siklus hidup animalia

25
Animalia Siklus Hidup 2/22/2012 NAFIAH RAFIQAH R. X-7/19

Upload: nafiah-rr

Post on 11-May-2015

4.010 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Siklus Hidup Animalia

AnimaliaSiklus Hidup

2/22/2012

NAFIAH RAFIQAH R. X-7/19

Page 2: Siklus Hidup Animalia

2

Cnidaria (Coelenterata)Obelia geniculata

Koloni polip mereproduksi aseksual . Selama tahap kehidupan, Obelia terbatas pada substrat permukaan. Pada koloni dewasa ada individu hydranths disebut gastrozooids , yang dapat ditemukan diperluas atau dikontrak, untuk membantu pertumbuhan organisme ini dengan memberi makan, sedangkan polip reproduksi gonozooids telah tunas medusa. hydranths lainnya adalah khusus untuk pertahanan. Badan stalky utama dari koloni terdiri dari coenosarc, yang tercakup oleh perisarc pelindung. Generasi berikutnya dari siklus hidup

dimulai ketika medusa yang dilepaskan dari gonozooids, menghasilkan berenang gratis hanya bagian belakang langit-langit medusa jantan dengan gonad , mulut, dan tentakel . Penampilan fisik perempuan dan laki-laki medusa bagian belakang langit-langit, termasuk organ reproduksi mereka, yang bisa dibedakan, dan seks hanya dapat ditentukan dengan mengamati bagian dalam gonad, yang baik akan berisi sperma atau telur . medusa yang bereproduksi secara seksual , melepaskan sperma dan telur yang pupuk untuk membentuk zigot , yang kemudian morphs menjadi blastula , maka kolam larva bersilia disebut planula . Hidup planulae berenang bebas untuk sementara waktu tetapi akhirnya melekatkan diri pada beberapa permukaan padat, di mana mereka mulai fase reproduktif hidup mereka. Setelah melekat pada substrat, planula dengan cepat berkembang menjadi satu polip makan. Sebagai polip tumbuh, ia mulai mengembangkan cabang individu makan lain, sehingga membentuk generasi baru polip oleh aseksual tunas .

Aurelia aurita

Fertilisasi sperma dan ovum di air - zigot planula (larva bersilia) - skifistoma (fase polip) - strobila (kuncup) - efira - medusa - medusa jantan dan betina

Platyhelminthes

Page 3: Siklus Hidup Animalia

3

Fasciola hepatica

Di tubuh inang utama ternak , ikan , manusia Cacing dewasa hidup di hati bertelur di usus - ikut faeces

buang air besar sembarangan di lingkungan telur bersama faeces terbuang ke air  telur menetas jadi larva dengan cilia (rambut getar ) diseluruh permukaan tubuhnya membentuk larva Mirasidium yang kemudian berenang mencari siput Lymnea Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea truncatula)  Mirasidium setelah berada di siput berubah menjadi Sporosis (menetap dalam tubuh

siputselama 2 minggu). Larva larva itu punya kemampuan reproduksi secara asexual dengan cara Paedogenesis didalam tubuh siput sehinga terbentuk banyak larva ,  larva sporosis melakukan paedogenesis menjadi beberapa redia  larva Redia melakukan paedogenesis menjadi Serkaria  Larva serkaria kemudian berekor menjadi metacercaria dan segera keluar dari siput berenang mencari tanaman yang ada di pinggir perairan misalnya rumput . Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.

Clonorchis sinensis (cacing hati manusia)

Siklus hidupnya

Page 4: Siklus Hidup Animalia

4

adalah: Telur > Larva Mirasidium >Sporokista > Larva (II) : Redia > Larva (III) : Serkaria> Larva(IV) : Metaserkaria, masuk ke dalam tubuh Ikankemudian termakan oleh Orang Cacing dewasa,menyebabkan Clonorchiasis.  

Morfologi dan Daur HidupCacing dewasa hidup di saluran empedu, kadang-kadang di tetemukan di

saluran pancreas. Ukuran cacing dewasa 10-25 mm x 3-5 mm, bentuknya pipih, lonjong, menyerupai daun. Telur berukuran kira-kira 30x16 mikron, bentuknya seperti bola lampu pijar dan berisi mirasidium, di temukan di saluran empedu.

Telur di keluarkan dengan tinja. Telur menetas bila dimakan keong air. Dalam keong air, mirasidium berkembang menjadi sporokista, redia lalu sarkaria. Serkaria keluar dari air dan mencari hospes perantara II, yaitu ikan. Setelah menembus masuk tubuh ikan serkaria melepaskan ekornya dan membentuk kista didalam kulit dibawah sisik. Kista ini disebut metaserkaria

Planaria

A. Terpotong secara alami

B. Dibelah dua

C. Dibelah tiga

Page 5: Siklus Hidup Animalia

5

Planaria bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi tubuh yang mampu menumbuhkan individu baru, maupun seksual bersifat hermaphrodit.

Fasciolopsis buski

Adults produce over 25,000 eggs every day which take up to seven weeks to mature and hatch at 27-32°C. Immature, unembryonated eggs are discharged into the intestine and stool. In two weeks, eggs become embryonated in water, and after about seven weeks, eggs release tiny parasitic organisms called miracidia, which invade a suitable snail intermediate host. Several species of

genera Segmentina and Hippeutis serve as intermediate hosts. In the snail the parasite undergoes several developmental stages (sporocysts, rediae, and cercariae). The cercariae are released from the snail and encyst as metacercariae on aquatic plants such as water chestnut, water caltrop, lotus, bamboo, and other edible plants. The mammalian host, or the final host, becomes infected by ingesting metacercariae on the aquatic plants. After ingestion, the metacercariae excyst in the duodenum in about three months and attach to the intestinal wall. There they develop into adult flukes (20 to 75 mm by 8 to 20 mm) in approximately 3 months, attached to the intestinal wall of the mammalian hosts (humans and pigs). The adults have a life span of about one year.[5]

Paragonimus westermani

Page 6: Siklus Hidup Animalia

6

Siklus Hidup Taenia saginata

Page 7: Siklus Hidup Animalia

7

Cacing pita Taenia dewasa hidup dalam usus manusia yang merupakan induk semang definitif. [4] Segmen tubuh Taenia yang telah matang dan mengandung telur keluar secara aktif dari anus manusia atau secara pasif bersama-sama feses manusia. [4] Bila inang definitif (manusia) maupun inang antara (sapi dan babi) menelan telur maka telur yang menetas

akan mengeluarkan embrio (onchosphere) yang kemudian menembus dinding usus.[4] Embrio cacing yang mengikuti sirkulasi darah limfe berangsur-angsur berkembang menjadi sistiserkosis yang infektif di dalam otot tertentu. [4] Otot yang paling sering terserang sistiserkus yaitu jantung, diafragma, lidah, otot pengunyah, daerah esofagus, leher dan otot antar tulang rusuk. [6]

Infeksi Taenia dikenal dengan istilah Taeniasis dan Sistiserkosis.[1] Taeniasis adalah penyakit akibat parasit berupa cacing pita yang tergolong dalam genus Taenia yang dapat menular dari hewan ke manusia, maupun sebaliknya.[7] Taeniasis pada manusia disebabkan oleh spesies Taenia solium atau dikenal dengan cacing pita babi [7], sementara Taenia saginata dikenal juga sebagai cacing pita sapi.[7][8]

Sistiserkosis pada manusia adalah infeksi jaringan oleh bentuk larva Taenia (sistiserkus) akibat termakan telur cacing Taenia solium (cacing pita babi). [2] Cacing pita babi dapat menyebabkan sistiserkosis pada manusia, sedangkan cacing pita sapi tidak dapat menyebabkan sistiserkosis pada manusia. [7] Sedangkan kemampuan Taenia asiatica dalam menyebabkan sistiserkosis belum diketahui secara pasti. [3] Terdapat dugaan bahwa Taenia asiatica merupakan penyebab sistiserkosis di Asia. [3]

Manusia terkena taeniasis apabila memakan daging sapi atau babi yang setengah matang yang mengandung sistiserkus sehingga sistiserkus berkembang menjadi Taenia dewasa dalam usus manusia. [6] Manusia terkena sistiserkosis bila tertelan makanan atau minuman yang mengandung telur Taenia solium. [9] Hal ini juga dapat terjadi melalui proses infeksi sendiri oleh individu penderita melalui pengeluaran dan penelanan kembali makanan. [10]

Echinococcus granulosus

Page 8: Siklus Hidup Animalia

8

The adult Echinococcus granulosus (3 to 6 mm long) resides in the small bowel of the definitive hosts, dogs or other canids.  Gravid proglottids release eggs that are passed in the feces.  After ingestion by a suitable intermediate host (under natural conditions: sheep, goat, swine, cattle, horses, camel), the egg hatches in the small bowel and releases an oncosphere that penetrates the intestinal wall and

migrates through the circulatory system into various organs, especially the liver and lungs.  In these organs, the oncosphere develops into a cyst  that enlarges gradually, producing protoscolices and daughter cysts that fill the cyst interior.  The definitive host becomes infected by ingesting the cyst-containing organs of the infected intermediate host.  After ingestion, the protoscolices evaginate, attach to the intestinal mucosa, and develop into adult stages in 32 to 80 days.  The same life cycle occurs with E. multilocularis (1.2 to 3.7 mm), with the following differences: the definitive hosts are foxes, and to a lesser extent dogs, cats, coyotes and wolves; the intermediate host are small rodents; and larval growth (in the liver) remains indefinitely in the proliferative stage, resulting in invasion of the surrounding tissues.  With E. vogeli (up to 5.6 mm long), the definitive hosts are bush dogs and dogs; the intermediate hosts are rodents; and the larval stage (in the liver, lungs and other organs) develops both externally and internally, resulting in multiple vesicles.  E. oligarthrus (up to 2.9 mm long) has a life cycle that involves wild felids as definitive hosts and rodents as intermediate hosts.  Humans become infected by ingesting eggs, with resulting release of oncospheres in the intestine and the development of cysts, , , , ,  in various organs.

.

Nemathelminthes

Page 9: Siklus Hidup Animalia

9

Ascaris lumbricoides

Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris.

Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru.

Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa.Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya

Ankylostumum duodenale

Usus manusia - cacing - telur keluar bersama feses - tempat becek - menetas - hidup lama - menempel pada kaki manusia - menembus kaki - aliran darah - jantung - paru-paru - kerongkongan - tertelan - usus manusia - cacing dewasa

Enterobius vermicularis

Page 10: Siklus Hidup Animalia

10

Eggs are deposited on perianal folds .

Self-infection occurs by transferring infective eggs to the mouth with hands that have scratched the perianal area .

Person-to-person transmission can also occur through handling of contaminated clothes or bed linens.

Enterobiasis may also be acquired through surfaces in the environment that are contaminated with

pinworm eggs (e.g., curtains, carpeting). Some small number of eggs may become airborne and inhaled. These would be swallowed and follow the same development as ingested eggs. Following ingestion of infective eggs, the larvae hatch in the small intestine and

the adults establish themselves in the colon . The time interval from ingestion of infective eggs to oviposition by the adult

females is about one month. The life span of the adults is about two months. Gravid females migrate nocturnally outside the anus and oviposit while crawling

on the skin of the perianal area . The larvae contained inside the eggs develop (the eggs become infective) in 4 to

6 hours under optimal conditions . Retroinfection, or the migration of newly hatched larvae from the anal skin back

into the rectum, may occur but the frequency with which this happens is unknown.

Geographic Distribution: Worldwide, with infections more frequent in school- or preschool- children and in crowded conditions. Enterobiasis appears to be more common in temperate than tropical countries. The most common helminthic infection in the United States (an estimated 40 million persons infected)

Life Cycle of Trichinella spiralis

Page 11: Siklus Hidup Animalia

11

Life Cycle of Wuchereria bancrofti

Page 12: Siklus Hidup Animalia

12

Different species of the following genera of mosquitoes are vectors of W. bancrofti filariasis depending on geographical distribution.  Among them are: Culex (C. annulirostris, C. bitaeniorhynchus, C. quinquefasciatus, and C. pipiens); Anopheles (A. arabinensis, A. bancroftii, A. farauti, A. funestus, A. gambiae, A. koliensis, A. melas, A. merus, A. punctulatus and A. wellcomei); Aedes (A. aegypti, A. aquasalis, A. bellator, A. cooki, A. darlingi, A. kochi, A. polynesiensis, A. pseudoscutellaris, A. rotumae, A. scapularis, and A. vigilax); Mansonia (M. pseudotitillans, M. uniformis); Coquillettidia (C. juxtamansonia).  During a blood meal, an infected mosquito introduces third-stage filarial larvae onto the skin of the human host, where they penetrate into the bite wound.  They develop in adults that commonly reside in the lymphatics.  The female worms measure 80 to 100 mm in length and 0.24 to 0.30 mm in diameter, while the males measure about 40 mm by .1 mm.  Adults produce microfilariae measuring 244 to 296 m by 7.5 to 10 m, which are sheathed and have nocturnal periodicity, except the μ μSouth Pacific microfilariae which have the absence of marked periodicity.  The microfilariae migrate into lymph and blood channels moving actively through lymph and blood.  A mosquito ingests the microfilariae during a blood meal.  After ingestion, the microfilariae lose their sheaths and some of them work their way through the wall of the proventriculus and cardiac portion of the mosquito's midgut and reach the thoracic muscles.  There the microfilariae develop into first-stage larvae and subsequently into third-stage infective larvae.  The third-stage infective larvae migrate through the hemocoel to the mosquito's prosbocis and can infect another human when the mosquito takes a blood meal.

Cacing Loa-Loa

Page 13: Siklus Hidup Animalia

13

Morfologi dan daur hidupCacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan, yang betina berukuran 50-75 x 0,5 mm dan ynag jantan berukuran 30-34 x 0,35-0,43 mm. cacing betinamengeluarkan microfilaria ynag beredar dalam darah pada siang hari (diurna). Pada malam hari microfilaria berada dalam pembuluh darah paru.Gambar 14: microfilaria dan cacing dewasa Loa-loa31

M i c r o f i l a r i a m e m p u n y a i s a r u n g b e r u k u r a n 2 5 0 - 3 0 0 m i k r o n x 6 -8 , 5 mikron, dapat ditemukan dalam urine, dahak, dan kadang-kadang dalam cairansumsum tulang belakang. Parasit ini ditularkan oleh lalatChrysops. Microfilariaynag beredar dalam darah diisap oleh lalat dan setelah kurang lebih 10 hari did a l a m b a d a n s e r a n g g a , m i c r o f i l a r i a t u m b u h m e n j a d i l a r v a i n f e k t i f d a n s i a p ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusiad a l a m w a k t u 1 - 4 t a h u n k e m u d i a n b e r k o p u l a s i d a n c a c i n g d e w a s a b e t i n a mengelurkan microfilaria.

Heterodera radicicola

Cacing dewasa bertelur di akar atau di tanah dalam jangka waktu yang cukup lama. Telur menetas menghasilkan larva. Selanjutnya larva akan masuk kedalam akar dan memakan jaringan-jaringan akar. Akar bereaksi dengan membentuk noduli pada jaringan-jaringan yang rusak atau luka atau pada bagian-bagian di sekitar cacing itu biasa. Cacing dewasa berbentuk langsing, panjangnya 1,2-1,5 mm sedangkan cacing betina mengelembung dengan panjang 0,5-0,8 mm. dan menghasilkan ova sebanyak 500-1000 butir. Cacing ini di dalam tanah dapat hidup selama 3 bulan pada temperatur ± 15°C tetapi pada suhu ± 27,2°C hidupnya kurang dari 1 bulan.

Page 14: Siklus Hidup Animalia

14

Annelida

Lumbricus terretris

Eunice viridisReproduction involves mass spawning at night in spring or early summer (October -

Page 15: Siklus Hidup Animalia

15

November in the Southern Hemisphere). The terminal parts of their bodies drop off and float over the surface of the water, releasing sperm and eggs. The mechanisms or triggers which induce spawning such that it occurs during nights of a waning moon, continuing for several nights, are not completely

known.

Arthropoda

Daur hidup kutu buku (Lepisma sp.)

Telur , muda dewasa

Lepisma tidak menglami metamorfosis (ametabola), jadi tidak memiliki larva dan ninfa.

Kupu-Kupu

1. Telur menempel pada daun inang lamanya 2-7 hari

2. Setelah itu menjadi Ulat (larva) berumur 14-20 hari dengan berganti kulit 4-5 kali, pada umur itu mengkonsumsi daun setara luasan 20x30cm.

3. Lalu menjadi kepompong (chrysalis/pupa) berpuasa dan beristirahat

selama 14-16 hari, butuh waktu 1-2 jam untuk mengeringan sayap sebelum siang terbang untuk pertama kalinya.

4. Kepompong akan menjadi kupu-kupu dewasa yang indah nan cantik.

Page 16: Siklus Hidup Animalia

16

Belalang

Grasshoppers are insects, and go through egg and larval stages before becoming an adult.  A young grasshopper is called a nymph, and the nymph stage lasts for about a month.  After that they are considered adults, and the average lifespan is about 50 days.

Echinodermata

Lili laut

Page 17: Siklus Hidup Animalia

17

Sebagai mana umumnya kelompok echinodermata, pada lili laut kelaminnya terpisah, ttetapi dimorfisma seksual tidak tampak dari luar. Gonad terletak kurang lebih pada sepertiga pangkal tangan, biasanya pinnalus yang mengandung gonad berbentuk lebih menebal dari pinnalus yang lain. Hewan jantan dan betina masing-masing melepaskan sperma dan sel telur kedalam air laut dan

sekitarnya. Pertemuan sperma dan sel telur akan membentuk zzygote, kemudian tumbuh menjadi larva yang bisa berenag bebas yang di sebut sebagai vitellaria larva. Pada akhirnya larva mengalami metamorfosa dan menempel pada substrat keras seperti, karang mati, kulit kerang, gorgonian atau benda keras lainnya. Setelah mengalami metamorfosalili laut tersebut mempunyai tangkai dan 5 tangann, stadium ini disebut juga sebagai stadium pentacrinoid larva ini sekitar 2 sampai 4 bulan. Selanjutnya lili laut tersebut akan melepaskan diri dari tangkainya dan mulai membentuk kaki cangkram (cirrus). Saat ini lili laut telah mirip dengan hewan dewasa dan dapat bernang bebas dan berpindah tembbpat dari satu objek yang keras ke oobjek lainnya. Lili laut yang hidup di laut jeluk, tetap mempertahankan bagian tangkai ini dan hidup untuk selamanya.Menurut (FELL 1966), lili laut kelompok comatulida engalami matang kelamin pada umur satu sampai dua tahun dan hewan ini dapat hidup selama 4-5 tahun. Sedangkan lili laut bertangkai yang hidup di laut jeluk mengalami matang kelamin pada usia 10 tahun dan hidup selama kurang lebih 20 tahun.

Teripang ( Holothuria scabra)

Page 18: Siklus Hidup Animalia

18

Bintang laut

Once fertilisation has occurred the egg develops from an embryo into a larva which feeds on small unicellular algae (phytoplankton). During its planktonic (ie. floating and drifting in the ocean) period the larva proceeds through several developmental phases going from gastrula to bipinnaria and

brachiolaria. Towards the end of the last stage the larva develops a large sack like structure (primordium) and begins searching for a suitable surface on which to settle.

After settlement the larva metamorphoses into a juvenile starfish. This process takes about 2 days. Initially the juvenile starfish has only 5 rudimentary arms but additional arms develop rapidly as the starfish begins to feed on encrusting algae. At the end of 6 months the starfish is about 1 cm in size and begins to feed on corals. The starfish becomes sexually mature at the end of its second year by which time it has grown to about 20 cm in diameter.

After 3-4 years (when the starfish is about 35 cm in size) it is thought to go into a senile phase where growth declines dramatically and reproduction is low. This phase has been identified only in the laboratory. It is not known how long starfish live however, they have been kept in aquaria for as long as 8 years.

Page 19: Siklus Hidup Animalia

19

Landak laut

Page 20: Siklus Hidup Animalia

20