siti harilza

Upload: desi-putri

Post on 07-Aug-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    1/50

    PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ACETAZOLAMIDETABLET DENGAN TETES MATA BETAXOLOL HCl

    DALAM MENURUNKAN TEKANAN INTRA-OKULIPADA PRE-OPERASI KATARAK

    T E S I S

    O L E H :

    T. SITI HARILZA ZUBAIDAH

    DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIKMEDAN

    2008

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    2/50

    HALAMAN PENGESAHAN

    KARYA AKHIR PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALISILMU KESEHATAN MATA

    YANG TELAH DIBACAKAN SERTA PERBAIKANTANGGAL 2 APRIL 2008

    TELAH DISETUJUI OLEH :

    Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Mata

    Prof. dr. H. Aslim D Sihotang, SpM

    Ketua SMF Ilmu Kesehatan MataFK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan

    dr. Delfi, SpM

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    3/50

    HALAMAN PENGESAHAN

    KARYA AKHIR PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALISILMU KESEHATAN MATA

    YANG TELAH DIBACAKAN SERTA PERBAIKANTANGGAL 2 APRIL 2008

    TELAH DISETUJUI OLEH :

    PEMBIMBING PENELITIAN

    Dr. Beby Parwis, SpM

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    4/50

    KATA PENGANTAR

    BismillahirrohmaanirrohimAlhamdulillah.....begitu besar rasa syukur saya kepada ALLAH Subhana wa ta’ala

    karena hanya dengan rahmat, berkah dan hidayahNYA saya dapat menyelesaikan tesis ini.

    Tesis ini dibuat untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam menyelesaikan

    Program Pendidikan Dokter Spesialis pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

    Utara dalam bidang Ilmu Kesehatan Mata.

    Penulisan tesis ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan perhatian dari berbagai

    pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ungkapan rasaterima kasih yang sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya kepada :

    - Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

    Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti

    Program Pendididkan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU Medan.

    - Dr. Delfi, SpM sebagai Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Mata yang memberikan

    bimbingan, nasehat dan petunjuk dalam pendidikan spesialis di bagian mata ini.

    - Prof. Dr. H. Aslim D Sihotang, SpM sebagai Ketua Program Studi Pendidikan DokterSpesialis yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan serta ilmu yang

    bermanfaat.

    - Dr. H. Bachtiar, SpM yang telah memberikan bantuan, bimbingan, nasehat dan

    petunjuk serta ilmu yang sangat bermanfaat.

    - Dr. Beby Parwis, SpM selaku pembimbing dalam bidang penelitian, yang telah

    memberikan bimbingan pada tesis ini serta bimbingan ilmu yang sangat berharga

    selama mengikuti program pendidikan dokter spesialis di bidang mata dari awal

    hingga akhir pendidikan.

    - Dr. H. Chairul Bahri AD, SpM yang telah banyak memberikan dorongan dan tiada

    hentinya memberikan semangat selama mengikuti pendidikan serta bimbingan dan

    nasehat yang sangat berharga.

    - Dr. Hj. Nurhaida Djamil, SpM selaku Kepala SMF Mata RS dr. Pirngadi Medan yang

    telah memberikan bimbingan dan ilmu yang sangat berguna selama pendidikan.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    5/50

    - Dr. H. Abdul Gani, SpM, Dr. Hj. Adelina Hasibuan, SpM, Dr. H. Mohd Dien

    Mahmud, SpM, Dr. H. Azman Tanjung, SpM, Dr. Masang K Sitepu, SpM, Dr.

    Suratmin, SpM, Dr. Hj. Rizafatmi, SpM, Dr. Hj. Heriyanti Harahap, SpM, Dr. Hj.

    Aryani Attiyatul Amra, SpM, Dr. H. Syafridon, SpM, Dr. Syafei Kaulan, SpM, Dr. H.

    Zaldi Z, SpM, Mayor Laut (K) Dr. Gede Pardianto, SpM, Dr. H. Hasmui H, SpM, Dr.

    Nurchaliza Hazaria Siregar, SpM, Dr. Masitha Dewi Sari, SpM, Dr. Rodiah

    Rahmawaty Lubis, SpM yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan petunjuk

    serta ilmu yang bermanfaat selama masa pendidikan.

    - Dalam kenangan, abangku Dr. Juniarson Barus, SpM (Alm) sebagai senior, sahabat,

    teman, yang selalu ada jika dibutuhkan, kapan pun, dimana pun, dan sesibuk apapun,

    tiada hentinya memberi semangat, nasehat, ilmu yang bermanfaat hingga akhir

    hayatnya. Semoga abang beristirahat dengan tenang.

    - Drs. H. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes sebagai pembimbing dalam bidang statistik

    pada penelitian ini.

    - Direktur RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan

    sarana untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen Ilmu Kesehatan

    Mata.

    - Direktur RS. Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana bekerja selama mengikuti pendidikan.

    - Para sejawat PPDS Mata, seluruh tenaga medis, refraksionis dan administrasi (K’ Sofi

    & K’ Nur) bagian Ilmu Kesehatan Mata FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan –

    RS dr. Pirngadi Medan atas kerjasama yang baik selama ini.

    Sembah sujud dan terima kasih yang tidak terhingga ananda haturkan kehadapan

    ayahanda Ir. H. T. Haris Aminullah dan ibunda Prof. DR. Ir. Hj. T. Chairun Nisa

    Bahrioen, MSc, yang telah begitu besar mencurahkan kasih sayang, cinta, perhatian, pengertian, dorongan semangat dan juga pengorbanan serta tak henti memanjatkan doa

    buat ananda selama ini .

    Kepada yang terhormat Bapak mertua, Dr. H. Sulaiman Lubis dan Ibu mertua Dr.

    Hj. Almi Sundari, terima kasih atas kasih sayang, dorongan semangat serta doa yang

    diberikan selama saya mengikuti pendidikan.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    6/50

    Suamiku tercinta dan tersayang, Andi Surya Dharma, ST, terima kasih atas segala

    cinta, kasih sayang, kesabaran, pengertian, dorongan semangat, pengorbanan dan doa yang

    diberikan selama saya menjalani pendidikan.

    Kepada abang kandung tersayang T. Mohammad Chairal Abdullah, BBA, MBA,

    PhD, adik kandung tersayang dr. T. Siti Hajar Haryuna, SpTHT-KL, dan dr. T.

    Mohammad Rizki serta adik-adik ipar dr. Edwin Martin Asroel, SpOG dan Dede Setiawati,

    SE juga tak lupa keponakanku yang sangat lucu Ramiza Alya Putri Edwina, terima kasih

    yang sebesar-besarnya atas dorongan semangat dan doa yang telah diberikan.

    Seluruh keluarga dan juga handai taulan yang tidak dapat saya sebutkan satu-

    persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak memberikan bantuan

    serta doa dalam menyelesaikan pendidikan ini, saya mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya.

    Saya menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, namun

    saya berharap agar tesis ini dapat bermanfaat adanya.

    Semoga ALLAH Subhana wa ta’ala senantiasa memberikan berkahNYA kepada kita

    semua.

    Amin Ya Robbal Alamin.

    Medan, April 2008

    T. Siti Harilza Zubaidah

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    7/50

    DAFTAR ISI

    hal

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN ........................................ 1

    1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ...................................................... 3

    1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................. 4

    1.4 MANFAAT PENELITIAN ......................................................... 4

    BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN .......................................................... 5

    2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA ...................................... 6

    2.2 ZONULA ZINNI DAN CORPUS VITREUS ............................ 6

    2.3 KLASIFIKASI KATARAK ....................................................... 7

    2.4 GEJALA DAN TANDA KATARAK ........................................ 82.5 PEMBEDAHAN KATARAK .................................................... 9

    2.6 TEKANAN INTRA OKULI ....................................................... 10

    2.7 PERAN OBAT TERHADAP TEKANAN INTRA OKULI ...... 12

    2.7.1 ACETAZOLAMIDE ........................................................ 13

    2.7.2 BETAXOLOL HCL .......................................................... 16

    BAB III KERANGKA OPERASIONAL ....................................................... 203.1 KERANGKA OPERASIONAL ................................................. 20

    3.2 DEFINISI OPERASIONAL ....................................................... 21

    BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 22

    4.1 RANCANGAN PENELITIAN ................................................... 22

    4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ................................... 22

    4.3 BAHAN PENELITIAN .............................................................. 22

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    8/50

    4.3.1 KRITERIA INKLUSI ....................................................... 22

    4.3.2 KRITERIA EKSKLUSI .................................................... 23

    4.4 UKURAN SAMPEL ................................................................... 23

    4.5 VARIABEL YANG DIAMATI .................................................. 23

    4.6 ALAT YANG DIGUNAKAN .................................................... 24

    4.7 CARA PENELITIAN ................................................................. 24

    4.8 PENGOLAHAN DATA ............................................................. 26

    4.9 LANDASAN ETIK PENELITIAN ............................................ 26

    4.10 PERSONALIA PENELITIAN ................................................... 26

    4.11 BIAYA PENELITIAN ................................................................ 26

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 27

    5.1 HASIL PENELITIAN ................................................................. 27

    5.2 PEMBAHASAN ......................................................................... 35

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 37

    6.1 KESIMPULAN ........................................................................... 37

    6.2 SARAN ....................................................................................... 37

    BAB VII RINGKASAN ................................................................................... 38

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 39

    LAMPIRAN

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    9/50

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

    Katarak berasal dari bahasa Yunani “Katarrhakies”, Inggris Cataract, dan Latin

    Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana seperti

    tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada

    lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa

    atau akibat kedua-duanya. (1,2)

    Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga

    akibat kelainan kongenital, atau penyakit mata lokal menahun. Faktor lain yang

    menyebabkan katarak adalah fisik, kimia, penyakit predisposisi, genetik dan gangguan

    perkembangan, infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, usia. (1)

    Pengobatan katarak diperlukan bila kekeruhan lensa mengganggu penglihatan

    dalam kehidupan sehari-hari. Tidak satupun obat yang dikenal yang dapat menyembuhkan

    katarak. Sampai sekarang belum ditemukan pengobatan katarak dalam bentuk tablet, salep,tetes mata dan gizi tertentu untuk mencegah perkembangan katarak. Katarak hanya dapat

    diangkat dengan jalan pembedahan. Katarak akan dibedah bila sudah terlalu luas mengenai

    bagian dari lensa mata. Kadangkala pembedahan katarak tidak perlu menunggu katarak

    matang karena bila operasi diundur kemungkinan timbulnya penyulit tidak dapat

    dihindarkan. (3,4)

    Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak sebelum dilakukan pembedahan

    adalah pemeriksaan tajam penglihatan, sinar celah (slit lamp), funduskopi pada kedua

    mata, pengukuran tekanan intra-okuli, uji ultrasonografi (USG) sken A, keratometri,

    pemeriksaan pra bedah dan fisik umum. (1,3)

    Tekanan intra-okuli saat pembukaan bola mata diharapkan rendah, sehingga

    dilakukan berbagai usaha untuk menurunkan tekanan intra-okuli. Hal ini dapat dikerjakan

    dengan :

    • Massage bola mata dengan tekanan jari.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    10/50

    • Memakai alat penekan Honan. Dengan alat ini kepala dibebat dengan

    penekanan dengan balon disekitar mata. Penekanan balon Honan ini

    diberikan dengan tekanan 30 mmHg selama 10-20 menit.

    • Pemberian obat-obatan sebelum operasi (pre operative treatment). (3)

    Tekanan intra-okuli adalah hasil pengukuran tekanan cairan yang berada di dalam

    bola mata. (5,6) Ada tiga faktor yang menentukan tekanan intra-okuli : jumlah produksi

    akuos oleh badan siliar, resistensi outflow akuos melewati sistem trabekular meshwork-

    kanali Schlemm serta tekanan vena episklera. (7)

    Tekanan intra-okuli berbeda-beda pada setiap orang. Ukuran rata-rata tekanan

    intra-okuli adalah 16 mmHg dengan tonometri aplanasi dan 15,8 mmHg dengan tonometriSchiotz dengan kisaran normal pada populasi umum adalah 10-22 mmHg. (7,8,9)

    Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan intra okuli, antara lain : umur,

    genetik, ras, waktu (season), detak jantung, pernafasan, exercise, pemasukan cairan, obat-

    obat sistemik, obat-obat topikal dan faktor-faktor lainnya. (7,10,11) Tekanan intra-okuli adalah

    tidak tetap dari hari ke hari ataupun dari jam ke jam. Biasanya tekanan intra-okuli

    mencapai nilai tertinggi pada pagi hari bangun tidur, kemudian menurun dengan perlahan-

    lahan sampai mencapai titik terendah sore hari. (12,13)

    Pilihan obat yang sering digunakan dalam menurunkan tekanan intra-okuli ini

    adalah obat-obat glaukoma golongan karbonik anhidrase inhibitor, beta adrenergik

    antagonis, alpha-2 agonis, kolinergik, prostaglandin. (12,13)

    Secara empiris di dalam persiapan sebelum dilakukan tindakan operasi katarak,

    pasien diberi obat penurun tekanan intra-okuli dari golongan karbonik anhidrase inhibitor

    berupa tablet Acetazolamide 250 mg yang mulai dikonsumsi sehari sebelum operasi.

    Menurut Becker, pemberian karbonik anhidrase inhibitor per oral 500 mg pada mata

    normal bisa menurunkan tekanan intra-okuli sebesar 22 % atau 4,1 mmHg. (14)

    Karbonik anhidrase inhibitor, khususnya Acetazolamide, adalah suatu agen

    hipotensi okuli yang poten karena kerjanya spesifik dan menurunkan tekanan intra-okuli

    dengan menginhibisi enzim karbonik anhidrase. Inhibisi dari enzim ini langsung dapat

    menurunkan produksi akuos humor yang pada akhirnya menurunkan tekanan intra-

    okuli. (15,16)

    Karbonik anhidrase inhibitor per oral sering menimbulkan keluhan-keluhan yang

    tidak diinginkan antara lain keluhan gastro intestinal, gangguan saraf perifer seperti

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    11/50

    kebas/kesemutan pada kaki dan tangan, rasa mengantuk serta sering buang air kecil dan

    keluhan lainnya. (14)

    Dari beberapa jenis obat glaukoma topikal, yang paling sering digunakan adalah

    golongan beta bloker. (17) Betaxolol HCl (Betaxolol Hydrochloride), sebagai salah satu

    golongan beta bloker adalah suatu kardioselektif beta-adrenergik reseptor bloker didalam

    suatu resin suspensi formula yang steril. Jika diteteskan pada mata mempunyai kerja

    menurunkan peningkatan tekanan intra-okuli, baik yang berhubungan dengan glaukoma

    ataupun tidak. Betaxolol HCl mempunyai efek minimal pada paru-paru dan jantung. (18)

    Memperhatikan penggunaan Acetazolamide dan Betaxolol HCl memiliki

    kesamaan dalam menurunkan tekanan intra-okuli maka pada penelitian ini penulis tertarik

    untuk membandingkan pemakaian tablet Acetazolamide 3x250 mg dengan tetes mata

    Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes/hari pada pre operasi katarak.

    1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

    1.2.1 Berapa besar persentase penurunan tekanan intra-okuli dengan pemberian tablet

    Acetazolamide 250 mg.

    1.2.2 Berapa besar persentase penurunan tekanan intra-okuli dengan pemberian tetes

    mata Betaxolol HCl 0,5 %.

    1.2.3 Apakah Betaxolol HCl 0,5 % bisa dijadikan alternatif di dalam menurunkan

    tekanan intra-okuli pada pre operasi katarak.

    1.3 TUJUAN PENELITIAN

    Untuk mengetahui efektifitas tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % dibandingkandengan tablet Acetazolamide 250 mg terhadap penurunan tekanan intra-okuli pada pre

    operasi katarak.

    1.4 MANFAAT PENELITIAN

    Apabila tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % sama atau bahkan lebih baik daripada

    tablet Acetazolamide 250 mg maka dapat dipergunakan sebagai alternatif untuk

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    12/50

    menurunkan tekanan intra-okuli pada pre operasi katarak terutama pada penderita paru-

    paru dan kardiovaskular karena memberikan efek yang minimal pada kedua organ tersebut.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    13/50

    BAB II

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    Katarak umumnya didefinisikan sebagai kekeruhan lensa. (4,19) Katarak merupakan

    penyebab utama kebutaan di Indonesia, dengan prevalensi kebutaan 0,78 % dari prevalensi

    kebutaan 1,5 % pada tahun 1996. Menurut WHO katarak adalah penyebab utama kebutaan

    di seluruh dunia (WHO 1997). (20) Berdasarkan penelitian FK-USU khususnya daerah

    Tanjung Balai tahun 2005 oleh R Handoko Pratomo dkk dimana angka kebutaan katarak

    adalah 0,37 %, yang berarti lebih kecil dari angka kebutaan katarak secara Nasional. (20)

    Diseluruh dunia lebih dari 20 juta pasien menjadi buta karena katarak padat

    bilateral. Jumlahnya terus meningkat sampai kurang lebih 25 juta orang pada tahun 2000

    (WHO 1997).

    Sebagian besar katarak timbul pada usia tua sebagai akibat pajanan kumulatif

    terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi UV dan

    peningkatan kadar gula darah. Terkadang hal ini disebut sebagai katarak terkait usia. (21)

    Sembilan puluh lima persen penduduk yang berusia diatas 65 tahun telah

    mengalami kekeruhan lensa.

    Sejumlah kecil berhubungan dengan penyakit mata atau penyakit sistemik spesifik.

    Beberapa diantaranya bersifat kongenital dan dapat diturunkan.

    Di negara-negara maju pembedahan katarak dilakukan ketika gejala visual

    mengganggu kualitas hidup. Lebih dari 1 juta operasi katarak telah dilakukan di Amerika

    Serikat setiap tahunnya. Terhitung 17 juta kasus kebutaan yang dapat diatasi dengan

    dilakukannya operasi katarak ini.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan sebuah program yang

    dinamakan Project 2020 untuk mengatasi masalah ini, tujuannya untuk menghilangkan

    katarak sebagai penyebab kebutaan pada tahun 2020. (20,21,22)

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    14/50

    2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA

    Lensa merupakan sistem optik dibentuk dari sel-sel yang berasal dari permukaan

    ektodermis, mempunyai susunan sel-sel dengan keteraturan yang sangat menakjubkansehingga bersifat transparan. Kekuatan refraksi lensa sebesar 15-20 dioptri (lebih kecil

    dibandingkan kornea yang besarnya 43 dioptri), tetapi mempunyai kemampuan untuk

    berubah bentuk saat akomodasi berkat bantuan otot-otot siliaris. Kemampuan akomodasi

    ini semakin menurun dengan bertambahnya usia, yaitu sebesar 8 dioptri pada usia 40 tahun

    menjadi 1-2 dioptri pada usia 60 tahun. Untuk kepentingan metabolismenya, lensa

    mendapat asupan dari cairan akuos dan vitreus.

    Lensa dibungkus oleh kapsul dan bentuknya bikonveks, dimana kelengkungan

    permukaan posterior lebih besar dengan radius kurvatura 10.0 mm (kisaran : 8.0-14.0 mm)

    dibandingkan permukaan anterior dengan radius kurvatura 6.0 mm (kisaran : 5.4-7.5 mm).

    Pada orang dewasa, diameter lensa sekitar 9 mm dengan ketebalan anterior-posterior 4-5

    mm. Berat lensa berkisar antara 125-400 mg. Pada katarak senilis rata-rata berat lensa

    adalah sekitar 225 mg.

    Dari segi kepentingan bedah katarak, lensa dapat dibagi menjadi beberapa

    komponen, yang jika diurut dari bagian yang paling luar ke arah dalam adalah : 1). Kapsul,

    2). Sel epitel lensa, 3). Korteks, dimana bagian korteks yang dekat dengan nukleus

    dinamakan epinukleus dan 4). Nukleus.

    Kapsul lensa merupakan membran basal yang dihasilkan oleh sel epitel lensa,

    dimana komposisi terbanyak adalah kolagen tipe IV. Ketebalan kapsul lensa ini bervariasi,

    paling tebal pada daerah ekuator (17-28 um) dan paling tipis pada polus posterior (2-4

    um). (19,21,23,24)

    2.2 ZONULA ZINNI DAN CORPUS VITREUS

    Pada kapsul melekat zonula lensa. Zonula zinni akan memegang agar lensa berada

    pada tempatnya, sedangkan ujung zonula zinni lainnya melekat pada bagian yang tidak

    berpigmen dari epitel processus ciliaris .

    Perlekatan zonula zinni pada kapsul adalah 1,5-2,5 mm kearah anterior, dimana

    pada bagian anterior ini terdapat sekitar 80-120 serabut zonula. Di ekuator lensa juga

    terdapat perlekatan dari zonula zinni sebanyak 40-60 serabut zonula, sedangkan kearah

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    15/50

    posterior perlekatan zonula zinni ini antara 1.00-1.50 mm dari daerah ekuator lensa dengan

    jumlah serabut zonula antara 100-170 buah.

    Volume total bola mata adalah sekitar 6,5 ml dan sebagian besar (80 %)

    merupakan volume vitreus (4-5 ml). Volume bilik mata depan, lensa dan bilik mata

    belakang hanya mencakup 10 % dari volume total, sedangkan 10 % sisanya merupakan

    volume dari organ intraokuler lain seperti : retina, badan siliar, koroid dan lain-lain. (19,23)

    2.3 KLASIFIKASI KATARAK

    Dari berbagai macam tipe katarak, yang paling banyak adalah katarak senilis (age

    related cataracts). Diperkirakan lebih dari 75 % penderita berusia diatas 75 tahun

    mengalami kekeruhan lensa. Secara umum katarak dibagi ke dalam beberapa klasifikasi :

    (2,19,25)

    1. Berdasarkan Anatomi:

    a. Kortikal.

    b. Nuklear.

    c. Posterior subkapsular

    2. Berdasarkan Etiologi:a. Senilis.

    b. Kongenital dan juvenilis.

    c. Traumatik.

    d. Berhubungan dengan penyakit intraokular : uveitis, glaukoma, dll.

    e. Berhubungan dengan penyakit sistemik seperti gangguan metabolik,

    ginjal, kulit, skeletal, sistem saraf pusat.

    f. Disebabkan oleh noxious agen : radiasi ion, steroid, dll.

    3. Berdasarkan maturitas :

    a. Katarak immatur.

    b. Katarak matur.

    c. Katarak hipermatur.

    d. Katarak Morgagnian.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    16/50

    2.4 GEJALA DAN TANDA KATARAK

    Gejala dan tanda umum katarak dapat digambarkan sebagai berikut :

    - Tajam penglihatan berkurang.- Penglihatan berkabut, berasap.

    - Menyebabkan rasa silau.

    - Dapat mengubah kelainan refraksi.

    - Penglihatan ganda.

    - Halo (warna disekitar sumber sinar).

    Pada beberapa penderita tajam penglihatan yang diukur di ruangan gelap mungkin

    tampak memuaskan, sementara bila tes tesebut dilakukan dalam keadaan terang maka

    tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa silau dan hilangnya kontras.

    Katarak terlihat hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan

    oftalmoskopi direk. Pemeriksaan lampu celah memungkinkan pemeriksaan katarak secara

    rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak di

    daerah nukleus, korteks atau sub kapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya terletak di

    sub kapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan penyebab okular katarak dapat

    ditemukan, sebagai contoh deposisi pigmen pada lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya

    atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya. (3,21)

    2.5 PEMBEDAHAN KATARAK

    Indikasi dilakukan operasi katarak ada tiga yaitu memperbaiki penglihatan,

    dimana sejauh ini merupakan indikasi paling umum dikarenakan penderita telah merasa

    terganggu dalam mengerjakan aktifitas sehari-hari. Indikasi medis merupakan indikasi

    kedua, dimana katarak mempengaruhi kesehatan mata misalnya pada glaukoma phakolitik

    atau phakomorfik. Indikasi ketiga adalah indikasi kosmetik, sifatnya jarang. (20,24)

    Pembedahan katarak bertujuan untuk mengeluarkan lensa yang keruh yaitu

    dengan pengangkatan sebagian besar lensa dan penggantian lensa dengan implan plastik.

    Kekuatan implan lensa intraokular yang akan digunakan dalam operasi dihitung

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    17/50

    sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan kelengkungan kornea

    secara optik. Pembedahan dapat dilakukan dengan cara:

    1. Ekstraksi Katarak Intra Kapsular (ICCE), dimana seluruh lensa bersama dengan

    pembungkus atau kapsulnya dikeluarkan. Diperlukan sayatan yang cukup luas dan

    jahitan yang banyak (14-15 mm) sehingga penyembuhan lukanya memakan waktu

    yang lama. Metode ini populer beberapa waktu yang lalu dan sekarang sudah

    ditinggalkan.

    2. Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (ECCE), dimana lensa yang keruh dikeluarkan

    dengan meninggalkan pembungkus atau kapsul belakangnya. Teknik ini lebih modern

    dimana memungkinkan dilakukan penanaman lensa pada bilik mata belakang dengan

    teknik sayatan lebih kecil, sedikit jahitan dengan waktu penyembuhan yang lebih

    pendek.

    3. SICS (Small Incision Cataract Surgery).

    4. Fakoemulsifikasi, dimana dilakukan pembedahan dengan cara mengisap lensa yang

    keruh setelah pembungkusnya dibuka. Liquifikasi lensa menggunakan probe

    ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil di kornea atau sklera

    anterior. Pada teknik ini sayatan sangat kecil (2-3 mm), yang memerlukan hanya satu

    jahitan atau tidak dijahit sama sekali. Waktu penyembuhan lebih cepat. Ini merupakan

    teknik bedah katarak yang terbaru dan merupakan metode pilihan di negara-negara

    barat. (3,21)

    Bila telah dipertimbangkan untuk dilaksanakan operasi katarak maka diperlukan

    pemeriksaan kesehatan tubuh umum untuk menentukan apakah ada kelainan yang menjadi

    halangan untuk dilakukan pembedahan. Pemeriksaan ini akan memberikan informasi

    rencana pembedahan selanjutnya. Pemeriksaan tersebut termasuk hal-hal berikut :

    • Gula darah.

    • Tekanan darah.

    • Elektro kardiografi.

    • Pemeriksaan rutin medik lainnya untuk keadaan fisik pra bedah.

    • Tekanan bola mata.

    • Uji ultra sonografi sken A..

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    18/50

    • Keratometri.

    Tekanan intra-okuli saat pembukaan bola mata diharapkan rendah, sehingga

    dilakukan berbagai usaha untuk menurunkan tekanan intra-okuli.(3)

    Peningkatan tekananintra-okuli menimbulkan kecemasan tersendiri pada saat operasi berlangsung. Penurunan

    tekanan intra-okuli preoperatif dapat mencegah resiko komplikasi pada saat operasi seperti

    prolaps vitreus, perdarahan koroidal ekspulsif dan membuat kamera okuli anterior menjadi

    dangkal. (4,22)

    2.6 TEKANAN INTRA OKULI

    Tekanan intra-okuli adalah hasil pengukuran tekanan cairan yang berada di dalam

    bola mata. (5,6) Ukuran rata-rata tekanan intra-okuli adalah 16 mmHg dengan tonometri

    aplanasi dan 15,8 mmHg dengan tonometri Schiotz dengan kisaran normal pada populasi

    umum adalah 10-21 mmHg. (7,8,9)

    Ada tiga faktor yang menentukan tekanan intra-okuli: jumlah produksi akuos oleh

    badan siliar, resistensi outflow akuos melewati sistem trabekular meshwork-kanali

    schlemm serta tekanan vena episklera. (3) Akuos mempunyai fungsi sebagai pemberi nutrisi

    kornea, iris dan lensa serta membantu mata mempertahankan bentuknya. (6)

    Beberapa faktor lain yang mempengaruhi tekanan intra okuli antara lain:

    • Genetik.

    Tekanan intra okuli pada populasi umum ada kaitannya dengan keturunan.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada sejumlah keluarga dekat

    ( first-degree relatives ) pasien penderita glaukoma sudut terbuka

    mempunyai tekanan intra okuli yang lebih tinggi dibandingkan populasi

    umum.(11)

    • Umur.

    Banyak penelitian menemukan hubungan positif antara tekanan intra-

    okuli dan umur. Tetapi sebenarnya efek peningkatan tekanan intra-okuli

    ini disebabkan oleh bertambahnya usia, meningkatnya denyut nadi dan

    obesitas. Sebagai tambahan, sebuah tim investigasi menemukan bahwa

    tekanan intra-okuli berbanding terbalik dengan usia pada sekelompok

    pekerja Jepang.(11)

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    19/50

    • Jenis kelamin.

    Pernah dilaporkan bahwa wanita memiliki tekanan intra-okuli lebih tinggi

    dibandingkan pria khususnya diatas umur 40 tahun. Tetapi hal ini belum

    diperkuat oleh penelitian lain. (11)

    • Gangguan refraksi.

    Sejumlah penelitian telah melaporkan tekanan intra-okuli lebih tinggi

    pada individu myopia. Tekanan intra-okuli juga berhubungan dengan

    panjang aksial. (11)

    • Ras.

    Adanya keterkaitan antara ras tertentu dengan tekanan intra-okuli telah

    diperkuat dengan adanya laporan yang mengatakan bahwa orang kulit

    hitam mempunyai tekanan intra-okuli sedikit lebih tinggi dibandingkan

    kulit putih. (14)

    • Variasi diurnal.

    Variasi diurnal merupakan perubahan keadaan tekanan intra-okuli setiap

    hari. Pada orang normal rata-rata variasi antara 3-6 mmHg sedangkan

    pada penderita glaukoma dapat lebih tinggi. Umumnya tekanan intra-okuli

    meninggi pada siang hari dan lebih rendah pada malam hari. (11)

    • Mengedip.

    Mengedip dengan paksa menaikkan tekanan intra-okuli 10-90 mmHg.

    Mengedip secara berulang-ulang menurunkan tekanan intra-okuli. (11)

    • Penyakit mata.

    Beberapa penyakit mata seperti uveitis dan ablasio retina dapat

    menurunkan tekanan intra-okuli.(14)

    • Sistemik.

    Kondisi sistemik seperti hipertensi sistolik, kegemukan dan lain-lain dapat

    menurunkan tekanan intra-okuli. (14)

    • Exercise.

    Latihan yang berat dapat menurunkan sementara tekanan intra-okuli.

    Fenomena ini setidaknya disebabkan oleh asidosis dan alterasi pada serum

    osmolaliti.(11)

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    20/50

    2.7 PERAN OBAT TERHADAP TEKANAN INTRA-OKULI

    Perubahan angka pada tekanan intra-okuli dapat dikendalikan dengan obat-obat

    yang mempunyai mekanisme kerja mempengaruhi penurunan tekanan intra-okuli. Obat-obat ini dalam menurunkan tekanan intra-okuli harus mempunyai aksi pada dinamika

    akuos humor. Mekanisme kerja obat-obat ini dapat melalui salah satu dari ketiga jalur

    berikut :

    • Menurunkan produksi akuos humor.

    • Menaikkan aliran akuos humor melalui jalur trabekula.

    • Menaikkan aliran akuos humor melalui jalur uveo-skleral. (13,14)

    Tabel 1: Obat-obatan yang digunakan pada pengobatan glaukoma(26)

    KATEGORY METODEPEMBERIANMEKANISME

    KERJA EFEK SAMPING

    Cholinergic: pilocarpinedemencariumepinephrine

    Topikal Mempengaruhioutflow akuos humor

    Miosis, spasme siliaris, sakitkepala, pandangan kabur,iritasi lokal

    CAIs:acetazolamidemethoxazolamideethoxzolamide

    dorzolamide

    Oral dantopikal

    (dorzolamide)

    Mengurangi produksiakuos humor

    Lethargy, kehilangan nafsumakan, batu ginjal, reaksi

    pada kulit

    Beta-adrenergicantagonist::

    propanololatenolol

    betaxololtimolol

    Topikal Mengurangi produksiakuos humor danmeningkatkan outflowakuos melalui uveoskleral

    Iritasi mata, bronkospasme, peningkatan pada Hartree-Fock, bradikardia

    Alpha-2-agonist:clonidine

    brimonidineapraclonidine

    Topikal Mengurangi produksiakuos humor

    Alergi, tidak efektif untuk 8dan 12 jam terapi

    Prostaglandins:latanoprost

    Topikal Meningkatkan outflowakuos melalui uveoskleral

    Iritasi ringan, stimulasi tubuhyang asing, ketidaknyamanan,rasa panas pada mata,meningkatkan pertumbuhan

    bulu mata, irreversibledarkening of iris

    Penting diketahui bahwa obat-obat tetes mata dapat diabsorbsi secara sistemis dan

    masuk ke sirkulasi sistemik melalui konjungtiva, duktus nasolakrimalis dan mukosa

    hidung dan terhindar dari metabolisme hati.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    21/50

    Beberapa obat yang diteteskan ke mata dapat mencapai level plasma relatif lebih

    tinggi daripada jika diberikan melalui oral. Obat-obat seperti ini banyak tidak diterima

    karena secara potensial dapat mengakibatkan hal yang fatal. (14)

    2.7.1 ACETAZOLAMIDE

    Acetazolamide pertama sekali digunakan sebagai diuretik pada tahun 1953, dan

    baru dipublikasikan secara farmakologi pada tahun 1954. Pada tahun yang sama,

    penggunaan Acetazolamide secara oral telah diperkenalkan untuk menurunkan tekanan

    intra-okuli bagi penderita glaukoma. (15)

    Acetazolamide termasuk ke dalam obat-obatan yang disebut karbonik anhidrase

    inhibitor. Karbonik anhidrase adalah suatu kimia dalam tubuh yang berperan menghasilkan

    dan mengurai asam karbonat yang salah satu hasilnya adalah bikarbonat. Bikarbonat

    memegang peranan penting dalam produksi cairan yang mengisi bagian belakang bola

    mata (akuos humor). Acetazolamide mempunyai aksi menghambat kerja enzim karbonik

    anhidrase (carbonic anhidrase inhibitor) yang pada akhirnya menurunkan produksi

    bikarbonat. Dengan menurunkan produksi bikarbonat, Acetazolamide menurunkan jumlah

    akuos humor yang diproduksi oleh mata. Hal ini berakibat turunnnya tekanan intra-okuli

    seperti pada keadaan glaukoma. Acetazolamide juga dipakai sebagai pengobatan kejang

    epilepsi, hipertensi intrakranial benigna, mountain sickness , cystinuria dan dural ectasia.(16,27,28,29,30)

    Acetazolamide adalah 2-acetamido-1,3,4-thiadiazole-5-sulfonamide, N-(5-

    sulfamyl-1,3,4-thiadiazole-2-yl) acetamide, dengan rumus molekul C 4H6 N4O3S2, berat

    molekul 222.24, dengan waktu paruh 3-9 jam. Ini merupakan asam lemah dengan nilai

    peruraian konstan (pKa) 7.2, sangat sedikit larut dalam air (0,72 mg/mL), sangat sedikit

    larut dalam alkohol (3.93 mg/mL) dan aseton, hampir tidak dapat larut dalam karbontetraklorida, kloroform dan ether. (15,27,28)

    Rumus kimia acetazolamide adalah sebagai berikut:

    H2 NO 2S S

    N N

    NHCOCH 3

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    22/50

    Acetazolamide berwarna putih sampai sedikit putih kekuning-kuningan, berbutir,

    berbentuk tepung yang tidak berbau. Setiap tablet terdiri dari 125 mg atau 250 mg dan

    komposisi inaktifnya berupa croscarmellose sodium, magnesium stearate, micro-

    crystalline cellulose, pregelatinize starch, sodium lauryl sulfate. (28,31,32)

    Acetazolamide juga tersedia dalam bentuk 500 mg sustained release (SR) tablet.

    Sustained release tablet mempunyai aksi yang lebih lama untuk menghambat pengeluaran

    akuos humor selama 18-24 jam setelah pemberian dimana pada tablet biasa hanya selama

    8-12 jam. Konsentrasi Acetazolamide dalam darah paling tinggi terjadi antara 3-6 jam

    setelah pemberian sustained release , sedangkan tablet biasa 1-4 jam setelah pemberian.

    Tablet 250 mg diberikan 4x sehari dapat menurunkan tekanan intra-okuli hampir sama

    dengan pemberian 500 mg SR 2x sehari (pagi dan sore). Total dosis yang dianjurkan per

    hari adalah 8-30 mg/kg dalam dosis terbagi. Meskipun ada penderita yang respon pada

    dosis rendah, kisaran optimumnya dari 375-1000 mg/hari. Pemberian dosis lebih dari 1000

    mg/hari tidak memberikan efek yang bermanfaat. (30,31,32,33)

    Acetazolamide membentuk ikatan yang kuat dengan karbonik anhidrase dan

    konsentrasi tertinggi dijumpai pada jaringan-jaringan yang mengandung enzim tersebut,

    khususnya sel darah merah dan korteks ginjal. (15)

    Obat ini dapat dimakan bersama makanan atau susu untuk menurunkan rasa tidakenak di perut. Efek samping dari obat ini berupa pusing, lightheadedness (khususnya pada

    hari-hari pertama konsumsi), pandangan kabur dan transien miopia pernah dilaporkan

    (keluhan hilang setelah obat dihentikan), kehilangan nafsu makan, gatal-gatal, mual,

    muntah, telinga berdenging, sakit kepala dan lemas juga dapat dirasakan. Efek lain yang

    ditimbulkan tetapi jarang adalah kejang otot, sakit pada kerongkongan, kulit memerah,

    perdarahan yang tidak biasa, tangan atau kaki bergetar, reaksi alergi. (27,28,33,34)

    Pemberian obat ini tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat penyakitkadar sodium atau potasium yang rendah, penderita yang alergi terhadap obat sulfa,

    penyakit ginjal, gangguan kelenjar adrenal, penyakit paru, diabetes, alergi serta dapat

    meningkatkan pembentukan batu ginjal kalsium oksalat dan kalsium phospat, juga kontra

    indikasi pada penderita dengan sirosis dikarenakan resiko terjadinya hepatik ensefalopati.

    Penderita akan mengalami sering buang air kecil sehingga dianjurkan untuk minum banyak

    cairan untuk menghindari dehidrasi dan sakit kepala. Peningkatan dosis akan menurunkan

    diuresis akan tetapi meningkatkan insiden mengantuk dan atau parestesia. Pada ibu hamil,

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    23/50

    obat ini dianjurkan untuk tidak dikonsumsi jika tidak begitu diperlukan dikarenakan obat

    ini dapat masuk ke air susu. (16,27,31,33,34)

    Acetazolamide harus sangat hati-hati bila dikonsumsi bersamaan dengan aspirin

    dosis tinggi karena kombinasi ini akan menimbulkan anoreksia, takipnea, letargi, koma dan

    dapat berakibat fatal (kematian pernah dilaporkan). Jika dikonsumsi dengan berbagai obat,

    efek ini dapat meningkat, menurun atau berubah seperti pada obat-obat : Amitriptyline,

    Amphetamine, Aspirin, Cyclosporin, Lithium, Methenamine, obat oral diabetes (

    Micronase), Quinidine. (16,28,33)

    Tidak ada laporan mengenai kasus overdosis maupun keracunan akut akibat

    pemakaian Acetazolamide pada manusia. (28)

    2.7.2 BETAXOLOL HCl

    Betaxolol disahkan oleh Lembaga Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA)

    untuk penggunaan tetes mata 0,5 % pada tahun 1985 dan tetes mata 0,25 % pada tahun

    1989. (35)

    Betaxolol HCl adalah suatu kardioselektif beta adrenergik bloker reseptor, di

    dalam suatu formula resin steril. Betaxolol HCl ini berwarna putih, berbentuk tepung

    kristal dengan berat molekul 343.89, larut dalam air, etanol, kloroform dan metanol serta

    mempunyai pKa 9.4. Struktur kimianya sebagai berikut :

    Formula empirisnya C18H29NO3·HCl dengan nama kimia (±)-1-[p2-

    (cyclopropylmethoxy)ethyl]phenoxy]-3-(isopropylamino)-2-propanol hydrochloride.

    Bioavaibilitas Betaxolol 89 % dengan onset dalam 30 menit dan puncaknya 2 hari.

    (36,37,38,39)

    Betaxolol HCl , suatu kardioselektif (beta-1 adrenergik) reseptor bloker, tidak

    memiliki aktifitas membran-stabilisasi yang signifikan (lokal anestesi) dan sama sekali

    tidak mempunyai aksi simpatomimetik. Secara oral beta adrenergik bloker ini menurunkan

    kardiak output pada penderita sehat dan penderita sakit jantung. Pada penderita dengan

    (CH 3)2CHNHCH 2CHCH 2O CH 2CH 2OCH 2 HCl

    OH

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    24/50

    fungsi miokard yang lemah, beta adrenergik reseptor antagonis dapat menginhibisi efek

    stimulator simpatis yang penting untuk memelihara fungsi jantung secara adekuat. (36,40)

    Jika diteteskan pada mata, Betaxolol HCl memiliki kerja menurunkan tekanan

    intra-okuli, dengan atau tanpa glaukoma. Tetes mata Betaxolol HCl mempunyai efek

    minimal pada paru dan kardiovaskular. (18,26,36)

    Betaxolol HCl mempunyai aksi menurunkan peningkatan tekanan intra-okuli dan

    mekanisme aksi hipotensi kelihatannya akibat pengurangan produksi akuos. Efek awal

    Betaxolol HCl terlihat dalam 30 menit dan efek maksimal biasanya terlihat 2 jam setelah

    penetesan obat. Dosis tunggal menyebabkan pengurangan tekanan intra-okuli selama 12

    jam. (18,36,41)

    Betaxolol HCl terbukti efektif dalam menurunkan tekanan intra-okuli dan dapat

    dipakai oleh penderita glaukoma sudut terbuka kronik serta hipertensi okuli. Betaxolol HCl

    juga dapat dipakai tersendiri atau dikombinasikan dengan obat-obatan penurun tekanan

    intra okuli lainnya. (36,42,43)

    Kontra indikasi pemakaian Betaxolol HCl seperti pada penderita sinus bradikardi,

    atrioventrikular blok tingkat lanjut, syok kardiogenik atau penderita gagal jantung. (18,36)

    Penetesan beta adrenergik bloker dapat diabsorbsi secara sistemik. Reaksi

    merugikan yang ditemukan dalam pemberian sistemik beta adrenergik bloker sama sajadengan pemberian secara penetesan. Sebagai contoh, reaksi respiratori berat dan reaksi

    jantung, termasuk kematian akibat bronkospasme pada penderita asma, dan beberapa kasus

    kematian yang jarang akibat gagal jantung, telah dilaporkan akibat pemberian beta

    adrenergik bloker secara tetes. (36)

    Pada studi klinis, Betaxolol HCl terbukti memiliki efek yang kecil pada detak

    jantung dan tekanan darah. Namun penderita dengan riwayat gagal jantung dan blok

    jantung harus berhati-hati menggunakan obat ini. Pemberian Betaxolol HCl harusdihentikan saat tanda awal gagal jantung mulai terlihat. Secara umum, pemberian

    Betaxolol HCl harus diawasi oleh dokter terutama pada penderita diabetes mellitus,

    tirotoksikosis, lemah otot, penderita yang mengalami operasi besar dan gangguan paru-

    paru. (18,36,44)

    Potensi kecanduan dapat timbul pada penderita yang mengkonsumsi beta

    adrenergik bloker secara oral dan tetes. Pengawasan terhadap pasien sebaiknya dilakukan

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    25/50

    bila beta bloker diberikan pada pasien yang menerima obat-obatan catecholamin-depleting

    seperti reserpin, karena potensi kecanduan dan timbulnya hipotensi dan atau bradikardi. (36)

    Pasien dengan riwayat atopi atau reaksi anafilaksis berat kemungkinan menjadi

    lebih sensitif terhadap alergennya dengan menggunakan obat ini, sehingga mereka menjadi

    kurang responsif terhadap dosis obat-obatan alergi yang biasa mereka pakai.

    Reaksi merugikan pada mata karena pemakaian obat ini berupa : pandangan

    kabur, keratitis punktata, sensasi benda asing, fotofobia, mata berair, gatal, mata kering,

    eritema, peradangan, mata meradang, sekret, penurunan tajam penglihatan dan mata keras.

    Sedangkan reaksi sistemik yang ditimbulkan seperti : kardiovaskular (bradikardi, blok

    jantung dan gagal jantung kongestif), paru-paru (dyspnea, bronkospasme, asma dan gagal

    nafas), sistem saraf pusat (insomnia, pusing, vertigo, depresi, letargi dan peningkatan tanda

    serta gejala miastenia gravis), dan lain-lain (bintik-bintik merah, nekrolisis toksik

    epidermal, rambut rontok dan glositis). (36,42,43,45) Melalui penelitian ekstensif, Betaxolol

    HCl dianggap aman secara umum. Kebanyakan efek sampingnya ringan dan sementara

    serta tidak memerlukan penanganan khusus. Penelitian di Amerika Serikat, kasus

    bradikardia dan pusing hanya dilaporkan sedikit lebih besar dari 5 % (8.1 % dan 6.5 %).

    Dalam penelitian skala luas, meliputi 4685 pasien penggunaan Betaxolol HCl sebagai

    terapi anti hipertensi, efek kelelahan merupakan alasan utama diberhentikannya terapi (2 % pasien). (46)

    Tidak ada sebarang informasi yang mengatakan telah terjadi overdosis pada

    manusia dengan penggunaan obat ini. Dosis letal oral berkisar antara 350-920 mg/kg pada

    tikus rumah dan 860-1050 mg/kg pada tikus besar. Efeknya berupa bradikardi, hipotensi

    dan gagal jantung akut. (18,36,39)

    Dosis pemberian yang dianjurkan 1-2 tetes 2x sehari. Pada beberapa pasien,

    respon penurunan tekanan intra-okuli baru stabil dalam beberapa hari. Jika tekanan intra-okuli tidak turun seperti yang diharapkan, terapi dapat digabung dengan obat-obat

    miotikum, dan atau epinefrin, dan atau karbonik anhidrase inhibitor. (18,36,45,47)

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    26/50

    BAB III

    KERANGKA OPERASIONAL

    3.1 KERANGKA OPERASIONAL

    Penderita memenuhi kriteria

    Kelompok I Kelompok II

    Jam 13.00 : 1 tablet

    Tablet Acetazolamide 250 mg

    Jam 18.00 : 1 tetes

    Tetes Betaxolol HCl 0,5 %

    Jam 14.00 : T I O

    Jam 06.00 : 1 tablet

    Jam 06.00 : 1 tetes

    Jam 07.00 : T I O

    Jam 07.00 : T I OJam 22.00 : T I O

    Jam 21.00 : 1 tablet

    Perbandingan Penurunan IOP

    Jam 19.00 : T I O

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    27/50

    3.2 DEFINISI OPERASIONAL

    3.2.1 Tekanan intra-okuli merupakan hasil pengukuran tekanan cairan yang berada di

    dalam bola mata.

    3.2.2 Betaxolol HCl adalah golongan B1 selektif (cardioselective) adrenergik reseptor

    yang bekerja menurunkan tekanan intra-okuli dengan menekan produksi akuos

    humor.

    3.2.3 Acetazolamide adalah suatu karbonik anhidrase inhibitor, efektif di dalam mengatur

    sekresi cairan. Pada mata, kerja inhibisi ini menurunkan sekresi akuos humor dan

    menghasilkan penurunan tekanan intra-okuli.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    28/50

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 RANCANGAN PENELITIAN

    Rancangan penelitian adalah rancangan eksperimental ulang, yang juga disebut

    pretest-posttest control group design.

    4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

    Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK-USU/SMF Penyakit

    Mata ( RSUP. Haji Adam Malik Medan ).

    Penelitian dilakukan mulai bulan November 2007 sampai bulan Januari 2008.

    Jadwal Penelitian:Bulan Apr Nov Des Jan Feb MarUJPPRO

    P

    PLPRKeterangan UJP : Usulan Judul Penelitian ; PRO : Proposal Penelitian; P : Penelitian ;

    PL : Penyusunan Laporan ; PR : Presentasi

    4.3 BAHAN PENELITIAN

    Penelitian dilakukan terhadap semua penderita yang telah didiagnosa katarak

    senilis yang akan menjalani operasi di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

    4.3.1 Kriteria Inklusi.

    - Penderita katarak dengan :

    • tajam penglihatan ≤ 3/60 pada satu atau kedua mata.

    • usia ≥ 40 tahun.

    • jenis kelamin pria atau wanita.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    29/50

    - Tekanan intra-okuli normal.

    - Tidak ditemukan kelainan pada segmen anterior.

    4.3.2 Kriteria Eksklusi.

    - Penderita katarak dengan tajam penglihatan >3/60 pada satu atau kedua

    mata.

    - Tekanan intra-okuli yang tinggi.

    - Katarak komplikata.

    - Penderita dengan riwayat diabetes dan hipertensi.

    4.4 UKURAN SAMPEL

    Ukuran sampel penelitian adalah sebagai berikut:

    - Kelompok I berjumlah 15 orang,yang diberi tablet Acetazolamide 250mg

    3x1 tab/hari.

    - Kelompok II berjumlah 15 orang,yang diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5

    % 2x1 tetes/hari.

    - Seluruh penderita berjumlah 30 orang.- Rancangan sampel adalah berpasangan.

    4.5 VARIABEL YANG DIAMATI

    Variabel yang diamati dalam penelitian adalah:

    - Nilai tekanan intra-okuli sebelum dan sesudah pemberian tablet

    Acetazolamide 250 mg.

    - Nilai tekanan intra-okuli sebelum dan sesudah pemberian tetes mata

    Betaxolol HCl 0,5 %.

    4.6 ALAT YANG DIGUNAKAN

    Alat-alat yang digunakan adalah:

    - Snellen Chart.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    30/50

    - Slit Lamp Biomikroskopi.

    - Funduskopi Direk.

    - Tonometer Schiotz dengan 2 pemberat yaitu 5,5 gram & 10 gram.

    Obat yang digunakan :

    - Tetes mata Pantocain 2 %.

    - Tetes mata Chloramphenicol 1 %.

    - Tablet Acetazolamide 250 mg.

    - Tetes mata Betaxolol HCl 0,5 %.

    4.7 CARA PENELITIAN

    A. Penderita dilakukan pencatatan :

    - Nama.

    - Jenis kelamin.

    - Umur.

    - Suku.

    - Tajam penglihatan.

    - Pemeriksaan tekanan intra-okuli dengan tonometer Schiotz.

    - Pemeriksaan dengan slit lamp biomikroskopi untuk segmen anterior.

    - Pemeriksaan segmen posterior dengan funduskopi.

    B. Penderita yang memenuhi kriteria dibagi dalam dua kelompok.

    - Kelompok I diberi tablet Acetazolamide 250 mg.

    - Kelompok II diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 %.

    C. Perlakuan untuk kelompok I dan II.

    1. Untuk kelompok I:

    a) pada kunjungan ke poliklinik mata dilakukan pemeriksaan

    lengkap, kemudian dirawat inapkan.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    31/50

    b) penderita diberi tablet Acetazolamide 250 mg pada pukul 13.00 ;

    21.00 ; 06.00 ; kemudian 1 jam setelah setiap kali pemberian obat

    diukur kembali TIO.

    2. Untuk kelompok II :

    a) pada kunjungan ke poliklinik mata dilakukan pemeriksaan

    lengkap, kemudian dirawat inapkan.

    b) penderita diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % pada pukul 18.00

    ; 06.00 kemudian 1 jam setelah setiap kali penetesan diukur

    kembali TIO.

    D. Cara pemeriksaan tekanan intra-okuli dengan Tonometer Schiotz.

    - Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan intra-okuli adalah Tonometer

    Schiotz dengan cara penderita berbaring terlentang agar mendapatkan posisi

    kornea horizontal.

    - Dagu dan dahi harus terletak pada satu bidang horizontal.

    - Mata yang akan diperiksa diberi tetes anestesi topikal.

    - Tonometer ditera pada tes blok (jarum menunjukkan angka nol).- Pada pemeriksaan digunakan beban terkecil 5,5 dan terbesar 10 gram.

    - Kemudian foot plate disucihamakan dengan alkohol 70 %.

    - Kedua mata difiksasi dengan melihat lurus keatas dan tonometer dipegang

    vertikal beberapa saat sedikit diatas, tepat ditengah kornea setelah

    sebelumnya kelopak mata penderita dibuka secukupnya dengan tidak

    menekan bola mata.

    - Setelah mata penderita dapat menyesuaikan, tonometer diturunkan pelan- pelan sampai footplate menyentuh kornea dan bersamaan ini handle

    diturunkan sampai ditengah silinder.

    - Nilai tekanan intra-okuli dikonversi pada tabel kalibrasi.

    4.8 PENGOLAHAN DATA

    Seluruh data yang dikumpulkan, diolah, dianalisa dengan analisis kovarians dan

    dideskripsikan.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    32/50

    4.9 LANDASAN ETIK PENELITIAN

    - Usulan penelitian ini terlebih dahulu disetujui oleh Departemen IlmuKesehatan Mata FK USU / SMF Penyakit Mata (RSUP Haji Adam Malik

    Medan).

    - Penelitian ini juga mendapat izin dari bagian Pendidikan dan Penelitian

    RSUP Haji Adam Malik Medan.

    - Dari segi etik, penelitian ini harus ada ”ethical clearance” dari Komisi Etik

    Penelitian Kesehatan FK-USU.

    4.10 PERSONALIA PENELITIAN

    Peneliti : dr. T. Siti Harilza Zubaidah.

    Pembantu penelitian : Residen Mata FK USU dan Paramedis SMF Penyakit

    Mata (RSUP Haji Adam Malik Medan).

    4.11 BIAYA PENELITIAN

    Biaya penelitian ditanggung sendiri oleh peneliti.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    33/50

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 HASIL PENELITIAN

    Penelitian dilakukan dari bulan November 2007 sampai Januari 2008, dikumpulkan

    30 mata dari 30 penderita katarak yang datang ke Poliklinik Mata di RSUP Haji Adam

    Malik Medan. Penderita ditetapkan setelah didiagnosa katarak senilis dan direncanakan

    menjalani operasi.

    Kelompok I sebanyak 15 penderita diberi tablet Acetazolamide 3 x 250 mg / hari

    dan kelompok II sebanyak 15 penderita diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2 x 1 tetes /

    hari. Penentuan pemberian obat untuk kelompok I dan kelompok II dengan menggunakan

    rancangan acak random tersamar ganda. Disediakan 30 amplop dalam kondisi tertutup, 15

    amplop berisi perlakuan dengan tablet Acetazolamide dan 15 amplop lagi berisi perlakuan

    dengan tetes mata Betaxolol HCl. Setiap penderita yang memenuhi kriteria disuruh

    mengambil 1 amplop. Begitu seterusnya hingga jumlah sampel terpenuhi.

    Distribusi Jenis Kelamin.

    Tabel 1 : Distribusi karakteristik menurut jenis kelamin.

    Pemberian ObatJenis

    KelaminAcetazolamide

    250 mgBetaxolol HCl 0,5

    %Jumlah

    n % n % n %Laki-laki 9 64,3

    Perempuan 6 37,55

    1035,762,5

    1416

    100,0100,0

    Pada tabel 1 tampak jumlah penderita perempuan lebih banyak dibandingkan laki-

    laki dimana 10 orang mendapat tetes mata (62,5 %) sedangkan 6 orang (37,5 %) mendapat

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    34/50

    tablet. Jumlah laki-laki yang mendapat tablet 9 orang (64,3 %) dan yang mendapat tetes

    mata 5 orang (37,5 %).

    Distribusi Umur.

    Tabel 2 : Distribusi karakteristik menurut umur.

    Pemberian ObatUmur Acetazolamide

    250mgBetaxolol HCl 0,5

    %Jumlah

    n % n % n %40-49 thn 3 60,050-59 thn60-69 thn

    ≥ 70 thn

    18

    3

    25,057,1

    42,9

    236

    4

    40,075,042,9

    57,1

    54

    14

    7

    100,0100,0100,0

    100,0

    Jumlah terbanyak penderita katarak senilis didapati pada kelompok umur 60-69

    tahun yaitu sebanyak 14 orang dimana 8 orang (57,1 %) mendapat tablet dan 6 orang (42,9

    %) mendapat tetes mata. Jumlah penderita katarak paling sedikit terdapat pada kelompok

    umur 50-59 tahun yakni sebanyak 4 orang.

    Distribusi Suku Bangsa.

    Tabel 3 : Distribusi karakteristik menurut suku bangsa.

    Pemberian ObatSuku Bangsa Acetazolamide

    250 mgBetaxolol HCl 0,5

    %Jumlah

    n % n % n %Mandailing 4 80,0JawaKaro

    BatakMelayuMinangPak-PakAceh

    44

    10101

    57,166,7

    14,30100,0

    0100,0

    132

    62010

    20,042,933,3

    85,7100,00

    100,00

    576

    72111

    100,0100,0100,0

    100,0100,0100,0100,0100,0

    Terdapat 8 kelompok suku bangsa yang diperoleh dari 30 penderita katarak yang

    tampak pada tabel 3 diatas. Suku Jawa dan Batak mempunyai jumlah terbanyak (masing-

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    35/50

    masing 7 orang) sedangkan suku Minang, Pak-Pak dan Aceh merupakan jumlah terkecil

    yaitu masing-masing 1 orang. .

    Distribusi Tajam Penglihatan Mata Kanan (OD).

    Tabel 4 : Distribusi karakteristik menurut tajam penglihatan (OD).

    Pemberian ObatVisus OD Acetazolamide

    250 mgBetaxolol HCl 0,5

    %Jumlah

    n % n % n %3/60 1 100,0

    1,5/601/60

    < 1/60

    02

    6

    040,0

    50,0

    013

    6

    0100,060,0

    50,0

    115

    12

    100,0100,0100,0

    100,0

    Pada tabel 4 diatas jumlah terbanyak penderita katarak terdapat pada kelompok

    visus OD < 1/60 yaitu sebanyak 12 orang dimana 6 orang (50 %) mendapat tablet dan 6

    orang lagi mendapat tetes mata (50 %).

    Distribusi Tajam Penglihatan Mata Kiri (OS).

    Tabel 5 : Distribusi karakteristik menurut tajam penglihatan (OS).

    Pemberian ObatVisus OS Acetazolamide

    250 mgBetaxolol HCl 0,5

    %Jumlah

    n % n % n %2/60 2 50,01/60

    < 1/6004

    066,7

    212

    50,0100,033,3

    416

    100,0100,0100,0

    Pada penderita katarak dengan kelompok visus OS < 1/60, yang mendapat tablet

    sebanyak 4 orang (66,7 %) dan yang mendapat tetes mata ada 2 orang (33,3 %). Jumlah

    terkecil tampak pada kelompok visus 1/60 yaitu sebanyak 1 orang (100 %).

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    36/50

    Tabel 6 : Perubahan TIO OD Penderita Katarak Yang Diberi PerlakuanDengan Uji t berpasangan.

    n SD x ± PAcetazolamide

    T0 – T1 9 3,56 ± 2,651 0,004*T1 – T2 8 0,25 ± 3,454 0,844T2 – T3 8 5,50 ± 3,505 0,003*

    Betaxolol HClX0 – X1 10 3,00 ± 1,700 0,0001*X1 – X2 10 4,50 ± 3,408 0,002*

    Pada tabel 6 diatas, pengukuran Acetazolamide awal hingga pengukuran pertama

    menunjukkan penurunan yang signifikan (p = 0,004), begitu juga dari pengukuran kedua

    hingga pengukuran ketiga mengalami penurunan yang signifikan (p = 0,003) sedangkandari pengukuran pertama hingga pengukuran kedua tidak mengalami penurunan yang

    signifikan (p = 0,844).

    Sedangkan pada Betaxolol HCl, pengukuran awal hingga pengukuran pertama

    menunjukkan penurunan yang signifikan (p = 0,0001), begitu juga dari pengukuran

    pertama hingga pengukuran kedua mengalami penurunan yang signifikan (p = 0,002).

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    Waktu pengukuran M e a n s o

    f T O D ( m

    m H g

    )

    Pengukuran awal(13.00 WIB)

    Pengukuran kedua(22.00 WIB)

    Pengukuran pertama(14.00 WIB)

    Pengukuran ketiga(07.00 WIB)

    Gambar 1. Perubahan TIO OD an diberi obat tablet.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    37/50

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    Waktu pengukuran M e a n s o

    f T O D ( m m

    H g

    )

    Pengukuran awal(18.00 WIB)

    Pengukuran pertama(19.00 WIB)

    Pengukuran kedua(07.00 WIB)

    Gambar 2. Perubahan TIO OD an diberi obat tetes.

    Tabel 7 : Perubahan TIO OS Penderita Katarak Yang Diberi PerlakuanDengan Uji t berpasangan.

    n SD x ± P

    AcetazolamideT0 – T1 6 4,67 ± 2,066 0,003*T1 – T2 4 0,50 ± 2,380 0,703T2 – T3 4 5,25 ± 1,500 0,006*

    Betaxolol HClX0 – X1 5 3,00 ± 1,414 0,009*X1 – X2 5 4,00 ± 2,915 0,037*

    Pada tabel 7 tampak pengukuran Acetazolamide awal hingga pengukuran pertama

    menunjukkan penurunan yang signifikan (p = 0,003), begitu juga dari pengukuran kedua

    hingga pengukuran ketiga mengalami penurunan yang signifikan (p = 0,006) sedangkan

    dari pengukuran pertama hingga pengukuran kedua tidak mengalami penurunan yang

    signifikan (p = 0,703).

    Pada Betaxolol HCl, pengukuran awal hingga pengukuran pertama menunjukkan

    penurunan yang signifikan (p = 0,009), begitu juga dari pengukuran pertama hingga

    pengukuran kedua mengalami penurunan yang signifikan (p = 0,037).

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    38/50

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    Waktu penguk uran M e a

    n s o

    f T O D ( m m

    H g

    )

    Pengukuran awal(13.00 WIB)

    Pengukuran kedua(22.00 WIB)

    Pengukuran pertama(14.00 WIB)

    Pengukuran ketiga(07.00 WIB)

    Gambar 3. Perubahan TIO OS an diberi obat tablet.

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    Waktu pengukuran M e a n s o

    f T O D ( m m

    H g

    )

    Pengukuran awal

    (18.00 WIB)

    Pengukuran pertama(19.00 WIB)

    Pengukuran kedua(07.00 WIB)

    Gambar 4. Perubahan TIO OS yang diberi obat tetes.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    39/50

    Tabel 8 : Tekanan intra-okuli sebelum dan sesudah pemberian obat sertapenurunan tekanan pada kedua kelompok penelitian.

    Acetazolamide Betaxolol HClNo T0 T3 P No X0 X2 P

    1 21 12 9 1 19 11 82 18 10 8 2 16 6 103 19 14 5 3 14 11 34 19 8 11 4 21 6 155 19 10 9 5 17 11 66 19 10 9 6 19 10 97 19 10 9 7 16 8 88 19 12 7 8 15 8 79 19 7 12 9 21 12 9

    10 21 16 5 10 16 12 4

    11 19 12 7 11 14 7 712 19 7 12 12 17 10 713 21 11 10 13 14 7 714 19 11 8 14 16 12 415 16 8 8 15 18 12 6

    Tabel 9 : Perhitungan statistik tekanan intra-okuli sebelum dan sesudahpemberian obat serta penurunan tekanan pada kedua kelompokpenelitian dengan uji t test.

    Tekanan intra-okuli Penurunan

    X ± SDKelompok

    Perlakuann T0/X0 n T3/X2

    n X ± SD

    Persentase

    rata-rata

    penurunan

    1. TIO OD

    Acetazolamide9 19,44±0,882 9 11,22±2,587 9 8,22± 2,279 42,28 %

    250 mg

    Betaxolol HCl 10 17,10±2,601 10 9,60±2,221 10 7,50±3,274 43,86 %0,5 %

    1. TIO OSAcetazolamide 6 18,67 ±1,633 6 9,50 ±2,168 6 9,17 ±1,941 49,12 %

    250 mg

    Betaxolol HCl 5 16,40 ±1,817 5 9,40 ±2,702 5 7,00 ±2,236 42,68 %0,5 %

    Keterangan :

    T0 : Pengukuran TIO awal sebelum pemberian Acetazolamide 250 mg.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    40/50

    T1 : Pengukuran TIO pertama setelah 1 jam pemberian Acetazolamide 250 mg .

    T2 : Pengukuran TIO kedua setelah 1 jam pemberian Acetazolamide 250 mg.

    T3 : Pengukuran TIO ketiga setelah 1 jam pemberian Acetazolamide 250 mg.

    X0 : Pengukuran TIO awal sebelum pemberian tetes Betaxolol HCl 0,5 %.

    X1 : Pengukuran TIO pertama setelah 1 jam pemberian Betaxolol HCl 0,5 %.

    X2 : Pengukuran TIO kedua setelah 1 jam pemberian Betaxolol HCl 0,5 %.

    * : Signifikan ( Terdapat perbedaan bermakna).

    5.2 PEMBAHASAN

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas tetes mata Betaxolol HCl 0,5

    % dibandingkan dengan tablet Acetazolamide 250 mg dalam menurunkan tekanan intra-

    okuli pada pre-operasi katarak.

    Yang diamati adalah penurunan tekanan intra-okuli 1 jam setelah tiap-tiap

    pemberian 1 tablet Acetazolamide 250 mg dan 1 tetes mata Betaxolol HCl 0,5 %.

    Pada penelitian ini yang dimulai bulan November 2007 sampai Januari 2008,

    peneliti mengambil 30 orang penderita katarak yang datang ke poliklinik mata RS. Haji

    Adam Malik Medan dimana para penderita tersebut direncanakan untuk menjalani operasikatarak.

    Berdasarkan distribusi umur didapatkan bahwa penderita terbanyak pada rentang

    usia 60-69 tahun. Sebagian besar katarak timbul pada usia tua ( age related cataract )

    disebabkan pajanan kumulatif terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti

    merokok, radiasi ultraviolet.

    Dari 30 penderita katarak tersebut, 14 orang berjenis kelamin laki-laki dan 16 orang

    perempuan.Delapan suku bangsa diperoleh pada penelitian ini dimana suku Jawa dan Batak

    mempunyai jumlah terbanyak yaitu masing-masing 7 orang. Hal ini bisa disebabkan karena

    suku Jawa dan suku Batak yang banyak berdomisili di kota Medan.

    Pada distribusi menurut tajam penglihatan, diperoleh 18 penderita dengan visus

    goyangan tangan ( hand movement ) dan 12 penderita dengan visus hitungan jari ( counting

    finger ). Apabila tajam penglihatan semakin menurun dan memberi gangguan dalam

    aktifitas sehari-hari sebaiknya dilakukan tindakan operasi katarak. (14,21)

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    41/50

    Pengukuran Acetazolamide tablet dari T2-T3 mengalami penurunan yang sedikit

    lebih besar, hal ini dipengaruhi oleh variasi diurnal (rata-rata pada orang normal 3-6

    mmHg) ditambah pengaruh lambung yang kosong pada saat penderita mengkonsumsi obat

    tersebut sehingga absorbsi obat lebih sempurna. (11)

    Seperti tampak pada tabel 9, dengan menggunakan uji t, kelompok yang diberi

    diberi tablet Acetazolamide 3x250 mg pada mata kanan mengalami penurunan 8,22 ±

    2,279 dengan persentase rata-rata penurunan sebesar 42,28 % sedangkan pada mata kiri

    mengalami penurunan 9,17 ± 1,941 dengan persentase rata-rata penurunan 49,12 %.

    Kelompok yang diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes pada mata kanan

    mengalami penurunan 7,50 ± 3,274 dengan persentase rata-rata penurunan 43,86 % dan

    pada mata kiri mengalami penurunan 7,00 ± 2,236 dengan persentase rata-rata penurunan

    42,68 %. Tetapi secara statistik, penurunan tekanan intra-okuli pada kelompok yang diberi

    tablet Acetazolamide 3x250 mg dibandingkan penurunan tekanan intra-okuli pada

    kelompok yang diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes tidak berbeda nyata. Jadi

    dapat disimpulkan bahwa pemberian tablet Acetazolamide 3x250 mg sama efektifnya

    dengan pemberian tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes didalam menurunkan tekanan

    intra-okuli pada pre-operasi katarak.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    42/50

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 KESIMPULAN

    Pengamatan yang dilakukan terhadap 30 penderita pre-operasi katarak pada

    penelitian ini didapatkan bahwa :

    • Besarnya penurunan tekanan intra-okuli pada pemberian tablet

    Acetazolamide 3x250 mg adalah 8,22 ± 2,279 dengan rata-rata persentase penurunan sebesar 42,28 % pada mata kanan sedangkan pada mata kiri

    besarnya penurunan 9,17 ± 1,941 dengan rata-rata persentase penurunan

    49,12 %.

    • Besarnya penurunan tekanan intra-okuli pada pemberian tetes mata

    Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes mata kanan adalah 7,50 ± 3,274 dengan

    rata-rata persentase penurunan sebesar 43,86 % sedangkan pada mata kiri

    besarnya penurunan 7,00 ± 2,236 dengan rata-rata persentase penurunan

    sebesar 42,68 %.

    • Berdasarkan analisa statistik, penurunan tekanan intra-okuli pada

    pemberian kedua jenis obat tersebut tidak berbeda nyata.

    6.2 SARAN

    • Mengingat banyak efek samping yang ditimbulkan oleh tablet

    Acetazolamide seperti gatal-gatal, mual, muntah, kehilangan nafsu makan,

    telinga berdenging, sakit kepala, pandangan kabur, pusing dan lain-lain

    maka disarankan menggunakan tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % sebagai

    alternatif untuk menurunkan tekanan intra-okuli pada pre-operasi katarak.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    43/50

    BAB VII

    RINGKASAN

    Telah dilakukan penelitian terhadap 30 penderita katarak yang akan menjalani

    operasi di RSUP Haji Adam Malik Medan yang dibagi kedalam dua kelompok.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas tetes mata Betaxolol HCl 0,5 %

    dibandingkan dengan tablet Acetazolamide 250 mg terhadap penurunan tekanan intra-okuli

    pada pre-operasi katarak.

    Analisa statistik dengan menggunakan uji t berpasangan antara dua kelompok pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.

    Pemberian tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes sama efektifnya dengan

    pemberian tablet Acetazolamide 3x250 mg didalam menurunkan tekanan intra-okuli pada

    pre-operasi katarak.

    Bila ditinjau dari segi harga, 1 botol Betaxolol HCl 0,5 % dijual dengan harga Rp.

    35.000 berisi 5 ml, ekuivalen dengan 100 tetes. Jadi biaya setiap penetesan adalah Rp.350

    (2 x penetesan = Rp.750). Sedangkan 1 tablet Acetazolamide 250 mg dijual dengan harga

    Rp. 2.300 (3 x pemberian = Rp. 6.900).

    Tablet Acetazolamide tersedia bagi penderita pemegang kartu Askes dan Askeskin

    sedangkan tetes mata Betaxolol HCl tidak demikian.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    44/50

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah. Didalam:Ilyas Sidharta, Ilmu

    Penyakit Mata, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta;2002:p.207-

    208.

    2. Pathology. In:Basic Clinical Science Course. Lens and Cataract, Section 11,

    American Academy of Ophthalmology;2005-2006:p.45.

    3. Menerangkan Diagnosa Katarak Pada Yang Bersangkutan. Didalam:Ilyas Sidharta,

    Katarak Lensa Mata Keruh, Edisi kedua, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia, Jakarta;2006:p.23-24,27,29,31-33.

    4. The Lens. In:Miller SJH, Parson’s Disease of The Eye, Churchill Livingstone,

    Edinburgh;2006:p.195,202-203.

    5. Intraocular Pressure. Available from:http://en.wikipedia.org/wiki/ intraocular-

    pressure.

    6. Intraocular Pressure. Available from:http://www.eyemdlink.com/ Test.asp?Test

    ID=16.

    7. Introduction to Glaucoma:Terminology,Epidemiology and Heredity. In:BasicClinical Science Course. Glaucoma, Section 10, American Academy of

    Ophthalmology;2000-2001:p.5,18-19.

    8. The Eye Examination. In:Cynthia AB, editor, Basic Ophthalmology, 7 th edition,

    American Academy of Ophthalmology;2005:p.16-17.

    9. Solomon SI, Intraocular Pressure. In:Solomon SI, Aqueous Humor

    Dynamics.Available from :http://www.nyee.edu/pdf/solomonaqhumor.pdf.

    10. Glaucoma. In.Friedman,Kaiser,Trattler, Review of Ophthalmology, ElsivierSaunders, Philadelphia;2005:p.260

    11. Intraocular Pressure. In:Becker & Shaffer,Robert LS,Marc FL,Michael VD,

    Diagnosis and Therapy of the Glaucoma, 7 th edition, Mosby Inc.St.Louis,

    Missouri;2004:p.74-79.

    12. Pemeriksaan Mata Pada Glaukoma. Didalam:Ilyas Sidharta, Glaukoma (Tekanan

    Bola Mata Tinggi), Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

    Jakarta;2001:p.14;39.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    45/50

    13. Pemeriksaan Mata Pada Glaukoma-Obat-Obat Pada Glaukoma. Didalam:Ilyas

    Sidharta, Glaukoma Tekanan Bola Mata Tinggi, Edisi ketiga, Sagung Seto,

    Jakarta;2007:p.16,66-67.

    14. Qomariyati NA. Uji Banding Penurunan Tekanan Intra-Okuli Pemberian Timolol

    Maleat 0,5 % dengan Xalatan ) 0,005 % Pada Glaukoma Sekunder Sudut Tertutup

    Penderita Katarak Imatur. Tesis. Medan 2000.

    15. Anil KS,Indu PK,Alka G,Deepika A. Novel Approaches for topical Delivery of

    Acetazolamide. Available from:http://www.pharmtech.com

    16. Diamox. Available from:http://www.netdoctor.co.uk/medicines/ 100000751.html.

    17. Nukman E. Perbandingan Efektifitas Obat Tetes Mata Timolol Maleat 0,5 % dan

    Metipranolol 0,3 % Dalam Menurunkan Tekanan Intra Okular Pada Penderita

    Glaukoma Sudut Terbuka Primer. Tesis. Medan.

    18. The Eye Digest. Betoptic S. Available from:http://www.agingeye.net/

    glaucoma/betoptic.htm

    19. Manuel BD, Benjamin VM, Cataract:Clinical Types. In:Tasman W,Jaeger AE,

    editors, Duane’s Clinical Ophthalmology, volume 1, Lippincott Williams and

    Wilkins, Philadelphia;2004:p.1-2.

    20. Siregar KI. Hasil dan Evaluasi Operasi Katarak Dengan Teknik ECCE OlehResiden di RSUP.H.Adam Malik Medan Periode 2005-2006. Tesis. Medan 2006.

    21. Lensa dan Katarak. Didalam:Bruce J,Chris C,Anthony B, Leture Notes

    Oftalmologi, Edisi 9, Penerbit Airlangga, Jakarta;2003:p.76-79,84.

    22. Jeff KG,Jonathan HT. The Crystalline Lens and Cataract. In:Langston DP. Manual

    of Ocular Diagnosis and Therapy, 4 th edition, Little Brown and Company,

    Boston;2005:p.132,141.

    23. Anatomi dan Fisiologi Lensa. Didalam:Soekardi I,Hutauruk AJ,Gondowiardjo DT,Transisi menuju Fakoemulsifikasi:Langkah-langkah Menguasai Teknik dan

    Menghindari Komplikasi, Granit Obor, Jakarta;2004:p.8-13.

    24. Khurana AK. Disease of the Lens. In:Khurana AK, editor, Ophthalmology, New

    Age International (P)Limited, New Delhi;2007:p.193-94,208.

    25. Kanski JJ. Lens. In:Kanski JJ, editor, Clinical Ophthalmology, 5 th edition,

    Butterworth International Edition, London;2003:p.163-65.

    26. Glaucoma Medications. Available from:Glaucoma Medications.htm

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    46/50

    27. Acetazolamide. Available from:http://en.wikipedia.org/wiki/Acetazolamide.

    28. Acetazolamide Tablets. Available from:http://www.drugs.com.

    29. Comparative Efficacy of Acetazolamide and Apraclonidine in the Control of

    Intraocular Pressure Following Phacoemulsification. Available

    from:Ophthalmologica http://www.karger.com

    30. Diamox-Quoted from the Physician’s Desk Reference. Available

    from:http://www.climber.org/gear/diamox.html

    31. Diamox. Available from:http://www.rxlist.com/cgi/generic/aceta-ids.htm.

    32. Carbonic Anhydrase Inhibitor. In:Becker & Shaffer’s,Robert LS,Marc FL,Michael

    VD, Diagnosis and Therapy of the Glaucoma, 7 th edition, Mosby Inc.St.Louis,

    Missouri;2003:p.487.

    33. Diamox. Available from:http://www.pdrhealth.com/drug-info/

    rxdrugsprofiles/drugs/dia1131.shtml.

    34. Acetazolamide-oral. Available from:http://www.medicinenet.com/ acetazolamide-

    oral/article.htm.

    35. Betaxolol Ophthalmic Solution. Available from:http://

    www.medicinenet.com/betaxolol ophthalmic/article.htm.

    36. Betoptic S (betaxolol hydrochloride) Suspension. Availablefrom:http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/fda/fdaDrugXsl.cfm?id=2122&type

    =display.

    37. Betaxolol. Available from:http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=

    Betaxolol&action=edit.

    38. Betaxolol HCl. Available from:http://www.drugs.com/ppa/betaxolol-hcl.html.

    39. Drug Bank (Betaxolol). Available from:http://medpoll.pharmacy.ualberta.ca/

    drugbank/cgi-bin/getCard.cgi?CARD=APRD00245.40. Topical Ophthalmic Beta-Adrenergic Blockade For The Treatment Of Glaucoma

    And Ocular Hypotension. Available from:http://

    www.jclinpharm.org/cgi/content/abstract/34/8/795.

    41. Marc W,Joseph C. Medical Therapy of Glaucoma. In:Tasman W,Jaeger AE,

    editors, Duane’s Clinical Pharmacology, volume 3, Lippincott Williams and

    Wilkins, Philadelphia;2004:p.15.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

    http://www.karger.com/http://www.karger.com/http://www.karger.com/

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    47/50

    42. Betaxolol Ophthalmic Solution. Available from:http://

    www.medicinenet.com/betaxolol-ophthalmic/article.htm.

    43. Betaxolol Ophthalmic. Available from:http://health.yahoo.com/drug/ d04038a1.

    44. Kerlone (Betaxolol hydrochloride). Available from:http://products.sanofi-

    aventis.us/kerlone/kerlone/html.

    45. Betaxolol Ophthalmic-Drug Review. Available from:http://www.fda.gov/

    MedWatch/report.htm.

    46. Betaxolol : a new long-acting beta1-selective adrenergic blocker. Available

    from:http://www.jclinpharm.org/cgi/content/abstract/30/8/686.

    47. Betoptic S. Available from:http://www.rxcarecanada.com/Betoptic%

    20s.asp?prodid=232.

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    48/50

    TABEL PENETESAN

    Nama : Visus : OD : OS :Jenis Kelamin :Umur :Suku :

    JAMSesaat sebelum penetesan obat 18.00 19.00

    TOD : mmHg Betaxolol HCL 0.5 % TOD : mmHgTOS : mmHg 1 tetes TOS : mmHg

    JAM

    06.00 07.00Betaxolol HCL 0.5 % TOD : mmHg1 tetes TOS : mmHg

    Nama : Visus : OD : OS :Jenis Kelamin :Umur :Suku :

    JAMSesaat sebelum penetesan obat 18.00 19.00

    TOD : mmHg Betaxolol HCL 0.5 % TOD : mmHgTOS : mmHg 1 tetes TOS : mmHg

    JAM06.00 07.00

    Betaxolol HCL 0.5 % TOD : mmHg1 tetes TOS : mmHg

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    49/50

    Nama : Visus : OD : OS :Jenis Kelamin :Umur :Suku :

    JAMSesaat sebelum penetesan obat 18.00 19.00

    TOD : mmHg Betaxolol HCL 0.5 % TOD : mmHgTOS : mmHg 1 tetes TOS : mmHg

    JAM06.00 07.00

    Betaxolol HCL 0.5 % TOD : mmHg1 tetes TOS : mmHg

    TABEL PEMBERIAN

    Nama : Visus : OD : OS :Jenis Kelamin :Umur :Suku :

    JAMSesaat sebelum pemberian obat 13.00 14.00

    TOD : mmHg Acetazolamide 250 mg TOD : mmHgTOS : mmHg 1 tablet TOS : mmHg

    JAM21.00 22.00 06.00 07.00

    Acetazolamide 250 mg TOD : mmHg Acetazolamide 250 mg TOD : mmHg1 tablet TOS : mmHg 1 tablet TOS : mmHg

    T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008USU e-Repository © 2008

  • 8/20/2019 Siti Harilza

    50/50

    Nama : Visus : OD : OS :Jenis Kelamin :Umur :Suku :

    JAMSesaat sebelum pemberian obat 13.00 14.00

    TOD : mmHg Acetazolamide 250 mg TOD : mmHgTOS : mmHg 1 tablet TOS : mmHg

    JAM21.00 22.00 06.00 07.00

    Acetazolamide 250 mg TOD : mmHg Acetazolamide 250 mg TOD : mmHg1 tablet TOS : mmHg 1 tablet TOS : mmHg

    Nama : Visus : OD : OS :Jenis Kelamin :Umur :Suku :

    JAMSesaat sebelum pemberian obat 13.00 14.00

    TOD : mmHg Acetazolamide 250 mg TOD : mmHgTOS : mmHg 1 tablet TOS : mmHg

    JAM21.00 22.00 06.00 07.00

    Acetazolamide 250 mg TOD : mmHg Acetazolamide 250 mg TOD : mmHg1 tablet TOS : mmHg 1 tablet TOS : mmHg