rencana asuhan keperawatan

21
KELOMPOK 4 : 1) Sutini 13631391 2) Dessy Rahmawati 13631401 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN “ GLAUKOMA” Tgl. Pengkajian : Jam Pengkajian : Ruang / Kelas : No.Register : Tgl. MRS : PRE OPERASI No Dx Keperawatan Tujuan&KriteriaHa sil Intervensi Rasional 1 Nyeri b.d peningkatan tekanan intraokuler (TIO) yang Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 Mandiri : 1. Kaji tingkat nyeri 2. Pantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut 1. Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutnya. 2. Untuk mengidentifikasi

Upload: dhecy-pngent-pergydaridunianie

Post on 13-Sep-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

KELOMPOK 4 :1) Sutini 136313912) Dessy Rahmawati13631401

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA

Tgl. Pengkajian: Jam Pengkajian: Ruang / Kelas:No.Register: Tgl. MRS:

PRE OPERASINoDx KeperawatanTujuan&KriteriaHasilIntervensiRasional

1Nyeri b.d peningkatan tekanan intraokuler (TIO) yang ditandai dengan mual muntah

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, nyeri klien hilang atau berkurang

KH : Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri Klien menyebutkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri Pasien mengatakan nyeri berkurang / hilang (skala nyeri 0) Ekspresi wajah rileks. Mandiri :1. Kaji tingkat nyeri2. Pantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut3. Siapkan pasien untuk pembedahan sesuai peranan.4. Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler5. Berikan lingkungan gelap dan terang.6. Anjurkan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang7. Ajarkan pasien teknik distraksiKolaborasi :8. Berikan analgesic / obat sesuai indikasi : Pilokarpin hidroklorida (IsoptoCarpine, OcuserPilo, Pilopine HS Gel), Timolol maleat (Timoptic); betaksalol (Betopic)1. Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutnya.2. Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan3. Setelah TIO terkontrol pada glaucoma sudut terbuka, pembedahan harus dilakukan untuk secara permanen menghilangkan blok pupil.4. Tekanan pada mata ditingkatkan bila tubuh datar5. Stress dan sinar menimbulkan TIO yang mecetuskan nyeri.6. Stress mental / emosi menyebabkan peningkatan TIO7. Membantu dalam penurunan persepsi / respon nyeri8. Mengurangi nyeri ; menurunkan pembentukan akueus humor tanpa mengubah ukuran pupil, penglihatanm atau akomodasi, catatan : Timoptic kontrainidikasi pada adanya bradikardia atau asma

2Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan : gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresifTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, klien mampu menggunakan penglihatan secara optimal

KH : Klien maampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi penglihatan. Klien mampu mengindentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan. Klien akan berpartisipasi dalam program pengobatan. Klien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut. Klien mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan, mengidentifikasi atau memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.Mandiri :1. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan.2. Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan/ kemungkinan kehilangan penglihatan.3. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis.4. Lakukan tindakan untuk membantu pasien yang mengalami keterbatasan penglihatan, contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.Kolaborasi :5. Pemberian obat sesuai dengan indikasi.1. Sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan/mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total.2. Mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi.3. Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut4. Menurunkan bahaya keamanan b/d perubahan lapang pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan5. Memisahkan badan siliar dr sclera untuk memudahkan aliran keluar akueus humor.

3Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d mual, muntah sekunder akibat peningkatan tekanan intraokulerTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, klien mampu melaporkan mual dan muntah hilang

KH: Menunjukkan kemajuan mencapai berat badan atau peningkatan berat badan individu yang tepat Tidak terjadi mual / muntahMandiri :1. Perkirakan/hitung pemasukan kalori. Jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal.2. Konsul tentang kesukaan atau ketidaksukaan pasien, makanan yang menyebabkan distress, dan jadwal makan yang disukai3. Berikan suasana menyenangkan pada saat makan, hilangkan rangsangan berbau.4. Berikan kebersihan oral sebelum makan5. Tawarkan minuman seduhan saat makan, bila toleranKolaborasi : 6. Konsultasikan dengan ahli diet/tim pendukung nutrisi sesuai indikasi1. Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan nutrisi. Berfokus pada masalah membuat suasanan negate dan mempengaruhi masukan.2. Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memiliki rasa control dan mendorong untuk makan.3. Untuk meningkatkan nafsu makan/menurunkan mual4. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan5. Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas. Catatan : mungkin dikontraindikasikan bila menyebabkan pembentukan gas/ketidaknyamanan gaster6. Berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individual melalui rute yang paling tepat.

4Gangguan citra tubuh b/d gangguan persepsi sensori (kebutaan) ; perubahan fungsi organ persepsi ditandai dengan perasaan negatif / penolakan, perilaku menghindar, perubahan dalam keterlibatan social.Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, klien menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan tentang penilaian diri

KH : Mengenali dampak actual maupun persepsi pada penampilan tubuh Menunjukkan penerimaan penampilan Memelihara interaksi social yang dekat dan hubungan personal Percaya diri meningkat Koping individu meningkatMandiri :1. Bina hubungan saling percaya dengan klien2. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan nonverbal klien tentang tubuhnya3. Identifikasi mekanisme koping yang biasa digunakan oleh klien4. Dorong interaksi social 5. Ajarkan individu memantau kemajuannya sendiri

1. Meningkatkan interaksi antara klien dengan perawat dalam melakukan intervensi2. Menentukan intervensi selanjutnya.3. Mengetahui kemampuan klien dalam mengekspresikan perasaan serta beradaptasi dengan keadaan4. Meningkatkan citra tubuh klien5. Mengetahui seberapa jauh kemampuan individu dengan kekurangan yang dimiliki

5Defisit perawatan diri b/d gangguan persepsi sensori (kebutaan) ; perubahan fungsi organ persepsi ditandai dengan ketidakmampuan / hambatan dalam personal hygieneTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam,klien mampu meningkatkan aktivitas perawatan diri

KH : Menunjukkan peningkatan perawatan diri Klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiriMandiri :1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.2. Bantu klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.3. Libatkan keluarga dalam aktivitas perawatan diri klien.4. Rencanakan aktivitas dan latihan klien.5. Berikan dorongan untuk melakukan perawatan diri kepada klien dan atur aktivitasnya.1. Dapat mengetahui kemampuan klien dan memudahkan intervensi selanjutny2. Pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien.3. Keluarga merupakan orang terdekat dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien.4. Istirahat klien tidak terganggu dengan adanya aktivitas dan latihan yang terencana.5. Dapat mencegah komplikasi imobilitas.

6Ansietas b/d factor fisiologis, parubahan status kesehatan, adana nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidupTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, kecemasan klien hilang atau berkurangKH : Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat dapat diatasi. Pasien menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah. Pasien menggunakan sumber secara efektif.Mandiri :1. Kaji tingkat ansitas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.2. Berikan informasi yang akurat dan jujur.3. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.4. Identifikasi sumber/orang yang menolong.1. Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus insietas, dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO.2. Menurunkan ansiets b/d ketidak tahuan / harapan yang akan datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan info tentang pengobatan.3. Memberi kesempatan pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah.4. Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah.

7Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) b.d tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan, kurang terpajan/tidak mengenal sumber informasi, kurang mengingat, salah interpretasi (pemahaman) ditandai dengan pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tidak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegahTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, Klien mengetahui tentang kondisi, prognosis, pengobatan serta mampu mengontrol penyakitnya. KH : Pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan. Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit. Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.Mandiri :1. Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.2. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid topikal.3. Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah, kelemahan, jantung tak teratur, dll).4. Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup.5. Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat/mendorong, menggunakan baju ketat dan sempit.6. Diskusikan pertimbangan diet, cairan adekuat dan makanan berserat.7. Tekankan pemeriksaan rutin.1. Meningkatkan keefektifan pengobatan. Memberikan kesempatan pasien menunjukan kompetensi dan menanyakan pertanyaan.2. Penyakit ini dapat di control dan mempertahankan konsistensi program obat adalah control vital. Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan3. Dapat mempengaruhi rentang dari ketidak nyamanan sampai ancaman kesehatan berat.4. Pola hidup tenang menurunkan respon emosi terhadap stres, mencegah perubahan okuler yang mendorong iris kedepan, yang dapat mencetuskan serangan akut.5. Dapat meningkatkan TIO yang mencetuskan serangan akut.6. Mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari konstipasi.7. Untuk mengawasi kemajuan penyakit dan memungkinkan intervensi dini dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Tgl. Pengkajian: Jam Pengkajian: Ruang / Kelas:No.Register: Tgl. MRS:

POST OPERASINoDx KeperawatanTujuan&KriteriaHasilIntervensiRasional

1Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d adanya insisi bedah Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan masalah keperawatan Gangguan rasanyaman ; nyeri teratasi

KH : Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri Klien menyebutkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri -Klien mampu melakukan tindakan untuk mengurangi nyeriMandiri :1. Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering mungkin2. Jelaskan penyebab nyeri dan faktor tindakan yang dapat memicu timbulnya nyeri3. Anjurkan klien untuk menghindari perilaku yang dapat memprovokasi nyeri

4. Ajarkan tindakan distraksi dan relaksasi pada klienKolaborasi :5. Berikan obat sesuai indikasi : relaksasi otot misalnya dantren (antrium) alagesik, antiansietas, misalnya diazepam (Valium)

1. Nyeri glaukoma umumnya sangat parah2. penyebab munculnya nyeri adalah peningkatan tekanan intraokular yang dapat dipicu oleh batuk, mengejan, mengangkat benda berat, gerakan kepala tiba-tiba3. untuk mencegah peningkatan TIO lebih lanjut 4. menurunkan sensasi nyeri dan memblokir sensari nyeri menuju otak5. dibutuhkan menghilangkan spasme/neyri otot atau untuk menghilangkan ansietas dan meningkatkan istirahat

2Risiko tinggi terhadap infeksi b.d prosedur invasifTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, masalah keperawatan Resiko Infeksi dapat teratasi.

KH : Klien dapat meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema dan demam Klien dapat mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan risiko infeksiMandiri : 1. Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/mengobati mata.2. Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam dengan kapas basah/bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan dan masukkan lensa kontak bila menggunakan.3. Tekankan pentingnya tidak menyentuh/menggaruk mata yang dioperasi.4. Observasi/diskusikan tanda terjadinya infeksi, contoh : kemerahan, kelopak bengkak, drainase purulen.5. Berikan obat sesuai indikasi. Antibiotic (topical, parenteral, subkonjungtiva) dan steroid.1. Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontamenasi area operasi.2. Teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.3. Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi. 4. Infeksi mata terjadi 2 sampai 3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi. 5. Sediaan topical digunakan secara profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bila terjadi infeksi. Steroid digunakan untuk menurunkan inflamasi

3Gangguan sensori perceptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori / status organ indera.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, masalah keperawatan Gangguan sensori perceptual : penglihatan dapat teratasi

KH : Mengenal gangguan sensori Mampu berkompensasi terhadap perubahan mengidentifikasi atau memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.Mandiri :1. Observasi ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat. 2. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain disekitarnya. 3. Pendekatan dari sisi yang tidak dioperasi, bicara dan menyentuh sering, dorong orang terdekat tinggal dengan pasien.4. Kolaborasi dengan keluarga untuk mengingatkan pasien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesar 25%, penglihatan perifer hilang, dan buta titik mungkin ada.

1. Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi, sebab kehilangan penglihatan terjadi secara lambat dan progresif. Bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda. Tetapi biasanya hanya satu mata diperbaiki per prosedur2. Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan, menurunkan cemas dan disorientasi pasca operasi.3. Memberikan rangsang sensori tepat terhadap isolasi dan menurunkan bingung.4. Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingunng penglihatan/ meningkatkan resiko cedera sampai pasien belajar untuk mengkompensasi.

4Resiko cidera b/d gangguan persepsi sensori (kebutaan) ditandai dengan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, Resiko cedera dapat dicegah

KH : Klien menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan melindungi diri dari cedera. Klien menyebutkan faktor yang menyebabkan cedera Klien tidak melakukan aktivitas yang meningkatkan resiko cedera tidak ada memar kaki, menyangkal jatuh, tidak ada manifestasi peningkatan intraokular atau perdarahan.Mandiri :1. Bersihkan sekret mata dengan cara benar. 2. Kaji ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata yang terlibat. 3. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap 4. Perhatikan keluhan penglihatan kabur yang dapat terjadi setelah penggunaan tetes mata dan salep mata 5. Pertahankan posisi tempat tidur rendah, pagar tempat tidur tinggi, dan bel pemanggil di samping tempat tidur. Orientasikan ulang pasien terhadap susunan struktur ruangan. Instruksikan pasien untuk memberi tanda untuk bantuan bila turun dari tempat tidur sampai mampu ambulasi tanpa bantuan6. Mulai tindakan-tmdakan untuk mencegah peningkatan tekanan intraokular :1. Pertahankan kepala tempat tidur tinggi kira- kira 45 derajat untuk 24 jam pertama.1. Ingatkan pasien untuk menghindari batuk, bersin, membungkuk dengan kepala rendah dari panggul, dan mengejan.1. Sekret mata akan membuat pandangan kabur.2. terjadi penurunan tajam penglihatan akibat sekret mata.3. Mengurangi fotofobia yang dapat mengganggu penglihatan klien. 4. membersihkan informasi pada klien agar tidak melakukan aktivitas berbahaya sesaat setelah penggunaan obat mata.5. Beberapa kejadian kehilangan keseimbangan terjadi bila mata ditutup, khususnya pada lansia6. Peningkatan tekanan intraokular meningkatkan nyeri dan resiko terhadap kerusakan jahitan yang digunakan pada pembedahan mata.