repitabiitas (isnin 2012a)

Upload: isnin-ramadhani-nafiu

Post on 02-Jun-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 REPITABIITAS (Isnin 2012A)

    1/6

    REPITABILITAS

    Isnin Ramadhani Nafiu

    125130101111006 / 2012 A

    Program Kedokteran HewanUnivesitas Brawijaya, Malang

    [email protected]

    ABSTRAK

    Peternakan merupakan pemasok sumber protein yang besar selain pertanian. Sumber protein

    ini biasanya berasal dari daging, susu, dan telur. Namun, masih banyak kendala yang harus

    diperhatikan dan dibenahi, salah satunya adalah pembibitan yang masih relative sulit untuk

    dilakukan, misalnya, standar yang ditetapkan tinggi, jumlah bibit yang kurang, dan harga

    yang masih mahal. Adapun pemecahan masalah ini dengan cara penggunaan system seleksi

    yang efektif, untuk itu perlu pendugaan parameter gentik sebagai salah satu upaya yang dapat

    digunakan dalam meningkatkan ketepatan seleksi. Repitabilitas adalah daya ulang suatu sifat

    selama hewan hidup dan merupakan batas maximum heritabilitas yang menunjukkan suafu

    sifat yang sama pada waktu yang berbeda selama hidup. Repitabilitas dinyatakan akan lebih

    tinggi dari heritabilitas, karna adanya pengaruh lingkungan yang permanen.

    INTRODUCTION

    Peternakan merupakan pemasok sumber protein yang besar selain pertanian. Sumber protein

    ini biasanya berasal dari daging, susu, dan telur. Susu merupakan sumber nutrisi yang paling

    lengkap kandungan gizinya, sehingga keberadaannya perlu ditingkatkan. Kebutuhan susu

    nasional masih bertumpu pada perternakan sapi perah, sehingga hanya memenuhi 38% dari

    kebutuhan yang ada. Daging ialah bagian lunak padahewan yang terbungkuskulit dan

    melekat padatulang yang menjadi bahanmakanan. Daging tersusun sebagian besar dari

    jaringanotot, ditambah denganlemak yang melekat padanya,urat, sertatulangrawan.Sebagaikomoditasdagang, daging biasanya disematkan untuk yang berasal dari

    hewan besar (mamalia danreptil)saja. Daging semacam ini disebut pula "daging merah", dan

    diperdagangkan dalam bentuk potongan-potongan. Meskipun memiliki otot (dan

    daging),ikan (termasuk pulaamfibi),hasil laut, danunggasbukanlah termasuk komoditas

    daging, karena diperdagangkan secara utuh. Telur yang biasa dikonsumsi antara lain telur

    yang berasal dariunggas seperti ayam, bebek, angsa dan beberapa jenisburung sepertiburung

    unta danburung puyuh. Sebagai bahan makanan telur mempunyai kandungan gizi yang

    cukup lengkap, meliputikarbohidrat,protein dan delapan macamasam amino sehingga

    mailto:[email protected]:[email protected]://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otothttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Urathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_rawan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_rawan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Komoditashttp://id.wikipedia.org/wiki/Perdaganganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mamaliahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reptilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amfibihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hasil_laut&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Unggashttp://id.wikipedia.org/wiki/Unggashttp://id.wikipedia.org/wiki/Burunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung_untahttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung_untahttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung_puyuhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung_puyuhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung_untahttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung_untahttp://id.wikipedia.org/wiki/Burunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Unggashttp://id.wikipedia.org/wiki/Unggashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hasil_laut&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reptilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mamaliahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perdaganganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komoditashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_rawan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tulang_rawan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Urathttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otothttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewanmailto:[email protected]
  • 8/10/2019 REPITABIITAS (Isnin 2012A)

    2/6

    berguna bagi tubuh, terutama bagianak-anak yang masih berada dalam masa pertumbuhan.

    Namun, masih banyak kendala yang harus diperhatikan dan dibenahi, salah satunya adalah

    pembibitan yang masih relative sulit untuk dilakukan, misalnya, standar yang ditetapkan

    tinggi, jumlah bibit yang kurang, dan harga yang masih mahal. Adapun pemecahan masalah

    ini dengan cara penggunaan system seleksi yang efektif, untuk itu perlu pendugaan parameter

    gentik sebagai salah satu upaya yang dapat digunakan dalam meningkatkan ketepatan seleksi.

    Repitabilitas atau (repeatability) adalah salah satu parameter genetic yang dapat digunakan

    untuk menduga nilai maksimal heretabilitas (h2). Berdasarkan nilai repitabilitas tersebut,

    maka dapat digunakan untuk seleksi dan pendugaan nilai Most Probable Producing Ability

    (MPPA)

    DISCUSSION

    PENGERTIAN DAN MANFAAT REPITABILITAS

    Setiap hasil pengamatan produksi menggambarkan hasil kerja sama antara faktor genetik (G)

    dan faktor lingkungan (E). Apabila pengamatan dilakukan berulang kali (produksi susu,

    jumlah anak per induk, berat wol dst) maka pengamatan pada E yang pertama berbeda

    dengan E pada pengamatan kedua, demikian pula selanjutnya tidak akan sama di bawah E

    pada pengamatan berikutnya.Hubungan antara produksi pertama dengan produksi berikutnya

    pada individu tersebut diamati sebagai pengulangan penampilan produksi yang biasa disebut

    repitabilitas (angka pengulangan) disimbolkan dengan huruf t. repitabilitas merupakan

    parameter genetic yang penting dalam ilmu pemuliaan ternak selain heritabilitas.

    Repitabilitas dapat didefinisikan sebagai berikut :

    1. Repitabilitas merupakan bagian dari ragam total (Vp) suatu populasi yang disebabkan

    oleh karena perbedaan oleh karena perbedaan antar individu yang berkarakter

    permanen.

    2. Korelasi fenotipik antara performans di waktu mendatang pada satu individu

    3. Menggambarkan derajat kesamaan antar pengamatan (pengukuran) yang dilakukan

    berulang selama masa hidup produktif seekor ternak.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Anak-anakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Anak-anak
  • 8/10/2019 REPITABIITAS (Isnin 2012A)

    3/6

    Apabila repitabilitas tinggi, maka ternak tersebut menunjukan keunggulan pula pada produksi

    berikutnya, begitu juga sebaliknya. Repitabilitas meliputi semua pengaruh genetik ditambah

    pengaruh faktor lingkungan yang berkarakteristik permanen.

    secara lengkap rumus t dapat ditulis :

    t = Va + Vd + Vi + Vep

    Va + Vd + Vi + Vep + Vet

    Repitabilitas adalah daya ulang suatu sifat selama hewan hidup dan merupakan batas

    maximum heritabilitas . Menurut Lasley (1987), repitabilitas menunjukkan suafu sifat yang

    sama pada waktu yang berbeda selama hidup. Repitabilitas dinyatakan akan lebih tinggi dari

    heritabilitas, karna adanya pengaruh lingkungan yang permanen.

    Dikemukakan pula apabila repitabilitas suatu sifat yang akan diseleksi itu tinggi, maka

    seleksi berdasarkan penampilan produksi pertama akan lebih efektif.

    Repitabilitas meliputi semua pengaruh genetic ditambah pengaruh lingkungan yang bersifat

    permanen. Pengaruh lingkungan yang permanen adalah semua pengaruh yang bukan bersifat

    gentik, tetapi mempengaruhi produktifitas seekor hewan selama hidupnya. Dengan adanya

    lingkungan permanen, maka repitabilitas merupakan batas maksimum dari heritabilitas.

    Repitabilitas diperlukan untuk mengetahui perbandingan produksi yang tepat pada suatu

    kelompok ternak tertentu.

    Repitabilitas (r) dihitung dengan melibatkan nilai ragam atau variasi sebagai berikut.

    (Martojo dan Mansjoer, 1995) :

    R = (VG+VLt)/(VPVG+VLt+Vls) , dengan

    R adalah nilai Repitabilitas, VG adalah ragam genotype, VLt adalah ragam lingkungan tetap

    dan VLs adalah ragam lingkungan sementara. Jadi Repitabilitas meliputi semua pengaruh

    genetic ditambah pengaruh lingkungan yang bersifat permanen. Pengaruh lingkungan yang

    bersifat permanen adalah semua pengaruh yang bersifat genetic, tetapi mempengaruhi

    produktifitas seekor hewan selama hidupnya, misalnya penyakit kerusakan permanen pada

    ambing, kurang gizi pada awal pertumbuhan, dan pengaruh dalam kandungan, terutama

    keadaan gizi yang baik selama pemeliharaan adalah semua kemungkinan penyebab dari

    produktifitas selama hidup yang lebih rendah atau lebih tinggi dari yang diharpakan

    (Warwick, 1983).

  • 8/10/2019 REPITABIITAS (Isnin 2012A)

    4/6

    Perdugaan nilai Repitabilitas dapat dilakukan dengan beberapa cara perhitungan. Apabila

    hanya ada dua ukuran tiap individu, nilai Repitabilitas dapat diduga dari korelasi antar kelas

    dan apabila ada lebih dari dua pengukuran tiap individu maka Repitabilitas lebih mudah

    dihitung dari sidik ragam sebagai korelasi dalam kelas. Repitabilitas juga dapat dihitung dari

    regresi data pengukuran yang lebih akhir terhadap pengukuran sebelumnya. Nilai inilah yang

    akan digunakan sebagai pendekatan terhadap nilai Repitabilitas (Warwick, 1979).

    Menurut Sundasesa (1975), jika nilai Repitabilitasnya tinggi, maka ternak dapat

    dipertahankan atau dikeluarkan dari peternakan berdasarkan catatan pertama pengamatan.

    Namun, jika Repitabilitasnya rendah diperlukan pengamatan lebih dari satu kali pada karakter

    yang sama sebelum menentukan kehidupan produksi ternak yang bersangkutan. Nilai

    riptabilitas yang tinggi berarti ternak tersebut mampu berproduksi dengan ukuran yang

    hamper sama untuk setiap tahunnya, jika demikian ternak itu dinilai mendekati ukuran

    tertinggi (atau ukuran terendah) secara konstan, tidak terpengaruh banyaknya rataan ukuran

    yang mungkin berubah (Turner & Young, 1969).

    Kegunaan Repitabilitas diantaranya adalah untuk menduga nilai maksimum yang dapat

    dicapai heritabilitas, untuk menduga kemampuan produksi dalam masa produksi seekor

    ternak dan untuk meningkatkan ketepatan seleksi. Perhitungan MPPA (Most Probable

    Prodicing Ability) secara teratur dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan seleksi dan

    calling untuk ternah betina dari berbagai umur serta untuk prediksi calon bibit (Martojo dan

    Mansjoer, 1995).

    Repitabilitas adalah konsep yang erat hubungannya dengan heritabilitas dan berguna untuk

    sifat-sifat yang muncul dalam hidupnya seperti produksi susu, jumlah anak seperkelahiran,

    atau bobot anak saat disapih. Repitabilitas dapat menggambarkan tingkat penyesuaian antara

    catatan berulang yang berurutan dari ternak yang sama. Nilai Repitabilitas yang tinggi adalah

    bukti dari determinasi sifat yang diamati (Macrejowski dan Zie, 1982).

    Manfaat Repitabilitas Suatu Karakteristik

    1. Dapat digunakan untuk menaksir nilai maksimum yang dapat dicapai heritabilitas

    2. Dapat digunakan untuk menaksir kemampuan produksi dalam masa produktif seekor

    ternak.

    3. Dapat digunakan untuk meningkatkan ketelitian seleksi.

  • 8/10/2019 REPITABIITAS (Isnin 2012A)

    5/6

    4. Apabila nilai repitabilitas suatu karakteristik tinggi, maka dalam seleksi calon bibit,

    ternak dapat dipilih berdasarkan fenotipiknya (karakteristik yang kita ukur).

    PenaksiranRepitabilitas

    Karena genotip seekor ternak tidak berubah selama hidupnya, maka dalam pengamatan

    berulang pengaruh genotype yang sama berlaku, sedang perubahan (keragaman) yang timbul

    antara beberapa pengamatan disebabkan oleh perubahan dalam pengaruh factor lingkungan

    yng berbeda.

    Apabila tersedia lebih dari dua catatan produksi per individu, maka repitabilitas ditaksir

    dengan menghitung korelasi antara semua pasangan catatan, kemudian dirata-ratakan.

    Pada umumnya repitabilitas lebih mudah penaksirannya karena dapat dilakukan

    (dibandingkan heritabilitas) atas dasar catatan produksi yang diulang dalam satu generasi

    yang sama tanpa menunggu generasi berikut berproduksi seperti pada penaksiran

    heritabilitas. Dengan menghitung korelasi antar catatan telah daoat ditaksir repitabilitas, tanpa

    ada catatan silsilah ternak. Oleh karena hal inilah maka sementara menunggu terkumpulnya

    data, heritabilitas ditaksir nilai maksimumnya melalui penaksiran Repitabilitas.

    Perbedaan Repitabilitas Dengan Heritabilitas

    Dapat digambarkan dengan grafik yang digunakan untuk menerangkan heritabilitas dengan

    garis regresi. Apabila hanya ada pengaruh faktor lingkungan permanen maka repitabilitas

    akan lebih tinggi dibandingkan dengan heritabilitas. Repitabilitas tinggi artinya pengaruh

    faktor lingkungan temporer tiak dipentingkan. Dalam keadaan demikiandimungkinksn

    menggunakan satu catatan produksi akan cukup hemat untuk menaksir produksi di waktu

    yang akan datang, demikian juga untuk repitabilitas rendah.

    Repitabilitas merupakan bagian dari ragam total suatu populasi yang disebabkan oleh

    perbedaan-perbedaan antara individu yang bersifat permanen (Warwick, 1983). Ragam

    Repitabilitas disebabkan oleh perubahan fisiologi dan fluktuasi lingkungan yang bersifat

    sementara.

    REFERENCES

    Lasley, J F. 1963. Genetic of Livestock Improvment. Prentice Hall Inn. New York.

    Macrejowski, J and Zie. 1982. Genetic and Animal Breeding. Amsterdam.

  • 8/10/2019 REPITABIITAS (Isnin 2012A)

    6/6

    Martojo, H dan S S Mansjoer. 1995. Diktat Kuliah Ilmu Pemuliaan Ternak. Sisdiknas. Bogor

    Sundanesa D. 1975. Livestock Breeding In India. Vikas Publisher House. India

    Turner, H N and Sidney S S Young. 1969. Quantitative Genetic in Sheep Breeding. Colnell

    University Press. New York

    Warwick, E J dan J E Legates. 1979. Breeding and Improvement of Farm Animals 7th

    Edition. Megraw Hill Company. New York

    Warwick , E J. 1983. Pemuliaan Ternak. Gajah Mada University Press. Yogyakarta