kingdom animalia

9
Platyhelminthes Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Platyhelminthes Klasifikasi ilmiah Domain: Eukaryota Kerajaan: Animalia Filum: Platyhelminthes Kelas Turbellaria (Turbellaria) Trematoda (Trematoda) Cestoidea (Cestoda) Monogenea (Monogenea) Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup se cacing pipih kecuali Nemertinea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan. [1] Daftar isi [sembunyikan] 1 Ciri-ciri 2 Struktur dan fungsi tubuh o 2.1 Sistem pencernaan o 2.2 Sistem syaraf o 2.3 Indera o 2.4 Reproduksi 3 Klasifikasi 4 Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes 5 Referensi

Upload: raden-atika-permadi

Post on 21-Jul-2015

521 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PlatyhelminthesDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ? Platyhelminthes

Klasifikasi ilmiah Domain: Eukaryota Kerajaan: Animalia Filum:

Platyhelminthes

Kelas Turbellaria (Turbellaria) Trematoda (Trematoda) Cestoidea (Cestoda) Monogenea (Monogenea)

Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua cacing pipih kecuali Nemertinea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan.[1]

Daftar isi[sembunyikan]

1 Ciri-ciri 2 Struktur dan fungsi tubuh o 2.1 Sistem pencernaan o 2.2 Sistem syaraf o 2.3 Indera o 2.4 Reproduksi 3 Klasifikasi 4 Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes 5 Referensi

[sunting] Ciri-ciriTubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.[2]. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya.[2] Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembab (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.[2]

[sunting] Struktur dan fungsi tubuhPlatyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. [3] Namun, mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus.[3]

[sunting] Sistem pencernaanSistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.[3] Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan.[3]. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh.[3] Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.[3] Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus.[3] Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler.[3] Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.[3]

[sunting] Sistem syarafAda beberapa macam sistem syaraf pada cacing pipih[3]:

Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang paling sederhana. [3]Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang. [3] Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang. [3] Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara).[3]

[sunting] InderaBeberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. [3] Bintik mata tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala). [3] Seluruh cacing pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya.[4] Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor

(organ untuk mengetahui arah aliran sungai). [3] Umumnya, cacing pipih memiliki sistem osmoregulasi yang disebut protonefridia. [5] Sistem ini terdiri dari saluran berpembeluh yang berakhir di sel api.[4] Lubang pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih. [5] Sedangkan, sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui dinding sel. [5]

[sunting] ReproduksiCacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong hermafrodit[6].

[sunting] KlasifikasiPlatyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing bulu getar), Trematoda (cacing hisap), Monogenea, dan Cestoda (cacing pita)[7].

Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria. [7] Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. [7] Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma[7] Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus inang. [7] Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata[7] Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer[7]

[sunting] Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes

Schistosoma mansoni, penyebab Schistosoma pada manusia. Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan. [8] Salah satu diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia.[8] Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia. [8](Inggris)[3] Kerusakan tersebut disebabkan perkembanganbiakan cacing Schistosoma di dalam tubuh hingga menyebabkan reaksi imunitas. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia.[3] [8]. Contoh lainnya adalah Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada

manusia dan hewan mamalia lainnya[9]. Spesies ini dapat menghisap darah manusia[9]. Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan, misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang jenis Trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut[10].

MoluskaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa ? Moluska (Mollusca)Rentang fosil: Ediacaran/Kambrium - kini

Cumi-cumi Karibia, Sepioteuthis sepioidea

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: MolluscaLinnaeus, 1758

Kelas Caudofoveata Aplacophora Polyplacophora Monoplacophora Bivalvia (kerang-kerangan) Scaphopoda Gastropoda (siput-siputan) Cephalopoda (gurita, cumicumi, dan sotong) Rostroconchia Helcionelloida ?Bellerophontida Wikispecies mempunyai informasi mengenai Mollusca Moluska (filum Mollusca, dari bahasa Latin: molluscus = lunak) merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya.

Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Moluska hidup di laut, air tawar, payau, dan darat. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita. Moluska dipelajari dalam cabang zoologi yang disebut malakologi (malacology).

[sunting] Ciri tubuhTubuh tidak bersegmen. Simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari "kaki" muskular, dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali dan membor substrat, atau melakukan pergerakan.

[sunting] Ukuran dan bentuk tubuhUkuran dan bentuk tubuh moluska sangat bervariasi. Misalnya, siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun, ada juga cumi-cumi raksasa dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18m.

[sunting] Strukur dan fungsi tubuhTubuh hewan ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, badan, dan mantel. Sistem saraf moluska terdiri dari cincin saraf yang memiliki esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaannya lengkap, terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Anatomi moluska relatif mirip dengan vertebrata. Hal ini menyebabkan banyak ahli memperkirakan bahwa vertebrata dan moluska masih memiliki kedekatan hubungan evolusi. Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan bahwa moluska, terutama Cephalopoda, memiliki otak yang berkembang baik dan beberapa di antaranya terbukti memiliki kemampuan mengingat yang kuat.

ArtropodaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus. Tag ini diberikan tanggal 8 April 2010?

Arthropoda

Rentang fosil: 5300 Ma Pra O S D

C P T J KPg

N Cambrian Saat ini

Arthropoda yang sudah punah dan yang masih ada

Klasifikasi ilmiah Domain: Kerajaan: Eukaryota Animalia

Upakerajaan: Eumetazoa Superfilum: Ecdysozoa Filum: ArthropodaLatreille, 1829

Upafilum dan kelas Upafilum Trilobitomorpha o Trilobita Upafilum Chelicerata o Arachnida o Xiphosura o Pycnogonida o Eurypterida

Upafilum Myriapoda o Chilopoda o Diplopoda o Pauropoda o Symphyla Upafilum Hexapoda o Insecta o Entognatha Upafilum Crustacea o Branchiopoda o Remipedia o Cephalocarida o Maxillopoda o Ostracoda o Malacostraca

EchinodermataDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa ? EchinodermataRentang fosil: Ediacaran akhir - sekarang

Bulu babi

Klasifikasi ilmiah Domain: Kerajaan: Eukaryota Animalia

Upakerajaan: Eumetazoa Superfilum: Deuterostomia Filum: EchinodermataKlein, 1734

Kelas o o

?Helicoplacoidea ?Arkarua

?Homalozoa Eleutherozoa o Asteroidea (1.800 spesies) o Concentricycloidea (2 spesies) o Echinoidea (1.000 spesies) o Holothuroidea (1.000 spesies) o Ophiuroidea (1.500+ spesies) Pelmatozoa o Crinoidea (540+ spesies) o Edrioasteroidea o Blastoidea o Cystoidea o Eocrinoidea o

= punah Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, Teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Lima atau enam kelas (enam bila Concentricycloidea dihitung) yang masih hidup sekarang mencakup

Asteroidea bintang laut: sekitar 1.500 spesies yang menangkap mangsa untuk makanan mereka sendiri Concentricycloidea, dikenal karena sistem pembuluh air mereka yang unik dan terdiri dari hanya dua spesies yang baru-baru ini digabungkan ke dalam Asteroidea. Crinoidea (lili laut): sekitar 600 spesies merupakan predator yang menunggu mangsa. Echinoidea (bulu babi dan dolar pasir): dikenal karena duri mereka yang mampu digerakkan; sekitar 1.000 spesies. Holothuroidea (teripang atau ketimun laut): hewan panjang menyerupai siput; sekitar 1.000 spesies. Ophiuroidea (bintang ular dan bintang getas), secara fisik merupakan ekinodermata terbesar; sekitar 1.500 spesies.

Bentuk hewan yang sudah punah dapat diketahui dari fosil termasuk Blastoidea, Edrioasteriodea, Cystoidea, dan beberapa hewan Kambrium awal seperti Helicoplacus, Carpoidea, Homalozoa, dan Eocrinoidea seperti Gogia. Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup Vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata. Banyak di antara anggotanya yang berperan besar dalam ekosistem laut, terutama ekosistem litoral pantai berbatu, terumbu karang, perairan dangkal, dan palung laut. Spesies bintang laut Pisaster ochraceus misalnya, menjadi predator utama di ekosistem pantai berbatu di pesisir barat Amerika Utara, spesifiknya mengendalikan populasi tiram biru (Mytilus

edulis)sehingga spesies yang lain dapat menghuni pantai tersebut dan bivalvia tersebut tidak mendominansi secara berlebihan. Contoh lain adalah Acanthaster planci yang memakan polip karang di perairan Indo-Pasifik. Kendati sering dianggap desktruktif, ada beberapa teori yang mengatakan bahwa A. planci sebenarnya adalah predator yang penting untuk ekosistem terumbu karang, sehingga terjadi rekruitmen karang baru yang menggantikan koloni-koloni tua, juga mengurangi tekanan kompetisi antara satu spesies karang dengan yang lain. Echinodermata mempunyai kemampuan untuk melakukan regenerasi bagian tubuhnya yang hilang, contohnya timun laut. Apabila timun laut merasa dirinya terancam, maka timun laut akan menyemprotkan organ tubuhnya agar mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri. Kelak, organ tubuh yang hilang akan tumbuh kembali

[sunting] KlasifikasiEchinodermata, seperti Chordata, adalah deuterostoma.

Domain Eukaryota o Filum Echinodermata Subfilum Homalozoa Gill & Caster, 1960 Kelas Homostelea Kelas Homoiostelea Kelas Stylophora Gill & Caster, 1960 Kelas Ctenocystoidea Robison & Sprinkle, 1969 Subfilum Crinozoa Kelas Eocrinoidea Jaekel, 1899 Kelas Paracrinoidea Regnll, 1945 Kelas Cystoidea von Buch, 1846 Kelas Blastoidea Kelas Crinoidea Subfilum Asterozoa Kelas Ophiuroidea Kelas Asteroidea Subfium Echinozoa Kelas Helicoplacoidea Kelas Edriosteroidea Kelas Ophiocistioidea Kelas Holothuroidea Kelas Echinoidea Leske, 1778