sejarah al qur'an

31
BAB I PENDAHULUAN Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya (QS, 17:9). Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan- persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan- persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul saw., untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir(QS 16:44). Disamping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah saw., Allah memerintahkan pula kepada umat TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER UNIVERSITAS MUHMMADIYAH CIREBON | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN 1

Upload: mohammed-al-bhabasyi-imam

Post on 04-Aug-2015

148 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Al Qur'An

BAB I

PENDAHULUAN

Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum

Muslim di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan

hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi

utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya.

Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan

yang sebaik-baiknya (QS, 17:9).

Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah,

syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai

persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul saw., untuk

memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: Kami telah

turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada

manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir(QS

16:44).

Disamping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah saw., Allah

memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan

mempelajari Al-Quran: Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan

ataukah hati mereka tertutup (QS 47:24).

Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban. Berikut ini beberapa prinsip

dasar untuk memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Quran dengan ilmu

pengetahuan. Atau, dengan kata lain, mengenai "memahami Al-Quran dalam

Hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan."( Persoalan ini sangat penting,

terutama pada masa-masa sekarang ini, dimana perkembangan ilmu

pengetahuan demikian pesat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

1

Page 2: Sejarah Al Qur'An

BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH TURUN NYA AL QUR’AN

1. Situasi Internasional

Al-Qur'an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. pada tanggal

01Februari 610 M. di kota Makkah, wilayah bagian barat-tengah Jazirah

Arab.Menjelang Al-Qur'an diturunkan, situasi dunia diwarnai oleh persaingan

antarkekuatan politik. Pada saat itu, kekuatan politik dunia didominasi oleh dua

adikuasa, yaitu Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Persia. Sementara

itu,kekuatan politik yang lain tidak ikut ambil bagian dalam persaingan itu di

sebabkan oleh kondisi internal yang tidak stabil. Kekaisaran Roma yang berkuasa

di wilayah eropa bagian barat berada dalam posisi lemah .Seba,Gregory yang

agung yang menjadi paus di rima berda di bawah kontrol dan kekuasan kekaisaran

Bizantium. Di Prancis, raja-raja Merovingian hanya memerintah secara nominal.India yang

berada di wilayah asia bagian timur tidak menunjukkan kemajuan,sebab raja

harsha (606-647 M) penguasa terakhir. Adapun kekaisaran cinayang pada sat itu

dalam keadaan stabilsebab sejak dinasti sui melakukan konsolidasi kekuasan yang

diteruskan oleh dinasti tang perkembangan ekonomi dan budayadi cina terus

mengalami kemajuan.

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

2

Page 3: Sejarah Al Qur'An

Sementara Bizantium menghadapi bangsa Barbar di Eropa, Persia

berbalik ke selatan dan berhasil mencapai serangkaian kemajuan berarti dalam

memperluaswilayah kekuasaan politiknya. Pada tahun 611 M., Persia berhasil menaklukkan

kota Raha, pada tahun 613 M. menguasai Siria, menyusul Yerussalem pada tahun614 M. dan

Mesir pada tahun 617 M. Penjarahan Persia atas Yerussalem,pembantaian terhadap penduduk

kota tersebut, dan perampasan atas benda yang diyakini sebagai salib suci telah membangkitkan

sentimen keagamaan dan menyulut amarah umat Kristen di seluruh Kekaisaran

Bizantium.

Situasi dunia khususnya timur tengah pada akkhir abad 6dan awal abad 7

yang di dominasi oleh pertikaian dua adikuasaKekaisaran Bizantium dan

kekaisaran persiadalam memperebutkan pengaruhdi wilayah-wilayah sekitarnya

memiliki pengaruh nyataterhadap situasi politik di arabketika itu.sebab jazirah

arab terletak di kedua kekaisaran tersebut. Dan pada tahun 521 kerajan kristen

abesinia atau ethiopia di dukung bazantum mnaklukan dataran tinggi

yamanbagian barat daya arabia,dan pada tahun 523 oarng kristennajran yang

menolak memluk yahudi di bunuh dengn cara di bakar.dan pada tahun 525 orang-

orang abesinia berhasil menggulingkan Dzu Nuwas penguasa arabia selatan.

Menjelng kelahiran Muhammad kira-kira tahun 552 M penguasa abesinia di

yaman Abraham atau lebih populer dirujuk dalam litelatur Islamsebagai Abrahah

melakukn invasike makkah dan gagal kerena epidemio cacar yang menimpa

balatentaranya sebagaimana yang di rujuk dalam Al-Qur’an Surat Al-Fil(105).

Mengenai perebutan kekuasan antara dua adikuasa alqur’an merujuknya dalam

Surat Ar-Rum (30):2-6.

Bagian awal dari pernyataan ayat-ayat di atas merujuk kepada serangkaiankekalahan

yang diderita Kekaisaran Bizantium pada kira-kira tahun 614-615 M.,terutama

pendudukan Yerussalem oleh balatentara Persia. Sementara bagian yang lebih

lanjut merupakan prediksi mengenai kemenangan akhir kekaisaran Bizantium

yang kemudian menjadi kenyataan pada tahun 622 M. Beberapa keberhasilan yang dicapai

oleh Nabi Muhammad saw. untuk memperoleh pengaruh di Jazirah Arab bisa disebabkan oleh

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

3

Page 4: Sejarah Al Qur'An

kenyataan bahwa denganmundurnya Persia sekitar tahun 628 M. sebagian besar

kelompok-kelompok politik pro-Persia bergabung kembali dengan Nabi Muhammad

saw. untuk mendapat dukungan dan kemudian memeluk Islam.

2. Situasi Jazirah Arab

A. Situasi Masyarakat Jazirah Arab sebelum turun nya Al-Qur’an

Arab yang terletak di persimpangan tiga benua semenanjung Arab,

menjadi tempat yang sangat mudah dikenal di dunia internasional. Jazirah

ini dibatasi oleh Laut merah ke sebelah barat, teluk Persia ke sebelah timur,

Lautan India ke sebelah selatan dan Suriah dan Mesopotamia ke sebelah

utara. Menurut Jawad Ali yang di kutip oleh Musthafa A’zami, bahwa dahulu

Jazairah Arab merupakan tanah yang gersang akan tumbuh-tumbuhan dan

merupakan pegunungan Sarawat yang melintasi garis pantai sebelah barat.

Namun, meskipun merupakan pegunungan yang tidak ber air, beberapa

sumber pencahariannya terdapat di bawah tanah tersebut yang membuat

mereka hidup dalam ketenangan dan menjadi tempat pemukiman bangsa

Arab dan kafilah-kafilahnya.

Dalam sejarahnya, Jazirah Arab sejak awal sebenarnya telah dihuni

oleh penduduk teluk Persia yang kemudian membangun perkotaan di daerah

tersebut. Hal ini terjadi pada abad ketiga sebelum masehi. Para ilmuan

mengatakan bahwa wilayah tersebut sebagai tempat kelahiran suku

bangsa Semit,meskipun sebenarnya terjadi perbedaan pendapat di kalangan

para sejarawan. Istilah Semit mencakup beberapa kawasan yaitu; Babilonia,

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

4

Page 5: Sejarah Al Qur'An

Jazirah Arabia, Afrika, Amuru, Arminia, bagian selatan Jazirah Arabia dan

Eropa.

Menurut Philip Hitti, dalam karyanya yang berjudul, Sejarah bangsa

Arab yang kemudian dikutip oleh Al-A’zami menyebutkan,“kendati

istilah Semit muncul belakangan di kalangan masyarakat Eropa, hal tersebut

biasanya di alamatkan pada orang-orang Yahudi karena yang berkonsentrasi

di Amerika. Sebenarnya lebih tepat ditujukan pada penduduk bangsa Arab

yang memiliki nilai lebih dari pada kelompok lain dan mendapat ciri

bangsa Semit secara fisik, kehidupan, adat istiadat, cara piker dan bahasa”.

Meskipun Jazirah Arab sejak semula telah terbentuk sebagai ‘negara

perkotaan’ oleh penduduk teluk Persia, tetap merupakan masyarakat

kesukuan hingga terutusnya Nabi Muhammad SAW. Sistem kependudukan

masyarakat Arab dibangun menurut kabilahnya masing-masing, dimana

anak-anak dari satu suku dianggap saudara yang memiliki pertalian

hubungan darah. Setiap anggota merupakan asset seluruh kabilah,

munculnya penyair kenamaan, pemberani, akan membuat kehormatan dan

nama baik seluruh garis keturunannya.

Namun, hal tersebut hanya terfokus pada kalangan tertentu dan kabilah

tertentu, mengingat belum adanya bentuk pemerintahan yang dapat

mengatur masyarakat Arab secara umum dan merata oleh seorang

penguasa, sebab masyarakat Arab sebelum diturunkannya al-Qur’an, tidak

mempunyai sistem dan acuan yang baku dalam pemerintahan seperti yang

kita kenal saat iniSebelum turunnya al-Qur’an, keadaan masyarakat Arab

berada dalam keadaan kebodohan dan sering terjadi permusuhan yang pada

akhirnya mengakibatkan peperangan yang berkepanjangan. Kondisi

keagamaanpun juga mengalami hal yang sama, yaitu ada banyak

kepercayaan pada saat itu.

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

5

Page 6: Sejarah Al Qur'An

Al-Qur’an turun di tengah-tengah masyarakat yang sedang di landa

krisis moral dan rusaknya akidah, dengan membawa perubahan yang

memang mereka nantikan. Perubahan ini tidak hanya dalam tatanan social,

tetapi juga menyangkut individu. Al-Qur’an menghapus budaya-budaya yang

bertentangan dengan prikemanusiaan, kepercayaan-kepercayaan terhadap

Tuhan selain Allah swt, serta menerangi jalan mereka menuju keridhaannya.

Memahami kondisi masyarakat Arab sangat penting mengingat Jazirah Arab

menjadi tempat turunnya al-Qur’an, sebab memahami al-Qur’an tidak terlepas

dari keadaan dimana ia di turunkan.

Mengenai keadaan social ekonomi yang terjadi sebelum diturunkannya

al-Qur’an, dapat digolongkan menengah ke atas, dikarenakan Mekah pada

saat itu merupakan pusat kehidupan sosial, khususnya di bidang perekonomi.

Keberadaan Makkah yang merupakan pusat perekonomian dan

perdagangan, memperkuat bukti bahwa bangsa Arab menjelang kehadiran al-

Quran telah mengalami kemajuan dalam banyak bidang. Hal ini sangat

berpengaruh pada pembentukan tradisi Islam yang meliputi;

kesucian Makkah dan Ka’bah. wilayah Makkah dan sekitarnya

dianggap sebagai tempat suci dan memiliki label sebagai tanah

haram, khususnya disekitar Ka’bah.

Makkah sebagai pusat perekonomian. Berkenaan dengan hal ini, al-

Quran surat al-Quraisy menyebutkan bahwa, orang-orang Quraisy 

berdagang pada musim panas ke Syria dan pada musim dingin ke

Yaman. Perkembangan ini disebabkan oleh posisi geografis yang

berada tengah rute perjalanan dagang dan adanya jaminan

keselamatan. Di wilayah Makkah dan sekitarnya terdapat larangan

pertumpahan darah yang pada waktu itu mudah sekali terjadi,

kalaupun terpaksa harus melakukannya di luar sekitar Makkah 

sehingga memudahkan dalam berdagang.

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

6

Page 7: Sejarah Al Qur'An

perilaku terhadap harta benda. Sebagai pusat perdagangan tidak

mengherankan apabila dikalangan masyarakat Arab, khususnya di

Makkah banyak terdapat konglomerat dan orang kaya.

B. Situasi Masyarakat Jazirah Arab saatnya turun nya Al-Qur’an

Masyarakat Arab dalam al-Qur’an disebut sebagai mayarakat Ummiyyin.

Qurqisy Syihab dalam bukunya yang berjudul Mukjizat al-Qur’an menyatakan

bahwa kata ummiyyin  merupkan bentuk jama’ dari kata Ummi yang diambil dari

kata umm yang artinya adalah ibu. Hal ini dimaksudkan adalah bahwa seorang

ummi keadaanya sama dengan keadaan pada saat ia dilahirkan oleh seorang

ibunya dalam hal kemampuannya membaca dan menulis. Dalam hadits

diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda;

“kami umat yang ummi tidak pandai menulis, tidak juga pandai berhitung. Bulan begini,

begini dan begini.”

Kemampuan membaca dan menulis dikalangan Masyarakat Arab, khusunya pada

awal turunya al-Quran, sangat minim. Hal ini disebabkan karena jarangnya alat

tulis menulis pada masa itu, sehingga mereka banyak mengandalkan kemampuan

hafalan. Kemampuan menghafal pada saat itu dijadikan sebagai tolok ukur

kecerdasan dan kemampuan ilmiyah seseorang, sehingga pada masa itu banyak

ditemukan penyair-penyair.

            Sumber sejarah lain menjelaskan bahwa Nabi Mohammad saw diturunkan

oleh Allah ke dalam suatu komunitas masyarakat yang dikenal dengan istilah

masyarakat Arab Jahiliah. Secara bahasa, istilah jahiliah berasal dari kata Bahasa

Arab Jahala yang berarti bodoh dan tidak mengetahui atau tidak mempunyai

pengetahuan. Namun dalam realitas yang sesungguhnya, secara faktual saat itu

masyarakat Arab yang dihadapi oleh Nabi Mohammad saw  bukanlah masyarakat

yang bodoh atau tidak mempunyai pengetahuan. Buktinya pada saat itu sastra dan

syair berkembang dengan pesat di kalangan mereka. Setiap tahun diadakan

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

7

Page 8: Sejarah Al Qur'An

festival-festival pembacaan puisi dan syair, ini membuktikan bahwa orang-orang

Arab ketika itu sudah banyak yang mengetahui baca dan tulis. Selain itu mereka

juga mampu membuat tata kota dan tata niaga yang sangat baik. Hal ini semakin

menguatkan bahwa mereka kaum Quraisy bukanlah orang-orang bodoh dan tidak

berpengetahuan. Dapat dipahami, bahwa sebenarnya mereka adalah masyarakat

yang sedang berkembang peradabannya.

Yang dimaksud masyarakat Jahiliyah disini adalah masyarakat yang jahil dalam

segi akidah dan akhlak. Kejahilan yang terjadi ribuan tahun itu ternyata juga

kembali terjadi di zaman sekarang, sehingga zaman globalisasi ini sering pula

disebut dengan istilah jahiliah modern. Terjadinya berbagai dekadensi moral di

berbagai bidang merupakan karakteristik utama yang menjadikan masyarakat

modern ini kembali ke kehidupan jahiliah. Untuk lebih memahami apa yang

disebut masyarakat jahiliah ini perlu kiranya kita mengkaji lebih dalam apa saja

karakteristik dan perilaku dari masyarakat tersebut. Al-Qur’an sebagai pedoman

dan petunjuk bagi manusia telah memberikan tuntunan bagi manusia dalam

berbagai aspek kehidupan.

            Masyarakat Arab, khususnya yang berada di lingkungan Makkah dapat

dikatakan sangat terisolasi dari masyarakat-masayrakat lain yang relatif ketika itu

sudah maju, seperti mesir, persia, iraq dan cina. Menurut Quraisy Shihab, adanya

pedagang Arab yang melakukan perdaganagannya di Yaman dan Syam tidak

menghasilkan pengaruh apa-apa dalam bidang ilmiyah. Kalaupun ada, sangat

sedikit apalagi semua orang tahu bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang

pesat baru akan terjadi setelah umat manusia memasuki abad modern.

Masyarakat non Arab yang relatif lebih maju juga bukan berarti bahwa mereka

telah menguasai ilmu pengetahuan, tetapi pada hakikatnya mereka tidak memiliki

ilmu pengetahuan karena ilmu yang terdapat dalam warisan kebudayaan Mesir,

India, China, Yunani dan Persia hanyalah hasil peranungan, pengamatan sepintas

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

8

Page 9: Sejarah Al Qur'An

dan coba mencoba. Mesir Kuno memang telah berhasil membangun Piramida-

piramida yang mengagumkan, sistem irigasi, serta ilmu bintang yang lumayan,

tetapi itu semua adalah hasil perenungan. Demikian juga China yang dalam

banyak hal lebih maju daripada Mesir, tetapi pengetahuan mereka lebih banyak

bercorak kudus (suci) sebagai pemberian dewa yang mereka percayai bukan hasil

ikhtiar secara sistematis ilmiah atau objektif empirik. India lebih cenderung

kepada mistik dan upaya bersemedi, Persia pun demikian. Sedangkan

pengetahuan Yunani lebih banyak bersifat filosufis

Kehadiran wahyu al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw, di tengah-tengah

masyarakat Arab yang notabine masih belum memiliki ilmu pengatahuan yang

sebenarnya, membutuhkan penjelasan terhadap sesuatu yang sedang dihadapinya.

Turunnya al-Qur’an tidak selalu bersamaan dengan apa yang di kehendaki oleh

Nabi Mohammad saw dalam menjelaskan atau memutuskan suatu perkara yang

sedang terjadi dan atau berkenaan dengan pertanyaan seorang, tetapi ada beberapa

ayat al-Qur’an yang turun setelah sekian lama dinanti oleh Nabi Mohammad saw.

Hal tersebut seperti yang terjadi setelah sepuluh kali menerima  wahyu

yang dimulai dengan awal Surah; 1) Iqra’. 2) Al-Qalam. 3) Al-Muddatstsir. 4) Al-

Muzamil. 5) Al-Masad. 6) At-Takwir. 7) Al-A’la. 8) Alam Nasyrah. 9) Al-‘Ashr,

dan 10) Al-Fajr, tiba-tiba wahyu terputus. Sekian lama beliau menanti dan

mengharap, tetapi Jibril sang pembawa wahyu, tidak kunjung datang, maka timbul

rasa gelisah di hati Nabi Mohammad saw. Sedemikan besar kegelisahan itu

sehingga, menurut sebagian ahli sejarah, beliau nyaris menjatuhkan dirinya dari

puncak gunung. Sehingga orang-orang musyrik makkah mengejek beliau dengan

mengatakan “Tuhan telah meninggalkan Mohammad dan membencinya.”

Kegelisahan itu baru kemudian berakhir dengan turunya ayat al-Qur’an surat Adh-

Dhuha 1-3. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad tidak mampu untuk

menghadirkan wahyu al-Quran dengan sendirinya tanpa kehendak Allah.

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

9

Page 10: Sejarah Al Qur'An

            Selain contoh kejadian diatas, ada satu kejadian yang juga menunjukkan

betapa Nabi Mohammad saw tidak mampu menghadirkan wahyu sesuai dengan

apa yang beliau harapkan seketika tampa kehendak Allah, yaitu pada suatu ketika

orang-orang Musyrik di Makkah mendatangi Nabi Mohammad saw dan bertanya

kepadanya dengan tujuan menguji beliau. Pertanyaan tersebut menyangkut tiga

hal yaitu; Pertama tentang sekelompok pemuda yang menghilang. Kedua tentang

Dzul Qarnain. Ketiga mengenai Ruh. Nabi Mohammad saw. berjanji akan

menjawab keesokan harinya dengan harapan wahyu akan turun menjelaskan akan

hal tersebut, tetapi beliau tidak mengatakan kata Insya Allah. Lima belasa hari

lamanya Nabi tidak mampu menjawab karena wahyu yang diharapkannya tidak

kunjung datang, kemudian wahyu pun turun disertai teguran. 

C. Situasi Masyrakat Jazirah Arab setelah turun nya Al-Qur’an

Kehadiran al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat Arab yang pada

waktu itu masih kental dengan tradisi kejahiliyahannya, sangat berpengaruh

pada perubahan sosial-budaya, memperbaiki sistem-sistem hukum yang

telah ada sebelumnya, dan menghapus hukum-hukum yang betentangan

dengan al-Qur’an maupun dengan prikemanusiaan. Kehadiran al-Qur’an

(Islam) ini mendapat respon positif dari kalangan masyarakat yang

menghendaki perubahan maupun kalangan masyarakat yang menjadi

penopang hukum Jahiliyah yang telah ada.

 Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah,

syariah, dan akhlak mereka, dengan cara meletakkan dasar-dasar prinsip

mengenai persoalan-persoalan tersebut, Allah swt mengutus Nabi

Muhammad SAW., untuk kemudian memberikan keterangan yang lengkap

mengenai dasar-dasar tersebut; seperti yang  terdapat dalam firman-Nya,

yang artinya; "Kami telah menurunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk

kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka

agar mereka berpikir."

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

10

Page 11: Sejarah Al Qur'An

Disamping keterangan yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW.

tersebut,  Allah SWT juga memerintahkan kepada suluruh umat manusia agar

memperhatikan dan mempelajari Al-Quran. Hal ini juga banyak di singgung

dan di terangkan dalam al-Qur'an seperti yang terdapat dalam firman-

Nya;"Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati

mereka tertutup." Setelah masyarakat Arab mulai mengenal al-Qura’n yang di

ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW mereka mulai merubah kondisi mereka

yang sebelumnya penuh dengan permusuhan, memutus hubungan

kekeluargaan, dan pertumpahan darah antar yang satu dengan yang lain,

antar kabilah yang satu dengan kabilah yang lain, dengan menjalin silturrahim

antar keluarga yang sempat terputus, mengajak orang-orang musyrik ke jalan

yang benar secara bertahap.

Tetapi, ada banyak masyarakat Arab yang tidak peduli dengan al-

Qur’an bahkan memusuhi orang yang membawa al-Qur’an, seperti yang

terjadi pada awal turunnya al-Qur’an dan Nabi Muhammad SAW mulai

menyebarkan agama Islam, banyak terjadi pertentangan-pertentangan dan

penolakan terhadap ajaran al-Qur’an yang yang di bawa oleh Nabi

Muhammad SAW. Mereka menganggap bahwa al-Qur’an menyalahi ajaran

nenek moyang mereka yang telah bertahun-tahun di anut oleh bangsa Arab,

khususnya kaum Quraisy. Kaum Quraisy yang pada waktu itu mendominasi

bangsa Arab tidak mudah menerima ajaran baru yang di bawa oleh al-Qur’an.

3. Perjalanan Karir Nabi Muhammad SAW.

3.1 Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir di kota Mekkah pada hari Senin, tanggal 12

Rabi’ul Awal Tahun Gajah (dinamakan tahun Gajah karena pada saat itu pasukan

bergajah yang dipimpin oleh Gubernur Yaman Abrahah ingin menghancurkan

Ka’bah . Kemudian pasukan itu binasa seperti daun yang dimakan ulat. Q.S Al-

Fiil), bertepatan dengan 570 M. Sebagian besar penduduk Mekkah menyemba

berhala). Ayah beliau bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, dan ibu beliau

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

11

Page 12: Sejarah Al Qur'An

bernama Aminah binti Wahab. Abdullah bin Abdul Muthalib wafat ketika

Rasulullah masih berada dalam kandungan. (Sebelum kelahiran Nabi Muhammad,

masyarakat hidup pada zaman Jahiliyah yaitu zaman kebodohan.  Sebagian besar

penduduk Mekkah menyembah berhala) Orang pertama yang menyusui beliau

setelah ibunya adalah Tsuaibah .Kemudian beliau disusukan kepada Halimah binti

Dzu’aib As-Sa’diyah hingga berumur 2 tahun, dan beliau diasuh Halimah selama

4 tahun.

Pada usia 6 tahun, nabi Muhammad SAW, dibawa oleh ibunya berziarah ke

makam ayahnya di Yatsrib. Namun ketika sampai di Abwa’, ibunya meninggal

dan dimakamkan di Abwa’. Dalam perjalanan tersebut ikut juga pengasuh beliau

yang bernama Ummu Aiman.  Kemudian Rasulullah diasuh kakeknya, selama dua

tahun. Saat beliau berumur 8 tahun, kakeknya meninggal dunia dan beliau di asuh

oleh pamannya Abu Thalib. Pada usia 12 tahun, Rasulullah di bawa berniaga oleh

Abu Thalib bersama kafilah dagang ke negeri Syam. Ketika  tiba di Bashrah,

beliau bertemu dengan pendeta Nasrani yang bernama Bahira (Bukhira) yang

mengatakan kepada Abu Thalib bahwa kemanakannya memiliki tanda-tanda

kenabian dan menyarankan agar Rasulullah dibawa kembali pulang agar tidak

dicelakai orang Romawi dan Yahudi.

Pada tahun ke-14 dari kelahirannya, Rasulullah ikut dalam perang Fijar

yang terjadi pada suatu tempat di antara Nakhlah dan Thaif, antara kabilah

Quraisy dan sekutunya Bani Kinanah melawan Kabilah Qais ‘Ailan. Dalam hal ini

Rasulullah ikut membantu paman-pamannya menyediakan anak panah. Pada Usia

25 tahun Rasulullah dipercaya membawa barang perniagaan milik Khadijah binti

Khuwailid untuk diperdagangkan ke negeri Syam.  Kemudian Rasulullah menikah

dengan Khadijah.  Putra –putri beliau dari perkawinan dengan Khadijah adalah :

Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Abdullah. Semua

putra beliau meninggal ketika masih kanak-kanak, sedangkan putri beliau semua

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

12

Page 13: Sejarah Al Qur'An

hidup pada masa Islam, namum meninggal semasa beliau masih hidup, kecuali

Fathimah yang meninggal dunia enam bulan setelah beliau wafat.

Ketika Rasulullah berusia 35 tahun, kabilah Quraisy membangun kembali

Ka’bah yang rusak akibat banjir. Tatkala pengerjaan sampai kepada peletakan

Hajar Aswad, terjadi perselisihan tentang siapa yang paling berhak meletakkan

kembali Hajar Aswad ke tempat semula.Untunglah ada seorang yang bijaksana

yaitu Ummayah bin Mughirah dari bani Makzum. Atas usul Ummayah, mereka

sepakat siapa yang paling pertama masuk melalui pintu Shafa, ialah yang menjadi

pemutus perkara tersebut.  Atas Kehendak Allah SWT, Rasulullah yang pertama

memasuki pintu tersebut, dengan gembira mereka menyeru Al Amin (orang yang

dapat dipercaya). Rasulullah membentangkan sehelai kain dan meletakkan Hajar

Aswad ditengahnya, lalu meminta agar semua kepala kabilah memegang ujung

selendang tersebut dan mengangkatnya sampai ke tempat.

3.2. Dibawah Naungan Kenabian

 Ketika usia Rasulullah mendekati 40 tahun beliau sering beruzlah

(mengasingkan diri untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT) di Gua Hira

yang terletak di Jabal Nur. Tatkala usia beliau genap 40 tahun diangkat menjadi

rasul dengan turunnya wahyu pertama surat Al-Alaq ayat 1-5 yang disampaikan

oleh malaikat Jibril. Rasulullah gemetar dan pulang menemui istrinya Khadijah

dan berkata “Selimuti aku, selimuti aku”.  Kemudian Khadijah membawa

Rasulullah kepada pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal dan Waraqah

menyatakan yang datang kepada Rasulullah adalah malaikat Jibril.

3.2.1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi (da’wah sirriyyah)

    Dakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3 tahun. Pada dakwah

permulaan itu empat orang yang dekat dengan Rasulullah menyatakan

keislamanya, mereka disebut sebagai as-saabiquun al- awwalluun (orang yang

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

13

Page 14: Sejarah Al Qur'An

pertama masuk Islam). Mereka terdiri dari : Khadijah (istri beliau), Abu Bakar

Shiddiq (sahabat beliau), Ali bin Abi Thalib (keponakan beliau), dan Zaid bin

Haritsah ( mantan budak beliau).

3.2.2. Dakwah secara terang-terangan (da’wah jahriyyah)

 Dakwah secara terbuka dilakukan Rasulullah setelah mendapat perintah Allah

SWT (Q.S Al Hijr ayat 94). Dakwah pertama secara terang-terangan dilakukan di

bukit Shafa dekat Ka’bah dan mendapat cemoohan dari sebagian besar kaum

Quraisy terutama pamannya sendiri Abu Lahab (Q.S Al-Lahab).

3.2.3. Reaksi kaum Quraisy atas dakwah Rasulullah

Beragam penindasan dilakukan kepada kaum muslimin ,antara lain :

o Ustman bin Affan digulung oleh pamannya dalam tikar kurma dan diasapi dari

bawah.

o Bilal, budak milik Umayyah bin Khalaf al-Jumahiy, lehernya dililit tali dan

diseret, ditindih dengan batu besar dan diletakkan di terik matahari lalu

dibebaskan oleh Abu Bakar.

 

Pada Tahun kelima kenabian, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin

hijrah ke Habasyah (Ethiopia) untuk menghindari penyiksaan kaum musyrikin.

Raja Habasyah pada waktu itu adalah Ashhimah an-Najasyiy.Kekejaman kafir

Quraisy semakin menjadi-jadi. Pada tahun ke tujuh kenabian, kaum muslimin dan

seluruh Bani Hasyim serta bani Muthalib di asingkan di lembah Syi’ib. Kaum

kafir Quraisy memboikot segala hubungan antara umat Islam dengan pihak lain,

sehingga kaum muslimin menderita kelaparan. Pada tahun itu juga Rasulullah

memerintahkan untuk hijrah ke Habasyah yang kedua kalinya.

3.2.4. Masuk Islamnya Hamzah dan Umar bin Khattab

Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada prnghujung tahun keenam

kenabian, pada bulan Zulhijjah. Sebab keislamannya, dikarenakan

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

14

Page 15: Sejarah Al Qur'An

penyiksaan  Abu Jahal kepada Rasulullah di bukit Shafa dan disampaikan kepada

Hamzah oleh budak perempuan Abdullah bin Jad’an. Keislaman Hamzah pada

mulanya sebagai pelampiasan harga diri seseorang yang tidak sudi keluarganya di

hina, namun Allah membuatnya cinta terhadap Islam dan menjadikan kebanggaan

kaum muslimin. Tiga hari setelah Hamzah masuk Islam, Umar bin Khatab pun

menyatakan keislamannya. Tahun kesepuluh kenabian istri Rasulullah Khadijah

dan pamanya yang selalu melindungi Rasulullah dari kaum musyrikin yaitu Abu

Thalib wafat. Tahun ini disebut tahun Amul Huzni (tahun kesedihan).

 

4. Cara dan Proses turun nya Al-Qur’an

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai

petunjuk bagi manusia dan penjelasan‐penjelasan mengenai petunjuk itu dan

pembeda antara yang haq dan yang batil.”(QS Al‐ Baqarah;185)

Al Quran diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara

malaikat Jibril. Al Quran terdiri dari 30 Juz, 6666 ayat, 114 surah .Al-Qur’an

diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW selama 23

tahun,13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.

Para ulama ahli tafsir menjelaskan bahwa turunnya Al-Qur’an berdasarkan dalil

ayat Al-Qur’an dan riwayat Hadits shahih melalui tiga tahap yaitu :

4.1. Tahap Pertama

Al-Qur’an berada di Lauh Mahfuzh, sebagaimana firman Allah: “padahal

Allah mengepung mereka dari belakang mereka. Bahkan yang didustakan

mereka itu ialah Al Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.”

(Q.S. Al-Buruuj: 20-22)

Ketika Al-Qur’an berada di Lauh Mahfuzh tidak diketahui bagaimana

keadaannya, kecuali Allah yang mengetahuinya, karena waktu itu Al-Qur’an

berada di alam ghaib, kemudian Allah menampakkan atau menurunkannya ke

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

15

Page 16: Sejarah Al Qur'An

Baitul ‘Izzah di langit bumi. Secara umum, demikian itu menunjukkan adanya

Lauh Mahfuzh, yaitu yang merekam segala qadha dan takdir Allah SWT, segala

sesuatu yang sudah, sedang, atau yang akan terjadi di alam semesta ini.

Demikian ini merupakan bukti nyata akan mengagungkan kehendak dan

kebijaksanaan Allah SWT yang Maha Kuasa. Jika keberadaan Al-Qur’an di

Lauh Mahfuzh itu merupakan Qadha (ketentuan) dari Allah SWT, maka ketika

itu Al-Qur’an adanya persis sama dengan keadaannya sekarang. Namun

demikian hakekatnya tidak dapat diketahui, kecuali oleh seorang Nabi yang

diperlihatkan oleh Allah kepadanya. Dan segala sesuatu yang terjadi di bumi ini

telah tertulis dalam Lauh Mahfuzh sebagaimana firman Allah : “Tiada suatu

bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri

melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami

menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

(Q.S. Al Hadiid: 22)

4.2. Tahap Kedua

Al-Qur’an dari Lauh Mahfuzh diturunkan ke langit bumi (Baitul ‘Izzah)

Berdasarkan kepada beberapa ayat dalam Al-Qur’an dan Hadits berkah yang

dinamakan malam Al-Qadar (Lailatul Qadar) dalam bulan suci Ramadhan.

Sebagaimana firman Allah :

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

kemuliaan.”(Q.S Al-Qadr: 1)

firman Allah :

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di

dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan

penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak

dan yang bathil). (Q.S. Al Baqarah: 185)

Dalam Surat lain Allah berfirman Allah :

“sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan

sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (Q.S. Ad-Dukhaan: 3)

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

16

Page 17: Sejarah Al Qur'An

Tiga ayat tersebut di atas menegaskan bahwa Al-Qur’an, diturunkan pada suatu

malam bulan Ramadhan yang dinamakna malam Lailatul Qadar yang penuh

berkah. Demikian juga berdasarkan beberapa riwayat sebagai berikut :

“Riwayat dari Ibn Abbas ra. berkata : Al-Qur'an dipisahkan dari Adz Dzikir lalu

Al-Qur'an itu diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia, lalu Jibril mulai

menurunkannya kepada Nabi.” Dan hadis riwayat Ibnu Abbas :

“Riwayat dari Ibnu Abbas berkata : Al-Qur'an diturunkan sekaligus langit bumi

(Bait Al-Izzah) berada di Mawaqi’a Al-Nujum (tempat bintang-bintang) dan

kemudian Allah menurukan kepada Rasul-Nya dengan berangsur-angsur.”

Dan hadits riwayat Imam Thabrani :

“Riwayat dari Ibnu Abbas ra. berkata : Al-Qur'an diturunkan pada malam Al-

Qadar pada bulan Ramadhan di langit bumi sekaligus kemudian diturunkan

secara berangsur-angsur.”

Ketiga riwayat tersebut dijelaskan di dalam Al-Iqam bahwa ketiganya

adalah sahih sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Suyuthy riwayat dari Ibn

Abbas, dimana dia ditanya oleh Athiyah bin Aswad dia berkata : “Dalam hatiku

terdapat keraguan tentang firman Allah dalam surah Al - baqarah ayat 185 :

“ (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di

dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran…….”

dan firman Allah dalam surah Al – Qadr ayat 1:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”

Sedangkan Al-Qur’an ada yang diturunkan pada bulan Syawal, Zulkaidah,

Zulhijjah, Muharram, Safar dan bulan Rabi’ul Awwal dan Rabi’ul Akhir. Ibnu

Abbas menjawab bahwa Al-Qur’an itu diturunkan pada bulan Ramadhan malam

Lailatul Qadar secara sekaligus yang kemudian diturunkan kepada Nabi secara

berangsur-angsur di sepanjang bulan dan hari. Yang dimaksud dengan nujum

(bertahap) adalah diturunkan sedikit demi sedikit dan terpisah-pisah,

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

17

Page 18: Sejarah Al Qur'An

sebagiannya menjelaskan bagian yang lain sesuai dengan fungsi dan

kedudukannya.

Al-Suyuthy mengemukakan bahwa Al-Qurthuby telah menukilkan hikayat

Ijma’ bahwa turunnya Al-Qur’an secara sekaligus adalah dari Lauh Al-Mahfuzh

ke Baitul ‘Izzah di langit pertama. Barangkali hikmah dari penurunan ini adalah

untuk menyatakan keagungan Al-Qur’an dan kebesaran bagi orang yang

diturunkannya dengan cara memberitahukan kepada penghuni langit yang tujuh

bahwa kitab yang paling terakhir yang disampaikan kepada Rasul penutup dari

umat pilihan sungguh telah diambang pintu dan niscaya akan segera diturunkan

kepadanya. As-Suyuthy berpendapat andaikata tidak ada hikmah Ilahiyah yang

menyatakan turunnya kepada umat secara bertahap sesuai dengan keadaan

niscaya akan sampai ke muka bumi secara sekaligus sebagaimana halnya kitab-

kitab yang diturunkan sebelumnya. Tetapi karena Allah SWT membedakan

antara Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya, maka Al-Qur’an diturunkan dalam

dua tahap, turun secara sekaligus kemudian diturunkan secara berangsur sebagai

penghormatan terhadap orang yang akan menerimanya.

4.3. Tahap Ketiga

Al-Qur’an diturunkan dari Baitul-‘Izzah kepada Nabi Muhammad SAW secara

berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari dengan cara sebagai berikut :

a. Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi SAW

tidak ada melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu (wahyu)

sudah ada dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan: “Ruhul Qudus

mewahyukan ke dalam qalbuku.” Firman Allah SWT :“Dan tidak ada bagi

seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan

perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang

utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

18

Page 19: Sejarah Al Qur'An

Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”(Q.S.

Asy Syuuraa : 51). Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa

seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau

mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.

b. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang

amat berat dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran

keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-

kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila

wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatkan oleh

Zaid bin Tsabit : “Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada

Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan

diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti

permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali

seperti biasa.”

c. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki

seperti keadaan point b, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini

tersebut dalam Al-Qur’an : Artinya : “Dan sesungguhnya Muhammad telah

melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di

Sidratil Muntaha.” (Q.S. An-Najm: 13-14)

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

19

Page 20: Sejarah Al Qur'An

DAFTAR PUSTAKA

adiyusfim.blogspot.com/.../al-quran-dan-situasi-masyarakat-arab.html

http://zamrudhijau.blogspot.com/2011/12/sejarah-turunnya-al-quran-

sebagai-wahyu.html#ixzz28x0Ls2gf.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Perjalanan Rasulullah yang Agung,

Muhammad dari    Kelahiran hingga Detik-Detik Terakhir, Serial Buku Darul

Haq, Jumadil Ula 1427H.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar.

Tim Bina Karya Guru, Bina Sejarah Kebudayaan Islam, Erlangga, Kelas III, IV,

dan V

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

20

Page 21: Sejarah Al Qur'An

TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN

21