.

6 Muhammad Arifin bin Badri, MA. Riba & Tinjauan Kritis Perbankan Syari’ah, Pustaka DarulIlmi, Bogor, 2009, h.2 , beliau mengutip dari Mughni Muhtaj, oleh Asy Syarbini, 2/21

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 30/95

14

Ada juga yang mendefinisikan sebagai berikut :

Artinya : “penambahan pada komoditi/barang dagangan tertentu”.7

Dalam istilah sederhananya, riba adalah tambahan atas modal yang dilakukan

oleh debitur (pemberi hutang) kepada kreditur (yang melakukan hutang).

Setelah menjelaskan tentang definisi riba menurut berbagai pendapat, maka

selanjutnya akan dibahas mengenai bagaimana macam dan jenis riba.

B. Macam-Macam Riba

Para ulama menyebutkan bahwa riba secara umum terbagi menjadi dua

macam, riba nasi`ah)نیسئة (8 dan riba fadhl . )فضل(9

1. Riba nasi`ah )نیسئة ( / penundaan

Yaitu riba (tambahan) yang terjadi akibat pembayaran yang tertunda pada

akad tukar menukar dua barang yang tergolong ke dalam komoditi riba, baik satu

  jenis atau berlainan jenis dengan menunda penyerahan salah satu barang yang

dipertukarkan atau kedua-duanya.10

7

 Ibid , beliau mengutip dari al Mughni, oleh Ibnu Qudamah, 518 Seperti dalam kitab Fatawa al Azhar , Maktabah Syamilah Ishdar ats tsani ( Fatawa Al Azhar,

 Bab Riba Nasiah, juz 6, h. 124)

9 Ibid ,

10  Ibid , h. 20, dari  Majmu’ Fataawa al Lajnah ad Da’imah, 13/263 dan  Ar Riba ‘illatuhu wa

 Dhawabituhu, oleh dr. Shalih bin Muhammad as-Suthan, 8

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 31/95

15

Sayyid Quthb dalam tafsirnya mengutip beberapa pendapat ulama mengenai

  pendefinisian riba nasi’ah ini; seperti Qatadah berkata, “sesungguhnya riba yang

dipraktikkan kaum jahiliah adalah, seseorang menjual secara bertempo. Apabila suda

  jatuh tempo dan yang bersangkutan belum bisa membayarnya, maka penjual

meambah harganya dan menunda waktu pembayarannya”11. Imam Ar-Razi di dalam

tafsirnya berkata : “sesungguhnya, Riba  Nasi`ah )النیسئة ( itu sudah terkenal pada

zaman jahiliah karena seseorang dari mereka biasa meminjamkan uangnya kepada

orang lain hingga waktu tertentu. Dengan ketentuan bahwa pada setiap bulannya dia

dapat mengambil dalam jumlah tertentu, sedang uang pokoknya masih tetap seperti

keadaan semula. Apabila telah jatuh temponya, maka ia meminta kembali uangnya.

Jika si pengutang tidak dapat mengembalikan pada waktunya maka ia menambah

 bunga dan temponya”.12

Contoh riba nasi`ah dalam perniagaan :

Misalnya kasus riba dalam akad hutang piutang : bila A berhutang kepada B

uang sejumlah Rp 1.000.000,- dengan perjanjian : A berkewajiban melunasi

 piutangnya ini setelah satu bulan dari waktu akad piutang. Dan ketika jatuh tempo,

ternyata A belum mampu melunasinya, maka B bersedia menunda tagihannya

11

Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilal al Qur’an (di bawah naungan al-Qur'an) terj. GIP, Jakarta, jilid 1, h.380. lebih lanjut, menurut Mujahid, Pada zaman jahiliah, apabila seseorang mempunyai utangkepada orang lain, si pengutang berkata, ‘aku tambahi engkau sekian dan sekian asalkan engkau tunda pembayarannya’. Maka, pemberi utang menunda pembayarannya.

12 Arifin,  Loc. Cit., dalam keterangan lain, Mahmud Syaltut memberikan definisi tentang ribanasiah yaitu bertambahnya jumlah utang sesuai dengan jangka waktunya pinjaman, Lihat, MahmudSyaltut, Tafsir al-Qur'an al Karim (pendekatan Syaltut dalam menggali esensi al-Qur'an), CV.Diponegoro, Bandung, 1989, jilid 1, h.276

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 32/95

16

dengan syarat A memberikan tambahan/bunga bagi piutangnya – misalnya – setiap

  bulan 5% dari jumlah piutangnya. Atau ketika akad hutang-piutang dilangsungkan,

salah satu dari mereka telah mensyaratkan agar A memberikan bunga / tambahan

ketika telah jatuh tempo.

Riba semacam inilah yang ada semenjak zaman jahiliyah, bahkan telah

dilakukan oleh umat manusia sejak sebelum datang Islam, sebagaimana dalam firman

Allah swt. Berikut :

                                                                               

                                                                             

                          

Artinya : “ Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan

atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagimereka, dan Karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,

 Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah

dilarang daripadanya, dan Karena mereka memakan harta benda orang 

dengan jalan yang batil. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An Nisa : 160-161)13

Dan riba jenis inilah yang dimaksudkan oleh Rasulullah saw. Dari khutbah

 beliau di padang Arafah, ketika beliau menunaikan haji wada’ :

13 Departemen Agama, Op. Cit . h. 150

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 33/95

17

)(١٤

Artinya : “ Dan riba jahiliyyah dihapuskan, dan riba pertama yang aku hapuskan

ialah riba kami (kabilah kami), yaitu riba Abbas bin Abdul Muthalib,

 sesungguhnya ribanya dihapuskan semua” (HR. Muslim)15

2. Riba Fadhl  )فضل( (riba penambahan)

Mahmud Syaltut berpendapat bahwa Riba  Fadhl  )فضل( adalah : kelebihan

dari hasil pertukarang barang tertentu yang sejenis.16 Bentuk riba  fadhl  adalah

seseorang menjual sesuatu dengan sesuatu yang sejenis dengan suatu tambahan,

seperti menjual emas dengan emas, dirham dengan dirham, gandum dengan gandum,

dan sya’ir , jelai, padi-padian dengan sya’ir .

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW.

١ ٧)(

Artinya : “  Emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandumdijual dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir,

kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, (tukaran / 

timbangannya) sama dengan sama dan (dibayar dengan) kontan. Barang 

14

Maktabah Syamilah Ishdar ats tsani (Shahih Muslim, Bab hujjah an nabiy saw., juz 6, h. 245)15 Muhammad Arifin, Op. Cit., h. 23

16 Mahmud Syaltut, Op. Cit. h. 276

17 Maktabah Syamilah Ishdar ats tsani (Shahih Muslim, Bab Ash Sharf wa bay’ adz dzahab bi al 

waraq naqd, juz 8, h. 258)

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 34/95

18

 siapa yang menambah atau meminta tahmbahan maka ia telah berbuat riba”(HR. Muslim)

Para ulama telah menyepakati bahwa keenam komoditi tersebut dalam hadits

di atas adalah komoditi riba atau berlaku padanya hukum riba perniagaan (riba

 fadhl ).18

Contoh riba fadhl :

Seseorang memiliki 10 gram perhiasan emas yang telah lama atau ia pakai

emas 24 karat, dan ia menginginkan untuk menukarnya dengan perhiasan emas yang baru atau emas 21 karat. Bila akad dilakukan dengan cara barter (tukar menukar),

maka ia harus menukarnya dengan perhiasan emas seberat 10 gram pula, tanpa harus

membayar tambahan. Bila ia membayar tambahan, atau menukarnya dengan

 perhiasan seberat 9 gram, maka ia telah terjatuh dalam riba  fadhl (riba perniagaan)

dan itu haram hukumnya.

C. Dasar Hukum Riba

Riba diharamkan tentunya mempunyai dasar hukum yang kuat, baik itu

dilarang dalam al-Qur'an maupun dalam hadits Rasulullah saw. Dasar hukum riba

menurut al-Qur'an adalah sebagai berikut :

a. QS al-Baqarah ayat 275-279 :

                                                                                                                                                             

18 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 35/95

19

                                                                                                                                                          

                                                                    

                                                                   

                                                                         

                                                                     

                  Artinya :

Orang-orang yang makan (mengambil) riba19

tidak dapat berdiri melainkan

 seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit 

 gila20

. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah

Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang 

Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu21

(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang 

  yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni

neraka; mereka kekal di dalamnya.

19 Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yangdisyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang

yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian,seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud dalamayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah

20 Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukansyaitan

21 riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 36/95

20

276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah22

. dan Allah tidak 

menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa23

.

277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi

Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati.278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang 

beriman.

279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu

bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak 

menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.24 (QS. Al Baqarah : 275-280)

 b. QS. Ali Imran : 130

                                                                                  

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan ribadengan berlipat ganda

25dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan.”

26

(QS. Ali Imran : 130)

22 yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yangTelah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya

23 maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya24 Departemen Agama RI, Op. Cit . h. 69-70

25

yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. menurut sebagian besar ulama bahwa ribanasi'ah itu selamanya Haram, walaupun tidak berlipat ganda. Riba itu ada dua macam: nasiah danfadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhlialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orangyang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi,dan sebagainya. riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadidalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah

26 Departemen Agama R.I, Op.Cit. h. 97

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 37/95

21

c. QS. An-Nisa : 161

                                                                                                 

Artinya : “  Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya

mereka Telah dilarang daripadanya, dan Karena mereka memakan harta

benda orang dengan jalan yang batil. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih .”27 (QS. An Nisa :161)

d. QS. Ar-Ruum : 39

                                                                                    

                                   

Artinya : “  Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi

 Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-

orang yang melipat gandakan (pahalanya).”28 (QS. Ar-Ruum : 39)

Adapun hadits-hadits Rasulullah saw yang berkenaan dengan pelarangan riba yaitu :

a. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah :

27 Ibid , h. 150

28 Ibid . h. 647

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 38/95

22

٢٩

Artinya :   Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,

“Jauhilah olehmu tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan (pelakunya ke

dalam neraka).” Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah saw. apakah dosa-

dosa itu?” beliau bersabda, “mensekutukan Allah swt. sihir, membunuh jiwa  yang diharamkan Allah swt kecuali dengan alas an yang dibenarkan,

memakan harta anak yatim, memakan riba, melarikan diri dari medan

  peperangan, dan menuduh wanita mukmin yang menjaga (kehormatannya)lagi baik (bahwa ia telah zina) (H.R. Bukhari)

 b. Diriwayatkan dari Jabir :

٣٠

Artinya :   Dari Jabir RA, ia berkata, “Rasulullah SAW telah melaknati

  pemakan riba, orang yang memberikan / membayar riba, penulisnya, dan

  juga dua orang saksinya”. Dan beliau juga bersabda, “mereka itu samadalam hal dosanya” (HR. Muslim)

D. Asbab An Nuzul Ayat-Ayat Tentang Riba

Asbabunnuzul menurut ulama adalah sebagai berikut :

Artinya : “Yaitu sesuatu yang menyebabkan dinuzulkannya sebuah ayat ataubeberapa ayat al-Qur'an yang mengandung sebabnya, sebagai jawaban

terhadap hal itu, atau yang menerangkan hukumnya, pada saat terjadinya

 peristiwa itu”31

29 Maktabah Syamilah Ishdar ats tsani (Shahih al Bukhari, juz 9, Qaulullah ta’ala :

innalladziina, h. 315)

30 Maktabah Syamilah Ishdar ats tsani (Shahih Muslim, Juz 8, h. 288)

31 Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur’an, Pustaka Islamika, Bandung, 2002, h. 128

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 39/95

23

Asbabnunnuzul ada kalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk 

  pertanyaan. Suatu ayat atau beberapa ayat dinuzulkan untuk menerangkan hal yang

  berhubungan dengan peristiwa tertentu atau memberi jawaban terhadap pertanyaan

tertentu.

Adapun asbab an nuzul bagi ayat-ayat yang membicarakan tentang riba; Al-

Qur'an surat al Baqarah : 278

                                                                      ٣٢

Ayat tersebut di atas mempunyai riwayat asbab an nuzul sebagai berikut :

a. Al Abbas (paman Nabi) dan seorang dari keluarga bani al Mughirah

  bekerjasama memberikan utang secara riba kepada orang-orang dari kabilah

Tsaqif. Kemudian dengan datangnya Islam (dan diharamkan riba) mereka

masih memiliki (para debitur) sisa harta yang banyak, maka turunlah ayat

tersebut untuk melarang mereka memungut sisa harta mereka yang berupa

riba yang mereka praktekkan ala jahiliah.

  b. Ayat tersebut menyangkut kabilah Tsaqif yang melakukan praktek riba,

kemudian (mereka masuk Islam) dan bersepakat dengan Nabi untuk tidak 

melakukan riba lagi, tetapi pada waktu pembukaan kota Makkah, mereka

masih ingin memungut sisa uang hasil riba yang belum sempat mereka pungut

yang mereka lakukan sebelum turunnya larangan riba, seakan-akan mereka

32 Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 69

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 40/95

24

 beranggapan bahwa larangan tersebut untuk menegaskan larangan memungut

sisa dari perlakuan riba yang mereka lakukan.

33

Sedangkan As Suyuthi menyebutkan dua riwayat dari sabab an nuzul ayat

tersebut, yaitu :

a. Dari Atha’ yang menceritakan bahwa di zaman jahiliyah Bani Thaif 

memberikan piutang kepada Bani Nazir, dan jika telah jatuh tempo, maka

mereka (Bani Thaif) berkata : apakah kalian menghendaki kami menambah  bunga dengan menangguhkan tempo pembayaran hutang, kemudian turun

ayat itu.

 b. Dari Mujahid yang menyatakan bahwa orang Arab dahulu melakukan jual beli

dengan pembayaran bertempo. Bila telah jatuh tempo dan pembeli belum

membayar, maka pembayaran dinaikkan sampai tempo tertentu.34

Berdasarkan asbab an nuzul ini, maka ayat itu menunjukkan haramnya riba

yang berlipat ganda yang diperoleh dengan sistem pembayaran kredit. Akan tetapi

 jika hanya berdasarkan asbab an nuzul yang ini, dan hanya berdasarkan arti lahiriyah

ayat-ayat riba, maka dari ayat Al-Qur'an seniri tidak bisa diperoleh kejelasan tentang

hukum riba. Oleh karena itu, Fazlurrahman memandang bahwa asbab an nuzul

dengan pengertian di atas hanyalah merupakan asbab an nuzul mikro, yang dalam

33 Ibnu Jarir at Thabari, Jami’ul Bayan fi Tafsir al-Qur'an, jilid IV, Isa al Hilabi, Mesir, 1954, h.106-107

34 As Suyuthi, Lubab an Nuqul fi asbab an nuzul, maktab ar Riyadh al Haditsah, Riyadh, tt., h.52

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 41/95

25

  penafsiran Al-Qur'an harus dibantu dengan asbab an nuzul makro, yaitu latar 

 belakang yang berupa situasi historis masyarakat Arab ketika Al-Qur'an diturunkan.

35

E. Illat Hukum Pelarangan Riba

Ayat-ayat tersebut di atas merupakan larangan sekaligus ancaman berat bagi

orang-orang yang memakan riba. Dan pada ayat-ayat ini terdapat berbagai alasan

 berkenaan dengan riba :

 Pertama, pemakan riba akan dihinakan dihadapan seluruh makhluk, yaitu

ketika ia dibangkitkan dari kuburannya, ia dibangkitkan dalam keadaan amat hina, ia

dibangkitkan bagaikan orang kesurupan lagi gila. Ibnu Abbas r.a. berkata, “pemakan

riba akan dibangkitkan dari kuburannya dalam keadaan gila dan tercekik” penjelasan

yang senada dengan ini juga disampaikan oleh Sa’id bin Jubair, Qatadah, dan Ibnu

Zaid, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya.

 Kedua, penegasan bahwa riba diharamkan oleh Allah swt. sehingga tidak 

termasuk ke dalam perniagaan yang nyata-nyata dihalalkan.

 Ketiga, ancaman bagi orang yang tetap menjalankan praktek riba setelah

datang kepadanya penjelasan dan setelah ia mengetahui bahwa riba diharamkan

dalam syari’at Islam, akan dimasukan ke neraka. Bahkan bukan sekedar masuk 

kedalamnya, akan tetapi dinyatakan pada ayat diatas bahwa “ia kekal di dalamnya”.

35 Fazlurrahman,  Islam, alih bahasa, Ahsin Muhammad, Pustaka Bandung, Bandung, 1984, h.386

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 42/95

26

Disebutkannya ancaman berupa adzab neraka atau hukuman di dunia

merupakan salah satu bukti bahwa perbuatan tersebut adalah dosa besar, sebagaimana

dijelaskan oleh banyak ulama.

Dalam banyak hadits, Nabi saw. nyata-nyata menyebutkan perbuatan

memakan riba sebagai perbuatan dosa besar.

٣٦

Artinya :   Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,“Jauhilah olehmu tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan (pelakunya ke

dalam neraka).” Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah saw. apakah dosa-

dosa itu?” beliau bersabda, “mensekutukan Allah swt. sihir, membunuh jiwa  yang diharamkan Allah swt. kecuali dengan alas an yang dibenarkan,

memakan harta anak yatim, memakan riba, melarikan diri dari medan

  peperangan, dan menuduh wanita mukmin yang menjaga (kehormatannya)

lagi baik (bahwa ia telah zina) (H.R. Muttafaqun ‘Alaih)

 Keempat , penegasan bahwa Allah swt. akan menghapuskan dan

memusnahkan riba.

Ibn Katsir berkata, Allah swt. mengabarkan bahwa Dia akan memusnahkan

riba, maksudnya bisa saja memusnahkannya secara keseluruhan dari tangan

36 Maktabah Syamilah Ishdar ats tsani (Shahih Bukhari, juz 9, Qaulullah ta’ala : innalladziina,

h. 315)

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 43/95

27

 pemiliknya atau menghalangi pemiliknya dari keberkahan hartanya tersebut. Dengan

demikian, pemilik riba tidak mendapatkan kemanfaatan harta ribanya, bahkan Allah

swt. akan membinasakannya dengan harta tersebut dalam kehidupan dunia, dan kelak 

di hari akhirat Allah swt. akan menyiksanya akibat harta tersebut.37

Penafsiran Ibnu Katsir ini semakna dengan hadits berikut :

،٣٨)،

(

Artinya : “Sesungguhnya (harta) riba, walaupun banyak jumlahnya, pada

akhirnya akan menjadi sedikit ”. (H.R. Imam Ahmad, Ath Thabrani, Al-Hakimdan dihasankan oleh Ibnu Hajar dan Al-Albani)39

Khalifah Umar bin Khaththab r.a. telah berpesan kepada kaum muslimin

secara umum :

).

) :(

Artinya : “  Hendaknya tidaklah berdagang di pasar kita selain orang yang 

telah paham (berilmu), bila tidak, niscaya ia akan memakan riba”. (ucapan

beliau dengan teks demikian ini dinukilkan oleh Ibnu Abdil Barr al-Maliki).  Dan ucapan beliau ini diriwayatkan oleh Imam Malik dan juga Imam at 

Tirmidzi dengan teks yang sedikit berbeda : “Hendaknya tidaklah berdagang 

37 Tafsir ibnu Katsir, 1/328 dalam Muhammad Arifin bin Badri, Ibid., h.7

38 Maktabah Syamilah Ishdar ats tsani (al Mu’jam al kabir li ath thabrani, juz 9, h. 75)

39 Muhammad Arifin bin Badri, Op. Cit., h.8

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 44/95

28

di pasar kita selain orang yang telah memiliki bekal ilmu agama” Riwayat ini

dihasankan oleh Al-Albani.40

Riba adalah salah satu kejahatan yang meruntuhkan hakikat dan tujuan Islam

dan iman. Riba menghancurkan ukhuwah yang telah ditanamkan sesame manusia

hidup. Diperbolehkannya riba akan menjadi kerusakan terbesar dalam akhlak selain

merusak kemaslahatan masyarakat, memicu rusaknya sebagian orang bahkan

mengubah mereka menjadi kaum materialis. Hasrat mereka hanya menumpuk harta,

sementara masyarakat tidak bisa mengambil keuntungan dari mereka. Dari sini dpaat

disimpulkan bahwa Allah SWT melarang riba tidak lain adalah untuk kemaslahatan

atau kebaikan umat manusia.

40 Ibid , h .2 0

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 45/95

29

BAB III

RIBA DALAM TAFSIR ATH-THABARI

DAN TAFSIR FI ZHILAL AL-QUR’AN

A. Sekilas Tentang Imam Ath-Thabari

1. Riwayat Hidup Dan Latar Belakang Pendidikan

 Nama Imam ath-Thabari adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin

Ghalib. Nama kunyah atau panggilannya adalah Abu Ja’far. Kelahirannya

  berdasarkan pendapat yang kuat adalah pada tahun 224 Hijriyah. Tempat

kelahirannya di Amal, yaitu daerah yang subur di daerah Thabaristan. 1

Abu Ja’far mengisahkan tentang dirinya, “Aku telah hafal Al-Qur’an pada

saat usiaku tujuh tahun, aku telah shalat bersama manusia diusia delapan tahun dan

menulis hadits diusia sembilan tahun. Dahulu ayahku dalam tidurnya melihat

Rasulullah saw. dan diriku membawa sekeranjang batu sedang bersama beliau.

Dalam tidurnya, ayahku seolah melihat diriku sedang melempar batu dihadapan

Rasulullah saw. Lalu ahli tafsir mimpi berkata kepada ayahku, ‘Sesungguhnya anak 

ini (Abu Ja’far ath Tahabari), kelak jika dewasa akan memelihara syari’atnya.’ Dari

mimpi itulah, akhirnya ayahku membiayai diriku mencari ilmu. Padahal pada waktu

itu aku baru kanak-kanak yang masih kecil.”

Doktor Muhammad Az-Zuhaili berkata, “Berdasar berita yang dapat

dipercaya, sesungguhnya semua waktu Abu Ja’far Ath-Thabari telah dikhususkan

untuk ilmu dan mencarinya. Dia bersusah payah menempuh perjalanan jauh untuk 

mencari ilmu sampai masa mudanya dihabisakan untuk berpindah dari satu tempat ke

tempat lainnya. Dia tidak tidak tinggal menetap kecuali setelah usianya mencapai

antara 35-40 tahun. Dalam masa ini, Abu Ja’far Ath-Thabari hanya memiliki sedikit

harta karena semua hartanya dihabiskan untuk menempuh perjalanan jauh dalam

1 Syaikh Ahmad Farid, Biografi 60 Ulama Salaf, Pustaka Al-Kautsar , Jakarta, t.th. h. 35

29

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 46/95

30

musafir menimba ilmu, menyalin, dan membeli kitab. Untuk bekal semua

  perjalanannya, pada awalnya Abu Ja’far Ath-Thabari bertumpu pada harta milik 

ayahnya dan harta warisan milik ayahnya. Tatkala Abu Ja’far sudah kenyang

menjalani hidup dalam dunia perjalanan mencari ilmu, akhirnya dia pun tinggal

menetap.

Tatkala hidupnya terputus dari dari kegiatan musafir untuk menimba ilmu,

maka sisa usianya difokuskan untuk menulis, berkarya dan mengajar ilmu yang

dimiliki kepada orang lain. Ilmu telah menyibukkannya dan memberikan kenikmatan

dan kelezatan tersendiri yang tidak akan pernah dirasakan kecuali bagi yang telah

menjalaninya. Ketika seseorang telah tenggelam dalam lautan ilmu dimasa mudanya,

maka menikah sering terabaikan. Ketika usia telah mencapai antara 35-40 tahun dan

tersibukkan dalam majelis ilmu, maka keinginan menikah menjadi semakin hilang.

Dilahapnya kitab-kitab yang berjilid-jilid dan berlembar-lembar serta waktu belajar 

dan berkarya juga lebih optimal.

Apabila Abu Ja’far Ath-Thabari diberi hadiah, maka jika dia dapat membalas

hadiah itu dengan yang lebih baik, hadiah itu akan diterima. Namun apabila dia tidak 

mampu, maka hadiah itu akan ditolak dengan ramah disertai permintaan maaf kepada

  pemberi hadiah. Abu Haija’ Ibnu Hamdan pernah memberikan hadiah kepada Abu

Ja’far Ath-Thabari tiga ribu dinar. Setelah melihat hadiah tersebut, Abu Ja’far Ath-

Thabari terkagum-kagum dan berkata, “Aku tidak bisa menerima hadiah yang aku

tidak bisa membalasnya dengan yang lebih baik lagi. Dari mana aku mendapatkan

uang untuk membalas hadiah sebanyak ini?” 2

Abu Ja’far Ath-Thabari selalu menjauhi sikap dan perbuatan yang tidak 

  pantas dilakukan oleh ulama. Langkah demikian itu berlangsung sampai dia

menghembuskan nafas terakhirnya. Pernah suatu ketika Abu Ja’far Ath-Thabari

 berdebat dengan Dawud bin Ali Azh-Zhahiri mengenai suatu permasalahan. Ditengah

  perdebatan, Abu Ja’far Ath-Thabari berhenti dan tidak meneruskan perkataannya,

2 Ibid , h. 37

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 47/95

31

sehingga para temannya menjadi bertanya-tanya. Dalam keadaan demikian itu, tiba-

tiba salah seorang yang hadir berdiri, dengan spontan dia berkata-kata pedas dan

menyakitkan yang ditujukan pada Abu Ja’far Ath-Thabari.

Mendengar perkataan yang demikian itu, Abu Ja’far Ath-Thabari tidak 

membalasnya sedikit pun dan tidak pula terpancing memberikan jawabannya. Dengan

segera ia bergegas meninggalkan tempat itu dan menulis masalah perdebatannya itu

dalam sebuah kitab.

Diantara hal yang dapat menunjukkan kepandaian dan kecerdasan Imam ath-

Thabari adalah kisah Imam Ath-Thabari tentang dirinya sendiri tatkala dia mampu

menguasai ilmu  Arudh (ilmu tentang syair atau sajak) dalam tempo satu malam.

Kisahnya adalah sebagai berikut: Imam ath-Thabari berkata, “Tatkala aku tiba di

Mesir, tidak tersisa seorang ahli ilmu pun kecuali mereka menemuiku untuk 

mengujikan apa yang telah dikuasainya. Pada suatu hari, datang kepadaku seorang

laki-laki bertanya tentang sebagian tertentu dari  Arudh yang aku sendiri belum

mengetahui tentang Arudh. Akhirnya aku katakan kepadanya, ‘Aku tidak bisa bicara,

karena hari ini aku tidak akan membicarakan masalah  Arudh sedikit pun. Tetapi

datanglah besok dan temui aku.’ Lalu aku pun meminjam  Kitab Arudh karya Khalil

Ahmad dari temanku. Malam itu aku pelajari  Kitab Arudh tersebut dan pagi harinya

aku telah menjadi seorang ahli Arudh.”

Al-Farghani berkata, “Muhammad bin Jarir Ath-Thabari tidak takut celaan

dan cercaan manusia, biarpun itu terasa menyakitkan. Cercaan itu muncul dari orang-

orang bodoh, hasad, dan yang mengingkarinya.3 Adapun manusia berilmu dan ahli

menjalankan agama, maka mereka tidak akan mengingkari kapasitas dan kredibilitas

Muhammad bin Jarir.

Mereka juga mengakui kezuhudannya dari dunia dan qana’ah dengan merasa

cukup menerima sepetak tanah kecil peninggalan ayahnya di Thabaristan. Perdana

menteri al-Kharqani bertaklid kepadanya, lalu ia mengirimkan uang dalam jumlah

3 Imam ath Thabari, http://www.mediamuslim.net, diakses pada : 01-09-2010

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 48/95

32

yang besar kepadanya. Akan tetapi, dia tetap menolak pemberian tersebut. Ketika

Ibnu Jarir ath-Thabari ditawarkan kedudukan qadhi (hakim) dengan jabatan Wilayah

al-Mazhalim, dia pun menolaknya.4

Akibat penolakan ini, teman-teman Ibnu Jarir mencelanya. Mereka berkata,

‘Ketika kamu terima jabatan ini, maka kamu akan mendapatkan gaji tinggi dan akan

dapat menghidupkan pengajian sunnah yang kamu laksanakan.’

Pada dasarnya, mereka ingin sekali memperoleh jabatan tersebut. Namun

dengan perkataan mereka itu, akhirnya Ibnu Jarir membentak mereka seraya berkata,

‘Sungguh, aku mengira kalian akan mencegahku ketika aku senang jabatan

tersebut.’”

Para guru Ibnu Jarir Ath-Thabari sebagaimana disebutkan Adz-Dzahabi yaitu:

Muhammad bin Abdul Malik bin Abi Asy-Syawarib, Ismail bin Musa As-

Sanadi, Ishaq bin Abi Israel, Muhammad bin Abi Ma’syar, Muhammad bin Hamid

Ar-Razi, Ahmad bin Mani’, Abu Kuraib Muhammad bin Abd al-A’la Ash-Shan’ani,

Muhammad bin al-Mutsanna, Sufyan bin Waqi’, Fadhl bin Ash-Shabbah, Abdah bin

Abdullah Ash-Shaffar, dll.5

Sedangkan muridnya yaitu:

Abu Syuaib bin al-Hasan al-Harrani, Abul Qasim Ath-Thabarani, Ahmad bin

Kamil Al-Qadhi, Abu Bakar asy-Syafi’i, Abu Ahmad Ibnu Adi, Mukhallad bin Ja’far 

Al-Baqrahi, Abu Muhammad Ibnu Zaid Al-Qadhi, Ahmad bin Al-Qasim al-

Khasysyab, Abu Amr Muhammad bin Ahmad bin Hamdan, Abu Ja’far bin Ahmad

  bin Ali al-Katib, Abdul Ghaffar bin Ubaidillah al-Hudhaibi, Abu Al-Mufadhadhal

Muhammad bin Abdillah Asy-Syaibani, Mu’alla bin Said, dll.6

4 Ibid ,

5 Ibid 

6 Ibid 

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 49/95

33

Adapun meninggalnya Imam ath-Thabari, Ahmad bin Kamil berkata, “Ibnu

Jarir ath-Thabari meninggal pada waktu sore, dua hari sisa bulan Syawal tahun 310

Hijriyah. Beliau dimakamkan di rumahnya, di mihrab Ya’qub, Baghdad.”7

Karya-Karya Ath-Thabari

Di antara karya-karyanya adalah sebagai berikut :

a.  Jami’Al-Bayan fi Ta’wil ai Al-Qur’an yang lebih dikenal dengan sebutan At-tafsir Ath-Thabari

 b. Tarikh Umam wa Al-Muluk yang lebih dikenal dengan Tarikh Ath-Thabari

c. Dzail Al-Mudzil 

d.  Ikhtilaf ‘Ulama Al-Amshar fi Ahkam Syara’I Al-Islam yang lebih dikenaldengan Ikhtilaf Al-Fuqaha

e. Lathif Al-Qaul fi Ahkam Syara’I Al-Islam, yaitu fiqih Al-Jaririf. Adab Al-Qudhahg. Al-Musnad Al-Mujarradh. Al-Qiraat wa Tanzil Al-Qur’ani. Mukhtashar Manasik Al-Hajj j. Al-Mujiz fi Al-Ushulk. Musnad Ibnu ‘Abbas, dan masih banyak lainnya.8

2. Pandangan Imam Ath Thabari tentang riba dalam tafsir at Thabari

Di dalam tafsirnya, Imam Ath-Thabari menjelaskan ayat tentang riba, yaitu

surat al-Baqarah 275 :

                                                                                                                                                             

7 Ibid ,

8 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 50/95

34

                                                                                                                 

Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdirimelainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama

dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkanriba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,

lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)

kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah  penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.9 (QS. Al Baqarah :275)

Penafsirannnya adalah sebagai berikut :

""":""

""""""

."][،)(

":."":"،)(

""":"

":"). (]ماله ،ح[

:(.ينه عليه

] .(:٣ ١.[

١٠

9 Departemen Agama R.I, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang, 1989, h. 69

10Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Tafsir ath-Thabari, jilid 3, Dar al Kutub al

ilmiah, Beirut, 1999, h. 101-102

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 51/95

35

Maksudnya al irbaa merupakan tambahan dari sesuatu, dikatakan darinya

fulan menambahkan kepada fulan, jika ditambahkan kepadanya, tambahan itu

 bertambah. Tambahan tersebut adalah riba. Dalam contohnya, seorang memberikan

hutang dengan jatuh tempo kepada fulan, namun fulan belum bisa membayarnya pada

waktu tempo yang telah ditentukan, maka si pemberi hutang memberikan tenggang

waktu dengan memberikan tambahan pengembalian kepada fulan. Maka Allah SWT

melarangnya pada surat ali Imran : 130

                                                         Artinya : “  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan ribadengan berlipat ganda “11 (QS. Ali Imran : 130)

ن دثنب مح ص ا ع عى س ي ع عح عجني

ج:عنه ر ل ل لع:

ك .خر عنفي!ل

١٢

Maksudnya Menceritakan kepadaku Muhammad bin Umar berkata,

menceritakan kepada kami Abu Ashim, dari Isa, dari ibn Abi Najih, dari Mujahid

  berkata, dalam riba yang telah dilarang oleh Allah swt. : di masa jahiliyyah ada

seseorang yang mempunyai hutang kepada yang lainnya. Maka pemberi hutang

  berkata, kamu seperti ini dan seperti ini dan kamu bisa menunda pembayaran

hutangmu kepadaku. Maka ditundanya pembayaran itu.

11 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 97

12 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., , h. 434

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 52/95

36

Sedangkan penafsiran Imam At Thabari terhadap :

                                                                       ١٣

Beliau mengutip banyak riwayat yang menjelaskan tentang hal tersebut, salah

satunya :

دثن دثنبح بح

ن م":عبسعيع كه ط ب خ ت ي م":ح١٤

Maksudnya menceritakan kepadaku Mutsanna berkata, menceritakan kepada

kami al-Hajjaj bin al Minhal berkata, menceritakan kepada kami Rabi’ah bin Kalsum

 berkata, menceritakan kepadaku ayahku, dari Sa’id bin Jabir, dari ibn Abbas : “orang-

orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang

kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.” Berkata Ibn Abbas : demikian

itulah keadaan dibangkitkan dari kuburnya.

Dan Allah swt. melaknat orang yang memakan riba dan yang dimakannya,

serta penulis dan kedua saksinya, Abu Ja’far berkata :

ـ مقيامهمب:ج""ب

ه ط ب خ ت ي مم:

13 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 69

14 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., h. 102

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 53/95

37

م ه ب ي ص ي مهمايقممم

:""مم.""=

،هميرغرغل:"لام".

ال علين"قاقي."":فع

د ١٥":قيله!"عن

Yaitu terhadap kalimat (كلذ) menggambarkan bangunnya pada hari kiamat

dari kuburnya seperti orang yang kesurupan syaitan karena gila. Hal itu disebabkan

karena sewaktu di dunia orang-orang tersebut mengatakan (“sesungguhnya jual beli”

yang telah dihalalkan untuk hambanya “sama halnya dengan riba”), demikian juga

orang-orang yang memakan riba dari golongan jahiliyah, yaitu ketika penghutang

meminta penundaan pembayaran hutangnya dengan waktu tertentu dan memberi

tambahan kepada hutangnya.

Sedangkan penafsiran ayat :

                                                                                            

                                                                  ١٦

Imam ath-Thabari menjelaskan dengan mengambil pendapat Abu Ja’far :

:(1)ج:جعفرسب""= ميرب غ

15 Ibid., h. 104

16 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h.69

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 54/95

38

س:ع.عليه (2)مفلي

ن =.من منهما=م

ن .يبيعهاسلعتبعلم

س:عز مملي

، ي ق ل خ ه مبمفي

س حلي هأل يمن م ك ح هيلع

ل م":ج ظف ع و م مه :""ب"فانت

عل(1)به

ن م:جم ه"ف عع"فانت

قبم:"سلمفل"= (2)عنبه

ن بع:""=م

ن تعم م ص ع م ص ع

ن :""=ععنهع

ل ك رمقبيقولمبعأل حمي مبالت

هه"= "مث":قوله ففاعل:"في

م مه ن ه ج ه ١٧.في

Uraian tersebut di atas menjelaskan tentang dihalalkannya jual beli dan

  pelarangan riba, yakni tambahan terhadap pokok harta karena ditundanya

  pembayaran hutang. Setelah dijelaskan tentang pengharaman riba dan penghalalan

17 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., h. 104-105

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 55/95

39

  jual beli, maka apabila sudah datang peringatan untuk meninggalkan riba maka

 berhentilah untuk melakukan riba, karena hal tersebut adalah perbuatan yang lampau

(sebelum datangnya peringatan dari tuhannya dan mengharamkannya), maka

  barangsiapa yang kembali melakukan riba setelah datangnya peringatan untuk 

meninggalkannya maka Allah swt. memberikan ancaman kepada para pelakunya

neraka jahannam yang mereka kekal di dalamnya.

Penafsiran Imam Ath Thabari ayat 276 dari surat al Baqarah

                                                            ١٨

Beliau menafsirkan ayat ini dengan mengambil penjelasan dari abu Ja’far :

(                ), berarti Allah SWT memusnahkan riba, seperti :

دثنا دثنح دح جريعح

ح": ١٩ينق:"مي

Hal ini senada seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud dari Nabi

saw bahwasanya beliau bersabda :

"".٢٠

Sedangkan kalimat (                   ) dimaksudkan sebagai pelipatgandaan

 pahala shadaqah, sebagaimana diterangkan dalam :

18 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 69

19 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., h. 105

20 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 56/95

40

                                                                                                                                            

Artinya : “ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah

21adalah serupa dengan sebutir benih

  yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah

melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha

luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”22 (QS. Al Baqarah : 261)

Dan

                                                                                          

Artinya : “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman

  yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan

meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-

lah kamu dikembalikan.23 (QS.Al Baqarah : 245)

Surat al Baqarah ayat 277 :

                                                                           

                                          ٢٤

Beliau menjelaskan sebagai berikut :

21 Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain

22 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 65

23 Ibid , h. 60

24 Ibid ., h. 69

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 57/95

41

با=عم:جعفر

سائمحترمعنمبه"=ع""=

عليه""="

د هسلبع ""=عنمفقبممن

ن ه"عن"=م ت ج ا ح

هسلمعلعقابميومئ"عليه= همن هليت جا

ل ظقب ع و م ممممممبم

عمعنمعز و ب

هعل"ه"= ك ر ت مم

،هبيزجلعه ك ر ت مم

كعلما ٢٥.تر

Dalam uraian tersebut diuraikan bahwa Allah swt. memberikan berita bahwa

orang-orang yang beriman (yaitu orang-orang yang membenarkan Allah swt. dan

rasulNya, dan terhadap apa yang datang dari sisi Allah swt., dan mengharamkan riba

dan tidak memakan riba, serta semua apa yang telah disyari’atkan agamanya), serta

orang-orang yang beramal shalih, dan mengerjakan shalat baik yang difardhukan

maupun yang disunnahkan, dan menunaikan zakat (yang telah difardhukan terhadap

harta mereka), maka pahala bagi mereka karena amalan, keimanan serta sedekah

mereka, maka di sisi Allah swt., mereka tidak merasa takut (terhadap apa yang telah

25 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., h. 106

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 58/95

42

mereka lakukan pada masa jahiliyah, dan mereka meninggalkannya karena takut

kepada Allah swt. setelah datang pelajaran dari tuhannya dan mereka membenarkan

terhadap janji dan ancaman Allah swt.), dan mereka tidak merasa bersedih (karena

meninggalkan hal-hal duniawi karena untuk mencari keridhaan Allah swt. di hari

akhirat.

Surat al-Baqarah ayat 278 :

                                                                      ٢٦

Beliau menafsirkan ayat ini dengan :

ل ذلج :""=با"ي":ب

ى عتعل طا مب مبهفي ع

كبقمطل:"مبقم"=:""=عنه مل

ى ككانعل "مؤمنكنت"=عليهقبل

وكنت: مق ك سنت كبأل .٢٧بأفعال

Maksud dari keterangan tersebut adalah : “wahai orang-orang yang beriman”

(yang membenarkan terhadap Allah swt. dan rasulNya), “bertakwalah kepada Allah

swt.” (dikatakan : takutlah kepada Allah swt. dengan diri kalian sendiri, maka

  bertakwalah kepada Allah swt. dengan mentaati terhadap apa yang telah

26 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h.69

27 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., h. 106-107

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 59/95

43

diperintahkan Allah swt. kepadamu, dan mencegah apa yang telah dilarang Allah swt.

kepadamu”, dan tinggalkanlah “yang tersisa dari riba”, (dikatakan : tinggalkanlah

meminta apa yang tersisa dari kelebihan atas modal kalian yang telah ada sejak 

sebelum dilarang dan menjadi riba), jika kalian beriman (dikatakan : jika kalian

  benar-benar mempercayai secara perkataan, membenarkan dengan lisan, dan

 perbuatan kalian).

Surat Ali Imran : 130

                                                                                  ٢٨

Imam ath-Thabari menjelaskan bahwa :

ك ل ذ ب ج:يابعب

ملهه ونكنتك كل كتأ هليت ٢٩.جا

Dalam keterangan di atas, riba yang dimaksudkan adalah riba jahiliyyah.

Adapun riba jahiliyyah adalah seperti yang dicontohkan :

هجاهل ه:يت عللمن

حبهمطلبه :عليلصا

28 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 97

29 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., h. 434

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 60/95

44

ى ذل..مالعل ف"هف ع ا ض م "هاهنفع

،هنع.م :ك

دثنا ؤمدثنبح دثنم جعح ي ر ج ع

ك:ثقيكان: د ي ز ن

ف": ع ا ض م ".٣٠

Surat An Nisa : 161

                                                                                                 ٣١

Beliau menjelaskan :

ضعلم"": لف

د م""بينبع ضفي لم .عمبقب

٣٢.ع:"عن"

Keterangan tersebut di atas menjelaskan bahwa riba yang dimaksudkan di sini

adalah seperti pengertian riba yang telah dijelaskan pada penjelasan yang terdahulu.

Surat Ar-Ruum : 39

30 Ibid ,

31 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 150

32 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., jilid 4, h. 362

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 61/95

45

                                                                                                                       ٣٣

Imam Ath-Thabari menjelaskan :

ك: ض ع ب ض طيةمبع ع

ن عنف:)(مم

حبه طصا :)(بمبتغيميعن دقم س)(ص م ت ل م لذ ب

م.مه:)(

:.

.قلنا

ن :من دب ي:ق:سع م عع:ع

طمه:)(قوله يع

هبينهم ض ع ب ا ض ع ب ط طيرييع هيع .٣٤من

Dari keterangan tersebut di atas bahwa dari sesuatu tambahan atau riba yang

kamu berikan agar bertambah pada harta manusia, (seperti dicontohkan dalam

riwayat di atas, bahwa : “sesuatu yang diberikan oleh manusia yang satu kepada

33 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 647

34 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op.Cit., h. 177

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 62/95

46

manusia yang lain untuk mengharapkan yang lebih darinya” maka riba itu tidak 

meambah pada sisi Allah swt. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu

maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah swt, maka (yang berbuat demikian)

itulah orang yang melipatgandakan (pahalanya).

B. Sekilas tentang Sayid Quthb

1. Riwayat hidup dan latar belakang pendidikannya

  Nama lengkapnya adalah Sayyid Quthb Ibrahim Husain Syadzili. Dia

dilahirkan pada tanggal 9 Oktober 1906 M. di kota Asyut, salah satu daerah di Mesir.

Dia merupakan anak tertua dari lima bersaudara, dua laki-laki dan tiga perempuan. 35

Ayahnya bernama al-Hajj Qutb Ibrahim, ia termasuk anggota Partai

 Nasionalis Musthafa Kamil sekaligus pengelola majalah al-Liwâ`, salah satu majalah

yang berkembang pada saat itu. Quthb muda adalah seorang yang sangat pandai.

Konon, pada usianya yang relatif muda, dia telah berhasil menghafal al-Qur`an diluar 

kepala pada umurnya yang ke-10 tahun. Pendidikan dasarnya dia peroleh dari sekolah

 pemerintah selain yang dia dapatkan dari sekolah Kuttab (TPA).

Pada tahun 1918 M, dia berhasil menamatkan pendidikan dasarnya. Pada

tahun 1921 Sayyid Quthb berangkat ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya di

Madrasah Tsanawiyah. Pada masa mudanya, ia pindah ke Helwan untuk tinggal

 bersama pamannya, Ahmad Husain Ustman yang merupakan seorang jurnalis. Pada

tahun 1925 M, ia masuk ke institusi diklat keguruan, dan lulus tiga tahun kemudian.

35 Syaikh Ahmad Farid, Biografi 60 Ulama Salaf, Op. Cit. h. 120

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 63/95

47

Lalu ia melanjutkan jenjang perguruannya di Universitas Dar al-‘Ulum hingga

memporelah gelar sarjana (Lc) dalam bidang sastra sekaligus diploma pendidikan.

Dalam kesehariannya, ia bekerja sebagai tenaga pengajar di Universitas

tersebut. Selain itu, ia juga diangkat sebagai penilik pada Kementerian Pendidikan

dan Pengajaran Mesir, hingga akhirnya ia menjabat sebagai inspektur. Sayyid Quthb

  bekerja dalam Kementerian tersebut hanya beberapa tahun saja. Beliau kemudian

mengundurkan diri setelah melihat adanya ketidak cocokan terhadap kebijakan yang

diambil oleh pemerintah dalam bidang pendidikan karena terlalu tunduk oleh

 pemerintah Inggris.36

Pada waktu bekerja dalam pendidikan tersebut, beliau mendapatkan

kesempatan belajar ke U.S.A untuk kuliah di Wilson’s Teacher College dan Stanford

University dan berhasil memperoleh gelar M.A. di bidang pendidikan. Beliau tinggal

di Amerika selama dua setengah tahun, dan hilir mudik antara Washington dan

California. Melalui pengamatan langsung terhadap peradaban dan kebudayaan yang

 berkembang di Amerika, Sayyid Quthb melihat bahwa sekalipun Barat telah berhasil

meraih kemajuan pesat dalam bidang sains dan teknologi, namun sesungguhnya ia

merupakan peradaban yang rapuh karena kosong dari nilai-nilai spiritual.

Dari pengalaman yang diperoleh selama belajar di Barat inilah yang kemudian

memunculkan paradigma baru dalam pemikiran Sayyid Quthb. Atau, bisa juga

dikatakan sebagai titik tolak kerangka berfikir sang pembaharu masa depan.

Sepulangnya dari belajar di negeri Barat, Sayyid Quthb langsung bergabung dalam

36 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 64/95

48

keangotaan gerakan Ikhwan al-Muslimin yang dipelopori oleh Hasan al-Banna. Dan

dia juga banyak menulis secara terang-terangan tentang masalah keislaman.

Dari organisasi inilah beliau lantas banyak menyerap pemikiran-pemikiran

Hasan al-Banna dan Abu al-A’la al-Maududi. Sayyid Quthb memandang Metode

Penafsiran Sayyid Quthb

Ikhwan al-Muslimin sebagai satu gerakan yang bertujuan untuk mewujudkan

kembali syari’at politik Islam dan juga merupakan medan yang luas untuk 

menjalankan Syariat Islam yang menyeluruh. Selain itu, dia juga meyakini bahwa

gerakan ini adalah gerakan yang tidak tertandingi dalam hal kesanggupannya

menghadang zionisme, salibisme dan kolonialisme.37

Sepanjang hayatnya, Sayyid Quthb telah menghasilkan lebih dari dua puluh

 buah karya dalam berbagai bidang. Penulisan buku-bukunya juga sangat berhubungan

erat dengan perjalanan hidupnya. Sebagai contoh, pada era sebelum tahun 1940-an,

  beliau banyak menulis buku-buku sastra yang hampa akan unsur-unsur agama. Hal

ini terlihat pada karyanya yang berjudul “ Muhimmat al-Syi’r fi al-Hayah” pada tahun

1933 dan “ Naqd Mustaqbal al-Tsaqafah fi Misr ” pada tahun 1939.

Pada tahun 1940-an, Sayyid Quthb mulai menerapkan unsur-unsur agama di

dalam karyanya. Hal itu terlihat pada karya beliau selanjutnya yang berjudul “al-

Tashwir al-Fanni fi al-Qur`an” (1945) dan “ Masyahid al-Qiyamah fi al-Qur`an”.

Pada tahun 1950-an, Sayyid Quthb mulai membicarakan soal keadilan,

kemasyarakatan dan fikrah Islam yang suci menerusi ‘al-Adalah al-Ijtima’iyyah fi al-

37 Sumber: Sayyid Quthb, http://www.mediamuslim.net, diakses pada : 01-09-2010

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 65/95

49

Islam dan ‘Ma’rakah al-Islam wa ar-Ra’s al-Maliyyah’. Selain itu, beliau turut

menghasilkan “Fî Zhilâl al-Qur`ân’” dan “Dirâsat Islâmiyyah”. Semasa dalam

  penjara, yaitu mulai dari tahun 1954 hingga 1966, Sayyid Qutb masih terus

menghasilkan karya-karyanya. Di antara buku-buku yang berhasil ia tulis dalam

  penjara adalah “  Hadza al-Din”, “al-Mustaqbal li Hadza al-Din”, “  Khasha`is al-

Tashawwur al-Islami wa Muqawwimatihi’ al-Islam wa Musykilah al-Hadharah” dan

“ Fi Zhilal al-Qur̀ an” (lanjutannya).

Pada tahun 1965, Sayyid Quthb divonis hukuman mati atas tuduhan

  perencanaan menggulingkan pemerintahan Gamal Abdul Nasher. Menurut sebuah

sumber, sebelum dilakukan eksekusi, Gamal Abdul Nasher pernah meminta Sayyid

Qutb untuk meminta maaf atas tindakan yang hendak dilakukannya, namun

 permintaan tersebut ditolak oleh Sayyid Quthb.

Kerangka Pemikiran Sayyid Quthb

Dalam kitabnya yang berjudul “Sayyid Quthb: Khulashatuhu wa Manhaju

 Harakatihi", Muhammad Taufiq Barakat membagi fase pemikiran Sayyid Quthb

menjadi tiga tahap:

a. Tahap pemikiran sebelum mempunyai orientasi Islam;

 b. Tahap mempunyai orientasi Islam secara umum;

c. Tahap pemikiran berorientasi Islam militan.38

38 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 66/95

50

Pada fase ketiga inilah, Sayyid Quthb sudah mulai merasakan adanya

keengganan dan rasa muak terhadap westernisasi, kolonialisme dan juga terhadap

  penguasa Mesir. Masa-masa inilah yang kemudian menjadikan beliau aktif dalam

memperjuangnkan Islam dan menolak segala bentuk westernisasi yang kala itu sering

digembor-gemborkan oleh para pemikir Islam lainnya yang silau akan kegemilingan

 budaya-budaya Barat.

Dalam pandangannya, Islam adalah way of life yang komprehansif. Islam

adalah ruh kehidupan yang mengatur sekaligus memberikan solusi atas problem

sosial-kemasyarakatan. Al-Qur`an dalam tataran umat Islam dianggap sebagai acuan

 pertama dalam pengambilan hukum maupun mengatur pola hidup masyarakat karena

telah dianggap sebagai prinsip utama dalam agama Islam, maka sudah menjadi

sebuah keharusan jika al-Qur`an dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang

ada. Berdasar atas asumsi itulah, Sayyid Quthb mencoba melakukan pendekatan baru

dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an agar dapat menjawab segala macam bentuk 

  permasalahan. Adapun pemikiran beliau yang sangat mendasar adalah keharusan

kembali kepada Allah dan kepada tatanan kehidupan yang telah digambarkan-Nya

dalam al-Quran, jika manusia menginginkan sebuah kebahagiaan, kesejahteraan,

keharmonisan dan keadilan dalam mengarungi kehidupan dunia ini.

Meski tidak dipungkiri bahwa al-Qur`an telah diturunkan sejak berabad-abad

lamanya di zaman Rasulullah dan menggambarkan tentang kejadian masa itu dan

sebelumnya sebagaimana yang terkandung dalam Qashash al-Qur`an, namun ajaran-

ajaran yang dikandung dalam al-Qur`an adalah ajaran yang relevan yang dapat

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 67/95

51

diterapkan di segala tempat dan zaman. Maka, tak salah jika kejadian-kejadian masa

turunnya al-Qur`an adalah dianggap sebagai cetak biru perjalanan sejarah umat

manusia pada fase berikutnya. Dan tidak heran jika penafsiran-penafsiran yang telah

diusahakan oleh ulama klasik perlu disesuaikan kembali dalam masa sekarang.

Berangkat dari itu, Sayyid Quthb mencoba membuat terobosan terbaru dalam

menafsirkan al-Qur`an yang berangkat dari realita masyarakat dan kemudian

meluruskan apa yang dianggap tidak benar yang tejadi dalam realita tersebut.

Karya-Karya Sayid Quthb

a. “al-Tashwîr al-Fanni fi al-Qur`an” (1945) b. “ Masyâhid al-Qiyâmah fi al-Qur`an”. (1945)c. ‘al-Adalah al-Ijtima’iyyah fi al-Islam (1950)d. ‘ Ma’rakah al-Islam wa ar-Ra’s al-Maliyyah’. (1950)e. “ Fî Zhilâl al-Qur`ân’ (1950-1960)f. “ Dirâsat Islâmiyyah”. (1950)g. “ Hâdza al-Dîn”, (1954-1960)h. “al-Mustaqbal li Hâdza al-Dîn”, (1954-1960)i. “  Khashâ`is al-Tashawwur al-Islâmi wa Muqawwimâtihi’ al-Islâm wa

 Musykilah al-Hadhârah” (1954-1960)39

2. Pandangan Sayyid Quthb tentang riba dalam tafsir Fi Zilal al-Qur’an

Didalam tafsirnya, Sayyid Quthb menjelaskan tentang riba dalam surat al

 baqarah ayat 275 – 280 :

                                                                                                                                                             

39 Sayydi Quthb, http://www.mujahidin.net/index., diakses : 01-09-2010

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 68/95

52

                                                                                                                                                          

                                                                    

                                                                  

                                                                          

                                                                    

                                                                        

                             

Artinya :275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba

40tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila41

. keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu samadengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah

diambilnya dahulu42

(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)

kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

40 Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yangdisyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang

yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian,seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud dalamayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah

41 Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukansyaitan

42 Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 69/95

53

276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah43

. dan Allah tidak 

menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa44

.

277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi

Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati.278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang 

beriman.

279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu

bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak 

menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

280. Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilahtangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau

  semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.45 (QS. AlBaqarah : 275-280)

Bahwa ada beberapa hakikat tentang riba :

  Hakikat pertama, Islam tidak berdiri bersama sistem riba di tempat mana

 pun.46 Kalau ada pendapat selain ini yang dikatakan oleh ahli fatwa atau tokoh

agama, maka pendapat itu adalah bohong dan penipuan. Karena prinsip tashawwur 

islami berbenturan secara langsung dengan sistem riba akibat-akibat praktisnya dalam

kehidupan manusia.

43 Yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang

Telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya44 Maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya

45 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 69-70

46 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an(di bawah naungan al-Qur'an), jilid 2, Gema InsaniPress, Jakarta, cet. Keempat, 2008, h. 274

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 70/95

54

  Hakikat kedua, sistem riba merupakan malapetaka terhadap kemanusiaan

yang bukan hanya dalam bidang keimanan, akhlak dan pandangannya terhadap

kehidupan saja. Tetapi, juga di dalam dasar kehidupan ekonomi dan kerjanya. 47

Sistem riba merupakan sistem terburuk yang menghapuskan kebahagiaan manusia

dan menghambat pertumbuhannya sebagai manusia yang seimbang.

 Hakikat ketiga, sistem akhlak dan sistem kerja dalam Islam sangat berkaitan

dan manusia dalam semua tindakannya selalu terikat dengan janji kekhalifahan dan

syaratnya.48 Manusia akan dicoba dan diuji dalam setiap kegiatan yang dilakukan di

dalam kehidupannya dan akan dihisab atas perbuatannya kelak di akhirat. Karena itu,

tidak ada sistem akhlak yang terpisah dari sistem kerja. Keduanya secara bersama-

sama menyusun aktivitas manusia. Keduanya merupakan ibadah yang diberi pahala

  bagi pelakunya bila dilakukan dengan baik, dan terkena dosa apabila dia berbuat

  buruk. Sessungguhnya, perekonomian Islam yang berhasil tidak bisa berdiri tanpa

akhlak. Dan, akhlak bukanlah amal yang boleh diabaikan bila kehidupan amaliah

manusia ingin berhasil.

 Hakikat keempat , muamalah (bisnis) dengan sistem riba hanya akan merusak 

hati nurani manusia dan budi pekertinya serta perasaannya terhadap saudaranya di

dalam kelompok, juga akan merusak kehidupan kelompok manusia dan kerja

samanya dengan sesuatu yang disebarkannya baik berupa kerakusan, ketamakan,

47 Ibid ,

48 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 71/95

55

kepentingan pribadi, penipuan, maupun pertaruhan secara umum.49 Uang yang

dipinjam dengan riba tidak dimaksudkan untuk mendirikan proyek-proyek yang

  paling bermanfaat bagi manusia. Tetapi, dimaksudkan untuk mendatangkan

keuntungan sebanyak-banyaknya, walaupun keuntungan itu diperoleh dari

mengumbar nafsu dan keinginan yang paling kotor dan menjijikkan.

  Hakikat kelima, Islam adalah sistem yang saling melengkapi.50 Ketika ia

mengharamkan bisnis dengan sistem riba, ia menegakkan semua peraturannya pada

  prinsip yang sama sekali tidak memerlukan riba. Lalu, diaturnya suatu sisi-sisi

kehidupan social yang sama sekali tidak memerlukan riba ini, tanpa mempengaruhi

 pertumbuhan ekonomi, social, dan kemanusiaan yang bersifat umum.

  Hakikat keenam, Islam – ketika diberi kesempatan mengatur kehidupan

manusia sesuai dengan pandangannya dan manhajnya yang khusus – pada waktu

membuang sistem riba, tidak perlu membatalkan badan-badan usaha dan sarana-

sarana yang lazim bagi kehidupan ekonomi modern dengan pertumbuhannya yang

alami (wajar) dan benar. Akan tetapi, ia hanya hendak membersihkannya dari kotoran

riba dan nodanya.51 Kemudian, membiarkannya bekerja sesuai dengan kaidah-kaidah

lain yang sehat. Yang pertama di antara badan-badan usaha dan sarana-sarana ini

adlaah bank-bank, serikat-serikat dagang, dan badan-badan ekonomi modern lainnya.

49 Ibid ,

50 Ibid , h. 275

51 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 72/95

56

 Hakikat ketujuh, yang terpenting adalah keharusan iktikad orang yang ingin

menjadi muslim sejati.

52

Yaitu mengiktikadkan kemustahilan Allah swt.

mengharamkan sesuatu yang kehidupan manusia tidak dapat berlangsung dan tidak 

dapat maju tanpanya. Juga harus mengiktikadkan kemustahilan bahwa terdapat

sesuatu yang buruk, tetapi pada waktu yang sama ia merupakan unsur yang

memastikan keberlangsungan dan kemajuan hidup. Allah swt. adalah yang

menciptakan kehidupan ini. Dia yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi,

yang memerintahkan dikembangkan dan ditingkatkannya kehidupan ini, yang

menghendaki ini semua, dan yang memberi taufik kepada mereka. Karena itu,

mustahillah dalam persepsi seorang muslim bahwa pada apa yang diharamkan Allah

swt. itu terdapat sesuatu yang kehidupan manusia tidak dapat berlangsung dan tidak 

dapat maju tanpanya. Mustahil terdapat sesuatu yang amat buruk tapi ia menjadi

factor penentu keberlangsungan dan peningkatan kehidupan. Pemikiran semacam ini

merupakan pemikiran yang buruk. Pemahaman rancu, beracun, dan amat buruk serta

melampaui batas yang terus berusaha ditebarkan kedalam benak generasi anak 

manusia adalah persepsi bahwa riba itu merupakan suatu kebutuhan pokok bagi

  pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Juga persepsi bahwa sistem riba juga

merupakan sistem yang alami dan wajar. Pikiran yang penuh tipu daya ini telah

menyebar di sumber-sumber kebudayaan umum dan pengetahuan manusia di dunia

timur dan barat. Berlangsungnya kehidupan modern di atas dasar ini praktis dengan

mengusahakan bank-bank dan rentenir-rentenir, dan sulit membayangkan

52 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 73/95

57

keberlangsungannya di atas dasar lain. Sebenarnya, kesulitanini hanya muncul;

  pertama, karena tidak adanya iman, kedua, karena lemahnya pikiran dan

ketidakmampuan melepaskan diri dari pikiran keliru yang diusahakannya dngan

sungguh-sungguh oleh para rentenir untuk menyebarkannya. Karena, mereka

menguasai media pengarahan dan punya kekuasaan untuk memasukkan pengaruhnya

ke dalam berbagai pemerintahan dunia, juga memiliki sarana-sarana promosi umum

dan khusus.

  Hakikat kedelapan, menganggap mustahil keberlangsungan perekonomian

dunia hari ini dan yang akan datang tanpa didasarkan atas sistem riba, hanyalah

anggapan bersifat khurafat belaka, atau kebohongan besar yang terus dilestarikan53.

Karena sarana-sarana yang dipergunakan oleh orang-orang yang berkepentingan

untuk melestarikannya praktis sarana-sarana yang besar juga. Apabila niatnya benar,

dan terdapat tekat yang kuat dari manusia atau umat Islam memiliki kemauan yang

kuat untuk merebut kembali kemerdekaannya dari cengkeraman sistem riba dunia,

serta menginginkan kebaikan, kebahagiaan dan berkah di samping akhlak yang suci

dan masyarakat yang bersih, maka lapangannya senantiasa terbuka untuk 

menegakkan sistem lain yang benar dan lurus. Sistem yang dikehendaki Allah swt.

  bagi manusia, yang diberlakukan secara praktis, yang secara factual kehidupan

manusia berjalan dengan sempurna di bawah naungannya, dan yang senantiasa dapat

menerima perkembangan di bawah pancaran cahayanya dan di bawah naungannya.

53 Ibid , h. 276

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 74/95

58

Tidak ada tempat untuk memisah-misahkan teori tentang tata cara

 pelaksanaaannya di satu sisi, dan sarana-sarana di sisi lain. Sudah sangat jelas bahwa

keburukan bisnis ribawi bukalah kebutuhan kehidupan ekonomi. Dan, manusia yang

menyeleweng dari jalan yang lurus pada zaman dahulu hingga dikembalikan lagi oleh

Islam adalah manusia yang menyeleweng pada masa sekarang ini juga tidak mau

kembali kepada jalan yang lurus, penuh kasih sayang, dan sehat.

Dalam ayat 130 surat Ali Imran, Sayyid Quthb menafsirkan bahwa “adh’afan

mudha’afa” itu adalah untuk menyifati peristiwa, bukan sebagai syarat yang

 berhubungan dengan suatu hukum. Sedangkan, nash-nash yang terdapat dalam surat

al Baqarah ayat 178 secara qath’i ‘pasti’ mengharamkan riba secara mendasar dengan

tanpa menentukan pembatasan dan persyaratan tertentu, “tinggalkanlah sisa riba

(yang belum dipungut)”, bagaimanapun modelnya.54

Apabila telah kita tetapkan prinsip ini, selesailah sudah pembicaraan tentang

sifat riba. Selanjutnya, kita katakana bahwa sebenarnya yang demikian itu bukan sifat

yang ada dalam sejarah saja mengenai praktik ribawi yang terjadi di jazirah arab dan

menjadi sasaran larangan itu sendiri di sini. Akan tetapi, ia merupakan sifat lazim

 bagi sistem ribawi yang terkutuk itu, berapapun besar bunganya.

Sistem riba berarti memutar uang menurut kaidah ini. Artinya, praktik riba itu

 bukanlah tindakan yang satu kali saja dan sepele, tetapi ia merupakan tindakan yang

  berulang-ulang dilihat dari satu segi, dan bertumpuk-tumpuk dilihat dari segi

mengalami pertambahan yang berlipat ganda, tanpa dapat dibantah lagi. Sistem riba

54 Sayyid Quthb, jilid 2, Ibid, h. 241

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 75/95

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 76/95

60

                                                                                                 

Artinya : “  Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnyamereka Telah dilarang daripadanya, dan Karena mereka memakan harta

benda orang dengan jalan yang batil. kami Telah menyediakan untuk orang-

orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”56 (QS. An-Nisa :161)

Sayyid Quthb menjelaskan salah satu karakter kaum yahudi, yaitu mereka

 berbuat kezhaliman, menghalang-halangi manusia dari jalan Allah swt., yang mereka

lakukan terus menerus. Juga tindakan mereka memakan riba yang mereka telah

dilarang untuk memakannya dan tindakan mereka memakan harta orang lain secara

 batil, baik denga jalan riba maupun dengan cara-cara lain.57

Karena kemungkaran-kemungkaran mereka itu disamping kemungkaran-

kemungkarannya yang telah disebutkan sebelumnya, maka diharamkanlah atas

mereka memakan makanan yang baik-baik yang dahulunya dihalalkan bagi mereka.

Allah swt. menyediakan bagi orang-orang yang kafir di antara mereka adzab yang

 pedih.

Dalam ayat 38-39 surat Ar Ruum :

56 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h.15057 Sayid Quthb, Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an(di bawah naungan al-Qur'an), jilid 2,

Gema Insani Press, Jakarta, cet. Kedua, 2004, h. 129

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 77/95

61

                                                                           

                                                                     

                                                                          Artinya :

38. Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian(pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan

58. Itulah

 yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka

 Itulah orang-orang beruntung.

39. Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa

  yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai

keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”

59 (QS. Ar-Ruum : 38 - 39)

Sayyid Quthb menjelaskan tentang dasar teori Islam dalam masalah harta.

Kepada dasar ini, seluruh perincian dalam teori ekonomi Islam kembali. Setelah harta

itu adalah harta Allah swt., maka ia dengan demikian tunduk kepada apa saja yang

ditetapkan oleh Allah swt. baginya, sebagai pemilik harta yang pertama, baik dalam

masalah cara memilikinya maupun dalam cara mengembangkannya, atau juga dalam

58 Yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugasuntuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islamdan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan budak: mencakup

 juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapunorang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat,walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahananIslam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 8. orangyang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.

59 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 647

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 78/95

62

cara menggunakannya. Sehingga, orang-orang yang memegang harta tak dapat bebas

memperlakukan harta itu semaunya.

Di sini Al-Qur'an mengarahkan para pemilik harta yang Allah swt. pilih untuk 

menjadi pemegang amanah harta itu, kepada jalan yang paling baik dalam

mengembangkan harta itu. Yaitu, dengan berinfak kepada para kerabat, orang miskin

dan orang yang dalam perjalanan, serta menginfakkan secara umum di jalan Allah.

Sebagian orang ada yang berusaha mengembangkan harta dengan

memberikan hadiah kepada orang-orang yang kaya, agar hadiah tersebut dibalas

  berlipat-lipat! Maka, Allah swt. menjelaskan kepada mereka bahwa ini bukan jalan

yang benar dalam mengembangkan harta secara hakiki.60

“Sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta

manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah SWT  ”61 (QS. Ar 

Ruum : 39)

Inilah yang disebut oleh beberapa riwayat tentang maksud ayat tersebut,

meskipun nashnya dengan dimutlakkan akan mencakup seluruh wasilah yang ingin

digunakan oleh pemilik harta guna mengembangkan hartanya dengan cara riba dalam

 bentuknya yang bagaimanapun. Juga menjelaskan kepada mereka pada waktu yang

sama tentang cara yang hakiki untuk mengembangkan harta.62

60 Sayyid Quthb,  jilid 9, h. 149

61 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Op. Cit., h. 647

62 Sayyid Quthb, Jilid 9, Loc. Cit ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 79/95

63

“ …. Dan, apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk 

mencapai keridhaan Allah SWT, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-

orang yang melipatgandakan (pahalanya)”63 (QS. Ar-Ruum : 39)

Ini adalah wasilah yang terjamin untuk melipatgandakan harta. Yaitu,

memberikannya dengan tanpa balasan dan tanpa menunggu ganti dari manusia. Ia

melakukannya semata untuk mendapatkan keridhaan Allah swt. Bukanlah Dia yang

membukakan rezeki dan menetapkannya? Bukanlah Dia yang memberikan rezeki

kepada manusia atau tak memberikannya?

Maka, Dia lah yang dapat melipatgandakan harta itu bagi orang-orang yang

menginfakkannya dengan tujuan mendapatkan keridhaanNya. Dia pula yang

mengurangi harta orang-orang yang menjalankan riba yang bertujuan mendapatkan

  perhatian manusia. Itu adalah perhitungan dunia, sementara berinfak adalah

  perhitungan akhirat, dan padanya terdapat berlipat-lipat ganda keuntungan, dan, ia

adalah perdagangan yang menguntungkan di sini dan di sana.

63 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Loc. Cit.,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 80/95

64

BAB IV

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN TAFSIR ATH THABARI

DAN TAFSIR FI ZHILALIL QUR’AN TENTANG AYAT RIBA

Pada bab keempat ini, penulis akan membahas tentang apa yang diinginkan

dari judul skripsi ini yaitu Riba dalam al-Qur'an (Studi Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir 

Fi Zhilal al-Qur'an), sedangkan rumusan permasalahannya adalah mengenai

 bagaimana penafsiran yang dilakukan oleh kedua mufassir dalam karya tafsirnya, ada

tidaknya persamaan dan perbedaan penafsiran, serta bagaimana kedudukan riba

dalam hukum Islam menurut keduanya dalam karya tafsir mereka. Dalam

  pembahasan sebelumnya (Bab III) telah dipaparkan mengenai penafsiran yang

dilakukan kedua Mufassir terhadap ayat-ayat riba dalam karya tafsir mereka.

Islam merupakan agama sosial yang memperhatikan kebutuhan manusia dan

kemaslahatan vitalnya, dalam batasan kebenaran, keutamaan dan kemuliaan. Dengan

ajarannya yang luas, Islam mampu menciptakan masyarakat di atas nilai-nilai yang

tinggi. Dia mencukupi kebutuhan manusia, baik ruhaniah maupun badaniah secara

seimbang.1 Ajaran Islam senantiasa layak bagi setiap ruang dan waktu. Dalam setiap

hukumnya, baik yang kulliyah (global) maupun  juz’iyyah (parsial), terdapat jaminan

 bagi terbentuknya masyarakat manusia yang dipenuhi oleh semangat kebenaran, cinta

kasih, dan solidaritas.2

Al-Qur'an merupakan sumber utama dalam ajaran Islam, baik untuk istinbath

hukum, yang bersifat universal, sehingga menimbulkan berbagai pendapat yang

  berbeda-beda dalam memahami kandungannya. Hal tersebut sudah diterangkan di

dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 7 :

1 Ahmad Abdul Raheem al Sayih,  Keutamaan Islam, (al fadhilah wa al fadha’il fi al Islam),

Pustaka Azzam, Jakarta, 2001, h. 19

2 Ibid , h. 20

64

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 81/95

65

                                                                                                                           

                                                                                                                       

                                                                                          

                       

Artinya : “  Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. di

antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat 3  , Itulah pokok-pokok isi Al 

qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat 4. adapun orang-orang yang 

dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti

 sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan  fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui

ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya

berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanyaitu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran

(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”5

(QS. Ali Imran : 7)

Keuniversalan Islam yang mencakup aqidah, syari’ah, moral, etika pergaulan,

undang-undnag, peradaban dan seterusnya, bukan berarti Islam datang membawa perincian yang mendetail atas setiap unsurnya dan memerinci dengan sangat jelas dan

 pasti. Islam datang hanya memperhatikan hal-hal yang global dan prinsipal. Ia lebih

menekankan pada kaidah-kaidah pokok dan meletakkan hukum-hukum yang sifatnya

3 Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas Maksudnya, dapat dipahami

dengan mudah

4 Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa  pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secaramendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya Hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, nerakadan lain-lain

5 Departemen Agama R.I, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang, 1989, h. 76

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 82/95

66

  permanen dan baku, yang tidak terpengaruh oleh perbedaan waktu, situasi dan

keadaan masyarakat.6

Selain itu, Islam juga mengambil jalan tengah. Pertama, membiarkan masalah

itu untuk manusia, tidak menetapkan hukum yang pasti, sebagai rahmat dan

kelapangan bagi manusia. Tidak karena kealpaan atau kelalaian.7

Kedua, adakalanya

denga mengemukakan dalil secara ijmaly (global), dalam arti bahwa dalil-dalil global

ini datang dengan bagian dan perincian yang mendetail, dimungkinkan adanya

 perubahan situasi, kondisi, daerah dan istiadat.8

Karena itu, dengan penelitian hukum-

hukum syar’i dan nash-nashnya dapat diketahui bahwa dalil tersebut merinci hal-hal

yang bersifat baku atau menjelaskan hal yang global, yang dimungkinkan mengalami

 perubahan.

Oleh karena itu, tafsir yang ditulis oleh ulama salaf satu sama lain berbeda

dalam orientasinya serta pemahamannya. Adapun yang menjadi penyebab dalam

  perbedaan ini, adalah adanya unsur asal-usul kebudayaan yang mempengaruhi para

ulama tersebut, serta khazanah keilmuan yang dimiliki atau menjadi background

sehingga menjadikannya sebagai mufassir. Dalam hal ini ada ulama yang cenderung

kepada ilmu tasawuf dan ilmu kalam, ada bahasannya yang cenderung kepada ilmu

tasawuf dan kalam9, maka bahasannya cenderung kepada bahasannya cenderung

kepada disiplin ilmu masing-masing. Ada juga yang terpengaruh dengan fiqh atau

hukum Islam, maka ia berpaling pada pendeduksian hukum-hukum dan aturan-aturan

keagamaan dalam bidang muamalah seperti masalah riba dan sebagainya.

6 Yusuf Qardhawi, Gerakan Pengamalan Islam secara Kaffah (Tafsir Otentik Pemikiran

 Ikhwanul Muslimin tentang Islam), terj. Oleh : Asrorun Ni’am Sholeh, Penebar Salam, Jakarta Timur,2001, h. 173

7 Ibid , h. 174

8 Ibid ,

9 Contoh dari tafsir yang mempunyai corak kalam adalah Mafatih al ghaib yang ditulis olehAbu Bakar ar Razi, Anwar at Tanzil wa asrar at ta’wil, karya al-Baidhawi, al-Kasyaf, karya az-Zamakhsyari, al-Mizan, karya al ‘Alamah Sayyid Muhammad Husaen Ath-Thabathaba’i. lihat, BadriKhaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir al-Qur'an, CV. Pustaka Setia, 2004, h. 134

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 83/95

67

Masalah riba memang sudah ada sejak zaman jahiliyah sampai sekarang dan

masih hangat dibicarakan oleh para ilmuwan muslim mengingat riba timbul

  bersamaan dengan adanya transaksi ekonomi, sedangkan dunia perekonomian

semakin lama semakin berkembang, sehingga banyak pendapat yang pro dan kontra

dalam menentukan hal yang berkaitan dengan pengambilan hukum.

Kedua mufassir yang sedang dibahas dalam skripsi ini yaitu Imam ath Thabari

dan Sayyid Quthb masing-masing mempunyai pandangan yang berbeda, namun

  perbedaan tersebut bukanlah perbedaan yang mendasar, selain terdapat perbedaan,

 penafsiran keduanya terhadap ayat-ayat riba ada persamaannya.

A. Persamaan Penafsiran Dalam Tafsir Ath-Thabari Dan Tafsir Fi Zhilal al-

Qur’an Tentang Riba

Penafsiran kedua mufassir dalam karyanya terhadap ayat-ayat tentang riba,

masing-masing mufassir mempunyai beberapa kesamaan, yaitu :

 Pertama, dalam menafsirkan ayat 39 dari surat ar-Ruum, keduanya sama-

sama menafsirkan tentang solusi untuk melipatgandakan harta. Yaitu memberikan

zakat dengan tanpa balasan dan tanpa menunggu ganti dari manusia. Ia

melakukannya untuk mendapatkan keridhaan dari Allah swt. Dapat penulis pahami,

 bahwa keduanya sama-sama menafsirkan tentang solusi dengan zakat adalah sesuai

dengan lanjutan dari firman Allah swt tersebut, maka dalam memahami suatu ayat

tidak diperkenankan hanya mengambil sepotong-sepotong saja.

 Kedua, Persamaan yang dapat diambil yaitu kedua mufassir sama-sama

  berpendapat bahwa riba pada zaman jahiliyyah yang dikenal dengan riba nasi’ah10

adalah riba yang jelas diharamkan oleh Allah swt., karena mengandung unsur 

adh’afan mudha’afan. Riba semacam ini secara tegas dilarang oleh Allah swt. karena

10 Yaitu riba (tambahan) yang terjadi akibat pembayaran yang tertunda pada akad tukar menukar dua barang yang tergolong ke dalam komoditi riba, baik satu jenis atau berlainan jenisdengan menunda penyerahan salah satu barang yang dipertukarkan atau kedua-duanya. Lihat,Muhammad Arifin bin Badri, MA.  Riba & Tinjauan Kritis Perbankan Syari’ah, Pustaka Darul Ilmi,Bogor, 2009, h.2

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 84/95

68

menjadi sumber kesengsaraan bagi umat manusia. Selain menjadi sumber 

kesengsaraan manusia, kedua mufassir mengambil pandangan tersebut berdasarkan

riwayat-riwayat yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya.

B. Perbedaan Penafsiran Dalam Tafsir At Thabari Dan Tafsir Fi Zilalil Qur’an

Tentang Riba.

Masing-masing mufassir mempunyai pandangan yang berbeda tentang

 penafsiran ayat-ayat riba,

Dalam Penafsiran ayat-ayat tentang riba imam Ath-Thabari masih lebih

 banyak menggunakan cara penjelasan secara analisis, yaitu menjelaskan kata per kata

yang ada di dalam ayat bersangkutan, baik menggunakan penjelasan harfiyah maupun

 penjelasan dari sumber-sumber riwayat. Salah satu contohnya :

"=م""=صفته

ما ذل"مك :(1)ب

ه ع ر ص ي ف (2) ="م":م.

.قلنما

ن :م

ن دثنب مح ص ا ع عى س ي ع عح عجني

م":عز طك ب خ ت ي

ن ١.ب"م

Sedangkan dalam menafsirkan surat Ali Imran : 130

11 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Tafsir ath-Thabari, jilid 3, Dar al Kutub alilmiah, Beirut, 1999, h. 104-105

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 85/95

69

                                                                                                      ١٢

Beliau menjelaskan sebagai berikut :

ك ل ذ ب ج:يابعب

،هلم ونكنتك كل كتأ هليت ٣.جا

Dari pemahaman tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan Imam At

Thabari berpandangan bahwa setiap penambahan adalah haram dan diwajibkan untuk 

menjauhinya.

Lain halnya dengan penafsiran yang dilakukan oleh Sayyid Quthb, beliau

melihat berbagai aspek sosial kemasyarakatan dan aspek kenegaraan.

Dalam penafsiran surat al Baqarah ayat 275 - 280, Sayyid Quthb berpendapat

 bahwa terdapat beberapa hakikat tentang riba :

1. Islam tidak berdiri bersama sistem riba di tempat mana pun.14

2. Sistem riba merupakan malapetaka terhadap kemanusiaan yang bukan hanya

dalam bidang keimanan, akhlak dan pandangannya terhadap kehidupan saja.

Tetapi, juga di dalam dasar kehidupan ekonomi dan kerjanya.15

12 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. Cit., h. 97

13 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., h. 434

14 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an(di bawah naungan al-Qur'an), jilid 2, Gema InsaniPress, Jakarta, cet. Keempat, 2008, h. 274

15 Ibid ,

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 86/95

70

3. Muamalah (bisnis) dengan sistem riba hanya akan merusak hati nurani

manusia dan budi pekertinya serta perasaannya terhadap saudaranya di dalam

kelompok, juga akan merusak kehidupan kelompok manusia dan kerja

samanya dengan sesuatu yang disebarkannya baik berupa kerakusan,

ketamakan, kepentingan pribadi, penipuan, maupun pertaruhan secara

umum.16

4. Menganggap mustahil keberlangsungan perekonomian dunia hari ini dan yang

akan datang tanpa didasarkan atas sistem riba, hanyalah anggapan bersifat

khurafat belaka, atau kebohongan besar yang terus dilestarikan17

Dalam ayat 130 surat Ali Imran, Sayyid Quthb menafsirkan bahwa “adh’afan

mudha’afah” itu adalah untuk menyifati peristiwa, bukan sebagai syarat yang

 berhubungan dengan suatu hukum. Sedangkan, nash-nash yang terdapat dalam surat

al Baqarah ayat 178 secara qath’i ‘pasti’ mengharamkan riba secara mendasar dengan

tanpa menentukan pembatasan dan persyaratan tertentu, “tinggalkanlah sisa riba

(yang belum dipungut)”, bagaimanapun modelnya.18

Dari pemahaman di atas, dapat disimpulkan bahwa Sayyid Quthb berpendapat

  bahwa riba dengan bentuk yang bagaimanapun adalah menghancurkan kehidupan

kemanusiaan dan diharamkan.

16 Ibid ,

17 Ibid , h. 276

18 Sayyid Quthb, Jilid 2, Ibid, h. 241

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 87/95

71

Perbedaan lain yang nampak adalah bahwa imam ath-Thabari belum

memberikan solusi atas kegiatan meninggalkan riba, sebagaimana yang telah

disolusikan oleh Sayyid Quthb dalam menafsirkan surat al baqarah ayat 275 – 280

sebagai berikut :

…. Islam – ketika diberi kesempatan mengatur kehidupan manusia sesuaidengan pandangannya dan manhajnya yang khusus – pada waktu membuang sistemriba, tidak perlu membatalkan badan-badan usaha dan sarana-sarana yang lazim bagikehidupan ekonomi modern dengan pertumbuhannya yang alami (wajar) dan benar.Akan tetapi, ia hanya hendak membersihkannya dari kotoran riba dan nodanya.

Kemudian, membiarkannya bekerja sesuai dengan kaidah-kaidah lain yang sehat.Yang pertama di antara badan-badan usaha dan sarana-sarana ini adalah bank-bank,serikat-serikat dagang, dan badan-badan ekonomi modern lainnya.19

Jadi menurut Sayyid Quthb, yang diinginkan Islam untuk membersihkan riba

adalah hanya membersihkan tindakan riba dan nodanya. Tetapi untuk sarana-sarana

 bermuamalah tetap dilaksanakan, sesuai dengan kaidah selain riba yang sehat.

Dalam aspek hukum Islam, kedua mufassir dalam tafsirnya sama-sama

mengharamkan riba, sebagaimana dikutip berikut ini, beliau menafsirkan surat al

 baqarah ayat 275 :

)                      (:مبقم

٢٠مبع:""=

19 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an(di bawah naungan al-Qur'an), jilid 2, Gema InsaniPress, Jakarta, cet. Keempat, 2008, h. 274,

20 Abi ja’far Muhammad Bin Jarir Ath Thabari, Op. Cit., h. 104-105

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 88/95

72

Dari keterangan di atas, Bahwa riba dibolehkan sebelum datangnya mauizhah

dan pengharaman dari tuhan. Jadi, setelah datang hal tersebut, maka segala hal yang

 berkenaan dengan riba adalah diharamkan.

Sedangkan menurut Sayyid Quthb, praktik riba itu bukanlah tindakan yang

satu kali saja dan sepele, tetapi ia merupakan tindakan yang berulang-ulang dilihat

dari satu segi, dan bertumpuk-tumpuk dilihat dari segi mengalami pertambahan yang

  berlipat ganda, tanpa dapat dibantah lagi. Sistem riba akan senantiasa terwujud

dengan wataknya. Jadi, ia tidak terbatas pada praktik yang berlaku di jazirah arab

saja, tetapi ia merupakan sifat yang lazim bagi sistem ini pada setiap waktu.21

Serta

dalam keterangan yang lain beliau menjelaskan, Orang yang beriman kepada Allah

SWT tidak ada yang memakan riba dan mereka membersihkan dirinya dari sifat-sifat

orang kafir.22

Jadi, dapat diambil pemahaman bahwa Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fi

Zhilal al-Qur'an mengharamkan riba, karena praktek riba tidak hanya terjadi sekali,

tetapi berulang-ulang dilihat dari satu segi, dan bertumpuk-tumpuk dilihat dari segi

mengalami pertambahan yang berlipat ganda.

21 Sayyid Quthb, jilid 2, Ibid, h. 242

22 Ibid , h. 241

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 89/95

73

Tabel Persamaan Dan Perbedaan Penafsiran Tentang Riba

No Hal tentang riba Penafsiran Imam Ath-

Thabari dalam tafsirAth-Thabari

Penafsiran Sayyid

Quthb dalam Tafsir FiZhilal al-Qur’an

Persamaan

1. Ar-Ruum : 39

Solusi pengganti riba

Zakat sebagai solusi

 pengganti riba

Memberikan zakat tanpa

menunggu balasan dari

manusia, tapi hanya

mengharap ridha dari

Allah swt.

2. Riba Nasi’ah Merupakan riba jahiliyyah

yang diharamkan oleh

Allah swt. secara jelas.

Merupakan riba

 jahiliyyah yang

menimbulkan

kesengsaraan bagi umat

manusia, sehingga

diharamkan oleh Allah

swt.

Perbedaan

1. Metode Penafsiran Lebih banyak  menggunakan cara

 penjelasan secara analisis,

kata per kata.

Lebih banyak melihataspek sosial

kemasyarakatan dan

aspek kenegaraan.

2. Efek atas

meninggalkan riba

Belum memberikan solusi

atas kegiatan

meninggalkan riba.

Sudah memberikan

solusi, yaitu tidak perlu

menghancurkan badan-

 badan usahanya, tetapi

lebih kepada bekerja

sesuai dengan kaidah-

kaidah yang sehat.

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 90/95

74

BAB V

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan hal-hal yang berkenaan dengan permasalahan

yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, berdasar uraian dari bab-bab yang telah

dipaparkan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Imam Ath Thabari dan Sayyid Quthb sama-sama berpendapat bahwa riba

  pada zaman jahiliyyah yang dikenal dengan riba nasi’ah adalah riba yang

  jelas diharamkan oleh Allah swt., karena mengandung unsur adh’afan

mudha’afa. Riba semacam ini secara tegas dilarang oleh Allah swt. karena

menjadi sumber kesengsaraan bagi umat manusia. Sedangkan riba dalam

 bentuk yang lain, kedua mufassir mengharamkannya juga.

2. Perbebedaan pandangan antara keduanya terletak pada perbedaan memahami

kandungan surat Ali Imran ayat 130 adalah : Ath-Thabari berpendapat bahwa

yang dimaksud dengan ayat itu adalah riba jahiliyyah yang jelas-jelas

diharamkan. Sedangkan Sayyid Quthb berpendapat bahwa yang dimaksud

ayat tersebut untuk menyifati peristiwa, namun dengan catatan pengharaman

riba dengan tanpa menentukan pembatasan dan persyaratan tertentu,

 bagaimanapun modelnya.

74

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 91/95

75

B. Penutup

Dengan kerendahan hati, penulis panjatkan syukur Syukur Alhamdulillah

khadirat ilahi Robbi, selalu terpatri di dalam hati, penyelesaian penyusunan skripsi

ini. Tergapainya kesuksesan adalah impian dan harapan, berbekal dengan

kemampuan seadanya saya berjalan, tersusunnya skripsi ini adalah suatu kepasrahan

untuk dikoreksi dan diteliti segala kekurangan,karena penulis sadar segala apa yang

ada dibawah langit, dan di atas bumi tak ada yang sempurna juga tidak ada gading

yang tak retak, kami datang karena bangga kami ada karena rasa cinta, ampun dan

maaf senantiasa kami damba,   Laa haula Walaa Quwwata Illa Billahil ‘Aliyyil 

‘Adzim.

Akhirnya hanya kepada Allah swt. penulis memohon semoga skripsi ini dapat

  bermanfaat yang sebesar-besarnya bagi siapa saja yang memerlukannya dan

khususnya bagi penulis, Amin Yaa Robbal ‘Alamin.

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 92/95

76

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an al karim

Abdul jalal, Urgensi Tafsir Maudhu’i Pada Masa Kini, Kalam Mulia, Jakarta, 1990

Abi Ja’far Muhammad bin jarir ath Thabari, Tafsir Ath Thabari (al musamma jami’ al

 bayan fi ta’wil al-Qur'an), : Beirut. 1999. Dar al Kitab al Alamiah.

Ade Rohayana, Ilmu Qawaid Fiqhiyah : kaidah-kaidah hukum Islam, : Jakarta, 2008.Gaya Media Pratama

Al-Qur'an dan terjemahnya, Mujamma’ Malik Fahd Li Thiba’at al Mushaf asy syarif ,

: Madinah, 1990. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Pentafsir al-Qur'an.

Anton Baker Dan Zubair Ahmad Charis,   Metodelogi Penelitian Filsafat , :Yogyakarta 1990. Kanisius

A.A. Dahlan, M. Zaka Al Farisi (Tim Editor),   Asbabun Nuzul (Latar belakang 

turunnya ayat-ayat al qur’an), : Bandung. 2000. CV. Diponegoro, edisi kedua,

Chalid Narbuko, Abu Dawud, Metodelogi Penelitian, : Jakarta. 1991.Bumi Aksara.

Departemen Agama R.I,   Al-Qur'an dan Terjemahannya, : Semarang. 1989,Toha

Putra.

Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung,   Panduan Proses dan Prosedur 

  Penyusunan Skripsi, : Bandar Lampung. 2005. Fakultas Ushuluddin IAIN

Raden Intan Lampung.

http://www.mediamuslim.net, diakses pada : 01-09-2010

Hermawan Warsirto,   Pengantar Metodelogi Penelitian, : Jakarta. 1992.Gramedia

Utama.

Kartini Kartono, Metodelogi Penelitian, : Bandung. 1996. Mandar Maju.

Mahmud Syaltut, Tafsir al qur’anul Karim (Pendekatan Syaltut dalam menggali

esensi al qur’an), jilid 1. Terj. Hossein Bahreisj, Drs. Herry Noer Ali, :

Bandung. 1989. CV. Diponegoro, cet. 1

Maktabah Syamilah Ishdar ats-Tsani

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 93/95

77

M. Quraish Shihab,   Lentera al-Qur'an, Kisah dan Hikmah Kehidupan, : Bandung.

2008. Mizan Media Utama

 ______________, Membumikan al-Qur'an, fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan

masyarakat , : Bandung. 2004. Mizan.

 ______________, Wawasan Al-Qur'an, : Bandung. 2000. Mizan.

M. Sidi Ritauddin,   Posisi Pemikiran Politik Sayyid Quthb dalam Pembaharuan

  Pemikiran Islam, : Bandar Lampung. 2009.Pusikamla Fakultas UshuluddinIAIN Raden Intan Lampung.

Mu’ammal Hamidy, Drs. Imron A. Manan, Terjemahan Tafsir Ayah Ahkam Ash

Shabuni, : Surabaya. 2003. PT. Bina Ilmu, cet. 4

Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan dalam Islam. Terj. Drs. AswinSimamora, : Jakarta. 1990. Rineka Cipta.

Pedoman Tajwid Transliterasi al qur’an (PTTQ) Lajnah Pentashihan Mushaf al

qur’an, Badan Litbangda Diklat Depag RI, : Jakarta. 2007.

Said Agil Husin Al Munawwar,  Hukum Islam Dan Pluralitas Sosial , : Jakarta. 2005.

Penamadani.

Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (Di bawah naungan al qur’an), terj. As’ad

Yasin, Abd. Aziz Salim Basyarahil, Muchotob Hamzah, : Jakarta. 2000.GemaInsani Press.

Sayid Sabid, Fiqh Sunnah jilid 12, :Bandung. 1987,PT Al Maarif, cet. Pertama,

Soleh Muhammad Basalamah,   Pengantar Ilmu al-Qur'an, : Semarang. 1997. DinaUtama.

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, : Bandung. 2006. Sinar Baru algesindo, cet. Ke-39

Sulaiman Abdullah, Sumber Hukum Islam, Permasalahan dan Fleksibilitasnya, :

Jakarta. 2004.Sinar Grafika,

Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur’an, Pustaka Islamika, Bandung, 2002

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 94/95

78

TM. Hasby Ash Shiddieqy, ,  Pengantar Fiqh Muamalah : Semarang. 2009. Pustaka

Rizki Putra,

Thameem Ushama, Metodelogis Of The Exegesis, Terj. Hasan Basri Dan Amroeni,

 Metodelogis Tafsîr Al-Qur'an, : Jakarta. 2002. Riora Cipta,

Yusuf Qardhawi, Halal Haram dalam Islam, : Solo. 2007. Era Intermedia, cet.

Keempat

7/23/2019 Skripsi Riba Dalam Al Qur'An

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-riba-dalam-al-quran 95/95

I

 Alamat : Jl. Letko

  Nama :

  NPM :Pembimbing I :

Pembimbing II :

Judul Skripsi :F

No Tgl. Konsultasi

1. 25-02-2010

2. 18-06-2010

3. 16-07-2010

4. 19-07-2010

5. 30-07-2010

6. 06-08-2010

7. 20-08-2010

8. 24-08-2010

9. 15-09-2010

10. 30-09-2010

11. 01-10-2010

KEMENTERIAN AGAMA

STITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADE

LAMPUNG

FAKULTAS USHULUDDIN

l H. Endro Suratmin Sukarame I Bandar Lam

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

UHAMMAD JAYUS

631030029r. Arsyad Sobby Kesuma, M.Ag.

ahmudin Bunyamin, MA.

IBA DALAM AL-QUR’AN (Studi Tafsir Athi Zhilal al-Qur’an)

Hal KonsultasiPemb. I

Pengajuan Judul

Proposal

Acc Proposal

Acc Proposal.................

Seminar 

Perbaikan Proposal

Bab II

Acc Bab II................

BAB III, IV, V

Acc BAB III, IV, V

BAB III, IV, V................

N INTAN

pung 35131

 

-Thabari dan Tafsir  

araf Pemb. II

.................

.................

................

 

.................

................

 ................

 ................

 ................

 ................