rangkaian penapis rc
TRANSCRIPT
Abstrak—Praktikum bertujuan mengetahui cara menentukan ragkaian tapis RC lolos rendah dan tinggi, menganalisis bentuk persamaan-persamaan rangkaian tapis lolos rendah dan tinggi berdasarkan grafik bode-plot dan merencanakan sistem rangkaian tapis RC tingkat satu.. Percobaan dilakukan 2 kali, pada rangkaian tapis RC lolos rendah dan tinggi dengan memanipulasi frekuensi berturut-turut 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz . Pada percobaan 1, didapat Voutput atau Vrms berturut-turut (0,59±0,05) V, (0,22±
0,05) V , (0,16±0,05) V dan (0,16±0,05) V. Percobaan 2, didapat Voutput atau Vrms berturut-turut (0,74±0,05) V, (0,89±0,05) V , (0,92±0,05) V & (0,92±0,05) V.
Percobaan menunjukkan kesesuaian, baik grafik, hipotesis dan gambar gelombangnya.
Kata Kunci—Tapis,Lolos rendah,Lolos tinggi &
frekuensi.
PENDAHULUAN
Pada praktikum yang telah lalu, kita merangkai
rangkaian RC. Rangkaian RC adalah rangkaian yang
terdiri dari minimal satu buah resistor dan satu buah
kapasitor. Ketika tegaangan output atau tegangan
luaran diletakkan pada salah satu dari resistor dan
kapasitor, akan membentuk suatu bentuk gelombang
yang bervariasi. Ternyata pada rangkaian RC itu
dapat meloloskan frekuensi rendah dan menahan
frekuensi tinggi dan juga sebaliknya. Untuk
mengetahui frekuensi rendah diloloskan ketika
tegangan output dipasang pada resistor atau
kapasitor, karena itu dilakukan percobaan. Rangkaian
tersebut dinamakan rangkaian penapis RC.
Adapun rumusan masalah sebagai berikut.
“Bagaimanakah hubungan antara rangkaian dan
frekuensi yang digunakan terhadap tegangan output
dan bentuk gelombang?”
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah
mengetahui cara menentukan ragkaian tapis RC lolos
rendah dan tinggi, menganalisis bentuk persamaan-
persamaan rangkaian tapis lolos rendah dan tinggi
berdasarkan grafik bode-plot dan merencanakan
sistem rangkaian tapis RC tingkat satu.
I.KAJIAN TEORI
Kapasitor/kondensor adalah komponen
elektronika yang dapat menyimpan energi listrik
dalam bentuk muatan listrik selama waktu tertentu
atau komponen elektronika yang berfungsi
menampung muatan listrik yang bersifat sementara
agar arus yang keluar konstan.
Kapasitor dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara muatan dan tegangan.
q=CV
(1)
Berdasarkan nilainya, kapasitor terbagi 2,
yaitu kapasitor tetap dan kapasitor variabel.
Berdasarkan bahan dielektriknya, kapasitor terbagi
RANGKAIAN PENAPIS RC(E-4)
Wahyu Aji Pratama, Fitriani Setiasih, Ichwan Rismayandie, Nanik Lestari, Siva soraya, Syara Suciati, Viky Fatmawati, asisten praktikum Meyrika Maharani
Prodi Pend.Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung MangkuratJl. Brigjend H. Hasan Basry, Banjarmasin 70123
e-mail: [email protected]
menjadi kapasitor ika, kertas, udara, keramik dan
elektrolit.
[2]
Rangkaian RC (Resistor-Kapasitor), atau sering
dikenal dengan istilah RC filter atau RC network,
adalah rangkaian listrik yang tersusun dari resistor
dan kapasitor. Rangkaian RC orde satu (first order)
tersusun dari satu resistor dan satu kapasitor yang
merupakan rangkaian RC paling sederhana.
Rangkaian RC dapat digunakan untuk menyaring
(filter) sinyal dengan cara menahan (block) frekuensi
sinyal tertentu dan meneruskan (pass) sinyal yang
lainnya. Ada 4 macam filter RC, di antaranya: high-
pass filter, low-pass filter, band-pass filter, dan band-
stop filter.
[4]
Dasar pemahaman tentang proses tanggapan
frekuensi ini, maka kita hanya akan mengkaji pada
sifat RC yang bisa meloloskan frekuensi rendah dan
tinggi dan sebagai alat pengubah (converter)
gelombang persegi-ke-segitiga dan persegi-ke-pulsa
dengan, masing-masing, mengintegrasikan dan
mendiferensialkan gelombang input dan rangkaiannya
sendiri masing-masing disebut rangkaian integrator dan
rangkaian diferensiator orde 1.
Untuk pengintegralan RC, sinyal keluaran
rangkaian merupakan integral dari sinyal masukan.
untuk pendiferensialan RC, sinyal keluaran rangkaian
merupakan diferensial dari sinyal masukan.
[1]
Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan
untuk melewatkan tegangan output pada frekuensi
tertentu. Untuk melewatkan tegangan output pada
frekuensi tertentu. Untuk merancang filter dapat
digunakan komponen pasif (R,L,L) dan komponen
aktif. Dengan demikian filter dapat dikelompokkan
menjadi filter pasif dan aktif.
1. Rangkaian Tapis RC lolos rendah.
Pengertian lolos rendah dalam hal ini adalah jika
tegangan (Vi) ditetapkan pada rangkaian RC, maka
untuk frekuensi-frekuensi rendah tegangan output
(V0) akan sama dengan tegangan input (Vi), tetapi
sebaliknya, jika frekuensi yan digunakan besar,
maka tegangan output akan turun sesuai dengan
perubahan frekuensi tersebut.
2. Rangkaian taapis RC lolos tinggi
Merupakan kebalikan dari tapis lolos rendah,
penapis ini akan menahan semua signal yang
frekuensinya dibawah frekuensi cutt-off untuk
meneruskan sinyal di atasnya passing output dari
pompa muatan langsung ke VCO menciptakan
sinyal clock.
[6]
1. Rangkaian tapis RC lolos rendah
Untuk rangkaian jenis ini memiliki bentuk
rangkaian seperti gambar (1) berikut ini :
Gambar 1 : Rangkaian tapis RC lolos rendah
Pengertian lolos rendah dalam hal ini adalah
jika tegangan input (Vi) diterapkan pada rangkaian
RC di atas, maka untuk frekuensi-frekuensi rendah
tegangan output (Vo) akan sama dengan tegangan
input (Vi), tetapi sebaliknya jika frekuensi yang
digunakan besar maka tegangan output akan turun
sesuai dengan perubahan frekuensi tersebut.
Pernyataan matematis tentang tegangan output
terhadap input adalah dinyatakan oleh persamaan
komplek :
Z2 =
1j w c
VoVi
~ Z1 = R
V o ( ω) =Z2
Z1 + Z2V i ( ω)
.................................................... (1)
Perbandingan antara tegangan input dan tegangan
output pada persamaan (1) disebut fungsi alih
(tegangan frekuensi) yang dirumuskan oleh :
G (ω ) =V 0
V i= R
R + 1j w C
=ωp
j ω p + ω
............................................... (2)
dimana ω p = 1
R C disebut kutub, selanjutnya hal
yang menarik untuk dikaji pada persamaan (2) adalah
melukiskan grafik tanggapan amplitudo untuk tapis
lolos rendah dengan menggunakan Bode-Plot.
Seringkali orang melukiskan bode-plot,
menggunakan ratio tegangan dalam dB (desibel),
yang didefinisikan sebagai :
G (ω ) (dB ) = 20 logV 0 (ω)V i ( ω)
...................................................... (3)
2. Rangkaian Tapis RC Lolos Tinggi
Untuk jenis rangkaian ini hanya dapat meloloskan
tegangan input pada frekuensi tinggi. Secara
sederhana bentuk rangkaian sebagai berikut :
Gambar : Rangkaian tapis RC lolos tinggi
Dengan cara yang sama seperti pada tapis RC lolos
rendah, maka besar G(ω ) adalah :
G (ω ) =V 0 (ω )V i (ω )
= R
R + 1j w C
=ωp
j ω p + ω
dimana ω p = 1
R C disebut kutub
[5]
Suatu tegangan V yag dipasang pada suatu
hambatan R akan menyebabkan daya lesapan
sebesar :
P=V 2
RMaka dapat dituliskan :
dB=10 logP2
P1=10 log
V 22
R2
V 21
R1
¿20 logV 2
V 1+¿10 log
R2
R1¿
Jika V2 dan V1 keduanya bekerja pada hambatan
yang sama besarnya, maka R1 = R2 . Kita peroleh :
dB=10 logP2
P1=20 log
V 2
V 1
Inilah asal faktor 20 pada definisi dB sebesar uuran
perbandingan tegangan.
[3]
IV. METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipergunakan antara lain 1
buah komponen kapasitor dan resistor, 1 buah audio
generator, 1 buah Osiloskop dan 3 buah kabel
penghubung.
Hipotesis
“Pada rangkaian penapis RC lolos rendah,
Semakin besar frekuensi, maka semakin kecil
tegangan outputnya. Pada rangkaian penapis RC lolos
tinggi, semakin besar frekuensi, semakin besar pula
tegangan outputnya. ”
Identifikasi dan Definisi overasional Variabel.
Z1 =
1j w c Vo
Vi~ Z2 = R
Pada percobaan ini, kami memanipulasi frekuensi
dan jenis rangkaian. Kami mengamati respon pada
tegangan output dan gambar gelombang. Adapun
variabel yang dijaga tetap/dikontrol yaitu kapasitor,
resistor, tegangan input (Vs), osiloskop, audio
generator dan kabel penghubung.
Pada variabel manipulasi, kami memanipulasi jenis
rangkaian menjadi 2, yaitu rangkaian penapis RC
lolos rendah yang mana tegangan outputnya dipasang
pada kapasitor, dan rangkaian penapis RC lolos
tinggi yang tegangan outputnya dipasang pada
resistor. Kemudian, memanipulasi frekuensi
sebanyak 4 kali, yaitu 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan
50.000 Hz.Pada variabel respon, kami mengamati
tegangan output dalam satuan volt yang terbaca pada
osiloskop, kemudian juga mengamati gambar
gelombang yang terbaca pada monitor osiloskop.
Adpaun variabel kontrol, kami menjaga tetap
kapasitor yang digunakan sebesar 1.10-6 F. Resistor
yang digunakan sebesar 104 Ω , tegangan input yang
digunakan sebesar 8 Volt dan menggunakan
osiloskop, audio generator yang sama pada setiap
percobaan, serta kabel penghubung yang dugunakan
sebanyak 3 buah.
Langkah Kerja
Rangkaian tapis RC lolos rendah.
Pertama-tama merangkai rangkaian seperti gambar
... , sebelum melakukan pengamatan terhadap output,
mencatat dan mengukur nilai kapasitor, resistor dan
tegangan puncak ke puncak Vpp audio generator
untuk tegangan sinosidal. Untuk pengukuran ini,
mengarahkan tombol mode ke (x-y) sehingga
terbentuk garis lurus vertikal. Setelah itu, melakukan
pengamatan dan pengukuran untuk tegangan output.
Pertama, mengatur tombol audio generator pada f=
50 Hz. Kemudian memperhatikan garis vertikal pada
layar osiloskop dan mencatat penunjukkan
tegangannya. Mengulang kegiatan masing-masing
untuk frekuensi 500 Hz, 5.000 Hz, dan 50.000 Hz.
Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Rangkaian tapis RC lolos tinggi
Pertama-tama merangkai rangkaian seperti gambar
... , sebelum melakukan pengamatan terhadap output,
mencatat dan mengukur nilai kapasitor, resistor dan
tegangan puncak ke puncak Vpp audio generator
untuk tegangan sinosidal. Untuk pengukuran ini,
mengarahkan tombol mode ke (x-y) sehingga
terbentuk garis lurus vertikal. Setelah itu, melakukan
pengamatan dan pengukuran untuk tegangan output.
Pertama, mengatur tombol audio generator pada f=
50 Hz. Kemudian memperhatikan garis vertikal pada
layar osiloskop dan mencatat penunjukkan
tegangannya. Mengulang kegiatan masing-masing
untuk frekuensi 500 Hz, 5.000 Hz, dan 50.000 Hz.
Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Gambar 4. Rangkaian tapis RC lolos tinggi
Tabel Pengamatan
Tabel 1. Tabel Rangkaian Tapis RC Lolos rendah.
No
.
Frekuensi
(Hz)(V pp±0,05) Volt
1. 50
2. 500
3. 5.000
4. 50.000
Gambar 3. Rangkaian tapis lolos rendah
Tabel 2. Tabel Rangkaian Tapis RC Lolos rendah.
No
.
Frekuensi
(Hz)(V pp±0,05) Volt
1. 50
2. 500
3. 5.000
4. 50.000
TEKNIK ANALISIS
Ketelitian : NST= BU/JS
∆ x=12
NST
G (ω)=V 0
V i
∆ G (ω )=(|∆ V 0
V 0 |+|∆ V i
V i |) .G
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk
mengetahui cara menentukan ragkaian tapis RC lolos
rendah dan tinggi, menganalisis bentuk persamaan-
persamaan rangkaian tapis lolos rendah dan tinggi
berdasarkan grafik bode-plot dan merencanakan
sistem rangkaian tapis RC tingkat satu.
Kami melakukan percobaan dengan 2 jenis
rangkaian yang berbeda. Percobaan pertama
menggunakan rangkaian tapis RC lolos rendah yang
mana tegangan output dipasang pada kapasitor dan
percobaan kedua menggunakan rangkaian tapis RC
lolos tinggi dengan memasang tegangan output pada
resistor. Pada setiap percobaan kami memanipulasi
frekuensi sebesar 50 Hz, 500 Hz, dan 5.000 Hz dan
50.000 Hz. Kami menggunakan nilai resistor sebesar
104 Ω. Tegangan sumber (Vs) sebesar 8 Volt. Dan
kapasitor yang digunakan sebesar 1.10-6 F. Adapun
respon yang kami amati adalah tegangan output dan
bentuk gelombangnya.
Pada percobaan 1 (rangkaian tapis RC lolos
rendah) , didapatkan data percobaan sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Rangkaian Tapis RC lolos rendah
No
.
Frekuensi
(Hz)(V pp±0,05) Volt
1. 50 0,70
2. 500 0,10
3. 5.000 0,05
4. 50.000 0,05
Dari hasil pengamatan, dengan memasukkan ke dalam persamaan Vp = ½ Vpp , dan V rms=V out=√V p , didapat nilai tegangan output pada kapasitor, dari frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz nberturut-turut (0,59±0,05) Volt, (0,22±0,05) Volt, (0,16±0,05) Volt dan (0,16±0,05) Volt.
Adapun bentuk gelombang yang terbaca pada osiloskop sebagai berikut.
Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.
Tegangan Output pada frekuensi 500 Hz.
Tegangan Output pada frekuensi 5.000 Hz.
Tegangan Output pada frekuensi 50.000 Hz.
Pada gambar gelombang, terlihat, semakin besar frekuensinya, maka semakin rapat gelombangnya. Adapun berdasarkan perhitungan tegangan output Vrms terlihat bahwa semakin besar frekuensinya maka semakin kecil tegangan outputnya. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesis praktikan “Pada rangkaian penapis RC lolos rendah, Semakin besar frekuensi, maka semakin kecil tegangan outputnya.” “Pada rangkaian penapis RC lolos tinggi, semakin besar frekuensi, semakin besar pula tegangan outputnya. ”
Seperti yang diketahui pada praktikum, semaakin besar frekuensi yang diberikan pada rangkaian tapis lolos rendah, maka tegangan outputya semakin kecil, hal ini disebabkan pada rangkaian tapis lolos rendah, frekuensi yang rendah akan diloloskan, sementara frekuensi yang tinggi akan ditahan, sehingga tegangannya akan berkurang ketika frekuensi semakin diperbesar.
Adapun dengan memasukan ke dalam persamaan
G (ω )=V 0
V i
Didapat G (ω) pada frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz berturut-turut (7,4±3,6).10-2
dengan KR sebesar 48,45 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 51,55 %;(2,7±0,6).10-2 dengan KR sebesar 22,98 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 77,01 % ;(1,9±0,6).10-2 dengan KR sebesar 32,247 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 67.752 % dan (1,9±0,6).10-2 dengan KR sebesar 32,247 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 67.752 %.
Jika dijadikan dalam desibel (dB) , dengan
memasukkan kedalam persamaan dB=20 logV 2
V 1
Didapat berturut-turut (-22,62) dB ; (-31,872) dB; (-34,08) dB; dan (-34,08) dB. Sehingga dari taraf intensitas tersebut, dapat dibuat grafik bode-plot antara taraf intensitas (dB) terhadap frekuensi sebagai berikut.
0 100002000030000400005000060000
-21.00000000-20.50000000-20.00000000-19.50000000-19.00000000-18.50000000-18.00000000-17.50000000
Frekuensi (Hz)
Dari grafik, terlihat semakin besar frekuensinya, semakin mengecil taraf intensitas dalam satuan desibel (dB).
Pada percobaan 2 (rangkaian tapis RC lolos
tinggi) , didapatkan data percobaan sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Rangkaian Tapis RC lolos rendah
No
.
Frekuensi
(Hz)(V pp±0,05) Volt
1. 50 1,10
2. 500 1,60
3. 5.000 1,70
4. 50.000 1,70
Dari hasil pengamatan, dengan memasukkan ke dalam persamaan Vp = ½ Vpp , dan V rms=V out=√V p , didapat nilai tegangan output pada kapasitor, dari frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz berturut-turut (0,74±0,05) Volt, (0,89±0,05) Volt, (0,92±0,05) Volt dan (0,92±0,05) Volt.
Adapun bentuk gelombang yang terbaca pada osiloskop sebagai berikut.
Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.
Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.
Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.
Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.
Pada gambar gelombang, terlihat, semakin besar frekuensinya, maka semakin rapat gelombangnya. Adapun berdasarkan perhitungan tegangan output Vrms terlihat bahwa semakin besar frekuensinya maka semakin besar pula tegangan outputnya. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesis praktikan “Pada rangkaian penapis RC lolos rendah, Semakin besar frekuensi, maka semakin kecil tegangan outputnya.” “Pada rangkaian penapis RC lolos tinggi, semakin besar frekuensi, semakin besar pula tegangan outputnya. ”
Seperti yang diketahui pada praktikum, semaakin besar frekuensi yang diberikan pada rangkaian tapis lolos rendah, maka tegangan outputya semakin kecil, hal ini disebabkan pada rangkaian tapis lolos rendah, frekuensi yang rendah akan diloloskan, sementara frekuensi yang tinggi akan ditahan, sehingga tegangannya akan berkurang ketika frekuensi semakin diperbesar.
Adapun dengan memasukan ke dalam persamaan
G (ω )=V 0
V i
Didapat G (ω) pada frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz berturut-turut (9,27±0,68).10-2
dengan KR sebesar 7,36 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 92,63 %;(1,12±0,07).10-1
dengan KR sebesar 6,215 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 93,785 % ;(1,15±0,07).10-1
dengan KR sebesar 6,048 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 93.951 % dan (1,15±0,07).10-1
dengan KR sebesar 6,048 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 93.951 % .
Jika dijadikan dalam desibel (dB) , dengan
memasukkan kedalam persamaan dB=20 logV 2
V 1
Didapat berturut-turut (-20,658) dB ; (-19,03) dB; (-18,76) dB; dan (-18,76) dB. Sehingga dari taraf intensitas tersebut, dapat dibuat grafik bode-plot antara taraf intensitas (dB) terhadap frekuensi sebagai berikut.
0 100002000030000400005000060000
-21.00000000-20.50000000-20.00000000-19.50000000-19.00000000-18.50000000-18.00000000-17.50000000
Frekuensi (Hz)
Dari grafik, terlihat semakin besar frekuensinya, semakin besar pula taraf intensitas dalam satuan desibel (dB)
Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
Dari kedua percobaan, baik rangkaian Tapis RC lolos rendah dan tinggi sudah menunjukkan kesesuian baik percobaan maupun konsep teori. Dari rangkaian tapis RC lolos rendah, semakin besar frekuensinya, maka tegangan output akan semakin kecil. Pada rangkaian tapis lolos tinggi, semaki besar frekuensinya semakin besar pula tegangan outputnya. Hal ini dikarenakan pada tapis RC lolos rendah, frekuensi rendah diloloskan, namun pada frekuensi yang tinggi, maka akan ditahan sehingga tegangan outputnya menurun sebesar peningkatan dari frekuensinya. Adapun pada rangkaian tapis RC lolos tinggi, frekuensi tinggi diloloskaan sehingga tegangan output ketika frekuensi diperbesar akan bertambah besar pula, pada rangkaian tapis lolos tinggi ini menahan frekuensi yang rendah, sehingga jika frekuensi diperbesar, maka tegangan akan semakin besar pula.
Adapun rangkaian tapis tingkat satu adalah rangkaian yang terdiri dari satu buah kapasitor dan satu buah resistor
SIMPULAN
Pada percobaan kali ini, disumpulkan bahwa
pada rangkaian tapis RC lolos rendah , semakin besar
frekuensi yang diberikan, maka semakin kecil
tegangan outputnya. Sedangkan pada rangkaian In-
tegral RC, semakin besar frekuensi yang diberikan,
semakin membesar pula tegangan outputnya yang.
Berdasarkan gambar gelombang, pada rangkaian
tapis RC lolos rendah dan tinggi, semakin besar
frekuensinya maka semakin rapat gelombangnya,
namun antara kedua rangkaian memiliki karakteristik
gambar gelombang yang berbeda.
Adapun Taraf intensitas G(ω) dB menunjukkan
pada rangkaian tapis lolos rendah grafik bode-plot
semakin menurun, sedangkan pada rangkaian tapis
RC lolos tinggi grafik bode-plot semakin menaik. Hal
ini sudah sesuai dengan teorinya yang menunjukkan
kesesuaian arah grafik baik pada rangkaian tapis lolos
tinggi maupub rendah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah
SWT karena berkat rahmatNya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Misbah, M.Pd
selaku dosen pembimbing. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Meyrika Maharani selaku asisten
praktikum selama pengambilan data dan
pembimbingan pembuatan laporan. Serta tidak lupa
ucapan terimakasih ditujukan kepada kedua orang tua
yang selalu mendukung dan mendoakan. Terakhir
untuk teman-teman di kelompok yang telah
membantu banyak hal dalam menyelesaikan laporan
ini.
DAFTAR PUSTAKA[1] Maulana,Andi Ikhsan.“Rangkaian Penapis RC”.
diakses 18 November 2015. http://www.ilmusemes ta.com/2014/05/laporan-elektronika-rangkaian-penapis-rc.html?m=0.
[2] Misbah. 2015. Handout Elektronika daasar. Banjarmasin : Unlam.
[3] Sutrisno. 1986. Elektronika teori & penerapannya. Bandung: ITB.
[4] Syaiful.“Jurnal Rangkaian RC dan RL”, diakses 7 November2015. http://semutuyet.blogspot.com/ 2011/11/elektronika-1-modul-5-rangkaian-rc-dan.html.
[5] Tim Dosen Elektronika Dasar.2015.Penuntun praktikum elektronika dasar 1.Banjarmasin : Unlam
[6] -.”Rangkaian Penapis RC”.Diakses 18 November 2015. http://www.slideshare.net/mobile/bemfmipa/http1-32544266
9