rencana asuhan keperawatan
DESCRIPTION
renpra neuroTRANSCRIPT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S Nama mahasiswa : Fuad Amiruddin
Ruang : Lontara 3 Bawah Depan (B.Syaraf) NIM : C121 10 271
No. RM : 709305
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANTUJUAN/ SASARAN INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan perfusi cerebral
berhubungan dengan aliran
darah arteri terhambat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari klien dapat menunjukkan :
TD dalam rentang normal (120/80 mmHg)
Tidak ada tanda peningkatan TIK
Klien mampu bicara dengan jelas, menunjukkan konsentrasi, perhatian dan orientasi baik
Funsi sensori motorik cranial
1. Pantau/catat status
neurologis secara teratur
2. Pantau TTV
3. Pertahankan keadaan tirah
baring
4. Letakkan kepala dengan
posisi agak ditinggikan dan
posisi anatomis
1. Mengkaji adanya kecendrungan
pada tingkat kesadaran
2. Autoregulasi mempertahankan
aliran darah otak
3. Aktivitas /stimulasi yang kontinu
dapat meningkatkan Tekanan Intra
Kranial (TIK)
4. Menurunkan tekanan arteri dengan
meningkatkan sirkulasi/perfusi
serebral.
utuh : kesadaran membaik (GCS 15, tidak ada gerakan involunter)
5. Berikan obat sesuai
indikasi, contohnya
antikoagulan (heparin)
5. Meningkatkan/memperbaiki aliran
darah serebral dan selanjutnya
dapat mencegah pembengkakan
2. Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan
perubahan metabolisme sel,
gangguan kognitif, dan
gangguan neuromuskular
Klien akan:
Mampu bergerak secara
bertujuan dalam
lingkungan sendiri
secara mandiri
Rentang pergerakan
sendi ekstremitas aktf
dengan gerakan atas
inisiatif sendiri
1. kaji kemampuan secara
fungsional/ luasnya
kerusakan awal dan dengan
teratur
2. ubah posisi pasien yang
imobilitas minimal setiap
dua jam berdasarkan jadwal
spesifik
3. Lakukan latihan rentang
gerak aktif dan pasif pada
semua ekstremitas
4. Sokong ekstermitas dalam
posisi fungsional (gunakan
papan kaki)guanakan
penyangga lengan saat klien
dalam posis tegak (sesuai
indikasi),evaluasi
1. Mengidentifikasi
kekuatan/kelemahan dan dapat
memberikan informasi mengenai
pemulihan
2. Menurunkan resiko terjadinya
trauma/iskemia jaringan
3. Meminimalkan atrofi otot,
meningkatkan sirkulasi, membantu
mencegah kontraktur
4. Mencegah kontraktur/footdrop dan
memfasilitasi kegunaanya jika
berfungsi kembali. Penggunaan
penyangga dapat menurunkan
risiko terjadinya subluksasio
lengan dan sindrom bahu-lengan
pengggunaan alat bantu
untuk pengaturan posisi
5. Dukung pasien dan
keluarga untuk memandang
keterbatasan dengan
realistis
5. Pemahan keluarga dapat mampu
membantu kepulihan kondisi
imobilitas klien
3. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan,
hilangnya nafsu makan,
kebutuhan metabolik tinggi,
dan penyakit kronis
Klien/keluarga akan:
1. Mentoleransi
diet yang
dianjurkan
2. Memiliki nilai
laboratorium
albumin dalam
batas normal
3. Melaporkan
tingkat energi
yang adekuat
1. Berikan kebersihan
oral sebelum makan
2. Pertahankan jumlah
kalori ketat. Timbang
tiap hari.
3. Dorong pasien untuk
memandang diet
sebagai pengobatan
dan untuk membuat
pilihan
makanan/minuman
tinggi kalori/protein
4. Berikan
1. Mulut/palatum bersih
meningkatkan rasa dan
membantu napsu makan yang
baik
2. Pedoman tepat untuk
pemasukan kalori tepat
3. Kalori dan protein diperlukan
untuk mempertahankan berat
badan, kebutuhan metabolik,
dan meningkatkan
penyembuhan
4. Hiperalimentasi akan
hiperalimentasi
parenteral sesuai
indikasi
5. Awasi pemeriksaan
laboratorium albumin
serum, kreatinin,
transferin, nitrogen
urea urine
mempertahankan pemasukan
nutrsis/memenuhi kebutuhan
metabolik.
5. Indikator kebutuhan nutrisi dan
keadekuatan diet/terapi
4. Hambatan komunikasi verbal
berhubungan dengan
kerusakan fungsi otak
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan klien mampu
untuk berkomunikasi
lagi dengan kriteria hasil:
1. Dapat menjawab
pertanyaan yang
diajukan perawat
2. Dapat mengerti dan
memahami pesan-pesan
melalui gambar
3. Dapat
mengekspresikan
perasaannya secara
1. Libatkan keluarga untuk
membantu
memahami/memahamk
an informasi dari/ke
klien
2. Dengarkan setiap
ucapan klien dengan
penuh perhatian
3. Gunakan kata-kata
sederhana dan pendek
dalam komunikasi
dengan klien dan
dorong klien untuk
mengulang kata-kata
1. Keluarga lebih mudah
memahami bahasa verbal dari
klien yang mengalami hambatan
dalam komunikasi
2. Membina hubungan saling
percaya dimulai dari menjadi
pendengar yang baik
3. Klien dengan penurunan
sirkulasi otak atau yang
mengalami kerusakan saraf
kranial dapat sulit memahami
dengan mudah informasi yang
diberikan
4. Tanggapan yang diberikan dapat
verbal maupun
nonverbal
4. Berikan arahan/perintah
yang sederhana setiap
interaksi dengan klien
5. Programkan speech-
language teraphy dan
lakukan speech-
language teraphy setiap
interaksi dengan klien
menandakan klien telah
menerima informasi dengan baik
5. Program ini dapat membantu
klien dalam melatih komunikasi
dan meningkatkan respon verbal
dalam menanggapi informasi.