rencana asuhan keperawatan
DESCRIPTION
2TRANSCRIPT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. M Nama Mahasiswa : Julianti Mamangkey, S.KepNo. RM : 17 66 12 NIM : C12113722Ruang : Lontara 1 bawah depan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional1. Penurunan Cardiac Output
berhubungan dengan kegagalan ventrikel kiri dalam memompa darah ke sirkulasi sistemik yang ditandai dengan :Subjektif :1. Klien mengatakan merasa lelah
atau lemas jika selesai beraktivitas atau mobilisasi sedang ( berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi ± 8 meter)
2. Klien mengeluh sesak napasObjektif :1. Diaphoresis banyak2. Mukosa bibir pucat, akral pucat
dan dingin3. Auskultasi : terdengar S3 gallop
pada apeks4. TD : 90/60 Nadi : 110 x/menit
Resp. 28 x/menit5. Palpasi nadi : kecil, dalam, cepat6. Echo Report (2 Mei 2014) : EF
47%
Dalam waktu 3 x 24 jam penurunan CO dapat diatasi dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung serta haluaran urine 1-2 cc/KgBB/jam. Dengan kriteria hasil :1. Pasien melaporkan
penurunan episode dyspnea2. Pasien berperan dalam
aktivitas mengurangi beban kerja jantung
3. TD 110-120/ 70-90 mmHg4. Nadi 80-100 x/ menit5. Pada EKG tidak ditemukan
aritmia6. CRT < 3 detik7. Produksi urine 1-2
cc/KgBB/jam
1. Kaji dan laporkan tanda penurunan curah jantung
2. Periksa keadaan klien dengan auskultasi nadi apical. Kaji frekuensi, irama jantung (dokumentasikan disritmia)
3. Catat bunyi jantung
4. Palpasi nadi perifer
5. Pantau haluaran urine dan karakteristiknya
6. Istirahatkan pasien pada posisi semifowler
7. Kaji perubahan sensori (letargi, cemas dan depresi)
Mortalitas dan morbiditas sehubungan Mitral Insufisiensi > 24 jam pertama
Takikardi bisa terjadi pada saat istirahat untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel
S1 dan S2 lemah karena menurunnya kerja pompa jantung, irama gallop S3 atau S4 dihasilkan sebagai kompensasi aliran darah kedalam serambi jantung.
Penurunan curah jantung menunjukkan penurunan nadi yang bersifat cepat hilang, tidak teratur bahkan terkadang dapat menimbulkan pulsus alteren
Respon ginjal untuk menurunkan curah jantung dengan menahan cairan dan natrium, haluaran urine biasanya menurun selama tiga hari karena perpindahan cairan ke jaringan
Menurunkan kebutuhan kerja jantung dengan cara mengurangi kerja jantung dan melapangkan rongga thorak untuk ekspansi paru yang optimal
Menunjukkan ketidakadekuatan perfusi serebral sekunder terhadap penurunan CO
8. Ciptakan lingkungan tenang
9. Berikan support O2 dengan nasal kanul sesuai instruksi
10. Hindarkan maneuver dinamik (mengejan pada saat BAB)
11. Kolaborasi pemberian diet jantung
12. Kolaborasi pemberian terapi digitalis
13. Kolaborasi pemberian diuretic
Stress emosi menghasilkan vasokontriksi dan meningkatkan tekanan darah serta kerja jantung
Antisipasi terjadinya hipoksia pada miokardium
Meningkatkan aliran balik vena danresistensi aliran sistemik secara simultan dan mengakibatkan stroke volume yang tinggi sehingga beban kerja jantung meningkat.
Pengaturan diet yang baik dapat menurunkan kerja dan ketegangan otot jantung
Meningkatkan kekuatan kontraktilitas miokardium dan memperlambat frekuensi kerja jantung
Merangsang curah jantung yang normal dan menurunkan gejala kongesti diuretic blok reabsorbsi diuretic dan menurunkan reabsorbsi natrium serta air.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal, gagal jantung, retensi natrium, imobilitas dan aktivitas lainnya yang ditandai dengan :Subjektif :1. Klein mengatakan minum air
putih sehari ± 600-700 ccObjektif :1. Terpasang chateter urine2. Urine via chateter 100 – 150 cc3. Status Medical Record : pro
Hemodialisa 3 x / minggu4. Physician Medical Report :
Dalam waktu 3 x 24 jan tidak terjadi kelebihan volume cairan sistemikKriteria hasil :1. Pasien tidak sesak2. Jika ada oedema dapat
berkurang3. Pitting edema negative4. Produksi urin > 600 cc/hari
1. Kaji adanya edema ekstermitas
2. Kaji TD secara periodic
3. Kaji distensi vena jugularis
4. Ukur intake dan output cairan
Edema menandakan gagal kongestif/ kelebihan volume cairan
Peningkatan TD akibat peningkatan beban kerja jantung sebagai dampak peningkatan jumlah cairan
Cairan berlebih meningkatkan beban ventrikel kanan yang dapat dipantau pada pemeriksaan vena jugularis
Penurunan CO dapat diakibatkan karena gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air dan penurunan haluaran urine
pembatasan cairan 800 – 1000 cc/ hari 5. Kolaborasi :
a. Pemberian diet tanpa garam
b. Beri diuretic
c. Pantau nilai elektrolit
Natrium dapat meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume plasma yang berdampak pada peningkatan beban kerja jantung
Menurunkan volume plasma dan retensi cairan
Hipokalemia dapat membatasi keefektifan terapi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kondisi terjaga yang mal adaptif, yang ditandai dengan :Subjektif :1. Klien mengeluh sulit untuk tidur2. Klien mengeluh semalam tidak
beristirahat dengan baik.3. Klien mengatakan sebelum sakit
klien tidur 7-8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
Objektif :1. Klien tampak gelisah.2. Klien lebih sering tidur di siang
hari3. Pola tidur saat sakit 3 jam pada
malam hari dan siang hari 1-2 jam.
Dalam waktu 3 x 24 jam kualitas tidur pasien optimal.Kriteria hasil :1. Klien tidak mengeluh
mengantuk pada saat bangun tidur
2. Klien menyatakan rasa segar saat bangun tidur
3. Kuantitas tidur pasien 6-7 jam/ 24 jam
1. Catat pola istirahat dan tidur pasien pada siang dan malam hari
2. Atur posisi fisiologis
3. Beri O2 support sesuai indikasi
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
5. Lakukan managemen sentuhan
6. Kolaborasi pemberian sedative
Teridentfikasinya kebiasaan tidur pasien
Meningkatkan asupan O2 dan rasa nyaman
Meningkatkan kebutuhan O2 miokardium dan menghindarkan iskemia
Menurunkan stimulus nyeri eksternal
Membantu menurunkan stimulus eksternal dan sugesti psikologis non verbal
membantu pemenuhan tidur pasien
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke jaringan dengan kebutuhan sekunder penurunan curah jantung yang ditandai dengan :Subjektif :1. Klien mengatakan merasa terlalu
lelah atau lemas jika selesai beraktivitas atau mobilisasi sedang ( berjalan dari tempat
Dalam 4 x 24 jam aktivitas pasien sehari-hari terpenuhi.Kriteria hasil :1. Pasien beraktivitas tanpa
ada tanda-tanda terjadinya hipoksia atau menunjukkan adaptasi yang adekuat.
1. Catat frekuensi dan irama jantung atau perubahan TD sebelum dan sesudah aktivitas
2. Tingkatkan istirahat, beri aktivitas ringan
3. Anjurkan pasien untuk menghindari peningkatan tekanan abdomen (mengejan)
Perubahan yang signifikan menunjukkan penurunan oksigen di miokard.
Menurunkan kerja miokard
Dapat meningkatkan beban kerja jantung
tidur ke kamar mandi ± 8 meter)Objektif :1. TD : 90/60 Nadi : 110 x/menit
Resp. 28 x/menit2. Aktivitas klien di tempat tidur.3. Aktifitas dibantu keluarga.
4. Jelaskan pola peningkatan aktivitas, seperti : bangun dari kursi, bila kuat lakukan ambulasi lalu istirahat
5. Evaluasi TTV saat ada kemajuan aktivitas
6. Beri waktu istirahat diantara aktivitas
7. Observasi frekuensi nafas, dyspnea, sianosis serta diaphoresis
Adaptasi jantung terhadap peningkatan beban aktivitas
Antisipasi fungsi jantung menurun
Tidak memaksakan jantung bekerja terus menerus
Antisipasi dampak penurunnan fungsi jantung
5.. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan krisis situasi, yang ditandai dengan:Subjektif :1. Klien mengatakan cemas akan
kondisi kesehatannyaObjektif :1. Klien selalu bertanya tentang
kondisi penyakitnya2. Ketika berbicara : kontak mata
terputus, intonasi suara pelan.
Dalam waktu 3 x 24 jam kecemasan pasien berkurangKriteria hasil1. Pasien menyatakan
kecemasannya berkurang2. Pasien mampu
mengidentifikasi penyebab cemas
3. Pasien kooperatif terhadap tindakan
4. Wajah terlihat rileks
1. Bantu pasien mengekspresikan perasaan cemasnya
2. Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan serta damping pasien
3. Hindari konfrontasi
4. Tingkatkan control sensasi pasien
5. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan kecemasannya.
6. Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekatnya
Cemas berkepanjangan memberikan dampak serangan jantung
Reaksi verbal/non verbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah
Membangkitkan rasa marah dan menghilangkan BHSP
Beri informasi tentang kondisi pasien, hargai beri pujian yang wajar.
Menghilangkan ketegangan terhadap rasa khawatir
Keterlibatan orang terdekat memotivasi pasien untuk tetap yakin dan bersemangat mengikuti proses pengobatannya