ringkasan disertasi

21
Ringkasan Disertasi Ringkasan Disertasi Ringkasan Disertasi Ringkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH (Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198)) 1 RINGKASAN DISERTASI Judul : EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH (Perbandingan antara al-Farabi [870- 950] dan Ibn Rusyd [126-1198]) Penulis : A Khudori Soleh A. Pendahuluan Al-Farabi dan Ibn Rusyd adalah dua tokoh filsafat Islam yang mempunyai pengaruh besar pada perkembangan pemikiran sesudahnya, tidak hanya dalam Islam tetapi juga di Barat, khususnya Eropa pada abad-abad pertengahan. Pemikiran-pemikiran epistemologinya banyak dikaji dan dikembangkan di sana. Konsep logika dan intelek al-Farabi, misalnya, berpengaruh besar pada pemikiran metafisika Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam dunia Islam, juga pada pemikiran Musa ibn Maimun, Albertus Magnus dan Thomas Aquinas di Eropa; sementara itu, konsep Ibn Rusyd tentang sumber-sumber pengetahuan telah melahirkan aliran averroisme dan empirisme di Eropa dan ajaran teologinya yang menjelaskan hubungan antara wahyu dan sains memberi pengaruh pada tokoh-tokoh gereja abad-abad pertengahan. Akan tetapi, al-Farabi dan Ibn Rusyd juga dinilai sebagai tokoh yang menyimpang. Al-Farabi pernah dianggap kufur oleh al-Ghazali dan filsafatnya dinilai sesat, sedang Ibn Rusyd pernah dianggap sebagai pembuat bid’ah, baik oleh orang Islam sendiri maupun oleh kalangan gereja di Eropa, sehingga buku-bukunya di bakar, baik pada masa hidupnya di Andalus maupun sesudah wafatnya di Eropa. Pemikiran dan posisi kedua tokoh ini yang kontroversial: diakui dan berpengaruh di satu sisi tetapi di tolak dan dinilai sesat pada sisi yang lain, menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut. Apalagi jika dikaitkan dengan upaya pencarian bentuk

Upload: a-khudori-soleh

Post on 15-Jun-2015

1.274 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Pemikiran dan posisi al-Farabi dan Ibn Rusyd yang kontroversial: diakui dan berpengaruh di satu sisi tetapi di tolak dan dinilai sesat pada sisi yang lain, menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut. Apalagi jika dikaitkan dengan upaya pencarian bentuk epistemologi di masa depan

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

1

RINGKASAN DISERTASI

Judul : EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM

ABAD TENGAH (Perbandingan antara al-Farabi [870-950] dan Ibn Rusyd [126-1198])

Penulis : A Khudori Soleh A. Pendahuluan

Al-Farabi dan Ibn Rusyd adalah dua tokoh filsafat Islam yang mempunyai pengaruh besar pada perkembangan pemikiran sesudahnya, tidak hanya dalam Islam tetapi juga di Barat, khususnya Eropa pada abad-abad pertengahan. Pemikiran-pemikiran epistemologinya banyak dikaji dan dikembangkan di sana. Konsep logika dan intelek al-Farabi, misalnya, berpengaruh besar pada pemikiran metafisika Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam dunia Islam, juga pada pemikiran Musa ibn Maimun, Albertus Magnus dan Thomas Aquinas di Eropa; sementara itu, konsep Ibn Rusyd tentang sumber-sumber pengetahuan telah melahirkan aliran averroisme dan empirisme di Eropa dan ajaran teologinya yang menjelaskan hubungan antara wahyu dan sains memberi pengaruh pada tokoh-tokoh gereja abad-abad pertengahan.

Akan tetapi, al-Farabi dan Ibn Rusyd juga dinilai sebagai tokoh yang menyimpang. Al-Farabi pernah dianggap kufur oleh al-Ghazali dan filsafatnya dinilai sesat, sedang Ibn Rusyd pernah dianggap sebagai pembuat bid’ah, baik oleh orang Islam sendiri maupun oleh kalangan gereja di Eropa, sehingga buku-bukunya di bakar, baik pada masa hidupnya di Andalus maupun sesudah wafatnya di Eropa.

Pemikiran dan posisi kedua tokoh ini yang kontroversial: diakui dan berpengaruh di satu sisi tetapi di tolak dan dinilai sesat pada sisi yang lain, menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut. Apalagi jika dikaitkan dengan upaya pencarian bentuk

Page 2: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

2

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk, 1. Melakukan pemetaan atau perbandingan antara pemikiran

epistemologi al-Farabi dan Ibn Rusyd. 2. Menunjukkan konsekuensi-konsekuensi logis dari masing-

masing pemikiran epistemologi al-Farabi dan Ibn Rusyd, secara metodologis maupun pemikiran.

C. Metode Penelitian

Objek material material penelitian ini adalah pemikiran-pemikiran epistemologi al-Farabi dan Ibn Rusyd atau materi-materi gagasan kedua tokoh yang berkaitan dengan persoalan epistemologi, sedang objek formalnya adalah bentuk atau bangunan pemikiran epistemologi dari kedua tokoh tersebut.

Data-data yang diteliti dikumpulkan dari kepustakaan. Data-data yang ada dibagi dalam tiga bagian; primer, sekunder dan umum. Data primer adalah gagasan-gagasan yang ditulis sendiri oleh sang tokoh, data sekunder adalah pemikiran-pemikiran sang tokoh yang gambarkan orang lain, sedang data umum adalah teori-teori yang berkaitan dengan pokok bahasan, yaitu epistemologi. Dalam penelitian ini, data essensial diambil dari sumber primer, sedang data sekunder hanya dipakai sebagai bahan konfirmasi atau sebagai penunjang dari sumber pertama.

Setelah itu, data-data yang dihasilkan di analisis dan dibandingkan dengan metode komparatif agar dapat diketahui persamaan dan perbedaannya. Dalam proses perbandingan ini, beberapa pemikiran lain dari tokoh muslim sendiri maupun dari Barat sengaja ditampilkan sekilas untuk membantu memudahkan pemahaman dan menampakkan posisi masing-masing. Analisa ini dilalukan pada setiap bahasan, sehingga dapat diketahui secara lebih rinci persamaan dan perbedaan keduanya. Terakhir, hasil perbandingan tersebut kemudian dikaji secara kritis untuk dilihat implikasi dan konsekuensi logis yang ditimbulkannya, dalam bidang pemikiran maupun metodologis, kemudian ditutup dengan kesimpulan.

Page 3: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

3

D. Landasan Teori

Penelitian ini dilakukan berdasarkan atas tiga landasan teori. Pertama. Klasifikasi epistemologi yang terdiri atas 4 macam, yaitu bayani, burhani, irfani dan tahribi. Kedua, teori kesadaran diri dari Suhrawardi, yang menyatakan bahwa pengetahuan yang valid hanya dapat dicapai lewat hubungan langsung tanpa halangan antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Ketiga, teori pluralitas makna teks dari Abd Jabbar. Menurutnya, setiap teks mengandung kemungkinan adanya makna lain yang tidak sama dengan yang tersurat secara ekplisit.

E. Hasil Penelitian

1. Kondisi Objektif al-Farabi dan Ibn Rusyd

No Al-Farabi Ibn Rusyd

1 2 3 4 5

Tempat dan tahun lahir Tempat dan tahun wafat Gelar kehormatan Negara asal Latar belakang keluarga

Farab, Transoksiana, Turkistan, 870 M. Damaskus, Syiria, 950 M. Guru Kedua (al-

mu’allim al-tsânî) Filsafat Islam Transoksiana, Turkestan Pejabat Tinggi Militer

Kordoba, Andalus (Spanyol), 1126 M. Marakesy, Maroko, 1198 M. Komentator Aristoteles (versi Dante) Kordoba, Andalus (Spanyol) Pejabat Kehakiman

Page 4: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

4

6 7 8 9

10

11

Jabatan yang pernah di duduki Tuduhan yang pernah diterima Kondisi sosial politik Kecenderungan keilmuan Jumlah karya Klasifikasi utama karya

Hakim Madzhab Syafi`i di Bukhara Pikiran metafisikanya dianggap kufur oleh al-Ghazali Situasi politik stabil dan mendukung bagi perkembangan intelektual. Adanya dukungan kuat dari penguasa daerah Aleppo, tempat al-Farabi tinggal, terhadap kajian filsafat, meski di pemerintah pusat sendiri, Baghdad, rasionalisme Muktazilah telah digeser oleh literalisme Salaf. 119 buah Logika, Fisika, Metafisika, Politik dan Tanggapan atas tokoh sebelumnya

Hakim Agung Madzhab Maliki di Andalus Filsafatnya dianggap sesat oleh ahli fiqh pada masanya sehingga diasingkan Situasi politik stabil dan mendukung bagi perkembangan intelektual. Adanya “kebutuhan” dari khalifah akan perlunya kajian filsafat Aristoteles meski yang dominan adalah fiqh yang bersifat literal. Ini yang kemudian memicu munculnya penentangan dari ahli fiqh terhadap filsafat (Ibn Rusyd) 121 buah Logika, Fisika, Metafisika, Teologi, Hukum dan Astronomi

Page 5: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

5

12

Bidang pemikiran yang paling berpengaruh

Metafisika dan Politik

Fisika dan Teologi

2. Konsep Tentang Ilmu

No Al-Farabi Ibn Rusyd

1 2 3 4 5

Definisi Tujuan Sifat Subjek Kajian Proses/ Metode Klasifikasi ilmu

Kepastian yang dicapai jiwa tentang suatu objek lewat metode yang valid Memahami essensi atau hakekat objek (Platonis) Premis yang pasti dan universal Metode yang valid dan menyakinkan (a) Berdasarkan perbedaan subjek, ilmu dibagi 4: metafisika, matematika, politik dan fisika; (b) berdasarkan ruang lingkup, ilmu dibagi 2:

Pengenalan (ma`rifat) tentang suatu objek dengan sebab-sebab yang melingkupinya Memahami prinsip-prinsip kausalitas objek (Aristotelian) Realitas fisik Metode yang valid dan menyakinkan (a) Berdasarkan perbedaan subjek dan sebab-sebabnya, pengetahuan dibagi 2: apa yang disebut ilmu (al-‘ilm) dan apa yang disebut hikmah (al-

Page 6: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

6

ilmu partikular-universal. Partikular hanya mengkaji bagian-bagian dari realitas, universal mengkaji hal-hal yang tidak terbatas

hikmah), ilmu dikaitkan dengan sebab fisik sedang hikmah dikaitkan dengan sebab-sebab transenden; (b) berdasarkan perbedaan sifat subjek, ilmu dibagi 2: partikular dan universal, partikular mengkaji wujud-wujud empirik, universal mengkaji wujud-wujud metafisik.

3. Sumber Pengetahuan

No Tokoh Sumber Pengetahuan Keterangan

1 2

Al-Farabi Ibn Rusyd

Intelek aktif (al-aql al-

fa`âl) - Wahyu - Realitas (fisik dan

non-fisik)

Intelek Aktif adalah sumber semua bentuk pengetahuan, baik yang rasional teoritis (ma’qûlât) maupun praktis inderawi (mahsûsât). Wahyu dan realitas adalah dua sumber pengetahuan yang berbeda tetapi saling melengkapi.

Page 7: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

7

3

(Al-Ghazali dan Ibn Arabi)

Intuisi, rasio dan persepsi indera

Mengunggulkan intuisi, disusul dibawahnya kemudian rasio dan indera

4. Realitas Wujud Sebagai Sumber dan Objek Pengetahuan

No Al-Farabi Ibn Rusyd

1 2 3 4

Pengertian wujud Yang diketahui dari sebuah Wujud Bentuk-bentuk Wujud Sifat-sifat Wujud

Semua bentuk eksistensi, baik entitas material, metafisik maupun konsep-konsep dalam pikiran yang merupakan hasil dari olah nalar. Esensi yang ada di dalam objek - Wujud Spiritual (rûhiyah) - Wujud Material (mâdiyah) - Aktual (bi al-fi`l) - Potensial (bi al-quwwah)

Semua bentuk wujud, baik yang ada secara objektif di luar pikiran, wujud universal yang bersifat metafisis, maupun proposisi-proposisi logis dalam pikiran. Substansi yang terkandung di dalam objek - Wujud Terpisah(al-

mufâriq) - Wujud Terindera (al-

mahsûs) - Objektif (khârif al-

nafs) - Subjektif (fi al-nafs)

Page 8: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

8

5. Sarana yang Dibutuhkan untuk Mendapatkan Pengetahuan

NO

N A M A S A R A N A KET

1 2

Al-Farabi Ibn Rusyd

- Indera Eksternal - Indera Internal - daya representasi - daya estimasi - daya memori - daya rasional - daya imajinasi - Intelek (`aql kullî) - intelek potensial - intelek aktual - intelek perolehan - Intelek aktif - Indera Eksternal - Indera Internal - daya imajinasi - daya rasional - daya memori - daya rasa - Intelek - intelek material - intelek bawaan - intelek aktif

Tiga sarana ini bersifat berjenjang dan daya imajinasi ditempatkan sebagai puncak indera internal sekaligus yang menghubungkan dengan intelek. Intelek aktif sendiri berfungsi sebagai sumber pengetahuan. Tiga sarana ini bersifat berjenjang tetapi daya imajinasi dianggap sebagai yang paling rendah di antara indera internal. Intelek aktif sendiri berfungsi hanya untuk menyempurnakan jiwa dan apa yang telah dicapai oleh rasio.

Page 9: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

9

6. Validitas Pengetahuan

No

Al-Farabi Ibn Rusyd Keterangan

1

Keunggulan derajat premis. Premis dibagi dalam tiga tingkat: a. Menyakinkan:

- Pengetahuan primer (al-

maqûlât al-ûlâ) terdiri atas 2 hal: prinsip-prinsip primer (al-mabâdi’ al-

ûlâ) dan aksioma-aksioma keyakinan (al-

awâil al-yaqîn) - Pengetahuan

indera yang teruji secara konsisten (al-

mahsûsât) b. Mendekati

keyakinan: Opini yang umumnya diterima (al-

masyhûrât) c. Percaya: Opini

yang diterima (al-

maqbûlât)

Keungulan derajat premis. Premis dibagi dalam tiga tingkat: a. Menyakinkan:

- Pengetahuan primer (al-

maqûlât al-ûlâ) terdiri atas 2 hal: prinsip-prinsip primer (al-mabâdi’ al-

ûlâ) dan ajaran pokok syariah (al-aqâwîl al-

syar`iyyah) - Pengetahuan universal dari penelitian induktif (istiqra’)

b. Mendekati keyakinan: Opini yang umumnya diterima (al-

masyhûrât) c. Percaya: Opini

yang diterima (al-

maqbûlât)

Kedua tokoh berbeda tentang pengetahuan primer yang sama-sama dinilai valid dan unggul. Ibn Rusyd memasukkan ajaran pokok syariah sedang al-Farabi tidak.

Page 10: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

10

2 3

Kesesuaian dengan tujuan akhir. Tujuan akhir adalah pencapaian kebahagiaan tertinggi dengan cara aktualisasi diri atas segala potensi intelek dan penalaran Kemungkinan untuk dapat direalsiasikan. Pengetahuan dan filsafat harus dapat direalisasikan, bukan sekedar konsep

Kesesaian dengan tujuan akhir. Tujuan akhir adalah mengenal eksistensi Tuhan dan keagungan-Nya -----

Dengan kriteria kedua ini, Ibn Rusyd mengarahkan manusia menjadi “hamba-Nya” (`abd Allah) sedang dengan tujuan kedua dan ketiga, al-Farabi justru mengarahkan manusia menjadi “pengganti-Nya” (khalifah Allah)

Page 11: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

11

7. Implikasi dan Konsekuensi

NO BAHASAN UNSUR AL-FARABI IBN RUSYD

1

Metodologi

Sumber Pengetahuan

Ilmu agama maupun filsafat sama-sama bersumber pada Intelek Aktif. Konsekuensinya, posisi seorang filosof yang menerima limpahan pengetahuan dari Intelek Aktif menjadi sama dengan seorang nabi yang juga menerima pengetahuan dari sumber yang sama, sehingga ilmu yang lahir dari hasil renungan filosafis menjadi setara dengan ilmu agama yang lahir dari teks suci.

Sumber pengetahuan terdiri atas teks suci (wahyu) dan realitas. Konsep ini dapat melahirkan paham double

truth (kebenaran ganda) yang menyatakan bahwa ada kebenaran lain di luar agama atau sebaliknya. Di sisi lain, ketika dipahami secara utuh, dapat memberi pemahaman baru tentang hubungan al-Qur’an dan alam (sains), & dapat memberikan bukti-bukti atas realitas metafisik

Page 12: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

12

Sarana Penalaran

Sarana utama pencapaian pengetahuan adalah intelek. Pemberian porsi yang besar pada potensi Intelek ini telah menyebabkan peran rasio menjadi kurang. Penggunaan potensi intelek yang secara psikologis memakai otak kanan juga mendorong cara pandang yang bersifat makro dan holistik.

Sarana utama pencapaian pengetahuan adalah rasio. Konsep ini cenderung mengabaikan potensi-potensi psikologis lainnya, khususnya Intelek dan emosi yang dalam perspektif psikologi kontemporer justru dianggap mempunyai peran dan potensi lebih besar daripada rasio. Penggunaan rasio yang secara psikologis memakai otak kiri mendorong cara pandang yang bersifat mikro dan partikular

Page 13: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

13

2 Pemikiran Basis Keilmuan Arah Penalaran

Basis utama keilmuan adalah pemikiran metafisis. Basis ini menjadi perhatian utama sekaligus pijakan analisis. Sistem penalaran ini mendorong seseorang untuk lebih banyak berbicara tentang ide & gagasan seperti seorang konseptor. Arah penalaran yang terjadi adalah berangkat dari universal metafisik kepada partikular empirik, dari makna menuju bahasa, dan dari pemikiran kepada pengenalan sosok sang tokoh.

Basis utama keilmuan adalah realitas empirik. Basis ini menjadi perhatian utama keilmuan sekaligus pijakan analisis. System berpikir ini mendorong seseorang untuk lebih banyak berbicara berdasarkan fakta dan data konkrit seperti seorang analis. Arah penalaran yang terjadi adalah berangkat dari partikular empirik menuju pada universal metafisik, dari kata-kata atau bahasa kepada makna, dan dari sosok sang tokoh menuju pada pemikiran dan ide-idenya.

Page 14: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

14

F. Penutup

Berdasarkan kajian dan analisis atas pemikiran epistemologi al-Farabi dan Ibn Rusyd di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Tentang sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan dalam konsep

keilmuan al-Farabi adalah intelek aktif (al-`aql al-fa`âl), yang sekaligus digunakan untuk mempertemukan agama dan filsafat. Sementara itu, sumber pengetahuan dalam konsep keilmuan Ibn Rusyd adalah wahyu dan realitas (empirik dan non-empirik). Meski demikian, dua sumber pengetahuan ini bukan sesuatu yang bertentangan melainkan sesuatu yang saling melengkapi.

2. Cara mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan dalam konsep keilmuan al-Farabi dan Ibn Rusyd sama-sama diperoleh lewat dua tahapan pokok: pembentukan teori atau konsepsi (tashawwur) dan penalaran logis. Di antara penalaran logis yang dikenal saat itu, sistem demonstrasi (burhânî) dinilai sebagai yang paling valid dan unggul.

Sarana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pengetahuan terdiri atas tiga hal: indera eksternal, indera internal dan intelek. Namun, keduanya berbeda rincian dan fungsinya. Al-Farabi menyebut 5 macam daya indera internal dan menempatkan daya imajinasi di atas daya rasional serta berfungsi untuk berhubungan dengan Intelek aktif, sedang Ibn Rusyd menyebut adanya 4 macam potensi dan menempatkan daya imajinasi di bawah daya rasional. Sarana intelek dalam al-Farabi berada pada posisi yang sentral dalam keilmuan, sedang dalam Ibn Rusyd hanya berfungsi untuk kesempurnaan spiritual.

3. Validitas pengetahuan. Validitas pengetahuan diukur berdasarkan tiga hal, yaitu keunggulan premis, kesesuaiannya dengan tujuan akhir dan kemungkinannya untuk dapat direalisasikan. Al-Farabi dan Ibn Rusyd sama-sama menggunakan dua kriteria pertama, tetapi berbeda tentang tujuan akhirnya. Tujuan akhir dalam keilmuan al-Farabi adalah kebahagiaan tertinggi yang dicapai dengan mengaktualisasikan seluruh potensi diri, sedang tujuan akhir dari validitas pengetahuan Ibn Rusyd adalah mengetahui

Page 15: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

15

Tuhan, keagungan dan kemahakuasaan-Nya. Kriteria ketiga hanya ada pada al-Farabi tetapi tidak pada Ibn Rusyd.

4. Implikasi dan konsekuensi. Konsep al-Farabi tentang Intelek aktif sebagai sumber pengetahuan, baik agama dan filsafat, telah menempatkan sang filosof pada posisi yang sejajar dengan seorang nabi, sehingga ilmu-ilmu “praktis” yang lahir dari renungannya juga sama posisinya dengan ilmu agama yang lahir dari penafsiran teks suci. Sementara itu, konsep sumber pengetahuan Ibn Rusyd yang terdiri atas wahyu dan realitas dapat memicu paham double truth (kebenaran ganda). Akan tetapi, di sisi lain, ia juga dapat memberikan pemahaman baru tentang pernyataan al-Qur’an terhadap alam, memberikan bukti-bukti “ilmiah” terhadapnya dan mampu mempertemukan agama dan filsafat pada tataran empirik. Seterusnya, penggunaan intelek sebagai sarana pengetahuan pada al-Farabi menyebabkan peran dan posisi rasio menjadi lemah, dan mendorong seseorang untuk melihat objek secara makro-holistik. Sebaliknyak, penggunaan rasio pada Ibn Rusyd cederung mengabaikan potensi-potensi psikologis lainnya, terutama potensi intelek dan emosi.

Implikasi dan konsekuensi lebih lanjut, pada bidang pemikiran, konsep keilmuan al-Farabi menjadi tidak dapat lepas dari persoalan metafisis. Masalah metafisis bahkan menjadi perhatian utama sekaligus pijakan analisis, yang mendorong seseorang untuk lebih banyak berbicara pada tataran ide seperti seorang konseptor. Basis metafisis tersebut pada fase berikutnya mendorong gerak penalaran dari tataran universal metafisik kepada partikular empirik, dari makna kepada bahasa, dan dari pemikiran menuju pengenalan sosok tokohnya. Sebaliknya, keilmuan Ibn Rusyd tidak beranjak dari realitas empirik. Realitas ini menjadi perhatian utama sekaligus pijakan analisis, yang pada tahap berikutnya mendorong seseorang untuk berperan sebagai analis yang berbicara berdasarkan fakta dan data konkrit. Basis realitas empirik tersebut kemudian juga mendorong penalarannya bergerak dari partikular empirik kepada universal metafisik, dari kata-kata menuju makna, dan dari pengenalan sang tokoh menuju pada pemahaman ide-idenya.

Page 16: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

16

Berdasarkan kajian atas pemikiran epistemologi al-Farabi dan Ibn Rusyd di atas, dari persamaan dan perbedaannya, juga implikasi dan konsekuensi logisnya, maka temuan dan sumbangan penelitian ini pada keilmuan adalah, 1. Ditemukan adanya sistem rasionalitas yang berbeda antara al-

Farabi dan Ibn Rusyd. Meski pemikiran keduanya sama-sama dibangun di atas dasar dan prinsip rasionalitas, tetapi rasiolitas al-Farabi dikaitkan dengan peran intuisi, sedang rasionalitas Ibn Rusyd tidak lepas dari ajaran teks atau syariat. Peneliti menyebut yang pertama dengan istilah “rasional-irfani”, sedang yang kedua dengan istilah “rasional-bayani”.

2. Adanya perbedaan kecenderungan al-Farabi dan Ibn Rusyd tampaknya tidak lepas dari pribadi dan lingkungannya. Al-Farabi ditengarai penganut paham Syiah dan hidup dalam lingkungan kekuasaan yang juga mengikuti paham Syi’i, sedang Ibn Rusyd seorang pengikut madzhab Maliki yang dekat dengan khalifah yang gandrung dengan filsafat Aristoteles. Ini menguatkan teori yang telah ada bahwa pemikiran seseorang tidak lepas dari persoalan siapa, bagaimana, kapan dan di mana ia berada.

3. Bagaimanapun rasionalnya sistem penalaran yang di kembangkan dalam Islam, paling tidak pada al-Farabi dan Ibn Rusyd, ia tidak melepaskan diri dari ajaran wahyu dan realitas metafisik. Begitu juga ketika melakukan pengembangan sains berdasarkan bukti-bukti empirik. Artinya, di sana ada hubungan yanga sangat dalam antara rasionalitas, wahyu, realitas metafisik dan bukti-bukti empirik. Karena itu, pengembangan keilmuan Islam di masa depan harus mempertimbangkan dan mencurahkan perhatian yang besar pada keterkaitan-keterkaitan tersebut. Apa yang disampaikan pada bagian akhir implikasi dan konsekuensi disertasi ini, yaitu “bentuk epistemologi yang perlu dikembangkan” dapat dianggap sebagai langkah awal dari upaya-upaya ke arah itu.

Page 17: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

17

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri:

Nama : Drs Achmad Khudori Soleh, M.Ag Tpt/Tgl Lahir : Nganjuk, 24 Nopember 1968 NIP : 19681124 200003 1 001 Pangkat/Gol : Lektor Kepala/ IV-a Jabatan : Penata Tingkat I Alamat Rumah : Jl. Joyosuko Metro II/ 41-R, Merjosari,

Malang Telp. (0341) 574217 Hp. 081 555 10624

Alamat Kantor : Fak. Psikologi UIN Malang, Jl. Gajayana 50 Malang Telp/ Fax. (0341) 558916

Web-site : http://khudorisoleh.blogspot.com/ Email : [email protected]

Nama Ayah : H. Abdul Manan Nama Ibu : Hj. Muslihah Nama Istri : Erik Sabti Rahmawati, M.Ag, MA Nama Anak : - Hadziq M. Khalil Kamil (2003)

- Humaida G. Syafia Camila (2005) - Hasyma T. Furqana (2007)

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal a. SD Negeri, di Nganjuk, lulus tahun 1982 b. MTs Negeri, Al-Hidayah, di Nganjuk, lulus tahun 1985 c. MA Negeri Bahrul Ulum Jombang, lulus tahun 1988 d. S-1, Fak. Tarbiyah IAIN Malang, lulus tahun 1993 e. S-2, Jur. Filsafat Islam, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,

lulus tahun 1999

Page 18: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

18

2. Pendidikan Non-Formal a. PP. Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, tahun 1985-

1988 b. PP. Miftahul Huda, Gading Pesantren, Malang, 1988-

1997

C. Riwayat Pekerjaan

1. Dosen PAI Universitas Merdeka (Unmer) Malang, tahun 1995-1997

2. Dosen tetap UIN Malang sejak tahun 2001 3. Staf pengajar di PP Miftahul Huda, Gading Pesantren, Malang,

2003 sampai sekarang 4. Ketua Redaksi Jurnal Psikoislamika, Fak. Psikologi UIN

Malang, tahun 2004-2005 5. Pembantu Dekan II, Bidang Administrasi dan Keuangan, Fak.

Psikologi UIN Malang, tahun 2005 - 2009 6. Ketua Laboratorium Tarbiyah Ulul Albab Universitas Islam

Negeri (UIN) Malang, 2007-2008 7. Pembantu Dekan II, Bidang Administrasi dan Keuangan, Fak.

Psikologi UIN Malang, tahun 2009 - sekarang

D. Pelatihan-Pelatihan

1. Metodologi Penelitian Partisipatori Aktion Researt (PAR), di STAIN Selatiga, tahun 2003

2. Metodologi Penelitian Gender, di STAIN Purwakerto, tahun 2004

3. Metodologi Penelitian Bagi Dosen Muda, di Litbang Depag Jatim, tahun 2004

4. Metodologi Sosial Pengabdian Masyarakat, di LPM Universitas Brawijaya, Malang, tahun 2005

5. Managemen Pengelolaan Pendidikan, di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), Malaysia, tahun 2005

Page 19: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

19

6. Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa, Litbang Depag Pusat, Jakarta, 2008

E. Pengalaman Organisasi

1. Ikatan Mahasiswa Kota Angin (IMAKA) Nganjuk di Malang, tahun 1989-1991

2. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam, (PAI) Fakultas Tarbiyah IAIN Malang, tahun 1990-1991

3. Korp Mubaligh Pemuda, Malang, tahun 1991-1992 4. Lajnah Bahtsul Masail NU Cabang Kota Malang, 1995-1996

F. Karya-Karya Ilmiah

1. Buku-Buku:

a. Menjadi Kekasih Tuhan, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 1997 b. Kegelisahan al-Ghazali Otobiografi Intelektual, Pustaka

Hidayah, Bandung, 1998 c. Fiqh Kontekstual I, tentang Thaharah, PT Pertja, Jakarta,

1998 d. Fiqh Kontekstual II, tentang Shalat, PT Pertja, Jakarta,

1998 e. Fiqh Kontekstual III, tentang Jenazah, PT Pertja, Jakarta,

1999 f. Fiqh Kontekstual IV, tentang Zakat, Puasa dan Haji, PT

Pertja, Jakarta, 1999 g. Fiqh Kontekstual V, tentang Hudud (Hukuman), PT Pertja,

Jakarta, 1999 h. Fiqh Kontekstual VI, tentang Muamalah, PT Pertja, Jakarta,

1999 i. Fiqh Kontekstual VII, tentang Perkawinan, PT Pertja,

Jakarta, 2000

Page 20: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

20

j. Pemikiran Islam Kontemporer, sebagai penulis dan editor, Pengantar Prof. Dr. R. Mulyadhi Kartanegera, Jendela, Yogyakarta, 2003

k. Wacana Baru Filsafat Islam, Pengantar Prof. Dr. HM. Amin Abdullah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004

l. Skeptisisme al-Ghazali, Nuansa Cendia, Bandung (proses) m. Teologi Islam Perbandingan al-Farabi dan al-Ghazali,

Pengantar Prof. Dr. HM. Amin Abdullah, Nuansa Cendia, Bandung (proses)

n. Pluralisme dan Kerjasama Umat Beragama dalam al-Qur’an

Konsep Farid Esack, (bersama Erik Sabti Rahmawati, M.Ag, MA), Pengantar Prof. Mahmoud M. Ayoub, Nuansa Cendikia, Bandung (proses).

2. Artikel-Artikel

a. Hermeneutika dan Tafsir, Jurnal Psikoislamika, vol. 1/1, 2004

b. Kekerasaan dalam Islam, Jurnal Psikoislamika, vol. 1/2, 2004

c. Psikologi al-Farabi, Jurnal Psikoislamika, vol. 2/1, 2005 d. Model-Model Epistemologi Islam, Jurnal Psikoislamika, vol.

2/2, 2005 e. Mencermati Konsep Keadilan John Rawl, Jurnal Ulul Albab,

2005 f. Pluralisme Farid Esack, Jurnal Ulul Albab, 2005 g. Konsep Kerjasama Antar Umat Beragama Farid Esack, Jurnal

Esensia, 2005 h. Rasionalisme Islam Berawal dari Bahasa, Jurnal Lingua, 2005 i. Islam dan Demokrasi, Jurnal El-Jadid, 2006 j. Pluralisme dan Kerjasama Umat Beragama Konsep Farid

Esack, dipresentasikan dalam acara Temu Ilmiah Nasional di Banjarmasin, 2005

k. Integrasi Ilmu Agama dan Umum, dipresentasikan dalam acara Temu Ilmiah Nasional di Palembang, 2006

Page 21: RINGKASAN DISERTASI

Ringkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan DisertasiRingkasan Disertasi EPISTEMOLOGI KEILMUAN ISLAM ABAD TENGAH

(Perbandingan Antara al-Farabi (870-950) dan Ibn Rusyd (1126-1198))

21

l. Konsep Kerjasama Antar Umat Beragama, dipresentasikan dalam acara Annual Conference Depag Pusat, di Lembang, Bandung, 2006

m. Epistemologi Pemikiran Islam, Jurnal el-Qisth, 2006 n. Mencermati Tafsir Bint al-Syathi, Jurnal al-Qur’an, 2007 o. Konsep Seni M. Iqbal, Jurnal el-Harakah, 2008 p. Persoalan-Persoalan Pendidikan Kita, Pengantar untuk Buku

“Akhlak Pesantren”, oleh Tamyiz Burhanuddin MA, Nuansa Cendikia, Bandung, proses

3. Penelitian

a. Herarkhi Ilmu al-Farabi, 2001 b. Klasifikasi Ilmu al-Ghazali, 2003 c. Pluralisme dan Hubungan Antar Umat Beragama Farid

Esack, 2004 d. Membangun Integrasi Ilmu Agama dan Umum Mencari Basis

Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis, 2005 e. Epistemologi Pemikiran Islam, 2006

G. Lain-Lain

1. Menulis artikel di beberapa madia masa (koran) nasional dan Buletin Jum`ah (Malang)

2. Beberapa kali menyampaikan makalah dalam diskusi regional maupun nasional

3. Melakukan kunjungan ke luar negeri: Malaysia, Singapura dan Thailand, tahun 2005

Malang, Juli 2009 (A Khudori Soleh)