rangkaian penapis rc

13
Abstrak—Praktikum bertujuan mengetahui cara menentukan ragkaian tapis RC lolos rendah dan tinggi, menganalisis bentuk persamaan-persamaan rangkaian tapis lolos rendah dan tinggi berdasarkan grafik bode-plot dan merencanakan sistem rangkaian tapis RC tingkat satu.. Percobaan dilakukan 2 kali, pada rangkaian tapis RC lolos rendah dan tinggi dengan memanipulasi frekuensi berturut-turut {50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz }. Pada percobaan 1, didapat V output atau V rms berturut-turut {(0,59 ±0,05 ) V, (0,22 ±0,05 ) V , (0,16 ± 0,05 ) V dan (0,16 ±0,05 ) V}. Percobaan 2, didapat V output atau V rms berturut-turut {(0,74 ±0,05 ) V, (0,89 ±0,05 ) V , (0,92 ± 0,05 ) V} & {( 0,92±0,05 ) V. Percobaan menunjukkan kesesuaian, baik grafik, hipotesis dan gambar gelombangnya. Kata Kunci—Tapis,Lolos rendah,Lolos tinggi & frekuensi. PENDAHULUAN Pada praktikum yang telah lalu, kita merangkai rangkaian RC. Rangkaian RC adalah rangkaian yang terdiri dari minimal satu buah resistor dan satu buah kapasitor. Ketika tegaangan output atau tegangan luaran diletakkan pada salah satu dari resistor dan kapasitor, akan membentuk suatu bentuk gelombang yang bervariasi. Ternyata pada rangkaian RC itu dapat meloloskan frekuensi rendah dan menahan frekuensi tinggi dan juga sebaliknya. Untuk mengetahui frekuensi rendah diloloskan ketika tegangan output dipasang pada resistor atau kapasitor, karena itu dilakukan percobaan. Rangkaian tersebut dinamakan rangkaian penapis RC. Adapun rumusan masalah sebagai berikut. “Bagaimanakah hubungan antara rangkaian dan frekuensi yang digunakan terhadap tegangan output dan bentuk gelombang?” RANGKAIAN PENAPIS RC (E-4) Wahyu Aji Pratama, Fitriani Setiasih, Ichwan Rismayandie, Nanik Lestari, Siva soraya, Syara Suciati, Viky Fatmawati, asisten praktikum Meyrika Maharani Prodi Pend.Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjend H. Hasan Basry, Banjarmasin 70123 e-mail: [email protected]

Upload: wahyu-pratama

Post on 14-Jan-2017

582 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkaian Penapis RC

Abstrak—Praktikum bertujuan mengetahui cara menentukan ragkaian tapis RC lolos rendah dan tinggi, menganalisis bentuk persamaan-persamaan rangkaian tapis lolos rendah dan tinggi berdasarkan grafik bode-plot dan merencanakan sistem rangkaian tapis RC tingkat satu.. Percobaan dilakukan 2 kali, pada rangkaian tapis RC lolos rendah dan tinggi dengan memanipulasi frekuensi berturut-turut 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz . Pada percobaan 1, didapat Voutput atau Vrms berturut-turut (0,59±0,05) V, (0,22±

0,05) V , (0,16±0,05) V dan (0,16±0,05) V. Percobaan 2, didapat Voutput atau Vrms berturut-turut (0,74±0,05) V, (0,89±0,05) V , (0,92±0,05) V & (0,92±0,05) V.

Percobaan menunjukkan kesesuaian, baik grafik, hipotesis dan gambar gelombangnya.

Kata Kunci—Tapis,Lolos rendah,Lolos tinggi &

frekuensi.

PENDAHULUAN

Pada praktikum yang telah lalu, kita merangkai

rangkaian RC. Rangkaian RC adalah rangkaian yang

terdiri dari minimal satu buah resistor dan satu buah

kapasitor. Ketika tegaangan output atau tegangan

luaran diletakkan pada salah satu dari resistor dan

kapasitor, akan membentuk suatu bentuk gelombang

yang bervariasi. Ternyata pada rangkaian RC itu

dapat meloloskan frekuensi rendah dan menahan

frekuensi tinggi dan juga sebaliknya. Untuk

mengetahui frekuensi rendah diloloskan ketika

tegangan output dipasang pada resistor atau

kapasitor, karena itu dilakukan percobaan. Rangkaian

tersebut dinamakan rangkaian penapis RC.

Adapun rumusan masalah sebagai berikut.

“Bagaimanakah hubungan antara rangkaian dan

frekuensi yang digunakan terhadap tegangan output

dan bentuk gelombang?”

Adapun tujuan praktikum kali ini adalah

mengetahui cara menentukan ragkaian tapis RC lolos

rendah dan tinggi, menganalisis bentuk persamaan-

persamaan rangkaian tapis lolos rendah dan tinggi

berdasarkan grafik bode-plot dan merencanakan

sistem rangkaian tapis RC tingkat satu.

I.KAJIAN TEORI

Kapasitor/kondensor adalah komponen

elektronika yang dapat menyimpan energi listrik

dalam bentuk muatan listrik selama waktu tertentu

atau komponen elektronika yang berfungsi

menampung muatan listrik yang bersifat sementara

agar arus yang keluar konstan.

Kapasitor dapat didefinisikan sebagai

perbandingan antara muatan dan tegangan.

q=CV

(1)

Berdasarkan nilainya, kapasitor terbagi 2,

yaitu kapasitor tetap dan kapasitor variabel.

Berdasarkan bahan dielektriknya, kapasitor terbagi

RANGKAIAN PENAPIS RC(E-4)

Wahyu Aji Pratama, Fitriani Setiasih, Ichwan Rismayandie, Nanik Lestari, Siva soraya, Syara Suciati, Viky Fatmawati, asisten praktikum Meyrika Maharani

Prodi Pend.Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung MangkuratJl. Brigjend H. Hasan Basry, Banjarmasin 70123

e-mail: [email protected]

Page 2: Rangkaian Penapis RC

menjadi kapasitor ika, kertas, udara, keramik dan

elektrolit.

[2]

Rangkaian RC (Resistor-Kapasitor), atau sering

dikenal dengan istilah RC filter atau RC network,

adalah rangkaian listrik yang tersusun dari resistor

dan kapasitor. Rangkaian RC orde satu (first order)

tersusun dari satu resistor dan satu kapasitor yang

merupakan rangkaian RC paling sederhana.

Rangkaian RC dapat digunakan untuk menyaring

(filter) sinyal dengan cara menahan (block) frekuensi

sinyal tertentu dan meneruskan (pass) sinyal yang

lainnya. Ada 4 macam filter RC, di antaranya: high-

pass filter, low-pass filter, band-pass filter, dan band-

stop filter.

[4]

Dasar pemahaman tentang proses tanggapan

frekuensi ini, maka kita hanya akan mengkaji pada

sifat RC yang bisa meloloskan frekuensi rendah dan

tinggi dan sebagai alat pengubah (converter)

gelombang persegi-ke-segitiga dan persegi-ke-pulsa

dengan, masing-masing, mengintegrasikan dan

mendiferensialkan gelombang input dan rangkaiannya

sendiri masing-masing disebut rangkaian integrator dan

rangkaian diferensiator orde 1.

Untuk pengintegralan RC, sinyal keluaran

rangkaian merupakan integral dari sinyal masukan.

untuk pendiferensialan RC, sinyal keluaran rangkaian

merupakan diferensial dari sinyal masukan.

[1]

Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan

untuk melewatkan tegangan output pada frekuensi

tertentu. Untuk melewatkan tegangan output pada

frekuensi tertentu. Untuk merancang filter dapat

digunakan komponen pasif (R,L,L) dan komponen

aktif. Dengan demikian filter dapat dikelompokkan

menjadi filter pasif dan aktif.

1. Rangkaian Tapis RC lolos rendah.

Pengertian lolos rendah dalam hal ini adalah jika

tegangan (Vi) ditetapkan pada rangkaian RC, maka

untuk frekuensi-frekuensi rendah tegangan output

(V0) akan sama dengan tegangan input (Vi), tetapi

sebaliknya, jika frekuensi yan digunakan besar,

maka tegangan output akan turun sesuai dengan

perubahan frekuensi tersebut.

2. Rangkaian taapis RC lolos tinggi

Merupakan kebalikan dari tapis lolos rendah,

penapis ini akan menahan semua signal yang

frekuensinya dibawah frekuensi cutt-off untuk

meneruskan sinyal di atasnya passing output dari

pompa muatan langsung ke VCO menciptakan

sinyal clock.

[6]

1. Rangkaian tapis RC lolos rendah

Untuk rangkaian jenis ini memiliki bentuk

rangkaian seperti gambar (1) berikut ini :

Gambar 1 : Rangkaian tapis RC lolos rendah

Pengertian lolos rendah dalam hal ini adalah

jika tegangan input (Vi) diterapkan pada rangkaian

RC di atas, maka untuk frekuensi-frekuensi rendah

tegangan output (Vo) akan sama dengan tegangan

input (Vi), tetapi sebaliknya jika frekuensi yang

digunakan besar maka tegangan output akan turun

sesuai dengan perubahan frekuensi tersebut.

Pernyataan matematis tentang tegangan output

terhadap input adalah dinyatakan oleh persamaan

komplek :

Z2 =

1j w c

VoVi

~ Z1 = R

Page 3: Rangkaian Penapis RC

V o ( ω) =Z2

Z1 + Z2V i ( ω)

.................................................... (1)

Perbandingan antara tegangan input dan tegangan

output pada persamaan (1) disebut fungsi alih

(tegangan frekuensi) yang dirumuskan oleh :

G (ω ) =V 0

V i= R

R + 1j w C

=ωp

j ω p + ω

............................................... (2)

dimana ω p = 1

R C disebut kutub, selanjutnya hal

yang menarik untuk dikaji pada persamaan (2) adalah

melukiskan grafik tanggapan amplitudo untuk tapis

lolos rendah dengan menggunakan Bode-Plot.

Seringkali orang melukiskan bode-plot,

menggunakan ratio tegangan dalam dB (desibel),

yang didefinisikan sebagai :

G (ω ) (dB ) = 20 logV 0 (ω)V i ( ω)

...................................................... (3)

2. Rangkaian Tapis RC Lolos Tinggi

Untuk jenis rangkaian ini hanya dapat meloloskan

tegangan input pada frekuensi tinggi. Secara

sederhana bentuk rangkaian sebagai berikut :

Gambar : Rangkaian tapis RC lolos tinggi

Dengan cara yang sama seperti pada tapis RC lolos

rendah, maka besar G(ω ) adalah :

G (ω ) =V 0 (ω )V i (ω )

= R

R + 1j w C

=ωp

j ω p + ω

dimana ω p = 1

R C disebut kutub

[5]

Suatu tegangan V yag dipasang pada suatu

hambatan R akan menyebabkan daya lesapan

sebesar :

P=V 2

RMaka dapat dituliskan :

dB=10 logP2

P1=10 log

V 22

R2

V 21

R1

¿20 logV 2

V 1+¿10 log

R2

R1¿

Jika V2 dan V1 keduanya bekerja pada hambatan

yang sama besarnya, maka R1 = R2 . Kita peroleh :

dB=10 logP2

P1=20 log

V 2

V 1

Inilah asal faktor 20 pada definisi dB sebesar uuran

perbandingan tegangan.

[3]

IV. METODE PERCOBAAN

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dipergunakan antara lain 1

buah komponen kapasitor dan resistor, 1 buah audio

generator, 1 buah Osiloskop dan 3 buah kabel

penghubung.

Hipotesis

“Pada rangkaian penapis RC lolos rendah,

Semakin besar frekuensi, maka semakin kecil

tegangan outputnya. Pada rangkaian penapis RC lolos

tinggi, semakin besar frekuensi, semakin besar pula

tegangan outputnya. ”

Identifikasi dan Definisi overasional Variabel.

Z1 =

1j w c Vo

Vi~ Z2 = R

Page 4: Rangkaian Penapis RC

Pada percobaan ini, kami memanipulasi frekuensi

dan jenis rangkaian. Kami mengamati respon pada

tegangan output dan gambar gelombang. Adapun

variabel yang dijaga tetap/dikontrol yaitu kapasitor,

resistor, tegangan input (Vs), osiloskop, audio

generator dan kabel penghubung.

Pada variabel manipulasi, kami memanipulasi jenis

rangkaian menjadi 2, yaitu rangkaian penapis RC

lolos rendah yang mana tegangan outputnya dipasang

pada kapasitor, dan rangkaian penapis RC lolos

tinggi yang tegangan outputnya dipasang pada

resistor. Kemudian, memanipulasi frekuensi

sebanyak 4 kali, yaitu 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan

50.000 Hz.Pada variabel respon, kami mengamati

tegangan output dalam satuan volt yang terbaca pada

osiloskop, kemudian juga mengamati gambar

gelombang yang terbaca pada monitor osiloskop.

Adpaun variabel kontrol, kami menjaga tetap

kapasitor yang digunakan sebesar 1.10-6 F. Resistor

yang digunakan sebesar 104 Ω , tegangan input yang

digunakan sebesar 8 Volt dan menggunakan

osiloskop, audio generator yang sama pada setiap

percobaan, serta kabel penghubung yang dugunakan

sebanyak 3 buah.

Langkah Kerja

Rangkaian tapis RC lolos rendah.

Pertama-tama merangkai rangkaian seperti gambar

... , sebelum melakukan pengamatan terhadap output,

mencatat dan mengukur nilai kapasitor, resistor dan

tegangan puncak ke puncak Vpp audio generator

untuk tegangan sinosidal. Untuk pengukuran ini,

mengarahkan tombol mode ke (x-y) sehingga

terbentuk garis lurus vertikal. Setelah itu, melakukan

pengamatan dan pengukuran untuk tegangan output.

Pertama, mengatur tombol audio generator pada f=

50 Hz. Kemudian memperhatikan garis vertikal pada

layar osiloskop dan mencatat penunjukkan

tegangannya. Mengulang kegiatan masing-masing

untuk frekuensi 500 Hz, 5.000 Hz, dan 50.000 Hz.

Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

Rangkaian tapis RC lolos tinggi

Pertama-tama merangkai rangkaian seperti gambar

... , sebelum melakukan pengamatan terhadap output,

mencatat dan mengukur nilai kapasitor, resistor dan

tegangan puncak ke puncak Vpp audio generator

untuk tegangan sinosidal. Untuk pengukuran ini,

mengarahkan tombol mode ke (x-y) sehingga

terbentuk garis lurus vertikal. Setelah itu, melakukan

pengamatan dan pengukuran untuk tegangan output.

Pertama, mengatur tombol audio generator pada f=

50 Hz. Kemudian memperhatikan garis vertikal pada

layar osiloskop dan mencatat penunjukkan

tegangannya. Mengulang kegiatan masing-masing

untuk frekuensi 500 Hz, 5.000 Hz, dan 50.000 Hz.

Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

Gambar 4. Rangkaian tapis RC lolos tinggi

Tabel Pengamatan

Tabel 1. Tabel Rangkaian Tapis RC Lolos rendah.

No

.

Frekuensi

(Hz)(V pp±0,05) Volt

1. 50

2. 500

3. 5.000

4. 50.000

Gambar 3. Rangkaian tapis lolos rendah

Page 5: Rangkaian Penapis RC

Tabel 2. Tabel Rangkaian Tapis RC Lolos rendah.

No

.

Frekuensi

(Hz)(V pp±0,05) Volt

1. 50

2. 500

3. 5.000

4. 50.000

TEKNIK ANALISIS

Ketelitian : NST= BU/JS

∆ x=12

NST

G (ω)=V 0

V i

∆ G (ω )=(|∆ V 0

V 0 |+|∆ V i

V i |) .G

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk

mengetahui cara menentukan ragkaian tapis RC lolos

rendah dan tinggi, menganalisis bentuk persamaan-

persamaan rangkaian tapis lolos rendah dan tinggi

berdasarkan grafik bode-plot dan merencanakan

sistem rangkaian tapis RC tingkat satu.

Kami melakukan percobaan dengan 2 jenis

rangkaian yang berbeda. Percobaan pertama

menggunakan rangkaian tapis RC lolos rendah yang

mana tegangan output dipasang pada kapasitor dan

percobaan kedua menggunakan rangkaian tapis RC

lolos tinggi dengan memasang tegangan output pada

resistor. Pada setiap percobaan kami memanipulasi

frekuensi sebesar 50 Hz, 500 Hz, dan 5.000 Hz dan

50.000 Hz. Kami menggunakan nilai resistor sebesar

104 Ω. Tegangan sumber (Vs) sebesar 8 Volt. Dan

kapasitor yang digunakan sebesar 1.10-6 F. Adapun

respon yang kami amati adalah tegangan output dan

bentuk gelombangnya.

Pada percobaan 1 (rangkaian tapis RC lolos

rendah) , didapatkan data percobaan sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Rangkaian Tapis RC lolos rendah

No

.

Frekuensi

(Hz)(V pp±0,05) Volt

1. 50 0,70

2. 500 0,10

3. 5.000 0,05

4. 50.000 0,05

Dari hasil pengamatan, dengan memasukkan ke dalam persamaan Vp = ½ Vpp , dan V rms=V out=√V p , didapat nilai tegangan output pada kapasitor, dari frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz nberturut-turut (0,59±0,05) Volt, (0,22±0,05) Volt, (0,16±0,05) Volt dan (0,16±0,05) Volt.

Adapun bentuk gelombang yang terbaca pada osiloskop sebagai berikut.

Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.

Tegangan Output pada frekuensi 500 Hz.

Page 6: Rangkaian Penapis RC

Tegangan Output pada frekuensi 5.000 Hz.

Tegangan Output pada frekuensi 50.000 Hz.

Pada gambar gelombang, terlihat, semakin besar frekuensinya, maka semakin rapat gelombangnya. Adapun berdasarkan perhitungan tegangan output Vrms terlihat bahwa semakin besar frekuensinya maka semakin kecil tegangan outputnya. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesis praktikan “Pada rangkaian penapis RC lolos rendah, Semakin besar frekuensi, maka semakin kecil tegangan outputnya.” “Pada rangkaian penapis RC lolos tinggi, semakin besar frekuensi, semakin besar pula tegangan outputnya. ”

Seperti yang diketahui pada praktikum, semaakin besar frekuensi yang diberikan pada rangkaian tapis lolos rendah, maka tegangan outputya semakin kecil, hal ini disebabkan pada rangkaian tapis lolos rendah, frekuensi yang rendah akan diloloskan, sementara frekuensi yang tinggi akan ditahan, sehingga tegangannya akan berkurang ketika frekuensi semakin diperbesar.

Adapun dengan memasukan ke dalam persamaan

G (ω )=V 0

V i

Didapat G (ω) pada frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz berturut-turut (7,4±3,6).10-2

dengan KR sebesar 48,45 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 51,55 %;(2,7±0,6).10-2 dengan KR sebesar 22,98 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 77,01 % ;(1,9±0,6).10-2 dengan KR sebesar 32,247 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 67.752 % dan (1,9±0,6).10-2 dengan KR sebesar 32,247 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 67.752 %.

Jika dijadikan dalam desibel (dB) , dengan

memasukkan kedalam persamaan dB=20 logV 2

V 1

Didapat berturut-turut (-22,62) dB ; (-31,872) dB; (-34,08) dB; dan (-34,08) dB. Sehingga dari taraf intensitas tersebut, dapat dibuat grafik bode-plot antara taraf intensitas (dB) terhadap frekuensi sebagai berikut.

0 100002000030000400005000060000

-21.00000000-20.50000000-20.00000000-19.50000000-19.00000000-18.50000000-18.00000000-17.50000000

Frekuensi (Hz)

Dari grafik, terlihat semakin besar frekuensinya, semakin mengecil taraf intensitas dalam satuan desibel (dB).

Pada percobaan 2 (rangkaian tapis RC lolos

tinggi) , didapatkan data percobaan sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Rangkaian Tapis RC lolos rendah

No

.

Frekuensi

(Hz)(V pp±0,05) Volt

1. 50 1,10

2. 500 1,60

3. 5.000 1,70

4. 50.000 1,70

Page 7: Rangkaian Penapis RC

Dari hasil pengamatan, dengan memasukkan ke dalam persamaan Vp = ½ Vpp , dan V rms=V out=√V p , didapat nilai tegangan output pada kapasitor, dari frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz berturut-turut (0,74±0,05) Volt, (0,89±0,05) Volt, (0,92±0,05) Volt dan (0,92±0,05) Volt.

Adapun bentuk gelombang yang terbaca pada osiloskop sebagai berikut.

Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.

Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.

Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.

Tegangan Output pada frekuensi 50 Hz.

Pada gambar gelombang, terlihat, semakin besar frekuensinya, maka semakin rapat gelombangnya. Adapun berdasarkan perhitungan tegangan output Vrms terlihat bahwa semakin besar frekuensinya maka semakin besar pula tegangan outputnya. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesis praktikan “Pada rangkaian penapis RC lolos rendah, Semakin besar frekuensi, maka semakin kecil tegangan outputnya.” “Pada rangkaian penapis RC lolos tinggi, semakin besar frekuensi, semakin besar pula tegangan outputnya. ”

Seperti yang diketahui pada praktikum, semaakin besar frekuensi yang diberikan pada rangkaian tapis lolos rendah, maka tegangan outputya semakin kecil, hal ini disebabkan pada rangkaian tapis lolos rendah, frekuensi yang rendah akan diloloskan, sementara frekuensi yang tinggi akan ditahan, sehingga tegangannya akan berkurang ketika frekuensi semakin diperbesar.

Adapun dengan memasukan ke dalam persamaan

G (ω )=V 0

V i

Didapat G (ω) pada frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5.000 Hz dan 50.000 Hz berturut-turut (9,27±0,68).10-2

dengan KR sebesar 7,36 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 92,63 %;(1,12±0,07).10-1

dengan KR sebesar 6,215 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 93,785 % ;(1,15±0,07).10-1

dengan KR sebesar 6,048 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 93.951 % dan (1,15±0,07).10-1

dengan KR sebesar 6,048 % dan DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 93.951 % .

Jika dijadikan dalam desibel (dB) , dengan

memasukkan kedalam persamaan dB=20 logV 2

V 1

Didapat berturut-turut (-20,658) dB ; (-19,03) dB; (-18,76) dB; dan (-18,76) dB. Sehingga dari taraf intensitas tersebut, dapat dibuat grafik bode-plot antara taraf intensitas (dB) terhadap frekuensi sebagai berikut.

Page 8: Rangkaian Penapis RC

0 100002000030000400005000060000

-21.00000000-20.50000000-20.00000000-19.50000000-19.00000000-18.50000000-18.00000000-17.50000000

Frekuensi (Hz)

Dari grafik, terlihat semakin besar frekuensinya, semakin besar pula taraf intensitas dalam satuan desibel (dB)

Page 9: Rangkaian Penapis RC

Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Dari kedua percobaan, baik rangkaian Tapis RC lolos rendah dan tinggi sudah menunjukkan kesesuian baik percobaan maupun konsep teori. Dari rangkaian tapis RC lolos rendah, semakin besar frekuensinya, maka tegangan output akan semakin kecil. Pada rangkaian tapis lolos tinggi, semaki besar frekuensinya semakin besar pula tegangan outputnya. Hal ini dikarenakan pada tapis RC lolos rendah, frekuensi rendah diloloskan, namun pada frekuensi yang tinggi, maka akan ditahan sehingga tegangan outputnya menurun sebesar peningkatan dari frekuensinya. Adapun pada rangkaian tapis RC lolos tinggi, frekuensi tinggi diloloskaan sehingga tegangan output ketika frekuensi diperbesar akan bertambah besar pula, pada rangkaian tapis lolos tinggi ini menahan frekuensi yang rendah, sehingga jika frekuensi diperbesar, maka tegangan akan semakin besar pula.

Adapun rangkaian tapis tingkat satu adalah rangkaian yang terdiri dari satu buah kapasitor dan satu buah resistor

SIMPULAN

Pada percobaan kali ini, disumpulkan bahwa

pada rangkaian tapis RC lolos rendah , semakin besar

frekuensi yang diberikan, maka semakin kecil

tegangan outputnya. Sedangkan pada rangkaian In-

tegral RC, semakin besar frekuensi yang diberikan,

semakin membesar pula tegangan outputnya yang.

Berdasarkan gambar gelombang, pada rangkaian

tapis RC lolos rendah dan tinggi, semakin besar

frekuensinya maka semakin rapat gelombangnya,

namun antara kedua rangkaian memiliki karakteristik

gambar gelombang yang berbeda.

Adapun Taraf intensitas G(ω) dB menunjukkan

pada rangkaian tapis lolos rendah grafik bode-plot

semakin menurun, sedangkan pada rangkaian tapis

RC lolos tinggi grafik bode-plot semakin menaik. Hal

ini sudah sesuai dengan teorinya yang menunjukkan

kesesuaian arah grafik baik pada rangkaian tapis lolos

tinggi maupub rendah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah

SWT karena berkat rahmatNya penulis dapat

menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada Ibu Misbah, M.Pd

selaku dosen pembimbing. Penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada Meyrika Maharani selaku asisten

praktikum selama pengambilan data dan

pembimbingan pembuatan laporan. Serta tidak lupa

ucapan terimakasih ditujukan kepada kedua orang tua

yang selalu mendukung dan mendoakan. Terakhir

untuk teman-teman di kelompok yang telah

membantu banyak hal dalam menyelesaikan laporan

ini.

DAFTAR PUSTAKA[1] Maulana,Andi Ikhsan.“Rangkaian Penapis RC”.

diakses 18 November 2015. http://www.ilmusemes ta.com/2014/05/laporan-elektronika-rangkaian-penapis-rc.html?m=0.

[2] Misbah. 2015. Handout Elektronika daasar. Banjarmasin : Unlam.

[3] Sutrisno. 1986. Elektronika teori & penerapannya. Bandung: ITB.

[4] Syaiful.“Jurnal Rangkaian RC dan RL”, diakses 7 November2015. http://semutuyet.blogspot.com/ 2011/11/elektronika-1-modul-5-rangkaian-rc-dan.html.

[5] Tim Dosen Elektronika Dasar.2015.Penuntun praktikum elektronika dasar 1.Banjarmasin : Unlam

[6] -.”Rangkaian Penapis RC”.Diakses 18 November 2015. http://www.slideshare.net/mobile/bemfmipa/http1-32544266

9