sejarah

29
KERAJAAN KUTAI DAN TARUMANAGARA SEJ ARAH INDONES IA

Upload: imas-siti-m

Post on 03-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah

KERAJAAN K

UTAI D

AN

TARUMANAGARA

SE

J AR

AH

IN

DO

NE

SI A

Page 2: Sejarah

KERAJAAN KUTAIKerajaan Kutai (Kutai Martadipura) adalah kerajaan bercorak hindu yang terletak di muara

Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-4. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasasti, yaitu daerah Kutai. Hal ini disebabkan, karena setiap prasasti yang ditemukan tidak ada yang menyebutkan nama dari kerajaan tersebut. Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang cukup luas, yaitu hampir menguasai seluruh wilayah Kalimantan Timur. Bahkan pada masa kejayaannya Kerajaan Kutai hampir manguasai sebagian wilayah Kalimantan.

Page 3: Sejarah

BERDIRINYA KERAJAAN KUTAI

 Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan Kutai.

 Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah prasasti Yupa terseubt lah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa tersebut.

 Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja Kudungga, telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.

 Dari prasati tersebut didapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut para ahli sejarah nama Kudungga merupakan nama asli pribumi yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu. Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar kata 'warman' pada namnya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta.

Page 4: Sejarah

KEJAYAAN KERAJAAN KUTAI

 Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada masa kepemerintahan Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh

wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera dan makmur.

Page 5: Sejarah

KERUNTUHAN KERAJAAN KUTAI

 Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan melawan Aji Pangeran Sinum Panji yang merupakan Raja dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan dua buah kerajaan yang berbeda. Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada abad ke-13 di Kutai Lama. Terdapatnya dua kerajaan yang berada di sungai Mahakam tersebut menimbulkan friksi diantara keduanya. Pada abad ke-16 terjadi peperangan diantara kedua Kerajaan tersebut.

Page 6: Sejarah

KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI DAN KEBUDAYAAN KERAJAAN KUTAI

 Melihat bahwa letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran antara Barat dan Timur, maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian yang utama. Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional, dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional.

 Dalam hal kebudayaan sendiri ditemukan dalam salah satu prasasti Yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan nama "Wapakeswara" (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk agama Siwa.

Page 7: Sejarah

RAJA-RAJA KERAJAAN KUTAIBerikut di bawah ini merupakan raja-raja yang pernah memimpin Kerjaan Kutai, diantaranya

adalah sebagai berikut:

Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)

Maharaja Sangga Warman Dewa

Maharaja Aswawarman (anak Kundungga) Maharaja Candrawarman

Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman) Maharaja Sri Langka Dewa

Maharaja Marawijaya Warman Maharaja Guna Parana Dewa

Maharaja Gajayana Warman Maharaja Wijaya Warman

Maharaja Tungga Warman Maharaja Sri Aji Dewa

Maharaja Jayanaga Warman Maharaja Mulia Putera

Maharaja Nalasinga Warman Maharaja Nala Pandita

Maharaja Nala Parana Tungga Maharaja Indra Paruta Dewa

Maharaja Gadingga Warman Dewa Maharaja Dharma Setia

Maharaja Indra Warman Dewa

Page 8: Sejarah

Click icon to add picture7 BEN

DA SEJ

ARAH

PENIN

GGALAN K

ERAJA

AN

KUTAI

Page 9: Sejarah

Prasasti Yupa merupakan salah satu bukti sejarah Kerajaan Kutai yang paling tua. Dari prasasti inilah diketahui tentang adanya Kerajaan Kutai di Kalimantan. Di dalam prasasti ini terdapat tulisan-tulisan yang menggunakan bahasa Sansekerta dan juga aksara/huruf Pallawa.

Isi dari Prasasti Yupa mengungkapkan sejarah dari Kerajaan Hindu yang berada di Muara Kaman, di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Secara garis besar prasasti tersebut menceritakan tentang kehidupan politik, sosial dan budaya Kerajaan Kutai.

1. PRASASTI YUPA

Page 10: Sejarah

Ketopong adalah mahkota yang biasa dipakai oleh Sultan Kerajaan Kutai yang terbuat dari emas. Ketopong ini memiliki berat 1,98 kg dan saat ini masih tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Benda bersejarah yang satu ini ditemukan di Mura Kaman, Kutai Kartanegara pada tahun 1890. Sedangkan yang dipajang di Museum Mulawarman merupakan ketopong tiruan.

2.KETOPONG SULTAN

Page 11: Sejarah

Peninggalan sejarah berikutnya adalah Kalung Ciwa yang ditemukan oleh pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Kalung ini ditemukan oleh seorang penduduk di sekitar Danau Lipan Muara Kaman pada tahun 1890. Saat ini Kalung Ciwa masih digunakan sebagai perhiasan oleh sultan dan hanya dipakai ketika ada pesta penobatan sultan baru.

3.KALUNG CIWA

Page 12: Sejarah

Bukti sejarah Kerajaan Kutai yang satu ini cukup unik, karena berwujud kura-kura emas. Benda bersejarah ini saat ini berada di Museum Mulawarman. Benda yang memiliki ukuran sebesar kepalan tangan ini ditemukan di daerah Long Lalang, daerah yang berada di hulu Sungai Mahakam.

Dari riwayat yang diketahui benda ini merupakan persembahan dari seorang pangeran dari Kerajaan China untuk Putri Raja Kutai, Aji Bidara Putih. Kura-kura emas ini merupakan bukti dari pangeran tersebut untuk mempersunting sang putri.

4. KURA-KURA EMAS

Page 13: Sejarah

Pedang Sultan Kutai terbuat dari emat padat. Pada gagang pedang terdapat ukiran gambar seekor harimau yang siap untuk menerkam mangsanya. Sedang pada bagian ujung pedang terdapat hiasan seekor buaya. Untuk melihat benda ini kamu harus berkunjung ke Museum Nasional di Jakarta.

5. PEDANG SULTAN KUTAI

Page 14: Sejarah

Kering Bukit Kang merupakan keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama. Berdasarkan cerita dari masyarakat menyebutkan bahwa putri ini merupakan putri yang ditemukan dalam sebuah gong yang hanyut di atas bambu. Di dalam gong tersebut terdapat bayi perempuan, telur ayam dan sebuah kering. Kering ini diyakini sebagai Keris Bukit Kang.

6. KERIS BUKIT KANG

Page 15: Sejarah

Singgasana Sultan adalah salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Kutai yang masih terjaga sampai saat ini. Benda ini diletakan di Museum Mulawarman. Pada zaman dahulu Singgasana ini digunakan oleh Sultan Aji Muhammad Sulaiman serta raja-raja Kutai sebelumnya. Singgasana Sultan ini dilengkapi dengan payung erta umbul-umbul serta peraduan pengantin Kutai Keraton.

7.SINGGASANA SULTAN

Page 16: Sejarah

KERAJAAN TARUMANAGARAKerajaan Terumanagara merupakan kerajaan Hindu tertua ke dua setelah Kerajaan Kutai.

Kerajaan Tarumanagara atau Kerajaan Tarum merupakan kerajaan yang berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.

Kata Tarumanagara berasal dari kata Tarum dan Nagara. Tarum yang merupakan nama sungai yang membelah Jawa Barat yang sekarang bernama sungai Citarum dan kata Nagara yang diartikan sebagai negara atau kerajaan.

Page 17: Sejarah

BERIDIRNYA KERAJAAN TARUMANAGARA

Berdirinya Kerajaan Tarumanagara masih dipertanyakan oleh para ahli sejarah. Satu-satunya sumber sejarah yang secara lengkap membahas mengenai Kerajaan Tarumanagara adalah Naskah Wangsakerta. Naskah Wangsakerta tersebut masih menjadi perdebatan diantara para sejarawan tentang keaslian isinya.

Menurut Naskah Wangsakerta, pada abad ke-4 Masehi, pulau dan beberapa wilayah Nusantara lainnya didatangi oleh sejumlah pengungsi dari India yang mencari perlindungan akibat terjadinya peperangan besar di sana. Para pengungsi itu umumnya berasal dari daerah Kerajaan Palawa dan Calankayana di India, pihak yang kalah dalam peperangan melawan Kerajaan Samudragupta (India).

 Salah satu dari rombongan pengungsi Calankayana dipimpin oleh seorang Maharesi yang bernama Jayasingawarman. Setelah mendapatkan persetujuan dari raja yang berkuasa di barat Jawa (Dewawarman VIII, raja Salakanagara), maka Jayasingawarman membuka tempat pemukiman baru di dekat sungai Citarum. Pemukimannya oleh Jayasingawarman diberi nama Tarumadesya (desa Taruma). 

 Sepuluh tahun kemudian desa ini banyak didatangi oleh penduduk dari desa lain, sehingga Tarumadesya menjadi besar. Akhirnya dari wilayah setingkat desa berkembang menjadi setingkat kota (Nagara). Semakin hari, kota ini semakin menunjukan perkembangan yang pesat, karena itulah Jayasingawarman kemudian membentuk sebuah Kerajaan yang bernama Tarumanagara. 

Page 18: Sejarah

KEJAYAAN KERAJAAN TARUMANAGARA

 Kerajaan Tarumanagara mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Purnawarman. Dimasa kepemerintahan Purnawarman, luas Kerajaan Tarumanagara diperluas dengan menaklukan kerajaan-kerajaan yang berada disekitarnya. Tercatat Luas Kerajaan Tarumanagara hampir sama dengan luas daerah Jawa Barat sekarang. Selain itu Raja Purnawarman juga menyusun pustaka yang berupa undang-undang kerjaana, peraturan angkatan perang, siasat perang serta silsilah dinasti Warman. Raja Purnawarman juga dikenal sebagai raja yang kuat dan bijak kepada rakyatnya.

Page 19: Sejarah

KERUNTUHAN KERAJAAN TARUMANAGARA Raja ke-12 Tarumanagara, Linggawarman, memiliki dua orang putri. Putri pertamanya

bernama Dewi Manasih yang kemudian menikah dengan Tarusbawa dan Sobakencana yang kemudian menjadi isteri Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri Kerajaan Sriwijaya. Tangku kepemimpian Kerajaan Tarumanegara pun jatuh pada suami Manasih yaitu Tarusbawa. Pada masa kepemerintahan Tarusbawa, pusat kerajaan Tarumanagara ke kerajaanya sendiri yaitu Kerajaan Sunda (Kerajaan bawahan Tarumanagara) dan kemudian mengganti Kerajaan Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda.

Page 20: Sejarah

KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI DAN KEBUDAYAAN KERAJAAN TARUMANAGAR

Kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Hal ini dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau penggalian saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) selesai dikerjakan dalam waktu 21 hari. Masyarakat Kerajaan Tarumanagara juga berprofesi sebagai pedagang mengingat letaknya yang strategis berada di dekat selat sunda.

 Pembangunan/penggalian itu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat, karena dapat digunakan sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir. Selain penggalian saluran Gomati dalam prasasti Tugu juga disebutkan penggalian saluran Candrabhaga. Dengan demikian rakyat akan hidup makmur, aman, dan sejahtera.

 Dari segi kebudayaan sendiri, Kerajaan Tarumanagara bisa dikatakan kebudayaan mereka sudah tinggi. Terbukti dengan penggalian sungai untuk mencegah banjir dan sebagai saluran irigasi untuk kepentingan pertanian. Terlihat pula dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf pada prasasti yang ditemukan, menjadi bukti kebudayaan masyarakat pada saat itu tergolong sudah maju.

 

Page 21: Sejarah

RAJA-RAJA KERAJAAN TARUMANAGARA

 Selama berdirinya Kerajaan Tarumanagara dari abad ke-4 sampai abad ke-7 Masehi, kerajaan tersebut pernah dipimpin oleh 12 orang raja, diantaranya:

Jayasingawarman (358-382 M.) Suryawarman (535-561 M.)

Dharmayawarman (382-395 M.) Kertawarman (561-628 M.)

Purnawarman (395-434 M.) Sudhawarman (628-639 M.)

Wisnuwarman (434-455 M.) Hariwangsawarman (639-640 M.)

Indrawarman (455-515 M.) Nagajayawarman (640-666 M.)

Candrawarman (515-535 M.) Linggawarman (666-669 M.)

Page 22: Sejarah

PRASASTI-P

RASASTI

KERAJA

AN

TARUM

ANEGARA

Page 23: Sejarah

ditemukan di desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. prasasti ini merupakan prasasti terpanjang dan terpenting bagi Kerajaan Tarumanegara. berisi tentang keberhasilan Raja Purnawarman yang berhasil menggali Sungai Gomati (Sungai Bekasi) yang panjangnya sekitar 11 km.Isi dari prasasti tugu:

Dahulu sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan yang memilki lengan kencang serta kuat yakni Purnnawarmman, untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali (saluran sungai) ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta Yang Mulia Raja Purnnawarmman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja-raja, (maka sekarang) beliau pun menitahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang permai dan berair jernih Gomati namanya, setelah kali (saluran sungai) tersebut mengalir melintas di tengah-tegah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda (Raja Purnnawarmman). Pekerjaan ini dimulai pada hari baik, tanggal 8 paro-gelap bulan Caitra, jadi hanya berlangsung 21 hari lamanya, sedangkan saluran galian tersebut panjangnya 6122 busur. Selamatan baginya dilakukan oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan”

1. PRASASTI TUGU

Page 24: Sejarah

Prasasti ini ditemukan pada abad ke 19 , di kampung Muara yang saat ini menjadi wilayah Ds. Ciaruteun llir, Cibungbulang Bogor.

Isi dari prasasti kebon kopi: “Di sini nampak tergambar sepasang telapak kaki... yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?) kejayaan”.

Karena tulisan dalam prasasti sudah agak kabur sehingga sulit diterjemahkan dan maknanya sulit diungkap, maka yang dapat dibaca dan diterjemahkan hanya beberapa kata/kalimat saja.

2. PRASASTI KEBON KOPI

Page 25: Sejarah

ditemukan di Munjul tepi Sungai Cidanghiang, Kabupaten Lebak, Banten. bertuliskan huruf pallawa berbahasa sangsekerta. berisi pujian terhadap keperwiraan, keagungan, dam keberanian Raja Purnawarman.

Prasasti ini mengisahkan mengenai kebesaran dan keberanian Raja Purnawarman. Kisah ini diawali oleh merajalelanya perompak laut yang beraktivitas di wilayah Kerajaan Tarumanegara. Perompak laut itu sudah kelewat meresahkan Kerajaan Tarumanegara dengan klimaksnya perompakan terhadap perahu pejabat Kerajaan Tarumanegara. Kabar ini begitu didengar oleh Raja Purnawarwan maka beliau sendiri yang berkehendak ingin mengatasinya.

3. PRASASTI CIDANGHIYANG/LEBAK

Page 26: Sejarah

Prasasti ini pertama kali ditemukan di Desa Parakan muncang kec. Nanggung , Kab Bogor oleh Jonathan Rigg kemudian dilaporkan ke dinas Purbakala pada tahun 1947.

isi dari prasasti jambu:“Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang pernah memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh–musuhnya. Kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh–musuhnya.”

4. PRASASTI JAMBU 

Page 27: Sejarah

Prasasti ini terletak di Ds. Ciaruteun, Kec. CibungBulang , Kab. Bogor.

Terjemahan: “inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki dewa Visnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnnawamman, raja di negri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.

5. PRASASTI CIARUTEUN

Page 28: Sejarah

ditemukan di Pasir Awi, Joggol, Kab. Bogor. ditulis dengan huruf ikal sehingga sulit untuk dibaca. Prasasti Pasir Awi berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan (bukan aksara) juga berpahatkan gambar sepasang telapak kaki.

6. PRASASTI PASIR AWI

Page 29: Sejarah

Prasasti Muara Cianten dipahatkan pada batu besar dan alami dengan ukuran 2.70 x 1.40 x 140 m3.

Prasasti Muara Cianten terletak di tepi(sungai) Cisadane dekat Muara Cianten yang dahulu dikenal dengan sebutan prasasti Pasir Muara (Pasiran Muara) karena memang masuk ke wilayah kampung Pasirmuara. Peninggalan sejarah ini disebut prasasti karena memang ada goresan tetapi merupakan pahatan gambar sulur-suluran (pilin) atau ikal yang keluar dari umbi sehingga sulit untuk dibaca.

7. PRASASTI MUARA CIANTEN