sejarah al qur'an
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum
Muslim di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan
hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi
utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya.
Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan
yang sebaik-baiknya (QS, 17:9).
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah,
syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai
persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul saw., untuk
memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: Kami telah
turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada
manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir(QS
16:44).
Disamping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah saw., Allah
memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan
mempelajari Al-Quran: Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan
ataukah hati mereka tertutup (QS 47:24).
Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban. Berikut ini beberapa prinsip
dasar untuk memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Quran dengan ilmu
pengetahuan. Atau, dengan kata lain, mengenai "memahami Al-Quran dalam
Hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan."( Persoalan ini sangat penting,
terutama pada masa-masa sekarang ini, dimana perkembangan ilmu
pengetahuan demikian pesat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
1
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH TURUN NYA AL QUR’AN
1. Situasi Internasional
Al-Qur'an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. pada tanggal
01Februari 610 M. di kota Makkah, wilayah bagian barat-tengah Jazirah
Arab.Menjelang Al-Qur'an diturunkan, situasi dunia diwarnai oleh persaingan
antarkekuatan politik. Pada saat itu, kekuatan politik dunia didominasi oleh dua
adikuasa, yaitu Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Persia. Sementara
itu,kekuatan politik yang lain tidak ikut ambil bagian dalam persaingan itu di
sebabkan oleh kondisi internal yang tidak stabil. Kekaisaran Roma yang berkuasa
di wilayah eropa bagian barat berada dalam posisi lemah .Seba,Gregory yang
agung yang menjadi paus di rima berda di bawah kontrol dan kekuasan kekaisaran
Bizantium. Di Prancis, raja-raja Merovingian hanya memerintah secara nominal.India yang
berada di wilayah asia bagian timur tidak menunjukkan kemajuan,sebab raja
harsha (606-647 M) penguasa terakhir. Adapun kekaisaran cinayang pada sat itu
dalam keadaan stabilsebab sejak dinasti sui melakukan konsolidasi kekuasan yang
diteruskan oleh dinasti tang perkembangan ekonomi dan budayadi cina terus
mengalami kemajuan.
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
2
Sementara Bizantium menghadapi bangsa Barbar di Eropa, Persia
berbalik ke selatan dan berhasil mencapai serangkaian kemajuan berarti dalam
memperluaswilayah kekuasaan politiknya. Pada tahun 611 M., Persia berhasil menaklukkan
kota Raha, pada tahun 613 M. menguasai Siria, menyusul Yerussalem pada tahun614 M. dan
Mesir pada tahun 617 M. Penjarahan Persia atas Yerussalem,pembantaian terhadap penduduk
kota tersebut, dan perampasan atas benda yang diyakini sebagai salib suci telah membangkitkan
sentimen keagamaan dan menyulut amarah umat Kristen di seluruh Kekaisaran
Bizantium.
Situasi dunia khususnya timur tengah pada akkhir abad 6dan awal abad 7
yang di dominasi oleh pertikaian dua adikuasaKekaisaran Bizantium dan
kekaisaran persiadalam memperebutkan pengaruhdi wilayah-wilayah sekitarnya
memiliki pengaruh nyataterhadap situasi politik di arabketika itu.sebab jazirah
arab terletak di kedua kekaisaran tersebut. Dan pada tahun 521 kerajan kristen
abesinia atau ethiopia di dukung bazantum mnaklukan dataran tinggi
yamanbagian barat daya arabia,dan pada tahun 523 oarng kristennajran yang
menolak memluk yahudi di bunuh dengn cara di bakar.dan pada tahun 525 orang-
orang abesinia berhasil menggulingkan Dzu Nuwas penguasa arabia selatan.
Menjelng kelahiran Muhammad kira-kira tahun 552 M penguasa abesinia di
yaman Abraham atau lebih populer dirujuk dalam litelatur Islamsebagai Abrahah
melakukn invasike makkah dan gagal kerena epidemio cacar yang menimpa
balatentaranya sebagaimana yang di rujuk dalam Al-Qur’an Surat Al-Fil(105).
Mengenai perebutan kekuasan antara dua adikuasa alqur’an merujuknya dalam
Surat Ar-Rum (30):2-6.
Bagian awal dari pernyataan ayat-ayat di atas merujuk kepada serangkaiankekalahan
yang diderita Kekaisaran Bizantium pada kira-kira tahun 614-615 M.,terutama
pendudukan Yerussalem oleh balatentara Persia. Sementara bagian yang lebih
lanjut merupakan prediksi mengenai kemenangan akhir kekaisaran Bizantium
yang kemudian menjadi kenyataan pada tahun 622 M. Beberapa keberhasilan yang dicapai
oleh Nabi Muhammad saw. untuk memperoleh pengaruh di Jazirah Arab bisa disebabkan oleh
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
3
kenyataan bahwa denganmundurnya Persia sekitar tahun 628 M. sebagian besar
kelompok-kelompok politik pro-Persia bergabung kembali dengan Nabi Muhammad
saw. untuk mendapat dukungan dan kemudian memeluk Islam.
2. Situasi Jazirah Arab
A. Situasi Masyarakat Jazirah Arab sebelum turun nya Al-Qur’an
Arab yang terletak di persimpangan tiga benua semenanjung Arab,
menjadi tempat yang sangat mudah dikenal di dunia internasional. Jazirah
ini dibatasi oleh Laut merah ke sebelah barat, teluk Persia ke sebelah timur,
Lautan India ke sebelah selatan dan Suriah dan Mesopotamia ke sebelah
utara. Menurut Jawad Ali yang di kutip oleh Musthafa A’zami, bahwa dahulu
Jazairah Arab merupakan tanah yang gersang akan tumbuh-tumbuhan dan
merupakan pegunungan Sarawat yang melintasi garis pantai sebelah barat.
Namun, meskipun merupakan pegunungan yang tidak ber air, beberapa
sumber pencahariannya terdapat di bawah tanah tersebut yang membuat
mereka hidup dalam ketenangan dan menjadi tempat pemukiman bangsa
Arab dan kafilah-kafilahnya.
Dalam sejarahnya, Jazirah Arab sejak awal sebenarnya telah dihuni
oleh penduduk teluk Persia yang kemudian membangun perkotaan di daerah
tersebut. Hal ini terjadi pada abad ketiga sebelum masehi. Para ilmuan
mengatakan bahwa wilayah tersebut sebagai tempat kelahiran suku
bangsa Semit,meskipun sebenarnya terjadi perbedaan pendapat di kalangan
para sejarawan. Istilah Semit mencakup beberapa kawasan yaitu; Babilonia,
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
4
Jazirah Arabia, Afrika, Amuru, Arminia, bagian selatan Jazirah Arabia dan
Eropa.
Menurut Philip Hitti, dalam karyanya yang berjudul, Sejarah bangsa
Arab yang kemudian dikutip oleh Al-A’zami menyebutkan,“kendati
istilah Semit muncul belakangan di kalangan masyarakat Eropa, hal tersebut
biasanya di alamatkan pada orang-orang Yahudi karena yang berkonsentrasi
di Amerika. Sebenarnya lebih tepat ditujukan pada penduduk bangsa Arab
yang memiliki nilai lebih dari pada kelompok lain dan mendapat ciri
bangsa Semit secara fisik, kehidupan, adat istiadat, cara piker dan bahasa”.
Meskipun Jazirah Arab sejak semula telah terbentuk sebagai ‘negara
perkotaan’ oleh penduduk teluk Persia, tetap merupakan masyarakat
kesukuan hingga terutusnya Nabi Muhammad SAW. Sistem kependudukan
masyarakat Arab dibangun menurut kabilahnya masing-masing, dimana
anak-anak dari satu suku dianggap saudara yang memiliki pertalian
hubungan darah. Setiap anggota merupakan asset seluruh kabilah,
munculnya penyair kenamaan, pemberani, akan membuat kehormatan dan
nama baik seluruh garis keturunannya.
Namun, hal tersebut hanya terfokus pada kalangan tertentu dan kabilah
tertentu, mengingat belum adanya bentuk pemerintahan yang dapat
mengatur masyarakat Arab secara umum dan merata oleh seorang
penguasa, sebab masyarakat Arab sebelum diturunkannya al-Qur’an, tidak
mempunyai sistem dan acuan yang baku dalam pemerintahan seperti yang
kita kenal saat iniSebelum turunnya al-Qur’an, keadaan masyarakat Arab
berada dalam keadaan kebodohan dan sering terjadi permusuhan yang pada
akhirnya mengakibatkan peperangan yang berkepanjangan. Kondisi
keagamaanpun juga mengalami hal yang sama, yaitu ada banyak
kepercayaan pada saat itu.
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
5
Al-Qur’an turun di tengah-tengah masyarakat yang sedang di landa
krisis moral dan rusaknya akidah, dengan membawa perubahan yang
memang mereka nantikan. Perubahan ini tidak hanya dalam tatanan social,
tetapi juga menyangkut individu. Al-Qur’an menghapus budaya-budaya yang
bertentangan dengan prikemanusiaan, kepercayaan-kepercayaan terhadap
Tuhan selain Allah swt, serta menerangi jalan mereka menuju keridhaannya.
Memahami kondisi masyarakat Arab sangat penting mengingat Jazirah Arab
menjadi tempat turunnya al-Qur’an, sebab memahami al-Qur’an tidak terlepas
dari keadaan dimana ia di turunkan.
Mengenai keadaan social ekonomi yang terjadi sebelum diturunkannya
al-Qur’an, dapat digolongkan menengah ke atas, dikarenakan Mekah pada
saat itu merupakan pusat kehidupan sosial, khususnya di bidang perekonomi.
Keberadaan Makkah yang merupakan pusat perekonomian dan
perdagangan, memperkuat bukti bahwa bangsa Arab menjelang kehadiran al-
Quran telah mengalami kemajuan dalam banyak bidang. Hal ini sangat
berpengaruh pada pembentukan tradisi Islam yang meliputi;
kesucian Makkah dan Ka’bah. wilayah Makkah dan sekitarnya
dianggap sebagai tempat suci dan memiliki label sebagai tanah
haram, khususnya disekitar Ka’bah.
Makkah sebagai pusat perekonomian. Berkenaan dengan hal ini, al-
Quran surat al-Quraisy menyebutkan bahwa, orang-orang Quraisy
berdagang pada musim panas ke Syria dan pada musim dingin ke
Yaman. Perkembangan ini disebabkan oleh posisi geografis yang
berada tengah rute perjalanan dagang dan adanya jaminan
keselamatan. Di wilayah Makkah dan sekitarnya terdapat larangan
pertumpahan darah yang pada waktu itu mudah sekali terjadi,
kalaupun terpaksa harus melakukannya di luar sekitar Makkah
sehingga memudahkan dalam berdagang.
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
6
perilaku terhadap harta benda. Sebagai pusat perdagangan tidak
mengherankan apabila dikalangan masyarakat Arab, khususnya di
Makkah banyak terdapat konglomerat dan orang kaya.
B. Situasi Masyarakat Jazirah Arab saatnya turun nya Al-Qur’an
Masyarakat Arab dalam al-Qur’an disebut sebagai mayarakat Ummiyyin.
Qurqisy Syihab dalam bukunya yang berjudul Mukjizat al-Qur’an menyatakan
bahwa kata ummiyyin merupkan bentuk jama’ dari kata Ummi yang diambil dari
kata umm yang artinya adalah ibu. Hal ini dimaksudkan adalah bahwa seorang
ummi keadaanya sama dengan keadaan pada saat ia dilahirkan oleh seorang
ibunya dalam hal kemampuannya membaca dan menulis. Dalam hadits
diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda;
“kami umat yang ummi tidak pandai menulis, tidak juga pandai berhitung. Bulan begini,
begini dan begini.”
Kemampuan membaca dan menulis dikalangan Masyarakat Arab, khusunya pada
awal turunya al-Quran, sangat minim. Hal ini disebabkan karena jarangnya alat
tulis menulis pada masa itu, sehingga mereka banyak mengandalkan kemampuan
hafalan. Kemampuan menghafal pada saat itu dijadikan sebagai tolok ukur
kecerdasan dan kemampuan ilmiyah seseorang, sehingga pada masa itu banyak
ditemukan penyair-penyair.
Sumber sejarah lain menjelaskan bahwa Nabi Mohammad saw diturunkan
oleh Allah ke dalam suatu komunitas masyarakat yang dikenal dengan istilah
masyarakat Arab Jahiliah. Secara bahasa, istilah jahiliah berasal dari kata Bahasa
Arab Jahala yang berarti bodoh dan tidak mengetahui atau tidak mempunyai
pengetahuan. Namun dalam realitas yang sesungguhnya, secara faktual saat itu
masyarakat Arab yang dihadapi oleh Nabi Mohammad saw bukanlah masyarakat
yang bodoh atau tidak mempunyai pengetahuan. Buktinya pada saat itu sastra dan
syair berkembang dengan pesat di kalangan mereka. Setiap tahun diadakan
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
7
festival-festival pembacaan puisi dan syair, ini membuktikan bahwa orang-orang
Arab ketika itu sudah banyak yang mengetahui baca dan tulis. Selain itu mereka
juga mampu membuat tata kota dan tata niaga yang sangat baik. Hal ini semakin
menguatkan bahwa mereka kaum Quraisy bukanlah orang-orang bodoh dan tidak
berpengetahuan. Dapat dipahami, bahwa sebenarnya mereka adalah masyarakat
yang sedang berkembang peradabannya.
Yang dimaksud masyarakat Jahiliyah disini adalah masyarakat yang jahil dalam
segi akidah dan akhlak. Kejahilan yang terjadi ribuan tahun itu ternyata juga
kembali terjadi di zaman sekarang, sehingga zaman globalisasi ini sering pula
disebut dengan istilah jahiliah modern. Terjadinya berbagai dekadensi moral di
berbagai bidang merupakan karakteristik utama yang menjadikan masyarakat
modern ini kembali ke kehidupan jahiliah. Untuk lebih memahami apa yang
disebut masyarakat jahiliah ini perlu kiranya kita mengkaji lebih dalam apa saja
karakteristik dan perilaku dari masyarakat tersebut. Al-Qur’an sebagai pedoman
dan petunjuk bagi manusia telah memberikan tuntunan bagi manusia dalam
berbagai aspek kehidupan.
Masyarakat Arab, khususnya yang berada di lingkungan Makkah dapat
dikatakan sangat terisolasi dari masyarakat-masayrakat lain yang relatif ketika itu
sudah maju, seperti mesir, persia, iraq dan cina. Menurut Quraisy Shihab, adanya
pedagang Arab yang melakukan perdaganagannya di Yaman dan Syam tidak
menghasilkan pengaruh apa-apa dalam bidang ilmiyah. Kalaupun ada, sangat
sedikit apalagi semua orang tahu bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang
pesat baru akan terjadi setelah umat manusia memasuki abad modern.
Masyarakat non Arab yang relatif lebih maju juga bukan berarti bahwa mereka
telah menguasai ilmu pengetahuan, tetapi pada hakikatnya mereka tidak memiliki
ilmu pengetahuan karena ilmu yang terdapat dalam warisan kebudayaan Mesir,
India, China, Yunani dan Persia hanyalah hasil peranungan, pengamatan sepintas
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
8
dan coba mencoba. Mesir Kuno memang telah berhasil membangun Piramida-
piramida yang mengagumkan, sistem irigasi, serta ilmu bintang yang lumayan,
tetapi itu semua adalah hasil perenungan. Demikian juga China yang dalam
banyak hal lebih maju daripada Mesir, tetapi pengetahuan mereka lebih banyak
bercorak kudus (suci) sebagai pemberian dewa yang mereka percayai bukan hasil
ikhtiar secara sistematis ilmiah atau objektif empirik. India lebih cenderung
kepada mistik dan upaya bersemedi, Persia pun demikian. Sedangkan
pengetahuan Yunani lebih banyak bersifat filosufis
Kehadiran wahyu al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw, di tengah-tengah
masyarakat Arab yang notabine masih belum memiliki ilmu pengatahuan yang
sebenarnya, membutuhkan penjelasan terhadap sesuatu yang sedang dihadapinya.
Turunnya al-Qur’an tidak selalu bersamaan dengan apa yang di kehendaki oleh
Nabi Mohammad saw dalam menjelaskan atau memutuskan suatu perkara yang
sedang terjadi dan atau berkenaan dengan pertanyaan seorang, tetapi ada beberapa
ayat al-Qur’an yang turun setelah sekian lama dinanti oleh Nabi Mohammad saw.
Hal tersebut seperti yang terjadi setelah sepuluh kali menerima wahyu
yang dimulai dengan awal Surah; 1) Iqra’. 2) Al-Qalam. 3) Al-Muddatstsir. 4) Al-
Muzamil. 5) Al-Masad. 6) At-Takwir. 7) Al-A’la. 8) Alam Nasyrah. 9) Al-‘Ashr,
dan 10) Al-Fajr, tiba-tiba wahyu terputus. Sekian lama beliau menanti dan
mengharap, tetapi Jibril sang pembawa wahyu, tidak kunjung datang, maka timbul
rasa gelisah di hati Nabi Mohammad saw. Sedemikan besar kegelisahan itu
sehingga, menurut sebagian ahli sejarah, beliau nyaris menjatuhkan dirinya dari
puncak gunung. Sehingga orang-orang musyrik makkah mengejek beliau dengan
mengatakan “Tuhan telah meninggalkan Mohammad dan membencinya.”
Kegelisahan itu baru kemudian berakhir dengan turunya ayat al-Qur’an surat Adh-
Dhuha 1-3. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad tidak mampu untuk
menghadirkan wahyu al-Quran dengan sendirinya tanpa kehendak Allah.
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
9
Selain contoh kejadian diatas, ada satu kejadian yang juga menunjukkan
betapa Nabi Mohammad saw tidak mampu menghadirkan wahyu sesuai dengan
apa yang beliau harapkan seketika tampa kehendak Allah, yaitu pada suatu ketika
orang-orang Musyrik di Makkah mendatangi Nabi Mohammad saw dan bertanya
kepadanya dengan tujuan menguji beliau. Pertanyaan tersebut menyangkut tiga
hal yaitu; Pertama tentang sekelompok pemuda yang menghilang. Kedua tentang
Dzul Qarnain. Ketiga mengenai Ruh. Nabi Mohammad saw. berjanji akan
menjawab keesokan harinya dengan harapan wahyu akan turun menjelaskan akan
hal tersebut, tetapi beliau tidak mengatakan kata Insya Allah. Lima belasa hari
lamanya Nabi tidak mampu menjawab karena wahyu yang diharapkannya tidak
kunjung datang, kemudian wahyu pun turun disertai teguran.
C. Situasi Masyrakat Jazirah Arab setelah turun nya Al-Qur’an
Kehadiran al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat Arab yang pada
waktu itu masih kental dengan tradisi kejahiliyahannya, sangat berpengaruh
pada perubahan sosial-budaya, memperbaiki sistem-sistem hukum yang
telah ada sebelumnya, dan menghapus hukum-hukum yang betentangan
dengan al-Qur’an maupun dengan prikemanusiaan. Kehadiran al-Qur’an
(Islam) ini mendapat respon positif dari kalangan masyarakat yang
menghendaki perubahan maupun kalangan masyarakat yang menjadi
penopang hukum Jahiliyah yang telah ada.
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah,
syariah, dan akhlak mereka, dengan cara meletakkan dasar-dasar prinsip
mengenai persoalan-persoalan tersebut, Allah swt mengutus Nabi
Muhammad SAW., untuk kemudian memberikan keterangan yang lengkap
mengenai dasar-dasar tersebut; seperti yang terdapat dalam firman-Nya,
yang artinya; "Kami telah menurunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk
kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka
agar mereka berpikir."
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
10
Disamping keterangan yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW.
tersebut, Allah SWT juga memerintahkan kepada suluruh umat manusia agar
memperhatikan dan mempelajari Al-Quran. Hal ini juga banyak di singgung
dan di terangkan dalam al-Qur'an seperti yang terdapat dalam firman-
Nya;"Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati
mereka tertutup." Setelah masyarakat Arab mulai mengenal al-Qura’n yang di
ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW mereka mulai merubah kondisi mereka
yang sebelumnya penuh dengan permusuhan, memutus hubungan
kekeluargaan, dan pertumpahan darah antar yang satu dengan yang lain,
antar kabilah yang satu dengan kabilah yang lain, dengan menjalin silturrahim
antar keluarga yang sempat terputus, mengajak orang-orang musyrik ke jalan
yang benar secara bertahap.
Tetapi, ada banyak masyarakat Arab yang tidak peduli dengan al-
Qur’an bahkan memusuhi orang yang membawa al-Qur’an, seperti yang
terjadi pada awal turunnya al-Qur’an dan Nabi Muhammad SAW mulai
menyebarkan agama Islam, banyak terjadi pertentangan-pertentangan dan
penolakan terhadap ajaran al-Qur’an yang yang di bawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Mereka menganggap bahwa al-Qur’an menyalahi ajaran
nenek moyang mereka yang telah bertahun-tahun di anut oleh bangsa Arab,
khususnya kaum Quraisy. Kaum Quraisy yang pada waktu itu mendominasi
bangsa Arab tidak mudah menerima ajaran baru yang di bawa oleh al-Qur’an.
3. Perjalanan Karir Nabi Muhammad SAW.
3.1 Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir di kota Mekkah pada hari Senin, tanggal 12
Rabi’ul Awal Tahun Gajah (dinamakan tahun Gajah karena pada saat itu pasukan
bergajah yang dipimpin oleh Gubernur Yaman Abrahah ingin menghancurkan
Ka’bah . Kemudian pasukan itu binasa seperti daun yang dimakan ulat. Q.S Al-
Fiil), bertepatan dengan 570 M. Sebagian besar penduduk Mekkah menyemba
berhala). Ayah beliau bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, dan ibu beliau
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
11
bernama Aminah binti Wahab. Abdullah bin Abdul Muthalib wafat ketika
Rasulullah masih berada dalam kandungan. (Sebelum kelahiran Nabi Muhammad,
masyarakat hidup pada zaman Jahiliyah yaitu zaman kebodohan. Sebagian besar
penduduk Mekkah menyembah berhala) Orang pertama yang menyusui beliau
setelah ibunya adalah Tsuaibah .Kemudian beliau disusukan kepada Halimah binti
Dzu’aib As-Sa’diyah hingga berumur 2 tahun, dan beliau diasuh Halimah selama
4 tahun.
Pada usia 6 tahun, nabi Muhammad SAW, dibawa oleh ibunya berziarah ke
makam ayahnya di Yatsrib. Namun ketika sampai di Abwa’, ibunya meninggal
dan dimakamkan di Abwa’. Dalam perjalanan tersebut ikut juga pengasuh beliau
yang bernama Ummu Aiman. Kemudian Rasulullah diasuh kakeknya, selama dua
tahun. Saat beliau berumur 8 tahun, kakeknya meninggal dunia dan beliau di asuh
oleh pamannya Abu Thalib. Pada usia 12 tahun, Rasulullah di bawa berniaga oleh
Abu Thalib bersama kafilah dagang ke negeri Syam. Ketika tiba di Bashrah,
beliau bertemu dengan pendeta Nasrani yang bernama Bahira (Bukhira) yang
mengatakan kepada Abu Thalib bahwa kemanakannya memiliki tanda-tanda
kenabian dan menyarankan agar Rasulullah dibawa kembali pulang agar tidak
dicelakai orang Romawi dan Yahudi.
Pada tahun ke-14 dari kelahirannya, Rasulullah ikut dalam perang Fijar
yang terjadi pada suatu tempat di antara Nakhlah dan Thaif, antara kabilah
Quraisy dan sekutunya Bani Kinanah melawan Kabilah Qais ‘Ailan. Dalam hal ini
Rasulullah ikut membantu paman-pamannya menyediakan anak panah. Pada Usia
25 tahun Rasulullah dipercaya membawa barang perniagaan milik Khadijah binti
Khuwailid untuk diperdagangkan ke negeri Syam. Kemudian Rasulullah menikah
dengan Khadijah. Putra –putri beliau dari perkawinan dengan Khadijah adalah :
Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Abdullah. Semua
putra beliau meninggal ketika masih kanak-kanak, sedangkan putri beliau semua
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
12
hidup pada masa Islam, namum meninggal semasa beliau masih hidup, kecuali
Fathimah yang meninggal dunia enam bulan setelah beliau wafat.
Ketika Rasulullah berusia 35 tahun, kabilah Quraisy membangun kembali
Ka’bah yang rusak akibat banjir. Tatkala pengerjaan sampai kepada peletakan
Hajar Aswad, terjadi perselisihan tentang siapa yang paling berhak meletakkan
kembali Hajar Aswad ke tempat semula.Untunglah ada seorang yang bijaksana
yaitu Ummayah bin Mughirah dari bani Makzum. Atas usul Ummayah, mereka
sepakat siapa yang paling pertama masuk melalui pintu Shafa, ialah yang menjadi
pemutus perkara tersebut. Atas Kehendak Allah SWT, Rasulullah yang pertama
memasuki pintu tersebut, dengan gembira mereka menyeru Al Amin (orang yang
dapat dipercaya). Rasulullah membentangkan sehelai kain dan meletakkan Hajar
Aswad ditengahnya, lalu meminta agar semua kepala kabilah memegang ujung
selendang tersebut dan mengangkatnya sampai ke tempat.
3.2. Dibawah Naungan Kenabian
Ketika usia Rasulullah mendekati 40 tahun beliau sering beruzlah
(mengasingkan diri untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT) di Gua Hira
yang terletak di Jabal Nur. Tatkala usia beliau genap 40 tahun diangkat menjadi
rasul dengan turunnya wahyu pertama surat Al-Alaq ayat 1-5 yang disampaikan
oleh malaikat Jibril. Rasulullah gemetar dan pulang menemui istrinya Khadijah
dan berkata “Selimuti aku, selimuti aku”. Kemudian Khadijah membawa
Rasulullah kepada pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal dan Waraqah
menyatakan yang datang kepada Rasulullah adalah malaikat Jibril.
3.2.1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi (da’wah sirriyyah)
Dakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3 tahun. Pada dakwah
permulaan itu empat orang yang dekat dengan Rasulullah menyatakan
keislamanya, mereka disebut sebagai as-saabiquun al- awwalluun (orang yang
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
13
pertama masuk Islam). Mereka terdiri dari : Khadijah (istri beliau), Abu Bakar
Shiddiq (sahabat beliau), Ali bin Abi Thalib (keponakan beliau), dan Zaid bin
Haritsah ( mantan budak beliau).
3.2.2. Dakwah secara terang-terangan (da’wah jahriyyah)
Dakwah secara terbuka dilakukan Rasulullah setelah mendapat perintah Allah
SWT (Q.S Al Hijr ayat 94). Dakwah pertama secara terang-terangan dilakukan di
bukit Shafa dekat Ka’bah dan mendapat cemoohan dari sebagian besar kaum
Quraisy terutama pamannya sendiri Abu Lahab (Q.S Al-Lahab).
3.2.3. Reaksi kaum Quraisy atas dakwah Rasulullah
Beragam penindasan dilakukan kepada kaum muslimin ,antara lain :
o Ustman bin Affan digulung oleh pamannya dalam tikar kurma dan diasapi dari
bawah.
o Bilal, budak milik Umayyah bin Khalaf al-Jumahiy, lehernya dililit tali dan
diseret, ditindih dengan batu besar dan diletakkan di terik matahari lalu
dibebaskan oleh Abu Bakar.
Pada Tahun kelima kenabian, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin
hijrah ke Habasyah (Ethiopia) untuk menghindari penyiksaan kaum musyrikin.
Raja Habasyah pada waktu itu adalah Ashhimah an-Najasyiy.Kekejaman kafir
Quraisy semakin menjadi-jadi. Pada tahun ke tujuh kenabian, kaum muslimin dan
seluruh Bani Hasyim serta bani Muthalib di asingkan di lembah Syi’ib. Kaum
kafir Quraisy memboikot segala hubungan antara umat Islam dengan pihak lain,
sehingga kaum muslimin menderita kelaparan. Pada tahun itu juga Rasulullah
memerintahkan untuk hijrah ke Habasyah yang kedua kalinya.
3.2.4. Masuk Islamnya Hamzah dan Umar bin Khattab
Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada prnghujung tahun keenam
kenabian, pada bulan Zulhijjah. Sebab keislamannya, dikarenakan
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
14
penyiksaan Abu Jahal kepada Rasulullah di bukit Shafa dan disampaikan kepada
Hamzah oleh budak perempuan Abdullah bin Jad’an. Keislaman Hamzah pada
mulanya sebagai pelampiasan harga diri seseorang yang tidak sudi keluarganya di
hina, namun Allah membuatnya cinta terhadap Islam dan menjadikan kebanggaan
kaum muslimin. Tiga hari setelah Hamzah masuk Islam, Umar bin Khatab pun
menyatakan keislamannya. Tahun kesepuluh kenabian istri Rasulullah Khadijah
dan pamanya yang selalu melindungi Rasulullah dari kaum musyrikin yaitu Abu
Thalib wafat. Tahun ini disebut tahun Amul Huzni (tahun kesedihan).
4. Cara dan Proses turun nya Al-Qur’an
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan‐penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda antara yang haq dan yang batil.”(QS Al‐ Baqarah;185)
Al Quran diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara
malaikat Jibril. Al Quran terdiri dari 30 Juz, 6666 ayat, 114 surah .Al-Qur’an
diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW selama 23
tahun,13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.
Para ulama ahli tafsir menjelaskan bahwa turunnya Al-Qur’an berdasarkan dalil
ayat Al-Qur’an dan riwayat Hadits shahih melalui tiga tahap yaitu :
4.1. Tahap Pertama
Al-Qur’an berada di Lauh Mahfuzh, sebagaimana firman Allah: “padahal
Allah mengepung mereka dari belakang mereka. Bahkan yang didustakan
mereka itu ialah Al Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.”
(Q.S. Al-Buruuj: 20-22)
Ketika Al-Qur’an berada di Lauh Mahfuzh tidak diketahui bagaimana
keadaannya, kecuali Allah yang mengetahuinya, karena waktu itu Al-Qur’an
berada di alam ghaib, kemudian Allah menampakkan atau menurunkannya ke
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
15
Baitul ‘Izzah di langit bumi. Secara umum, demikian itu menunjukkan adanya
Lauh Mahfuzh, yaitu yang merekam segala qadha dan takdir Allah SWT, segala
sesuatu yang sudah, sedang, atau yang akan terjadi di alam semesta ini.
Demikian ini merupakan bukti nyata akan mengagungkan kehendak dan
kebijaksanaan Allah SWT yang Maha Kuasa. Jika keberadaan Al-Qur’an di
Lauh Mahfuzh itu merupakan Qadha (ketentuan) dari Allah SWT, maka ketika
itu Al-Qur’an adanya persis sama dengan keadaannya sekarang. Namun
demikian hakekatnya tidak dapat diketahui, kecuali oleh seorang Nabi yang
diperlihatkan oleh Allah kepadanya. Dan segala sesuatu yang terjadi di bumi ini
telah tertulis dalam Lauh Mahfuzh sebagaimana firman Allah : “Tiada suatu
bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
(Q.S. Al Hadiid: 22)
4.2. Tahap Kedua
Al-Qur’an dari Lauh Mahfuzh diturunkan ke langit bumi (Baitul ‘Izzah)
Berdasarkan kepada beberapa ayat dalam Al-Qur’an dan Hadits berkah yang
dinamakan malam Al-Qadar (Lailatul Qadar) dalam bulan suci Ramadhan.
Sebagaimana firman Allah :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam
kemuliaan.”(Q.S Al-Qadr: 1)
firman Allah :
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). (Q.S. Al Baqarah: 185)
Dalam Surat lain Allah berfirman Allah :
“sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (Q.S. Ad-Dukhaan: 3)
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
16
Tiga ayat tersebut di atas menegaskan bahwa Al-Qur’an, diturunkan pada suatu
malam bulan Ramadhan yang dinamakna malam Lailatul Qadar yang penuh
berkah. Demikian juga berdasarkan beberapa riwayat sebagai berikut :
“Riwayat dari Ibn Abbas ra. berkata : Al-Qur'an dipisahkan dari Adz Dzikir lalu
Al-Qur'an itu diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia, lalu Jibril mulai
menurunkannya kepada Nabi.” Dan hadis riwayat Ibnu Abbas :
“Riwayat dari Ibnu Abbas berkata : Al-Qur'an diturunkan sekaligus langit bumi
(Bait Al-Izzah) berada di Mawaqi’a Al-Nujum (tempat bintang-bintang) dan
kemudian Allah menurukan kepada Rasul-Nya dengan berangsur-angsur.”
Dan hadits riwayat Imam Thabrani :
“Riwayat dari Ibnu Abbas ra. berkata : Al-Qur'an diturunkan pada malam Al-
Qadar pada bulan Ramadhan di langit bumi sekaligus kemudian diturunkan
secara berangsur-angsur.”
Ketiga riwayat tersebut dijelaskan di dalam Al-Iqam bahwa ketiganya
adalah sahih sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Suyuthy riwayat dari Ibn
Abbas, dimana dia ditanya oleh Athiyah bin Aswad dia berkata : “Dalam hatiku
terdapat keraguan tentang firman Allah dalam surah Al - baqarah ayat 185 :
“ (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran…….”
dan firman Allah dalam surah Al – Qadr ayat 1:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”
Sedangkan Al-Qur’an ada yang diturunkan pada bulan Syawal, Zulkaidah,
Zulhijjah, Muharram, Safar dan bulan Rabi’ul Awwal dan Rabi’ul Akhir. Ibnu
Abbas menjawab bahwa Al-Qur’an itu diturunkan pada bulan Ramadhan malam
Lailatul Qadar secara sekaligus yang kemudian diturunkan kepada Nabi secara
berangsur-angsur di sepanjang bulan dan hari. Yang dimaksud dengan nujum
(bertahap) adalah diturunkan sedikit demi sedikit dan terpisah-pisah,
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
17
sebagiannya menjelaskan bagian yang lain sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya.
Al-Suyuthy mengemukakan bahwa Al-Qurthuby telah menukilkan hikayat
Ijma’ bahwa turunnya Al-Qur’an secara sekaligus adalah dari Lauh Al-Mahfuzh
ke Baitul ‘Izzah di langit pertama. Barangkali hikmah dari penurunan ini adalah
untuk menyatakan keagungan Al-Qur’an dan kebesaran bagi orang yang
diturunkannya dengan cara memberitahukan kepada penghuni langit yang tujuh
bahwa kitab yang paling terakhir yang disampaikan kepada Rasul penutup dari
umat pilihan sungguh telah diambang pintu dan niscaya akan segera diturunkan
kepadanya. As-Suyuthy berpendapat andaikata tidak ada hikmah Ilahiyah yang
menyatakan turunnya kepada umat secara bertahap sesuai dengan keadaan
niscaya akan sampai ke muka bumi secara sekaligus sebagaimana halnya kitab-
kitab yang diturunkan sebelumnya. Tetapi karena Allah SWT membedakan
antara Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya, maka Al-Qur’an diturunkan dalam
dua tahap, turun secara sekaligus kemudian diturunkan secara berangsur sebagai
penghormatan terhadap orang yang akan menerimanya.
4.3. Tahap Ketiga
Al-Qur’an diturunkan dari Baitul-‘Izzah kepada Nabi Muhammad SAW secara
berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari dengan cara sebagai berikut :
a. Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi SAW
tidak ada melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu (wahyu)
sudah ada dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan: “Ruhul Qudus
mewahyukan ke dalam qalbuku.” Firman Allah SWT :“Dan tidak ada bagi
seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan
perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang
utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
18
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”(Q.S.
Asy Syuuraa : 51). Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa
seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau
mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.
b. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang
amat berat dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran
keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-
kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila
wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatkan oleh
Zaid bin Tsabit : “Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada
Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan
diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti
permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali
seperti biasa.”
c. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki
seperti keadaan point b, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini
tersebut dalam Al-Qur’an : Artinya : “Dan sesungguhnya Muhammad telah
melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di
Sidratil Muntaha.” (Q.S. An-Najm: 13-14)
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
19
DAFTAR PUSTAKA
adiyusfim.blogspot.com/.../al-quran-dan-situasi-masyarakat-arab.html
http://zamrudhijau.blogspot.com/2011/12/sejarah-turunnya-al-quran-
sebagai-wahyu.html#ixzz28x0Ls2gf.
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Perjalanan Rasulullah yang Agung,
Muhammad dari Kelahiran hingga Detik-Detik Terakhir, Serial Buku Darul
Haq, Jumadil Ula 1427H.
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar.
Tim Bina Karya Guru, Bina Sejarah Kebudayaan Islam, Erlangga, Kelas III, IV,
dan V
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
20
TEHNIK INFORMATIKA NON REGULER | STUDY AL-ISLAM & AL-QUR’AN
21