sindrom afasia

Upload: decy-paulina

Post on 10-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 SINDROM AFASIA

    1/4

    Decy Paulina (111.0221.136)

    SINDROM AFASIA

    Afasia merupakan gangguan berbahasa. Dalam hal ini pasien menunjukkan

    gangguan dalam memproduksi dan/atau memahami bahasa.1

    Sindrom afasia adalah kumpulan gejala gangguan berbahasa akibat kelainan di

    hemisferium kiri, tanpa ada kelainan pada organ bicara. Kelainan yang menimbulkan

    sindrom afasia terdapat di daerah pusat bicara di hemisfer kiri yang memantau

    kemampuan berbicara dan berbahasa2.

    Secara anatomic area ini mencakup bagian bawah girus presentral (area broca)

    dan postsentral, girus supra marginal dan angular, bagian inferior girus parietal dan

    bagian atas lobus temporal (area wernicke). Area ini di pasok darah terutama dari

    arteri serebri media.2

    Ada berbagai jenis sindrom afasia yang menentukan kemungkinan letak

    lesinya. Jenis sindrom ini ditentukan menurut kemampuan berbagai modalitasbahasa

    berikut ini2:

    a. Berbicara spontan

    b. Pengertian bahasa

    c. Pengulangan

    d. Penamaan benda

    e. Membaca

    f. Menulis

    Dengan menganalisis modalitas tersebut ditentukan jenis afasia berikut ini:

    a. Sindrom afasia Broca

    b. Sindrom afasia Wernicke

    c. Sindrom afasia Global

    d. Sindrom afasia Konduksi

    e. Sindrom afasia anomik

    Dengan menentukan jenis sindrom dapat di tentukan letak lesinya. Pada garis

    besarnya dapat dibagi 4 golongan;

    a. Sindrom afasia perisylvian

    b. Sindrom afasia perbatasan

    c. Sindrom afasia subkortikal

  • 7/22/2019 SINDROM AFASIA

    2/4

    d. Sindrom afasia tak terlokalisasikan

    Bagan dibawah ini menunjukan berbagain keadaan modalitas bahasa sindrom

    tersebut2:

    Bicara

    spontan

    Pengertian Pengulangan Penamaan Membaca Menulis

    Broca Tidak

    lancar

    + - - + -

    Wernicke Lancar - - - - -

    Global Tidak

    lancar

    - - - - -

    Konduksi Lancar + - + + +

    Anomik Lancar + + - + +

    Sindrom afasia perisylvian terdiri dari sindrom afasia broca, wernicke, dan

    konduksi yang letak lesinya di sekitar fisura sylvian di hemisfer dominan kiri.

    Pasokan darah daerah ini terutama oleh arteri seberi media.

    Sindrom afasia perbatasan terdiri dari sindrom seperti pada sindrom

    perisylvian, perbedaan terutama terletak pada kemampuan pengulangan yang baik.

    Area ini terletak pada perbatasan vascular yang di pasok darah dari arteri serebri

    media dan daerah yang dipasok oleh arteri serebri anterior dan posterior. Sindrom ini

    terdiri dari afasia motorik transkortikal dan afasia sensorik transkortikal.

    Sindrom afasia subkortikal terdiri dari sindrom yang di sebabkan oleh lesi

    yang letaknya di subkortikal seperti afasia thalamus dan afasia striatum. Sindrom

    afasia subkortikal tidak mempunyai gejala yang nyata. Diagnosis dibuat berdasarkan

    CTscan dan MRI.

    Sindrom afasia tak terlokalisasikan mencakup sindrom afasia global dan

    anomik. Kedua sindrom ini tidak menunjukkan lokalisasi tertentu.

    Sindrom afasia broca disebabkan oleh lesi dibagian posterior daerah girus

    ketiga frontal dari hemisfer dominan kiri. Gejala utamanya adalah berbicara spontan

    yang tidak lancer, nonfluen, terbata-bata. Tata bahasanya kurang sempurna. Pada

    keadaan yang berat bisa terjadi mutisme. Kemampuan modalitas bahasa lainnya jelek.

    Biasanya sindrom ini disertai hemiparesis kanan.

    Sindrom afasia wernicke disebabkan oleh lesi di bagian posterior girus

    temporal superior dari hemisfer dominan kiri. Gejala utamanya berupa bicara spontan

  • 7/22/2019 SINDROM AFASIA

    3/4

    lancer, fluen, seringkali berlebihan (logorea) dan tidak dapat dimengerti. Pada

    keadaan yang berat afasia ini disebut sebagai afasia jargon. Pengertian bahasanya

    jelek. Kemampuan modalitas bahasa lainnya jelek. Seringkali sindrom wernicke tidak

    disertai gejala hemiparesis, sehingga tidak jarang terluput dari diagnosis afasia.

    Bahkan seringkali dianggap sebagai kasus psikiatrik.

    Sindrom afasia konduksi disebabkan oleh lesi di fasikulus arkuatus dari

    hemisfer dominan kiri dengan gejala utamanya kemampuan mengulang kata yang

    jelek. Modalitas bahasa lainnya baik.

    Sindrom afasia globalmerupakan sindrom yang paling berat. Lesinya luas di

    daerah hemisfer dominan kiri. Bicara spontan mutisme dan modalitas bahasa lainnya

    buruk.

    Sindrom afasia anomik merupakan sindrom yang relative paliing ringan.

    Semua modalitas baik kecuali penamaan kata-kata benda yang jelek. Letak lesinya

    tidak tentu2.

    KORTEKS BICARA MOTORIK (BROCA)

    Kerusakan dari area 44 kiri pada pasien yang kinan menghasilkan afasia

    motorik seperti yang ditunjukkan pertama kali oleh Broca pada tahun 1861. Pasien

    bisa mengerti kata-kata yang diucapkan tetapi tidak mampu berbicara, karena motor

    engram dari gerakan-gerakan yang diperlukan untuk berbicara tidak ada. Otot-otot

    yang diperlukan untuk berbicara tidak mengalami paralisis tetapi pasien tidak mampu

    untuk mempersarafi otot-otot tersebut dengan intensitas dan kelanjutan yang tepat.

    Jika hanya korteks dari area 4 yang mengalami kerusakan terjadi afasia motorik

    kortikal. Jika serat-serat yangmenghubungkan area 44 dengan area motorik untuk

    vokalisasi mengalami gangguan, kondisi yang diakibatkan disebut afasia motorik

    subkortikal yaitu afasia motorik murni atau seperti yang disebut oleh broca suatu

    afemia.3

    Gejala dan gambaran klinis afasia broca.1

    Bentuk afasia ini sering kita lihat di klinik dan ditandai oleh bicara yang tidak

    lancar dan disartria serta tampak melakukan upaya bila berbicara. Pasien sering atau

    paling banyak mengucapkan kata-kata benda dan kata kerja. Bicaranya bergaya

    telegram atau tanpa tata bahasa. Pemahaman auditif dan pemahaman membaca

    tampaknya tidak terganggu namun pemahaman kalimat dengan tatabahasa yang

  • 7/22/2019 SINDROM AFASIA

    4/4

    kompleks sering terganggu, namun pemahaman kalimat dengan bahasa yang

    kompleks sering terganggu.

    Ciri klinik afasia broca:

    a. Bicara tidak lancar

    b. Tampak sulit memulai bicara

    c. Kalimatnya pendek (5 kata atau kurang perkalimat)

    d. Pengulangan (repetisi buruk)

    e. Kemampuan menamai buruk

    f. Pemahaman lumayan (namun mengalami kesulitan pemahaman kalimat

    yang kompleks)

    g. Gramatika bahasa kurang, tidak kompleks

    h. Irama kalimat dan irama bicara terganggu

    Referensi :

    1. Lumbantobing,S.M. 2004. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental.

    Jakarta. FKUI

    2. Harsono (ed). 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis Pehimpunan Dokter Spesialis

    Saraf Indonesia. Yogyakarta. UGM

    3. Duus Peter. 1996. Diagnosis Topik Neurologi. Jakarta. EGC