laporan praktikum genetika siklus hidup drosophila melenogaster

26
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster OLEH: DWI PUTRI AGUSTIN 100210103041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PNGETAHUAN UNIVERSITAS JEMBER

Upload: putri-memang-seorang-putri

Post on 02-Aug-2015

385 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

DP

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

OLEH:

DWI PUTRI AGUSTIN

100210103041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PNGETAHUAN

UNIVERSITAS JEMBER

2011

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

I. JUDUL :

SIKLUS HIDUP LALAT BUAH

II. TUJUAN :

Mengetahui Siklus Hidup Lalat Buah

Mengetahui Cara Memelihara Lalat Buah

III. DASAR TEORI :

Taksonomi Drosophila sp.

Taksonomi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Drosophilidae

Genus : Drosophila

Species : Drosophila melanogaster

Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo Diptera,

(bangsa lalat). Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dan merupakan organisme model

yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah

kehidupan. Drosophila melanogaster populer karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan

waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya,

serta memiliki banyak variasi fenotipe yang relatif mudah diamati.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Drosophila_melanogaster).

Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan

lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri

Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Drosophila sp. Memiliki mata berwarna merah bata, dan memiliki cincin hitam

melingkardi perutnya. Dimorfisme seksual menunjukan tubuh betina lebih besar daripada

tubuh jantan. Jantan dengan mudah bisa dibedakan dengan betina dari perbedaan warna,

patch hitam diperut, terdapat sexcomb (deretan bulu gelap di tarsus kaki depan) dan

memiliki sekelompok bulu runcing (claspers).

Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:

1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian

belakang.

2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.

3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan

tubuhnya.

4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.

5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.

6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.

7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata

majemuk.

8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima

dan bergaris hitam

9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Drosophila_melanogaster)

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Kiri= Drosophila jantan, kanan=Drosophila betina

Lalat Drosophila jantan dan betina dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan

morfologinya antara lain dalam hal:

1. Ukuran tubuh

Secara umum betina berukuran lebih besar daripada lalat jantan

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

2. Abdomen

Ujung abdomen betina agak runcing, sedangkan ujung abdomen lalat jantan agak

membulat. Pada lalat betina dewasa abdomen menjadi lebih besar karena berisi telur-

telur yang siap dikeluarkan.

BETINA JANTAN

3. Tanda pada abdomen

Haris-garis gelap dan terang yang berjumlah tujuh segmen dapat terlihat pada

abdomen lalat betina, sementara pada lalat jantan, beberapa segmen terakhir berfusi

sehingga terlihat warna hitam.

4. Sex comb

Lalat jantan mempunyai sisir kelamin, yaitu serabut-serabut bristle pada permukaan

distal dari sendi tarsal depan, dan pada lalat betina tidak memiliki sisir kelamin.

(Suryo, 2005)

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster
Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva

instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase perkembangan dari telur

Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.

Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.

Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda

menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini,

larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)

Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan

postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan

perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat

dewasa (Silvia, 2003).

Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di

permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa

dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin

maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003).

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang

mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di

anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur

tersebut (Borror, 1992).

Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali

dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang

spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).

Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai

ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan

yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva

sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan

jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga)

makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke

atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat

diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting)

yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva

instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).

Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat

banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa

biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva

akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar

ludah dan kemudian membentuk pupa.

Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula

menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa

ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)

menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak

aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).

Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman

yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa

(Silvia, 2003).

Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari.

Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang.

Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma

dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.

Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur.

Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat

berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan

jaringan embrio. (Borror, 1992)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila

melanogaster diantaranya sebagai berikut:

Suhu Lingkungan

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal.

Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan

mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar

180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan

lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.

Ketersediaan Media Makanan

Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila

kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan

larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering

kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang

hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi

oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan

Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu

padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak

terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan

kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat

hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat

akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada

individu dewasa.

Intensitas Cahaya

Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan

mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner

Determinasi sex

Determinasi seks adalah penentuan

jenis kelamin suatu organisme yang

ditentukan oleh kromosom seks

(gonosom). Untuk lalat buah dikenal 1

pasang kromosom seks yaitu kromosom

X dan kromosom Y. Individu jantan

terjadi jika terdapat komposisi

kromosom seks XY sedang betina jika

komposisinya XX.

Penentuan seks XY ditemukan juga dalam drosophila sp.Dalam sistem ini betina

memiliki dua dari jenis yang sama seks kromosom (XX), dan disebut homogamet,

sedangkan jantan memiliki dua kromosom seks yang berbeda (XY) dan disebut

heterogamete. Sistem penentuan seks XY pertama kali digambarkan secara

independen oleh Nettie Stevens dan Edmund Beecher Wilson pada tahun 1905.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Suatu kultur dapat mengalami mutasi oleh mutan lain, bakteri, tungau(acarina)

atau jamur. Kultur yang mengalami kontaminasi oleh mutan lain dapat dimurnikan

dengan memelihara satu pasang lalat dalam vial untuk dikembangbiakan. Kontaminasi

oleh bakteri dan jamur dapat diatasi dengan pemberian antibiotika(dehifrostreptomisin

sulfat dan pinsilin G) atau anti jamur(nipagin, tegosept, moldex, asam propionat atau

asam benzoat). Memindahkan kultur ke botol media baru dan mensterilkan botol,

kertas saring dan sumbat busa sebelum digunakan. Kultur yang terkontaminasi oleh

tungau dapat diatasi dengan memelihara 1 pasang lalat buah yang bebas dari tungau

dalam vial untuk dikembangbiakan. Kontaminasi tungau juga dapat dikurangi dengan

memeberikan asam benzyl benzoate pada rak pemeliharaan dan mempersingkat waktu

pemindahan kultur ke media baru. Kertas saring dapat direndam dalam tedion(2,4,5,4

–tetracloro-diphenil sulphone) yang dilarutkan dalam aseton dan dikeringkan sebelum

digunakan. (Petunjuk Praktikum Genetika 2011)

IV. METODE PRAKTIKUM:

4.1 ALAT;

Kuas

Botol Kultur

Lup

Mikroskop

4.2 BAHAN;

Kultur Drosophila melanogaster dari berbagai umur

Ether

Etherizer

Reetherizer

4.3 CARA KERJA;

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Memasukkan lalat Drosophila hasil tangkapan ke dalam botol kultur

Mengamati perubahan yang terjadi pada medium

Mencatat hasil pengamatan saat terjadi telur, larva, pupa, dan imago (pengamatan secara

periodik sekitar 4-6 jam sekali setiap hari).

V. HASIL PENGAMATAN:

HARI

KE

GAMBAR KETERANGAN

1 Dihari pertama pada botol yang berisi medium

dengan 5 Drosophila melanogaster betina dan 1

jantan terdapat telur yang dibagian anterior

terdapat tangkai sepasang yang berfungsi

mencengah telur tenggelam dalam media.

2 Pada hari kedua berbentuk instar 1 dengan ciri ciri

ukuran lebih besar,mengalami pertumbuhan,

semula berwarna putih berubah menjadi kekuning

kuningan. Perubahan bentuk kulit disaat

mengelupas (molting) tidak dapat diamati karena

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

keterbatasan pandang mata dan peralatan yang

mendukung. Belum terdapat spirakel anterior

3 Larva instar 2 terbentuk,terjadi perubahan ukuran

lebih besar daripada instar 1. Sudah dapat amati

adanya spirakel anterior dan molting pada kulit

tubuh. Molting terjadi sesuai dengan pertumbuhan

ukuran tubuh.

4 Larva instar 3 mulai terbentuk adanya penonjolan

sedikit pada bagian abdomen,spirakel anterior

nampak, bentuk dan ukuran sudah berubah lebih

panjang, warna kuning dan adanya bintik mata dan

tubuh membentuk tonjolan tonjolan

5 Setelah tahap instar 1-3 selesai, terjadi perubahan

yang semula larva instar→ prepupa warna putih

agak memudar,letak spirakel teerbalik,bagian

abdomennya terbentuk,sedikit tampak sekat sekat

pada tubuh dan bentuk tubuh mulai berkembang.

6 Hari ke enam pada tahap/fase pupa fase ini letak

pupa menempel tidak bergerak dan diam sebagai

persiapan menuju proses metamorphosis menjadi

lalat dewasa. Kepala,abdomen,sekat tubuh nampak

keseluruhan warna kecoklatan.

7 Sudah terbentuk lalat muda (imago). Warna imago

kehitaman terbentuk sayap.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan pada Drosophila melanogaster

mengenai siklus hidupnya. Siklus hidup lalat buah ini dapat dengan mudah untuk diamati.

Awalnya kami menagkap Drosophila melanogaster dengan menggunakan buah buahhan,

kami memancing Drosophila melanogaster dengan meletakkan buah mangga dan tape pada

botol air minum yang dibelah. Tidak lama setelah peletakan mangga dan tape dalam botol air

minum itu maka Drosophila melanogaster sudah mulai banyak yang berdatangan.

Drosophila melanogaster yang berhasil kami tangkap kemudian kami bawa untuk dilakukan

pengamatan di laboratorium dengan menutup botol secara perlahan menggunakan plastic.

Kami melakukan pengamatan untuk membedakan jenis kelamin Drosophila

melanogaster jantan dan betina, kami membius Drosophila melanogaster hasil tangkapan

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

kami menggunakan kapas yang telah ditetesi ether. Selain menggunakan larutan ether untuk

membius Drosophila melanogaster dapat pula menggunakan bahan pengganti seperti

alcohol, minyak kayu putih atau parfum. Pada pembiusan perlu ke hati hatian karena

dikhawatirakan Drosophila melanogaster tersebut mati karena over dosis. Pembiusan

bertujuan untuk memudahkan dalam pengamatan.

Seperti yang telah dijelaskan pada buku petunjuk praktikum maka kita dapat mengetahui

jenis kelamin Drosophila melanogaster dengan melakukan pengamatan mengenai ciri

cirinya yaitu jika Drosophila melanogaster betina ukurannya lebih besar daripada

Drosophila melanogaster jantan. Dapat dilihat pada bagian ujung abdomennya jika

membulat dan tumpul serta memiliki abdomen yang sempit dan berbentuk silindris itu

menandakan Drosophila melanogaster tersebut bekelamin jantan. Tapi jika ujung

abdomennya mamanjang dan meruncing serta abdomennya membesar dan membentuk oval

itu artinya Drosophila melanogaster tersebut betina. Warna tubuh jantan lebih dominan

warna hitam jika dibandingkan dengan betina. Pada Drosophila melanogaster jantan terdapat

5 pita hitam yang meluas hingga bagian ventral dan pada Drosophila melanogaster betina

terdapat 7 pita hitam yang hanya ada di bagian dorsal. Pada Drosophila melanogaster jantan

juga memiliki sex comb atau sisir kelamin berupa 10 rambut kaku. Menggunakan dasar dasar

tersebut maka kita dapat memperoleh mana yang jantan dan betina.

Setelah mengetahui jenis kelamin Drosophila melanogaster jantan dan betina maka

kelompok kami memperoleh 5 Drosophila melanogaster betina dan 1 Drosophila

melanogaster jantan yang dimasukkan kedalam botol media untuk kemudian dapat diamati

siklus hidupnya selama beberapa hari.

Untuk media kami tidak ikut membuat karena yang membuat media adalah para

asisten,namun kami mengetahui bahan dasar apa yang digunakan berdasarkan dari buku

petunjuk praktikum genetika, bahan utamanya yaitu pisang yang dilumatkan bersama tape

atau menggunakan ragi,media tersebut juga mengandung agar agar dan bahan bahan

lainnya.kerena keterbatasan bahan yang ada di laboratorium kami maka asisten menyebutkan

bahwa memang media tersebut tidak diberi bahan yang bertujuan untuk mencegah

pertumbuhan jamur seperti nipagin dan lain lain. Jika mungkin diberi itupun dengan kadar

yang sedikit atau tidak sesuai. Oleh karena itu pada media yang kami peroleh memang

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

banyak sekali di tumbuhi jamur berwarna putih dan kehitaman sehingga dapat mengganggu

pengamatan. Pertumbuhan jamur ini juga dapat disebabkan karena kurang sterilnya peralatan

seperti botol,atau dapat pula dikarenakan penyimpanan dalam kulkas yang kurang lama.

Berdasarkan hasil pengamatan kami mendapatkan pada hari pertama sudah mulai

terdapat telur berwarna putih yang setelah diamati lebih teliti maka pada bagian anterior telur

tersebut terdapat sepasang tangkai kecil seperti sendok yang menurut buku petunjuk

praktikum sepasang tangkai itu bertujuan agar telur tidak tenggelam dalam media yang

terlalu lunak. Di hari kedua nampak ukurannya menjadi lebih besar dari sebelumnya. Pada

waktu hari pertama warnyanya putih maka sekarang warnanya menjadi kekuningan. Sudah

mulai bergerak gerak, Perubahan bentuk kulit disaat mengelupas (molting) tidak dapat

diamati karena keterbatasan pandang mata dan peralatan yang mendukung. Belum terdapat

spirakel anterior. Ini disebut larva instar 1. Pada hari ketiga adalah terbentuknya larva instar 2

yang menurut pengamatan maka ukurannya lebih besar daripada sebelumnya. Terdapat

spirakel anterior. Di hari keempat ada larva instar 3. Pada bagian abdomen terjadi penonjolan

sedikit. Spirakel anterior nampak, bentuk dan ukuran sudah berubah lebih panjang, warna

kuning dan adanya bintik mata dan tubuh membentuk tonjolan tonjolan. Untuk dihari kelima

maka warnanya menjadi putih agak memudar,letak spirakel terbalik,bagian abdomennya

terbentuk,sedikit tampak sekat sekat pada tubuh dan bentuk tubuh mulai berkembang. Dari

fase fase sebelumnya larva instar ini bergerak namun pada hari keenam yang dinamakan fase

pupa ini sudah tidak bergerak, menempel dan diam sebagai persiapan menuju proses

metamorphosis menjadi lalat dewasa. Pupa ini mempel pada kertas pupasi atau kertas saring

juga ada yang menempel dinding botol. Pupa ini telah memperlihatkan kepala,abdomen,

sekat tubuh yang nampak secara keseluruhan dan warnanya menjadi coklat. Di hari ke7

inilah telah terbentuk lalat muda atau imago. Warna imago ini kehitaman dan terbentuk

sayap.

Perlu diingat bahwa pada saat melakukan pengamatan siklus hidup ini, maka lalat buah

induknya atau yang awal kita tangkap itu harus dilepaskan setelah telur telur itu terlihat

sehingga tidak membingungkan kita dalam pengamatan. Serta lalat yang nantinya terlahir

bisa dikatakan perawan.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Untuk hasil siklus hidupnya tidak sesuai seperti teori yang menyebutkan lama siklus

hidupnya berkisar 8 sampai 15 hari. Sedangkan pengamatan kita hanya 7 hari saja. Banyak

faktor yang menyebabkan hal ini salah satunya karena faktor kurang telitinya praktikan

dalam mengmatinya kerena kesibukan praktikan maka tidak bisa mengamati siklus dan

perkembangannya secara lebih detail, sehingga hanya diambil garis besarnya saja.

Jika diamati dari tempat kultur yaitu menggunakan botol selai,karena botol ini ukurannya

pas tidak terlalu kecil atau besar,lubangnya juga sangat cocok karena tidak terlalu lebar

sehingga dapat ditutup menggunakan sumbat busa. Maksud dari pemberian sumbat busa

adalah mencegah agar Drosophila melanogaster tidak dapat keluar dari botol kultur namun

udara tetap bisa masuk. Tutup busa ini juga dapat melindungi botol kultur agar tidak

terkontaminasi dari bakteri atau lain lain yang berasal dari lingkungan luar. Di dalam botol

kultur terdapat media sebagai makanan bagi Drosophila melanogaster ini, seperti yang telah

di jelaskan diatas bahwa media ini berasal dari bahan utama pisang dan tape atau ragi serta

bahan tambahan lainnya. Kertas saring atau kertas pupasi yang diletakkan di atas media ini

tujuannya adalah sebagai tempat melekatnya pupa pupa selain itu kertas ini berfungsi untuk

menyerap air atau cairan yang berlebih dimedia, karena jika media terlalu cair atau lembek

maka ini akan berbahaya bagi Drosophila melanogaster itu sendiri yang dapat menyebabkan

lalat ini mati karena tubuhnya terendam atau terjebak pada media yang terlalu lembek atau

cair.

VII. KESIMPULAN

Siklus hidup Drosophila melanogaster yang kami amati memiliki siklus

hidup dari telur hingga menjadi imago membutuhkan waktu hanya 7 hari

Dihari pertama telah muncul telurdengan ciri ciri berwarna putih dan memiliki

tangkai sepasasang di bagian anterior

Dihari kedua telah terbentuk larva instar 1 berwarna kuning dan mulai

bergerak

Larva instar 2 terbentuk dihari ketiga,ukurannya lebih besar dan terdapat

spirakel

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Dihari keempat telah terbentuk larva instar 3 ada tonjolan sedikit di bagian

anterior

Menjadi prepupa yang berwarna agak putih pada hari kelima.bentuk tubuhnya

telah berkembang,terlihat seperti sekat sekat di bagian abdomen

Pupa terbentuk dihari keenam,pupa ini menempel pada dinding botol,tidak

bergerak dan diam sebagai persiapan menuju proses metamorphosis menjadi

lalat dewasa. Kepala,abdomen,sekat tubuh nampak keseluruhan warna

kecoklatan

Pada botol kultur terdapat media yabg digunakan sebagai makanan bagi

Drosophila melanogaster. Media ini terbuat dari bahan utama pisang dan tape

atau ragi.

Kertas saring atau kertas pupasi juga diletakkan di atas media yang tujuannya

adalah sebagai tempat melekatnya pupa-pupa selain itu kertas ini berfungsi

untuk menyerap air atau cairan yang berlebih dimedia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.http://zarzen.wordpress.com/2008/09/27/siklus-hidup-drosophila/ diakses pada

25 Desember 2011

Anonim.http://afreedabio.blogspot.com/2009/08/identifikasi-tangkapan-dari-daerah.html

diakses pada 25 Desember 2011

(Ashburner, Michael. 2002. Drosophila Genomics and Speciation.

http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner. diakses tanggal 14 Maret 2010

Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada Press.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila melenogaster

Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida

Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas

Padjdjaran.

Suryo, 2005. Genetika Strata 1.Yogyakarta: Gajah MAda University Press