ringkasan artikel

5
RINGKASAN ARTIKEL Penanggulangan Kehilangan Pascapanen Biji-bijian di Sub Sahara Afrika Hari, Tanggal : Senin, 18 Mei 2015 Kelompok : 3 (Tiga) – TIP A 2013 Nama Anggota/NPM : 1. Alfi Nurfauziah/240210130006 2. Rosmala Titipanillah/240210130014 3. Peby Cintya/240210130038 4. M. Maftuh Ihsan/240210130043 5. Zahra Radhiya/240210130046 Topik Bahasan : Tackling Post Harvest Cereal Losses in sub- Saharan Africa Kelompok : 8 (Delapan) – TIP A 2013 Nama Anggota / NPM : 1. Ghea Amitri Ardianto / 240210130005 2. Siti Mira Sari Pratiwi / 240210130019 3. Lukman Fauzan / 240210130022 4. Dheya Desita / 240210130053 5. Minanda F Primara / 240210130056 Topik Bahasan : Post Harvest Cereals “Grains (Cereals, Pulses and

Upload: alfinurfauziah

Post on 17-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ringkasan artikel penanggulangan kehilangan pascapanen

TRANSCRIPT

RINGKASAN ARTIKEL Penanggulangan Kehilangan Pascapanen Biji-bijian di Sub Sahara Afrika

Hari, Tanggal: Senin, 18 Mei 2015Kelompok: 3 (Tiga) TIP A 2013Nama Anggota/NPM: 1. Alfi Nurfauziah/240210130006 2. Rosmala Titipanillah/240210130014 3. Peby Cintya/240210130038 4. M. Maftuh Ihsan/240210130043 5. Zahra Radhiya/240210130046Topik Bahasan: Tackling Post Harvest Cereal Losses in sub- Saharan AfricaKelompok: 8 (Delapan) TIP A 2013Nama Anggota / NPM: 1. Ghea Amitri Ardianto / 240210130005 2. Siti Mira Sari Pratiwi / 240210130019 3. Lukman Fauzan / 240210130022 4. Dheya Desita / 240210130053 5. Minanda F Primara / 240210130056Topik Bahasan : Post Harvest Cereals Grains (Cereals, Pulses and Oilseeds) in sub-Saharan AfricaKelompok: 10 (Sepuluh) TIP A 2013Nama Anggota / NPM: 1. Dini Istiqomah Oktaviani/240210130009 2. Inna Muslimah Hanifa M. /240210130018 3. Lely Khairani/240210130035 4. Alvia Sindi Hastuti/240210130036 5. Fitri Indrianti/2402010130041Topik Bahasan : Post Harvest Losses of Rice from Harvesting Milling In Ghana

Penanggulangan Kehilangan Pascapanen Biji-bijian di Sub Sahara Afrika

Ghana merupakan salah satu daerah bagian di daerah Afrika Barat. Ghana memiliki 2 varietas tanaman padi, yaitu Nerica 1 dan Nerica 2 yang masing-masing menggunakan metode sabit (menggunakan kotak kayu, dikenal sebagai metode bambam) dan metode malai untuk menunjukkan kehilangan pasca panen padi. Dapat dikatakan bahwa metode malai lebih baik dalam mencegah kehilangan panen. Tetapi pemanenan dengan metode malai tidak dapat digunakan pada sawah yang besar karena membutuhkan tenaga kerja dan waktu kerja yang ekstra sehingga harga jual beras hasil panen tidak ekonomis. Sehingga petani lebih baik menggunakan metode sabit apabila belum tersedia mesin panen modern. Tetapi kehilangan pada metode sabit lebih besar dari metode malai. Perbedaan ini disebabkan karena pada metode malai, sedikit sekali gabah yang terjatuh dari karung selama penumbukan. Sedangkan pada metode sabit, banyak gabah yang bertaburan dari kotak kayu yang digunakan saat menumbuk dan hilang. Kehilangan pasca panen merupakan penyebab kerugian makanan di Sub Sahara Afrika, karena biji-bijian sereal seperti jagung, beras, gandum, sorgum dan millet adalah makanan pokok utama.Sub Sahara Afrika (SSA). Kerugian akibat kehilangan pascapanen bji-bijian baik secara kuantitas maupun kualitas sangatlah besar. Kehilangan tersebut dikarenakan minimnya penanganan pascapanen, rentannya kerusakan mekanis akibat biodeterioration yang disebabkan oleh organisme hama, serta penyimpanan yang kurang tepat sehingga menyebabkan kualitasnya menurun. Penurunan kualitas menyebabkan biji-bijian harus dijual ke pasar yang tidak resmi dengan harga yang murah. Selain itu, penurunan kualitas juga menyebabkan penurunan nilai gizi, dan pertumbuhan jamur Aflatoksin apabila pengeringan gabah tidak dilakukan secara benar. Kerugian diperkirakan oleh APHLIS biasanya berkisar dari 15 sampai 30% untuk semua varietas, angka kerugian tersebut termasuk indikasi penurunan kualitas yang menghasilkan hilangnya nilai pasar dan peluang. Maka dari itu diperlukan upaya untuk mengurangi kehilangan pascapanen tersebut. upaya tersebut bisa dilakukan dengan cara memperbaiki penanganan pasca panen, menggunakan teknologi baru yang lebih baik sehingga hasilnya efisien. Serta menerapkan pengaturan pemasaran baru yang mencakup sistem kredit persediaan atau gudang penerimaan yang memungkinkan petani menerapkan praktek-praktek dan teknologi yang lebih baik agar mendapatkan pula produksi gabah yang berkualitas dan memiliki gizi yang baik yang berimbas pada bisnisnya menjadi baik. Bank dunia mengembangkan lembaga baru yaitu Community of Practice (CoP) untuk mengurangi kehilangan pasca panen melalui dimensi teknis ekonomi dan sosial. Selain itu Purchase for Progress proyek UN World Food Programmes menyediakan pasar biji-bijian yang dihasilkan oleh kelompok tani di banyak negara berkembang. Kelompok-kelompok ini diperlakukan sesuai pengembangan dengan bisnis dan pelatihan teknis memproduksi kualitas biji-bijian yang lebih baik yang sesuai dengan negara mereka. Kehilangan pascapanen menimbulkan beberapa kerugian. Untuk mengantisipasi kehilangan tersebut, petani harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi kerugian di sub-Sahara Afrika.

Keywords: Kehilangan, Pascapanen, Biji-bijian, Sub-Sahara Afrika