f05112028 siti marfuah

54
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI HEWAN ( PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN TERHADAP GAMBARAN DARAH BURUNG PUYUH ) DISUSUN OLEH : NAMA : SITI MARFUAH NIM : F05112028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Upload: sophan-hadie

Post on 28-Nov-2015

48 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

nbnb

TRANSCRIPT

Page 1: f05112028 Siti Marfuah

LAPORAN

PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI HEWAN

( PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN

TERHADAP GAMBARAN DARAH BURUNG PUYUH )

DISUSUN OLEH :

NAMA : SITI MARFUAH

NIM : F05112028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

Page 2: f05112028 Siti Marfuah

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN TERHADAP

GEMBARAN DARAH BURUNG PUYUH

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu ciri mahluk hidup adalah adanya system transport

didalam tubuhnya baik itu yang terjadi pada manusia , hewan, maupun

tumbuhan. Adapun adanya system transport tersebut berfungsi sebagai

pengangkut dan penyalur bahan-bahan atau zat serta elektrolit yang

dibutuhkan oleh tubuh mahluk hidup itu sendiri.

System peredaran darah merupakan salah satu system transport

didalam tubuh manusia dan hewan, dimana didalamnya meliput alat

peredaran darah dan darah itu sendiri. Darah umumnya tersusun atas sel

darah merah (eritrosit) , sel darah putih (leukosit) dan keeping darah.

Seperti kita ketahui bahwa tiap sel darah memiliki fungsinya masing-

masing. Seperti sel darah merah yang memiliki fungsi sebagai pengangkut

oksigen dari paru-paru kejantung dan keseluruh tubuh. Adapun

kemampuan pengangkutan oksigen oleh eritrosit itu disebabkan oleh

adanya hemoglobin didalam sel darah merah (eritrosit). Hemoglobin

adalah suatu protein khusus yang mengandung zat besi yang mampu

mengikat oksigen. Kemudian leukosit sendiri adalah sel darah putih yang

berfungsi untuk menjaga system kekebalan tubuh.

Eritrosit merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling banyak

dalam darah. Sebagian besar vertebrata mempunyaieritrosit berbentuk

lonjong dan berinti kecuali mamalia. Jumlah leukosit lebih banyak

diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalamsirkulasi darah

jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya .

Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit yang terkandung dalam

darahmemang bukan suatu hal yang mudah karena sel-sel darah merah

yang terkandungdalam darah berukuran sangat kecil sehingga dibutuhkan

seperangkat alat yangdinamakan dengan Hemositometer dengan bantuan

Page 3: f05112028 Siti Marfuah

mikroskop. Hemositometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk

melakukan perhitungan sel secaracepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel

yang rendah. Dalam proses penghitungan sel-sel darah merah dan sel darah

putih, dibutuhkan juga ketelitian dan konsisten dalam cara menghitung.

Penghitungan sel-sel darah merah dihitung di dalam kamar hitungyang

bersakala atau berukuran kecil dengan jumlah 4 buah untuk menghitung

BDPdan 5 buah untuk menghitung BDM. Darah bagi organisme sangat

penting, apabila terjadi kekurangan atau kelebihan sel darah maka

mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologis suatu organisme

sehingga menimbulkan suatu penyakit. Hal inilah yang menjadi salah satu

latar belakang dilakukannya praktikum perhitungan BDM dan BDP , yakni

untuk mengetahui jumlah butir darah merah dan jumlah butir darah putih

dari burung puyuh.

Selain itu , dilakukan pula praktikum penentuan kadar hemoglobin

dalam darah , tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi dari burung

puyuh, berdasarkan kadar hemoglobin yang terkandung dalam darah.

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam

setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan

dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna

larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki

kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks

eritrosi. Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang

lebih rendah dari normal.

B. TUJUAN

1. Mengetahui kadar hemoglobin didalam darah menurut metoda Sahli

2. Mengetahui jumlah butir darah merah (BDM, eritrosit) per mm3 darah

3. Mengetahui jumlah butir darah putih (BDP, leukosit) per mm3 darah

4. Mengetahui pengaruh pemberian perlakuan terhadap kadar

hemoglobin BDM dan BDP dalam darah burung puyuh.

C. MASALAH

1. Alat apa yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin darah?

2. Alat apa yang digunakan untuk menghitung BDM dan BDP?

Page 4: f05112028 Siti Marfuah

3. Berapa kadar hemoglobin dalam darah ?

4. Berapa jumlah butir darah merah (BDM, eritrosit) per mm3 darah?

5. Berapa jumlah butir darah putih (BDP , leukosit ) per mm3darah?

6. Apa pengaruh pemberian perlakuan terhadap kadar hemoglobin dalam

darah burung puyuh?

7. Bagaimana pengaruh pemberian perlakuan terhadap BDM dan BDP

darah burung puyuh?

D. MANFAAT

1. Dapat mengetahui kadar hemoglobin dalam darah

2. Dapat mengetahui jumlah BDM dan BDP dalam darah

3. Dapat mengetahui pengaruh pemberian perlakuan terhadap kadar

hemoglobin darah burung puyuh

4. Dapat mengetahui pengaruh pemberian perlakuan terhadap jumlah

BDM dan BDP darah burung puyuh.

5. Dapat mengetahui alat apa yang dapat digunakan untuk mengukur

kadar hemoglobin darah.

6. Dapat megetahui alat yang digunakan untuk menghitung BDM dan

BDP.

7. Dapat mengetahui cara mengukur kadar hemoglobin dan sara

menghitung BDM , BDP.

Page 5: f05112028 Siti Marfuah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DESKRIPSI TANAMAN EKSTRAK DAN KLASIFIKASI

Untuk mendapatkan suatu senyawa atau zat kimia tertentu dari

tanaman yang digunakan sebagai obat dll dapat dilakukan dengan cara

ekstraksi. “Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu senyawa dari jaringan

tumbuhan atau hewan dengan menggunakan penyari tertentu” (Megawati

Simanjuntak, 2009).

Nama botani : Premna foetidaReinw.

Nama lain : Buas-buas,

Famili : singkil Verbenaceae

Habitat   : Pokok bebuas kebanyakannya hidup liar di belukar dan

ditepi hutan, tetapi kadang-kadang ditanam di sekitar rumah.

Tumbuhan buas buas banyak mengandung bahan kimia yang

merupakan produksi metabolit sekunder dan digunakan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu atau pelindung bagi

tumbuhan. Selain itu juga dapat dimanfaatkan manusia sebagai obat-

obatan karena adanya senyawa bioaktif. Kandungan senyawa bioaktif yang

terdapat dalam Buas buas yang spesifik adalah kelompok flavonoid.

Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenolik yang ditemukan di alam

dan berasal dari tumbuhan tingkat tinggi. Flavonoid adalah senyawa yang

terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan

(Hahlbrock, 1981).

B. DESKRIPSI BURUNG PUYUH DAN KLASIFIKASI

Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran

tubuh relative kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh

disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut

“Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di

Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.

Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir

tahun 1979. Kini mulai bermunculan di ternak yang ada di Indonesia

Klasifikasi burung puyuh.

Page 6: f05112028 Siti Marfuah

Kelas : Aves (Bangsa Burung)

Ordo : Galiformes

Sub Ordo : Phasianoidae

Famili : Phasianidae

Sub Famili : Phasianinae

Genus : Coturnix

Species : Coturnix-coturnix Japonica.

( Kemal Prihatman, 2000).

Puyuh jantan merupakan jenis unggas yang mempunyai potensi

untuk dikembangkan sebagai penghasil protein hewani karena mudah

dipelihara, biaya pemeliharaan tidak terlalu besar serta dapat diusahakan

pada lahan yang tidak terlalu luas (widodo,2013).

C. DARAH SECARA UMUM

Darah adalah matrik cairan dan merupakan jaringan pengikat

terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas). Darah terdiri dari komponen

cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma yaitu

sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel

yang mengangkut oksigen, leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang

berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh dan trombosit yaitu sel yang

berperan dalam homeostasis (Frandson, 1986).

Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh

darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki–

laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan

dengan memberikan natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam–garam

ini menyingkirkan ion–ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam

proses pembekuan darah. Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut

oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari

jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh,

mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat

ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu,

mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu

tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang

Page 7: f05112028 Siti Marfuah

aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman

dengan membentuk antibody (Abbas, 1997).

Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang

ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel

terbanyak dalam darah. Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang

mengandung besi, berperan dalam transpor oksigen dan karbondioksida di

dalam tubuh. Oleh karena itu eritrosit sangat diperlukan dalam proses

oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak

langsung dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang (Brown, 1993).

Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan

rasio 1 : 700 (Frandson, 1992). Jumlah leukosit tergantung  jenis  hewannya. 

Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu

seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting

dalam pertahanan seluler dan  humoral organisme terhadap benda-benda

asing.  Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang

sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding

dengan eritrositnya (Pearce, 1989).

Hemoglobin (kependekan: Hb) merupakan molekul protein di dalam sel

darah merah yang bergabungdengan oksigen dan karbon dioksida untuk

diangkut melalui sistem peredaran darah ke tisu-tisu dalam badan. Ionbesi

dalam bentuk Fe+2 dalam hemoglobin memberikan warna merah pada darah.

Hemoglobin adalah proteinyang kaya akan zat besi. Memiliki daya afinitas

(daya gabung)terhadap oksigen itu membentuk oxihemoglobin didalam sel

darah merah.Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa ke paru-paru ke

jaringan.Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-

butiran darah merah. Dalam keadaan normal 100 mldarah mengandungi 15

gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen. Terdapat

beberapa cara bagi mengukur kandungan hemoglobin dalam darah,

kebanyakannya dilakukan secara automatik oleh mesin yang direka khusus

untuk membuat beberapa ujian terhadap darah. Di dalam mesin ini, sel darah

merah diceraikan untuk mengasingkan hemoglobin dalam bentuk larutan.

Hemoglobin yang terbebas inidicampur dengan bahan kimia yang

Page 8: f05112028 Siti Marfuah

mengandungi cyanide yang mengikat kuat dengan molekul hemoglobinuntuk

membentuk cyanmethemoglobin. Dengan menyinarkan cahaya melalui larutan

cyanmet hemoglobin dan mengukur jumlah cahaya yang diserap (khususnya

bagi gelombang antara 540 nanometer), jumlah hemoglobin dapat ditentukan.

Kadar Hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam

gram (gm) bagi setiap dekaliter (100 mililiter). Kadar hemoglobin normal

bergantung kepada usia, awal remaja, dan jantina seseorang itu ( Tim Dosen,

2010).

D. DARAH BURUNG PUYUH

Hematokrit (PVC) adalah perbandingan antara eritrosit dan plasma darah

yang dinyatakan dalam persen volume. Penurunan persentase hematokrit dapat

disebabkan kekurangan asam amino dalam pakan, sedangkan peningkatan

hematokrit disebabkan karena dehidrasi sehingga perbandingan eritrosit

terhadap plasma darah berada di atas normal (Frandson, 1993). Kesehatan

burung puyuh dapat dilihat dari kadar hemoglobin dan hematokrit yang

merupakan alat ukur dari kesehatan darah, karena darah merupakan media

untuk pembentukan antibody (Aryani, 2012). Kadar normal hemoglobin

burung puyuh yaitu 10,7 - 14,3 g/dl. Kadar hemoglobin yang rendah

menyebabkan kemampuan oksigen ke dalam jaringan menjadi menurun, dan

ekskresi CO2 efisien sehingga keadaan dan fungsi sel akan mengalami

penurunan (Hidayat,2013).

Fe atau zat besi merupakan bagian hemoglobin dan apabila kurang akan

menghambat sintesis eritrosit. Sintesis yang terganggu dapat menyebabkan

jumlah eritrosit akan berkurang sehingga kadar hemoglobin dan nilai

hematocrit akan rendah (Tillman et al., 1998). Sintesis hemoglobin

dipengaruhi oleh keberadaan zat gizi dalam pakan, seperti protein dan zat besi

(Murtini et al., 2009). Kadar hemoglobin pada burung puyuh petelur berkisar

7,0-13,0g/100ml. Hematokrit mempunyai hubungan yang positif dengan

hemoglobin, apabila kadar hemoglobin meningkat maka kadar hematocrit pun

akan meningkat dan sebaliknya (Schalm, 1965). Peningkatan nilai hematokrit,

hemoglobin, dan jumlah eritrosit diatas kisaran normal dapat juga disebabkan

oleh terjadinya eritrositosis. Eritrositosis dapat bersifat absolut atau relatif.

Page 9: f05112028 Siti Marfuah

Eritositosis relatif terjadi ketika nilai hematokrit tinggi namun jumlah eritrosit

normal. Keadaan tersebut disebabkan oleh kontraksi limpa atau dehidrasi.

Eritrositosis absolut ditandai dengan nilai hematokrit yang tinggi karena

peningkatan jumlah eritrosit akibat peningkatan produksi eritropoietin

(Guyton dan Hall, 1997).

Antibodi merupakan efek nyata dari respon kekebalan humoral yang

berinteraksi spesifik terhadap antigen. Antibodi akan meningkat dengan

aktivitas sel fagosit untuk menangkap dan memusnahkan antigen, mencegah

perlekatan antigen pada sel agar tidak terjadi infeksi (Baratawidjaja, 2006).

Keberhasilan vaksinasi dapat dilihat dari titer antibodi yang dibentuknya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi yaitu status

kesehatan unggas (unggas yang divaksinasi dalam keadaan sehat), status

nutrisi cukup, sanitasi lingkungan dan sistem perkandangan baik (Akoso,

1998).

Kusumawati (2000), berpendapat bahwa jumlah rata-rata sel darah merah

pada unggas adalah 1,25 - 4,50 juta/mm3.

Page 10: f05112028 Siti Marfuah

BAB III

METODOLOGI

1. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum Anatomi Fisiologi Hewan tentang Pengaruh Pemberian Ekstrak

Tanaman Terhadap Gambaran Darah Burung Puyuh, dibagi menjadi beberapa

tahap, yaitu:

a. Penentuan dosis ekstrak

Hari/Tanggal : Sabtu, 16 November 2013

Waktu : 10.00-selesai

Tempat : Rumah kasa Pend. Biologi FKIP Untan

b. Aklimatisasi burung puyuh

Hari,tanggal : Senin, 18 November 2013 – Jumat, 29 November

2013

Waktu : Pukul 23.59 - 00.00 WIB

Tempat : Rumah Kasa Pendidikan Biologi FKIP Untan

c. Pemberian larutan uji

Hari/Tanggal : 30 November-6 Desember 2013

Waktu : 12.30 WIB-selesai

Tempat : Rumah kasa pend. Biologi FKIP Untan

d. BDM dan BDP

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Desember 2013

Waktu : 08.00-12.00 WIB

Tempat :Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan

Pontianak

2. ALAT DAN BAHAN

a. Pemberian Ekstrak Tanaman

Alat :

1) Timbangan

2) Kandang puyuh

Page 11: f05112028 Siti Marfuah

3) Gelas ukur

4) Seperangkat alat bedah

5) Bak bedah

6) Alat tulis

Bahan :

1) Puyuh jantan

2) Ekstrak tanaman

3) Pakan puyuh

4) Kapas

5) Tisu

6) Akuades

7) Formalin 4%

8) NaCl Fisiologi

9) Cotton Bud

b. Kadar Hemoglobin dalam Darah

Alat :

1) Hemoglobinometer Sahli yang terdiri atas:

a) Tabung Sahli (% atau gr%)

b) Pipet Sahli 0.02 ml (20cmm) dan aspirator)

c) Standar warna Sahli

d) Alat pengaduk

e) Pengukur waktu (tidak selalu tersedia)

2) Jarum penusuk pembuluh darah

3) Gunting (bila perlu)

Bahan :

1) HCL 0,1 N

2) Alcohol 70% dan kapas

3) Vitamin C ( Ester C)

4) Aquades

c. Jumlah Butir Darah Merah dan Jumlah Butir Darah Putih

Alat :

1) Hemasitometer Nauber yang terdiri atas :

Page 12: f05112028 Siti Marfuah

a) Kamar hitung dan kaca penutupnya.

b) Pepet (pengencer) eritrosit , dengan ciri di dalamnya

terdapat butiran berwarna merah, dan skala pada pipet

tersebut : 0,5-1,0-101.

c) Pipet (pengencer) leukosit , dengan ciri di dalamnya

terdapat butiran berwarna putih dan skala pada pipet ini

adalah : 0,1-1,0-11.

d) Kedua pipet dilengkapi dengan aspirator

2) Mikroskop biasa , dengan objektif 10x dan 45x ; okuler 10x

3) Alat pengambil darah : lanset/ arum franke

4) Gelas kimia/ cawan kecil sebagai wadah larutan pengencer

5) Alat hitung ( hand counter/ hand tally).

Bahan :

1) Larutan pengencer dapat dipilih:

a) Untuk eritrosit misalnya larutan Hayem

b) Untuk leukosit pada mamalia , misalnya Turk

c) Leukosit aves : modifikasi Rees dan Ecker.

2) Alcohol 70% dan kapas.

3. CARA KERJA

a. Pengujian Ekstrak Tumbuhan terhadap Fisiologi Darah Burung

Puyuh

- 15 ekor burung puyuh jantan dikelompokkan menadi 3

kelompok yaitu 5 ekor kelompok control, 5 ekor kelompok

perlakuan , dan 5 ekor kelompok control positif.

- Diaklimatisasi selama 7 hari.

- Diberi perlakuan selama 10 hari.

- Ditimbang berat badan burung setiap 3 hari sekali.

- Diberi pakan standar adlibitum.

- Dilakukan pembedahan dan pembagian organ hati pada hari ke-

11.

b. Kadar Hemoglobin dalam Darah

Page 13: f05112028 Siti Marfuah

- Tabung Sahli diisi dengan larutan HCl 0,1 N hingga mencapai

garis batas angka 10 pada bagian bawah tabung.

- Tempat pengambilan darah dibersihkan dengan menggunakan

kapas beralkohol.

- Pembuluh darah ditusuk dengan menggunakan pipet Sahli.

- Darah disedot dengan menggunakan aspirator yang telah

dihubungkan dengan pipet Sahli, hingga darah mencapai garis

batas 0.02 ml yang terdapat pada tabung Sahli.

- Ujung pipet Sahli dibersihkan.

- Darah pada pipet Sahli segera dimasukkan kedalam tabung

Sahli.

- Tabung Sahli diletakkan diantara kedua bagian standar warna

dalam alat hemoglobinometer.

- Didiamkan selama 3 menit , hingga terbentuk hematin yang

berwarna coklat.

- Ditambahkan aquades kedalam tabung Sahli tetes demi tetes

dengan menggunakan pipet tetes sambil diaduk, dilakukan

hingga warna darah sama dengan warna standar.

- Dibaca tinggi permukaan cairan pada tabung Sahli dengan

melihat skala jalur gr% yang menunjukkan banyaknya

hemoglobin dalam perb100ml darah. Atau dibaca pada bagian

berskala % sesuai dengan yang terdapat pada aat

hemoglobinometer.

c. Jumlah Butir Darah Merah dan Jumlah Butir Darah Putih

Menghitung butir darah merah (BDM)

- Aspirator dipasang pada pipet eritrosit.

- Daerah tempat pengambilan darah dibersihkan dengan kapas

yang telah dibasahi alkohol.

- Pembuluh darah ditusuk.

- Darah yang pertama kali keluar dihilangkan terlebih dahulu

(diusap dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi

dengan alcohol)

Page 14: f05112028 Siti Marfuah

- Dengan menggunakan aspirator dan pipet eritrosit , darah yang

keluar berikutnya dihisap hingga mencapai garis batas 1,0 yang

terdapat pada pipet eritrosit.

- Ujung pipet eritrosit dibersihkan dengan menggunakan kain

yang halus.

- Dihisap larutan pengencer Hayem dengan menggunakan pipet

yang sama dengan cepat dan hati-hati agar tidak terdapat

gelembung udara yang terbentuk didalam pipet erirosit.

- Dilakukan pengulangan jika terdapat gelembung udara dalam

pipet dan terbentuk bekuan darah didalam pipet eritrosit.

- Disinggungkan ujung pipet pada kertas tisu jika dalam

penghisapan larutan terjadi kelebihan larutan.

- Aspirator dilepaskan dari pipet eritrosit dengan hati-hati.

- Kedua ujung pipet ditutup dengan menggunakan ibu jari dan

jari telunjuk tangan kanan.

- Isi pipet dikocok dengan membentuk gerakan angka delapan

agar yang tercampur hanyalah yang terdapat pada bagian pipet

yang membesar saja (1.0-101).

- Cairan pada ujung pepet dibuang agar tidak ikut terkocok.

- Setetes cairan dimasukkan kedalam kamar hitung dengan

menemelkan ujung pipet pada tempat pertemuan Antara dasar

kamar hitung dan kaca penutup.

- Cairan tersebut dibiarkan didalam kamar hitung hingga butir-

butir darah didalamnya mengendap.

- Kamar hitung diletakkan dibawah mikroskop, dan diamati dari

perbesaran paling kecil hingga Nampak butir-butir darah

merahnya.

- Butir darah merah dalam kamar hitung dihitung dengan

menggunakan hand counter/ hand tally.

Menghitung butir darah putih (BDP)

Page 15: f05112028 Siti Marfuah

- Darah dihisap dengan menggunakan pipet leukosit yang telah

dihubungkan dengan aspiratotnya hingga mencapai garis batas

1,0 pada pipet.

- Ditambahkan larutan pengencer Turk , dengan cara menghisap

larutan dengan menggunakan pipet leukosit yang sama hingga

mencapai garis batas 11 yang terdapat pada pipet.

- Diberikan perlakuan yang sama seperti yang dilakukan pada

cara menghitung jumlah butir darah merah (BDM).

Page 16: f05112028 Siti Marfuah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Dosis Pemberian Aquadest, Ekstrak, Dan Stimuno

NO KANDANG

PERLAKUAN

JUMLAH DOSIS (ml)

30 Nov 2013

1 Des 201

3

2 Des 2013

3 Des 2013

4 Des 2013

5 Des 2013

6 Des 2013

KANDANG I

PEMBERIAN AQUA

DES

A1 0,258 0,258

0,26 0,26 0,3 0,3 0,3

A2 0,255 0,255

0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

A3 0,262 0,262

0,325 0,325 0,35 0,35 0,35

A4 0,255 0,255

0,275 0,275 0,275 0,275 0,275

A5 0,25 0,25 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

KANDANG II

PEMBERIAN EKSTR

AK DAUN BUAS

– BUAS

E1 0,32 0,32 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375

E2 0,325 0,325

0,375 0,375 0,375 0,375 0,375

E3 0,325 0,325

0,462 0,462 0,375 0,375 0,375

E4 0,32 0,32 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375

E5 0,32 0,32 0,4 0,4 0,375 0,375 0,375

KANDANG III

PEMBERIAN STIMU

NO (IMMUNO

STIMULAN)

S1 0,258 0,258

0,325 0,325 0,35 0,35 0,35

S2 0,255 0,255

0,325 0,325 0,275 0,275 0,275

S3 0,26 0,26 0,35 0,35 0,3 0,3 0,3

S4 0,255 0,255

0,3 0,3 0,275 0,275 0,275

S5 0,252 0,252

0,25 0,25 0,375 0,375 0,375

Page 17: f05112028 Siti Marfuah

2. Berat Burung Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

Hari, Tanggal

KANDANG I(AQUADES)BERAT DALAM ONS

KANDANG II (EKSTRAK )BERAT DALAM ONS

KANDANG III (STIMUNO)BERAT DALAM ONS

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5Sabtu, 30 Novembe

r 2013

1,03

1,02

1,05

1,02

1,02

1,01

1,04

1,04

1,02

1,03

1,03

1,02

1,04

1,02

1,01

Senin, 2 Desembe

r 2013

1,04

1,2

1,3

1,1

1,2

1,2

1,2

1,3

1,2

1,4

1,3

1,3

1,4

1,2 1

Rabu, 4 Desembe

r 2013

1,2

1,2

1,4

1,1

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

1,4

1,1

1,2

1,1

1,2

Berat ekstrak = 10.23 gram

3. Pengamatan Hati Burung Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

NO KANDANG PERLAKUAN BERAT (gram)

WARNA

KANDANG I (kandang kontrol)

PEMBERIAN AQUADEST

A1 3,01 Merah kecoklatanA2 3.21 Coklat

A3 2,62 Merah Tua

A4 2,50 CoklatA5 2,29 Merah Tua

Rata-rata 2,73

KANDANG II

(kandang perlakuan)

PEMBERIAN EKSTRAK DAUN

BUAS-BUAS

E1 2,11 CoklatE2 2,56 Merah kecoklatanE3 2,75 CoklatE4 2,60 CoklatE5 2,07 Coklat

Rata-rata 2,42

KANDANG III(kandang kontrol

positif)

PEMBERIAN (IMMUNO STIMULAN)

S1 2,09 CoklatS2 2,45 CoklatS3 2,83 Merah kecoklatanS4 2,40 Merah kecoklatanS5 2,30 Coklat

Rata-rata 2,14

4. Pengamatan Kadar HB, BDP, dan BDM

NO KANDANG

PERLAKUAN HB BDM BDP

KANDANG I (kandang kontrol)

PEMBERIAN AQUADES

A1 11 % 4504 x 104 2252 x 102

A2 12 % 4373 x 104 21865 x 101

A3 10 % 4272 x 104 2136 x 102

Page 18: f05112028 Siti Marfuah

A4 12 % 4606 x 104 2303 x 102

A5 12,1 % 4276 x 104 2138 x 102

Rata-rata

11,42 %

4406 x 104 2203 x 101

KANDANG II

(kandang perlakuan)

PEMBERIAN EKSTRAK

DAUN BUAS – BUAS

E1 9 % 6108 x 104 3054 x 102

E2 7,3 % 6122 x 104 3061 x 102

E3 5 % 6320 x 104 3160 x 102

E4 10 % 6144 x 104 3072 x 102

E5 11 % 7124 x 104 3562 x 102

Rata-rata

8,46 % 6363 x 104 3894 x 102

KANDANG III

(kandang kontrol positif)

PEMBERIAN STIMUNO (IMMUNO

STIMULANT)

S1 11,9 % 10.928 x 104

5464 x 102

S2 5,2 % 7015 x 104 35075 x 101

S3 8,2 % 9925 x 104 49625 x 101

S4 7 % 7034 x 104 3517 x 102

S5 10,6 % 9832 x 104 4916 x 102

Rata-rata

8,58 % 8947 x 104 54566 x 101

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum mengenai pengaruh pemberian ekstrak tanaman terhadap

gambaran darah burung puyuh kami menggunakan ekstrak yang terbuat dari

daun tanaman buas-buas.

Bebuas

Nama botani : Premna foetidaReinw.

Nama lain : Buas-buas,

Famili : singkil Verbenaceae

Habitat   : Pokok bebuas kebanyakannya hidup liar di belukar dan di tepi hutan,

tetapi kadang-kadang ditanam di sekitar rumah.

Tumbuhan buas buas banyak mengandung bahan kimia yang merupakan

produksi metabolit sekunder dan digunakan sebagai alat pertahanan dari

serangan organisme pengganggu atau pelindung bagi tumbuhan. Selain itu

juga dapat dimanfaatkan manusia sebagai obat-obatan karena adanya senyawa

Page 19: f05112028 Siti Marfuah

bioaktif. Kandungan senyawa bioaktif yang terdapat dalam Buas buas yang

spesifik adalah kelompok flavonoid. Flavonoid merupakan kelompok senyawa

fenolik yang ditemukan di alam dan berasal dari tumbuhan tingkat

tinggi.Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang

umumnya tersebar di dunia tumbuhan (Hahlbrock, 1981).

Selain daun buas buas kami juga menggunakan burung puyuh jantan.

Kelas : Aves (Bangsa Burung)

Ordo : Galiformes

Sub Ordo : Phasianoidae

Famili : Phasianidae

Sub Famili : Phasianinae

Genus : Coturnix

Species : Coturnix-coturnix Japonica.

Puyuh jantan merupakan jenis unggas yang mempunyai potensi untuk

dikembangkan sebagai penghasil protein hewani karena mudah dipelihara,

biaya pemeliharaan tidak terlalu besar serta dapat diusahakan pada lahan yang

tidak terlalu luas (widodo,2013).

Pada praktikum pertama yakni pemberian aquades , ekstrak dan stimuno.

Dimana burung puyuh jantan yang berjumlah 15 ekor dibagi menadi 3

kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor burung puyuh.

Kelompok pertama dalam perlakuannya dan perawatannya akan dicekoki

dengan aquades. Kelompok kedua akan dicekoki ekstran tanaman buas-buas

dan untuk kelompok ketiga akan dicekoki dengan stimuno. Adapun tujuan

kenapa dibedakan antara perlakuan pada kelompok pertama, kedua dan ketiga

adalah untuk membandingkan apakah ada perbedaan hasil pengamatan

gambaran darah masing-masing burung puyuh dengan adanya perbedaan

perlakuan tersebut .

Pada saat mencekoki burung kami melakukan penimbangan berat badan

masing-masing burung puyuh tujuannnya untuk mencari dosis yang harus

kami berikan kepada burung tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan ternyata

burung puyuh setiap harinya mengalami kenaikan dan penurunan berat badan

Page 20: f05112028 Siti Marfuah

(berat badan tidak konstan). Hal ini dimungkinkan disebabkan karena

kurangnya perawatan dan kesalahan perlakuan yang menyebabkan burung

menjadi stress dan tidak nafsu makan, yang berimbas pada berat badan burung

tersebut.

Tujuan pemberian aquades pada burung puyuh adalah untuk mengetahui

gambaran darah burung puyuh dengan perlakuan pemberian aquades tanpa

tambahan bahan kimia. Tujuan pemberian ekstrak pada burung puyuh adalah

untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak terhadap gambaran darah

burung puyuh. Pemberian stimuno juga memiliki tujuan yang sama seperti

tujuan pada pemberian ekstrak, yakni umtuk mengetahui pengaruh pemberian

ekstrak terhadap gambaran darah burung puyuh.

Stimuno merupakan obat herbal yang berfungsi unutuk memperbaiki

system imun, membantu merangsang tubuh memproduksi lebih banyak

antibody dan mengaktifkan system kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh

bekerja secara optimal. Adapun pengaruh pemberian stimuno , aquades dan

ekstrak dapat digambarkan dari kadar Hb masing-masing burung ,jumlah butir

darah merah dan jumlah butir darah putih masing-masing burung.

Berdasarkan hasil pengamatan dilihat dari rata-rata kadar Hb pada masing-

masing kandang dapat dilihat ternyata kadar Hb kandang I lebih tinggi

dibandingkan kadar Hb kandang II dan III. Burung puyuh pada kandang I

diberi perlakuan yakni diberi aquades, kandang II diberi Ekstrak dan kandang

III diberi stimuno. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandungi 15

gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen. Dilihat dari

rata-rata jadar Hb tiap kandang maka kandang I memiliki kadar Hb yang

mendekati normal yakni sebesar 11,46 gram %, sedangkan kandang II sebesar

8,46% dan kandang III sebesar 8, 58 gram %. Jika dilihat dari perlakuan yang

diberikan dapat disimpulkan bahwa ternyata penambahan atau pemberian obat

atau bahan kimia kedalam tubuh burung puyuh dapat menurunkan kadar Hb

burung puyuh. Selain itu pemberian pakan juga lagi-lagi berpengaruh terhadap

kadar Hb pada burung puyuh. Pemberian pakan yang tidak mencukupi gizi

burung puyuh dapat menurunkan kadar Hb burung puyuh. Dengan

menurunnya kadar Hb dalam darah menandakan bahwa kemampuan sel darah

Page 21: f05112028 Siti Marfuah

merah untuk mengikat oksigen juga rendah hal ini dikarenakan Hb merupakan

protein yang terdapat didalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat

oksigen.

Kemudian pada pengamatan jumlah BDM burung puyuh , rata-rata jumlah

BDM pada masing-masing kandang adalah , kandang I 4406 x 104 atau 44

juta/mm3, kandang II 6363 x 104 dan kandang III adalah 8947 x 104. Jumlah

terbutir terbanyak ada pada kandang ke III. jumlah sel darah merah (eritrosit)

burung puyuh melewati batas normal tidak sesuai dengan literature yang

menyatakan “Jumlah rata-rata sel darah merah pada unggas adalah 1,25 - 4,50

juta/mm3”(Kusumawati,2000). Jumlah total eritrosit dipengaruhi oleh

peningkatan umur dan massa sel darah serta dipengaruhi oleh jenis kelamin

dan faktor lingkungan (Adeyemo et al., 2010).

Untuk pengamatan jumlah BDP rata-rata yang diperoleh dari masing-

masing kandang sebagai berikut, kandang I 2203 x 101 ATAU 220,3 X102,

kandang II 3894 x 102 dan kandang III 54566 X 101. Dapat dilihat bahwa

jumlah BDP terbanyak ada pada kandang III, kandang III burung puyuhnya

diberi stimuno, dimana stimuno memiliki fungsi untuk meningkatkan system

kekebalan tubuh. Sel darah putih merupakan salah satu system kekebalan

tubuh yang berfungsi untuk melawan infeksi dan bakteri. Hasil percobaan ini

menunjukkan memang benar stimuno memiliki fungsi yang efektif sebagai

peningkat system kekebalan tubuh. Sedangkan ekstrak buas-buas meskipun

nilainya tidak sebanyak pada pemberian stimuno akan tetapi jumlah BDP juga

mengalami peningkatan atau lebih banyak saat burung puyuh diberi ekstrak

dari pada burung puyuh yang hanya diberi aquades. Nilai BDP pada puyuh ini

menunjukkan nilai yang cukup normal. Lucas (1961) melaporkan bahwa nilai

BDP ungags berkisar antara 16.6 1 ribu/mm3. Puyuh yang kecukupan gizi

dengan lingkungan manajemen pemeliharaan yang nyaman akan

menghasilkan hewan dengan nilai kekebalan yang tinggi. Leukosit (BDP)

merupakan bagian darah yang betanggung jawab atas tanggap kekebalan,

dernikian pula dengan bagian-bagiannya seperti limfosit yang bertugas

sebagai pembentuk antibodi dan monocyt serta heterofd yang berperan sebagai

fagositosit pathogen(padmavathi,1990).

Page 22: f05112028 Siti Marfuah

Angka leukosit rendah dimungkinkan karena kurang dalam pemenuhan

gizi dari burung puyuh serta pemeliharaan lingkungan sekitar kandang yang

kami lakukan kurang nyaman.

Untuk praktikum berat hati , rata-rata berat hati terbesar ada pada berat

hati burung puyuh pada kandanng I sebesar 2,73 gr. Kemudian rata-rata berat

hati burung puyuh kandang II 2,42 gram ,dan berat hati burung puyuh di

kandang III 2,14 gram.

Page 23: f05112028 Siti Marfuah

BAB IVPENUTUP

A. KESIMPULAN1. Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin

asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian

diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan

mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas

standar.

2. Hemositometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk

melakukan perhitungan sel secaracepat dan dapat digunakan untuk

konsentrasi sel yang rendah.

3. Hemoglobinometer merupakan alat pengukur kadar hemoglobin.

4. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandungi 15 gram

hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen.

5. Nilai BDP ungags berkisar antara 16.6 1 ribu/mm3

6. Jumlah rata-rata sel darah merah pada unggas adalah 1,25 - 4,50

juta/mm3.

7. Pengaruh pemberian ekstrak terhadap Hb , BDM dan BDP darah

burung puyuh:

Hb : kadar Hb menurun atau paling rendah saat

diberi ekstrak daun buas-buas

BDM : Jumlah BDM melewati batas normal butir

darah merah unggas.

BDP : jumlah BDP melewati batas normal butir

darah putih unggas.

B. SARAN

Alat yang digunakan untuk ptaktikum kedepannya lebih diperbanyak, hingga tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk praktikum. Selain itu sebelum praktikum sebaiknya asisten memberikan 1 contoh cara penggunaan alatnya yang benar untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin dilakukan oleh praktikan.

Page 24: f05112028 Siti Marfuah

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, M. 1997. Biologi. Jakarta:Yudistira.

Adeyemo, G. O., A. D. Ologhobo and O. A. Adebiyi. 2010. The effect of

graded levels of dietary methionine on the haematology and serum

biochemistry of broilers. Int. J. Poult. Sci. Vol. 9 (2): 158-161.

Akoso, B. T. 1998. Kesehatan Unggas Paduan bagi Petugas Teknis,

Penyuluh dan Peternak. Kanisius, yogyakarta.

Aryani, S.A. 2012. Animal Agricultural Journal. Vol. 1.hal.195-196.

Baratawidjaja, K. G. 2006. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Frandson, R. D. 1986. Anatomy and physiology of Farm Animals.

Philadelphia :Lea and Febiger.

Hahlbrock K. 1981. Flavonoids. The Biochemistry of Plants, Vol. 7:

Secondary plant products. New York: Academic Press. Hal:425-456.

Hidayat, W. 2013. Animal Agriculture Journal.Vol. 2: 209 – 216.

Murtini, S., I. Rahayu, dan I. Yuanita. 2009. Status KesehatanAyam

Pedaging yang Diberi Ransum Mengandung Ampas Buah Merah.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Padmavathi P, Rao MP. 1990. Nutritive value of sauropus androgynus

leaves. Plant foods for Human Nutr vol. 40: 107- 1 13

Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Prihatman, Kemal.2000.Budidaya Burung Puyuh. Bappenas: Jakarta.

Schalm, O. W. 1965. Veterinary Hematology. Lea and Febinger, Philadelphia.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.

Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Tim Dosen .2010 . Anatomi Fisiologi Manusia.Medan: FMIPA UNIMED

Widodo, et al. 2013. Tropical Animal Husbandry. Vol. 2.hal. 51-57.

Page 25: f05112028 Siti Marfuah

LAMPIRAN

Perhitungan dosis (per tanggal, per burung)

1. Dosis Pemberian Aquadest, Ekstrak tanaman buas - buas, Dan Stimuno

NO

KAN

DAN

G

PERLAKUAN

JUMLAH DOSIS (ml)

30

Nov

2013

1 Des

2013

2 Des

2013

3 Des

2013

4 Des

2013

5 Des

2013

6 Des

2013

KAN

DAN

G I

PEMBERIAN

AQUADES

A1 0,258 0,258 0,26 0,26 0,3 0,3 0,3

A2 0,255 0,255 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

A3 0,262 0,262 0,325 0,325 0,35 0,35 0,35

A4 0,255 0,255 0,275 0,275 0,275 0,275 0,275

A5 0,25 0,25 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

KAN

DAN

G II

PEMBERIAN

EKSTRAK

DAUN

BUAS –

BUAS

E1 0,32 0,32 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375

E2 0,325 0,325 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375

E3 0,325 0,325 0,462 0,462 0,375 0,375 0,375

E4 0,32 0,32 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375

E5 0,32 0,32 0,4 0,4 0,375 0,375 0,375

KAN

DAN

G III

PEMBERIAN

STIMUNO

(IMMUNO

STIMULAN)

S1 0,258 0,258 0,325 0,325 0,35 0,35 0,35

S2 0,255 0,255 0,325 0,325 0,275 0,275 0,275

S3 0,26 0,26 0,35 0,35 0,3 0,3 0,3

S4 0,255 0,255 0,3 0,3 0,275 0,275 0,275

S5 0,252 0,252 0,25 0,25 0,375 0,375 0,375

1. Perhitungan Larutan Stock dan Dosis Hari Pertama dan Kedua (30 November

2013 – 1 Desember )

Berat Badan Puyuh

AKUADES EKSTRAK BUAS STIMUNO

A1 103 gr E1 101 gr S1 103 gr

A2 102 gr E2 104 gr S2 102 gr

Page 26: f05112028 Siti Marfuah

A3 105 gr E3 104 gr S3 104 gr

A4 102 gr E4 102 gr S4 102 gr

A5 102 gr E5 103 gr S5 101 gr

Dosis dan Stock

- Akuades

A1 = x 103 gr

= 0,2575 ml

A2 = x 102 gr

= 0,255 ml

A3 = x 105 gr

= 0,2625 ml

A4 = x 102 gr

= 0,255 ml

A5 = x 102 gr

= 0,255 ml

- Ekstrak

Page 27: f05112028 Siti Marfuah

Dosis E3 = x 0.120 kg

= 0.000000015 ml

Dosis E5 = x 0.103 kg

= 0.000000012875 ml

Laruran Stock E5 = =

X =

X = 0,00000003218 ml

- Stimuno

S1 = x 103 gr

Page 28: f05112028 Siti Marfuah

= 0,2575 ml

S2 = x 102 gr

= 0,255 ml

S3= x 104 gr

= 0,26 ml

S4 = x 102 gr

= 0,255 ml

S5 = x 101 gr = 0,2525 ml

2. Perhitungan Larutan Stock dan Dosis Hari Ketiga dan Keempat (2 Desember –

3 Desember 2013)

Berat Badan Puyuh

AKUADES EKSTRAK BUAS STIMUNO

A1 104 gr E1 120 gr S1 130 gr

A2 120 gr E2 120 g S2 130 gr

A3 130 gr E3 130 gr S3 140 gr

A4 110 gr E4 120 gr S4 120 gr

A5 120 gr E5 140 gr S5 100 gr

Dosis dan Stock

- Akuades

Page 29: f05112028 Siti Marfuah

Dosis A1 = x 104 gr

= 0,26 ml

Dosis A2 = x 120 gr

= 0,3 ml

Dosis A3 = x 130 gr

= 0,325 ml

Dosis A4 = x 110 gr

= 0,275 ml

Dosis A5 = x 120 gr

= 0,3 ml

- Ekstrak

Dosis E1 = x 0.120 kg

= 0.000000015 ml

Larutan stock E1 = =

= =

X = ml

Dosis E2 = x 0.120 kg

= 0.000000015 ml

Larutan stock E2 = =

Page 30: f05112028 Siti Marfuah

= =

X = = 0.000000000375 ml

Dosis E3 = x 0.130 kg

= 0.00000001625 ml

Larutan Stock E3 = =

= =

X = = 0.000000000406 ml

Dosis E4 = x 0.120 kg

= 0.000000015 ml

Larutan stock E4 = =

= =

X = = 0.000000000375 ml

Dosis E5 = x 0.140 kg

= 0.0000000175 ml

Larutan stock E5 = =

= =

Page 31: f05112028 Siti Marfuah

X =

- Stimuno

Dosis S1 = x130 gr

= 0, 325 ml

Dosis S2 = x 130 gr

= 0, 325 ml

Dosis S3 = x 140 gr

= 0, 35 ml

Dosis S4 = x 120 gr

= 0,3 ml

Dosis S5 = x 100 gr

= 0, 25 ml

3. Perhitungan Larutan Stock dan Dosis Hari Kelima dan Ketujuh ( 4 Desember

2013 – 6 Desember )

Berat Badan Puyuh

AKUADES EKSTRAK BUAS STIMUNO

A1 120 gr E1 120 gr S1 140 gr

A2 120 gr E2 120 gr S2 110 gr

A3 140 gr E3 120 gr S3 120 gr

A4 110 gr E4 120 gr S4 110 gr

Page 32: f05112028 Siti Marfuah

A5 120 gr E5 120 gr S5 110 gr

- Akuades

Dosis A1 = x 120 gr

= 0,3 ml

Dosis A2 = x 120 gr

= 0,3 ml

Dosis A3 = x 140 gr

= 0,35 ml

Dosis A4 = x 110 gr

= 0,27 ml

Dosis A5 = x 120 gr

= 0,3 ml

- Ekstrak

Dosis E1 = x 0.120 kg

= 0.000000015 ml

Larutan Stock E1 = =

= =

X = = 0.000000000375 ml

Dosis E2 = x 0.120 kg

= 0.000000015 ml

Page 33: f05112028 Siti Marfuah

Larutan Stock E2 = =

= =

X =

Dosis E3 = x 0.120 kg

= 0.000000015 ml

Larutan Stock E3 = =

= =

X = 0.000000000375 ml

Dosis E4 = X 0.120 kg

= 0.000000015 ml

Larutan Stock E4 = =

= =

X = = 0.000000000375 ml

Dosis E5 = x 0.120kg

= 0.000000015 ml

Larutan Stock E5 = =

= =

Page 34: f05112028 Siti Marfuah

X = =0,000000000375 ml

- Stimuno

Dosis S1 = x 140 gr

= 0,35 ml

Dosis S2 = x 110 gr

= 0, 27 ml

Dosis S3 = x 120 gr

= 0,3 ml

Dosis S4 = x 110 gr

= 0, 27 ml

Dosis S5 = x 110 gr

= 0, 27 ml

Perhitungan Jumlah BDM dan BDP

1) B D M

AKUADES EKSTRAK STIMUNO

A14504

E16108

S110.928

A24373

E26122

S27015

A34272

E36320

S39925

A44606

E46144

S47034

Page 35: f05112028 Siti Marfuah

A54276

E57124

S59832

A1 = 200 x 50 x a butir E1 = 200 x 50 x a butir S1 = 200 x 50 x a butir

= 4504 x 104 = 6108 x 104 = 10.928 x 104

A2 = 200 x 50 x a butir E2 = 200 x 50 x a butirS2 = 200 x 50 x a butir

= 4373 x 104 = 6122 x 104 = 7015 x 104

A3 = 200 x 50 x a butir E3 = 200 x 50 x a butir S3 = 200 x 50 x a butir

= 4272 x 104 = 6320 x 104 = 9925 x 104

A4 = 200 x 50 x a butir E4 = 200 x 50 x a butirS4 = 200 x 50 x a butir

= 4606 x 104 = 6144 x 104 = 7034 x 104

A5 = 200 x 50 x a butir E5 = 200 x 50 x a butir S5 = 200 x 50 x a butir

= 4276 x 104 = 7124 x 104 = 9832 x 104

2) B D P

AKUADES EKSTRAK STIMUNO

A14504

E16108

S110.928

A24373

E26122

S27015

A34272

E36320

S39925

A44606

E46144

S47034

A54276

E57124

S59832

A1 = b x 50 butir E1 = b x 50 butir S1 = b x 50 butir

= 4504 x 50 = 6108 x 50 = 10.928 x 50

= 2252 x 102 = 3054 x 102 = 5464 x 102

A2 = b x 50 butir E2 = b x 50 butir S2 = b x 50 butir

= 4373 x 50 = 6122 x 50 = 7015 x 50

= 21865 x 101 = 3061 x 102 = 35075 x 101

Page 36: f05112028 Siti Marfuah

A3 = b x 50 butir E3 = b x 50 butir S3 = b x 50 butir

= 4272 x 50 = 6320 x 50 = 9925 x 50

= 2136 x 102 = 3160 x 102 = 49625 x 101

A4 = b x 50 butir E4 = b x 50 butir S4 = b x 50 butir

= 4606 x 50 = 6144 x 50 = 7034 x 50

= 2303 x 102 = 3072 x 102 = 3517 x 102

A5 = b x 50 butir E5 = b x 50 butir S5 = b x 50 butir

= 4276 x 50 = 7124 x 50 = 9832 x 50

= 2138 x 102 = 3562 x 102 = 4916 x 102

1. Foto hati burung puyuh

Page 37: f05112028 Siti Marfuah

2. Burung puyuh

3. Pencekokan

Page 38: f05112028 Siti Marfuah

4. Kandang

5. Pembedahan

Page 39: f05112028 Siti Marfuah