006 akbid asma pada ibu hamil

Upload: saswin-usman

Post on 14-Apr-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    1/21

    ASMA PADA KEHAMILAN

    Di Susun Oleh :

    YAYASAN AKADEMI KEBIDANAN GRAHA ANANDA SUL-TENG

    THN AJARAN 2009-2010

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Asma terdapat 3,4 8,4 % pada wanita hamil dan gangguan

    nafas sangat sering terjadi pada wanita hamil. Perjalanan asma selama

    kehamilan sangatlah bervariasi bisa tidak ada perubahan, bertambah

    buruk atau malah membaik dan akan kembali ke kondisi seperti

    sebelum hamil setelah tiga bulan melahirkan. Pengaruh kehamilan

    terhadap timbulnya serangan asma pada setiap penderita tidaklah

    sama, bahkan pada seseorang penderita asma serangannya tidak sama

    pada kehamilan pertama dan kehamilan berikutnya. Biasanya

    serangan muncul pada usia kehamilan 24 36 minggu, dan akan

    berkurang pada akhir kehamilan.

    Pada asma yang tidak terkontrol selama kehamilan akan mempunyai

    efek yang serius baik bagi ibu maupun bagi janin. Komplikasi untuk

    ibu pada asma yang tidak terkontrol adalah kemungkinan pre-

    eklampsia, eklampsia, perdarahan vagina dan persalinan premature,

    sedangkan komplikasi terhadap bayi adalah intra uterine growth

    retardation, bayi premature dan meningkatkan kemungkinan resiko

    kematian perinatal. Oleh karenanya pasien hamil dengan asma harus

    dianggap sebagai pasien dengan kehamilan resiko tinggi. Tujuan

    penatalaksanaan pasien asma dalam kehamilan harus meliputi :pencegahan eksaserbasi akut, mengontrol symptoms, mengurangi

    inflamasi saluran nafas, memelihara fungsi paru ratarata mendekati

    normal.

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    3/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.Definisi

    Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan

    dengan obstruksi reversible dari spasme, edema, dan produksi mucus

    dan respon yang berlebihan terhadap stimuli. (Varney, Helen. 2003)

    Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa

    penyempitan bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh masa di mana

    ventilasi jalan nafas terhadap berbagai rangsang. (Sylvia Anderson

    (1995 : 149)

    Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang

    melibatkan sel eosinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag

    yang ditandai dengan wheezing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk,

    dada terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau tanpa

    pengobatan (Cris Sinclair, 1994)

    Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan

    napas terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala

    periodik berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang

    ditemukan pada wanita hamil. Asma yang terkendali dengan baik

    tidak memiliki efek yang berarti pada wanita yang hamil, melahirkan

    ataupun menyusui. Asma mungkin membaik, memburuk atau tetap

    tidak berubah selama masa hamil, tetapi pada kebanyakan wanita

    gejala-gejalanya cenderung meningkat selama tiga bulan terakhir dari

    masa kehamilan. Dengan bertumbuhnya bayi dan membesarnya

    rahim, sebagian wanita mungkin mengalami semakin sering kehabisan

    nafas. Tetapi ibu-ibu yang tidak menderita asmapun mengalami hal

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    4/21

    tersebut karena gerakan diafragma/sekat rongga badan menjadi

    terbatas. Adalah penting untuk memiliki sebuah rancang tindak asma

    dan ini harus ditinjau kembali secara teratur selama masa kehamilan.

    B.Etiologi

    Sebagian besar penyempitan pada saluran nafas disebabkan oleh

    semacam reaksi alergi. Alergi adalah reaksi tubuh normal terhadap

    allergen, yakni zat-zat yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang

    yang peka. Alergen menyebabkan alergi pada orang-orang yang peka.

    Allergen menyebabkan otot saluran nafas menjadi mengkerut dan

    selaput lendir menjadi menebal. Selain produksi lendir yang

    meningkat, dinding saluran nafas juga menjadi membengkok. Saluran

    nafas pun menyempit, sehingga nafas terasa sesak. Alergi yang

    diderita pada penderita asma biasanya sudah ada sejak kecil. Asma

    dapat kambuh apabila penderita mengalami stres dan hamil

    merupakan salah satu stress secara psikis dan fisik, sehingga dayatahan tubuh selama hamil cenderung menurun, daya tahan tubuh yang

    menurun akan memperbesar kemungkinan tersebar infeksi dan pada

    keadaan ini asma dapat kambuh. (Ilmu Penyakit Dalam)

    Berdasarkan etiologinya, asma dapat dikelompokkan menjadi dua

    jenis yaitu asma intrinsik dan asthma ektrinsik.

    a. Asma ektrinsik (atopi) ditandai dengan reaksi alergik terhadap

    pencetus-pencetus spesifik yang dapat diidentifikasi seperti : tepung

    sari jamur, debu, bulu binatang, susu telor ikan obat-obatan serta

    bahan-bahan alergen yang lain.

    b. Asma intrinsik ( non atopi ) ditandai dengan mekanisme non alergik

    yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik seperti : Udara

    dingin, zat kimia,yang bersifat sebagai iritan seperti : ozon ,eter,

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    5/21

    nitrogen, perubahan musim dan cuaca, aktifitas fisik yang berlebih ,

    ketegangan mental serta faktor-faktor intrinsik lain.

    ( Antoni C, 1997 dan Tjen Daniel, 1991 ).

    Klasifikasi Asma Berdasarkan Etiologi :

    1.Asma Bronkiale Tipe Atopik (Ekstrinsik)

    Asma timbul karena seseorang yang atopi akibat pemaparan

    alergen. Alergen yang masuk tubuh melalui saluran pernafasan,

    kulit, saluran pencernaan dan lain-lain akan ditangkap oleh

    makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cells (APC).

    Setelah alergen diproses dalam sel APC, kemudian oleh sel

    tersebut, alergen dipresentasikan ke sel Th. Sel APC melalui

    penglepasan interleukin I (II-1) mengaktifkan sel Th. Melalui

    penglepasan Interleukin 2 (II-2) oleh sel Th yang diaktifkan,

    kepada sel B diberikan signal untuk berproliferasi menjadi sel

    plasthma dan membentuk IgE.

    IgE yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada

    dalam jaringan dan basofil yang ada dalam sirkulasi. Hal ini

    dimungkinkan oleh karena kedua sel tersebut pada

    permukaannya memiliki reseptor untuk IgE. Sel eosinofil,

    makrofag dan trombosit juga memiliki reseptor untuk IgE tetapi

    dengan afinitas yang lemah. Orang yang sudah memiliki sel-sel

    mastosit dan basofil dengan IgE pada permukaan tersebut

    belumlah menunjukkan gejala. Orang tersebut sudah dianggap

    desentisisasi atau baru menjadi rentan.

    Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau

    lebih dengan alergen yang sama, alergen yang masuk tubuh akan

    diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastofit dan

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    6/21

    basofil. Ikatan tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam

    sel dan terjadi perubahan dalam sel yang menurunkan kadar

    cAMP.

    Kadar cAMP yang menurun itu akan menimbulkan

    degranulasi sel. Dalam proses degranulasi sel ini yang pertama

    kali dikeluarkan adalah mediator yang sudah terkandung dalam

    granul-granul (preformed) di dalam sitoplasma yang mempunyai

    sifat biologik, yaitu histamin, Eosinophil Chemotactic Factor-A

    (ECF-A), Neutrophil Chemotactic Factor (NCF), trypase dan

    kinin. Efek yang segera terlihat oleh mediator tersebut ialah

    obstruksi oleh histamin.

    Hiperreaktifitas bronkus yaitu bronkus yang mudah sekali

    mengkerut (konstriksi) bila terpapar dengan bahan / faktor

    dengan kadar yang rendah yang pada kebanyakan orang tidak

    menimbulkan reaksi apa-apa, misalnya alergen (inhalan,

    kontaktan), polusi, asap rokok / dapur, bau-bauan yang tajam dan

    lainnya baik yang berupa iritan maupun yang bukan iritan.

    Dewasa ini telah diketahui bahwa hiper rektifitas bronkus

    disebabkan oleh inflamasi bronkus yang kronik. Sel-sel inflamasi

    terutama eosinofil ditemukan dalam jumlah besar dalam cairan

    bilas bronkus pasien asthma bronkiale sebagai bronkhitis kronik

    eosinofilik. Hiper reaktifitas berhubungan dengan derajad berat

    penyakit. Di klinik adanya hiperreaktifitas bronkhus dapat

    dibuktikan dengan uji provokasi yang menggunakan metakolin

    atau histamin.

    Berdasarkan hal-hal tersebut di atas saat ini penyakit

    asthma dianggap secara klinik sebagai penyakit bronkhospasme

    yang reversibel, secara patofisiologik sebagai suatu hiper reaksi

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    7/21

    bronkus dan secara patologik sebagai suatu peradangan saluran

    nafas.

    Bronkus pada pasien asma oedema di mukosa dan

    dindingnya, infiltrasi sel radang terutama eosinofil serta

    terlepasnya sel silia yang menyebabkan getaran silia dan mukus

    di atasnya sehingga salah satu daya pertahanan saluran nafas

    menjadi tidak berfungsi lagi. Ditemukan pula pada pasien

    asthma bronkiale adanya penyumbatan saluran nafas oleh mukus

    terutama pada cabang-cabang bronkhus

    Akibat dari bronkhospasme, oedema mukosa dan dinding

    bronkhus serta hipersekresi mukus maka terjadi penyempitan

    bronkhus dan percabangannya sehingga akan menimbulkan rasa

    sesak, nafas berbunyi (wheezing) dan batuk yang produktif.

    Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan

    menyebabkan suatu keadaan stress yang akan merangsang HPA

    axis. HPA axis yang terangsang akan meningkatkan adeno

    corticotropic hormon (ACTH) dan kadar kortisol dalam darah.

    Peningkatan kortisol dalam darah akan mensupresi immunoglobin

    A (IgA). Penurunan IgA menyebabkan kemampuan untuk melisis

    sel radang menurun yang direspon oleh tubuh sebagai suatu

    bentuk inflamasi pada bronkhus sehingga menimbulkan asma

    bronkiale.

    2.Asma Bronkiale Tipe Non Atopik (Intrinsik)

    Asma non alergenik (asma intrinsik) terjadi bukan karena

    pemaparan alergen tetapi terjadi akibat beberapa faktor pencetus

    seperti infeksi saluran nafas atas, olah raga atau kegiatan jasmani

    yang berat, serta tekanan jiwa atau stress psikologik. Serangan

    asma terjadi akibat gangguan saraf otonom terutama gangguan

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    8/21

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    9/21

    C. Faktor Predisposisi

    Faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma bronkiale

    atau sering disebut sebagai faktor pencetus adalah :

    a.Alergen

    Alergen adalah sat-zat tertentu bila dihisap atau di makan dapat

    menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah, tungau debu

    rumah (Dermatophagoides pteronissynus) spora jamur, serpih kulit

    kucing, bulu binatang, beberapa makanan laut dan sebagainya.

    b.Infeksi saluran nafas

    Infeksi saluran nafas terutama oleh virus seperti influenza

    merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering

    menimbulkan asthma bronkiale. Diperkirakan dua pertiga penderita

    asthma dewasa serangan asthmanya ditimbulkan oleh infeksisaluran nafas (Sundaru, 1991).

    c.Stress

    Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan

    menyebabkan suatu keadaan stress yang akan merangsang HPA

    axis. HPA axis yang terangsang akan meningkatkan adeno

    corticotropic hormon (ACTH) dan kadar kortisol dalam darah.

    Peningkatan kortisol dalam darah akan mensupresi

    immunoglobin A (IgA). Penurunan IgA menyebabkan

    kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon

    oleh tubuh sebagai suatu bentuk inflamasi pada bronkhus

    sehingga menimbulkan asma bronkiale.

    d.Olah raga / kegiatan jasmani yang berat

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    10/21

    Sebagian penderita asthma bronkiale akan mendapatkan

    serangan asthma bila melakukan olah raga atau aktifitas fisik

    yang berlebihan. Lari cepat dan bersepeda paling mudah

    menimbulkan serangan asthma. Serangan asthma karena

    kegiatan jasmani (Exercise induced asthma /EIA) terjadi setelah

    olah raga atau aktifitas fisik yang cukup berat dan jarang

    serangan timbul beberapa jam setelah olah raga.

    e.Obat-obatan

    Beberapa pasien asthma bronkiale sensitif atau alergi

    terhadap obat tertentu seperti penicillin, salisilat, beta blocker,

    kodein dan sebagainya.

    f.Polusi udara

    Pasien asthma sangat peka terhadap udara berdebu, asap

    pabrik / kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil

    pembakaran dan oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.

    g.Lingkungan kerja

    Diperkirakan 2 15% pasien asthma bronkiale

    pencetusnya adalah lingkunagn kerja (Sundaru, 1991)

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    11/21

    D. Tanda dan Gejala

    Keluhan yang biasanya dirasakan saat terjadi asma, yaitu :

    a.Nafas pendek

    b.Nafas terasa sesak dan yang paling khas pada penderita asma

    adalah terdengar bunyi wising yang timbul saat menghembuskan

    nafas.

    c.Kadang-kadang batuk kering menjadi salah satu penyebabnya

    d.Pada kehamilan, biasanya serangan asma akan timbul pasa usia

    kehamilan 24 minggu sampai 36 minggu dan pada akhir

    kehamilan serangan jarang terjadi.

    E.Komplikasi

    1. PENGARUH ASMA TERHADAP KEHAMILAN

    Asma sewaktu kehamilan terutama asma yang berat dan

    tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan resiko

    komplikasi perinatal seperti preeklampsi, kematian perinatal,

    prematur dan berat badan lahir rendah.

    Pada asma yang sangat berat dapat mengakibatkan

    kematian ibu. Mekanisme yang dapat menerangkan ini adalah

    hipoksia akibat dari asma yang tidak terkontrol, akibat

    pengobatan asma, atau faktor patogenetis.

    Walaupun beberapa mekanisme yang pasti belum

    diketahui tetapi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    12/21

    manajemen yang baik sewaktu kehamilan akan memberikan

    hasil yang baik pada periode perinatal.

    Penelitian Shiliang Liu terhadap 2193 wanita dengan asma

    dibandingkan dengan 8772 wanita yang dipilih secara random

    sebagai kelompok kontrol di Canada, menemukan bahwa asma

    pada ibu hamil secara signifikan berhubungan dengan beberapa

    kondisi seperti kelahiran preterm, bayi kecil atau besar dari usia

    kehamilan, preeklampsia, hipertensi selama kehamilan,

    perdarahan antepartum, korioamnionitis dan persalinan dengan

    seksio sesar. Kelainan terhadap janin didapatkan bayi besar dari

    usia kehamilan 12,4%, bayi kecil dari masa kehamilan 12,2%

    dan persalinan preterm 10%.

    Efek pada ibu :

    Komplikasi untuk ibu pada asma yang tidak terkontrol adalah

    kemungkinan :

    .1 Abortus

    2 Perdarahan vagina

    3 Persalinan premature

    4 Solusio plasenta 2,5%

    5 Korioamnionitis 10,4%

    Efek pada janin :

    Kompensasi yang terjadi pada fetus adalah :

    1. Menurunnya aliran darah pada uterus

    2. Menurunnya venous return ibu

    3. Kurva dissosiasi oksiHb bergeser ke kiri

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    13/21

    Sedangkan pada ibu yang hipoksemia, respon fetus yang terjadi :

    1. Menurunnya aliran darah ke tali pusat

    2. Meningkatnya resistensi pembuluh darah paru dan sistemik

    3. Menurunnya cardiac output

    Asma yang tidak ditangani dapat menyebabkan BBLR

    (Berat badan Lahir rendah). Jika ibu sering mengalami serangan

    asama selama hamil, maka dapat menyebabkan suplai oksigen ke

    janin yang sangat diperlukan sel darah merah untuk mengangkut

    nutrisi ke janin menjadi teganggu sehingga janin dapat

    mengalami hipoksia dan pertumbuhannya menjadi terhambat

    (IUGR).

    Terhadap ibu didapatkan juga beberapa keadaan seperti

    preeklampsia 3,3%, hipertensi selama kehamilan 8%, solusio

    plasenta 2,5%, korioamnionitis 10,4% dan persalinan dengan

    seksio sesar 26,4%. Oleh karena itu diperlukan perhatian ekstra

    terhadap ibu dan janin pada wanita hamil dengan asma.

    F.Patofisiologi

    Pada asma akut, obstruksi akut disebabkan oleh kontraksi

    otot polos bronkus, meningkatnya sekresi lender, dan radang

    saluran nafas serangan ini dipicu oleh stimulasi yang beragam

    misalnya infeksi saluran nafas menghirup tepung sari atau

    bahan kimia, udara dingin atau kelembapan. Penyempitan

    bronkus terjadi sebagai respon terhadap infeksi yang diperantai

    saraf vagus atau akibat dari kerja zat-zat yang dilepaskan oleh

    sel mast terhadap otot polos, atau sebagai akibat kedua dari

    mekanisme itu penyempitan bronkiolus meningjkatkan

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    14/21

    resistensi saluran nafas, menurunkan kecepatan aliran gas, dan

    menyebabkan terperangkapnya udara. Ketidaksesuaian

    ventilasi/perfusi yang diakibatkannya menimbulkan

    hipoksemia, yang mula-mula merangsang pernafasan,

    mengakibatkan hiperventilasi yang ditunjukan oleh suatu

    PaCO2 yang rendah dan alkalosis pernafasan akut.

    Suatu serangan asthma timbul karena seorang yang atopi

    terpapar dengan alergen yang ada dalam lingkungan sehari-hari

    dan membentuk imunoglobulin E ( IgE ). Faktor atopi itu

    diturunkan. Alergen yang masuk kedalam tubuh melalui

    saluran nafas, kulit, dan lain-lain akan ditangkap makrofag

    yang bekerja sebagai antigen presenting cell (APC). Setelah

    alergen diproses dalan sel APC, alergen tersebut

    dipresentasikan ke sel Th. Sel Th memberikan signal kepada

    sel B dengan dilepaskanya interleukin 2 ( IL-2 ) untuk

    berpoliferasi menjadi sel plasma dan membentuk

    imunoglobulin E (IgE).

    IgE yang terbentuk akan diikat oleh mastosit yang ada

    dalam jaringan dan basofil yang ada dalan sirkulasi. Bila proses

    ini terjadai pada seseorang, maka orang itu sudah disensitisasi

    atau baru menjadi rentan. Bila orang yang sudah rentan itu

    terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama, alergen

    tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada dalam permukaan

    mastoit dan basofil. Ikatan ini akan menimbulkan influk Ca++

    kedalam sel dan perubahan didalam sel yang menurunkan kadar

    cAMP.

    Penurunan pada kadar cAMP menimbulkan degranulasi sel.

    Degranulasi sel ini akan menyebabkan dilepaskanya mediator-

    mediator kimia yang meliputi : histamin, slow releasing suptance

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    15/21

    of anaphylaksis ( SRS-A), eosinophilic chomotetik faktor of

    anaphylacsis (ECF-A) dan lain-lain. Hal ini akanmenyebabakan

    timbulnya tiga reaksi utama yaitu : kontraksi otot-otot polos baik

    saluran nafas yang besar ataupun yang kecil yang akan

    menimbulkan bronkospasme, peningkatan permeabilitas kapiler

    yang berperan dalam terjadinya edema mukosa yang menambah

    semakin menyempitnya saluran nafas , peningkatansekresi

    kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus. Tiga reaksi

    tersebut menimbulkan gangguan ventilasi, distribusi ventilasi

    yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru dan gangguan

    difusi gas ditingkat alveoli, akibatnya akan terjadi hipoksemia,

    hiperkapnea dan asidosis pada tahap yang sangat lanjut, (Barbara

    C.L,1996, Karnen B. 1994, William R.S. 1995 )

    G. Pemeriksaan fisik

    1. Riwayat

    Pasien dengan riwayat asma yang telah berlangsung sejak

    lama ditanya sejak kapan, derajat serangan-serangan

    sebelumnya. Penggunaan kortikosteroid yang telah lalu, riwayat

    sering dirawat di rumah sakit, riwayat ventilasi mekanik yang

    pernah dialami, atau perawatan di ruang rawat darurat yang baru

    dialami dapat memberikan petunjuk bagi adanya serangan lebih

    parah atau membandel yang membutuhkan perawatan di rumah

    sakit.

    2. Pemeriksaan Fisik

    Serangan yang parah dicurigai dari adanya sesak nafas

    pada waktu istirahat, kesulitan mengucapkan kalimat, diaforesis

    atau penggunaan otot-otot pernafasan tambahan. Kecepatan

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    16/21

    respirasi lebih besar dari 30 kali/menit, nadi berdenyut lebih

    cepat dari 120 kali/menit dan pulsus paradoksus yang lebih besar

    dari 18 mmHg menunjukkan serangan berat yang berbahaya.

    Gejala yang ditemui : wheezing sedang sampai

    bronkokonstriksi berat. Bronkospasme akut dapat bergejala

    obstruksi saluran nafas dan menurunnya aliran udara. Kerja

    system pernafasan menjadi meningkat drastis dan pada pasien

    dapat dilihat gerakan dada yang tertinggal, wheezing atau

    kesukaran bernafas. Peristiwa berikutnya pada refleks oksigen

    primer terjadi reflek ventilasi perfusi yang tidak sepadan karena

    distribusi dari saluran udara (bronchus) secara merata tidak

    terjadi.

    3. Pemeriksaan Fungsi Paru

    Pemeriksaan fungsi paru seringkali normal dalam masa

    remisi. Selama masa serangan akut dan kadang-kadang ketika

    tidak ada simptom, volume ekspirasi paksa dalam satu detik

    (FEV1) berkurang dan juga kapasitas vital paksa (FVC)

    mengalami penurunan yang secara proporsional lebih kecil

    sehingga perbandingan FEV1 terhadap FVC menjadi berkurang

    (< 0,75). Dapat juga dijumpai hiperinflasi dengan kenaikan

    volume residual (FRC).

    4. Pemeriksaan-pemeriksaan Laboratorium

    a. Spirometri

    Pengukuran yang objektif terhadap aliran udara sangat

    penting dalam evaluasi dan terapi terhadap serangan. Perawatan

    di rumah sakit dianjurkan bila FEV1 inisial kurang dari 30% dari

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    17/21

    harga normal atau tidak meningkat hingga paling sedikit 40%

    dari harga normal setelah diberikan terapi kuat selama 1 jam.

    b. Gas-gas Darah Arteri (GDA)

    Ketimpangan ventilasi dan perfusi (ketimpangan V/Q)

    akibat obstruksi jalan nafas akan menimbulkan peningkatan

    selisih tekanan oksigen alveolar-arterial [P(A-a) O2] yang

    berkorelasi secara kasar dengan keparahan serangan. Tekanan

    oksigen arterial (Pa O2) kurang dari 60 mmHg bisa merupakantanda suatu serangan akut atau keadaan yang menyulitkan.

    Hampir semua pasien asma yang mengalami serangan

    ringan hingga sedang-berat akan mengalami hiperventilasi dan

    mempunyai tekanan CO2 arterial (Pa CO2) kurang dari 35

    mmHg. Pada serangan berat atau yang berlangsung lama Pa CO2

    bisa meninggi sebagai akibat dari kombinasi obstruksi berat jalan

    nafas, perbandingan V/Q yang tinggi menyebabkan peningkatan

    ventilasi, dan kelelahan otot-otot pernafasan. Pa CO2 yang

    meninggi bisa merupakan tanda bagi kegagalan pernafasan yang

    sedang mengancam.

    Pa CO2 lebih besar dari 40 mmHg yang berkelanjutan dan

    disertai tanda-tanda lain asma berat, hendaknya dikelola dalam

    unit perawatan intensif dengan evaluasi yang seksama untukmengetahui perlu tidaknya diberikan intubasi atau ventilasi

    mekanik.

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    18/21

    c. Foto Thorax

    Foto Thorax perlu dilakukan ringan. Pertimbangkan usia

    kehamilan

    G.Penatalaksanaan

    a. Mencegah timbulnya stress

    b. Mencegah penggunaan obat seperti aspirin semacamnya

    yang dapat menjadi pencetus timbulnya serangan

    c. Pada penderita asma ringan dapat digunakan obat local yang

    berbentuk inhalasi atau peroral seperti isoproterenol

    d. Serangan asma yang ringan diatasi dengan pemberian

    bronkodilator hirup misalnya isoproterenol yang akan

    memperlebar penyempitan saluran udara pada paru-paru. Tetapi

    obat ini tidak boleh terlalu sering digunakan.

    e. Serangan asma yang lebih berat biasanya diatasi dengan infus

    aminofilin.

    Serangan asma yang sangat berat (status asmatikus) diatasi

    dengan pemberian infus kortikosteroid. Jika terdapat infeksi,

    diberikan antibiotik.

    f. Setelah suatu serangan, bisa diberikan tablet yang mengandung

    teofilin untuk mencegah serangan lanjutan. Bronkodilator dan

    kortikosteroid banyak digunakan oleh ibu hamil dan tidak

    menimbulkan masalah yang berat.

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    19/21

    Obat asma dibedakan menurut fungsinya, yaitu obat untuk

    melebarkan saluran nafas (bronkodilator) mengurangi bengkak

    saluran nafas (anti inflamasi), dan untuk memudahkan

    pengeluaran lender. Selain itu obat dapat diberiakan melalui

    peroral, inhaler, infuse, suntikan dan melalui rectal. Namun bagi

    ibu hamil yang paling aman digunakan adalah melalui inhaler

    (Alupen efeknya paling keras, Ventolin, Bereotech, Inflamide

    efeknya paling lembut ), karena efeknya tidak terlalu berdampak

    dan langsung focus pada saluran nafas, selain itu dosisnya lebih

    kecil, sehingga relative tidak akan mempengaruhi janin dalam

    kandungan.

    Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan

    non farmakologik dan pengobatan farmakologik

    1.Pengobatan non farmakologik

    a. Penyuluhan

    Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan

    klien tentang penyakit asthma sehinggan klien secara sadar

    menghindari faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat

    secara benar dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.

    b. Menghindari faktor pencetus

    Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan

    asthma yang ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara

    menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk

    pemasukan cairan yang cukup bagi klien.

    c. Fisioterapi

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    20/21

    Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah

    pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage

    postural, perkusi dan fibrasi dada.

    2.Pengobatan farmakologik

    a. Agonis beta

    Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali

    semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan

    10 menit. Yang termasuk obat ini adalah metaproterenol (

    Alupent, metrapel ).

    b. Metil Xantin

    Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat

    ini diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil

    yang memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg

    empatkali sehari.

    c. Kortikosteroid

    Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon

    yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk

    aerosol ( beclometason dipropinate ) dengan disis 800 empat

    kali semprot tiap hari. Karena pemberian steroid yang lama

    mempunyai efek samping maka yang mendapat steroid jangka

    lama harus diawasi dengan ketat.

    d. Kromolin

  • 8/2/2019 006 Akbid Asma Pada Ibu Hamil

    21/21

    Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya

    anak-anak . Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.

    1. KetotifenEfek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg

    perhari. Keuntunganya dapat diberikan secara oral.

    2. Iprutropioum bromide (Atroven)Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk

    aerosol dan bersifat bronkodilator.

    Pengobatan selama serangan status asthmatikus

    1. Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam2. Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul3 Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama

    20 menit dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit)

    dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.

    4 Antibiotik spektrum luas.