siphilis & vaginosis

7
SIPHILIS (RAJA SINGA) - Definisi Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema palidum; bersifat kronik dan sistemik. pada perjalanannya, sifilis dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Sifilis sering disebut sebagai ‘Lues Raja Singa’. Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut ditularkan melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat Laten atau dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini. Kuman yang dapat menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi janin (Soedarto, 1998). Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh (Hidayat, 2009). Sifilis ialah penyakit infeksi oleh Treponema palidum dengan perjalanan penyakit yang kronis, adanya remisi dan aksaserbasi, dapat menyerang semua organ dalam tubuh terutama sistem kardiovaskular, otak, dan susunan saraf, serta dapat terjadi sifilis kongenital (Mansjoer, Arif, et al, 2000: 153). Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa sifilis adalah penyakit infeksi yang dapat digolongkan Penyakit Menular Seksual (PMS), yang disebabkan olehTreponema palidium, yang bersifat kronis dan bekerja secara sistemik. - Manifestasi klinis 1. Sifilis primer Berlangsung selama 10 - 90 hari sesudah infeksi ditandai oleh Chancre sifilis dan adenitis regional.

Upload: duandy-sukma-pradewa

Post on 14-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sip&Vag

TRANSCRIPT

Page 1: SIPHILIS & vaginosis

SIPHILIS (RAJA SINGA)

- DefinisiSifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema palidum;

bersifat kronik dan sistemik. pada perjalanannya, sifilis dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Sifilis sering disebut sebagai ‘Lues Raja Singa’.

Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut ditularkan melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat Laten atau dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini. Kuman yang dapat menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi janin (Soedarto, 1998).

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh (Hidayat, 2009).

Sifilis ialah penyakit infeksi oleh Treponema palidum dengan perjalanan penyakit yang kronis, adanya remisi dan aksaserbasi, dapat menyerang semua organ dalam  tubuh terutama sistem kardiovaskular, otak, dan susunan saraf, serta dapat terjadi sifilis kongenital (Mansjoer, Arif, et al, 2000: 153).

Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa sifilis adalah penyakit infeksi yang dapat digolongkan Penyakit Menular Seksual (PMS), yang disebabkan olehTreponema palidium, yang bersifat kronis dan bekerja secara sistemik.

- Manifestasi klinis1. Sifilis primer

Berlangsung selama 10 - 90 hari sesudah infeksi ditandai oleh Chancre sifilis dan adenitis regional. Papula tidak nyeri tampakpada tempat sesudah masuknya Treponema pallidum. Papula segra berkembang menjadi ulkus bersih, tidak nyeri dengan tepi menonjol yang disebut chancre. Infeksinya sebagai lesi primer akan terlihat ulserasi ( chancre ) yang soliter, tidak nyeri, mengeras, dan terutama terdapat di daerah genitalia disertai dengan pembesaran kelenjar regional yang tidak nyeri. Chancre biasanya pada genitalia berisi Treponema pallidum yang hidup yang hidup dan sangat menular, chancre extragenitalia dapat juga ditemukan pada tempat masuknya sifilis primer. Chancre biasanya bisa sembuh dengan sendirinya dalam 4 – 6 minggu dan setelah sembuh menimbulkan jaringan parut. Penderita yang tidak diobati infeksinya berkembang ke manifestasi sifilis sekunder.

2. Sifilis SekunderTerjadi sifilis sekunder, 2 – 10 minggu setelah chancre sembuh.

Manifestasi sifilis sekunder terkait dengan spiroketa dan meliputi ruam, mukola papuler non pruritus, yang dapat terjadi diseluruh tubuh yang meliputi

Page 2: SIPHILIS & vaginosis

telapak tangan dan telapak kaki; Lesi pustuler dapat juga berkembang pada daerah yang lembab disekitar anus dan vagina, terjadi kondilomata lata ( plak seperti veruka, abu – abu putih sampai eritematosa ). Dan plak putih disebut ( Mukous patkes ) dapat ditemukan padfa membrana mukosa, gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder adalah penyakit seperti flu seperti demam ringan, nyeri kepala, malaise, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri tenggorokan, mialgia, dan artralgia serta limfadenopati menyeluruh sering ada. Manifestasi ginjal, hati, dan mata dapat ditemukan juga, meningitis terjadi 30 % penderita. Sifilis sekunder dimanifestasikan oleh pleositosis dan kenaikan cairan protein serebrospinal (CSS ), tetapi penderita tidak dapat menunjukkan gejala neurologis sifilis laten.

3. Relapsing sífilisKekambuhan penyakit sifilis terjadi karena pengobatan yang tidak tepat

dosis dan jenisnya. Pada waktu terjadi kekambuhan gejala – gejala klinik dapat timbul kembali, tetapi mungkin juga tanpa gejala hanya perubahan serologinya yaitu dari reaksi STS ( Serologis Test for Syfilis ) yang negatif menjadi positif. Gejala yang timbul kembali sama dengan gejala klinik pada stadium sifilis sekunder.

4. Relapsing sifilis yang ada terdiri dari :a. Sifilis laten

Fase tenang yang terdapat antara hilangnya gejala klinik sifilis sekunder dan tersier, ini berlangsung selama 1 tahun pertama masa laten ( laten awal ). Tidak terjadi kekambuhan sesudah tahun pertama disertai sifilis lambat yang tidak mungkin bergejala. Sifilis laten yang infektif dapat ditularkan selama 4 tahun pertama sedang sifilis laten yang tidak menular berlangsung setelah 4 tahun tersebut. Sifilis laten selama berlangsung tidak dijumpai gejala klinik hanya reaksi STS positif.

b. Sifilis tersierSifilis lanjut ini dapat terjadi bertahun – tahun sejak sesudah gejala

sekunder menghilang. Pada stadium ini penderita dapat mulai menunjukkan manifestasi penyakit tersier yang meliputi neurologis, kardiovaskuler dan lesi gummatosa, pada kulit dapat terjadi lesi berupa nodul, noduloulseratif atau gumma. Gumma selain mengenai kulit dapat mengenai semua bagian tubuh sehingga dapat terjadi aneurisma aorta, insufisiensi aorta, aortitis dan kelainan pada susunan syaraf pusat ( neurosifilis ).

c. Sifilis kongenital Sifilis kongenital yang terjadi akibat penularan dari ibu hamil yang

menderita sifilis kepada anaknya melalui plasenta. Ibu hamil dengan sifilis dengan pengobatan tidak tepat atau tidak diobati akan mengakibatkan sifilis kongenital pada bayinya. Infeksi intrauterin dengan sifilis mengakibatkan anak lahir mati, infantille congenital sifilis atau sifilis timbul sesudah anak menjadi besar dan bahkan sesudah dewasa. Pada infantil kongenital sifilis bayi mempunyai lesi – lesi mukokutan. Kondiloma, pelunakan tulang – tulang panjang, paralisis dan rinitis yang persisten. Sedangkan jika sifilis timbul sesudah anak menjadi besar atau dewasa maka kelainan yang timbul pada

Page 3: SIPHILIS & vaginosis

umumnya menyangkut susunan syaraf pusat misalnya parasis atau tabes, atrofi nervous optikus dan tuli akibat kelainan syaraf nervous kedelapan, juga interstitial keratitis, stig mata tulang dan gigi, saddel – nose, saber shin ( tulang kering terbentuk seperti pedang ) dan kadang – kadang gigi Hutchinson dapat dijumpai. Prognosis sifilis kongenital tergantung beratnya infeksi tetapi kelainan yang sudah terjadi akibat neurosifilis biasanya sudah bisa disembuhkan. ( Soedarto, 1990 ).

- Patofisiologi

Page 4: SIPHILIS & vaginosis

VAGINOSIS

- EtiologiPenyebab dari vaginitis adalah Candida albicans, Trichomonas vaginalis,

Neisseria gonorrhoeae, Hemophilus vaginalis.Penyebab lain meliputi gabungan bedak tabur, cacing kremi, benda asing,

hygiene perineum yang buruk. Menurut Universitas Padjadjaran (1981) penyebab vaginitis :

1. Vulvovaginitis pada anak

2. Sering disebabkan oleh gonorrhea atau corpus allienum.

3. Kolpitis senilis

4. Disebabkan karena ovaria berhenti berfungsi.

5. Kolpitis pada masa reproduktif

-        Masturbasi

-        Corpus allienum : pessaerium, obat atau alat kontrasepsi kapas

-        Rangsang themis seperti berenang dalam air dingin

- EpidemiologiVaginitis adalah salah satu masalah yang paling umum dalam kedokteran

klinis, dan itu adalah alasan paling sering dikutip untuk kunjungan ke dokter kandungan dan ginekolog. Artikel ini epidemiologi di Amerika Serikat dan Skandinavia untuk tiga penyebab utama vaginitis: kandidiasis, trikomoniasis, dan vaginosis bakteri. Insiden kandidiasis telah meningkat secara dramatis selama dekade terakhir, dengan peningkatan persentase non-albicans strain Candida. Namun, di Skandinavia kejadian kandidiasis telah relatif stabil, antara 10% dan 30%, selama 5 tahun terakhir. Insiden Trichomonas telah menurun secara dramatis di Amerika Serikat dan Skandinavia selama 15 tahun terakhir, sebagian disebabkan karena munculnya metronidazol. Di Amerika Serikat vaginosis bakteri terus menjadi berbagai terkemuka infeksi vagina, mempengaruhi spektrum yang lebih luas dari wanita dibandingkan gonore. Prevalensi bakterial vaginosis di Skandinavia adalah sekitar 30%, dan persentase ini meningkat dengan usia menurut studi dari pasien di klinik penyakit menular seksual.

Angka prevalensi dan penyebab vaginitis tidak diketahui pasti, sebagian besar karena kondisi-kondisi inisering didiagnosis sendiri dan diobati sendiri oleh penderita. Selain itu, vaginitis sering tidakmenimbulkan gejala (asimptomatis) atau disebabkan oleh lebih dari satu organismepenyebab. Kebanyakan ahli meyakini bahwa sampai sekitar 90% kasus vaginitis disebabkan olehvaginosis bakterial, kandidiasis vulvovaginal dan trikomoniasis. Penyebab non-infeksi termasuk vaginalatrophy, alergi dan iritasi kimiawi.

- Komplikasi

1. Endometritis

Page 5: SIPHILIS & vaginosis

Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin

karena perubahan pH, bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis.

2. Salpingitis

Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar

ke tuba uterine.

3. Servisitis

Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks.

Daftar Pustaka

Bobak. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Edge, V. (1993). Women’s health care. VSA : Von Hoffman Press.

Manuaba, Ida Bagus. (2001). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga

berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC.

Padjadjaran, Universitas. (1981). Ginekologi. Bandung : Elstar Offset.

Sinklair, C.C.R., Webb,J.B. (1992). Segi praktis ilmu kebidanan dan kandungan untuk

pemula. Jakarta : Binarupa Aksara.

Taber, Ben-Zion. (1994). Kapita selekta obstetri dan ginekologi. Jakarta :EGC.

Wiknjosastro, H. (1999). Ilmu kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono.