sistem pendidikan di pesantren.pdf
TRANSCRIPT
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A.Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Makalah .................................................................................................... 2
D. Manfaat Makalah .................................................................................................. 2
E. Prosedur Makalah ................................................................................................. 3
BAB II ........................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
A.Kajian Teori ........................................................................................................... 4
1.Pengertian Sistem Pendidikan di Pesantren ........................................................ 4
2.Sistem Pendidikan Pesantren .............................................................................. 5
3.Pengembangan Sistem Pendidikan Pesantren..................................................... 7
B.Pembahasan ......................................................................................................... 10
1.Sistem Pendidikan di Pesantren ........................................................................ 10
2. Pengembangan Sistem Pendidikan Pesantren.................................................. 13
3. Sistem Pendidikan Pesantren di era modern .................................................... 14
BAB III ....................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................... 18
A.Kesimpulan .......................................................................................................... 18
B.Saran .................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal
yang ada di Indonesia, dimana pondok pesantren lahir dan berada ditengah-tengah
masyarakat, dari dahulu pondok pesantren memiliki ciri khas yang berbeda-beda
dalam sistem pembelajarannya tergantung dari bagaimana metode seperti apa
yang diterapkan dalam pembelajarannya. Seiring dengan perkembangan zaman
dan persaingan pendidikan di era modern tidak sedikit dari pesantren yang
menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem pendidikan modern, ada
mengikuti perkembangan pendidikan di era modern dan bersedia menerima akan
suatu perubahan, namun tidak sedikit pula pesantren yang memiliki sikap
menutup diri dari segala perubahan-perubahan dan pengaruh perkembangan
zaman dan cenderung mempertahankan apa yang diyakininya. Salah satunya
dengan mempertahankan sistem pendidikan pesantren ditengah sistem pendidikan
modern.
Dalam sistem pendidikannya pun pesantren memiliki ciri khas sistem
pendidikan masing-masing sehingga sistem pendidikan pesantren bertahan
sampai saat ini, ini tidak lepas dari sistem pendidikan pesantren yang baik dari
tahun ke tahun sehingga tidak ikut terbawa arus dengan sistem pendidikan
modern. Maka disini akan dibahas mengenai pendidikan pesantren, sistem
pendidikan pesantren kemudian apa penyebabnya sistem pendidikan pesantren
tetap bertahan di era pendidikan modern.Sehingga sampai saat ini pendidikan
pesantren masih dipercaya oleh masyarakat untuk bisa menciptakan lulusan-
lulusan yang berkualitas.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendidikan pesantren ?
2. Bagaimana untuk mempertahankan sistem pendidikan pesantren ?
3. Bagaimana keadaan sistem pendidikan pesantren di era modern?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui sistem pendidikan pondok pesantren ?
2. Untuk mengetahui pemertahanan sistem pendidikan pesantren ?
3. Untuk mengetahui keadaan sistem pendidikan pesantren di era modern ?
D. Manfaat Makalah
1. Melatih penulis dalam menyusun karya ilmiah
2. Memperluas wawasan keilmuan
3. Memberikan konsep perkembangan keilmuan
4. Memberikan pengetahuan akansistem pendidikan pesantren
5. memberikan pengetahuan keadaan sistem pendidikan pesantren di era modern.
3
E. Prosedur Makalah
Dalam membuat makalah ini menggunakan prosedur kajian pustaka, adapaun
pembuatan sistematikanya sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Makalah
E. Prosedur Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
B. Pembahasan
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Sistem Pendidikan di Pesantren
Menurut Mahmud Yunus (1960) yang dikutip Uyoh dan Ocih (2007:
162) pendidikan Islam di Indonesia khusunya di Jawa mulai teratur sejak
seorang ‘Ulama yang bernama Maulana Malik Ibrahim (wafat 1419)
mengajarkan agama secara khusus dirumahnya, kemudian mendirikan langgar
di Gresik.Bahkan beberapa penulis sejarah mengatakan bahwa beliaulah yang
pertama-tama mendirikan pesantren.
Menurut Abdul Fattah (2013: 1-2) Istilah pondok pesantren
menunjukkan dua istilah yang merujuk pada satu pengertian, pesantren pada
dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah
atau tampat tinggal sederhana. Secara garis besar pengertian pondik pesantren
adalah suatu lembaga pendidikan atau pengajaran yang mengajarkan agama
Islam dan mempunyai ciri-ciri tertentu antara lain : Adanya pondok (asrama),
masjid, santri, pengajaran kitab-kitab klasik dan Kyai sebagai pengasuh dan
pengajar, selain dengan pondok pesantren, satu hal yang identik dengan
pesantren adalah santri.
Untuk itu menurut Nurcholis Majid yang dikutip Abdul Fattah (2013: 2)
menjelaskan bahwa santri merupakan kata yang berasal dari kata Shastri
(bahasa sansakerta) yang berarti melek huruf, sedangkan dalam bahasa jawa,
kata santri berasal dari kata catrik yang berarti orang yang selalu mengikuti
seorang guru kemanapun guru itu menetap.
Di Indonesia, istilah pesantren lebih populer dengan sebutan pondok
pesantren. Lain halnya dengan pesantren, pondok berasal dari bahasa Arab
funduq, yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana.
5
Sedangkan sistem pendidikan pesantren Menurut Muzayyin Arifin yang
dikutp Mustolih (2012: 2) menjelaskan sistem dapat di artikan suatu perangkat
atau mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian dimana satu sama lain saling
berhubungan dan saling memperkuat, untuk mencapai tujuan. Secara umum
sistem dapat berarti suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam
penggunaannya tergantung kepada berbagai faktor yang erat hubungannya
dengan pencapaian tujuan tersebut.
Sistem Pendidikan di Pesantren artinya sarana yang berupa perangkat
organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan di pondok
pesantren. Karena pesantren merupakan subsistem pendidikan yang ada di
Indonesia maka tujuan pendidikan di pesantren secara umum juga mengacu
pada tujuan pendidikan nasional.
2. Sistem Pendidikan Pesantren
Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam
tradisional di mana para siswanya tinggal bersama-sama dan belajar dibawah
bimbingan seorang kiyai. Ada tiga alasan utama mengapa pesantren harus
menyediakan asrama bagi santrinya :
a.Pertama, kemashuran seorang kiyai dan kedalaman pengetahuannya tentang
Islam, menarik santri-santri dari jauh untuk dapat menggali ilmu dari kiyai
tersebut secara teratur dan dalam waktu yang lama , untuk itu ia harus
menetap.
b.Kedua, hampir semua pesantren berada di desa-desa di mana tidak tersedia
perumahan (akomodasi) yang cukup untuk menampung santri-santri, dengan
demikian perlulah adanya asrama khusus para santri.
c.Ketiga, ada timbal balik anrtara santri dan kiyai, di mana para santri
menganggap kiyainya seolah-olah seperti bapaknya sendiri, sedang para
kiyai menganggap para santri sebagai titipan Tuhan yang harus senantiasa
dilindungi.
6
Disamping alasan-alasan diatas, menurut Dian Nafi’ (2007: 31-33)
menjelaskan bahwa ciri pesantren itu memadukan penguasaan sumber ajaran
Ilahi (bersumber dari Allah SWT) menjadi peragaaan individual untuk
diamalkan kedalam hidup bermasyarakat. Selin mengenal ranah pengetahuan,
sikap dan perilaku dalam pengajarannya, sejak lama pesantren mendasarkan
diri pada tiga ranah utama, yaitu faqahah (kedalaman pemahaman agama),
thabi’ah (perangai, watak atau karakter) dan kafa’ah (kecakapan
operasioanl).Jika pendidikan merupakan upaya perubahan, maka yang berubah
dan diubah ketiga ranah itu, tentu saja perubahan kearah yang lebih baik.Proses
didalam ranah faqahah adalah ta’lim : yaitu pembelajaran tanda-tanda
normative, baik yang bersumber dari Al-Qur’an, hadits maupun dar hasil
ijtihad para ulama. Hasilnya adalah penguasaan dalil.Kekuatannya didasarkan
atas keshahihan dan kelengkapan dalil itu.
Ketinggian penguasaan akan dalil belum cukup , sebab hasil ta’lim itu
masih perlu diinternalisasikan pada ranah thabi’ah dengan proses taslik yaitu
peragaan, pengmalan atau penerapan dalam lingkup individu sebagai pelaku
utamanya. Hasilnya adalah teladan (uswah).Guna mewujudkan masyarakat
yang diidamkan, uswah pun belum cukup masih dibutuhkan pembiasaan,
pelembagaan dan pembudayaan. Di dalam fase ini terjadi proses tatsqif yaitu
memindahkan uswah dari tatanan tindakan nyata pribadi ke tataran tindakan
nyata masyarakat, di sini penuntu ilmu agama terjun ke dalam kehidupan
empiric bersama para pelaku lainnya. Hasilnya adalah syahadah (kesaksian).
Menurut Iip D Yahya (2006: 228) dalam sistem pendidikan pesantren
berhasil atau tidaknya sutu pendidikan dipengaruhi oleh individu pengajar dan
pelajar tersebut.Individu manusia terdiri dari jasmani dan rohani, baik jasmani
dan rohani keduanya memerlukan pendidikan dan pengajaran.Berhasil atau
tidaknya pendidikan dan pengajaran itu dipengaruhi pula oleh perbedaan
individual seseorang.Perbedaan individual ini disebabkan oleh pengaruh dari
dalam dan luar.Perbedaan individual itu menyebabkan diperlukannya beberapa
7
metode dan sistem pendidikan dan kejuruan untuk kebahagiaan seseorang
menghadapi masa depannya. Oeh sebab itu sistem pendidikan pesantren sistem
yang pas untuk menghadapi kebahagiaan masa depan seseorang karena dapat
menggabungkan pendidikan antara jasmani dan rohani.
3. Pengembangan Sistem Pendidikan Pesantren
Menurut Mustolih (2012: 4) menjelaskan bahwa Pengembangan sistem
pendidikan di pesantren hendaknya dilakukan secara terpadu, tidak hanya
melihat pada satu sisi tetapi melihat seluruh komponen pesantren sebagai satu
kesatuan yang utuh yang saling berkaitan. Pemikiran dan operasionalisasi
menejemen pendidikan terpadu akan banyak ditentukan oleh tujuan dan arah
keterpaduan, yang menyatakan bahwa arah pendidikan di Pondok Pesantren
saat ini adalah dalam pembinaan IMTAQ, IPTEK dan Skill fungsional atas
dasar kebutuhan. Keterpaduan akan ditekankan dalam menata manajemen dan
implementasinya yang untuk saat ini harus dimiliki oleh lembaga pendidikan
pesantren dengan strategi pengembangan pendidikan yang telah dirumuskan.
Atas dasar beberapa pemikiran di atas, pembahasan kita berfokus pada
masalah Implementasi dari stategi pendidikan pesantren. Implementasi
merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap. Pengembangan sistem
pendidikanantara lain :
a. Kurikulum
1) Penerapan kurikulum dengan prosentase yang proporsional, disamping
mengacu pada SKL dan SI yang ditetapkan BSNP, pesantren harus
mampu mengembangkan kurikulum agar output dari pesantren mampu
bersaing dengan lulusan sekolah umum di dunia kerja.
2) Pesantren atau sekolah memiliki kelenturan dalam menentukan waktu
serta pesantren bisa merubah beberapa pelajaran yang diangap penting
8
3) Pembentukan standar inti kompetisi untuk menjaga kualitas pendidikan .
b. Sarana dan Prasarana
Pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan di pesantren
c. Tenaga Pendidikan
1) Kepala sekolah atau pengelola pesantren diberi pelatihan-pelatihan
tentang prinsip-prinsip kependidikan secara umum dan bertahap, agar
memiliki keluasan dalam pengelolaan manajemen pesantren,
kemandirian serta kebijakan yang luas, jauh dari intervensi.
2) Seleksi penerimaan, pengangkatan, penempatan dan penghargaan ustadz
atau asatidz disesuaikan dengan kemampuan (kompetensi) yang
mengikuti standart pemerintah dan pesantren.
3) Pengawas atau komite pesantren diberikan pelatihan-pelatihan tentang
prinsip-prinsip pendidikan dan kepengawasan menumbuhkan
profesionalitas pengawasan.
d. Pengembangan Anggaran
Disamping pesantren harus dapat mencari sumber dana untuk
pembiayaan kegiatan, pesantren juga didorong untuk mandiri, memiliki aset
sebagai sumber pendanaan sehingga tidak mengandalkan santri, donatur
maupun pemerintah. Dalam penggunaan angaran pesantren, hal yang paling
mendasar adalah memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1) Dana pembangunan, pengeluaran dana ini diatur dan digunakan untuk
pembangunan dan pembenahan sarana fisik lembaga, dana ini di
sesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah ustadz serta peserta didik yang
ada di lembaga pendidikan tersebut.
2) Dana rutin, dana rutin adalah dana yang digunakan untuk biaya
operasional satu tahun anggaran. Dana rutin pengunaanya meliputi
pelaksanaan progam belajar mengajar, pembayaran gaji ustadz maupun
personil, serta pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana lembaga
pendidikan.
9
Dari kedua prinsip ini dapat di jabarkan sebagai berikut:
1) Membangun unit belajar/ruang kelas baru berikut sarana-prasarananya
termasuk sarana olahraga, yang ditempuh baik melalui anggaran
pemerintah (pusat dan daerah) maupun melalui pemberdayaan
pertisipasi masyarakat dengan pengelolaan yang efisien dan kontrol
yang semakin ketat.
2) Mengembangkan model-model alternatif layanan pendidikan yang
efisien dan relevan bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung,
baik kerena persoalan ketidakmampuan biaya maupun persoalan konflik
sosial politik, untuk selanjutya dioperasionalkan oleh pengelola
pendidikan daerah.
3) Memberikan beasiswa kepada keluarga miskin dan kepada siswa yang
berprestasi dan bagi siswa yang secara sosial ekonomis tidak beruntung,
yang bersumber dari pemerintah dan/atau masyarakat dengan
memperhatikan prinsip pemberdayaan, kesempatan, pemerataan dan
keadilan. Berkerjasama denga lembaga-lembaga lain. Baik negeri
maupun swasta dalam bentuk imbal swadaya, sehingga lebih berdaya
dalam mengelola pendidikan serta memacu partisipasi yang semakin
meluas dari instansi lainnya.
10
B. Pembahasan
1. Sistem Pendidikan di Pesantren
Sistem pendidikan yang ada dipesantren memiliki ciri khas dengan
sistem pendidikan yang lain, karena sistem pendidikan pesantren sampai saat
ini masih tetap dipertahankan ke khasannya.. Sistem pendidikan pesantren
memiliki karakteristik yang berbeda dengan sistem pendidikan yang lain,
karena yang pertama karakterisitik didalam sistem pendidikan pesantren
diterapkan adalah ruh yaitu semangat dasar, karena ini adalah kualitas pokok
yang mendasari seluruh rancangan dan pelaksanaan sistem pendidikan
pesantren. sehingga ketika semangat dasar sudah tertanam kepada santri maka
dalam melaksanakan sistem pendidikannya pun akan timbul kesadarana dalam
melaksanakan semua aturan yang diterapkan. Sistem pendidikan pesantren
dasarnya adalah ajaran agama Islam yang bersumber dari Alqur’an, hadits dan
Ijtihad ‘Ulama dalam ijma dan qiyas. Kemudian ditanamkan kesadaran ruh
yaitu semangat dasar kepada santri bahwa serba ibadah itu terdapat dua
bentuk sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi sehingga akan timbul
kesadaran dalam jiwa santri untuk menjadi makhluk yang terbaik.
Kita ambil contoh sistem pendidikan pesantren salafiyah yang masih
bertahan sampai saat ini karena pada sistem pendidikan salafiyah pada
umumnya tidak mengenal penenjangan, kurikulum, silabus dan sistem
evaluasi dimana para santrinya belajar tanpa mengenal batas waktu sehingga
terkadang ada santri yang belajar di pesantren sampai bertahun-tahun. Karena
tidak menerapkan silabus dan sistem evaluasi sehingga yang ada santrinya
belajar dengan penuh keikhlasan dan istiqomah, karena pada sistem
pendidikan pesantren salafiyah tidak ada penenjangan kurikulum sehingga
santri di tuntut untuk tetap semangat mencari ilmu dengan rajin, meskipun
belum bisa santri tersebut akan terus berusaha menghafal karena santri
berkeyakinan bahwa yang memberikan ilmu adalah Allah SWT. Kemudian
11
akan timbul keakraban sesama santri karena diantara mereka tidak ada
kompetisi yang berarti dalam mencari ilmu karena tidak adanya
evaluasi..Didalam sitem pendidikan salafi maka diterapkan Pola tradisional
yaitu para santri bekerja untuk kyai mereka - bisa dengan mencangkul sawah,
mengurusi empang (kolam ikan), menanam tumbuhan dan lain sebagainya -
dan sebagai balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka tersebut.
Yang kemudian akan timbul kedekatan emosional antara guru dan murid.
Sebagian besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat
tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan
tanpa biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20
jam waktu sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh di
waktu pagi hingga mereka tidur kembali di waktu malam.Pada waktu siang,
para santri pergi ke sekolah umum untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore
mereka menghadiri pengajian dengan kyai atau ustadz mereka untuk
memperdalam pelajaran agama dan al-Qur'an.
Dalam pelaksanaan sistem pendidikan pesantren salafiyah tidak
terlepas dari hubungannya dengan masyarakat karena pesantren ada hadir di
tengah-tengah masyarakat sehingga disamping pesantren sebagai lembaga
pendidikan, pesantren juga menjadi lembaga pembinaan dan kontrol sosial
bagi masyarakat yang tinggal disekitar pesantren yang kemudian akan ada
hubungan kedekatan antara pesantren dengan masyartakat, yang nantinya
masyarakat akan turut membantu dalam pengembangan pendidikan
pesantren.sehingga pesantren tidak terlepaskan dengan masyarakat sekitarnya
karena pesantren dan masyarak memiliki hubungan kedekatan emosional.
Dalam perkembangannya sistem salafiyah ini kemudian berkembang
menjadi sistem semi formal.Dalam sistem semi formal ini maka adalah
diterapkan penenjangan, silabus, kurikulum pembelajaran dan sistem evaluasi
berdasarkan tujuan dan sasaran belajarnya. Meskipun diterapkan sistem
silabus dan sistem evaluasi dalam sistem pendidikan salafiyah tetapiuntuk
12
kekhasan sistem penidikan pesantrennya masih tetap dipertahankanyaitu :
sorogan maksudnya belajarnya dilakukan setiap hari, dalam prakteknya
semua santri berada didalam masjid, santri pemula atau santri yang masih
dalam tahapan awal mendatangi senior guna untuk belajar dan mengulangi
pelajaran yang belum dipahami, pemilihan santri senior sebagai guru pun
dapat disesuaikan dengan keinginan. Sedangkan materinya sesuai dengan
jenjang masing-masing, sehingga akan ada kedekatan sesama santri,
kemudian sistem Balagan, sistem ini dalam pelaksanaanya dilakukan didalam
kamar atau kobong santri, dengan pengajarnya adalah santri senior yang
berada dikobong atau kamar tersebut, untuk kegiatan ini biasanya dipimpin
oleh ketua kamar. Sistem klasikal , yaitu pengajian yang dilakukan dikelas
sesuai dengan kurikulum yang tersedia. Biasanya dalam proses mengajarnya
santri mengelilingi gurunya. Kuliah umum yaitu yang di ikuti oleh sema santri
dan di pimpin langsung oleh pimpinan umum pesantren dalam pengajian ini
biasanya membahas tentang akhlak.Ada juga mudzakarah biasanya dilakukan
setelah selesai melakukan pengajian dan ini dilakukan dimalam hari santri
belajar menghafal pelajaran yang sudah diterimanya. Sehingga santri akan
terus menghafal meskipun pelajarannya telah selesai.
Dalam metode pembelajaran pesantren salafiyah yang menerapkan
pola tradisional ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
a. Mampu menanamkan sikap hidup saling membantu dan bekerjasama
b. Mampu memilih tatanan pesantren hingga terus diaplikasikan dalam
segala aspek kehidupan disepanjang kehidupan seorang santri
c. Tumbuh ikatan persaudaran antara guru dan sesama santri
Namun metode pembelajaran tradisional yang diterapkan dipesantren
salafiyah ini memiliki kelemahan juga dantaranya :
a. Tidak memiliki perencanaan yang rinci bagi jalannya proses pengajaran
dan pendidikan
b. Tidak memiliki kurikulum yang terarah dan terpokus
13
c. Tidak ada standar khusus untuk membedakan hal-hal yang diperlukan
danyang tidak diperlukan
2. Pengembangan Sistem Pendidikan Pesantren
Seiring berjalannya waktu sistem pendidikan pesantren mengalami
perkembangan di era pendidikan modern, tetapi meskipun sistem pendidikan
pesantren berkembang tetapi kekhasan sistem pendidikan pesantren masih
dipertahankan.Perkembangan bentuk-bentuk pendidikan di pesantren tersebut
diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkan
kurikulum nasional, baik yang hanya memiliki sekolah keagamaan
maupun yang juga memiliki sekolah umum. Seperti Pesantren Denanyar
Jombang, Pesantren Darul Ulum Jombang, dan lain-lain.
b. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan agama dalam
bentuk Madrasah Diniyah, seperti Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren
Ploso Kediri, Pesantren Sumber Sari Kediri, dan lain sebagainya.
c. Pesantren yang hanya sekedar manjadi tempat pengajian, seperti
Pesantren milik Gus Khusain Mojokerto.
d. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk
Madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum meski tidak
menerapkan kurikulum nasional. Dengan kata lain, ia menggunakan
kurikulum sendiri. Seperti Pesantren Modern Gontor Ponorogo,Darul
Rahman Jakarta dan Pesantren Al Basyariah Bandung.
Perkembangan pesantren akhir-akhir ini menunjukkan bahwa beberapa
pesantren ada yang tetap berjalan meneruskan segala tradisi yang diwarisinya
secara turun temurun, tanpa ada perubahan dan improvisasi yang berarti,
kecuali sekedar bertahan. Namun ada juga pesantren yang mencoba mencari
jalan sendiri, dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik dalam waktu
14
singkat. Pesantren semacam ini adalah pesantren yang kurikulumnya
berdasarkan pemikiran akan kebutuhan santri dan masyarakat sekitarnya.
Meskipun demikian, semua perubahan itu, sama sekali tidak
mencerabut pesantren dari akar kulturnya. Secara umum pesantren tetap ada
dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu
keagamaan dan lembaga pembinaan sosial, sehingga meskipun berbeda-beda
tetapi dari segi fungsi pesantren memiliki fungsi yang sama.
3. Sistem Pendidikan Pesantren di era modern
Di era modern yang sedang kita alami ini sistem pendidikan pesantren
mengalami beberapa perkembangan, meskipun berkembang tetapi sistem
pendidikan pesantren masih tetap mempertahankan kekhasan sistem
pendidikan pesantren itu sendiri.Di era sistem pendidikan modern ini, sistem
pendidikan pesantren masih diminati masyarakat sampai hari ini bahkan
banyak dari pesantren yang telah berkembang menjadi pesantren modern.
Karena untuk menyaingi sistem pendidikan modern dan untuk
mempertahankan eksistensi pesantren, maka muncullah kesadaran di kalangan
pesantren dalam mengambil langkah-langkah pembaharuan untuk menjawab
tantangan dan kebutuhan sosial. Misalnya timbul pembaharuan kurikulum dan
kelembagaan pesantren yang berorientasi pada kekinian sebagai respon dari
modernitas. Meskipun ada perubahan dari segi kurikulum tetapi pesantren
tidak akan beruah dari tujuan awalnya yaitu untuk menciptakan lulusan yang
paham terhadap agama dan menjadikan ‘Ulama yang intelektual.
Seiring berkembangnya zaman dan perubahan ke era modern serta
tuntutan masyarakat akan pendidikan yang lebih baik, kini pesantren
mengalami perkembangan di era pendidikan modern, meskipun mengalami
perkembangan tetapi kekhasan sistem pendidikan pesantren masih tetap
dipertahankan kekhasannya, kini banyak pesantren yang menyediakan menu
pendidikan umum dalam pesantren. sehingga muncul istilah pesantren salaf
15
dan pesantren modern.Pesantren salaf adalah murni pesantren yang
mengajarkan pendidikan agama sedangkan pesantren modern adalah pesantren
yang menggunakan sistem pengajaran pendidikan umum atau kurikulum
Adapun perbedaan diantara kedua sistem pesantren salafi dan modern
adalah: Pesantren salafi adalah pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama
sajadengan pola tradisional. Pola tradisional yang diterapkan dalam pesantren
salafi adalah para santri bekerja untuk kyai mereka –bisa dengan mencakul
sawah, bercocok tanam, berkebun, mengurusi empang(kolam ikan) dan lain
sebagainya- dan sebagai balasannya mereka diajari ilmu agama oleh Kyai
mereka. Sebagian besar pesantren menyediakan asrama untuk menginap bagi
santrinya dengan biaya yang rendah bahkan ada juga yang tanpa biaya sama
sekali. Para santri biasanya menghabiskan waktu 20 jam dalam sehari sehingga
kegiatan santri padat dengan mencari ilmu. Dimulai dari shalat shubuh diwaktu
pagi hingga mereka tidur malam.Pada waktu siang para santri ada yang sekolah
umum untuk pendidikan formal ada juga santri yang terus belajar agama.ini
bagi santri yang tidak mengikuti pendidikan formal. Kemudian kegiatan di sore
hari sampai malam santri dilanjut mengaji dengan Kyai mereka, kitab-kitab
yang dipelajarinya pun adalah kitab-kitab khas pesantren yaitu kitab kuning,
kitab karangan ulama terdahulu, disebut kitab kuning karena kertas yang
digunakannya adalah warna kuning kemudian kitab tersebut masih gundul.
Sehingga santri belajar untuk mempelajari kitab bahasa arab yang masih belum
ada tanda bacannya.
Dalam pesantren salafiyah kitab-kitab yang dipelajarinnya untuk tujuan
tentangpengetahuan kebahasaan dan logika, yaitu bahasa arab yang disebut
ilmu alat dan ilmu mantiq kitab yang dipelajarinya antara lain kitab Jurumiah,
kitab Shorof Kailani, kitab Amtsilatut Tasrif, kitab Imriti, kitab Alfiyah Ibnu
Malik, kitab Samarkondi dan kitab Sulamun Nauruq. Selanjutnya kitab yang
dipelajari untuk tujuan pemahaman dalam bidang pengetahuan ‘Aqidah yang
penekanannya pada aspek penghayatan kitab yang dipelajarinya antara lain :
16
kitab Tijanudarory, kitab Aqidatul ‘Awwam, Kitab Khulasoh Ilmu Tauhid,
kitab Majmu’atul Aqidah, kitab Aya’bun Iman, kitab Goyatul Wusul dan kitab
‘Aqidah Islamiyyah, kemudian kitab yang dipelajari untuk pemahaman dalam
bidang Syari’ah yang penekanannya pada aspek pengamalan ibadah dan
mu’amalah (fiqih) kitab yang dipelajarinya antara lain : kitab Safinah, kitab
Taqrib, kitab Fathul Qarib, kitab Riyadul Badi’ah, kitab I’anatuth Thalibin,
kitab Fathul Mu’in, kitab Fathul wahab dan lain-lain sedangkan kitab yang
tujuannya untuk pemahaman dalam bidang Akhlaq dan tasawuf kitab yang
dipelajarinya antara lain kitab Akhlaq lil banin, kitab Sulamuttaufiq, kitab Al
Hikam, kitab Ihya ‘Ulumuddin disamping keempat sasaran pokok diberikan
pelajaran lain yang memberikan kontribusi kepada materi pelajaran pokok
seperti ilmu Tarikh (sejarah), ilmu A’rud Qowafy, ilmu falak dan lain-lain
seihngga sistem pendidikan salafiyah mampu bersaing di tengah pendidikan
modern karena memiliki sistem pendidikan yang khas. Sistem pendidikan
pesantren terus berjalan selama 24 jam karena kehidupan sanri sehari
merupakan proses dari representasi pendidikan, pendidikan pesantren tidak
selesai ketika selesai mengkaji kitab kuning tetapi ketika santri istirahat,
kemudian makan, shalat, tidur dan bagun tengah malam semua aktivitas ini
adalah bagian dari pendidikan pesantren, karena pengasuh Kyai pesantren
mengawasi secara teliti kesesuaian kegiatan santri dengan materi pelajaran
yang telah mereka peroleh. Inilah mengapa sistem pendidikan pesantren
salafiyah masih bisa hadir di era pendidikan modern.Adapun pesantren modern
dimana pesantren tersebut mengajarkan pendidikan umum, dimana
perbandingan ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu agama Islam daripada ilmu
umum (matematika, fisika, kimia dll) maka disebutlah pesantren modern
karena menggabungkan pendidikan agama dengan pendidikan umum. Pada
umumnya pesantren salafi dengan pesantren modern memiliki kesamaan dalam
proses belajar tetapi ada beberapa perbedaan juga yang membedakan kedua
pesantren tersebut. Pesantren modern pada umumnya tetap menekankan nilai-
17
nlai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian dan pengendalian
diri.Perbedaanya pada pesantren modern karena ada materi ajar campuran
antara pendidikan ilmu formal dan ilmu agama Islam, para santri belajar
disekolah umum atau madrasah. Pesantren campuran pada tingkat SMP sering
disebut dengan madrasah Tsanawiyah sedangkan untuk tingkat SMA dengan
nama Madrasah Aliyah namun sebenarnya pada metode pembelajaran antara
pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya. Kalau pesantren memasukan
santrinya kedalam asrama sementara dalam madrasah tidak.Inilah uniknya
pesantren memiliki sistem pendidikan yang beragam tetapi tetap tidak
menghilangkan kekhasan sistem pendidikan pesantren itu sendiri sehingga
sistem pendidikan pesantren ini masih bisa berada di era sistem pendidikan
modern.
Dari kedua pesantren tersebut antara salafiyah dan modern memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing dan salah satu yang menjadi
kelebihan pesantren masih tetap bertahan sampai saat ini adalah karena guru-
guru yang ada dipesantren memiliki sanad keguruan yang jelas sampai kepada
Rasulullah SAW sehingga ilmu yang dipelajarinya pun jelas, guru-guru yang
dipesantren pun memiliki jaringan rantai keilmuan dengan Ulama-ulama yang
ada di daerah lain bahkan hampir ada diseluruh negeri Islam, misalnya ada
hubungan keilmuan dengan Ulama Palestina, Mesir, Yordan, Lebanon dan
lain-lain sehingga apa yang dipelajari dipesantren bisa sama dengan apa yang
dipelajari di universitas-universitas di Negeri Islam lainnya misalnya
universitas Al-Azhar Mesir dan universitas Al-Ahqaf Yaman. Sehingga santri
yang belajar di pesantren dari segi keilmuan bisa mengimbangi yang belajar di
luar negeri, inilah salah satu yang menjadikan pesantren masih tetap eksis
sampai saat ini di era pendidikan modern.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari sistem pendidikan pesantren di era pendidikan
modern maka disimpulkan bahwa sistem pendidikan pesantren memiliki ciri
khas masing-masing tergantung sistem pendidikan yang diterapkannya.Dalam
pelaksanaannya sistem pendidikan pesantren yang ada, pesantren bukan hanya
sebagai lembaga pendidikan agama tetapi pesantren juga sebagai lembaga
pembinaan dan control sosial kepada masyarakat sehingga ada hubungan
dekat antara pesantren dan masyarakat yang kemudian timbul sikap
mendukung dari masyarakat untuk membantu mengembangkan pendidikan
pesantren.
Di tengah era pendidikan modern ini pesantren mengalami beberapa
perkembangan, ada yang masih mempertahankan sistem pendidikannya
dengan pola tradisional atau sering kita sebut pesantren salafi ada juga
pesantren yang berkembang dengan memasukkan pendidikan umum dalam
sistem pendidikannya atau sering kita sebut pesantren modern. Dari kedua
sistem pendidikan pesantren antara salafi dan modern keduanya memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing, meskipun kedua sistem pendidikan
pesantren tersebut berbeda tetapi kedua sistem pendidikan pesantren tersebut
tetap mempertahankan kekhasan sistem pendidikan pesantren yaitu masih
mempertahankan komponen pesantren yaitu Kyai, Santri, Masjid, Asrama dan
Kitab kuning dalam pembelajarannya pun masih mempertahankan metode
ta’lim,sorogan, balagan, talaqi, kajian umum, muhadoroh dan mudzakaroh
19
B. Saran
Saran dari kami supaya sistem pendidikan pesantren dapat berkembang
diera pendidikan modern kemudian mampu bersaing mencetak lulusan-
lulusan yang berkuaitas tetapi dalam perkembangannya tetap menjaga
kekhasan sistem pendidikan pesantren, kemudian untuk pembuatan makalah
selanjutnya supaya lebih banyak lagi dalam menggunakan referensi supaya
data yang didapatkan lebih akurat dan supaya diadakan observasi kelapangan
supaya ditemukan fakta langsung dilapangan
20
DAFTAR PUSTAKA
Dian Nafi' dkk. (2007). Praksis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: LKis Pelangi
Aksara.
Fattah, A. (2013). Uwa Ajengan. Ciamis: Galuh Nurani.
Setiasih, U. S. (2012). Landasan Pendidikan. Bandung: Univesitas Pendidikan
Indonesia.
Yahya, I. D. (2006). Ajengan Cipasung Biografi KH. Moh. Ilyas Ruchiat. Yogyakarta:
Pustaka Pesantren.
Mustolih.(2012).Mustolih.5maret2014.http://mustolihtansasa.blogspot.com/2013/06/p
engembangan-sistem-pendidikan-pesantren.html