ruptur buli new

Upload: oscar-brooks

Post on 14-Oct-2015

481 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

ruptur buli

TRANSCRIPT

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    1/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Buli buli merupakan organ berongga yang berfungsi sebagai tempat penampungan urin

    sebelum diekskresikan oleh tubuh. Buli buli terletak dan terlindungi di dalam cavum pelvis,

    dan jarang mengalami ruptur apabila buli buli dalam keadaan kosong(1). Kecuali bila memang

    ada trauma yang sangat berat yang mengakibatkan patah tulang pelvis, tusukan benda tajam,

    atau tembakan peluru(2). Kondisi yang berbeda bila buli buli dalam keadaan terisi penuh,

    maka kecenderungan buli buli untuk mengalami ruptur akan lebih besar(1).

    Ruptur buli buli bisa tampak sebagai satu satunya cedera yang berdiri sendiri pada

    pasien. Seringnya ruptur buli buli disertai dengan cedera beberapa organ lainnya. Brosman

    melaporkan bahwa dari 72% pasien yang mengalami ruptur buli buli berhubungan dengan

    terjadinya fraktur tulang pelvis(3). Berdasarkan penelitian oleh Cass didapatkan bahwa 94%

    kejadian ruptur buli buli juga disertai dengan cedera organ lain, dengan angka mortalitas

    mencapai 20%(4)

    Cedera organ lain yang berkaitan dengan ruptur buli buli(1)

    Kontusio Ruptur

    intra

    peritoneal

    Ruptur

    ekstra

    peritoneal

    Ruptur intra

    dan ekstra

    peritoneal

    Total

    Ruptur buli disertai dengan

    cidera lain

    Traktus Genitourinari

    Fraktur costae

    Ruptur diafragma

    Laserasi lien

    Laserasi hati

    Perforasi usus

    Patah tulang tengkorak

    Patah tulang belakang

    Patah tulang ekstremitas

    Lain lain (vaskuler, kepala)

    Meninggal

    Angka kematian

    120

    5

    22

    2

    8

    8

    7

    18

    5

    67

    20

    18

    14

    26

    2

    6

    1

    3

    2

    3

    3

    1

    13

    4

    7

    24

    34

    2

    7

    2

    6

    2

    7

    2

    6

    19

    10

    14

    39

    2

    -

    1

    -

    -

    -

    1

    -

    -

    1

    -

    -

    -

    182

    9

    36

    5

    17

    12

    18

    23

    12

    100

    34

    39

    20

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    2/23

    Diagnosis yang tepat dan manajemen yang terpadu terhadap ruptur buli buli akan

    memberikan hasil yang baik dengan angka morbiditas dan mortalitas minimal(5). Komplikasi

    yang serius biasanya disebabkan oleh diagnosis yang terlambat serta kesalahan penanganan

    sebagai akibat misdiagnosis, keterlambatan interpretasi klinis atau cedera yang kompleks

    sebagai akibat dari trauma pelvis yang berat. Ruptur buli buli yang tidak terdeteksi dalam

    jangka waktu tertentu dapat bermanifestasi dalam bentuk asidosis, azotemia, demam dan

    sepsis, output urin kecil, peritonitis, ileus, ascites urin, kesulitan pernafasan.(6)

    Tujuan

    Penulisan makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui lebih dalam

    tentang cara mendiagnosis, mengelola dan mengetahui prognosispenderita dengan ruptur

    buli buli

    Manfaat

    Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat membantu dokter bedah dalam

    menegakkan diagnosis, melakukan pengelolaan, dan mengetahui prognosis penderita ruptur

    buli buli

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    3/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling

    beranyaman(7). Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, di tengah merupakan otot sirkuler,

    dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional

    yang sama seperti pada mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada

    dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga

    yang disebut trigonum buli-buli(8).

    Kalau kita mengiris buli-buli membujur dari facies superior ke cervix, maka berturut turut

    dari luar kedalam akan terlihat(9)

    Tunica serosa (peritoneum parietale) Tela subserosa (fascia endopelvina) Tunica muscularis (m. Detrussor vesicae) Tela submucosa Tunica mucosa

    Gambar 1. Lapisan histologis Buli buli

    Dikutip dari Hazem Orabi(10)

    Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan(11), yaitu (1) permukaan superior

    yang berbatasan dengan rongga peritoneum, (2) dua permukaan inferiolateral, dan (3)

    permukaan posterior. Permukaan superior merupakan lokus minoris (daerah terlemah)

    dinding buli-buli.

    Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melaluiuretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    4/23

    kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa kurang lebih adalah 300 450 ml;

    sedangkan kapasitas buli-buli pada anak menurut formula dari Koff adalah(7):

    Kapasitas buli-buli = {Umur (tahun) + 2} x 30 ml

    Pada saat kosong, buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada di

    atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi(1). Buli-buli yang terisi penuh memberi-

    kan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan aktivasi pusat miksi di medula spinalis

    segmen sakral S2-4.. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher

    buli-buli, dan relaksasi sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi(12).

    Anatomi dan Fisiologi Vesica Urinaria

    Lokasi dan deskripsi

    Buli Buli terletak tepat di belakang pubis, di dalam cavitas pelvis.Buli Buli

    mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas batasnya sangat bervariasi sesuai

    dengan jumlah urin di dalamnya(11). BuliBuli yang kosong pada orang dewasa seluruhnya

    terletak di dalam pelvis; bila BuliBuli terisi, dinding atasnya terangkat sampai masuk regio

    hypogastricum. Pada anak kecil, Buli Buli yang kosong menonjol di atas apertura pelvis

    superior; kemudian bila cavitas pelvis membesar, BuliBuli terbenam di dalam pelvis untuk

    menempati posisi seperti pada orang dewasa(11).

    BuliBuli yang kosong berbentuk piramid mempunyai apex, basis dan sebuah facies

    superior serta dua buah facies inferolateralis; juga mempunyai collum(7).

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    5/23

    Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas symphysis

    pubica. Apex vesica dihubungkan dengan umbilicus oleh ligamentum umbilicale medianum

    (sisa urachus).

    Basis, atau facies posterior vesica, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga.

    Sudut superolateralis merupakan tempat muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat

    asal urethra. Kedua ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesica dan

    memisahkan vesicula seminalis satu dengan yang lain. Bagian atas facies posterior vesica

    diliputi oleh peritoneum yang membentuk dinding anterior excavatio rectovesicalis. Bagian

    bawah facies posterior dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens, vesicula seminalis, dan

    fascia rectovesivalis

    Facies superior vesica diliputi oleh peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum

    atau colon sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke

    dinding lateral pelvis.

    Bila Buli Buli terisi, bentuknya menjadi lonjong, facies superiornya membesar dan

    menonjol ke atas, ke dalam cavitas abdominalis. Peritoneum yang meliputinya terangkat pada

    bagian bawah dinding anterior abdomen sehingga BuliBuli berhubungan langsung dengan

    dinding anterior abdomen.(7)

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    6/23

    Facies inferolateralis di bagian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica

    dan pubis. Lebih ke posterior, facies tersebut berbatasan di atas dengan musculus obturatorius

    internus dan di bawah dengan musculus levator ani(11).

    Collum vesica berada di inferior dan terletak pada facies superior prostatae. Di sini,

    serabut otot polos dinding BuliBuli dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostata. Collum

    vesicae dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki laki dan

    ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua ligamentum ini merupakan penebalan

    fascia pelvis.

    Bila Buli Buli terisi, posisi facies posterior dan collum vesica relatif tetap, tetapi

    facies superior vesicae naik ke atas, masuk ke dalam cavitas abdominalis seperti yang telah

    dijelaskan sebelumnya.

    Tunica mucosa sebagian besar berlipat lipat pada BuliBuli yang kosong dan lipatan

    lipatan tersebut akan menghilang bila Buli Buli terisi penuh. Area tunica mucosa yang

    meliputi permukaan dalam basis Buli Buli dinamakan trigonum vesica liutaudi. Di sini,

    tunica mucosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong(11). karena membrana mucosa

    pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada di bawahnya.

    Sudut superior trigonum ini merupakan tempat muara uretere dan sudut inferiornya

    merupakan ostium urethrae internum. Ureter menembus dinding Buli - Bulisecara miring dan

    keadaan ini yang membuat fungsinya seperti katup yang mencegah aliran balik urine ke

    ginjal pada waktu Buli - Buliterisi.

    Trigonum vesicae dibatasi sebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara

    ureter yang satu ke muara ureter yang lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula

    vesicae merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang ostiium urethrae yang

    disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada di bawahnya(11).

    Tunica muscularis Buli Buli terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan

    yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesicae. Pada collum

    vesicae, komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal membentuk musculus sphincter

    vesica.

    Pendarahan

    Arteria

    Arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria iliaca interna

    Venae

    Venae membentuk plexus venosus vesicalis, di bawah berhubungan dengan plexus

    venosus prostaticus dan bermuara ke vena iliaca interna.

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    7/23

    Aliran limf

    Pembuluh limf bermuara ke nodi iliaci interni dan externi

    Persarafan

    Persarafan Buli Buli berasal dari plexus hypogastricus inferior. Serabut

    pascaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis pertama dan kedua lalu berjalan

    turun ke Buli - Bulimelalui plexus hypogastricus.; serabut preganglionik parasimpatikus yang

    muncul sebagai nervi splanchnici pelvici berasal dari nervus sacrales kedua, ketiga, dan

    keempat, berjalan melalui plexus hypogastricus menuju ke dinding vesica urinaria, di tempat

    ini serabut tersebut bersinaps dengan neuron postganglionik, sebagian besar serabut aferen

    sensorik yang berasal dari Buli - Bulimenuju sistem saraf pusat melalui nervi splanchnici

    pelvici. Sebagian serabut aferen berjalan bersama saraf simpatis melalui plexus hypogastricus

    dan masuk ke medulla spinalis segmen lumbalis pertama dan kedua(11).

    Saraf simpatis menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dean merangsang

    penutupan musculus sphincter vesicae. Saraf parasimpatis merangsang kontraksi musculus

    detrusor vesicae dan menghambat kerja musculus sphincter vesicae

    Refleks berkemih

    mikturisi atau berkemih yaitu proses pengosongan kandung kemih diatur oleh dua

    mekanisme: refleks berkemih dan kontrol volunter

    Refleks berkemih dicetuskan apabila reseptor regang di dalam vesica terangsang. Rata

    rata Buli - Bulidewasa dapat menampung hingga 250 400 ml. Semakin besar peregangan

    melebihi ambang ini, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor. Serat serat aferen dari

    reseptor regang membawa impuls melalui nervi splanchnici pelvici dan masuk medulla

    spinalis segmen sacralis 2, 3, 4 (gambar 4) sebagian impuls aferen berjalan bersama dengan

    saraf simpatis yang membentuk plexus hypogastricus dan masuk segmen lumalis 1 dan 2

    medulla spinalis.(12)

    Impuls eferen parasimpatis meninggalkan medula spinalis dari segmen sacralis 2, 3, 4,

    lalu berjalan melalui serabut preganglionik parasimpatis dengan perantaraan nervi

    splanchnici pelvici dan plexus hypogastricus infereior ke dinding vesica urinaria, tempat saraf

    saraf tersebut bersinaps dengan neuron postganglionik, melalui lintasan saraf ini, otot polos

    dinding Buli - Buli(musculus detrusor vesicae) berkontraksi dan musculus sphincer vesicae

    dibuat relaksasi. Impuls eferen juga berjalan ke musculus sphinctger urethrae melalui nervus

    pudendus (S2, 3, 4) dan menyebabkan relaksasi. Bila urin masuk ke urethra, impuls aferen

    tambahan berjalan ke medulla spinalis dari urethra dan memperkuat refleks. Miksi dapat

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    8/23

    dibantu oleh kontraksi otot abdomen dan meningkatkan tekanan intraabdominal dan tekanan

    pelvicus sehingga timbul tekanan dari luar pada dinding vesica urinaria.

    +

    +

    - +

    Kontrol refleks dan volunter atas berkemih(12)

    Rupture Buli

    Etiologi

    Ruptur buli bisa disebabkan baik oleh trauma tajam maupun trauma tumpul. Kurang

    lebih 90% trauma tumpul buli-buli adalah akibat fraktur pelvis. Fiksasi buli-buli pada tulang

    pelvis oleh fasia endopelvik dan diafragma pelvis sangat kuat sehingga cedera deselerasi

    terutama jika titik fiksasi fasia bergerak pada arah berlawanan (seperti pada fraktur pelvis),

    dapat merobek buli-buli(13). Robeknya buli-buli karena fraktur pelvis bisa pula terjadi akibat

    fragmen tulang pelvis merobek dindingnya.

    Kandung kemih

    berkontraksi

    Sfingter uretra

    interna secara

    mekanis terbuka

    sewaktu kandung

    kemih berkontraksi

    Kandung kemih

    Sfingter uretra eksterna

    tetap tertutup sewaktu

    neuron motorik terangsang

    Sfingter uretra eksterna

    membuka sewaktu neuron

    motorik mengalami inhibisi

    Kontrol refleks

    Saraf parasimpatis Neuron motorik

    Reseptor tegang

    Kandung kemih terisiKorteks serebelum

    Kontrol volunter

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    9/23

    Kecenderungan buli untuk mengalami ruptur tergantung dari seberapa besar buli

    mengalami distensi(14). Dalam keadaan penuh terisi urine, buli-buli mudah sekali robek jika

    mendapatkan tekanan dari luar berupa benturan pada perut sebelah bawah. Buli-buli akan

    robek pada daerah fundus dan menyebabkan ekstravasai urine ke rongga intraperitoneum .

    Anak anak lebih cenderung untuk mengalami ruptur buli sebagai akibat lokasi buli yang

    berada di luar cavum pelvis menjelang anak mencapai usia pubertas

    Tindakan endourologi dapat menyebabkan trauma buli-buli iatrogenik antara lain pada

    reseksi buli-buli transuretral (TUR Buli-buli) atau pada litotripsi(8). Demikian pula partus

    kasep atau tindakan operasi di daerah pelvis dapat menyebabkan trauma iatrogenik pada buli-

    buli.

    Ruptura buli-buli dapat pula terjadi secara spontan; hal ini biasanya terjadi jika

    sebelumnya terdapat kelainan pada dinding buli-buli. Tuberkulosis, tumor buli-buli, atau

    obstruksi infravesikal kronis menyebabkan perubahan struktur otot buli-buli yang

    menyebabkan kelemahan dinding buli-buli. Pada keadaan itu bisa terjadi ruptura buli-buli

    spontanea

    Gambar 2. Ruptura buli-buli. A. Intraperitoneal robeknya buli-buli pada derah fundus, menyebabkan

    ekstravasasi urine ke rongga intraperitoneum, B. Ekstraperitoneal akibat fraktura tulang pelvis. Dikutip dariBasuki B Purnomo(7)

    Secara garis besar, hal hal yang sering mengakibatkan ruptur buli antara lain adalah :

    Ruptur buli sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas, terutama kecelakaankendaraan bermotor. Sebagai akibat dari benturan langsung pada saat

    kecelakaan atau secara tidak langsung akibat terkena setir mobil atau sabuk

    pengaman.

    Cedera deselerasi dari buli yang biasanya terjadi akibat jatuh dari ketinggian.

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    10/23

    Cedera tumpul akibat perkelahian, perut bagian bawah menerima pukulandan tendangan yang mengakibatkan ruptur buli. Biasanya juga disertai

    dengan fraktur pelvis. Kurang lebih 10 % dari pasien yang mengalami fraktur

    pelvis disertai dengan ruptur buli. Kecenderungan buli untuk mengalami

    ruptur berbanding lurus dengan derajat distensi buli pada saat mengalami

    trauma

    Cedera luka tusuk akibat tembakan pistol atau tusukkan pisau di areasuprapubik. Sering dijumpai dengan adanya cedera organ abdomen atau

    organ pelvis lainnya. Insiden trauma buli yang disertai dengan cedera ileum

    mencapai 83 %. Insiden trauma buli yang disertai dengan cedera kolon

    mencapai 33% dan yang disertai dengan cedera vaskular mencapai 82%

    (dengan angka mortalitas mencapai 63%)

    Trauma obstetri, sering terjadi pada partus macet atau kelahiran denganekstraksi forceps. Tekanan terus menerus dari kepala janin pada daerah pubis

    ibu akan mengarah pada kejadian nekrosis buli. Laserasi langsung pada buli

    ibu dilaporkan terjadi pada 0,3% persalinan dengan metode cesar. Riwayat

    persalinan cesar sebelumnya juga menjadi salah satu faktor resiko.

    Trauma ginekologi, pasca vaginal atau abdominal histerektomi. Kesulitanmembedakan bagian buli dan fascia pada pelvis akan menyebabkan trauma

    buli

    Ruptur buli pada saat melakukan biiopsi buli, cystolitholapaxy, transurethralresection of the prostate (TURP), atau transurethral resection of a bladder

    tumor (TURBT). Insiden terjadinya ruptur buli pada saat biopsi berdasarkan

    penelitian terdahulu kurang lebih mencapai 36 %

    Trauma buli idiopatik, terjadi pada pasien alkoholik yang meminum alkoholdalam jumlah besar. Pembedahan buli sebelumnya merupakan salah satu

    faktor resiko. Pada beberapa penelitian, ruptur buli dilaporkan terjadi pada

    intraperitoneal. Terjadinya trauma jenis ini bisa sebagai akibat overdistensi

    yang kemudian mengalami trauma eksternal yang sederhana

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    11/23

    Gambar 3 mekanisme ruptur buli buli. Benturan langsung pada buli buli yang penuh

    mengakibatkan peningkatan tekanan intravesicae. Dikutip dari smith(6)

    Klasifikasi

    Secara klinis cedera buli buli dibedakan menjadi kontusio buli buli, cedera buli

    buli ekstra peritoneal dan cedera intra peritoneal.

    Pada kontusio buli buli hanya terdapat memar pada dindingnya, mungkindidapatkan hematoma perivesikal, tetapi tidak didapatkan ekstravasasi urine

    ke luar buli buli. Pada pasien yang mengalami kontusio buli buli

    didapatkan kondisi klinis sebagai berikut

    Pasien mengalami gross hematuri setelah terpapar trauma dengan hasilpemeriksaan imaging yang normal.

    Pasien mengalami gross hematuri setelah aktivitas fisik yang berlebihan(lari jarak jauh, fitness berlebihan)

    Buli buli dapat terlihat normal atau teardrop shape pada sistografi.

    Kontusio bulibuli cenderung tidak berbahaya dan merupakan manifestasi

    paling umum yang terjadi sebagai efek dari trauma tumpul. Pada umumnya

    kontusio buli buli self limitting, dan tidak membutuhkan terapi yang

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    12/23

    spesifik, cukup dengan beristirahat yang cukup untuk beberapa waktu

    sampai hematuri membaik dengan sendirinya. Hematuri yang persisten atau

    nyeri perut bagian bawah yang terus menerus perlu dilakukan pemeriksaan

    yang lebih lanjut.

    Cedera buli buli intra peritoneal (insidensi 50 % - 71 %) biasanya terjadipada saat buli buli dalam kedaan terisi penuh kemudian mendapatkan

    trauma dari luar. Tekanan dari trauma itu diteruskan ke bagian terlemah buli

    buli yaitu fundus yang dilingkupi oleh peritoneum. Trauma ini

    menyebabkan robeknya fundus bulibuli sehingga urine mengalir ke rongga

    peritoneal. Saat buli buli terisi penuh oleh urin, serat serat otot buli buli

    akan meregang di seluruh bagian buli buli yang mengakibatkan dinding

    buli buli akan relatif lebih tipis. Sehingga mengakibatkan kemampuan

    dinding buli buli untuk menahan tekanan akan menurun dan mengakibatkan

    buli buli menjadi lebih rentan untuk mengalami ruptur akibat tekanan(15).

    Sebagai akibat dari proses tersebut, urin akan sangat mungkin untuk tumpah

    ke dalam cavum abdomen. Ruptur buli intra peritoneal bisa tidak terdiagnosa

    dalam hitungan hari bahkan minggu. Abnormalitas elektrolit (hiperkalemi,

    hipernatremi, uremia, asidosis dan lain lain) akan muncul sebagai akibat dari

    reabsorbsi urin yang terdapat dalam cavum peritoneal. Pasien bisa datang

    dengan manifestasi klinis anuria, dan baru akan terdiagnosa ketika

    didapatkan urinary ascites saat dilakukan paracentesis.

    Cedera ekstra peritoneal (insidensi 25% - 43%)(16)terjadi akibat tertusuk olehfragmen tulang pelvis yang mengalami fraktur. Fragmen ini akan mencederai

    dinding buli buli sebelah inferiolateral dan terjadi ekstravasasi urine ke

    rongga ekstraperitoneal. 89% - 100% ruptur buli ekstra peritoneal disertai

    dengan fraktur pelvis. Ruptur ini sering terkait dengan fraktur arkus pubis

    anterior. Cedera yang hebat pada pelvis akan mengakibatkan kerusakan pada

    ligamen puboprostatika yang akan mengakibatkan trauma pada permukaan

    buli buli. Derajat trauma buli buli berhubungan dengan tingkat keberatan

    fraktur.

    Dari pemeriksaan sistografi ditemukan ekstravasasi kontras di sekitar basis

    buli buli yang mengelilingi sampai spatium perivesikal. Buli buli akan

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    13/23

    terlihat dalam pola flame-shape, starburst, atau featherlike patterns juga

    sering ditemui.

    Dengan cedera yang lebih kompleks, material kontras akan lebih menyebar

    ke bagian penis, perineum bahkan hingga pada dinding abdomen anterior.

    Ekstravasasi akan mencapai scrotum apabila fascia superior dari diafragma

    urogenital atau diafragma urogenital itu sendiri mengalami disrupsi.

    cedera buli-buli intraperitoneal bersamaan cedera ekstraperitoneal (2-12%).Jika tidak mendapatkan perawatan dengan segera 10-20% cedera buli-buli

    akan berakibat kematian karena peritonitis atau sepsis.

    Diagnosis

    Manifestasi klinis dari ruptur buli-buli relatif tidak spesifik. Secara garis besar ada trias

    simptoms yang sering muncul :

    Gross hematuri Nyeri suprapubik Kesulitan atau ketidak mampuan miksi

    Gambaran manifestasi klinis yang lain bergantung pada etiologi trauma, bagian buli-

    buli yang mengalami cidera (intra/ekstraperitoneal), adanya organ lain yang mngalami

    cedera, serta penyulit yang terjadi akibat trauma. Dalam hal ini mungkin didapatkan tanda

    fraktur pelvis, syok, hematoma perivesika, atau tampak tanda sepsis dari suatu peritonitis atau

    abses perivesika

    Kebanyakan pasien dengan ruptur buli mengeluhkan terjadinya nyeri suprapubik atau

    nyeri abdomen, meskipun masih banyak yang bisa buang air kecil. Bagaimanapun juga

    kemampuan untuk bisa miksi tidak lantas menyingkirkan diagnosa ruptur buli.

    Hematuria sering mengikuti terjadinya ruptur buli. Lebih dari 98 % ruptur buli diikutidengan gross hematuri dan 10% ruptur buli terjadi dengan hematuri mikroskopis, 10% pasien

    dengan ruptur buli mengalami urinalisis yang normal.

    Pemeriksaan fisik abdomen bisa ditemukan distensi abdomen, rebound tenderness.

    Tidak adanya bising usus dan tanda tanda iritasi peritoneal mengindikasikan kemungkinan

    terjadinya ruptur buli buli intraperitoneal. Pemeriksaan rektal toucher perlu dilakukan untuk

    menyingkirkan kemungkinan terjadinya cedera rektum, dan pada pria perlu dilakukan untuk

    mengevaluasi posisi prostat. Apabila prostat mengalami high riding atau sedikit elevasi,

    kecurigaan mengarah pada cedera urethra proksimal yang disertai disrupsi buli buli.

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    14/23

    Pemeriksaan pencitraan berupa sistografi yaitu dengan memasukkan kontras ke dalam

    buli-buli sebanyak 300-400 ml secara gravitasi (tanpa tekanan) melalui kateter per-uretram.

    Kemudian dibuat beberapa foto, yaitu

    (1) foto pada saat buli-buli terisi kontras dalam posisi anterior-posterior (AP),

    (2) pada posisi oblik, dan

    (3) wash out film yaitu foto setelah kontras dikeluarkan dari buli-buli.

    Jika didapatkan robekan pada buli-buli, terlihat ekstravasasi kontras di dalam rongga

    perivesikal yang merupakan tanda adanya robekan ekstraperitoneal. Jika terdapat kontras

    yang berada di sela-sela usus berarti ada robekan buli-buli intraperitoneal. Pada perforasi

    yang kecil seringkali tidak tampak adanya ekstravasasi (negatif palsu) terutama jika kontras

    yang dimasukkan kurang dari 250 ml.

    Gambar 4 sistogram polos yang menunjukkan ruptur buli buli ekstraperitoneal dengan

    extravasasi ke scrotum (dense flame shaped) dikutip dari campbell-wash (5)

    Sebelum melakukan pemasangan kateter uretra, harus diyakinkan dahulu bahwa tidak

    ada perdarahan yang keluar dari muara uretra. Keluarnya darah dari muara uretra merupakan

    tanda dari cedera uretra. Jika diduga terdapat cedera pada saluran kemih bagian atas di

    samping cedera pada buli-buli, sistografi dapat diperoleh melalui foto PIV.

    Di daerah yang jauh dari pusat rujukan dan tidak ada sarana untuk melakukan sistografi

    dapat dicoba uji pembilasan buli-buli, yaitu dengan memasukkan cairan garam fisiologis

    steril ke dalam buli-buli sebanyak 300 ml kemudian cairan dikeluarkan lagi. Jika cairan

    tidak keluar atau keluar tetapi kurang dari volume yang dimasukkan, kemungkinan besar ada

    robekan pada buli-buli. Cara ini sekarang tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan infeksiatau menyebabkan robekan yang lebih luas

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    15/23

    Terapi dan penatalaksanaan

    Secara umum, pengelolaan kasus ruptur buli buli mengikuti prinsip pengelolaan trauma

    traktus urinarius.

    Prinsipprinsip pengelolaan trauma traktus urinarius(8):

    1. Semua benang harus yang dapat diserap. Benang berupa chromic catgut, vicryl ataupolyglycolic acid

    Chromic catgut yaitu untuk ureter dan yang lainnya dapat digunakan untuk buli buli

    atau uretra

    2. Garis jahitan harus tidak boleh teregang3. Garis jahitan dibuat sehingga terjadi interposisi dengan omentum untuk menghindari

    terjadinya fistula. Ini terutama dilakukan pada trauma buli buli pada waktu

    histerektomi

    4. Trauma pada ureter atau implantasi harus disangga dengan kateter yang sesuai sepertiinfant feeding tube 6F melalui orifisium ureter dan terus ke kranial sepanjang ureter

    5. Pada trauma buli buli harus dilakukan kateterisasi menetap 510 hariLebih baik jika dilakukan kateter suprapubik dengan kateter nomor 14 F atau 16 F dan

    dilakukan bladder training sebelum dilakukan pengangkatan

    6. Trauma pada ureter juga harus dilakukan kateterisasiDaerah tempat trauma harus dilakukan pemasangan dren pasca bedah dengan ukuran

    18 F

    7. Biasanya dianjurkan pemakaian antibiotikaUntuk trauma kecil, suntikan gentamisin 80 mg saat operasi biasanya sudah cukup

    untuk menghindari infeksi

    Pada kontusio buli-buli, cukup dilakukan pemasangan kateter dengan tujuan untuk

    memberikan istirahat pada buli-buli. Dengan cara ini diharapkan buli-buli sembuh setelah 7-

    10 hari.

    Pada cedera intraperitoneal harus dilakukan eksplorasi laparotomi untuk mencari

    robekan pada buli-buli serta kemungkinan cedera pada organ lain. Jika tidak dioperasi

    ekstravasasi urine ke rongga intraperitoneum dapat menyebabkan peritonitis. Rongga

    intraperitoneum dicuci, robekan pada buli-buli dijahit 2 lapis, kemudian dipasang kateter

    sistostomi yang dilewatkan di luar sayatan laparotomi.

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    16/23

    Pada cedera ekstraperitoneal,robekan yang sederhana (ekstravasasi minimal) dianjurkan

    untuk memasang kateter selama 7 10 hari, tetapi sebagian ahli lain menganjurkan untuk

    melakukan penjahitan buli-buli dengan pemasangan kateter sistostomi. Namun tanpa

    tindakan pembedahan kejadian kegagalan penyembuhan luka 15%, dan kemungkinan untuk

    terjadinya infeksi pada rongga perivesika sebesar 12%. Oleh karena itu jika bersamaan

    dengan ruptur buli-buli terdapat cedera organ lain yang membutuhkan operasi, sebaiknya

    dilakukan penjahitan buli-buli dan pemasangan kateter sistostomi(17). Apalagi jika ahli

    ortopedi memasang plat untuk memperbaiki fraktur pelvis, mutlak harus dialkukan penjahitan

    buli-buli guna menghindari tejadinya pengaliran urine ke fragmen tulang yang telah

    dioperasi.

    Untuk memastikan bahwa buli-buli telah sembuh, sebelum melepas kateter uretra atau

    kateter sistostomi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan sistografi guna melihat

    kemungkinan masih adanya ekstravasasi urine. Sistografi dibuat pada hari ke-10-14 pasca

    trauma. Jika masih ada ekstravasasi kateter sistostomi dipertahankan sampai 3 minggu.

    Poin kunci : indikasi untuk melakukan operasi bedah segera pada ruptur buli-buli

    Cedera intraperitoneal dari trauma eksterna Cedera tusuk atau cedera iatrogenik Drainase buli buli yang tidak adekuat atau terdapat bekuan darah pada urin Cedera leher buli buli Cedera rektum atau vaginal Patah tulang pelvis terbuka Patah tulang pelvis yang membutuhkan fiksasi internal Pasien stabil yang menjalani laparotomi untuk alasan lain Fragmen tulang yang mengarah ke buli buli

    Teknik Operasi

    Posisi terlentang Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. Dengan pembiusan umum. Insisi kulit midline 10 cm, lapis demi lapis dan rawat perdarahan M. rektum abdominis dipisahkan pada linea alba (tengah-tengah)

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    17/23

    Lemak prevesikal disisihkan kearah kranial sehingga buli-buli terlihatkeseluruhannya dengan jelas.

    Periksa dengan teliti seluruh dinding buli-buli, tentukan letak, jumlah, ukuran danbentuk robekannya :

    - Bila bentuk robekan tidak teratur, perlu dilakukan debridement pada tepi-

    tepinya.

    - Bila letak robekan di intraperitoneal, maka dilakukan repair trans peritoneal

    Pasang DK 16F per urethra sebelum dilakukan penjahitan buli-buli, dan pastikan DKmasuk di dalam buli (balon kateter jangan dikembangkan dulu, agar tidak tertusuk

    sewaktu menjahit buli) pada kasuskasus ruptura yang berat atau pertimbangan lain

    perlu di pasang kateter sistostomi nomor 22 atau 24.

    Jahit robekan buli 2 lapis, yaitu :- Jahit mukosa-muskulari buli dengan plain cutgut 3-0 secara jelujur biasa

    - Jahit mukosa-muskularis dengan dexon 4-0, satu-satu

    Kembangkan balon kateter dengan larutan garam fisiologis 10cc Lakukan test buli-buli, untuk mengecek jahitan buli (bocor atau tidak) Cuci lapangan operasi dengan larutan garam fisiologis sampai bersih Pasang drain redon perivesikal (di cavum Retzii) dan fiksasi dengan silk 1-0 di kulit Tutup lapangan operasi lapis demi lapis

    - Dekatkan M. rektus abdominis dengan chromic 2-0 satu-satu

    - Jahit lemak subkutan dengan plain cat-gut 3-0 satu-satu

    - Jahit kulit dengan silk 3-0 satu-satu

    Komplikasi operasi

    Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.

    Perawatan Pascabedah

    Lepas kateter pada hari ke 7 Lepas drain redon setelah lepas kateter dan produksinya < 20 cc dalam 2 hari berturut-

    turut.

    Pelepasan benang jahitan keseluruhan 10 hari pasca operasi.

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    18/23

    Algoritma traumatumpul saluran kencing bagian bawah

    Semua luka tusuk atau cedera intra peritoneal yang berdampak sebagai akibat trauma

    eksterna harus dilakukan tatalaksana operasi pembedahan segera. Cedera yang demikian

    seringkali lebih besar dari yang diperkirakan melalui sistografi dan jarang untuk bisa

    membaik dengan sendirinya. Dan aliran urin yang terus menerus ke cavum peritoneum

    mengakibatkan peritonitis.

    Penelitian terbaru menunjukkan bahwa drainase menggunakan kateter suprapubik tidak

    memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan penggunaan kateter uretra saja.

    Disamping itu, penatalaksanaan trauma buli buli juga tergantung pada besar atau

    kecilnya trauma dan lokasi trauma :

    1. Trauma minor/kebocoran yang kecilBila terjadi trauma tusukan jarum atau jahitan pada buli buli, misal pada

    colposuspension. Maka jahitan harus dilepas, kemudian dilakukan kateterasi

    suprapubik untuk beberapa hari dan dipasang dren di daerah suprapubik.

    Extraperitoneal Intraperitoneal

    Kateterisasi Laparotomi bila ada cedera

    organ intra abdomen yang

    lain

    Repair Buli

    - +

    + -

    Trauma tumpul saluran kencing bawah

    Tidak ada bloody discharge

    (darah pada meatus)

    Trauma multiple dan/atau

    fraktur pelvis Bloody discharge

    Echimosis perineal/skrotal

    Hematom skrotum

    Retensio urin

    High riding prostat

    Kateterasi

    Bisa Tidak bisa Uretrogram retrogade

    Tidak ada

    hematuria

    Observasi

    Gross Hematuri/

    Fraktur pelvis yang bermakna

    Hematuria mikroskopis

    Dan TD

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    19/23

    Pengelolaan trauma buli buli dengan kateter sederhana harus diketahui terlebih dahulu

    bahwa ekstravasasinya minimal, tidak ada infeksi, dan kebocorannya kecil saja. Jika

    terdapat ekstravasasi dan adanya risiko infeksi atau lobang trauma lebih dari 23 cm,

    maka buli buli harus diperiksa dengan teliti, jaringan perivesikel dikeringkan dan jika

    perlu buli buli dijahit.

    Jika trauma buli buli meliputi lapisan serosa dan sero muskular superfisial diperbaiki

    dengan jahitan satu lapis interuptus atau jelujur dengan benang chromic catgut 3-0

    Trauma kecil yang menembus mukosa buli buli ditutup dengan jahitan dua lapis

    Gambar 5 penjahitan dengan jahitan interuptus benang chromic cat gut 3 0 melalui lapisan

    muscular dan serosa dikutip dari wheelock dan krebs(18)

    2. Trauma buli buli yang besarBila terjadi lobang besar meliputi dinding buli buli, setelah identifikasi batas batas

    trauma, maka selanjutnya dijahit dengan dua lapis benang chromic catgut 2-0 atau 3-

    0. Setelah memperbaiki trauma, buli buli didekompresi dengan drainase yang

    kontinus menggunakan kateter folley nomor 16 atau 18 atau kateter malecot

    suprapubik

    Trauma pada leher buli buli sering terjadi pada prosedur uretropeksi. Bila hal ini terjadi

    maka perbaikan harus segera dilakukan untuk menghindari perluasan ke uretrovesical

    junction. Penutupan atau penjahitan menggunakan dua lapisan 3-0 absorbsi lambat, untukmencegah suatu bentuk cerobong pada leher buli buli tersebut.(19)

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    20/23

    Trauma buli buli yang diketahui pasca bedah mungkin memerlukan pemeriksaan lanjut

    untuk membedakan luka pada ureter

    Manifestasi akutnya adalah demam dan sakit yang progresif, peritonitis reaksional.

    Gambar 6. A dense flame-shaped pattern menunjukkan ekstravasasi ke pelvis akibat ruptur buli buli. B

    sistogram ulangan pada pasien yang sama setelah 2 minggu drainase menggunakan kateter. Menunjukkan buli

    buli yang sehat. Dikutip dari campbell wash(5)

    Penyulit

    Pada cedera buli-buli ekstraperitoneal, ekstravasasi urine ke rongga pelvis yang

    dibiarkan dalam waktu lama dapat menyebabkan infeksi dan abses pelvis. Yang lebih berat

    lagi adalah robekan buli-buli intraperitoneal, jika tidak segera dilakukan operasi, dapat

    menimbulkan peritonitis akibat dari ekstravasasi urine pada rongga intra-peritoneum. Kedua

    keadaan itu dapat menyebabkan sepsis yang dapat mengancam jiwa.

    Kadang-kadang dapat pula terjadi penyulit berupa keluhan miksi, yaitu frekuensi dan

    urgensi yang biasanya akan sembuh sebelum 2 bulan

    Prognosis dan komplikasi

    Diagnosis yang tepat dan manajemen yang terpadu terhadap ruptur buli buli akan

    memberikan hasil yang baik dengan angka morbiditas dan mortalitas minimal. Komplikasi

    yang serius biasanya disebabkan oleh diagnosis yang terlambat serta kesalahan penanganan

    sebagai akibat misdiagnosis, keterlambatan interpretasi klinis atau cedera yang kompleks

    sebagai akibat dari trauma pelvis yang berat. Ruptur buli buli yang tidak terdeteksi dalam

    jangka waktu tertentu dapat bermanifestasi dalam bentuk asidosis, azotemia, demam dan

    sepsis, output urin kecil, peritonitis, ileus, ascites urin, kesulitan pernafasan(20)

    .

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    21/23

    Kesalahan dalam mengenali bagian bagian buli buli, vagina, rektum akan berakibat

    pada ruptur yang berujung fistula, striktura, dan rekonstruksi yang lebih sulit. Patah tulang

    pelvis yang berat dapat mengakibatkan kerusakan neurologik baik reversibel maupun

    irreversibel yang akan berpengaruh pada proses fisiologis miksi pasien

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    22/23

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Guerriero G. Urologic Injuries. Devine CJ, editor. Connecticut: ACC; 1989.

    2. Morita J. Impalement Injury of the Urinary Bladder. KJurology. 2011:3.3. Brosman. Trauma of the Bladder: Surg Gynecol Obstet; 1976. 605 p.

    4. Cass. Bladder trauma in the multiple injured Patient: J Urol; 1976. 667 p.

    5. Campbell. Campbell-Walsh Urology. 9 ed. Wein AJ, editor. Philadelphia: Elsevier;

    2007.

    6. Tanagho EA. Smith's General Urology. 17 ed. McAninch J, editor. San Francisco:

    McGrawHill; 2008.

    7. Purnomo BB. Dasar Dasar Urologi. 2 ed. Malang: Sagung Seto; 2003.

    8. Mendrofa C. Trauma Traktus Urinarius pada Bedah Ginekologi. Semarang:

    Universitas Diponegoro; 2000.

    9. Undip BAF. Systema Urogenitale. Semarang: Penerbit FK Undip; 1989.

    10. Orabi H. Tissue Engineering of Urinary Bladder and Urethre: Advances from Bench

    to Patiens. Scientific World. 2013;2013:13.

    11. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 6 ed. Jakarta: EGC; 2000.

    12. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 1 ed. Santoso B, editor. Jakarta:

    EGC; 2001. 831 p.

    13. d'souza C. Isolated Bladder Perforation Following a Blunt Injury in the Abdomen.

    Jodr. 2012.

    14. Friedman AA. Complete Endoscopic Management of a Retained Bullet in the

    Bladder. Pubmed. 2013:143 - 7.

    15. Marchand TD. Laparoscopic Repair of a Traumatik Bladder Rupture. JSLS. 2012:155

    - 9.

    16. Kotkin L. Morbidity Associated with Nonoperative Management of Extraperitoneal

    Bladder Injuries. J Traum. 1995;Jun:895.

    17. Srinivasa R. Genitourinary trauma: a pictorial essay. Emerg Radiol. 2009;16:21-33.

    18. Holleh RL. Urologic Complication. Philadelphia: JB Lippincot; 1994. 131 - 63 p.

    19. Corriere J. Bladder rupture From Exernal Trauma: Diagnosis and Management.

    World J Urol. 1999;17:84.

    20. Husmann D. Traumatic and Reconstructive Urology. McAninch. 1996;7:261.

  • 7/13/2019 Ruptur Buli New

    23/23