skripsi hubungan persepsi ibu hamil tentang …

74
SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG VOLUNTARRY COUNCELLING AND TEST (VCT) DENGAN MINAT PENCEGAHAN HIV DAN AIDS DI RSUD. DR.H. KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2018 DESI ENJELINA NAINGGOLAN P07524414011 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG VOLUNTARRY COUNCELLING AND TEST (VCT) DENGAN

MINAT PENCEGAHAN HIV DAN AIDS DI RSUD. DR.H. KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI

TAHUN 2018

DESI ENJELINA NAINGGOLAN

P07524414011

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN

TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG VOLUNTARRY COUNCELLING AND TEST (VCT) DENGAN

MINAT PENCEGAHAN HIV DAN AIDS DI RSUD. DR.H. KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI

TAHUN 2018

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan

DESI ENJELINA NAINGGOLAN

P07524414011

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI DIV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 DESI ENJELINA NAINGGOLAN HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG VOLUNTARRY COUNCELLING AND TEST (VCT) DENGAN MINAT PENCEGAHAN HIV DAN AIDS DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2018

ix + 40 halaman, 3 tabel, 2 gambar, 11 lampiran

Abstrak

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) yaitu penyakit yang menyerang sel darah putih khusus yang disebut dengan T-lymphocytes. Di Indonesia pada tahun 2013 ada 29.037 kasus baru HIV positif dan jumlah penderita AIDS ada 52.348 kasus. Di Indonesia Tahun 2014 jumlah ibu hamil yang positif mengidap Virus HIV sebanyak 4.562 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubunganpersepsi Ibu Hamil tentang VCT dengan minat pencegahan HIV dan AIDS di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2018.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 50 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitas. Metode analisa data dengan menggunakan chi square test dengan derajat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan perspsi Ibu Hamil Tentang VCT dengan Minat pencegahan HIV dan AIDS di RSUD.dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi dengan nilai p =0,019 (< 0,05) dengan RP= 2,17(Ci 1,04-4,52) artinya ibu hamil yang memiliki persepsi baik, memiliki kemungkinan 2,17 kali lebih banyak minat pencegahan HIV dan AIDS dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki persepsi kurang.

Diharapkan bagi RSUD. Dr. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi hasil penelitian ini perlu dilakukan edukasi yang melibatkan banyak pihak untuk mengetahui minat ibu hamil untuk melakukan VCT.

Kata kunci: Persepsi, Minat, HIV dan AIDS, VCT, dan Tebing Tinggi

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan Berkat dan Kasih KaruniaNya sehingga penyusunan Skripsi ini telah

terselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam menempuh ujian akhir Program khusus D-IV 0 Tahun

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2018 dengan judul yaitu

“Hubungan Persepsi Ibu Hamil Tentang Voluntary Councelling and Testing (VCT)

Dengan Minat Pencegahan HIV dan AIDS di RSUD. dr. H. Kumpulan Pane Kota

Tebing Tinggi Tahun 2018”.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada:

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan, sekaligus Ketua penguji yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan Skripsi ini.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes selaku Plt Kaprodi D-IV Kebidanan 0 Tahun

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.

4. Bebaskita Br. Ginting, SSiT, MPH selaku pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan

bersedia memberikan masukan, kritik, dan saran dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

5. Julietta Hutabarat, SST, M.Keb selaku penguji I yang telah memberikan

kritikan dan masukan dalam penulisan Skripsi ini.

6. Pimpinan RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi yang telah

mengizinkan untuk melakukan penelitian dan membimbing dalam

pembuatan Skripsi ini.

7. Seluruh ibu hamil yang telah bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

8. Hormat dan sembah sujud ananda kepada kedua orang tua, ayahanda

tercinta Pdt. M. Nainggolan, STh dan ibunda tersayang T. Simbolon, SPd

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

yang telah membesarkan, membimbing dan mengasuh penulis dengan

penuh cinta dan kasih sayang yang selalu menjadi sumber inspirasi dan

motivasi buat penulis dan juga telah memberikan dukungan moril dan

material sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Abang dan penulis, Jerry Fassur Nainggolan,S.Pd, Romauli, M.Kes, Ida

Merdekawati Nainggolan,S.Tr.Keb, Rudy Hartono Nainggolan,SE yang

telah memberikan dukungan, cinta dan kasih sayang yang tak terhingga.

10. Adik Piri Penulis, Ilvi Puspha Juliani Siregar, Natalia Nainggolan, dan Lely

Sinaga yang selalu memberikan doa, kasih sayang yang tak terhingga

dan dukungan kepada penulis.

11. Memet Kesayangan Penulis, Mince Bidora Siahaan, Lestari Oktaviani

Ginting, dan Larasati Utami yang selalu berbagi cinta dan kasih sayang.

Yang selalu ada di saat suka maupun duka, dan selalu bersama

menjalani manis dan pahitnya kehidupan sejak masuk asrama hingga

saat terselesainya skripsi ini.

12. Adik Penulis, Putri Valensari Simamora dan Feby Achirani Alwiyah yang

tak lupa juga memberikan doa dan dukungan kepada penulis, serta

13. Rekan-rekan Mahasiswa Program D-IV 0 Tahun Kebidanan Poltekkes

Medan yang telah berbagi pengalaman, masukan dan memberikan

dorongan moril terhadap penulis dalam pembuatan Skripsi ini, juga untuk

kebersamaan yang bermakna dan tak akan terlupakan selama

pendidikan.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Baik dari

teknis penulisan maupun bahasanya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya Skripsi

ini. Semoga dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembacanya.

Medan, 24 Juli 2018

Desi Enjelina Nainggolan

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii ABSTRAK ........................................................................................ iii KATA PENGANTAR......................................................................... iv DAFTAR ISI ..................................................................................... v DAFTAR TABEL .............................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ......................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang ........................................................................ 1 B Rumusan Masalah ................................................................. 5 C Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum .................................................................. 5 C.2 Tujuan Khusus ................................................................. 5

D Manfaat Penelitian D.1 Manfaat Teoritis ............................................................... 5 D.2 Manfaat Praktis ................................................................ 5

E Keaslian Penelitian.................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Tinjauan Pustaka .................................................................... 7

A.1 Konsep Persepsi ibu hamil............................................... 7 A.1.1 Pengertian Persepsi ..................................................... 7 A.1.2 Teori yang Mempengauhi Persepsi .............................. 10 A.1.3 Cara Pengukuran Persepsi .......................................... 11 A.1.4 Pengertian Kehamilan .................................................. 12 A.2 Konsep VCT .................................................................... 13 A.2.1 Pengertian VCT ........................................................ 13 A.2.2 Prinsip VCT ............................................................... 14 A.2.3 Model Layanan VCT ................................................. 14 A.2.4 Tahapan Layanan VCT.... . ....................................... 15 A.3 Minat Pencegahan HIV dan AIDS .................................... 17 A.3.1 Pengertian Minat ....................................................... 17 A.3.2 Pengukuran Minat ..................................................... 18 A.3.3 Defenisi HIV dan AIDS .............................................. 19 A.3.4 Cara Penularan HIV dan AIDS. ................................. 20 A.3.5 Aspek Klinik HIV dan AIDS ....................................... 21

B. Kerangka Teori ..................................................................... 23 C Kerangka Konsep ................................................................... 24

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

D Definisi Operasional ................................................................ 24 E Hipotesis ................................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN A Jenis dan Desain Penelitian .................................................... 26 B Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 26 C Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 26 D Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................ 27 E Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian .............................. 28 F Uji Validitas dan Realibitas ...................................................... 29 G Prosedur Penelitian ................................................................ 30 H Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................ 30 I Etika Penelitian ......................................................................... 31

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

A Hasil penelitian ........................................................................ 32 B Pembahasan .......................................................................... 33

BAB V. Kesimpulan dan Saran

A Kesimpulan ............................................................................. 40

B Saran ...................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Definisi Operasional ...................................................................... 24

Tabel 4.1 Hubungan Persepsi ibu hamil yang melakukan

ANC tentang VCT dengan minat pencegahan

HIV dan AIDS ............................................................................... 33

Tabel 4.2 Hubungan Persepsi ibu hamil yang melakukan

ANC tentang VCT dengan minat pencegahan

HIV dan AIDS ............................................................................. 33

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ........................................................ 23

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 24

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Waktu Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Olah Data

Lampiran 4 Uji Validitas

Lampiran 5 Surat Permohonan Survey Pendahuluan

Lampiran 6 Surat Balasan Survei Pendahuluan

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 9 Etical Clearence

Lampiran 10 Lembar Konsultasi

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang

sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan Acquired Immuno Deficiency

Syndrome (AIDS) yaitu penyakit yang menyerang sel darah putih khusus yang

disebut dengan T-lymphocytes. World Health Organization dan United Nations

Acquired Immunodeficiency Syndrome, dua organisasi dunia memberi

peringatan bahaya kepada 3 negara di Asia yaitu negara China, India

dan Indonesia yang saat ini disebut-sebut berada pada titik infeksi HIV.

Bisa dikatakan ketiga negara tersebut berada pada posisi serius. Apalagi ketiga

negara tersebut mempunyai populasi penduduk terbesar di dunia

(Khosidah, 2014).

Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV

yang meliputi 16 Juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 Tahun, dan 15,8

juta laki-laki serta anak berusia > 15 Tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada

tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak

berusia <15 Tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri

dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia <15 Tahun (Infodatin, 2014).

Di Indonesia pada tahun 2013 ada 29.037 kasus baru HIV positif dan

jumlah kumulatif penderita AIDS ada 52.348 kasus. Jumlah Infeksi baru AIDS

pada tahun 2013 sebesar 5.608 kasus (Kemenkes RI, 2013).

Jumlah infeksi baru HIV pad a tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri

dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia <15 Tahun. Jumlah kematian

akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa

dan 190.000 anak berusia <15 Tahun (Kemenkes RI, 2014).

Kasus kumulatif HIV dan AIDS di Sumut, sampai tanggal 30 Juni 2014

adalah 10.367 yang terdiri atas 8,794 HIV dan 1,573 AIDS. Jumlah ini

menempatkan Sumut pada peringkat ke-10 secara nasional. Jika kasus HIV

sampai pada masa AIDS, itu artinya jumlah kasus AIDS di Sumut akan melonjak

(Kemenkes RI, 2014).

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Di Indonesia pada tahun 2014 jumlah ibu hamil yang dites HIV sebanyak

10.785 orang terdapat 2.364 orang ibu hamil dengan usia kehamilan muda yang

positif mengidap virus HIV dan 2.198 orang ibu hamil dengan usia kehamilan tua

yang positif mengidap virus HIV (Kemenkes, 2014)

Salah satu target Millenium Development Goals (MDG)

kesehatan ibu dan anak adalah menurunkan angka kematian anak,

meningkatkan kesehatan ibu, dan mencegah penyebaran HIV dan AIDS pada

tahun 2015. Sementara sesuai hasil pertemuan United Nation General Assembly

Special Session on HIV dan AIDS tahun 2007, dicapai komitmen untuk

menurunkan bayi yang terinfeksi HIV dan AIDS ( 20% pada tahun 2005

dan 50% sampai dengan tahun 2010), serta menjaminkan 80% ibu hamil yang

berkunjung ke pelayanan antenatal care (ANC) untuk mendapat konseling dan

pelayanan pencegahan HIV dan AIDS (Philippe, 2009).

Menurut Depkes RI (2012), Prevention Mother to Child Transmission

(PMTCT) atau Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke Anak (PPIA),

merupakan program pemerintah untuk mencegah penularan HIV dan AIDS

dari ibu ke bayi yang dikandungnya. Program tersebut mencegah terjadinya

penularan pada perempuan usia produktif, kehamilan dengan HIV Positif,

penularan dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya. Prevalensi kasus AIDS

lebih besar karena merupakan kewajiban untuk melaporkan kasus kematian

karena AIDS, tetapi kasus HIV cenderung tidak dilaporkan. Kecenderungan tidak

melaporkan ini secara tidak langsung menunujukan masih banyak stigma

terhadap HIV dan AIDS di masyarakat.

Masalah penyakit HIV dan AIDS di ibaratkan seperti fenomena gunung

es, dimana yang tampak hanyalah puncaknya saja. Sama halnya dengan

penyakit HIV dan AIDS yang tampak hanyalah kasus yang dilaporkan saja.

Namun demikian, infeksi HIV dan AIDS di Indonesia tersebut telah berkembang

menjadi ancaman nasional berdasarkan dua fakta yang meyakinkan.

Pertama, sejak deka-de terakhir jumlah kasus yang ditemukan memper-lihatkan

kecenderungan yang terus meningkat. Kedua, jumlah kasus HIV dan AIDS

yang dilaporkan tersebut ternyata tidak mencerminkan kondisi

yang sesungguhnya didalam masyarakat. (Riyarto, 2010)

Kasus HIV dan AIDS di RSUD. Dr. H. Kumpulan pane Kota Tebing Tinggi

hingga Februari 2015 adalah 43 penderita HIV dan AIDS, dimana 23 diantaranya

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

merupakan warga dalam kota dan 20 warga luar kota. Dari jumlah penderita

dalam kota itu , 11 perempuan, 10 laki-laki, dan 2 bayi yang terkontaminasi

dari ibunya.

Faktor resiko penularan HIV dan AIDS dapat menular melalui hubungan

seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara

bergantian, transfusi darah dengan orang yang terkena HIV dan AIDS,

dan penularan ibu ke bayi yang dikandungnya. Faktor resiko penularan

HIV dan AIDS melalui hubungan seks yang tidak aman antara lain terjadi

pada kelompok homoseksual, heteroseksual dan kelompok biseksual, IDU,

transfusi darah, transmisi perinatal dan tidak diketahui penyebabnya

yang berganti-ganti pasangan seksualnya dan tidak menggunakan kondom

(Purwanti, 2014).

Faktor penyebab tingginya kejadian HIV dan AIDS pada kelompok

perempuan antara lain karena faktor perempuan masih dianggap kelas dua,

sehingga mereka tidak berdaya menolak atau memilih pasangan seksualnya

seperti kaum laki-laki. Risiko ini semakin tinggi bagi perempuan pada umumnya,

ketika budaya patriakal di Indonesia masih terjadi, sehingga menempatkan

perempuan pada posisi paling rentan untuk sisi manapun. Di beberapa suku,

perempuan yang telah ”dibeli”, sudah menjadi milik laki-laki. Oleh karena sudah

”dibeli” dengan harga demikian maka laki-laki di tempat lainnya akan selalu

menempatkan perempuan sebagai warga masyarakat kelas dua, dan harus rela

diperlakukan apa pun oleh laki-laki. Di beberapa daerah di Indonesia penularan

HIV dan AIDS pada kelompok perempuan dapat terjadi akibat banyaknya

hubungan seks berganti-ganti pasangan,berhubungan seks di usia muda,

serta rendahnya pemakaian kondom (Purwanti, 2014).

Faktor resiko angka kejadian HIV dan AIDS di Indonesia sampai

dengan Juni 2013 didominasi oleh faktor resiko kelompok heteroseksual

sebanyak 26.158 dengan angka kejadian HIV dan AIDS tertinggi pada golongan

umur 20-29 tahun dan umur 30-39 tahun (Khosidah, 2014).

Meningkatnya prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia dalam beberapa

tahun terakhir ini dan dampak akibat penyebaran infeksi HIV dan AIDS,

maka masalah HIV dan AIDS dianggap bukan hanya masalah medik

dari penyakit menular semata tapi sudah menjadi masalah kesehatan

masyarakat yang menyangkut semua aspek kehidupan manusia baik medik,

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

psikologik, sosial dan budaya. Program penanggulangan HIV dan AIDS

baik pencegahan antara lain: pengamanan darah, komunikasi-informasi

dan edukasi (KIE) telah berjalan cukup baik, namun program pelayanan

dan dukungan masih sangat terbatas, khususnya program VCT

(Khosidah, 2014).

VCT merupakan bentuk pembinaan dua arah atau dialog

yang berlangsung tak terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan

untuk mencegah penularan HIV, memberi dukungan moral, informasi,

serta dukungan lainnya kepada Orang dengan HIV dan AIDS, keluarga, dan

lingkungannya. VCT seharusnya dimanfaatkan secara maksimal khususnya oleh

kelompok ibu rumah tangga yang menduduki peringkat kedua tertinggi kasus HIV

dan AIDS sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan HIV dan AIDS. Akan

tetapi, pada kenyataannya profesi ibu rumah tangga menduduki peringkat

terendah atau persentase terkecil yang melakukan upaya pencegahan HIV dan

AIDS melalui VCT. Melalui VCT diharapkan dapat mendorong ibu rumah tangga

untuk menjaga kesehatan dan memberikan informasi pada ibu rumah tangga

agar terhindar dari penyebaran HIV dan AIDS.

Teori L.Green dan Health Belief Models menyatakan bahwa perilaku

dibentuk oleh persepsi terhadap kegawatan , persepsi terhadap kerentanan,

persepsi terhadap manfaat dan hambatan dan faktor pencetus.

Orang yang memiliki persepsi yang baik tentang VCT maka dia akan memiliki

minat dan tujuan untuk melakukan VCT.

Berdasarkan data yang didapat dari RSUD.Dr.H. Kumpulan Pane Kota

Tebing Tinggi, jumlah ibu hamil yang melakukan ANC pada bulan Januari 2018

sebanyak 98 orang dan Jumlah ibu hamil yang melakukan VCT sebanyak

8 Orang.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian yang dilakukan: bagaimana

hubungan persepsi ibu hamil tentang VCT dengan minat pencegahan HIV dan

AIDS di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi?

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian

ini adalah: “Bagaimana hubungan persepsi ibu hamil tentang VCT dengan minat

pencegahan HIV dan AIDS di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

Tahun 2018 ?”.

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan persepsi Ibu Hamil tentang VCT dengan

minat pencegahan HIV dan AIDS di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota

Tebing Tinggi Tahun 2018.

C.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui persepsi Ibu Hamil tentang VCT

di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2018.

2. Untuk mengetahui minat ibu hamil dalam pencegahan HIV dan AIDS di

RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Tahun 2018.

3. Untuk mengetahui hubungan persepsi Ibu Hamil dengan Minat

pencegahan HIV dan AIDS di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota

Tebing Tinggi Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

D.1. Manfaat Teoritis

Data atau informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman peneliti tentang

persepsi Ibu Hamil tentang Voluntary Councelling ang Testing (VCT)

dengan minat pencegahan HIV dan AIDS.

D.2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan bagi Rumah sakit dalam melakukan konseling VCT

untuk mencegah penularan HIV dan AIDS.

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

E. Keaslian penelitian

Penelitian Yeni Tasa, dkk (2016) tentang Pemanfaatan Voluntary Counseling

and Testing oleh Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Belu. Variabel dependen

adalah pemanfaatan VCT, sedangkan variabel independen adalah umur, tingkat

pendidikan, persepsi tentang penyakit, persepsi tentang pelayanan kesehatan,

pekerjaan suami, pendapatan keluarga, keterjangkauan, persepsi keparahan

penyakit, dan persepsi stigma diri sendiri. Instrumen pengumpulan data

menggunakan kuesio ner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Metode yang digunakan kuantitatif dengan disain cross sectional. Penelitian

dilakukan di Kabupaten Belu pada bulan Januari sampai Juli 2015. Populasi

adalah ibu rumah tangga terinfeksi HIV/AIDS berjumlah 90 orang. Sampel

berjumlah 90 orang atau total populasi. Persamaan dengan penelitian tersebut

terletak pada metode penelitian. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak

pada Variabel penelitian dan Jenis penelitian yang digunakan bersifat analitik.

Penelitian oleh Amik Khosidah, Sugi Purwanti tentang persepsi ibu rumah

tangga tentang Voluntarry Councelling and Testing (VCT) terhadap perilaku

pencegahan hiv-aids di wilayah kerja Puskesmas Baturaden. Jenis penelitian

survey analitik, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian yang dilakukan

adalah penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif dengan menggunakan logika

triangulasi yaitu hasil penelitian kuantitatif dapat dicek (dicroscek) dengan hasil

penelitian kualitatif, sehingga kedua hasil penelitian diharapkan saling

memperkaya dan meningkatkan validitas kesimpulan penelitian. Populasi

penelitian kuantitatif adalah semua wanita usia subur sejumlah 893 orang yang

berasal dari 2 desa di wilayah kerja Puskesmas Baturaden. Besar sampel dalam

penelitian ini adalah sejumlah 90 orang wanita usia subur. Prosedur dan teknik

pengambilan sampel penelitian kuantitatif menggunakan metode stratified

sampling. Sampel kualititaif dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria

informan penelitian yang kaya informasi tentang VCT yaitu ibu rumah tangga

yang melakukan VCT dengan hasil positif dan negative serta petugas

Puskesmas. Jenis penelitian survey analitik, dengan pendekatan waktu cross

sectional. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada Tempat penelitian,

Waktu penelitian, Variabel penelitian yaitu persepsi ibu hamil tentang VCT.

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.1. Konsep Persepsi Ibu Hamil

A.1.1. Pengertian Persepsi

“Persepsi merupakan proses internal yang diakui individu

dalam menyeleksi, dan mengatur stimuli yang datang dari luar. Stimuli itu

ditangkap oleh indera, secara spontan pikiran dan perasaan kita akan memberi

makna atas stimuli tersebut. Secara sederhana persepsi dapat dikatakan

sebagai proses individu dalam memahami kontak/ hubungan dengan dunia

sekelilingnya”(Suranto Aw, 2010).

Persepsi itu bersifat individual, karena persepsi merupakan aktivitas yang

terintegrasi dalam individu, maka persepsi dapat dikemukakan karena perasaan

dan kemampuan berfikir. Pengalaman individu tidak sama, maka dalam

mempersepsikan stimulus, hasil dari persepsi mungkin dapat berbeda satu

dengan yang lain karena sifatnya yang sangat subjektif (Walgito, 2010)

Menurut Walgito (2010), proses terjadinya persepsi tergantung dari

pengalaman masa lalu dan pendidikan yang diperoleh individu.

Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi sebagai pemaknaan hasil

pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli,

pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan interpretation,

begitu juga berinteraksi dengan closure. Proses seleksi terjadi pada saat

seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian

pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses

closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan

yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang

bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara

menyeluruh.

Menurut Notoatmodjo (2005), ada banyak faktor yang akan menyebabkan

stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut

dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya,

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang

mempersepsikan stimulus tersebut.

1. Faktor Eksternal

a. Kontras

Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat

kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.

b. Perubahan Intensitas

Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang

berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.

c. Pengulangan (repetition)

Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut

tidak termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat

perhatian kita.

d. Sesuatu yang baru (novelty)

Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita daripada

sesuatu yang telah kita ketahui.

e. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak

Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik

perhatian seseorang.

2. Faktor Internal

a. Pengalaman atau pengetahuan

Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan

faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus

yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari

akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.

b. Harapan (expectation)

Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi

terhadap stimulus.

c. Kebutuhan

Kebutuhan akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan

stimulus secara berbeda. Misalnya seseorang yang mendapatkan undian

sebesar 25 juta akan merasa banyak sekali jika ia hanya ingin membeli

sepeda motor, tetapi ia akan merasa sangat sedikit ketika ia ingin membeli

rumah.

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

d. Motivasi

Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Seseorang yang

termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan menginterpretasikan

rokok sebagai sesuatu yang negatif.

e. Emosi

Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus

yang ada. Misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta akan

mempersepsikan semuanya serba indah.

f. Budaya

Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan

menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda,

namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya

sebagai sama saja.

Menurut Becker yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003)

perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya

dimana perilaku ini mencakup, antara lain:

1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang

adalah dalam arti kualitas mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh

dan kuantitas menyatakan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan

tubuh.

2. Olahraga teratur yang mencakup kualitas dan kuantitas dalam arti frekuensi

dan waktu yang digunakan untuk olahraga.

3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan

berbagai macam penyakit. Perilaku merokok adalah suatu kebiasaan tanpa

tujuan positif bagi kesehatan manusia.

4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras

dan menggunakan narkoba akhir-akhir ini cenderung meningkat.

Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai

kebiasan sendiri.

5. Istirahat cukup, dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan

dan penyesuaian dengan lingkungan modern mengharuskan orang

untuk bekerja keras dan berlebihan sehingga kurang waktu istirahat.

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

6. Mengendalikan stres. Stress akan terjadi pada siapa saja, apalagi akibat

tuntutan hidup yang keras. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap

orang. Stres tidak dapat dihindari yang penting agar stres tidak mengganggu

kesehatan, dengan cara mengendalikan dan mengelola stres

dengan kegiatan-kegiatan positif.

7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan,

misalnya tidak berganti-ganti pasangan, penyesuaian diri dengan lingkungan.

A.1.2 Teori yang Memengaruhi Persepsi

1. Health Belief Model

Menurut Edberg (2007), Health Belief Model (HBM) merupakan teori

yang paling luas digunakan. HBM dicetuskan pada tahun 1950-an berkat

penelitian psikolog sosial dari U.S Public Health Service yakni Godfrey

Houchbaum, Irwin Rosenstock, dan Stephen Kegeles. HBM dalam promosi

kesehatan harus memperhatikan komponen-komponen atau konstruksi

yang merupakan pengungkit bagi faktor yang mempengaruhi perilaku.

Komponen-komponen model hubungan kesehatan dengan kepercayaan HBM

adalah:

a. Persepsi kerentanan

Derajat risiko yang dirasakan seseorang terhadap masalah kesehatan.

b. Persepsi keparahan

Tingkat kepercayaan seseorang bahwa konsekuensi masalah kesehatan

yang akan menjadi semakin parah.

c. Persepsi manfaat

Hasil positif yang dipercaya seseorang sebagai hasil dari tindakan.

d. Persepsi hambatan

Hasil negatif yang dipercayai sebagai hasil dari tindakan.

e. Petunjuk untuk bertindak

Peristiwa eksternal yang memotivasi seseorang untuk bertindak.

f. Efikasi diri.

Kepercayaan seseorang akan kemampuannya dalam melakukan tindakan.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

2. Teori Stimulus-Organisme-Respon

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan

perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi

dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources)

misalnya kredibilitas dan kepemimpinan akan berpengaruh pada perubahan

perilaku seseorang atau sekelompok orang. Menurut Hosland, et al (1953)

dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa perubahan perilaku ada

hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Perubahan perilaku tersebut

menggambarkan proses belajar yang terdiri dari:

a. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak.

Jika stimulus ditolak maka stimulus tersebut tidak efektif. Tetapi bila stimulus

diterima maka ada perhatian dan stimulus efektif.

b. Apabila stimulus mendapat perhatian maka stimulus akan dilanjutkan

pada proses selanjutnya.

c. Setelah organisme mengolah stimulus tersebut hingga kesediaan

untuk bertindak akan diterima (bersikap).

d. Adanya dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan adanya efek

tindakan (perubahan perilaku).

Pada penelitian ini lebih dibahas mengenai tahap terbentuknya sebuah

perilaku pencegahan terhadap HIV dan AIDS.

A.1.3 Cara Pengukuran Persepsi

Pada dasarnya persepsi dapat diasosiasikan dengan pendapat,opini

atau sikap (attitude). Menurut Mar’at (1991), persepsi sebagai aspek kognitif dari

sikap. Mengingat bahwa persepsi merupakan aspek kognitif dari sikap, maka

untuk mengungkap atau mengukur persepsi dapat digunakan instrumen

pengungkapan sikap. Lebih jauh Mar’at mengemukakan tiga pendekatan untuk

mengungkap sikap yaitu wawancara langsung, observasi dan peryataan sikap.

Untuk mengungkap sikap seseorang, termasuk persepsi terhadap suatu

objek psikologis, Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa ada tiga metode, yaitu

skala Likert, metode Thurstone dan skala Guttman. Skala Likert biasanya

menyajikan alternatif jawaban kepada responden dalam lima alternatif.

Kendati demikian, dalam kenyataannya dapat dimodifikasi menjadi dua

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

atau tiga pilihan. Masing-masing jawaban memiliki bobot nilai tertentu sesuai

arah penyataan sikap atau persepsi.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang

terjadi. Hal ini sudah spesifik di jelaskan oleh peneliti. Yang selanjutnya disebut

sebgai variabel penelitian. Kemudian dijabarkan melalui dimensi-dimensi menjadi

sub-variabel, kemudian menjadi indikator yang dapat dijadikan tolak ukur untuk

menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan dengan

variabel penelitian ( Iskandar, 2009:83).

Pernyataan atau pertanyaan tadi kemudian di respon dalam bentuk skala

liker, yang diungkapkan melalui kata-kata, misalnya: Sangat setuju, setuju,

kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju

Sehubungan dengan itu, persepsi ibu diukur dengan menggunakan model

Likert.

A.1.4. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan sperma laki-

laki dengan ovum perempuan. Spermatozoa mempertahankan fertilisasinya

selama 2 sampai 4 hari, kemudian sel telur (ovum) akan hidup maksimal 48 jam

setelah ovulasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kelender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 Trimester, di mana

Trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, Trimester kedua 15 minggu

(minggu ke-13 hingga ke-27), dan Trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28

hingga ke-40) (Hutahaean S,2016).

Kehamilan disimpulkan sebagai masa dimana wanita membawa embrio

dalam tubuhnya yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang

pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya

menyatu membentuk sel yang akan tumbuh yang membuat terjadinya proses

konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin.

Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai

dari konsepsi sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam

dan triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan. Faktor resiko pada

ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak dan beberapa faktor

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko

kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang

berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu misalnya

pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor resiko

yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan beresiko

tinggi.

A.2. Konsep VCT

A.2.1. Pengertian VCT

VCT merupakan satu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung

tak terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah

penularan HIV, memberikan dukungan moral, informasi serta dukungan lainnya

kepada ODHA, keluarga dan lingkungannya.

VTC mempunyai tujuan sebagai :

1) Upaya pencegahan HIV dan AIDS

2) Upaya untuk mengurangi kegelisahan, meningkatkan persepsi

atau pengetahuan mereka tentang faktor-faktor resiko penyebab seseorang

terinfeksi HIV.

3)Upaya mengembangkan perubahan perilaku, sehingga secara dini

mangarahakan mereka menuju ke program pelayanan dan dukungan

termasuk akses terapi antiretroviral (ARV), serta membantu mengurangi

stigma dalam masyarakat.

Konseling dalam VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan

dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIV dan AIDS,

mencegah penularan HIV, mempromosikan perubahan perilaku

yang bertanggungjawab, pengobatan antiretroviral (ARV) dan memastikan

pemecahan berbagai masalah terkait dengan HIV dan AIDS yang bertujuan

untuk perubahan perilaku ke arah perilaku lebih sehat dan lebih aman

(Depkes, 2006).

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

A.2.2. Prinsip Layanan VCT

Menurut KPA (2009), VCT merupakan salah satu strategi kesehatan

masyarakat dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV dan

AIDS berkelanjutan yang berdasarkan prinsip:

a. Sukarela dalam melaksanakan testing HIV

Pemeriksaan HIV hanya dilaksanakan atas dasar kerelaan klien tanpa

paksaan dan tanpa tekanan. Keputusan untuk melakukan pemeriksaan terletak

ditangan klien. Testing dalam VCT bersifat sukarela sehingga

tidak direkomendasikan untuk testing wajib pada pasangan yang akan menikah,

pekerja seksual, Injecting Drug User (IDU), rekrutmen pegawai / tenaga kerja

Indonesia dan asuransi kesehatan.

b. Saling mempercayai dan terjaminnya konfidensialitas.

Layanan harus bersifat profesional, menghargai hak dan martabat

semua klien. Semua informasi yang disampaikan klien harus dijaga

kerahasiaannya oleh konselor dan petugas kesehatan, tidak diperkenankan

didiskusikan diluar konteks kunjungan klien. Semua informasi tertulis

harus disimpan dalam tempat yang tidak dapat dijangkau oleh mereka yang tidak

berhak. Untuk penanganan kasus klien selanjutnya dengan seijin klien maka

informasi kasus dari diri klien dapat diketahui.

c. Mempertahankan hubungan relasi konselor dan klien yang efektif

Konselor mendukung klien untuk kembali mengambil hasil testing dan mengikuti

pertemuan konseling pasca testing untuk mengurangi prilaku beresiko.

Dalam VCT dibicarakan juga respon dan perasaan klien dalam menerima

hasil testing dan tahapan penerimaan hasil testing positif.

d. Testing merupakan salah satu komponen dari VCT.

World Health Organization (WHO) dan Departemen Kesehatan RI telah

memberikan pedoman yang dapat digunakan untuk melakukan testing HIV.

Penerimaan hasil testing senantiasa diikuti oleh konseling pasca testing oleh

konselor yang sama atau konselor lain yang disetujui oleh klien.

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

A.2.3. Model Layanan VCT

Dalam Depkes (2007), Pelayanan VCT dapat dikembangkan diberbagai

layanan terkait yang dibutuhkan, misalnya klinik Infeksi Menular Seksual (IMS),

klinik Tuberkulosa (TB), Klinik Tumbuh Kembang Anak dan sebagainya.

Lokasi layanan VCT hendaknya perlu petunjuk atau tanda yang jelas hingga

mudah diakses dan mudah diketahui oleh klien VCT. Namun klinik cukup mudah

dimengerti sesuai dengan etika dan budaya setempat dimana pemberian nama

tidak mengundang stigma dan diskriminasi. Model layanan VCT terdiri atas :

a. Mobile VCT (Penjangkauan dan keliling)

Mobile VCT adalah model layanan dengan penjangkauan dan keliling

yang dapat dilaksanakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau layanan

kesehatan yang langsung mengunjungi sasaran kelompok masyarakat

yang memiliki perilaku berisiko atau berisiko tertular HIV dan AIDS di wilayah

tertentu. Layanan ini diawali dengan survei atau penelitian atas kelompok

masyarakat di wilayah tersebut dan survei tentang layanan kesehatan

dan layanan dukungan lainnya di daerah setempat.

b. Statis VCT (Klinik VCT tetap)

Statis VCT adalah sifatnya terintegrasi dalam sarana kesehatan dan sarana

kesehatan lainnya,artinya bertempat dan menjadi bagian dari layanan kesehatan

yang telah ada. Sarana kesehatan dan sarana kesehatan lainnya harus memiliki

kemampuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan VCT, layanan pencegahan,

perawatan, dukungan dan pengobatan terkait dengan HIV dan AIDS.

A.2.4. Tahapan Layanan VCT

a. Pre-test counseling

Pre-test counseling adalah diskusi antara klien dan konselor

yang bertujuan untuk menyiapkan klien untuk testing, memberikan pengetahuan

pada klien tentang HIV dan AIDS. Isi diskusi yang disampaikan adalah klarifikasi

pengetahuan klien tentang HIV dan AIDS, menyampaikan prosedur tes

dan pengelolaan diri setelah menerima hasil tes, menyiapkan klien menghadapi

hari depan, membantu klien memutuskan akan tes atau tidak, mempersiapkan

informed consent dan konseling seks yang aman.

b. HIV testing

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Pada umumnya, tes HIV dilakukan dengan cara mendeteksi antibodi

dalam darah seseorang. Jika HIV telah memasuki tubuh seseorang,

maka di dalam darah akan terbentuk protein khusus yang disebut antibodi.

Antibodi adalah suatu zat yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh manusia

sebagai reaksi untuk membendung serangan bibit penyakit yang masuk. Pada

umumnya antibodi terbentuk di dalam darah seseorang memerlukan waktu 6

minggu sampai 3 bulan tetapi ada juga sampai 6 bulan bahkan lebih. Jika

seseorang memiliki antibodi terhadap HIV di dalam darahnya, hal ini berarti

orang itu telah terinfeksi HIV.

Tes HIV yang umumnya digunakan adalah Enzyme Linked Imunosorbent

Assay (ELISA), Rapid Test dan Western Immunblot Test. Setiap tes HIV

ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang berbeda.

Sensitivitas adalah kemampuan tes untuk mendeteksi adanya antibodi HIV

dalam darah sedangkan spesifisitas adalah kemampuan tes untuk mendeteksi

antibodi protein HIV yang sangat spesifik.

1. Enzyme Linked Imunosorbent Assay (ELISA)

Tes ini digunakan untuk mendeteksi antibodi yang dibuat tubuh terhadap

virus HIV. Tes ELISA ini dapat dilakukan dengan sampel darah vena, air liur,

atau air kencing. Hasil positif pada ELISA belum dapat dipastikan bahwa orang

yang diperiksa telah terinfeksi HIV karena tes ini mempunyai sensitivitas tinggi

tetapi spesifisitas rendah. Oleh karena itu masih diperlukan tes

pemeriksaan lain untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan ELISA ini. Jadi

walaupun ELISA menunjukkan hasil positif, masih ada dua kemungkinan, orang

tersebut sebenarnya tidak terinfeksi HIV atau betul-betul telah terinfeksi HIV.

2. Rapid Test

Penggunaan dengan metode rapid testmemungkinkan klien mendapatkan

hasil tes pada hari yang sama dimana pemeriksaan tes hanya membutuhkan

waktu 10 menit. Metode pemeriksaan dengan menggunakan sampel darah jari

dan air liur. Tes ini mempunyai sensitivitas tinggi (mendekati 100%)

dan spesifisitas (>99%). Hasil positif pada tes ini belum dapat dipastikan apakah

dia terinfeksi HIV. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan tes lain

untuk mengkonfirmasi hasil tes ini.

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

3. Western Immunoblot Test

Sama halnya dengan ELISA, Western Blot juga mendeteksi antibodi

terhadap HIV. Western blot digunakan sebagai tes konfirmasi untuk tes HIV

lainnya karena mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi untuk memastikan

apakah terinfeksi HIV atau tidak.

c. Post-test counseling

Post-test counseling adalah diskusi antara konselor dengan klien

yang bertujuan menyampaikan hasil tes HIV klien, membantu klien beradaptasi

dengan hasil tes, menyampaikan hasil secara jelas, menilai pemahaman mental

emosional klien, membuat rencana dengan menyertakan orang lain

yang bermakna dalam kehidupan klien, menjawab, menyusun rencana

tentang kehidupan yang mesti dijalani dengan menurunkan perilaku berisiko

dan perawatan, dan membuat perencanaan dukungan.

A.3. Minat Pencegahan HIV dan AIDS

A.3.1. Pengertian Minat

Minat itu adalah pernyataan suatu kebetulan yang tidak terpenuhi.

Kebutuhan itu timbul dari dorongan hendak memberi kepuasan kepada

suatu instink. Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada

sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi, 2006).

Menurut Crow, Minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang

memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat :

Menurut Basu Swasta dan Hani Handoko (2000) menyebutkan

bahwa minat mempunyai kaitan yang erat dengan sikap dan perilaku.

Minat (intention) merupakan variabel perantara yang menyebabkan terjadinya

perilaku dari suatu sikap atau variabel lainnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel minat adalah:

a. Minat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor motivasional

yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

c. Minat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan

seseorang untuk dilakukan.

d. Minat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya.

Minat dipandang sebagai suatu variabel penentu bagi perilaku

yang sesungguhnya. Artinya, semakin kuat minat terhadap sesuatu,

semakin besar pula keberhasilan prediksi perilaku atau tujuan keperilakuan

tersebut untuk terjadi.

Lebih lanjut Purwanto (2011) menyatakan bahwa proses terjadinya suatu

minat terdiri dari:

a) Motif (alasan, dasar, pendorong).

b) Perjuangan motif, sebelum mengambil pada batin terdapat beberapa motif

yang bersifat luhur dan disini harus dipilih.

c) Keputusan, inilah yang sangat penting berisi pemilihan antara motif yang ada,

meninggalkan kemungkinan yang lain sebab tidak mungkin seseorang

mempunyai macam keinginan pada waktu yang sama.

Menurut Hurlock dalam Rahmanto (2011) faktor yang mempengaruhi

perkembangan minat individu dapat dikelompokan menjadi diantaranya:

a. Faktor internal yang terdiri dari faktor jasmaniah, kematangan fisik

maupun psikis dan faktor fisiologis yang bersifat bawaan maupun herediti;

b. Faktor eksternal yang terdiri dari faktor sosial meliputi lingkungan keluarga

dan sekolah, faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan

dan teknologi, faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah,

iklim dan sebagainya, dan faktor spiritual.

A.3.2. Pengukuran Minat

Minat merupakan suatu perasaan antara sikap yang timbul dari pada

pengalaman subjektif. Keberadaan dan kekuatan minat hanya dapat diketahui

melalui suatu pengukuran dengan menggunakan alat ukur tertentu.

Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap minat

seseorang, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nurkancana dan Sumartana

dalam Rahmanto (2011 ) bahwa pengukuran minat dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

a. Observasi

Pengukuran dengan metode observasi ini memiliki keuntungan karena

dapat mengamati minat seseorang dalam kondisi wajar.

Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun

di luar kelas. Kelemahannya tidak dapat dilakukan terhadap situasi

atau beberapa hasil observasi yang bersifat subjektif.

b.Interview

Interview baik digunakan untuk mengukur minat, sebab biasanya siswa

gemar memperbicarakan hobinya atau aktivitas lain yang menarik hatinya.

Pelaksanaan interview sebaiknya dilakukan dalam situasi santai,

sehingga percakapan dapat berlangsung secara bebas.

c. Kuesioner / Angket

Yaitu mengajukan beberapa pertanyaan secara tertulis. Isi pertanyaan

yang diajukan dalam angket pada prinsipnya tidak berbeda dengan isi

pertanyaan wawancara. Dibandingkan dengan wawancara dan observasi,

angket lebih efisien.

d.Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau

penilaian yang sejenis kuesioner, yaitu sama-sama merupakan daftar

pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya ialah dalam kuesioner reponden

menulis jawaban relatif panjang sedangkan pada inventoriresponden

memberikan jawaban dengan memberi lingkaran, tanda cek, mengisi nomor

atau dengan tanda-tanda lain yang berupa jawaban singkat.

Dalam penelitian ini, pengukuran minat diukur dengan cara menggunakan

kuesioner.

A.3.3 Definisi HIV dan AIDS

Menurut Gallant (2010), HIV adalah virus yang menyerang kekebalan

tubuh manusia. HIV ini menyerang sel-sel darah putih yang berfungsi untuk

melindungi tubuh dari serangan penyakit. Salah satu unsur yang penting dalam

sistem kekebalan tubuh adalah sel CD4 yang merupakan salah satu jenis sel

darah putih. Namun sel CD4 dibunuh ketika HIV menggandakan diri dalam

darah. Semakin lama individu terinfeksi HIV maka semakin banyak sel CD4

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

dibunuh sehingga jumlah sel semakin rendah dan kemampuan sistem kekebalan

tubuh untuk melindungi diri dari infeksi semakin rendah. Seseorang yang

terinfeksi HIV tetapi tanpa gejala disebut HIV positif dan ketika gejala seperti

infeksi oportunistik yang lain muncul maka individu tersebut memasuki

fase AIDS.

AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disertai oleh infeksi HIV.

Gejala-gejala tersebut tergantung dari infeksi oportunistik yang menyertainya.

Infeksi oportunistik terjadi karena menurunnya daya tahan tubuh

yang disebabkan rusaknya imun tubuh akibat infeksi HIV tersebut

(Pegangan Konselor HIV dan AIDS, 2003). Individu yang terinfeksi HIV

dinyatakan sebagai penderita AIDS ketika menunjukkan gejala atau penyakit

tertentu akibat penurunan daya tahan tubuh yang disebabkan oleh HIV.

Kerusakan sistem kekebalan tubuh terjadi secara bertahap yaitu mula-mula

tidak ada gejala, kemudian diikuti oleh gejala seperti pembesaran kelenjar getah

bening, diare, penurunan berat badan dan sariawan. Gambaran klinik yang berat

mulai timbul ketika jumlah limfosit CD4 kurang dari 200 per mm3

(Djoerban, 2006).

A.3.4. Cara Penularan HIV dan AIDS

HIV tidak dapat tersebar dengan sendirinya atau bertahan lama diluar

tubuh manusia. Virus tersebut membutuhkan cairan tubuh manusia untuk bisa

hidup, bereproduksi dan mampu menularkan ke orang lain. Virus tersebut

ditularkan melalui darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu dari pengidap

HIV. Menurut Widjajanti (2009) , ada tiga metode penyebaran virus HIV, yaitu:

1. Hubungan seks tidak aman

Hubungan seks melalui vagina, anal, dan oral dengan pengidap

HIV atau penderita AIDS merupakan cara yang banyak terjadi pada penularan

HIV dan AIDS.

2. Melalui Darah yang Tercemar HIV

Penyebaran virus HIV juga terjadi ketika orang menggunakan jarum suntik

atau alat injeksi yang tidak steril secara bersama, biasanya terjadi di kalangan

para pengguna narkoba yang di antara mereka ada yang mengidap HIV.

Penyebaran juga terjadi di beberapa tempat-tempat perawatan kesehatan

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

yang tidak memenuhi standar atau melalui transfusi darah yang belum

dilakukan screening terhadap HIV. Penggunaan peralatan tato dan alat tindik

yang tidak steril dapat juga menyebarkan virus HIV.

3. Melalui Ibu kepada Anaknya

Seorang wanita yang mengidap HIV dapat menularkan virus HIV kepada

anaknya pada saat kehamilan, kelahiran atau pada masa menyusui.

A.3.5. Aspek Klinik HIV dan AIDS

Global Programme on AIDS dari WHO (dalam Djoerban, 2006)

membagi tingkat klinik infeksi HIV menjadi empat yaitu:

a. Tingkat klinik I (Asimptomatik)

Pada tingkat ini terjadi pembesaran kelenjar getah bening di beberapa

tempat yang menetap namin belum tampak gejala sama sekali dan masih

dapat melakukan aktivitas secara normal.

b. Tingkat klinik II (Dini)

Pada tingkat ini, pasien sudah menunjukkan gejala seperti penurunan

berat badan kurang dari 10%, kelainan mulut dan kulit yang ringan

misalnya dermatitis, seboroika, prurigo, infeksi jamur pada kuku,

ulkus pada mulut berulang dan cheilitis angularis

dan infeksi saluran pernafasan misalnya sinusitis tetapi aktivitas

tetap normal.

c. Tingkat klinis III (Menengah)

Pada tingkat ini, penderita biasanya mengalami gejala-gejala

seperti penurunan berat badan lebih dari 10%, diare kronik

lebih dari 1 bulan dan penyebab tidak diketahui,

panas yang tidak diketahui sebabnya selama lebih dari 1 bulan, hilang

timbul maupun terus menerus, kandidiasis di mulut, bercak putih

berambut di mulut, tuberkulosis paru setahun terakhir, infeksi bakteril

yang berat misalnya pneumonia dan lebih banyak berbaring di tempat

tidur lebih dari 12 jam sehari selama sebulan lebih.

d. Tingkat klinik IV (Lanjutan)

Pada tingkat ini badan menjadi kurus dimana berat badan turun

lebih dari 10% dan mengalami diare kronik tanpa diketahui sebabnya

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

selama lebih dari satu bulan atau kelemahan kronik dan panas tanpa

diketahui sebabnya selama lebih dari satu bulan.

1. Pneumonia Pneumosistis Karinii

2. Toksoplasmosis otak

3. Kriptosporidiosis dengan diare lebih dari 1 bulan

4. Kriptokokosis di luar paru

5. Penyakit virus sitomegalo pada organ tubuh kecuali di limpa hati

atau kelenjar getah bening

6. Infeksi virus herpes simpleks di mukokutan lebih dari 1 bulan atau

di alat dalam lamanya tidak dibatasi

7. Leukoensefalopati mutifokal progesif

8. Mikosis (infeksi jamur) apa saja yang endemik yang menyerang

banyak organ tubuh

9. Kandidiasis esophagus, trakea, bronkus atau paru.

10. Mikobakteriosis atipik, disseminate

11. Septikemia salmonella non tifoid

12. Tuberkulosis di luar paru

13. Limfoma

14. Sarkoma Kaposi

15. Ensefalopati HIV yaitu gangguan kognitif yang mengganggu

aktivitas sehari-hari, progresif sesudah beberapa minggu

atau beberapa bulan tanpa dapat ditemukan penyebabnya.

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

B. Kerangka teori

Landasan teori dalam penelitian ini mengacu pada teori Lawrence Green

tentang Health Belief Model (HBM) dimana perilaku kesehatan

yaitu minat pencegahan HIV dan AIDS dapat dipengaruhi

oleh faktor predisposing, faktor enabling dan faktor reinforcing. Untuk lebih

jelasnya faktor-faktor yang mempengaruhinya perilaku kesehatan dapat dilihat

pada gambar berikut ini :

↓↓

Gambar 2.1. Kerangka Teori Health Belief Model (HBM) dari Lawrence

Green dalam Notoatmodjo,2012

Faktor Predispossisi

(Predisposing Factor)

- Pengetahuan

- Sikap

- Persepsi

- Kepercayaan

Faktor Pemungkin

(Enabling Factors)

- Ketersediaan Fasilitas

Pelayanan Kesehatan

- Ketercapaian Fasilitas

Pelayanan Kesehatan

Perilaku

Kesehatan

Faktor Pendorong

(Reinforcing Factors)

- Keluarga

- Tenaga Kesehatan

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

C. Kerangka Konsep

Gambar 1.1 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini memilki dua variabel

yaitu variabel independen dan variable dependen. Variable independen (bebas)

adalah Persepsi ibu hamil tentang VCT, sedangkan variabel dependen (terikat)

adalah Minat Pencegahan HIV dan AIDS.

D. Definisi operasional

D.1 Persepsi ibu hamil tentang VCT

Persepsi adalah penilaian ibu hamil tentang VCT berdasarkan

faktor internal dan eksternal. Kuesioner penelitian persepsi

terdiri dari 10 pernyataan dengan alternatif jawaban sangat setuju (diberi skor 5),

setuju (diberi skor 4), kurang setuju (diberi skor 3), tidak setuju (diberi skor 2),

dan sangat tidak setuju (diberi skor 1). Jumlah kuesioner persepsi 10 pertanyaan,

maka skor tertinggi 50 dan skor terendah 5 , kemudian dikategorikan menjadi 2

(dua) kategori:

a. Baik, jika responden menjawab dengan skor 31-50 dari skor tertinggi.

b. Kurang, jika responden menjawab dengan skor 10-30 dari skor tertinggi.

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Variabel

Terikat

Minat

Pencegahan HIV-

AIDS

Variabel Bebas

Persepsi ibu hamil tentang

Voluntarry Councelling and

Testing (VCT)

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

D. 2 Minat pencegahan HIV dan AIDS

Minat Pencegahan HIV dan AIDS adalah keinginan atau dorongan

ibu hamil dalam melakukan pencegahan HIV dan AIDS. Kuesioner penelitian

minat terdiri dari 10 pernyataan dengan alternatif jawaban sangat setuju

(diberi skor 5), setuju (diberi skor 4), kurang setuju (diberi skor 3), tidak setuju

(diberi skor 2), dan sangat tidak setuju (diberi skor 1). Jumlah kuesioner minat

10 pertanyaan, maka skor tertinggi 50 dan skor terendah 5, kemudian

dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori:

a. Baik, jika responden menjawab dengan skor 31-50 dari skor tertinggi.

b. Kurang, jika responden menjawab dengan skor 10-30 dari skor tertinggi.

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

E. Hipotesis

Ada Hubungan persepsi tentang VCT dengan minat pencegahan HIV dan

AIDS pada ibu hamil

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat analitik dengan desain

penelitian cross sectional, yaitu suatu metode dalam penelitian seksional silang,

yaitu mengetahui hubungan persepsi Ibu Hamill tentang VCT dengan minat

pencegahan HIV dan AIDS dengan variabel independen (persepsi Ibu Hamil

tentang VCT) dengan variabel dependen (minat pencegahan HIV dan AIDS).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane

Kota Tebing Tinggi Tahun 2018. Karena di tempat tersebut masih ditemukan ibu

hamil yang tidak melakukan VCT.

B.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di mulai pada bulan November 2017 sampai dengan

bulan Juli 2018 (jadwal terlampir).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan

ANC di RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi . Jumlah ibu hamil yang

melakukan ANC sebanyak 98 Orang.

C.2 Sampel

Menurut (Sugiyono, 2017) sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel dilakukan dengan

metode Slovin sebagai berikut :

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁(𝑑)2

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Keterangan :

𝑛 = Besar Sampel

𝑁 = Jumlah populasi

𝑑 = Tingkat kesalahan yang ditolerier (0,1)

Maka sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

𝑛 = 98

1+98 (0,1)2

𝑛 = 49,5

Jadi, jumlah sampel yang diambil adalah 50 orang.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling

dengan cara mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia disatu

tempat saat peneliti melakukan penelitian.

Adapun kriteria inklusi :

(1) Seluruh ibu Hamil TM 1- 3

(2) Bisa membaca dan menulis

(3) Bersedia menjadi responden.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1 Jenis Pengumpulan Data

Jenis pengumpulan data yang dilakukan yaitu :

1. Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung diperoleh dilapangan

dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan yang selanjutnya

diisi oleh responden.

2. Data sekunder yaitu data atau dokumen yang diperoleh

dari RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

D.2 Cara pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data secara primer

dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada responden.

Data primer yang dikumpulkan yaitu mencangkup (persepsi Ibu Hamil tentang

VCT dan minat pencegahan HIV dan AIDS). Sebelum membagikan kuesioner

kepada responden, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin

pelaksanan penelitian RSUD.Dr.H.Kumpulan Pane KotaKumpulan Pane Tebing

Tinggi.

Setelah mendapat izin, peneliti melakukan pengumpulan data kepada 50

orang ibu hamil yang melakukan ANC. Sebelum membagikan kuesioner peneliti

menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian

kuesioner. Kuesioner di bagikan kepada responden, dan setelah responden

mengisi lembar kuesioner peneliti mencek kembali dan memberi kode pada

setiap lembar kuesioner.

E. Alat Ukur/ Instrumen dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan teori

yang ada, yang akan diuji validitas dan reabilitasnya, yang akan diberikan

kepada responden yaitu ibu hamil yang melakukan VCT

di RSUD. Dr. H Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi berisi pertanyaan tentang

persepsi Ibu hamil tentang VCT dan minat pencegahan HIV dan AIDS.

Adapun kisi kisi dari pertanyaan kuesioner tentang persepsi tersebut

adalah:

NO Kisi-Kisi Pertanyaan Jumlah

Soal

No. Soal

1 Pengertian VCT 1 1

2 Kegunaan VCT 1 2

3 Manfaat VCT 3 5, 6, 7,

4 Siapa saja yang melakukan

VCT

2 3, 4

5 Respon terhadap Hasil VCT 3 8, 9, 10

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Kisi-kisi dari petanyaan kuesioner tentang minat tersebut, adalah:

NO Kisi-Kisi Pertanyaan Jumlah

Soal

No. Soal

1 Cara pencegahan penularan

HIV dan AIDS

2 1, 4,

2 Perilaku yang berisiko tinggi

dalam penularan HIV dan AIDS

3 2, 6, 9

3 Cara Pencegahan HIV dan

AIDS

3 3, 5, 7,

4 Program untuk HIV dan AIDS 2 8, 10

F. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data.

Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian juga kuesioner

sebagai alat ukur, harus mengukur apa yang akan diukur.

Uji validitas dilakukan pada 20 orang ibu hamil di RSU. Herna Kota Tebing

Tinggi. Jika instrumen yang diuji telah valid, maka kuesioner dapat digunakan

pada responden penelitian. Uji validitas instrumen (kuesioner) dilakukan

dengan membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlation dengan nilai

tabel r sebesar 0,444. Uji validitas menggunakan Pearson Product Moment,

setelah itu diuji dengan menggunakan SPSS, dilihat penafsiran dan indeks

korelasinya, dengan ketentuan jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid

dan sebaliknya (Hidayat, 2010).

G. Prosedur penelitian

Peneliti mencari data awal yaitu jumlah ibu hamil yang melakukan ANC

di RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi dengan menyerahkan surat izin

pengambilan data. Setelah mendapat izin pengambilan data

dari pihak RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi, peneliti mengumpulkan data ibu

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

hamil yang melakukan ANC. Selanjutnya peneliti mulai menetapkan populasi dan

menentukan sampel penelitian. Peneliti melakukan uji kuesioner yang terhadap

10 orang responden yaitu ibu hamil yang melakukan VCT di Rumah Sakit lain.

Setelah peneliti melakukan uji kuesioner, kemudian peneliti mencari data primer

dengan membagikan kuesioner kepada responden yang ada

di RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi. Peneliti juga memberikan

lembar permohonan menjadi responden dan lembar persetujuan

menjadi responden.

H. Pengolahan dan Analisis Data

H.1. Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali

dengan tahapan :

a. Editing

Peneliti memeriksa kelengkapan jawaban responden pada lembar kuesioner

untuk memastikan semua pertanyaan di jawab oleh responden.

b. Coding

Setelah data diperoleh, peneliti melakukan pengkodean

untuk mempermudah analisis data.

c. Tabulating

Memasukkan data ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensinya.

d. Entry (Memasukkan data)

Memasukkan jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk (angka)

kedalam program komputer.

H.2 Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran

tentang distribusi frekuensi responden. Analisa ini digunakan untuk memperoleh

gambaran dalam bentuk distribusi frekuensi pada variabel independen

yang meliputi persepsi Ibu Hamil tentang VCT, dan variabel dependen

yang meliputi minat pencegahan HIV dan AIDS.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

b. Analisa bivariat

Analisis data dilakukan terhadap hasil perolehan jawaban kuesioner

dari semua responden. Instrument statistik yang dipakai

adalah uji dengan Chi Square (data kategorik) untuk melihat

persepsi Ibu Hamil tentang VCT terhadap minat pencegahan HIV dan AIDS.

Uji chi square digunakan untuk menguji hipotesis antara independen

dan dependen bila dalam populasi datanya berbentuk kategorik.

Hasil analisis di katakan bermakna apabila nilai p<α atau pada derajat

kemaknaan 95% (α=0,05) (Riyanto, 2009).

.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin

dari institusi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan untuk melakukan

suatu penelitian, dan izin dari RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi untuk tempat

penelitian. Setelah mendapat izin barulah melakukan penelitian

dengan menekankan masalah etik yang meliputi.

1. Lembaran Persetujuan ( Info rmend Consent ).

Lembaran persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden

yang akan diteliti yang memenuhi kriteria disertai topik yang diteliti

dengan tujuan supaya responden dapat mengerti maksud

dan tujuan peneliti. Bila dalam pelaksanaan penelitian, respoden menolak

atau tidak bersedia maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati

hak-hak subjek.

2. Setelah responden setuju, peneliti Menjaga privasi/data responden

yang sudah terkumpul dengan baik tanpa mempublikasikannya

ke banyak orang

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah proses pengumpulan data yang dilakukan sejak bulan Mei

sampai dengan Juni 2018 di RSUD.Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi,

terhadap 50 orang responden ibu hamil, diperoleh hasil sebagai berikut:

4.1.1 Analisa Univariat

Tabel 4.1 Hubungan persepsi Ibu hamil yang melakukan ANC tentang VCT

dengan Minat Pencegahan HIV dan AIDS

No. Variabel f Persentase

1. Persepsi Baik Kurang

29 21

58 42

2. Minat Ibu Baik Kurang

24 26

48 52

Total 50 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa persepsi ibu hamil mayoritas

baik sebanyak 29 orang (58,0%) dan Minat ibu hamil mayoritas kurang

sebanyak 26 orang (52,0%).

4.1.2 Analisa Bivariat

Tabel 4.2 Hubungan persepsi Ibu hamil dengan Minat Pencegahan HIV dan

AIDS

Persepsi Minat pencegahan

HIV dan AIDS

Jumlah Nilai p RP (95%

CI)

Baik Kurang

N % N % N %

Baik

Kurang

18

6

62,1

28,6

11

15

37,9

71,4

29

21

100

100

0,019

2,17

(1,04-4,52)

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa persepsi ibu hamil mayoritas baik

dengan minat pencegahan HIV dan AIDS baik sebanyak 18 orang (62,1%) dan

persepsi ibu hamil yang kurang dengan minat pencegahan HIV dan AIDS kurang

sebanyak 15 Orang (71,4%). Hasil pengolahan data dengan menggunakan uji

Chi-square diketahui bahwa p = 0,019 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan persepsi ibu hamil tentang VCT dengan minat ibu hamil dalam

pencegahan HIV dan AIDS di RSUD.Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.

Dari analisis ini diperoleh juga nilai RP (Ratio Prevalens) =2,17

(Ci 1,04–4,52) artinya ibu hamil yang memiliki persepsi baik, memiliki

kemungkinan 2,17 kali lebih banyak minat dalam pencegahan HIV dan AIDS

dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki persepsi kurang (Sudigdo, 2008).

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan dalam bentuk tabel

maupun narasi pada bagian sebelumnya, untuk selanjutnya peneliti membahas

mengenai hubungan persepsi ibu hamil tentang VCT dengan minat pencegahan

HIV dan AIDS di RSUD.Dr.H.Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi dengan jumlah

sampel 50 orang.

4.2.1. Persepsi ibu hamil tentang VCT

Berdasarkan hasil penelitian, ibu hamil yang memiliki persepsi yang baik

sebanyak 29 orang (58 %) dan yang kurang sebanyak 21 orang (42 %).

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan

yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Proses

terjadinya persepsi tergantung dari pengalaman masa lalu dan pendidikan yang

diperoleh individu. Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi sebagai

pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah

mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi

dengan interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure. Proses seleksi

terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung

proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan

tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun

menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi

berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap

informasi tersebut secara menyeluruh (Meylina, 2017).

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Persepsi tentang hambatan yang akan dirasakan merupakan unsur yang

signifikan dalam menentukan apakah terjadi perubahan perilaku atau tidak.

Berkaitan perilaku baru yang akan diadopsi, seseorang harus percaya bahwa

menfaat dari perilaku baru lebih besar daripada konsekuensi melanjutkan

perilaku lama. Hal ini memungkinkan hambatan yang harus diatasi dan perilaku

baru yang akan diadopsi. (Priyoto, 2014: 137).

Persepsi tentang penyakit adalah penilaian atau tanggapan responden

tentang VCT. Hasil penelitian didapatkan sebagian responden memiliki persepsi

yang kurang tentang VCT.

Penelitian Hariyanti (2015) menyatakan bahwa minat melakukan VCT

merupakan ketertarikan atau rasa lebih suka yang datang dalam diri seseorang

untuk melakukan VCT dan menerima kegiatan yang ada di dalamnya, tanpa ada

paksaan serta dilakukan secara sukarela. Berdasarkan hasil penelitian di atas

bahwa sebagian responden memiliki minat yang baik untuk melakukan tes HIV.

Persepsi tentang VCT adalah penilaian atau tanggapan responden

tentang sarana pelayanan kesehatan yang digunakan dalam upaya

penanggulangan kasus HIV/AIDS. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar

responden memiliki persepsi yang baik tentang VCT. Ibu rumah tangga dengan

persepsi yang baik tentang VCT lebih banyak berminat melakukan pencegahan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2014), bahwa perilaku yang

terbentuk di dalam diri seseorang dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor eksternal

dan internal. Persepsi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi

terbentuknya perilaku.

Persepsi kerentanan adalah tingkat respon atau pendapat responden

tentang dirinya rentan atau tidak rentan terhadap HIV/AIDS, termasuk persepsi

tentang konsekuensi spesifik pada resiko dan kondisi yang akan terjadi

(mudah/tidak mudah tertular) akibat tindakan seksual yang dilakukan. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Becker dalam teori HBM yang menyatakan

bahwa kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility), adalah persepsi

subyektif seseorang tentang resiko terkena penyakit. Seseorang akan bertindak

untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, bila ia merasa bahwa ia atau

keluarganya rentan terhadap serangan penyakit tersebut. Oleh karena itu

persepsi responden yang baik tentang kerentanan dirinya terkena HIV akan

mendasari untuk terjadinya perilaku VCT. Akan tetapi apabila persepsi tentang

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

kerentanan HIV/AIDS kurang baik maka akan menimbulkan perubahan perilaku

yang kurang baik pula.

Keparahan yang dirasakan (perceived seriousness), adalah persepsi

seseorang terhadap tingkat keparahan penyakitnya yang dideritanya. Tindakan

seseorang untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit didorong oleh

ancaman penyakit tersebut. HIV/AIDS belum ditemukan obatnya tetapi hanya

memperlambat perkembangannya. Penanganan yang dapat diupayakan adalah

pengobatan suportif, pengobatan infeksi oportunistik dan pengobatan

antiretroviral. Pengobatan suportif untuk meningkatkaan kondisi umum orang

dengan HIV/AIDS. Pengobatan terhadap infeksi oportunistik dilakukan karena

kekebalan tubuh ODHA sangat menurun. Pengobatan antiretroviral dimaksudkan

untuk mengurangi jumlah virus HIV dalam tubuh.

4.2.2. Minat ibu hamil dalam pencegahan HIV dan AIDS

Minat pencegahan HIV dan AIDS kurang sebanyak 15 orang (71,4%).

Ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan HIV baik yang berpresepsi baik ataupun

kurang kemungkinan disebabkan karena mereka masih dalam proses

berperilaku. Hal ini sesuai dengan Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo

(2007) menyatakan bahwa persepsi akan diperoleh dari proses penginderaan,

mengaplikasikan (application), memahami (analisys), merangkum (synthesis)

serta menevaluasi (evaluation) yang pada akhirnya akan menimbulkan perilaku

tertentu. Faktor penyebab lain kemungkinan kerena belum ada faktor penguat

(reinforcing factors) yang mempengaruhi ibu hamil untuk berperilaku, misalnya

dukungan suami atau keluarga untuk melakukan pemeriksaan HIV.

Hal ini sesuai dengan Teori Health Belief Model yang menyatakan bahwa

persepsi tentang keseriusan penyakit akan menyebabkan sesorang mengambil

tindakan untuk mengatasi penyakitnya. Penelitian oleh Purwaningsih (2011),

menyatakan bahwa perceived seriousness merupakan kriteria yang kuat pada

pemanfaatan VCT pada orang berisiko tinggi HIV/AIDS. Hasil penelitian ini tidak

sesuai dengan penelitian Khairurrahmi (2009) yang menyatakan persepsi

keparahan penyakit tidak berpengaruh pada pemanfaatan VCT oleh odha.

Menurut penelitian Hariyanti (2015) Minat melakukan pencegahan HIV

dan AIDS merupakan ketertarikan atau rasa lebih suka yang datang dalam diri

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

seseorang untuk melakukan pencegahan HIV dan AIDS dan menerima kegiatan

yang ada di dalamnya, tanpa ada paksaan serta dilakukan secara sukarela.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif

untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan

menggunakan minat-minat yang telah ada. Di samping memanfaatkan minat

yang telah ada, Tanner & Tanner (1975) menyarankan agar memberikan

informasi.

4.2.3. Hubungan Persepsi ibu hamil dengan minat pencegahan

HIV dan AIDS

Berdasarkan hasil penelitian persepsi ibu hamil yang baik dengan minat

pencegahan HIV dan AIDS baik berjumlah 18 Orang (62,1%), sedangkan

Persepsi ibu hamil kurang dengan minat pencegahan HIV dan AIDS kurang

sebanyak 15 orang (71,4%). Hasil pengolahan data dengan menggunakan uji

Chi-square diketahui bahwa p = 0,019 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan persepsi ibu hamil tentang VCT dengan minat ibu hamil dalam

pencegahan HIV dan AIDS di RSUD.Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Khosidah (2014), yang

menyatakan bahwa ada hubungan persepsi ibu rumah tangga tentang Voluntarry

Councelling and Testing (VCT) Terhadap Perilaku Pencegahan HIV-AIDS,

dengan nilai p value = 0.001 nilai exp.B 7.023 (OR ≥ 2). Hasil penelitian Tassa,

dkk tahun 2016 didapatkan bahwa ada hubungan persepsi terhadap

pemanfaatan dengan pemanfaatan VCT.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Burhan (2013), bahwa

persepsi tentang penyakit berhubungan dengan minat pemanfaatan VCT pada

perempuan terinfeksi HIV/AIDS, demikian juga dengan penelitian Hariyanti

(2015) Minat melakukan VCT merupakan ketertarikan atau rasa lebih suka yang

datang dalam diri seseorang untuk melakukan VCT dan menerima kegiatan yang

ada di dalamnya, tanpa ada paksaan serta dilakukan secara sukarela.

Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa sebagian responden memiliki minat

yang rendah untuk melakukan tes HIV.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian oleh Mujiati (2013),

yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi responden tentang

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

klinik VCT dengan pemanfaatan klinik VCT pada kelompok berisiko HIV/AIDS di

Kota Bandung.

Ibu hamil dengan persepsi yang baik tentang VCT lebih banyak

melakukan pencegahan HIV dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2014), bahwa perilaku yang terbentuk di dalam diri seseorang

dipengaruhi dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Persepsi merupakan

salah satu faktor internal yang mempengaruhi terbentuknya perilaku.

Melalui VCT diharapkan dapat mendorong ibu hamil untuk menjaga

kesehatan dan memberikan informasi pada ibu hamil agar terhindar dari

penyebaran HIV-AIDS. Teori L.Green dan Health Belief Models menyatakan

bahwa perilaku dibentuk oleh persepsi terhadap kegawatan, persepsi terhadap

kerentanan, persepsi terhadap manfaat dan hambatan dan faktor pencetus.

Berdasarkan teori David Hume dalam (Keraf dan Kahel) bahwa persepsi

yang benar akan melalui minat dan panca indera artinya walaupun individu

memiliki persepsi yang tinggi dari penginderaannya belum tentu dia memiliki

minat yang tinggi pula tentang hal yang sama. Misalnya ibu hamil yang memiliki

persepsi baik, namun tidak mempunyai minat langsung mengenai HIV/AIDS,

begitu pula sebaliknya, ibu hamil yang memiliki persepsi rendah tapi memiliki

minat yang tinggi tentang HIV/AIDS maka ibu hamil tersebut akan melakukan

pemeriksaan HIV. Penyebab lain ibu hamil yang persepsi baik dan kurang tidak

melakukan pemeriksaan HIV kemungkinan karena adanya hambatan dari suami

atau keluarga yang kurang mendukung.

Ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan HIV baik yang berpresepsi baik

ataupun kurang kemungkinan disebabkan karena mereka masih dalam proses

berperilaku. Hal ini sesuai dengan Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo

(2007) menyatakan bahwa persepsi akan diperoleh dari proses penginderaan,

mengaplikasikan (application), memahami (analisys), merangkum (synthesis)

serta menevaluasi (evaluation) yang pada akhirnya akan menimbulkan perilaku

tertentu. Faktor penyebab lain kemungkinan kerena belum ada faktor penguat

(reinforcing factors) yang mempengaruhi ibu hamil untuk berperilaku, misalnya

dukungan suami atau keluarga untuk melakukan pemeriksaan HIV.

Hasil penelitian menunjukkan hubungan persepsi tentang VCT dengan

minat pencegahan HIV dan AIDS. Teori Green mengemukakan bahwa persepsi,

sikap, nilai-nilai dan keyakinan merupakan faktor predisposisi yang

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

mempengaruhi perilaku manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya

peningkatan persepsi tentang VCT. Peningkatan persepsi tentang VCT dapat

dilakukan melalui kelompok dukungan sebaya dan pelatihan bagi ibu hamil.

Pendidikan kesehatan yang berulang-ulang juga dapat mempengaruhi perilaku

pemanfaatan VCT. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan melalui diskusi

kelompok, seminar, diskusi interaktif melalui media elektronik baik televisi

maupun radio. Penggunaan media informasi seperti leaflet dan buku pedoman

dapat mempermudah penyampaian dan penerimaan informasi yang dibutuhkan.

Persepsi ancaman (perceived threats) merupakan persepsi dari

perpaduan ancaman dan kerentanan. Makin berat resiko suatu penyakit dan

makin besar resiko individu itu terserang suatu penyakit tersebut, makin

dirasakan ancamannya, yang merupakan hasil perpaduan antara persepsi

keseriusan dan kerentanan. Ketika persepsi akan ancaman AIDS tinggi, hipotesis

HBM menyatakan bahwa dalam memutuskan perilaku terhadap pencegahan dan

perlindungan HIV/AIDS yaitu dengan VCT harus memperoleh keuntungan yang

Iebih besar dari pada hambatan, sehingga hal tersebut mampu mengubah

perilaku. Jika persepsi akan ancaman HIV/AIDS tidak tinggi maka keuntungan

untuk melakukan perlindungan terhadap perilaku VCT mungkin tidak akan

berpengaruh pada perubahan perilaku. Jika persepsi terhadap ancaman

HIV/AIDS tinggi dan persepsi akan keuntungan untuk melakukan tindakan

preventif terhadap HIV/AIDS (VCT) melebihi dari persepsi akan hambatan yang

akan diperoleh, maka HBM memprediksikan bahwa dalam melakukan suatu

tindakan yang akan diambil, dapat mendorong seseorang untuk melakukan VCT.

Hal yang terbaik untuk menganalisis petunjuk dalam berperilaku harus dapat

dikombinasikan dengan persepsi akan ancaman yang akan terjadi. Petunjuk

dalam bertindak harus lebih kuat bila dihubungkan terhadap perilaku VCT di

antara orang yang memiliki ancaman HIV/AIDS yang tinggi.

Menurut asumsi peneliti, rendahnya minat untuk melakukan VCT tidak

semata-mata karena persepsi yang kurang tetapi beberapa variabel lain yang

tidak di teliti.

Ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam minat melakukan VCT

menurut Joseph (2010) meliputi stigma, kekhawatiran status dirinya HIV positif,

kurang terjaminnya kerahasiaan klien, jauhnya jarak untuk mencapai klinik VCT,

serta lamanya waktu untuk kembali lagi ke klinik VCT untuk melihat hasil tes.

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Faktor-faktor struktural lainnya seperti diskriminasi, kekerasan berbasis orientasi

seksual dan identitas gender, serta kriminalisasi terhadap HIV dan AIDS,

sehingga diharapkan banyak pihak medis dan non medis untuk terlibat

meningkatkan cakupan orang untuk melakukan VCT

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Mayoritas 29 orang (58%) ibu hamil memiliki persepsi yang baik tentang

VCT.

2. Sebanyak 26 orang (52%) ibu hamil memiliki minat yang kurang dalam

pencegahan HIV dan AIDS.

3. Ada hubungan persepsi ibu hamil dengan VCT dengan minat pencegahan

HIV dan AIDS di RSUD.Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

dengan nilai p value= 0,019 dan Rasio Prevalens= 2,17.

5.2. Saran

5.2.1 Bagi RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk edukasi

terhadap RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi tentang

hubungan persepsi ibu hamil tentang VCT dengan minat Pencegahan HIV

dan AIDS.

5.2.2 Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi

peningkatan persepsi maupun wawasan peserta didik kebidanan tentang

hubungan persepsi ibu hamil tentang VCT dengan minat Pencegahan HIV

dan AIDS.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian

berikutnya yang terkait dengan minat Pencegahan HIV dan AIDS.

Diharapkan pada peneliti berikutnya dapat mengembangkan penelitian

dengan megidentifikasi variabel terkait minat terhadap Pencegahan HIV

dan AIDS, antara lain Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha Dharmmesta dan T. Hani Handoko. (2000). Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Burhan, R. 2013. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Perempuan Terinfeksi

HIV/AIDS. Jurnal Kesmas Nasional, 8 (1): 33-38.

Bloom. Benyamin. 1908. Psikologi Pendidikan. Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pelayanan Konseling Dan Testing Secara Sukarela (Voluntary Counseling And Testing). Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan. http://aids-ina.org/files/publikasi/panduanvct.pdf [ accessed 15 Maret 2018]

_____. 2007. Pedoman Pengembangan Jejaring Layanan Dukungan, Perawatan dan Pengobatan HIV dan AIDS. Jakarta

_____. 2012. Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012.(Online).Tersedia : http://www.depkes.go.id. 13 Maret 2018

_____. 2014. InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. [Online] Available at:http://www.depkes.go.id/resources/download/Pusdatin/infodatin /infodatin.pdf.

Djoerban. 2006. HIV/AIDS di Indonesia. Dalam : Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B.,

Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI, 1825-1829.

Edberg, Mark, 2007. Buku Ajar Kesehatan Masyarakat: Teori Sosial dan

Perilaku. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Gallant, J. 2010. 100 Tanya Jawab Mengenai HIV dan AIDS, Jakarta: PT Indeks.A

Hani , 2000, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat Belas, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hariyanti, R. (2015). Hubungan Stigma HIV/AIDS Pada Ibu Rumah Tangga Dengan Minat Melakukan Voluntary Counselling And Testing HIV/AIDS Di Kelurahan Kricak Tegalrejo. Skripsi. Yogyakarta: Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta

Hidayat A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta.

Hutahaean S, 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba.

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press

Joseph. M. (2010). Determining The Dinamics Of HIV Vouluntary Counselling And Testing Uptake Among the Rural And Urban Communities OF Nakuru District Kenya. Available online at http://researcherchive.vuw.ac.nz/b litstream/handle/10063/165/thesis. pdf [Diakses 30 Juni 2018]

Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta : Kemenkes

RI.

_____. 2014. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI.

_____. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI Situasi dan Analisis HIVAIDS.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%20AIDS.pdf. 14/3/2018

_____. 2014. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2014. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI; 2014.

Khosidah A, dan Purwanti S. 2014. Persepsi Ibu Rumah Tangga Tentang

Voluntary Councelling and Testing (VCT) Terhadap Perilaku Pencegahan HIV-AIDS. Bidan Prada. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol. 5. No. 2. Desember. 2014.

KPA. 2009. Analisis Situasi HIV & AIDS di Indonesia. Jakarta : KPA

Mar’at, 1991. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mujiati.2013. Gambaran Pelaksanaan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) dan Sarana Prasarana Klinik VCT di Kota Bandung Tahun 2013. Bandung: Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

_____. 2005. Promosi Kesehatan (Teori dan Aplikasi). Jakarta: PT. Rineka Cipta

_____. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan 2 Jakarta: PT.Rineka Cipta

_____. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan . Jakarta: TIM.

Philippe, M. (2009) Improving mother’s acces to PMTCT program in West Africa: a public health perspective. Social Science and Medicine, 69(6):807-12.

Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

_____. 2011. Evaluasi Hasil Belajar . Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Rahmanto, Hari. 2011. Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Dan Bimbingan Orang Tua Terhadap Minat Berwiraswasta Siswa Kelas XI teknik Otomotif SMKN 2 Pengasih.

Riwidikdo, H. 2009, Statistik Kesehatan, Mitra Cendika Press, Yogyakarta.

Riyanto A., 2009, Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan, Mitra Cendika Press, Yogyakarta.

Riyarto S. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan diagnosis HIV

dan AIDS di Yogyakarta, Solo, dan Semarang. Yogyakarta: Universitas GajahMada;

Sudigdo Sastroasmoro, (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Kesehatan

Klinis Edisi ke-4. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Cipta: Jakarta

Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumadi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sulistyorini A., Purwanta. 2011. Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pemerintah dan Swasta di Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional, 5(4): 178- 184.

Walgito. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG VOLUNTARY COUNCELLING DI RSUD

KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN 2018

Kode Responden :

I. Data demografi

No : ...................

Umur : …………....Tahun

Pendidikan Terakhir : 1. SD

2. SLTP

3. SLTA

4. PT

II. Kuesioner persepsi Ibu Hamil tentang Voluntary Councelling Test

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Menurut saya VCT adalah program untuk HIV/AIDS dalam melakukan konseling dan tes sukarela

2. Menurut persepsi saya yang menjadi kegunaan klinik VCT adalah mengubah perilaku dan memberikan informasi tentang HIV/AIDS, memberi pengetahuan/edukasi tentang cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS, dan untuk mengetahui status seseorang positif HIV/ tidak

3 Menurut saya yang menjadi kegiatan dalam klinik VCT adalah konseling pra dan pasca tes HIV, Tes laboratorium (tes HIV), dan pengobatan dan perawatan

4 Menurut saya yang seharusnya yang menggunakan klinik VCT adalah ibu rumah tangga, wanita pekerja seks,Waria dan pelanggannya, dan pengguna jarum suntik

5 Saya mendapatkan banyak manfaat dengan berkonsultasi ke klinik VCT

6. Memanfaatkan layanan VCT dan melakukan VCT merupakan hal yang

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

seharusnya saya lakukan, meskipun saya tidak beresiko HIV

7. Saya memanfaatkan layanan VCT karena keinginan sendiri

8. Saya yakin akan mengikuti semua proses tahapan VCT, jikahasil tes saya dinyatakan HIV positif

9. Saya yakin untuk mengikuti hasil rekomendasi VCT, jika hasil tes saya dinyatakan HIV positif

10. Saya yakin akan mengikuti VCT lagi 3 bulan

kemudian, Jika hasil tes saya dinyatakan HIV negatif.

Keterangan :

SS = Sangat setuju

S = Setuju

KS = Kurang setuju

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

III. Kuesioner Minat Pencegahan HIV-AIDS

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Cara pencegahan penularan HIV dan AIDS yang paling baik untuk kaum muda adalah tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah dan setia pada pasangan seks setelah menikah

2. Perilaku beresiko tinggi dalam penularan HIV dan AIDS adalah mempunyai banyak pasangan seksual

3 Saya akan memanfaatkan Klinik VCT untuk pencegahan HIV dan AIDS

4 Konseling diperlukan sebelum seseorang mengikuti tes HIV karena dapat mencegah penularan HIV dan AIDS, HIV dan AIDS mengancam kehidupan dan terapinya seumur hidup

5 Memeriksakan kesehatan perlu agar Kita terhindar dari bahaya penyakit HIV

dan AIDS

6. Heteroseksual (ganti-ganti pasangan seks) merupakan perilaku yang sangat beresiko

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

tertular dan menularkan HIV dan AIDS

7. Orang yang sudah terinfeksi virus HIV tidak akan menularkan jika berjabat tangan dengan orang sehat

8. Program untuk HIV dan AIDS dilakukan melalui konseling dan tes sukarela.

9. Kegunaan klinik VCT adalah mengubah perilaku dan memberikan informasi tentang HIV dan AIDS, memberi pengetahuan/edukasi tentang cara penularan dan pencegahan

HIV dan AIDS dan untuk mengetahui status seseorang positif HIV/ tidak

10. Penyuluhan kesehatan sangat perlu dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan agar kita dapat mengetahui pencegahan dan bahaya penyakit HIV dan AIDS

Keterangan :

SS = Sangat setuju

S = Setuju

KS = Kurang setuju

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

HASIL OLAH DATA

ANALISIS UNIVARIAT

Frequencies

Statistics

Persepsi Minat

N Valid 50 50

Missing 0 0

Frequency Table

Persepsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 29 58.0 58.0 58.0

Kurang 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Minat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 24 48.0 48.0 48.0

Kurang 26 52.0 52.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Crosstabs

Persepsi * Minat Crosstabulation

Minat

Total

Baik Kurang

Persepsi Baik Count 18 11 29

% within Persepsi 62.1% 37.9% 100.0%

% within Minat 75.0% 42.3% 58.0%

% of Total 36.0% 22.0% 58.0%

Kurang Count 6 15 21

% within Persepsi 28.6% 71.4% 100.0%

% within Minat 25.0% 57.7% 42.0%

% of Total 12.0% 30.0% 42.0%

Total Count 24 26 50

% within Persepsi 48.0% 52.0% 100.0%

% within Minat 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 48.0% 52.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 5.476a 1 .019

Continuity Correctionb 4.216 1 .040

Likelihood Ratio 5.611 1 .018

Fisher's Exact Test .025 .019

Linear-by-Linear Association 5.366 1 .021

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.08.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 5.476a 1 .019

Continuity Correctionb 4.216 1 .040

Likelihood Ratio 5.611 1 .018

Fisher's Exact Test .025 .019

Linear-by-Linear Association 5.366 1 .021

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.08.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Persepsi

(Baik / Kurang)

4.091 1.222 13.690

For cohort Minat = Baik 2.172 1.043 4.524

For cohort Minat = Kurang .531 .310 .910

N of Valid Cases 50

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

UJI VALIDITAS

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.967 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan 1 19.05 91.208 .876 .964

Pertanyaan 2 18.85 86.555 .807 .965

Pertanyaan 3 18.80 84.589 .888 .962

Pertanyaan 4 19.00 92.421 .822 .965

Pertanyaan 5 18.70 85.063 .952 .959

Pertanyaan 6 18.95 88.682 .851 .963

Pertanyaan 7 18.55 88.576 .748 .967

Pertanyaan 8 18.90 85.989 .734 .969

Pertanyaan 9 18.70 83.379 .959 .959

Pertanyaan 10 18.60 80.358 .954 .959

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

20.90 106.621 10.326 10

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.967 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan 1 18.50 75.421 .890 .963

Pertanyaan 2 18.40 74.463 .781 .966

Pertanyaan 3 18.35 71.924 .911 .961

Pertanyaan 4 18.50 76.684 .869 .964

Pertanyaan 5 18.30 74.642 .932 .961

Pertanyaan 6 18.45 75.313 .857 .963

Pertanyaan 7 18.05 73.313 .823 .964

Pertanyaan 8 18.40 72.779 .703 .970

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

Pertanyaan 9 18.15 68.766 .944 .960

Pertanyaan 10 18.05 66.050 .939 .961

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

20.35 89.713 9.472 10

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …
Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Data Pribadi

Nama : Desi Enjelina Nainggolan

Tempat Lahir : Tebing Tinggi

Tanggal Lahir : 05 Desember 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Anak Ke : 5 dari 5 bersaudara

E-mail : [email protected]

Alamat : Jl. Baja,Lk.III, Kelurahan Tambangan,

Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi

Data Orangtua

Nama Ayah : Pdt. M. Nainggolan, S.Th

Nama Ibu : T.Simbolon,S.Pd

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Pendidikan Pendidikan

2002-2008 SD Negeri 163088 Tebing Tinggi

2008-2011 SMP Negeri 4 Tebing Tinggi

2011-2014 SMA Negeri 1 Tebing Tinggi

2014-2018 D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan