ringkasan amkai

28
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA Nama : Nurani Fajri NIM : 06081281320015 Prodi/Jurusan : FKIP/Pendidikan Matematika RINGKASAN MATERI AMKAI Materi 1 I. Makna Syahadatain Membaca dua kalimat syahadat merupakan rukun islam dimana orang yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat ini bukan termasuk orang islam. Syahadat juga kita ketahui adalah gerbang untuk menuju agama Islam bagi pemeluk agama lain. Konsep yang terkandung dalam kalimat laa ilaaha illallaah adalah konsep pembebasan manusia dari penghambaan apapun kecuali Allah SWT semata-mata. Kalimat syahadah ini memberikan pemahaman kepada kita dalam memahami dan bersikap bahwa tidak ada pencipta kecuali Allah saja, tiada pemberi rizki selain Allah, tiada pemilik selain Allah, tiada yang dicintai selain Allah, tiada yang ditakuti selain Allah, tiada yang diharapkan selain Allah, tiada yang menghidupkan dan mematikan selain Allah, tiada yang melindungi selain Allah, tiada daya dan kekuatan selain Allah dan tiada yang diagungkan selain Allah. Kemudian pengakuan Muhammad Rasulullah adalah menerima cara menghambakan diri berasal dari Rasulullah SAW sehingga tata cara penghambaan hanya berasal dari tuntunan Allah yang disampaikan kepada rasul-Nya. II. Definisi Syahadah Secara bahasa, “Asyhadu” berarti saya bersaksi. Kesaksian ini bisa dilihat dari waktu, termasuk dalam aktivitas yang sedang berlangsung dan masih sedang dilakukan ketika diucapkan Asyhadu ini sendiri memiliki tiga arti: a. Al I’lan (pernyataan), QS. Ali Imran (3) : 18 b. Al Wa’d (janji), QS. Ali Imran (3) : 81 c. Al Qosam (sumpah), QS. Al Munafiqun (63) : 2 Secara istilah syahadat merupakan pernyataan, janji sekaligus sumpah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya melalui : a. Pembenaran dalam hati (tasdiqu bil qolbi) b. Dinyatakan dengan lisan (al qaulu bil lisan) c. Dibuktikan dengan perbuatan (al ’amalu bil arkan

Upload: nurani-fajri

Post on 11-Jul-2015

230 views

Category:

Science


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama : Nurani Fajri NIM : 06081281320015 Prodi/Jurusan : FKIP/Pendidikan Matematika

RINGKASAN MATERI AMKAI

Materi 1

I. Makna Syahadatain

Membaca dua kalimat syahadat merupakan rukun islam dimana orang yang tidak

mengucapkan dua kalimat syahadat ini bukan termasuk orang islam. Syahadat juga kita

ketahui adalah gerbang untuk menuju agama Islam bagi pemeluk agama lain. Konsep yang

terkandung dalam kalimat laa ilaaha illallaah adalah konsep pembebasan manusia dari

penghambaan apapun kecuali Allah SWT semata-mata. Kalimat syahadah ini memberikan

pemahaman kepada kita dalam memahami dan bersikap bahwa tidak ada pencipta kecuali

Allah saja, tiada pemberi rizki selain Allah, tiada pemilik selain Allah, tiada yang dicintai

selain Allah, tiada yang ditakuti selain Allah, tiada yang diharapkan selain Allah, tiada yang

menghidupkan dan mematikan selain Allah, tiada yang melindungi selain Allah, tiada daya

dan kekuatan selain Allah dan tiada yang diagungkan selain Allah. Kemudian pengakuan

Muhammad Rasulullah adalah menerima cara menghambakan diri berasal dari Rasulullah

SAW sehingga tata cara penghambaan hanya berasal dari tuntunan Allah yang disampaikan

kepada rasul-Nya.

II. Definisi Syahadah

Secara bahasa, “Asyhadu” berarti saya bersaksi. Kesaksian ini bisa dilihat dari waktu,

termasuk dalam aktivitas yang sedang berlangsung dan masih sedang dilakukan ketika

diucapkan Asyhadu ini sendiri memiliki tiga arti:

a. Al I’lan (pernyataan), QS. Ali Imran (3) : 18

b. Al Wa’d (janji), QS. Ali Imran (3) : 81

c. Al Qosam (sumpah), QS. Al Munafiqun (63) : 2

Secara istilah syahadat merupakan pernyataan, janji sekaligus sumpah untuk beriman

kepada Allah dan Rasul-Nya

melalui :

a. Pembenaran dalam hati (tasdiqu bil qolbi)

b. Dinyatakan dengan lisan (al qaulu bil lisan)

c. Dibuktikan dengan perbuatan (al ’amalu bil arkan

Page 2: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

III. Makna Laa ilaaha Illallah

‘Laa Ilaaha Illallah’ berarti membuang seluruh ilah dan illahllah berarti menetapkan Allah

sebagai satu-satunya Ilah yang sebenar-benarnya berhak di sembah. "Ilah" di dalam bahasa

Arab memiliki akar kata alaha yang berarti antara lain : tenteram, lindungan, cinta, dan

sembah. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.

Ingatlah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram"(QS. Ar Ra’ad(13) :

28)

Jadi dengan demikian maka kalimat Laa Ilaaha Illallah mengandung beberapa pengertian

sebagai yaitu : Laa khaliqa Illallah (Tiada Pencipta kecuali Allah), Laa Raziqa Illallah (Tiada

Pemberi Rizqi kecuali Allah), Laa Mudabbira Illallah (Tiada Pengelola kecuali Allah), Laa

Hakima Illallah (Tiada Pembuat Hukum kecuali Allah), Laa Waliyya Illallah (Tiada Pelindung

kecuali Allah), Laa Ghayata Illallah (Tiada Tujuan kecuali Allah), Laa Ma’buda Illallah (Tiada

Sesembahan kecuali Allah).

IV. Makna Muhammadurrasulullah

Rasulullah merupakan contoh teladan yang utama bagi setiap muslim dan keteladanan ini

bersifat total baik secara vertikal kepada Allah yang berupa ibadah-ibadah khusus maupun

yang bersifat horisontal kepada sesama makhluk yang berupa ibadah-ibadah yang bersifat

umum.

V. Syarat syahadat dan yang membatalkan syahadat

Syarat syahadat ada tujuh, yaitu:

1. Pengetahuan

Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib

memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi

ucapannya.

2. Keyakinan

Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat

tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.

3. Keikhlasan

Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna

syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak

akan diterima oleh Allah SWT.

4. Kejujuran

Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus

dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan.

5. Kecintaan

Page 3: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Kecintaan berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orangorang yang beriman. Cinta juga

harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan

dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah

Rasulullah SAW.

6. Penerimaan

Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan

Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan

jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran

yang datang dari syariat Islam. Artinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali

Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

7. Ketundukan

Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara

lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua perintah-

Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan antara penerimaan dengan

ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan

dengan fisik. Oleh karena itu, setiap muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan

ajaran Islam dalam kehidupannya.

Yang membatalkan syahadat

1. Thaghut:

Bekerja untuk selain Allah

Memberikan kepada selain Allah (melakukan sesuatu dan meninggalkan sesuatu bukan

karena Allah)

Memberikan ketaatan kepada selain Allah

Berhukum kepada selain Allah

Benci dan lari meninggalkan keyakinan terhadap keesaan Allah

Tidak mengenal Allah dengan cara yang benar, tidak bersumber pada AlQu’an dan

sunnah

2. Syirik:

Berjampi/meru’yah tidak sesuai dengan AlQur’an dan sunnah

Berhubungan dengan jin (secara langsung)

Meminta tolong kepada yang berhubungan dengan jin

Meramal nasib

Menghadiri majelis dukun dan paranormal

Meminta berkah kepada kuburan

Meminta tolong kepada orang yang telah meninggal

Bersumpah kepada selain Allah

Merasa sial karena melihat/mendengar sesuatu

Page 4: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Materi 2

Ma’rifatullah Dan Ma’rifatul Islam Sebuah hal yang harus tertanam dalam diri manusia karena pada dasarnya manusia telah

bersaksi bahwa Allah adalah Rabbnya (Q.S 7:172) dan dalam hadits Rasululllah dikatakan

bahwa jiwa manusia adalah fitrah.

1. Dengan mengenal Allah kita akan mengenal diri kita.

2. Perlu mengenal Allah karena begitu banyak dalil yang terhampar di sekitar kita yang

tidak mungkin dinafikkan baik secara akal sehat maupun dengan berbagai pendekatan

ilmu. Setiap ayat Allah akan menjadi bahan berfikir dan penambah keimanan serta

ketakwaan.

3. Hasil dari pengenalan kepada Allah adalah bertambahnya iman dan takwa sehingga

dapat memberikan ketenangan, memberikan keamanan, mendapatkan kebebasan,

memperoleh keberkahan, menjadi pemimpin dunia, mendapatkan kehidupan yang baik,

kebahagian di akhirat kita akan dimasukkan kedalam surga dan mendapatkan

keridhaan Allah.

4. Merupakan kewajiban bagi seorang muslim

5. Mengenal Allah dengan mentadaburi ayat-ayat-Nya adalah sangat penting dan utama

agar selamat dari api neraka.

Untuk mengenal Allah kita memerlukan jalan,yaitu:

1. Lewat akal:

Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini:

fenomena terjadinya alam (52:35)

fenomena kehendak yang tinggi(67:3)

fenomena kehidupan (24:45)

fenomena petunjuk dan ilham (20:50)

fenomena pengabulan doa (6:63)

Ayat Qur'aniyah/ayat Allah di dalam Al-Qur’an:

keindahan Al-Qur' an (2:23)

pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70]

pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55)

2. Lewat memahami Asma’ul Husna:

Allah sebagai Al-Khaliq (40:62)

Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6)

Allah sebagai pemilik (2:284)

Dan sebagainya (59:22-24)

Page 5: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

3. Melalui para Rasul

Manusia juga bisa mengenal Allah melalui kisah Rasul-rasul yang diutus-Nya untuk

menyebarkan risalah-Nya.

Hal-hal yang dapat menghalangi kita untuk mengenal Allah, yaitu:

1. Kesombongan (QS 7:146; 25:21).

2. Dzalim (QS 4:153)

3. Bersandar pada panca indera (QS 2:55) .

4. Dusta (QS 7:176)

5. Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) .

6. Berbuat kerusakan/Fasad .

7. Lalai (QS 21:1-3) .

8. Banyak berbuat ma’siyat .

9. Ragu-ragu (QS 6:109-110)

Hakikat Rukun Islam

Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu Rukun Islam. Rukun Islam merupakan landasan

operasional dari Rukun Iman. Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan megerjakan

Rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya.

Syahadat adalah agreement (perjanjian) antara seorang muslim dengan Allah SWT

[7.172]. Seseorang yang telah menyatakan Laa ilaaha ilallaah berarti telah siap untuk

fight (bertarung) melawan segala bentuk ilah di luar Allah dida1am kehidupannya

[29:2].

Shalat adalah training: sebagai latihan agar setiap muslim di dalam kehidupannya

adalah dalam rangka sujud (beribadah) kepada Allah [6:162]

Zakat adalah training, yaitu sebagai latihan agar menginfakkan hartanya, karena

setiap harta seorang muslim adalah milik Allah.[57:7, 59:7]. "Engkau ambil zakat itu

dari orang-orang kaya mereka dan engkau kembalikan kepada orang-orang fakir

mereka” (HR Mutafaqun ‘alahi).

Shoum adalah training, yaitu sebagai latihan pengendalian kebiasaan pada jasmani,

yaitu makan dan minum dan ruhani, yaitu hawa nafsu. [2:185]

Haji adalah training, yaitu sebagai latihan dalam pengorbanan jiwa dan harta di jalan

Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan derajat dengan sesama manusia.

[22:27-28]

Page 6: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Defenisi Islam secara Ethimologi/Bahasa :

Islamuk Wajih : menundukkan wajah [Q.S. 4:125]

Al-istislaam : Tunduk patuh, berserah diri [Q.S. 2: 131, 3:83]

As-saliim : Suci bersih [Q.S. 26: 89]

As-salam : Selamat dan sejahtera [Q.S. 6: 54]

As-silm : Perdamaian [Q.S. 47: 35]

Sullam : Tangga, yang berarti bertahap

Defenisi Islam secara Istilah :

Islam adalah ketundukan (al-khudhu’) kepada wahyu Illahi [Q.S. 53: 4, 21:7] yang

diturunkan kepada para nabi dan rasul [Q.S. 2:136, 3: 84] khususnya Muhammad saw,

sebagai hukum/ aturan Allah swt [Q.S. 5: 48-50] yang membimbing ummat manusia ke jalan

yang lurus [Q.S. 6: 153] manuju kebahagiaan dunia dan akhirat [Q.S. 16: 97, 2: 200, 28: 77]

Defenisi Islam secara Terminologis :

Menurut Sa’id Hawa dalam bukunya Al-Islam, Al-Islam adalah “menerima segala perintah

dan larangan Allah swt, yang telah diwahyukan kepada para Nabi dan Rasul.”

Letak Kesempuranaan Islam

Sempurna sistemnya (Syumuliatul Minhaj)

Berlaku sepanjang zaman (Syumuliatuzzaman)

Berlaku dimanapun dan kondisi apapun (Syumuliatul makaan)

Materi 3

Ma’rifaturrasul

Nabi Muhammad SAW seorang hamba yang dipilih Allah untuk menyampaikan ajaran Islam.

Rasul kita ini terlahir dengan nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib

pada tanggal 12 Rabbiul awal 571 M di Mekkah, sebuah daerah di bagian agak selatan

Jazirah Arab. Daerah ini biasa dibilang masih terbelakang, jauh dari pusat perdagangan,

apalagi seni dan pengatuhan, di usia enam tahun ibundanya pun pergi ke alam Baqo’.

Sedih……of course ! Muhammad melewati masa-masa yang sulit, dia hidup dengan kakeknya

yang telah berusia senja tetapi sangat menyayangi beliau. Kehidupan harus terus berjalan,

Muhammad pun menjadi sosok cerdas dan cakap. Kedewasaan jiwanya tertempa dengan baik.

Nabi Muhammad SAW memiliki sifat jujur dan adil, sabar, bijaksana, cerdas.

Page 7: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Materi 4

Ghauzul Fikr

Upaya – upaya yang dilakukan oleh orang kafir dilakukan secara terus menerus tanpa

mengenal lelah(Q.s 2 : 217). Tujuan merek adalah untuk menjauhkan kita dari agama islam

dan masuk kedalam agama mereka, paling tidak kita dibuatnya lalai dalam melaksanakan

ajaran islam. Dalam bahasa arab, GF masudnya ialah serangan pemikiran yang dilancarkan

oleh musuh-musuh islam secara terus-menerus dan terorganisir untuk merubah agama dan

kepribadian umat islam. Dan sebagai sasaran yang paling utama adalah remaja atau pemuda

islam. Dampaknya dari semua usaha mereka itu adalah lahirnya generasi-generasi islam yang

kosong dari pemahaman islam yang tidak mengenal agama sendiri. Untuk menjauhkan kita

dari agama islam yang kita cintai ini, yaitu diantaranya melalui :

1. Fun (hiburan) 6. Sexs

2. Food (makanan) 7. Sinema (Film)

3. Fashion (mode) 8. School (sekolah)

4. Foundation (yayasan/ lembaga) 9.Sport (Olahraga)

5. Song ( musik/lagu)

Sasaran Ghowzul Fikr

1. Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. QS. 17:73 ; QS. 5:49

2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir. QS. 2;217, QS.

2;120

3. Memadamkan cahaya (agama) Allah. QS. 61;8, QS. 9;32

Metode Ghowzul Fikr

1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas.

Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan) Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-

raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.

Tasywih (Pencemaran/pelecehan) Upaya orang kafir untuk menghilangkan

kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara

buruk.

Tadhlil (penyesatan)

Upaya orana kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara yang

kasar.

Taghrib (pembaratan/westernisasi) Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi

Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku

barat.

2. Menyerang Islam dari dalam

Penyebaran faham sekuralisme

Page 8: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.

Penyebaran faham nasionalisme

Nasionalisme mmbunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat

Islam. (Hadits 1) .

Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya.

Hasil Ghowzul Fikr

1. Umat Islam menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah QS 25:30

2. Minder dan rendah diri QS 3:139

3. Ikut-ikutan QS 17:36

4. Terpecah-belah QS 30:32

Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas dan pasti. Tetapi musuh Islam berusaha

menghilangkan nilai keislaman dari umat Islam secara perlahan-lahan. Maka disodorkanlah

pada muslimin nilai yang tidak Islami. Mulanya umat Islam tidak menerimanya (tidak terasa)

tapi lama kelamaan karena usaha mereka yang terus-menerus ditambah umat Islam yang

malas mengkaji Al-Qur’an dan Sunnah, maka umat Islam akan larut dan tenggelam dengan

nilai-nilai non Islam tersebut, bahkan nilai-nilai yang menyimpang dengan Islam sudah

danggap biasa. Dan sebaiknya ketika disodorkan nilai-nilai Islam mereka tidak mau

menerima Islam dan menjauh, seperti yang terjadi sekarang ini.

Materi 5

Baca, Tulis Al-Qur’an

Al-Quran adalah kalam Allah swt, yang dengan membacanya akan mempunyai nilai ibadah.

Sebagaimana ibadah yang lain, maka dalam membaca Al-Quran harus diperhatikan adab-

adabnya. Salah satu di antara adab tersebut adalah membaca dengan tartil. Tartil adalah

membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Quran dengan terang dan teratur, mengenal tempat-

tempat waqaf, sesuai dengan aturan-aturan tajwid, serta tidak terburu-buru. Semua ulama

sepakat bahwa membaca Al-Quran dengan baik dan benar adalah sebuah kewajiban bagi

seorang muslim.

Page 9: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Definisi Ilmu Tajwid

Lafaz tajwid menurut bahsa artinya membaguskan. Sedangkan menurut istilah,

”mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan haknya dan

mustahak-nya.” Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya

seperti sifat al-jahr, isiti’la’, istifal, dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan

mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa’,

dan lain sebagainya.

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Hukum mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah fardhu kifayah. Sedangkan membaca

Al-Quran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hukumnya fardhu ‘ain. Jadi, mungkin saja terjadi

seorang qari’ (pembaca Al-Quran), bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali tidak

mengetahui ilmu-ilmu tajwid, seperti idzhar, mad wajib, mad jaiz, dan lain sebagainya. Maka

baginya sudah cukup apabila muslim yang lain sudah banyak mempelajari teori ilmu tajwid,

karena hal ini fardhu kifayah.

Firman Allah swt. dalam Al-Quran :

“...Dan bacalah Al-Quran dengan tartil.” (Al Muzammil: 4) Ali ra. menjelaskan arti tartil

dalam ayat ini, yaitu men-tajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqaf.

Hukum Nun Mati dan Tanwin

1. Idzhar, artinya jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf

idzhar ( ع غ خ ح ه ء ). Contoh; ري ق ام وق مق

2. Idgham, artinya memasukkan. Kaidah ini ada dua macam, yaitu : Pertama, idgham

ma’alghunnah (idgham bighunnah), artinya memasukkan dengan disertai dengung. Apabila

ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ( و م ن ي ) maka dibaca dengan disertai

dengung. Kedua, idgham bilaghunnah, artinya memasukkan tanpa dengung. Apabila ada nun

mati atau tanwin bertemu dengan huruf ل dan ر maka dibaca tanpa disertai dengan

dengungan. Contoh idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah sebagai berikut : نربم ا حتم , ا

ررمق م ورر

3. Iqlab; artinya mengubah. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ب ,

maka berubah menjadi mim dan disertai dengan dengung. Contoh : نق لخ ق ا

Page 10: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

4. Ikhfa’. Artinya menutupi. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf

ikhfa’ maka dibaca dengan samar-samar (antara idzhar dan idgham). Huruf-huruf ikhfa’ ada

15 yaitu semua huruf selain huruf-huruf di atas. Contoh : م انق ا تحح

Hukum Mim Mati

Apabila terdapat mim mati dalam bacaan Al-Quran, maka hokum bacaannya adalah sebagai

berikut :

1. Ikhfa’ syafawi, yaitu jika ada mim mati bertemu ba’, maka cara membacanya mim tampak

samar disertai dengan ghunnah. Contoh : مق رق ا بنق ( ت – مق ) مق مق 2. Idgham mislain; yaitu apabila ada mim mati bertemu dengan mim, maka cara membacanya

harus disertai dengan dengungan.

Contoh : نيمرن ق بح مق ا ( م – مق )

3. Idzhar syafawi; yaitu apabila terdapat mim mati bertemu dengan selain dua huruf di

atas, maka mim harus dibaca dengan jelas tanpa ghunnah, terutama ketika bertemu dengan

fa’ dan waw. Contoh : مق حق مر ( ب – مق ) ا يارق تر

Hukum Mad

Arti mad menurut bahasa adalah ‘tambahan’, sedangkan secara istilah berarti

memanjangkan suara dengan lama ketika mengucapkan huruf mad. Hukum mad ada tiga,

yaitu :

1. Waw sukun yang huruf sebelumnya berharakat dhammah;

2. Ya’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah;

3. Alif yang sebelumnya berharakat fathah.

Adapun mad terbagi sebagai berikut :

Pertama, mad tahabi’I atau mad asli. Panjangnya 2 harakat. Contoh : يد – اد ا ود – ا

هيح ود Kedua, mad far’i. Panjangnya dua sampai enam harakat. Pemanjangan mad ini . ا

ada yang disebabkan bertemu dengan hamzah dan ada yang disebabkan waqaf (berhenti),

ada yang disebabkan bertemu huruf sukun dan ada yang karena aslinya harus dibaca

panjang.

Mad far’i terbagi menjadi dua, yaitu :

A. Mad yang dibaca panjang karena bertemu dengan huruf hamzah :

Mad wajib muttasil, yaitu apabila mad bertemu dengan hamzah dalam satu kata.

panjangnya 5 harakat ketika easaal (terus) dan 6 harakat ketika waqaf.

Page 11: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Contoh : ءحقد ح Mad jaiz munfasil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kata

yang terpisah. Panjangnya 2 sampai 5 harakat. Pembacaannya pun harus seragam.

Kalau memulai dengan 2 harakat, maka seterusnya harus dibaca 2 harakat.

Contoh :

Mad shillah thawillah, yaitu apabila ba’ dhamir bertemu dengan hamzah dalam kata

yang terpisah. Panjangnya sama dengan mad jaiz munfasil.

Contoh :

Mad badal, yaitu apabila hamzah bertemu dengan huruf mad. Panjangnya 2

harakat.Contoh :

B. Mad yang dibaca panjang karena sukun

Mad ‘arid lis sukun, yaitu apabila mad thabi’i jatuh sebelum huruf yang

diwaqaf-kan. Panjangnya 2 sampai 6 harakat. Contoh :

Mad layin, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf yang sebelumnya waw

sukun atau ya’ sukun yang didahului oleh huruf berharakat fathah.

Panjangnya 2 sampai 6 harakat. Contoh :

Mad ‘iwadz, yaitu berhenti pada huruf yang bertanwin fathah. Panjangnya 2

harakat. Contoh :

Mad tankiin, yaitu apabila ada ya’ ber-tasydid bertemu dengan ya’ sukun.

Panjangnya 2 harakat. Contoh :

Mad lazim mutsaqal kalimi, yaitu apabila ada huruf sukun jatuh sesudah mad

badal. Panjangnya 6 harakat. Contoh :

Mad farq, yaitu apabila terdapat huruf yang ber-tasydid jatuhsetelah mad

badal panjangnya 6 harakat.

Page 12: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Mad lazim harmiy usyba’, yaitu huruf-huruf yang terdapat dalam pembukaan

surat. Huruf ini dibaca 6 harakat.

Mad lazim mukhaffaf harmiy, yaitu huruf yang juga terdapat dalam

pembukaan surat. Huruf ini dibaca 2 harakat.

Tanda Tanda Waqof

Dalam Al Quran ada beberapa tanda waqof yang harus difahami agar seorang pembaca Al-

quran dapat membaca alquran dengan baik tanpa mengurangi arti dari ayat ayat yang

dibacanya. Hal ini disebabkan bacaan Al-quran apabila dibaca dan berhenti ditempat yang

salah maka akan berubahlah artinya. Tanda-tanda waqof itu adalah sebagai berikut:

Dilarang berhenti / wajib terus ال

Dilarang terus / wajib berhenti م

Sebaiknya berhenti خ

Sebaiknya terus صخ

“Bacalah Al-Quran, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi orang-

orang yang mempelajari dan menaatinya.” (HR. Muslim)

Istilah-Istilah dalam Al-Quran

Pertama, sajdah; sunnah melakukan sujud tilawah. Sajadah terdapat di 15 surat

dalam Al-Quran. Sujud ketika menjumpai sajdah dalam Al- Quran hukumnya sunnah

dilakukan di dalam dan di luar shalat, disunnahkan bagi yang membaca dan

mendengarkannya. Kecuali di dalam shalat, kalau imam tidak sujud, maka makamum

mengikuti imam. Disyaratkan bagi yang melakukan menghadap kiblat, suci dari

hadats, boleh dilakukan dengan diawali berdiri atau duduk, boleh juga diawali dengan

takbiratul ikram atau tanpa dengannya, diakhiri tanpa salam atau dengannya.

...Subhaa narabbiyal ’alaa.. (Maha suci Allah yang Maha tinggi)

Kedua, saktah; berhenti sejenak tanpa bernafas. Menurut Imam Hafs, saktah hanya

ada di empat tempat, cirinya ada huruf sin, yaitu :

Surat Al-Kahfi : 1-2

Surat Yasin : 52

Surat Al-Qiyamah : 27

Surat Al-Muthaffifin : 14

Page 13: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Tujuan membaca saktah untuk meluruskan arti ayat-ayat tersebut di atas. Ketiga,

isymam; yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat bibir, cara ini

harus langsung melihat dari seorang guru yang pernah ber-talaqqi. Isymam dibaca

ketika membaca surat Yusuf ayat 11.

Keempat, imalah; artinya membaca fathah yang miring ke kasrah. Imalah dibaca

ketika membaca surat Hud ayat 41, pada ra’ dibaca re’ (baca : seperti remote). Jadi

majreha.

Kelima, tashil; artinya membaca hamzah dengan suara yang tidak jelas sehingga mirip

ha dengan tujuan agar lebih mudah. Tashil dibaca dalam surat Fushilat ayat 44.

Dalam riwayat lain, tashil dibaca dengan menyatukan hamzah dan alif.

Keenam, ash-shofr al-mustadir; yaitu bulatan sempurna, tanda ini biasanya terdapat

di mushaf-mushaf Timur Tengah, diletakkan di atas huruf mad yang menunjukkan

bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika wasal (terus) atau waqaf.

Ketujuh, ash-shofr al-mustadir, yaitu bulatan sempurna, tanda ini biasanya terdapat

pada mushaf – mushaf Timur Tengah, diletakkan di atas huruf mad yang

menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika wasal atau

waqaf. Contoh : ئك دو

Kedelapan, ash-shofr al-mustatilul qaim; bulatan lonjong tegak, biasanya diletakkan

di atas mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika wasal, namun dibaca panjang

ketika waqaf. Contoh: ح د هر خ

Kesembilan, naql; memindahkan harakat hamzah pada huruf sebelumnya. Contoh :

ئس إل د ب سم dibaca سم ل س ئ ب

Materi 6

Catatan Fiqih

THAHARAH (Bersuci)

Thaharah artinya bersuci yaitu membersihkan diri dari najis dan hadast kecil atau besar

dan cara mensucikannya. Menurut hukum syara’, kedudukan bersuci dalam ibadah Islam

sangat penting. Thaharah termasuk syarat yang menentukan diterima atau ditolak oleh

Allah SWT ibadah seseorang.

Air dan macam-macamnya.

1. Air mutlak, hukumnya ialah bahwa ia suci lagi menyucikan. Artinya bahwa ia suci pada

dirinya dan menyucikan bagi lainnya. Antara lain :

Page 14: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

a. Air hujan, salju atau es, dan air embun. Berdasarkan firman Allah SWT, ”..Dan Allah

menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu.” (Q.S.Al-Anfal : 11).

b. Air laut, berdasarkan hadist Abu Hurairah r.a. katanya : “Seorang laki-laki

menanyakan kepada Rasulullah, katanya : Ya Rasulullah, kami biasa berlayar di lautan

dan hanya membawa air sedikit. Jika kami pakai air untuk berwudhu, akibatnya kami

akan kehausan, maka bolehkah kami berwudhu dengan air laut? Berkata Rasulullah

SAW : “Laut itu airnya suci lagi menyucikan, dan bangkainya halal dimakan.”

c. Air telaga, karena apa yang diriwayatkan dari Ali r.a.yang artinya bahwa Rasulullah

SAW meminta seemberpenuh dari air zam-zam, lalu diminumnya sedikit dan

dipakainya buat berwudhu. (H.R.Ahmad)

d. Air yang berubah disebabkan lama tergenang atau tidak mengalir.

2. Air musta’mal, yang terpakai. Yaitu air yang telah terpisah dari anggota-anggota orang

yang berwudhu dan mandi. Hukumnya suci lagi menyucikan seperti halnya air mutlak. Hal itu

dikarenakan asalnya yang suci, sedang tidak dijumpai suatu alasan pun yang membatalkannya

dari kesucian itu.

3. Air yang bercampur dengan barang yang suci. Misalnya dengan sabun, tepung, dan lain-lain

yang bisanya terpisah dari air. Hukumnya tetap menyucikan selama kemutlakannya masih

terplihara. Jika sudah tidak, hingga ia tak dapat lagi dikatakan air mutlak, maka hukumnya

ialah suci pada dirinya, tidak menyucikan bagi lainnya.

4. Air yang bernajis, dalam hal ini terdapat dua macam pendapat :

a. Bila najis itu mengubah salah satu diantara rasa, warna, atau baunya. Dalam keadaan

ini para ulama besepakat bahwa air itu tidak dapat dipakai untuk bersuci.

b. Bila air tetap dalam keadaan mutlak, dengan arti salah satu diantara sifat tiga tadi

tidak berubah, hukumnya ia adalah suci dan menyucikan, dengan jumlah yang sedikit

atau pun banyak.

Perihal Najis

Najis adalah kotoran yang bagi setiap Muslim wajib mensucikan diri dari padanya dan

mensucikan apa yang dikenainya.

Macam-macam najis :

1. Bangkai, kecuali :

a. Bangkai ikan dan belalang.

b. Bangkai binatang yang tidak mempunyai darah mengalir, seperti semut.

c. Tulang dari bangkai, tanduk, bulu, rambut, kuku, dan kulit.

2. Darah, baik ia mengalir atau tertumpah. Misalnya yang mengalir dari hewan yang

disembelih.

Page 15: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

3. Daging babi.

4. Muntah.

5. Kencing.

6. Kotoran manusia.

7. Wadi, yaitu air putih kental yang keluar mengiringi kencing.

8. Madzi, yaitu air putih bergetah yang keluar sewaktu mengingat senggama atau ketika

sedang bercanda.

9. Mani. Sebagian para ulama berpendapat bahwa ia najis. Pendapat yang kuat ia adalah suci,

tetapi disunatkan mencucinya bila ia basah, dan mengoreknya bila kering.

10. Kencing dan kotoran binatang yang tidak dimakan dagingnya.

11. Binatang jallalah, yaitu binatang yang memakan kotoran yang dagingnya tidak baik bagi

manusia.

12. Khamar yaitu arak.

13. Anjing.

Macam-macam najis ada 4 tingkatan :

1. Najis mughallazah, yaitu najis yang berat. Disucikan dengan menggunakan air tujuh kali

dan satu kali dengan tanah atau debu yang suci. Contoh : benda atau anggota badan yang

dijilat anjing.

2. Najis mutawwasitah, yaitu najis yang sedang. Disucikan dengan menghilangkan najisnya

dengan air, bau, rasa, dan warnanya. Najis mutawwasitah ada 2 jenis, yaitu najis ainiah dan

najis hukmiah. Najis ainiah yang masih ada najisnya maka dibersihkan sampai tidak ada lagi

bau, rasa, dan warnanya. Najis hukmiah yaitu najis yang sudah kering dan tidak ada lagi

najisnya, maka disucikan dengan menyiramkan air pada yang terkena najis.

3. Najis mukhaffafah, yaitu najis yang ringan. Contohnya : kencing bayi laki-laki yang belum

makan kecuali ASI. Mensucikannya cukup dengan memercikkan air pada yang terkena najis.

4. Najis Ma’fu yaitu najis yang dimaafkan. Contohnya percikkan air yang tidak tentu

asalnya. Maka tidak perlu disucikan dan syah dipakai shalat atau tawaf.

Perihal hadast.

Hadast artinya yang menghalangi seorang muslim melaksanakan kewajiban ibadah seperti

sholat dan thawaf. Sebab seseorang yang sedang berhadast berada dalam keadaan tidak

suci.

Hadast ada dua macam :

a. Hadast kecil penyebabnya,

1. Keluar sesuatu dari kubul atau dubur.

Page 16: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2. Mengeluarkan angin berbau atau tidak berbau.

3. Mengeluarkan mazi dan wadi.

4. Menyentuh kelamin dengan telapak tangan tanpa memakai alas.

b. Hadast besar, yaitu beradanya seorang muslim dalam keadaan kotor atau jumud.

Wajib mandi janabah (junub) sebelum shalat dan thawaf. Penyebabnya :

1. Keluar mani bagi laki-laki karena mimpi waktu tidur siang atau malam.

2. Hubungan kelamin atau berzina (senggama) dengan mengeluarkan mani

ataupun tidak.

3. Seorang muslimah yang baru berhenti dari haid.

4. Seorang wanita muslim yang baru selesai nifas.

Tata cara mandi Janabah :

a. Membaca basmalah, dengan niat semata karena Allah.

b. Mencuci kotoran yang melekat pada kemaluan.

c. Berwudhu sama dengan wudhu untuk shalat, kecuali mencuci kedua kaki

ditangguhkan.

d. Menuangkan air sampai rata ke sekujur tubuh, mulai dari pangkal rambut

sampai ujung kaki didahulukan anggota yang kanan.

e. Membasuh kedua kaki dengan mendahulukan kaki kanan.

Wudhu

Wudhu adalah bersuci dengan air mengenai muka, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki.

Wudhu itu mempunyai fardhu dan rukun-rukun yang tersusun secara tertib. Perinciannya

adalah sebagai berikut :

1. Niat

2. Menyapu muka satu kali, batas muka itu panjangnya ialah dari puncak kening sampai dagu,

sedang lebarnya dari pinggir telinga sampai ke pinggir telinga yang lainnya.

3. Membasuh kedua tangan sampai siku.

4. Membasuh kepala.

5. Membasuh kedua kaki sampai ke mata kaki.

6. Tertib dan berurutan.

Sunah-sunah wudhu :

1. Memulai dengan basmalah.

2. Menggosok gigi atau siwak.

3. Membasuh dua telapak tangan sewaktu hendak memulai wudhu.

4. Berkumur sebanyak 3 kali.

5. Memasukkan air ke hidung kemudian mengeluarkannya sebanyak 3 kali.

Page 17: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

6. Menyilang-nyilangi jenggot.

7. Menyilang-nyilangi anak jari.

8. Membasuh tiga kali setiap pelaksanaan fadhu wudhu.

9. Tayamun, artinya mulai membasuh yang kanan dari yang kiri.

10. Menggosok, maksudnya melewatkan tangan ke atas anggota wudhu bersama air atau di

belakangnya.

11. Muwalat, artinya berturut-turut membasuh anggota badan jangan sampai orang yang

berwudhu itu menyela wudhunya dengan pekerjaan lain.

12. Menyapu kedua telinga.

Hikmah thaharah

Arti thaharah dalam pengertian yang lebih luas lagi mencakupi seluruh kegiatan manusia

yang berhubungan dengan maha Pencipta Allah SWT, maupun yang berhubungan dengan diri

sendiri dan sesama manusia. Thaharah yang berhubungan dengan Allah yaitu ibadah manusia

yang beribadah wajib dalam keadaan suci. Suci niat, badan, dan pikiran jadi meliputi jasmani

dan rohani.

FIQH SHOLAT

A. Pengertian Shalat

Shalat secara lughawi berasal dari kata Bahasa Arab shallayushalli- shalaatan mengandung

makna doa atau pujian. Shalat menurut syariat Islam adalah ibadah yang terdiri dari

perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan

syarat dan rukun tertentu.

Beberapa keistimewaan shalat antara lain :

1. Shalat merupakan amalan yang disyariatkan hanya untuk umat Muhammad.

2. Perintah shalat diterima langsung oleh Nabi Muhammad dari Allah azza wa jalla.

3. Shalat merupakan media komunikasi yang canggih bagi seorang hamba kepada Allah.

4. Dengan shalat seseorang mampu menundukkan jiwa dan raganya di hadapan Allah dan

dapat merasakan betapa keagungan dan kekuasaan-Nya meliputi segala ciptaan-Nya.

Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab kelak di akhirat, jika baik shalatnya,

maka baik pula amal ibadahnya yang lain. Bila buruk shalatnya, maka buruk pula amal

ibadahnya yang lain.

B. Dalil Wajib Shalat

Dalam Q.S. Al-Hajj : 77

“Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan

perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”

Page 18: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Q.S. Al-Baqarah : 43

Q.S. An-Nisa : 103

C. Eksistensi Shalat dalam Islam

1. Shalat adalah tiang agama Rasulullah SAW bersabda :

“Pokok urusan ialah Islam, sedangkan tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah berjuang

di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Mu’adz)

2. Ibadah yang pertama kali diwajibkan

3. Ibadah yang pertama kali dihisab.

4. Amalan yang membedakan dengan orang kafir.

5. Amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

6. Shalat adalah kewajiban yang tak bias ditawar-tawar.

D. Hikmah disyariatkannya shalat

1. Mencegah perbuatan mungkar (Q.S. Al-ankabut : 45). Dalam sabda Rasulullah SAW :

“Barangsiapa yang shalatnya tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar,

maka tidaklah ia mendapat apapun dari Allah kecuali hanya bertambah jauh.” (HR.

Thabrani).

2. Mendidik menjadi pribadi disiplin.

3. Melatih menjadi pribadi yang tangguh.

4. Meninggikan derajat.

5. Diampuni dosanya.

6. Shalat melatih hidup secara tertib dan teratur.

7. Shalat mengajarkan sifat tawadhu dan rendah hati.

8. Shalat meningkatkan kesehatan jasmani secara optimal.

9. Mukjizat gerakan shalat. Dalam buku “Mukjizat Gerakan Shalat”, Drs. Madyo

Wratsongko MBA mengungkapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan urat saraf,

mengaktifkan sistem keringat, dan sistem pemanas tubuh. Selain itu juga membuka pintu

oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari dalam tubuh, membiaskan

pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, dan membuka pembuluh darah di

bagian dalam tubuh.

E. Ancaman Bagi yang Enggan Shalat

1. Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa udzur sampai batas waktu habis

maka ia telah kafir. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Jabir RA Rasulullah SAW

Page 19: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

bersabda : “Batas antara seseorang dengan kekeafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR.

Muslim, Ahmad dan ash-habus Sunan).

2. Tidak akan memperoleh cahaya pada hari kiamat.

F. Syarat Wajib Shalat

1. Islam

2. Berakal

3. Baligh

4. Suci dari haid dan nifas

5. Terjaga (sadar)

6. Telah sampai perintah shalat kepadanya.

G. Syarat Sah Shalat

1. Sudah masuk waktu shalat.

2. Suci dari hadast besar dan hadast kecil.

3. Suci dari najis.

4. Menghadap kiblat.

5. Menutup aurat.

H. Rukun Shalat

1. Niat

2. Berdiri (bagi yang mampu)

3. Takbiratul Ihram

4. Membaca surah Al Fatihah

5. Ruku’

6. I’tidal

7. Sujud

8. Duduk di antara 2 sujud

9. Duduk tasyahud akhir

10. Membaca do’a tasyahud akhir

11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW

12. Memberi salam

13. Tertib

I. Sunah-sunah Shalat

1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, akan melakukan rukuk, bangkit dari

rukuk, dan berdiri pada rakaat yang ketiga (setelah tahiyat awal).

2. Meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri ketika bersedekap.

Page 20: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

3. Membaca do’a iftitah sesudah takbiratul ihram.

4. Membaca “aamiin” setelah membaca surah Al-Fatihah.

5. Membaca ayat atau surah Al-Qur’an sesudah membaca surah Al-Fatihah pada rakaat

pertama dan kedua.

6. Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan ayat atau surah Al-Quran pada rakaat pertama dan

kedua dalam shalat Maghrib, Isya, dan Subuh bagi imam.

7. Membaca takbir ketika berpindah rukun.

8. Meluruskan bagian belakang kepala dengan punggung ketika rukuk.

9. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud.

10. Membaca “Sami’allahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk dan membaca “Rabbanaa

walakal-hamdu”.

11. Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha ketika duduk tasyahud.

12. Duduk Iftirasy dalam semua duduk shalat.

13. Duduk tawarruk ‘bersimpuh’ pada waktu tasyahud akhir.

14. Membaca salam yang kedua.

15. Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri pada waktu membaca salam yang pertama dan

kedua.

J. Hal-hal Yang Makruh Dalam Shalat

1. Tidak menyempurnakan rukuk dan sujud.

2. Berpaling ke kanan atau ke kiri ketika shalat.

3. Menengadah ke langit.

4. Menggerak-gerakkan anggota badan.

5. Meludah ke depan.

6. Bertolak pinggang.

7. Menguap.

8. Membunyikan ruas jari tangan.

9. Menahan buang air besar, air kecil, maupun kentut.

10. Menahan keinginan makan dan minum sesudah makanan

tersedia.

11. Memejamkan mata.

12. Melakukan shalat ketika sedang mengantuk.

13. Menurunkan kain hingga mengenai lantai (bagi laki-laki).

K. Hal-hal Yang Membatalkan Shalat

1. Meninggalkan salah satu syarat sahnya shalat.

Page 21: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2. Meninggalkan salah satu rukun atau sengaja tidak menyempurnakannya seperti melakukan

i’tidal sebelum rukuk.

3. Banyak bergerak.

4. Berbicara dengan sengaja.

5. Makan dan minum.

PENYELENGGARAAN JENAZAH MENURUT TUNTUNAN ISLAM

A. PERSIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN

Berkenaan dengan kematian orang lain, maka kitapun harus mempunyai persiapan untuk

menghadapinya, dari orang tersebut sakit, sekarat, sampai meninggal.

Menjenguk Orang Sakit

Menjenguk orang sakit hukumnya sunah. Guna menghibur kesedihannya.

Menghadapi Orang Sakit Parah

Orang yang sudah sakit parah, sedang menghadapi sekarat dan kemungkkinan akan

menghembuskan nafas yang terakhir, kepadanya hendaklah dilakukan beberapa hal yang

disunahkan Rasulullah, diantaranya yaitu : 1. Dihadapkan ke kiblat, 2. Ditalqinkan dengan

kalimat tauhid, 3. Sebaiknya dibacakan Surat Yaasiiin.

Mengurus Mayat Yang Baru Meninggal

1. Memejamkan matanya, menyebut yang baik-baik saja, mendoakan dan memintakan ampun

atas dosanya.

2. Menyedekapkan tangannya diatas perut, meluruskan kakinya, dan mengatupkan mulutnya

jika ternganga, bila diperlukan boleh memakai tali pengikat.

3. Meletakkan mayat dengan posisi menghadap kiblat, sebagaimana ketika sedang sakit

parah.

4. Menutupi seluruh badanya dengan kain. Ini dilakukan agar auratnya tertutup sebagai

kehormatan baginya.

5. Dibolehkan bagi yang masih hidup mencium mayat tersebut sebagai tanda sayang dan

duka cita atas kematiannya.

6. Jika mayat punya hutang segera dibayarkan, baik dari harta peninggalan si mayat atau

dari harta keluarganya.

7. Memberitahukan kematiannya kepada keluarga, kaum kerabat, dan kaum muslimin.

8. Tidak boleh meratapi kematiannya, karena semuanya sudah menjadi ketentuan Allah

SWT karenanya keluarganya harus melepasnya dengan rela dan ikhlas.

Page 22: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

9. Harus dihindari dari segala sesuatu yang mengandung unsure syirik, khurafat, tahayul,

dan bid’ah seperti membakar kemenyan, membaca mantra-mantra dan lainnya

B. MEMANDIKAN JENAZAH

Hukum Memandikan Jenazah

Memandikan jenazah hukumnya fardhu kifayah (wajib kolektif). Semua orang islam yang

meninggal harus dimandikan selagi dapat dijumpai tubuhnya atau sebagian tubuhnya., kecuali

ada beberapa oranng yang tidak wajib dimandikan, yaitu:

1. Orang yang mati syahid, yaitu gugur dalam jihad membela agama Allah, perang melawan

orang kafir.

2. Tubuhnya tidak memungkinkan untuk dimandikan. Seperti orang yang mati terbakar,

kulitnya melepuh atau hangus, jika dimandikan akan terkelupas atau yang lainnya.

3. Bayi yang gugur sebelum sempurna masanya dalam kandungan, dan ketika keluar sudah

tidak bernyawa (keguguran)

Persiapan Memandikan Jenazah

1. Tempat Pemandian Jenazah

Tempat ini harus tertutup agar tidak terlihat oleh orang lain dari luar, dan luas supaya

memudahkan proses memandikan.

2. Peralatan mandi jenazah, diantaranya:

a. Wadah air bersih, seperti drum, bak air, dan lain-lain.

b. Wadah air kecil, seperti ember untuk wadah air kapur barus, air sabun, air bedara, dan

lain-lain.

c. Siduk atau gayung air.

d. Dipan atau bangku untuk meletakkan jenazah, bagian kepala lebih ditinggikan, jika ada,

kalau tidak ada bisa dipangku.

e. Kapas untuk membersihkan kotoran jenazah.

f. Sarung tangan untuk menceboki jenazah.

g. Haduk untuk mengeringkan badan jenazah.

h. Kain jari untuk tutup seperlunya.

i. Orang yang akan memandikan jenazah.

Orang yang paling berhak memandikan jenazah adalah keluarga dekatnya, seperti anak,

orang tua, suami, istri, kakak, adik, paman, keponakan, dan seterusnya dari kalangan mahram

atau kerabatnya. Kalau tidak ada keluarganya boleh orang lain.

Page 23: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Cara Memandikan Jenazah

1. Baringkan jenazah di atas dipan atau bangku dengan meninggikan bagian kepalanya.

2. Ambil kain untuk menutupi aurat jenazah, kemudian lepaskan pakaian yang semula dipakai

oleh jenazah yang biasanya dalam keadaan kotor.

3. Yang memandikan hendaknya mulai dengan niat memandikan jenazah, lalu membaca

Basmalah.

4. Kepala dan punggung jenazah diangkat (posisi setengah duduk) lalu perutnya diurut pelan-

pelan (untuk mengeluarkan kotorannya) sambil disiram air. Setelah yakin kotorannya habis

jenazah diceboki sampai bersih (sebaiknya menggunakan sarung tangan), kemudian

masukkan jari-jari kemulutnya untuk membersihkan gigi dan mulutnya untuk membersihkan

gigi dan mulutnya (juga sebaiknya menggunakan saung tangan yang bersih), selanjutnya juga

bersihkan pula kotoran-kotoran yang ada di telinga, mata, dan hidungnya dengan kapas.

5. Jenazah di wudhu’kan sebagaimana wudhu’ untuk shalat, dengan anggota wudhu’ untuk

muka, kedua tangan sampai siku, kepala, dan kedua kaki sampai mata kaki. (wudhu’ ini juga

boleh dikerjakan setelah selesai memandikannya).

6. Jenazah dimiringkan ke kiri, lalu siram bagian kanannya sampai kaki dengan air bersih

tiga kali sambil di gosokpelanpelan dengan air sabun. Kemudian miringkan jenazah ke kanan,

lalu siram bagian kirinya dari kepala sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil digosok

pelan-pelan dengan air sabun. Kemudian jenazah diterlentangkan kemudian siram bagian

depannya dari kepala (muka) sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil digosok pelan-

pelan dengan air sabun. Selanjutnya bilaslah jenazah tersebut secukupnya hingga bersih

tidak ada air sabunnya lagi.

7. Setelah jenazah bersih, siramlah bagian kanan, kiri, dan depannya (mengulangi

sebagaimana pada posisi/cara sebelumnya) dengan air kapur barus, air bidara atau

harumharuman lainnya dari kepala sampai kaki sebanyak tiga kalitiga kali, atau boleh juga

satu atau lima kali.

8. Keringkan badan jenazah dengan handuk dengan mengambil kain basahannya diganti

dengan kain kering bersih yang bias menutup seluruh tubuh jenazah.

9. Terakhir, angkatlah jenazah pelan-pelan menuju tempat untuk mengkafaninya dengan

kain kafan yang sudah disediakan. Perlu diingat, bahwa orang yang memandikan jenazah

tidak boleh mengomentari atau membeberkan aib jenazah yang dia saksikan.

C. MENGKAFANI JENAZAH

Yang dimaksud mengkafani jenazah ialah membungkus jenazah dengan kain kafan setelah

dimandikan dan sebelum dishalatkan dengan syarat-syarat tertentu sesuai dengan syariat

islam.

Page 24: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Hukum Mengafani Jenazah

Hukum mengkafani jenazah fardhu kifayah sebagaimana hukum memandikannya, bagi orang

yang masih hidup, untuk jenazah orang yang beragama islam. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan berkenaan dengan mengafani jenazah ini, diantaranya adalah:

1. Kain kafan diambil dari harta peninggalan jenazah.

2. Pemakaian kain kafan harus disempurnakan (dengan sebaik-baiknya).

3. Tidak boleh berlebih-lebihan memillih kain kafan dengan harga yang mahal.

4. Jumlah kain kafan paling sedikit satu lapis, baik untuk laki-laki atau perempuan, hal ini

sudah memadai dan mencukupi tuntunan syari’at. Namun disunahkan tiga lapis untuk laki-laki

dan lima lapis unutk perempuan.

5. Warna kain kafan boleh warna apapun, namun sebaiknya warna putih.

Persiapan mengkafani Jenazah

1. Kain kafan (kain pembungkus jenazah).

2. Tikar, untuk alas bawah tempat meletakkan mayat.

3. Kapas secukupnya, untuk menutup lubang-lubang, lekukan, dan lipatan tubuh jenazah.

4. Kapur barus, ramuan daun bedara, dan minyak wangi.

5. Gunting untuk memotong, menyobek, dan melobangi kain kafan.

6. Jarum peniti, jika diperlukan dan lain-lain yang diperlukan.

Persiapan Kain Kafan

Kain kafan yang perlu dipersiapkan lebih kurang panjangnya 10 sampai 12 meter, disesuaikan

dengan besar kecilnya Jenazah (simulasi-peraga). Jika kain kafannya banyak yang perlu

dipersiapkan adalah:

1. Kain pembungkus sekujur tubuh jenazah

Buat kain pembungkus sekuju tubuh jenazah sepanjang badan jenazah dan lebihkan kira-

kira tiga jengkal untuk ikatan diatas kepala dan dibawah telapak kaki. Buat lima utas tali

dari pinggiran kain kafan untuk pengikat jenazah setelah dibungkus.

2. Kain Baju

Yaitu kain kafan yang dipola seperti baju sederhana. Ukurannya sepanjang bahu sampai

selangkangan/pantat jenazahkali dua rangkap. Kain dilipat dua lalu dibuat lobang ditengah

sebesar ukuran leher jenazah, bagian depan digunting untuk memasukkan kepala.

3. Kain sarung

Kain yang dipakai untuk bawahan jenazah. Ukuran panjangnya sepanjang ukuran pusat

sampai mata kaki jenazah, sedangkan lebarnya selebar kain kafan yang tersedia atau bias

dibalutkan dan menutupi bagian bawah jenazah (perut sampai mata kaki).

Page 25: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

4. Cawat (celana dalam Jenazah)

Cawat dibuat segi empat panjang, besarnya sesuaikan dengan besar kecilnya tubuh jenazah.

Lalu digunting kedua sisinya sampai keujun untuk tali pengikat.

5. Sarung kaki dan sarung tangan

Cara pembuatanya sama dengan membuat caat (sebagaimana gambar diatas). Ukurannya

disesuaikan dengan besar kecilnya telapak kaki dan telapak tangan jenazah.

6. Sorban dan Kerudung

Sorban untuk menutup kepala jenazah laki-laki, praktis dibuat berbentuk segitiga.

Sedangkan kerudung untuk menutup kepala jenazah perempuan, dibuat segi empat.

7. Selain kain kafan, bentuk pula kapas dilebarkan secukupnya untuk menutupi lubang,

lipatan, dan persendian jenazah.

Cara Mengkafani Jenazah

1. Terlebih dahulu bentangkan tali pengikat lima utas di atas tikar pada posisi diatas kepala

(untuk pocong atas), di leher, perut, lutut, dan dibawah telapak kaki (untuk poconh bawah).

Kemudian kain kafan disusun diata stali tersebut, dengan aturan susunanya adlah kain kafan

paling luar diletakkan paling bawah dan kain kafan yang melekat langsung dengan tubuh

jenazah diletakkan paling atas.

2. Setelah semua kain kafan siap, jenazah diletakkan diatas kain kafan tsb, lalu semua

lobang lipatan, dan lekukan tubuh jenazah sebagaimana tersebut diatas ditutp dengan kapas

yang sudah ditaburih ramuan. Kemudian satu per satu kain tersebut dipakaikan kepada

jenazah dengan tetap menjaga agar aurat jenazah tidak terlihat.

3. Sebelum dibungkus, pakaikan sarung tangan dan sarung kaki dengan membungkus

telapaknya lalu diikat dibagian pergelangannya dengan tali yang ada dibagian kain tersebut.

Tangan disedekapkan kembali.

4. Yang pertama dipakaikan adalah cawat, dengan melipatkan baigan bawah keatas bagian

perut, hingga menutupi kemaluannya, lalu tali diikatkan dipinggang, layaknya memakaikan

pempes kepada anak kecil.

5. Kemudian llipatkan (bungkuskan) kain saurng sehingga menutupi aurat dari pusat sampai

mata kaki.

6. Selanjutnya pakaikan baju, dengan melipatkan bagian depan yang ada pada posisi atas ke

dada dan perut jenazah. Kepala dimasukkan melalui lobang yang tersedia. Lalu tali diikatkan

antara dua lipatan kain pada lengan dan badan jenazah, layaknya orang memakai mantel

hujan.

7. Lalu pakaikan sorban atau kerudung yang dibakutkan di kepalanya.

Page 26: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

8. Terakhir, bungkuskan kain panjang keseluruh tubuh jenazah, dengan cara

mempertemukan kedua sisi kanan dan kiri kain tersebut, lalu kedua sisi digulung arah yang

berlawanan antara bagian bawah (dada ke kaki) dan bagian atas (dada ke kepala)

9. Setelah sekujur badan terbungkus, jenazah diikat dengan tali yang telah disediakan.

Jumlah sebaiknya lima utas, yang diperuntukan: di bagian atas kepala (pocong atas), pada

leher, perut, lutut, dan di bagian bawah kaki (pocong bawah).

2 SHALAT JENAZAH

Shalat jenazah adalah shalat yang dilaksanakan untuk mendoakan jenazah orang Islam

setelah dimandikan, dikafani dan sebelum dikuburkan, sesuai dengan tuntunan syari’at

Islam. Pelaksanaan shalat berbeda dengan shalat biasa, yakni tanpa ruku’ dan sujud, dan

hanya empat kali takbir. Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah, sebagaimana hukum

penyelenggaraan jenazah secara keseluruhan. Orang yang menshalatkan jenazah akan

mendapatkan pahala yang besar.

Syarat Sah dan Rukun Shalat Jenazah

Syarat sah shalat jenazah adalah :

1. Sebagaimana shalat biasa, maka syaratnya harus menutup aurat, suci dari hadats dan

najis dan menghadap kiblat.

2. Dilaksanakan setelah jenazah dimandikan dan dikafani.

3. Jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang menshalati, kecuali shalat jenazah itu

dilaksanakan di atas kubur atau shalat jenazah ghaib.

Sedangkan Rukun shalat jenazah adalah :

1. Niat, sebagaimana shalat yang lain.

2. Berdiri jika kuasa.

3. Takbir empat kali, termasuk takbiratul ikhram.

4. Membaca surat Al-Fatihah setelah takbiratul ikhram (takbir pertama).

5. Membaca shalawat Nabi, setelah takbir ke dua.

6. Mendoakan jenazah setelah takbir ke tiga.

7. Salam, setelah takbir ke empat.

Persiapan shalat jenazah

1. Berwudhu’, untuk menghilangkan hadats kecil. Dan jika hadats besar harus mandi junub

terlebih dahulu. Juga badan harus suci dari najis.

2. Memakai pakaian yang menutup aurat dan suci dari najis.

Page 27: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

3. Memilih tempat yang luas dan memadai, boleh dirumah atau dimasjid. Tempat harus suci

dari najis.

4. Jenazah harus sudah dimandikan dan dikafani.

5. Jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang menshalati, membujur kepala disebelah

utara dan kaki disebelah selatan (hendaknya jenazah diletakkan ditempat yang agak tinggi,

seperti bangku atau ringgoringgo).

6. Sholat jenazah boleh dilakukan sendirian, namun sebaiknya dilakukan berjamaah.

7. Bila berjamaah, maka iman tegak tepat di arah kepala, jika jenazah laki-laki, dan di arah

perut/pinggang, jika jenazahnnya perempuan.

8. Hendaknya shaf atau barisan shalat minimal tiga baris ke belakang . Usahakan sebaiknya

jamaah minimal empat puluh orang.

9. Sebaiknya yang menjadi imam adalah keluarga dekat jenazah.

10. Setelah segalanya siap maka shalat dimulai

Cara Melaksanakan Shalat Jenazah

1. Niat untuk melakukan shalat jenazah. “Ushalli ‘ala hazel mayyiti arba’a takbiratin fardlal

kifayati (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala”

2. Takbiratul ikhram (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana

shalat biasa.

3. Membaca Surat al-Fatihah satu kali.

4. Takbir yang kedua (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana

takbiratul ikhram.

5. Membaca shalawat Nabi satu kali, (sebagaimana shalawat ketika tahiyat akhir dalam

shalat biasa).

6. Takbir yang ketiga (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana

takbiratul ikhram.

7. Mendoakan jenazah (wajib).

a. Jika mayatnya dewasa (sudah baligh)

“Allahummaghfir lahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. Wa akrim nuzulahu wa wassi’

madkhalahu, wa aghsilhu bi ma’in wa isaljin wa baradin. Wa naqqihi minal khathaya yunaqqats

tsaubul abyadu minad danasi. Wa abdilhu daran Khairan min darihi wa ahlan khairan min

ahlihi. Wa qihi fitnatul qabri wa ‘azaban nar”

b. Jika mayatnya anak-anak

“Allahummaj ‘alhu lana salafan wa farathan wa ajran”

8. Takbir yang keempat (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap,

sebagaimana takbiratul ikhram

Page 28: Ringkasan amkai

RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

9. Mendoakan jenazah lagi (sunah)

“Allahumma la tahrimna ajrahhu, wa la taftinna ba’dahu, waghfir lana walahu. Wali

ikhwaninal lazina sabaquna bil iman, wa la taj’al fi qulubina ghillan lil lazina amanu, rabbana

innaka ra’ufur rahim”

10. Salam, dengan membaca assalammu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Sambil

menoleh kekanan dan salam lagi sambil menoleh ke kiri.

11. Shalat jenazah selesai.